Professional Documents
Culture Documents
Untuk mendapatkan bentuk seperti ini.maka tahap-tahap pengecoran yang harus dilakukan
adalah
1.pembuatan pola
Dalam pembuatan cor.pola yang dipakai untuk membuatan benda coran dapat menjadi pola
logam dan pola kayu(termasuk pola plastic) pola logam dipergunakan agar dapat menjaga
ketelitian ukuran benda coran,terutama dalam masa produksi,sehingga unsure pola dapat
lebih lama dan produktivitas lebih tinggi.Pada kayu,harga lebih murah,cepat dibuatnya dan
mudah diolah dibandingkan dengan pola logam.Faktor penting dalam menentukan macam
pola didasari proses pembuatan cetakan dimana pola tersebut dipakai dan lebih penting lagi
dipertimbangkan ekonomi yang sesuai dengan jumlah dari biaya pembuatan cetakan dan
pembuatan pola
Pengecoran sentrifugal dilakukan dengan jalan menuangkan logam cair kedalam cetakan
yang berputar sehingga dihasilkan coran yang mapan tanpa cacat karena pengaruh gaya
sentrifugal.cara ini cocok untuk coran berbentuk silinder,Pengecoran sentrifugal yang biasa
dipakai adalah pengecoran mendatar dimana logam cair dituangkan kedalam cetakan yang
berputar pada sumbu mendatar.
Gambar..Centrifugal casting
Penguat SiC(atau Al₂O₃) dipanaskan bersamaan dengan matrik alumunium Alloy hingga
mencair pada temperature 700 20 .Selanjutnya ccoran dituangkan ke dalam hand ladle
dan dimasukkan ke dalam cetakan tabung sentrifugal machine menggunakan proses
centrifugal casting penggerak utama motor listrik dan elemen-elemennya yang mempunyai
putaran 1500 rpm.di dalam proses centrifugal casting,dilakukan holding time hingga coran
beku didalam cetakan dengan waktu sekitar 2-5 menit sebelum putaran dimatikan.
Proses ini bertujuan untuk mengambil material hasil coran yang telah dicetak pada
cetakan.Produk yang telah dingin selanjutnya diambil dan dicuci (shoot blasing) untuk
menghilangkan kotoran atau pasir cetak.
5.Tahap pengujian
Pada tahap ini merupakan tahapan lanjutan dalam prooses pembuatan komposit.Tujuannya
adalah untuk mengetahui apakah ada perubahan dari karakteristik sifat mekanik dan fisik dari
material yang diperoleh dari hasil peleburan.
• Pengujian tekan
• Pengujian Korosi
5.1. Pengujian Ketahanan Aus (laju keausan)
Pengujian keausan dapat dilakukan dengan berbagai macam metode dan teknik,yang
semuanya bertujuan untuk mendorong kondisi keausan actual.Metode uji keausan yang
umum digunakan adalah :
a. Pengujian kkeausan dengan metode Pin on Disk Sliding Wear dengan menggunakan
Micro-Tribometer Mod (UMT) yang dimiliki gerak rotasi.perlengkapan peralatan uji
keausan terlihat pada gambar 3.4.Sampel coran dibentuk sesuia dengan sampel uji
keausan standart ASTM G99-95
Pengurangan volume pada uji keausan dengan metode pengamplasan dengan gesekan
roll, dinyatakan dengan persamaan
……………………..(1)
Dengan:
Pengujian keausan dengan metode Ogoshi dengan cara benda uji meperoleh beban
gesek dari cincin putar. Pembebanan gesek ini akan menghasilkan kontak antar
permukaan yang berulang-ulang akhirna akan mengambil sebagian material pada
permukaan benda uji. Bearnya jejak permukan dari material tegeser yang akan dijadikan
dasarpenentuan tingkat keausan pada material. Semakin besar dan dalam jejak keausan
maka semakin tingg volume material yang terlepas dari benda uji[Smallman RE,et.al,1995].
