You are on page 1of 3

Keynote Speech Ketua Bapepam

TEMU WICARA ANGGOTA AEI

Ballroom, Grand Hyatt Hotel, Jakarta, 12 Agustus 1998

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Para pengurus Asosiasi Emiten Indonesia yang kami hormati, para anggota dan hadirin sekalian
yang berbahagia.

Pertama-tama marilah kita mengucapkan puji dan syukur ke hadapan Allah Subhanahu Wata'ala,
karena hanya dengan perkenannya saja kita dapat berkumpul di sini pada hari ini.

Saudara-saudara sekalian,

Kehadiran kami di sini pada hari ini adalah untuk memenuhi undangan Pengurus Asosiasi Emiten
Indonesia dalam rangka temu wicara para pengurus, anggota asosiasi, serta direksi Bursa Efek
Jakarta, berkaitan dengan masalah yang sedang kita hadapi di Pasar Modal Indonesia. Menurut
hemat kami pertemuan ini dilaksanakan tepat pada waktunya di mana kita secara bersama-sama
mencoba mencari terobosan-terobosan untuk mengatasi berbagai masalah di hadapan kita.

Kita semua telah merasakan bahwa krisis moneter yang kemudian diikuti oleh krisis ekonomi yang
sedang kita hadapi dewasa ini telah memberikan dampak yang kurang menguntungkan terhadap
upaya-upaya yang telah kita laksanakan dalam rangka pengembangan pasar modal di Indonesia.
Karena pasar modal adalah suatu sub sistem yang bersifat dependent terhadap sistem
perekonomian secara keseluruhan, maka akibat dari krisis-krisis tersebut secara langsung tercermin
di dalam kegiatan pasar modal. Dari segi kegiatan di bursa misalnya, kita telah melihat dampak
langsung sejak krisis tersebut terjadi, yaitu adanya penurunan Indeks Harga Saham Gabungan,
semakin menipisnya volume dan nilai perdagangan, serta semakin menurunnya kapitalisasi pasar.
Dari sisi Emiten sendiri, dampaknya secara gamblang dapat terlihat dari performance keuangan
perusahaan seperti yang tercermin di dalam laporan keuangan Emiten.

Akan tetapi perlu kiranya kita sadari pula bahwa kondisi ini sebagai akibat dari snowball effect yang
dipicu oleh kondisi perekonomian regional yang bermula dari krisis ekonomi yang dihadapi oleh
Thailand awal tahun 1997 yang lalu. Snowball effect tersebut telah menggoyahkan sendi-sendi makro
ekonomi kita, sedemikian rupa sehingga bagaikan tubuh manusia, semua organ-organ perekonomian
kita merasakan akibatnya. Kita sedang menghadapi suatu extraordinary situations sehingga untuk
mengatasinya pun kita perlu mengambil langkah-langkah yang menuju pada extraordinary solutions.

Dalam hubungannya dengan masalah delisting, beberapa waktu yang lalu Bapepam telah
mengundang Komisaris dan Direksi Bursa Efek Jakarta untuk membahas jalan keluar dari
permasalan tersebut, khususnya untuk Emiten yang menurut peraturan yang ada, terkena
kemungkinan delisting. Setelah memperoleh penjelasan dari Direksi BEJ, kami telah memberikan
tanggapan agar penerapan peraturan delisting tidak dilakukan seperti sebuah "check list", akan tetapi
melalui penerapan yang sangat bijaksana dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu berdasarkan
kondisi yang ada sekarang. Komisaris dan direksi Bursa juga telah diminta untuk memegang satu
prinsip yaitu: langkah-langkah strategis yang diambil semata-mata dimaksudkan untuk dapat
membantu Emiten agar sahamnya tidak sampai terkena delisting. Hal ini karena kemungkinan
terkenanya kriteria delisting atas Emiten tersebut bukan semata-mata disebabkan oleh kesalahan di
dalam pengelolaan, melainkan terutama disebabkan oleh karena efek langsung maupun tidak
langsung dari kondisi perekonomian Indonesia secara keseluruhan. Kalau perlu, peraturan delisting
yang berlaku sekarang dapat ditinjau kembali sehingga memihak kepada upaya penyelamatan dan
usaha-usaha agar delisting terhadap Emiten yang sahamnya sudah tercatat di Bursa sedapat
mungkin dihindari. Delisting hanya dikenakan terhadap perusahaan yang secara de facts sudah
"dikosongkan" melalui tindakan rekayasa yang tidak terpuji dan melanggar hukum.
Setiap pihak diminta untuk memiliki "sense of crisis" yang tinggi menghadapi situasi perekonomian
yang sulit akhir-akhir ini. Yang lebih penting lagi adalah agar semua pihak saling mendukung upaya-
upaya yang sedang dan akan ditempuh untuk meningkatkan kinerja pasar modal Indonesia.
Pemerintah akan menempuh setiap langkah yang dipandang perlu agar pasar modal Indonesia tetap
exist dan terselamatkan dari krisis yang sedang terjadi.

