Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
.1 Latar Belakang
klinisnya bervariasi dari asimtomatik sampai berat hingga mengancam jiwa. Dahulu
tepat karena sebenarnya kondisi ini dapat ditemukan di mana saja di seluruh dunia.
Seperti yang akan dijelaskan selanjutnya, beberapa tipe berbeda dari thalassemia
Pada tahun 1925, Thomas Cooley, seorang spesialis anak dari Detroit,
mendeskripsikan suatu tipe anemia berat pada anak-anak yang berasal dari Italia.
Beliau menemukan adanya nukleasi sel darah merah yang masif pada sapuan apus
darah tepi, yang mana awalnya beliau pikir sebagai anemia eritroblastik, suatu
keadaan yang disebutkan oleh von Jaksh sebelumnya. Namun tak lama kemudian,
Cooley menyadari bahwa eritroblastemia tidak spesifik dan esensial pada temuan ini
sehingga istilah anemia eritroblastik tidak dapat dipakai. Meskipun Cooley curiga
akan adanya pengaruh genetik dari kelainan ini, namun beliau gagal dalam
hipokromik ringan yang tak terjelaskan pada anak-anak keturunan Italia pada tahun
yang sama saat Cooley melaporan adanya bentuk anemia berat yang akhirnya
melaporkan adanya anemia ringan pada kedua orangtua dari anak yang mengidap
anemia Cooley. Anemia ini sangat mirip dengan kelainan yang ditemukan Riette.
Baru setelah itu anemia Cooley dinyatakan sebagai bentuk homozigot dari anemia
hipokromik mikrositik ringan yang dideskripsikan oleh Riette dan Wintrobe. Bentuk
anemia berat ini kemudian dilabelisasi sebagai thalassemia mayor dan bentuk
bahasa Yunani yaitu thalassa yang berarti ‘laut’ (mengarah ke Mediterania), dan emia, yang
.2 Tujuan
pada anak.
keperawatan.
.3 Manfaat
BAB II
LANDASAN TEORITIS
2.1.1 Definisi
kerusakan sel darah di dalam pembuluh darah sehingga umur eritosit menjadi
pendek (kurang dari 120 hari). Penyebab kerusakan tersebut adalah Hb yang
tidak normal sebagai akibat dari gangguan dalam pembentukan jumlah rantai
dan beta, sedangkan secara klinis dibedakan menjadi thalasemia mayor dan
dimana produksi satu atau lebih dari satu jenis rantai polipeptida terganggu
(Kosasih, 2001).
kerusakan sel darah merah di dalam pembuluh darah sehingga umur eritrosit
sel darah merah (eritrosit) sehingga umur eritrosit pendek (kurang dari 100
hari), yang disebabkan oleh defesiensi produksi satu , yang diturunkan dari
keduaβ dan α atau lebih dari satu jenis rantai orang tua kepada anak-
2.1.2 Etiologi
sebagian dari gen (ini terdapat terutama pada talasemia -a) atau mutasi noktah
adalah berkurangnya sintesis HbA dan eritropoesis yang tidak efektif disertai
menunjukkan adanya mutasi DNA pada gen sehingga produksi rantai alfa
merah. Jenis yang paling penting dalam praktek klinis adalah sindrom yang
Thalassemia-α
besar Asia. Delesi gen globin-α menyebabkan sebagian besar kelainan ini.
Terdapat empat gen globin-α pada individu normal, dan empat bentuk
thalassemia-α yang berbeda telah diketahui sesuai dengan delesi satu, dua,
Tabel 1. Thalassemia-α
o Pada tipe silent carrier, salah satu gen α pada kromosom 16 menghilang,
hanya ditemukan adanya jumlah eritrosit (sel darah merah) yang rendah
elektroforesis Hb, sehingga harus dilakukan tes lain yang lebih canggih. Bisa
mikrositosis tanpa penyebab yang jelas merupakan bukti yang cukup kuat
2. Trait thalassemia-α
o Trait ini dikarakterisasi dengan anemia ringan dan jumlah sel darah
merah yang rendah. Kondisi ini disebabkan oleh hilangnya 2 gen α pada satu
o Pada bayi baru lahir yang terkena, sejumlah kecil Hb Barts (γ4) dapat
ditemukan pada elektroforesis Hb. Lewat umur satu bulan, Hb Barts tidak
3. Penyakit Hb H
ikterus, dan jumlah sel darah merah yang abnormal. Pada sediaan apus darah
tepi yang diwarnai dengan pewarnaan supravital akan tampak sel-sel darah
merah yang diinklusi oleh rantai tetramer β (Hb H) yang tidak stabil dan
4. Thalassemia-α mayor
o Bentuk thalassemia yang paling berat, disebabkan oleh delesi semua gen
tidak satupun dari Hb ini terbentuk. Hb Barts (γ4) mendominasi pada bayi
yang menderita, dan karena γ4 memiliki afinitas oksigen yang tinggi, maka
o Kebanyakan dari bayi-bayi ini lahir mati, dan kebanyakan dari bayi yang
lahir hidup meninggal dalam waktu beberapa jam. Bayi ini sangat hidropik,
dengan gagal jantung kongestif dan edema anasarka berat. Yang dapat hidup
dengan transfusi.
