Professional Documents
Culture Documents
Dirangkum dari wawancara Metro TV dengan Alwi Shahab (Ahli Sejarah Betawi) dan
Ridwan Saidi (Budayawan Senior Betawi) pada acara Metro Pagi.
Catatan:
Penjelasan: Sebenarnya, nama Tanjung Priok berasal dari abad ke-1 Masehi, ketika itu
masyarakat pribumi yang masih primitif dan belum mengenal perahu layar yang besar
menyebut perahu bangsa China dan Arab dengan nama Sampan Priok, yang artinya
Periuk raksasa. Perahu-perahu itu bersandar di pantai yang luas, sehingga disebut
Tunjung Periok, artinya Tanah tempat Periuk besar. Pada abad-abad selanjutnya,
secara kebetulan pula perdagangan meningkat, masyarakat setempat yang banyak
menjadi pengrajin Periuk menimbun barang dagangan mereka di atas rakit-rakit
bambu di pantai.
2. Habib Al-Haadad lahir pada 1727 dan wafat pada 1756 adalah hoax.
Penjelasan: Habib Al-Haadad adalah keturunan ketiga (cicit) dari Sultan Hamid dari
Palembang. Sultan Hamid sendiri wafat pada 1820 dalam usia 70 tahun (lahir 1750).
Bagaimana mungkin cicit lahir terlebih dulu daripada kakek buyut?
3. Habib Al-Haadad sebagai salah satu penyiar agama di Jawa adalah hoax.
Penjelasan: Habib Al-Haadad memang berniat untuk melakukan syiar agama di Pulau
Jawa. Dia mendengar kisah Faletehan dan Para Wali, sehingga merasa terpanggil untuk
datang ke Jawa.
Pada usia yang sangat muda ia berangkat ke Nusa Kelapa (Jakarta). Tapi di tengah
perjalanan kapalnya karam, dan diapun selamat karena tertolong periuk yang
dipakainya buat menopang sampai ke pantai. Setibanya di pantai, dia ditolong
masyarakat. Diapun mengakui bahwa dia keturunan Sultan Palembang yang ingin
melakukan syiar di Jawa. Mendengar hal itu masyarakat setempat menjadi senang,
karena kebetulan mereka membutuhkan seorang habib untuk mendampingi Para Habib
di Priok.
Dia sendiri tidak pernah melakukan syiar agama ke mana-mana. Dia hanya menjadi
penceramah agama di daerah Tanjung Priok sampai meninggal setahun setelah selamat
dari tenggelam itu.
Penjelasan: Habib Al-Haadad adalah Habib ke-11 yang dimakamkan di sana. Habib
pertama yang dikubur di sana adalah Habib Abdullah bin Alatas, seorang Habib dari
Kebun Jeruk yang meninggal pada 1760. Selanjutnya masih ada 9 Habib lainnya
sebelum terakhir adalah Mbah Priok. Yang paling terkenal dari 11 itu adalah Habib Luar
Batang yang hidup pada masa bersamaan dengan Habib Al-Haadad. Habib Luar Batang
sangat dihormati oleh orang Betawi, bahkan narasumber (Ridwan Saidi) diberi nama
Ridwan oleh Habib Luar Batang ini pada awal abad ke-19.
Kecuali (orang yang mengaku) sebagai Ahli Waris Habib Al-Haadad, justru mengajukan
Surat Hak Eigendoom.
Penjelasan: Habib Al-Haadad sampai saat wafatnya belum pernah menikah, apalagi
sampai punya keturunan, sehingga dipertanyakan, siapa sebenarnya orang-orang yang
mengaku ahli warisnya?
Pada akhir wawancara, Alwi Shahab meminta agar masalah Makam Mbah Priok jangan
dikait-kaitkan dengan sejarah yang justru menjadi pengaburan sejarah.
Bila ada yang merasa sebagai ahli waris dan menganggap memiliki tanah tersebut,
silakan ditempuh jalur hukum, dan jangan mengaitkannya dengan sejarah, karena
mereka tahu persis bahwa banyak sejarah yang dilencengkan pada kasus Makam Mbah
Priok ini.
