Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Taufik dan Hidayah-Nya, karena berkat Rahmat dan Hidayah-Nya penyusun telah
dapat menyelesaikan salah satu syarat kurikulum PTK AKAMIGAS-STEM tahun
akademik 2008/2009, dimana setiap mahasiswa diwajibkan Praktek Kerja
Lapangan yang diselenggarakan mulai tanggal 23 Februari 2009 sampai dengan
tanggal 20 Maret 2009 dan membuat Kertas Kerja Wajib sebagai salah satu
persyaratan untuk menempuh ujian negara.
Adapun Kertas Kerja Wajib yang berjudul : “Kontrol Motor Listrik
Low Voltage Pada MCC 01EE1128A di PT. Pertamina (Persero) RU-IV
Cilacap ” telah dapat penulis selesaikan dengan baik.
Kertas Kerja Wajib ini dapat diselesaikan berkat saran, serta bantuan
pemikiran dari berbagai pihak. Oleh karena itu perkenankanlah dalam kesempatan
ini penulis mengucapkan terima kasih yang setulus – tulusnya kepada :
1. Bapak Ir.Hermadi Sayono,BcM.MM selaku direktur PTK AKAMIGAS-
STEM
2. Pimpinan Kepala Pemeliharaan II / JPK PT. Pertamina (Persero) RU-IV
Cilacap.
3. Bapak Drs. Suka Handaya B, M.T. selaku Kepala Program Teknik Listrik
Perminyakan di PTK AKAMIGAS-STEM Cepu.
4. Bapak Drs. Suka Handaya B, M.T. selaku Pembimbing Kertas Kerja Wajib
di PTK AKAMIGAS-STEM Cepu.
5. Bapak Sugeng Budiharto selaku Pembimbing Kerja Praktek Lapangan PT.
Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap.
6. Segenap rekan-rekan karyawan PT. Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
khususnya Seksi Listrik Pemeliharaan II / JPK.
7. Semua pihak yang telah membantu atas selesainya Kertas Kerja Wajib ini.
Semoga Kertas Kerja Wajib ini bermanfaat bagi para pembaca dan dapat
menambah bahan bacaan di perpustakaan PTK AKAMIGAS-STEM Cepu.
i
INTISARI
ii
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penulisan Judul. ..................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan. .........................................................................................3
1.3 Batasan Masalah. ..........................................................................................3
1.4 Pengumpulan Data. ......................................................................................3
1.5 Sistimatika Penulisan. ..................................................................................4
iii
4.2.4 Circuit Breaker Motor 400 Volt .................................................................26
4.3 Cara Kerja Kontrol Motor Low Voltage 01EE1128AM/BM ....................30
4.3.1 Ladder Diagram Motor Control Starter .....................................................31
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan.................................................................................................35
5.2 Saran ...........................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Struktur Organisasi Jasa Pemeliharaan Kilang RU-IV Cilacap .... 11
Gambar 3.1. Motor Induksi 3 Phasa ................................................................... 14
Gambar 3.2. Sistem Kerja Magnetik Kontaktor ................................................. 16
Gambar 3.3 Konstruksi Dasar Kontaktor ......................................................... 17
Gambar 4.1. Motor listrik 011 P 114 AM .......................................................... 22
Gambar 4.2. MCC dan SWGR 01EE1128A ...................................................... 24
Gambar 4.3. Main Circuit Breaker 400Volt....................................................... 25
Gambar 4.4. Air Circuit Breaker type K 800S .................................................. 26
Gambar 4.5. Circuit Breaker motor 011P114AM.............................................. 28
Gambar 4.6. Overload relay ............................................................................... 28
Gambar 4.7. Contactor ....................................................................................... 29
Gambar 4.8. Rangkaian Tenaga ......................................................................... 31
Gambar 4.9. Ladder Diagram ............................................................................. 31
Gambar 4.10. One Line Diagram Control Motor 011P118AM ........................... 32
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
I. PENDAHULUAN
Dewasa ini kebutuhan tenaga listrik merupakan suatu hal yang mutlak. Hal
ini dapat diterima karena tenaga listrik banyak memegang peranan penting dalam
kehidupan sehari-hari, demikian juga dengan industri minyak, gas, petrokimia dan
diperlukan untuk jalannya seluruh proses operasi industri dengan baik dan lancar.