Thalassemia-β
yang rendah. Mutasi yang terjadi sangat ringan, dan merepresentasikan suatu
thalassemia-β+.
dapat diidentifikasi pada individu heterozigot, tetapi gen untuk keadaan ini,
2. Trait thalassemia-β
Hb F, atau keduanya
anemia defisiensi besi dan mungkin diberi terapi yang tidak tepat dengan
preparat besi selama waktu yang panjang. Lebih dari 90% individu dengan
Kira-kira 50% individu ini juga mempunyai sedikit kenaikan HbF, sekitar 2-
normal dengan kadar HbF berkisar dari 5% sampai 15%, yang mewakili
ringan. Kadar Hb khas sekitar 2-3 gr/dL lebih rendah dari nilai normal
menurut umur.
dan seringkali bintik-bintik basofil. Sel target mungkin juga ditemukan tapi
e. MCV rendah, kira-kira 65 fL, dan MCH juga rendah (<26 pg).
tetapi tanda hemolisis biasanya tidak ada. Kadar besi serum normal atau
meningkat.
kedua kehidupan. Transfusi darah yang reguler diperlukan pada penderita ini
untuk mencegah kelemahan yang amat sangat dan gagal jantung yang
b. Pada kasus yang tidak diterapi atau pada penderita yang jarang menerima
dan hemosiderosis. Pada penderita yang lebih tua, limpa mungkin sedemikian
hipersplenisme sekunder.
d. Pertumbuhan terganggu pada anak yang lebih tua; pubertas terlambat atau
termasuk aritmia dan gagal jantung kongestif kronis yang disebabkan oleh
banyak ditemukan poikilosit yang terfragmentasi, aneh (sel bizarre) dan sel target.
Sejumlah besar eritrosit yang berinti ada di darah tepi, terutama setelah splenektomi.
pasca splenektomi. Kadar Hb turun secara cepat menjadi < 5 gr/dL kecuali mendapat
transfusi. Kadar serum besi tinggi dengan saturasi kapasitas pengikat besi (iron
binding capacity). Gambaran biokimiawi yang nyata adalah adanya kadar HbF yang
3.1.2 Patofisiologi
gangguan produksi rantai globin. Penurunan produksi dari satu atau lebih
Karena dua tipe rantai globin (α dan non-α) berpasangan antara satu sama
lain dengan rasio hampir 1:1 untuk membentuk Hb normal, maka akan terjadi
produksi berlebihan dari rantai globin yang normal dan terjadi akumulasi
rantai tersebut di dalam sel menyebabkan sel menjadi tidak stabil dan
suatu tanda khas pada semua bentuk thalassemia. Karena alasan ini, pada
Reduksi bervariasi dari mulai sedikit penurunan hingga tidak diproduksi sama
hipokromik mikrositik. Hal ini berlaku hampir pada semua bentuk anemia
yang disebabkan oleh adanya gangguan produksi dari salah satu atau kedua
komponen Hb : heme atau globin. Namun hal ini tidak terjadi pada silent
carrier, karena pada penderita ini jumlah Hb dan indeks sel darah merah
mengintervensi divisi sel normal, dan bertindak sebagai benda asing sehingga
terjadinya destruksi dari sel darah merah. Tingkat toksisitas yang disebabkan
oleh rantai yang berlebihan bervariasi berdasarkan tipe dari rantai itu sendiri
mengenali dengan baik proses fisiologis dari produksi rantai globin pada
orang sehat atau normal. Suatu unit rantai globin merupakan komponen utama
menghasilkan Hb. Dua pasangan berbeda dari rantai globin akan membentuk
dari dua rantai globin α (atau mirip-α) dan dua rantai globin non-α.
dewasa primer (Hb A) dibentuk dari α2β2. Hb fisiologis yang ketiga, Hb A2,
Patofisiologi seluler
tahun-tahun pertama kehidupan, dan rantai β pada usia yang lebih dewasa.