Lampiran
dengan ahli waris makam Mbah Priok yang berujung terjadinya insiden berdarah pada
Rabu (14/4) lalu. Jumat (23/4), Komnas HAM memanggil Badan Pertanahan Nasional
(BPN) wilayah DKI Jakarta dan Jakarta Utara untuk membicarakan dokumen
kepemilikan tanah yang diklaim oleh kedua belah pihak yang yang berseteru tersebut.
Dalam pertemuan yang berlangsung tertutup selama lebih dari dua jam itu, hadir
Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) BPN DKI Jakarta, Muhammad Ikhsan serta Kepala
BPN Jakarta Utara Cecep Bagya. Sedangkan dari pihak Komnas HAM hadir Nurkholis,
Ahmad Baso, dan Johny Nelson Simanjuntak.
Ia memaparkan, tujuh petunjuk awal itu merupakan kronologis tentang keluarnya surat
kepemilikan tanah yang diklaim oleh kedua belah pihak. Awalnya, ahli waris makam
Mbah Priok berpegang pada surat Eigendom Verponding (tanah negara) yang
dikeluarkan pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1934 atas nama Said Zen bin
Muhammad Al Haddad. Selanjutnya Zen memperoleh surat Izin Mendirikan Bangunan
(IMB) dari pemerintah Belanda. “Keluarnya surat ini diperkirakan digunakan untuk
membangun pendopo yang ada di areal makam Mbah Priok saat ini,” katanya.
Kemudian, pada tahun 1979 keluar Keputusan Presiden (Keppres) yang intinya
menyatakan tanah yang masih berdasarkan surat pemerintah Belanda harus
didaftarkan ulang ke pemerintah Indonesia. Jika tidak tanah itu milik negara. “Karena
saat itu ahli waris tidak kunjung mendaftarkan, tanah di makam Mbah Priok itu
dianggap milik negara,” bebernya.
Sebab itu, pada tahun 1986, PT Pelindo II mengajukan Hak Pengelolaan Lahan (HPL)
ke pemerintah. Surat HPL dari pemerintah kepada PT Pelindo II itu keluar pada tahun
1987. Sejak saat itu PT Pelindo II, mengelola tanah seluas 145 hektar itu.
Namun pada tahun 1999, ahli waris makam Mbah Priok mengajukan Surat Keterangan
Pendaftaran Tanah (SKPT) guna memperoleh dokumen sah kepemilikan tanah itu. Tapi
anehnya SKPT Nomor 8477 tahun 1999 itu tidak pernah terdaftar dalam arsip BPN
Jakarta Utara. “Untuk itu Komnas HAM berniat menyelidiki keabsahan SKPT itu dengan
mengujinya di Puslabfor Mabes Polri. Kita kan minta bantuan Puslabfor Mabes Polri
untuk mengujinya karena tidak terdaftar di BPN Jakarta Utara,” tandasnya.
Beri tanggapan
Nama *
Email *
Situs web
Your response:
Kirim Komentar
Kategori
Arkeologi Museum
TRANSLATOR
DAFTAR ISI
Cari
ARSIP TULISAN
Mei 2010
April 2010
Maret 2010
Februari 2010
KATEGORI TULISAN
Arkeologi
Museum
BLOG ARKEOLOGIKU
Arkeologi Publik
Berita Arkeologi
Ilmu Arkeologi
Jejak Arkeologi
Warta Arkeologi
BLOG INTERNASIONAL
BLOG MUSEUMKU
BLOG NUMISMATIKKU
Ilmu Numismatik
Pengetahuan Numismatik
BLOG RAMALANKU
Ramalan (1)
Ramalan (2)
Ramalan (3)
Antara
Kompas
Media Indonesia
Republika
Sinar Harapan
Suara Pembaruan
Warta Kota
FACEBOOK SAYA
Djulianto Susantio
APRESIASI ANDA
SAHABAT ARKEO
orang
ASAL PENGUNJUNG
KOMENTAR ANDA
Ditemukan di…
hurahura on Candi
LANGGANAN SUREL
Daftar!
KLIK TERTINGGI
hurahura.files.wordpress.…
hurahura.files.wordpress.…
mediaindonesia.com
hurahura.files.wordpress.…
hurahura.files.wordpress.…
translate.google.com/tran…
hurahura.files.wordpress.…
hurahura.files.wordpress.…
s06.flagcounter.com/more/…
translate.google.com/tran…
BACK TO TOP
Back to Top