Oleh karena itu kilang minyak PT. Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap sangat
mengandalkan tenaga listrik. Untuk itu diperlukan suatu sistem pembangkit dan
distribusi tenaga listrik yang andal, kontinyuitas tinggi dan kapasitas yang
memadai.
sebagai pembangkit tenaga listrik melalui pemanfaatan tenaga potensial yang ada
kilang minyak PT. Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap, karena hampir semua
energi listrik adalah motor-motor listrik. Motor listrik merupakan peralatan sarana
2. Kompresor
1
Untuk menjaga kehandalannya maka dipasang pengaman dan control-
control yang terkoneksi sedemikian rupa dalam sebuah panel yang di sebut Motor
keadaan normal harus dapat menjamin kelancaran operasi, dan dalam keadaan
tidak normal harus dapat memutus rangkaian dengan baik yaitu cepat, selektip dan
Salah satu unsur untuk menjaga kehandalan suatu peralatan pada kilang
dan terencana sehingga peralatan dalam menjalankan proses produksi selalu siap
pada kondisi untuk dioperasikan secara optimal dan dengan biaya perawatan yang
minimum.
maka akan bisa merusak sistem tenaga listrik maupun proses produksi.
pengoprasiannya lebih mudah dan juga sebagai proteksi untuk menjaga kerusakan
2
yang lebih fatal dari peralatan listrik, terutama dari motor-motor listrik dapat di
hindari. karena kerusakan motor itu sendiri dapat menggangu kelancaran proses
dalam kilang.
lapangan yang harus diselesaikan oleh setiap mahasiswa Sekolah Tinggi Energi &
Cilacap.
c) Menerapkan ilmu yang sudah didapat dibangku kuliah dan melihat kenyataan
dilapangan.
Agar permasalahan tidak meluas, maka dalam penulisan KKW dengan judul
“Kontrol Motor Low Voltage pada MCC 01EE1128A Di PT. Pertamina (Persero)
3
1. Studi Literatur yaitu dengan mempelajari buku-buku literatur beserta buku
Dalam menyusun Kertas Kerja Wajib ini penulis sajikan beberapa bab yang
Bab II. Orientasi umum, tugas & fungsi, struktur organisasi bidang Jasa
Bab III. Teori dasar mengenai Motor Listrik serta komponen-komponen kontrol
motor.
Bab IV. Membahas tentang Kontrol Motor Low Voltage pada MCC 01EE1128A,
4
II. ORIENTASI UMUM
Saat ini Refinery Unit IV Cilacap merupakan salah satu unit kilang minyak
fasilitasnya di tanah air. Kapasitas produksi kilang ini sebesar 348 ribu barrel/hari.
Agustus 1976 setelah diresmikan oleh Presiden Soeharto. Kilang ini dirancang
kontraktornya adalah Fluor Eastern Inc. yang dibantu oleh beberapa sub
kontraktor dari perusahaan Indonesia dan asing. Yang bertindak sebagai pengawas
barel/hari, dengan crude berasal dari Timur Tengah, yaitu Arabian Light Crude
pelumas (lube base oil) dan aspal. Dalam perkembangannya, kilang ini tidak
hanya mengolah ALC, tetapi juga Iranian Light Crude (ILC) dan Basrah Light
Crude (BLC).
b. Lube Oil Complex I (LOC I), untuk memproduksi lube oil dan aspal.
5
c. Utilities Complex I (UTL I), menyediakan semua kebutuhan utilitas unit-unit
proses, seperti steam, listrik, udara instrumen, air pendingin, serta fuel system.
Sejalan dengan peningkatan permintaan BBM pada tahun 1996 melalui proyek
pada tanggal 4 Agustus 1983, dan merupakan perluasan dari Kilang Minyak I.
tidak seimbang lagi dengan produksi yang ada. Sementara untuk memenuhi
kebutuhan tersebut terpaksa minyak mentah dari dalam negeri diolah di kilang di
luar negeri dan masuk ke Indonesia dalam jenis BBM tertentu. Pola pengadaan
Perluasan kilang dirancang oleh Universal Oil Product (UOP) untuk komplek
BBM, Shell International Maatschappij (SIPM) untuk Lube Oil Complex, dan
adalah Fluor Eastern Inc. dengan sub kontraktor diutamakan dari perusahaan-
mengolah minyak mentah dalam negeri yang memiliki kadar sulfur rendah
daripada ALC. Minyak mentah ini merupakan campuran dengan komposisi 80%
6
Arjuna Crude dan 20% Attaka Crude, yang pada perkembangan selanjutnya
menjadi produk utama paraxylene, benzene, dan produk samping lainnya, yaitu
produk yang dihasilkan oleh Kilang Minyak I dan II, RU-IV juga menghasilkan
pusat aromat di Plaju sebagai bahan baku Purified terephtalic Acid (PTA) dan
Kilang Minyak Cilacap yang dibangun pada awal tahun 1996 dan mulai
7
Tujuan dari proyek ini adalah:
Modifikasi FOC I dan II, LOC I dan II, dan Utilities II/Offsite.