(β4). Perbedaan dasar pada dua tipe utama ini mempengaruhi perbedaan besar
prekursor sel darah merah. Sebagai tambahan, sel-sel yang bertahan yang
yang berlebih) akan mengalami hemolisis; hal ini berarti bahwa baik
dengan thalassemia-β.
dari rantai γ, yang mampu untuk berpasangan dengan sebagian rantai α yang
Ikatan dengan sebagian rantai berlebih tidak diragukan lagi dapat mengurangi
berat, menimbulkan mekanisme lain untuk melindungi sel darah merah pada
menyebabkan ekspansi tulang berat dan deformitas. Baik penyerapan besi dan
klinis dan manifestasi laboratorium dari penyakit ini. Sel darah merah
dengan adanya hematopoesis sebagai respon dari anemia yang tidak diterapi,
terjadinya hipersplenisme.
secara teratur, maka ekspansi luas dari sumsum tulang akibat eritropoesis
sumber besi tambahan secara teori hanya akan lebih merugikan pasien.
Namun, hal ini bukanlah masalah yang sebenarnya, karena penyerapan besi
diregulasi oleh dua faktor utama : eritropoesis inefektif dan jumlah besi pada
pada absorpsi besi di usus dan resirkulasi besi oleh makrofag. Hal ini terjadi
besi.
besi menurun akibat meningkatnya jumlah hepsidin. Namun, hal ini tidak
Efek hepsidin terhadap siklus besi dilakukan melalui kerja hormon lain
makrofag menuju plasma dan menghantarkan besi dari plasenta menuju fetus.
yang memiliki jumlah besi yang sama memiliki jumlah ferritin yang berbeda
sesuai dengan apakah mereka mendapat transfusi darah teratur atau tidak.
Thalesemia
beratnya gejala klinis mayor, intermedia dan minor atau trait (pembawa sifat).
hati dan limpa, perubahan pada tulang karena hiperaktivitas sumsum merah
berupa deformitas dan faktor spontan, terutama kasus yang tidak atau kurang
tidak terganggu. IQ kurang baik apabila tidak mendapat tranfusi darah secara
Anemia biasanya berat dan biasanya mulai muncul gejalanya pada usia
beberapa bulan serta menjadi jelas pada usia 2 tahun. Ikterus jarang terjadi
dan bila ada biasanya ringan. Talasemia -bo homozygot pada umumnya
klinisnya lebih baik dan gejala lebih ringan daripada talasemia mayor. Pada
Pada talasemia trait umumnya tidak dijumpai gejala klinis yang khas.
Hanya di dapat kelainan pada eritrosit dan atau hanya sebagian dari gejala
mayor Hb dalam hal ini terdiri dari HbE, HbF dan apabila ada Hb A1 dalam
lama perut membuncit karena splenomegali. Karena itu setiap anak dengan
pucat (terutama bila anemia berat), fragil, mungkin juga ditemukan PEM I
mongoloid dengan hipertolerisme, nasal bridge pesek; pada anak yang agak
besar mulut tonggos (rodent like mouth) akibat maksila yang lebih menonjol,
patologik, ulkus kronik ditungkai bawah seperti pada anemia hemolitik kronik
yang lain sebagai akibat dari ekspansi eritropoesis. Terjadi distorsi tulang –
tulang muka sehingga dahi menonjol, mulut tonggos, pertumbuhan gigi tidak
teratur.
penderita yang sering mendapat tranfusi (sampai > 100 kali) dan tidak
Pada Rontgen tulang kepala tampak gambaran “hair on end” korteks tipis
bahkan tak tampak, diploe tampak seperti garis – garis tegak lurus pada
1. Darah tepi
adalah sel darah merah yang masih berinti sehingga ikut terhitung pada
pada sebenarnya)
- Retikulosit meninggi
asidofil.
3. Pemeriksaan Khusus
4. Pemeriksaan Lain
2.1.8 Penatalaksanaan
Medikamentosa
darah.
melalui pompa infus dalam waktu 8-12 jam dengan minimal selama
II. Bedah
terjadinya ruptur
III. Suportif
Transfusi darah :
2.1.9 Komplikasi
Akibat anemia yang berat dan lama, sering terjadi gagal jantung. Transfusi
dalam darah tinggi, sehingga ditimbun dalam berbagai jaringan tubuh seperti
hepar, limpa, ku.lit, jantung dan lainnya. Hal ini dapat mengakibatkan
gangguan fungsi alat tersebut. Limpa yang besar mudah rupture akibat trauma
and arrhythmias.
kehamilan.
2.2.1 Pengkajian
B. Umur
• Pada penderita thalasemia mayor yang gejala klinisnya jelas, gejala telah
alat transport.
E. Pola Makan
F. Pola Aktivitas
• Anak terlihat lemah dan tidak selincah anak seusianya. Anak lebih
orang tua juga mempunyai gen thalasemia. Jika iya, maka anak beresiko
adanya faktor resiko talasemia. Apabila diduga ada faktor resiko, maka
ibu perlu diberitahukan resiko yang mungkin sering dialami oleh anak
setelah lahir.
• KU = lemah dan kurang bergairah, tidak selincah anak lain yang seusia.
(hidung pesek tanpa pangkal hidung), jarak mata lebar, tulang dahi
terlihat lebar.
