You are on page 1of 2

Abstraksi

Dalam pembuatan kartun 2 dimensi sering kali kita temui sebuah background harus
digambar berkali-kali, walaupun sebenarnya gambar tersebuat dalam satu scene yang
sama. Ini akan lebih sulit bila dalam scene tersebut memiliki set tempat yang rumit
contohnya seperti sebuah jalan yang penuh dengan bangunan. Ini tentu saja akan
sangat menghabat produksi. Masalah lain yang mungkin timbul adalah
kekonsistensian dalam pembuatan background. Hal ini mungkin terjadi apa bila
penyampaian konsep awal latar tidak tersampaikan dengan baik ke pembuat latar atau
background. Ini bisa menimbulkan ketimpangan dalam komposisi akhir dari film
kartun yang dibuat.
Dengan teknologi yang ada sekarang, hal tersebut dapat diatasi dengan membuat
background atau latar secara 3 dimensi. Dengan cara tersebut kita hanya perlu
membuat gambar latar 1 kali dan hasil gambar tersebut dapat digunakan berkali-kali
tanpa perlu menggambar ulang . Cara ini juga juga dapat diterapkan untuk objek-
objek lain selain background contohnya seperti kendaraan atau objek bergerak lainya.
Ini akan membuat film kartun akan terlihat lebih dinamis. Penggunaan teknologi 3
dimensi tidak hanya untuk pengambaran saja, tapi bisa juga dipakai pada saat
pembuatan storyboard dan bahakan saat memperkenalakan karakter atau objek-objek
yang akan muncul di dalam film kartun.
Penerapan teknologi seperti ini sebenarnya bukan hal yang baru. Beberapa film
kartun yang beredar saat ini Sudah menggunakan cara seperti ini. Di antaranya adalah
"Avatar Legend of Aang" menerapkan teknologi ini untuk pembuatan kendaran
perang dari negara api, mulai dari tank sampai kapal udara negara api. Ini membuat
kartun terlihat lebih dinamis.
Teknologi ini bukanya tanpa kelemahan. software 3 dimensi yang ada di pasaran saat
ini harganya cendrung tinggi. Dan belum tentu kita dapat belajar menggunakanya
dengan mudah. Ada beberapa software 3D dipasaran yang merupakan program open
source, tetapi kendala utamanya adalah minimnya panduan tentang software jenis ini.
Contohnya "Blender" saat ini hampir kita tidak bisa menemukan buku panduan di
toko buku tentang software ini. Padahal fitur yang ada sangat baik tidak kalah dengan
software berbayar seperti "3D Max","Cinema4D" dan lain lain. Saat ini panduan yang
bisa diandalkan adalah Video Tutorial yang ada di YouTube dengan segala
kualitasnya. Tetapi itu tidak berlaku untuk semua software 3D. Salah satu contohnya
adalah Google SketchUp.
Google SketchUp sebenarnya adalah software CAD untuk arsitektur. Software ini
terdiri dari 2 versi yaitu free dan pro. Versi tersebut tidak memiliki perbedaan
signifikan dalam kemampuanya dalam menggambar objek. Perbedaan versi tersebut
hanya pada kemampunya untuk mempersentasikan hasil desain dengan rinci yang
dikhususkan pada bidang arsitektur dan kemampuanya dalam export dan import
dengan tipe file yang lebih banyak. SketchUp sangat mudah digunakan bahakan oleh
pemula. Buku panduannya juga tidak terlalu sulit dicari. Bahkan di YouTube terdapat
official video training dengan kualitas panduan yang cukup baik. Keuntungan lain
dari sofwere ini adalah adanya Google 3D Warehouse. Ini memungkinkan kita tidak
perlu melakukan modeling sama sekali. Di Google 3D Warehouse kita dapat
mendapatkan model 3d secara gratis. Di Google 3D Warehouse banyak pengguna
mengunggah model mereka yang dibuat menggunakan Google SketchUp untuk dapat
digunakan setiap orang.
Dengan adanya sofware 3D yang mudah digunakan dan dengan tidak mengeluarkan
biaya yang terlalu besar, diharapkan pembuatan film kartun 2d dengan bantuan
teknologi 3d akan bisa lebih cepat dan dengan hasil yang lebih baik. Sebagai contoh
implementasi dari pemanfaatan teknologi ini akan memanfaatkan studi kasus
“SRIKANDI: Adegan Perampokan” dengan durasi 15-30 menit. Di mana adegan
tersebut terletak di perkotaan yang padat dengan gedung serta pernak-pernik khas
sebuah kota.

You might also like