selesai pada bulan maret 1999. Proyek ini dilaksanakan oleh Fluor Daniel sebagai
pelaksana EPC Contract, SIOP sebagai perancang dan pemilik lisensi untuk Lube
Scheme” dengan jumlah pinjaman US$ 633 juta dan sebagai penjamin adalah
Bank Exim. Sistem penyediaan dana adalah “Non Resourcing Financing”, yang
dikoordinir CITICORP.
8
Dengan selesainya proyek ini, maka kapasitas pengolahan Kilang Minyak I
naik menjadi 118.000 barel/hari, dan Kilang Minyak II naik menjadi 230.000
barel/hari. Sementara kapasitas produksi Lube Base Oil naik dari 225.000
ton/tahun menjadi 428.000 ton/tahun. Sedangkan untuk aspal naik dari 512.000
2002, maka RU-IV memutuskan membangun kilang SRU dengan luas area
proyek 24.200 m², terdiri dari : unit proses dan fasilitas penunjang. Proyek ini
dapat mengurangi emisi gas dari kilang RU-IV, khususnya H2O maupun shulpur
dari sisa pengolahan, sehingga emisi yang dibuang ke udara akan lebih ramah
meningkatkan OFF gas sebagai refinery fuel gas maupun flare gas sehingga dapat
dijadikan bahan baku LPG dan naptha (kondesat), selain menghasilkan shulfur
cair.
Tugas dan fungsi dari PT. Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap adalah
dalam negeri, khususnya Pulau Jawa bagian selatan. Sebagai sarana penyaluran
menggunakan kapal-kapal tanker dan pipa bawah tanah dari Cilacap – Yogyakarta
PT. Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap terdiri dari beberapa Kilang antara lain :
9
1. Kilang Pertama.
2. Kilang Kedua.
3. Kilang Paraxylene.
Produk utama kilang minyak Cilacap adalah bahan bakar minyak ( BBM ),
dan juga minyak pelumas, serta Asphalt dan Petrokimia sebagai produk samping.
Produk pelumas dan asphalt untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Sedangkan
untuk produk petrokimia dalam hal ini kilang Paraxylene untuk kebutuhan bahan
baku kilang Aromatic Plaju dan merupakan nilai tambah dengan memanfaatkan
peluang eksport.
perencanaan.
10
STRUKTUR ORGANISASI
JASA PEMELIHARAAN KILANG RU-IV CILACAP
MANAGER
JPK
KONTRUKSI
11
III. DASAR TEORI
menjadi energi mekanik. Dan prinsip kerjanya berdasarkan hukum lorentz yang
menyatakan bahwa apabila suatu penghantar di dalam medan magnet yang di aliri
energi mekanis yang di peroleh motor listrik pada umumnya dalam bentuk
1. Pompa
2. Kompresor
3. Fan Blower
Bila energi mekanis putar dapat dengan mudah diubah menjadi gerakan
linier, karena motor listrik mempunyai prinsip kerja yang sederhana, maka
industri baik satu fasa maupun tiga fasa karena mempunyai kontruksi yang kuat
Berdasarkan bentuk rotornya, motor induksi tiga fasa dapat dibedakan menjadi
12
dua jenis yaitu motor induksi rotor sangkar (squirrel cage rotor) dan rotor induksi
Motor Rotor Sangkar (squirrel cage rotor) motor induksi ini mempunyai
rotor dengan kumparan yang terdiri atas beberapa batang konduktor yang disusun
sedemikian rupa sehingga menyerupai sangkar bajing. Kontruksi rotor jenis ini
sangat sederhana bila dibandingkan dengan rotor motor listrik lain. Motor jenis ini
Motor Rotor Tergulung (wound rotor) motor jenis ini mempunyai rotor
dengan belitan kumparan tiga fasa sama seperti kumparan stator. Kumparan stator
dan rotor juga mempunyai jumlah kutub yang sama. Motor jenis ini terdapat
tahanan luar yang dapat diatur, yang dihubungkan ke rotor melalui slip ring.