(hepatospek nomegali).
bawah normal
• Pertumbuhan organ seks sekunder untuk anak pada usia pubertas tidak
tercapai dengan baik. Misal tidak tumbuh rambut ketiak, pubis ataupun
kumis bahkan mungkin anak tidak dapat mencapai tapa odolense karena
• Kulit, Warna kulit pucat kekuningan, jika anak telah sering mendapat
transfusi warna kulit akan menjadi kelabu seperti besi. Hal ini terjadi
meningkatkan
- Timbang Berat badan pemasukan juga
setiap hari mencegah distensi gaster
- Membantu membuat
Setelah diberikan tindakan - Beri makanan sedikit rencana diet
keperawatan selama 3 x 24 jam tapi sering dan atau - Menigkatkan masukan
keluarga dapat mengatasi dan makan diantara waktu protein dan kalori
4 mengendalikan stress yang terjadi makan
pada keluarga dengan criteria : - Keluarga paham dengan
kondisi anak dan dapat
- Keluarga menerima kondisi
Koping Keluarga tidak - Konsul ahli gizi menerima sesuai keadaan
anaknya
efektif b.d dampak - Orang terdeklat
- Menunjukkan tingkah laku koping
penyaklit anak - Beri obat/suplemen memerlukan dukungan
yang positip
terhadap fungsi vitamin sesuai order yg terus menerus dg
keluarga berbagai masalah yg
- Jelaskan kondisi anak dihadapi akan
sesuai realita dan beri meningkatkan dlm
dukungan pada mengatasi penyakit untuk
keluarga memudahkan proses
- Berikan adaptasi
waktu/dengarkan hal- - Dukungan keluarga thd
hal yang mejadi anak dapat meningktkan
keluhan keluarga harapan anak
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
sampai Asia Tenggara. Thalassemia memiliki dua tipe utama berdasarkan rantai
globin yang hilang pada hemoglobin individu yaitu Thalassemia-α dan thalassemia-
β, yang nantinya akan dibagi lagi menjadi beberapa subtipe berdasarkan derajat
gejala, sedangkan homozigot atau gabungan heterozigot gejalanya lebih berat dari
thalassemia α dan β. Terapi thalassemia antara lain adalah terapi transfusi, terapi
masing terapi memiliki kriteria dan efek samping tertentu sehingga perlu
untuk skrining dan pemahaman terhadap penderita. Sampai saat ini, penderita
thalassemia yang berat biasanya tidak dapat bertahan hingga mencapai usia dewasa
DAFTAR PUSTAKA
Behrman, Kliegman, Arvin. Nelson : Ilmu Kesehatan Anak Volume 2. Edisi ke-15.
Jakarta : EGC ; 1996
http://askep-askeb.cz.cc/2010/08/asuhan-keperawatan-talasemia.html
http://www.docstoc.com/docs/28719352/LP-TALASEMIA
Kosasih, E.N. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi ketiga. Jakarta:
Balai Penerbit FKUI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan pada ALLAH SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
tepat waktu.
kuliah Keperawatan anak II. Adapun kata-kata yang terdapat dalam makalah ini penulis
ambil dari sumber-sumber referensi yang berkaitan dengan judul yang telah ditentukan.
Berkenaan dengan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada Ns.
Hanifah, S.Kep sebagai dosen pengajar mata kuliah Keperawatan Anak II yang telah
wawasan dan pengetahuan bagi penulis. Tak lupa penulis juga menyampaikan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah
ini.
banyak wawasan dan pengetahuan. Diharapkan juga makalah ini dapat menunjang
kelengkapan syarat penilaian mata kuliah psikiatri. Disamping itu, penulis mohon maaf
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................
KATA PENGANTAR............................................................................................ .
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Tujuan....................................................................................................... 2
C. Manfaat..................................................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI
1. Konsep Teori Thalesemia
A. Definisi..................................................................................................... 3
B. Etiologi..................................................................................................... 4
C. Klasifikasi Thalesemia............................................................................. 5
D. Patofisiologi............................................................................................. 13
E. WOC........................................................................................................ 22
F Manifestasi Klinis..................................................................................... 23
G. Pemeriksaan Penunjang........................................................................... 25
H. Penatalaksanaan....................................................................................... 27
I. Komplikasi............................................................................................... 28
2. Asuhan Keperawatan teoritis
A. Pengkajian................................................................................................ 29
B. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul....................................... 31
C. Rencana Asuhan Keperawatan................................................................. 33
BAB III Tinjauan Kasus........................................................................................... 36
BAB IV Penutup
A. Kesimpulan.............................................................................................. 46
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 47
MAKALAH
Keperawatan Anak II
Dosen
Ns. Hanifah, S.Kep
Dissun Oleh :
MEILTHA SURYAWAN
(0726010046)
TIA UTARI (0726010042)
2010