Untuk menanggapi permintaan pasar dalam menghadapi krisis yang sedang terjadi ini, Bapepam
sebagai lembaga pengawas pasar modal, sedang melakukan penelaahan yang mendalam dan
seksama atas beberapa langkah strategis yang dimaksudkan untuk memberikan peluang-peluang
dan kemudahan-kemudahan bagi perusahaan dalam rangka melakukan restrukturisasi. Beberapa
langkah strategis dimaksud dapat kami ungkapkan antara lain sebagai berikut:

Pertama, Bapepam dan instansi terkait lainnya sedang mempelajari langkah-langkah restrukturisasi
untuk meningkatkan struktur permodalan tanpa penyetoran baru. Untuk tujuan ini, sedang dipelajari
kemungkinan dilakukannya revisi atas peraturan revaluasi aktiva tetap serta aspek perpajakannya
serta kemungkinan-kemungkinan melakukan konversi atas utang menjadi utang konversi (convertible
bonds) atau menjadi saham. Dalam hubungan ini sedang dirumuskan hal-hal yang berkenaan
dengan tidak diberlakukannya ketentuan pre-emptive rights dalam proses tersebut. Termasuk di
dalam kerangka ini adalah mencari terobosan-terobosan baru yang berkaitan dengan merger atau
penggabungan perusahaan.

Kedua, Bapepam juga sedang melakukan penelaahan untuk melakukan revisi yang substansial
terhadap beberapa peraturan Bapepam khususnya yang menyangkut prosedur-prosedur. Sebagai
contoh, Bapepam sedang merevisi prosedur right issue sedemikian rupa sehingga waktu yang
dibutuhkan akan sangat dipersingkat dari yang semula memakan waktu lebih dari 100 hari menjadi
hanya sekitar 40 hari. Tidak tertutup kemungkinan bahwa revisi yang sama juga akan dilakukan
terhadap proses penawaran saham perdana (initial public offering - IPO) apabila hal ini dipandang
perlu. Akan tetapi perlu digarisbawahi bahwa dalam rangka melindungi kepentingan investor, yang
disempurnakan adalah prosedurnya sementara kualitas informasi serta aspek keterbukaan tetap
dipertahankan dan bahkan terus ditingkatkan.

Ketiga, Bapepam juga sedang mempertimbangkan mengeluarkan peraturan-peraturan baru berkaitan


dengan kemungkinan bagi Emiten untuk melakukan private placement serta kemungkinan pembelian
kembali saham (buy back) dengan tetap mengacu kepada peraturan perundang-undangan yang
berlaku, khususnya Undang-undang tentang Perseroan Terbatas. Di samping itu, dengan akan
diberlakukannya PERPU tentang Kepailitan, sedang disiapkan pula ketentuan tentang kewajiban
kreditur untuk melaporkan setiap pengajuan kepailitan atas perusahaan publik pada saat yang
bersamaan dengan pengajuan permohonan kepada Panitera di Pengadilan Niaga. Hal ini
dimaksudkan guna menjaga keterbukaan informasi di pasar modal. Demikian pula merger
perusahaan yang bergerak di bidang industri sekuritas sedang diupayakan agar berlaku prinsip "tax
neutral".