Fungsi tahanan luar ini adalah untuk menghasilkan kopel awal yang besar dan
Motor Listrik
Separately
Sinkron Induksi Self Exited
Exited
13
3.1.2 Prinsip kerja motor induksi 3 phasa
pada peralatan industri. Karena konstruksinya yang sederhana, murah, dan mudah
perawatannya. Oleh karena itu pembahasan motor listrik induksi 3 phasa hanya
Secara garis besar prinsip kerja motor induksi 3 phasa dapat di jelaskan sebagai
berikut :
stator maka akan timbul medan putar dengan kecepatan putar medan stator.
kumparan rotor merupakan rangkaian tertutup maka gaya gerak listrik akan
14
Oleh sebab itu tegangan induksi timbul akibat terpotongnya batang konduktor
(rotor) oleh medan putar stator dengan kecepatan putar rotor. Perbedaan kecepatan
Bila kecepatan putar stator sama dengan kecepatan putar medan rotor,
tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak akan mengalir pada kumparan rotor
dengan demikian tidak ada arus pada rotor yang memotong-motong medan magnit
Apabila putaran rotor lebih kecil dari pada putaran medan stator maka
akan timbul kopel motor. jika dilihat dari cara kerja motor induksi disebut juga
motor tak serempak atau asinkron berdasarkan hasil tersebut jelas bahwa motor
induksi memiliki kemampuan arus sesuai beban yang yang terhubung, bahkan
pada mulai start arusnya bias sampai 5 s/d 7 kali arus nominal, khususnya motor
induksi 3 phasa dengan system starting tegangan penuh sehingga dibutuhkan daya
listrik cukup besar. Dengan kata lain penggunaan motor control starter dan sistem
proteksinya harus mampu mendeteksi dan peka terhadap perubahan beban dan
- Konstruksi sederhana
15
3.2 Magnetik kontaktor
berfungsi sebagai penghubung dan pemutus arus yang mengalir pada motor yang
yang di bangkitkan oleh coil, apabila coil ini di aliri arus maka akan menimbulkan
medan magnit yang akan menarik kontak dari contactor. Sehingga kontak
penghubung antara kabel feeder dengan motor akan masuk. bila sumber arus yang
mengalir pada coil terputus maka medan magnit yang di bangkitkan akan hilang,
16
Gambar 3.3 Konstruksi Dasar Kontaktor
b. Kontak Bantu (Auxiliary Contactor) yaitu kontak yang dipakai untuk Inter
Lock kerangkaian control yang lain, kontak bantu terdiri dari 2 jenis :
17
c. Coil yaitu kumparan yang menggerakkan atau menarik kontak utama dan
kerusakan yang lebih fatal akibat gangguan tersebut. Oleh karena itu prinsip relay
pengaman dipasang untuk mendeteksi gangguan pada suatu system tenaga listrik,
yang normal dan akhirnya perbedaan yang di dapat atau di kembangkan untuk
pada daerah yang terkena gangguan akan terisolir. Jadi relay pengaman bekerja
hanya pada saat kondisi yang tidak normal saja, sedangkan pada kondisi normal
penuhi agar suatu system jaringan dapat terjaga dengan baik antara lain :
a. Selectivitas
gangguan dan mengamankan sistim tenaga listrik yang masih bekerja normal.
Relay juga diharapkan bisa membedakan keadaan gangguan secara teliti apakah
18
gangguan tersebut masih dalam keadaan normal atau sudah melampaui batas yang
telah ditentukan.
b. Sensitivitas
yang tinggi, relay juga diharapkan dapat bekerja sedini mungkin. Pada saat terjadi
gangguan yang paling kecil (Minimum Fault Current) mengalir pada daerah yang
di amankan.
c. Kecepatan Bereaksi
mulai gangguan terjadi hingga bekerjanya sutau Circuit Breaker untuk mengisolir
daerah gangguan.
Relay pengaman harus selalu dapat bekerja pada saat yang tepat, yang di
maksud disini adalah relay pengaman harus dapat bekerja pada saat yang
dibutuhkan. Jangan sampai terjadi relay pengaman tidak dapat bekerja pada saat
terjadi.
perencanaan.