Prinsip pengujiannya, specimen digesekkan dengan cincin putar sehingga terbentuk
celah/jejak, kemudian jejak tersebut diukur volumenya.
…………………………………. (1)
………………………………….(2)
Dalam memantau kondisi peralatan berputar agar senantiasa dalam keadaan aman
untuk beroperasi, maupun melakukan diagnose pada peralatan yang telah mengalami
kenaikan tingkat getaran. Digunakan suatu metode dalam memonitor dan mendeteksi NVH
berdasarkan emisi akustik yang dihasilkan pada peralatan mesin yang berputar malalui
analisa spektrum bunyi. Melalui analisa spektrum akan dapat diamati berbagai frekuensi
penyebab terjadinya noise sehingga dapat diketahui karateristik kerusakan yang terjadi pada
sampel uji tersebut.
Model pengukuran dan perekaman sinyal getaran dan noise dapat digambarkan sebagai
berikut:
- Pengukuran dan perekaman noise menggunakan sound level
- Proses perekaman noise berdasarkan asumsi yang diambil bahwa bunyi dapat
ditangkap dari berbagai arah.
- Pengukuran yang dilakukan dengan menghindari fan (angin), gema (echo) dan
temperature tinggi.
Pengaruh Waktu
Sebelum diuji korosi, bahan kompisit ditimbang massanya (mo). setelah itu diuji
korosinya dengan direndam masing-masing di dalam larutan asam HCl, larutan basa
NaOH dan larutan garam NaCl, dengan konsentrsi masing-masing 0,1 Molar, dalam
waktu perendaman selama 6 jam dengan interval waktu tiap 2 jam. Setelah 2 jam,
sampel diangkat dan dibersihkan dengan cara merendamnya ke dalam campuran
larutan HCl (1000 ml), 50 gram SnCl2 dan 20 gram Sb2o2 selama 15 menit. Setelah itu
sampl di cuci kembali dengan menggunakan alcohol 70% dan dikeringkan, kemudian
ditimbang beratnya (m) untuk memperoleh produk korosi/kehilangan berat selama
pengujian.
Pengaruh pH Larutan
Sampel direndam selama 2 jam dalam larutan dengan pH = 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13. Untuk
pH 1, 3, 5 dibuat dari larutan HCl pekat yang diencerkan masing-masing menjadi 0,1
M, 0,001 M dan 0,00001 M. sedangkan pH = 7 dibuat dengan cara menimbang 5,58
gram NaCl, kemudian dilarutkan hingga volume mencapai 1000 ml. kemudian untuk
pH = 9, 11 dan 13 dengan cara menimbang 40 gram NaOH kemudian dilarutkan
dalam 1000 ml aquades, masing-masing diencerkan 10 kali, 100 kali, 1000 kali.
Setalah 2 jam, sampel diangkat dan dibersihkan dengan perlakuan seperti pada uji
korosi basah pengaruh waktu.
Sampel dimasukan ke dalam furnace / tungku selama 96 jam dengan interval waktu
tiap 24 jam. Pengangkatan dan pembersihan sample, perlakuanya seperti pada uji
korosi basah pengaruh waktu
Sampel diletakan di udara terbuka (temperature ruang) selama 96 jam dengan interval
waktutiap 24 jam. Pengangkatan dan pembersihan sample, perlakuanya seperti pada
uji korosi basah pengaruh waktu
Diagram alir untuk menghitung Faktor Efektifitas Rem (FER) pada otomotif
ditunjukan pada gambar 3.5 Faktor Efektifitas Rem (FER) tergantung pada :
…………………….(4)
Sedangkan pada FER roda depan (disc brake), bergantung pada koefisien gesek
(µ),dengan bentuk persamaan
FER = 2 x µ ...................................(5)
Secara lengkap diagram alir pengujian FER, disajikan pada gambar 3.5.
a
START
Berat total W (kg)
Beban depanWD (kg)
11. gaya rem yang diperlukan gander
belakangBdB(kg)
Beban belakang WB(kg)
Gambar 3.5
Keterangan:
- Titik berat =C