Disamping langkah-langkah di atas, Bapepam juga telah meminta kepada Komisaris dan Direksi
lembaga-lembaga Self Regulatori Organization atau SRO di lingkungan pasar modal untuk juga
mengambil langkah-langkah yang dipandang perlu untuk meningkatkan kualitas perdagangan yang
teratur, wajar dan efisien. Dalam hal ini, Bapepam telah meminta pihak-pihak yang bersangkutan
untuk membuat kerangka waktu (time frame) yang pasti dalam hubungannya dengan rencana
perdagangan tanpa warkat (scripless trading) serta rencana merger BEJ dan BES. Dalam hal
scripless, posisi Bapepam adalah bahwa pemilihan sistem yang akan digunakan diserahkan
sepenuhnya kepada pihak pihak yang terkait, dengan syarat bahwa sistem tersebut telah lulus uji dan
aman karena nilai asset yang akan dikelola sangat besar dan berskala nasional. Dalam hubungannya
dengan merger BEJ dan BES, Bapepam menyerahkan sepenuhnya kepada keputusan para
pemegang saham dengan tetap memperhatikan visi bursa dan keekonomian keberadaan satu atau
dua bursa.

Saudara-saudara sekalian.
Pada kesempatan ini perlu juga kami kemukakan bahwa bulan Agustus selalu mempunyai arti
penting bagi pasar modal Indonesia karena pada bulan inilah 21 tahun yang lalu, Presiden RI telah
meresmikan diaktifkannya kembali kegiatan pasar modal di Indonesia. Pada tahun ini, dengan
memperhatikan kondisi yang ada, keluarga besar pasar modal Indonesia juga merayakan peristiwa
tersebut dengan melakukan beberapa kegiatan dengan motto: murah, meriah, dan massal. Sebagai
puncak dari seluruh kegiatan tersebut, pada tanggal 25 Agustus 1998 yang akan datang akan
diselenggarakan satu seminar sehari bertempat di Hotel Borobudur Jakarta. Tema yang kita pilih
adalah "OVERCOMING THE CURRENT ECONOMIC DOWNTURN'. Konferensi tersebut akan
dibuka secara resmi oleh Bapak Menteri Keuangan, dan para pembicara kunci telah menyatakan
kesediaan mereka. Panitia konferensi telah mulai melaksanakan kegiatannya. Undangan telah mulai
disebarkan dan salah satu target kita adalah mengundang para fund managers dari luar negeri agar
mereka dapat secara langsung menyaksikan aktivitas kegiatan perekonomian kita yang
sesungguhnya. Tujuan utama kita adalah satu, yaitu: mengembalikan kepercayaan investor terhadap
pasar modal Indonesia khususnya dan terhadap perekonomian kita pada umumnya, baik investor
lokal dan terutama investor luar negeri.

Saudara-saudara sekalian,

Apakah kontribusi yang diharapkan dari pengurus AEI dan para anggotanya? Marilah kita
menyatukan langkah agar upaya-upaya yang telah kami ungkapkan di atas dapat berjalan dengan
baik dan memberikan dampak yang positif dalam upaya kita untuk terus memajukan pasar modal
dalam keadaan yang sukar ini. Kita harus yakin dan percaya bahwa apabila kita dapat bertahan
dalam kondisi sukar, kita akan segera dapat menyongsong "economy recovery" diambang pintu.
Memajukan Pasar Modal adalah memajukan Republik Indonesia mengingat begitu relevannya
peranan pasar modal dalam pembangunan perekonomian nasional.

Demikianlah sambutan kami. Sekali lagi kami ucapkan terimakasih kepada pengurus Assosiasi
Emiten Indonesia disertai harapan semoga temu wicara hari ini memberikan manfaat yang sebanyak-
banyaknya bagi para anggota dan pasar modal Indonesia.

Wabillahi Taufik Wal Hidayah, Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Jakarta, Agustus 1998

You might also like