19
3.4 Tujuan Pengaman Motor Listrik
gangguan baik dari motor maupun pada penghantarnya dan juga untuk membatasi
apabila terjadi gangguan akibat yang di timbulkan pada motor dan peralatan lain
dilengkapi dengan pengaman, pangaman juga harus melepas motor dari jaringan
suplay apabila terjadi gangguan dan sebaliknya sistim pengaman tidak boleh
pengaman juga harus menjaga agar motor tidak dapat beroperasi sendiri setelah
1. Sistem DOL
2. Sistem wye-delta
3. Sistem Autotransformer
20
Dari jenis-jenis sistem starting motor diatas dapat kita ketahui prinsip kerjanya
Dengan melakukan sistem starting motor secara direct on line bisa menimbulkan
arus start 5 s/d 7 kali arus normalnya. Diarea kilang minyak hampir semua motor
Motor yang menggunakan type seperti ini dengan keadaan normal bekerja
dengan hubungan delta terhadap suplay. saat motor bekerja pada kecepatan
tertentu hubungan start diubah menjadi hubungan delta. Arus starting wye-delta
adalah 1/3 kali arus starting DOL. Sistem ini mempunyai keuntungan dan
Keuntungan
Autotransformer
Kelemahan
Motor harus memiliki enam ujung koil, dalam hal ini, enam terminal.
21
IV. CARA KERJA KONTROL MOTOR LV
PADA MCC 01 EE 1128A
DI PT. PERTAMINA (PERSERO) RU-IV CILACAP
Pada motor 011 P 114 AM yang ada di PT. PERTAMINA (Persero) RU-
Manufacture : SIEMENS
HP : 50
Tegangan : 380
Putaran : 2940
Frame : 364 TS
Frequensi : 50
Cos Q : 0,8
Class :F
FLA : 72
LRA : 434
22
Motor yang digunakan di RU-IV Cilacap biasanya difungsikan sebagai
penggerak untuk Pompa, Kompresor, Fan, dll. Pada motor 011 P 114 AM
digunakan sebagai motor penggerak pompa di unit 011. Motor ini mendapat
substation dimana Motor Control Center merupakan kotak pembagi beban dan
1111A/B (13,8kV/3,45kV)
Kelengkapan pada MCC dan Switch gear 3,45 kV ini terdiri dari :
a. Incoming feeder Circuit Breaker, yang berposisi pada sisi sekunder trafo
tenaga 13,8/3,45 kV. Di Kilang I menggunakan jenis Air Blast Cicuit Breaker
Undervoltage relay.
23
Motor Control Center terdiri dari rack ruang berisi:
2. High Voltage contactor untuk Incoming feeder pada sisi primer trafo distribusi
a. Main Circuit Breaker sebagai feeder utama yang terpasang pada sisi sekunder
trafo 0,4kV.
a. Amperemeter
b. Voltmeter
a. Permissive switch.
24
Motor Control Center (MCC) 400 volt memiliki jumlah cubicle lebih banyak
b. Magnetic contactor untuk lampu penerangan area (lighting panel) (size 3,4)
c. Power panel
Main circuit breaker adalah suatu CB incoming feeder untuk MCC, dimana
main circuit breaker berguna untuk pembatas atau pengaman beban di MCC, agar
apabila terjadi gangguan atau kelebihan beban pada MCC transformer tidak trip.
25
Pada dasarnya main circuit breaker dirancang disamping sebagai pengaman
arus lebih juga sebagai pengaman apabila ada suatu perbaikan pada busbar MCC.
Main circuit breaker yang digunakan di kilang FOC II PT. Pertamina (Persero)
* Type : K1600S
* Manufacture : ABB
26
Data ACB untuk motor 100 HP- 150 HP
* Type : K800S
* Manufacture : ABB
Circuit breaker ini mempunyai kemapuan sampai dengan 800 Amp, dan
Cara kerja circuit breaker ini menggunakan dua sumber tegangan yaitu sumber
tegangan 220VAC untuk koil start dan sumber tegangan 125VDC untuk koil stop.
dimana pengaman tersebut jenis electronic solid state yang terdiri dari pengaman
sbb:
breaker size 1 sampai dengan breaker size 4, sesuai dengan besaran dari kapasitas
27
* Circuit breaker size 1 untuk motor kapasitas 0,5HP s/d 15HP
Setiap circuit breaker mempunyai contactor, coil dan circuit breaker serta relay
overload.
28
Gambar 4.7. Contactor
Untuk system pengaman pada circuit breaker ini menggunakan overload relay untuk
pengaman arus beban lebih dan pada circuit breaker menggunakan tripping coil
1. Circuit breaker
Manufacture : Square D
2. Contactor
Type : 8536SDO1H20SX22
Manufacture : Square D
Size :2
29
Voltage : 600 Volt
Frequency : 50 Hz
3. Overload relay
Type : SR220
Manufacture : Square D
Phase :3
Frequency : 50-60 Hz
Di PT. PERTAMINA (Persero) RU-IV Cilacap, semua motor listrik baik high
voltage maupun low voltage menggunakan sistem starting Direct On Line (DOL).
Sistem ini langsung menghubungkan suplai tegangan ke motor. Sistem DOL ini
dapat menimbulkan arus start 5 s/d 7 kali arus normalnya. Sistem DOL banyak
dipakai di perusahaan perminyakan, karena biayanya yang murah dan tersedia daya
yang cukup.
1. Keuntungan
Instalasi mudah
Perawatan mudah
Biaya rendah
2. Kerugian
30
Bila power generator yang tersedia kapasitasnya hampir imbang dengan
beban yang dilayani akan berakibat tegangan kedip, ini akan berakibat pada
R
S
T
CB
Coil
Trip
OL
MC
fuse stop start OL
MC-1
31
A. Cara kerja kontrol starter berdasarkan wiring diagram:
J-BOX
CB @ MTR
M O/L’S M
L1
T1 T1
L2
50
T2 TB
2
TB
1
T2 HP
L3
T3 T3
N OR BL
50G A 7
2A
FUSE
blk w
START M
M TB STOP TB M O/L O/L O/L 50G
M M
1 41 7 5 3 (5) 5
w
R
M-1
M
2
1. Persiapan :
fuse kontrol dan ground rele harus sudah ada tegangan. Cek terminal
kontrol dan harus sudah ada power, apabila belum lihat tombol pushbutton
2. Start motor
kontaktor (M), maka koil akan bekerja (ON) hingga menarik koil
32
kontaktor (M) maka supply tegangan yang akan menuju motor akan
mengalir sampai ke motor sehingga motor akan running, dan kontak bantu
3. Mematikan motor
kontaktor akan terputus dan akan membuka kontak utama dan kontak
bantu yang membuat arus tidak dapat mengalir sampai ke motor, sehingga
a. Apabila beban melebihi setting pada O/L maka rele akan bekerja hingga
kontak dari rele akan membuka dan memutus tegangan yang mensuplai
koil kontaktor, sehingga kontak pada kontaktor akan open dan memutus
b. Apabila terjadi arus hubung tanah (ground) maka CT 3 fasa untuk ground
ada arus hingga pengaman ground 50G akan kerja, dengan bekerjanya rele
50G maka kontak-kontak 50G akan berubah menjadi close. Maka suplai
tegangan yang ke koil akan terputus hingga koil off, maka motor trip.
Rele 50G kerja, langkah pertama yang harus di lakukan adalah tes tahanan
hubung singkat.
33
4.3.1 Perawatan Motor
pengaman, namun tidak menjamin motor tersebut dapat beroperasi sesuai dengan
yang kita harapkan. Oleh karena masih ada penyebab lain yang tidak terduga
menjadi hambatan. Perawatan ini dilakukan secara berkala dengan waktu yang
a. Perawatan Mingguan
pada motor.
b. Perawatan Bulanan
c. Perawatan 6 Bulanan
connection.
d. Perawatan 4 Tahunan
bearing.
34
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari uraian-uraian diatas dan dari apa yang teleh didapat selama melakukan
satu.
2. Dengan adanya MCC peralatan kontrol akan lebih aman dari keadaan cuaca
yang berubah-ubah yang dapat membuat korosi pada box-box panel kontrol.
starting direct on line, pemilihan sistem ini karena adanya daya yang
4. Pada saat T/A (turn around) atau suatu unit sedang dalam perbaikan semua
peralatan di kalibrasi.
umurnya.
5.2 Saran
1. Pada waktu turn around sebaiknya alat-alat ukur dan komponen di kalibrasi
35
2. Segera memoderinisasi pada komponen-komponen yang sudah tua agar
36