You are on page 1of 4

 


     



Meningkatnya konsumsi bahan bakar seiring makin banyaknya jumlah
kendaraan menjadi masalah karena menambah biaya subsidi. Untuk itu, mobil
efisien bahan bakar, seperti hybrid menjadi solusi yang tepat. Selain itu mobil ini
juga dikenal ramah lingkungan. konsumsi bahan bakar mobil hybrid bisa lebih
hemat 50 persen dari versi mobil mesin konvensional. Jika populasi hybrid di
Indonesia banyak, tentu dampaknya akan menekan jumlah subsidi bahan bakar
yang dikeluarkan pemerintah.
Penggunaan mobil hybrid tak hanya penting untuk mengehemat konsumsi
bahan bakar fosil. Mobil ini juga menjadi solusi kongkret dari pemanasan global.
Hingga saat ini kendaraan hybrid telah memperoleh banyak tanggapan positif baik
dari pemerintah, maupun masyarakat. Walaupun mendapat tanggapan positif,
bukan berarti kendaraan hybrid ini dapat dengan mudah di produksi dan
dipasarkan.
Banyak tantangan yang harus dilalui baik oleh produsen maupun konsumen.
Tantangan yang paling terlihat adalah masih mahalnya harga jual kendaraan
bermesin hybrid, sehingga tidak semua pengguna tertarik untuk membelinya.
Kondisi ini pun berlaku di negara maju yang selama ini dianggap sebagai
barometer industri autumotif dunia. Sebut saja Amerika dan Jepang. Di kedua
negara ini, kecenderungan masyarakat untuk membeli mobil hybrid masih
terbilang kecil jika dibandingkan dengan penjualan mobil secara keseluruhan.
Harian Perancis Le Monde mengutip perkataan Chief Executive Nissan
Motor, Carlos Ghosn, mobil hybrid memang menjadi perhatian banyak orang,
namun teknologinya masih terlalu mahal untuk dimiliki. Sehingga mobil ini hanya
menjadi konsumsi kalangan tertentu. ³Saya skeptis teknologi hybrid bisa
dikomersialisasikan dalam arti sesungguhnya,´ kata Ghosn.
Amerika Serikat, bisa dijadikan patokan untuk mengukur seberapa besar
masyarakatnya menggunakan hybrid. Selama 2007, di Amerika mobil hybrid
terjual sebanyak 350.289 unit dari 16 juta unit kendaraan yang dijual.

c
Di pasar Jepang sebagai rumah produsen mobil hybrid, penjualannya justru
lebih kecil lagi. Ini tak lain karena perbedaan harga yang masih cukup jauh antara
versi hybrid dan mesin konvensionalnya. Misalnya model Civic hybrid yang
dibanderol USD3.700 atau sekira Rp33,5 juta lebih mahal dibanding versi mesin
konevensionalnya. Jepang sendiri menargetkan pengurangan emisi
karbondioksida hingga 23,5 persen pada 2015.
Untuk merealisasikan agar teknologi mobil ramah lingkungan ini memiliki
harga terjangkau, produsen mobil Jepang terus berupaya melakukan
pengembangan teknologi. Pemerintah Jepang pun tak tinggal diam. Untuk itu,
pemerintah menyiapkan dana sebesar USD1,9 miliar atau sekira Rp17,2 triliun
untuk sektor penelitian dan pengembangan mobil ramah lingkungan yang
digulirkan bertahap hingga 2012.
Dana tersebut tak hanya digunakan untuk teknologi hybrid (semi listrik)
terbaru, namun juga bio fuel, hydrogen, listrik, dan lainnya. Dari total dana
penelitian yang diberikan, sebanyak 32 miliar yen atau sekira Rp2,6 triliun
dihabiskan untuk mobil hydrogen fuel cell. Mobil listrik dan liquid petroleum gas
(LPG), masing-masing menghabiskan dana sebesar Rp2,1 triliun dan Rp2 triliun.
Ditambah lagi model dari kendaraan hybrid hingga saat ini kebanyakan
bermodel mobil compact, padahal orang-orang yang berfinansial tinggi biasanya
akan membeli kendaraan dengan tuntutan kenyaman tinggi. Sehingga mereka
akan rela mengeluarkan lebih banyak uang untuk kendaraan konvensional dengan
ukuran besar daripada kendaraan hybrid berukuran compact.
Tetapi, Toyota melalui Prius telah merubah pola berpikir konvensional itu,
sehingga saat ini orang semakin tertarik bahkan ingin memiliki mobil hybrid,
bukan lagi mobil konvesional berbahan bakar bbm atau mobil listrik.
Cara kerja mesin listrik dengan prinsip regenerative (isi ulang/recharging
saat kendaraan sedang beroperasi) pada mesin hybrid, berbeda dengan mobil
tenaga listrik penuh (plug-in hybrid).
Mobil tersebut tidak bisa mengisi ulang listriknya secara otomatis. Bila
listriknya habis, batterai/aki harus di-charge secara khusus dengan waktu 8 hingga
12 jam.

c
Berbeda dengan mesin hybrid, mesin listriknya bisa mengisi ulang ke aki
dengan memanfaatkan energi kinetik saat mengerem (regenerative braking).
Bahkan sebagian energi mesin dari mesin bensin/solar/biofuel saat listriknya
berjalan bisa disalurkan mengisi batterai/aki. Dengan sistem operasi seperti ini
maka akan terjadi penghematan BBM.
Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI), Kamis (18/3), memperkenalkan dua kendaraan hasil rekayasa
mereka, yaitu mobil hybrid dan mobil elektrik. Kepala Pusat Penelitian Tenaga
Listrik dan Mekatronik Adi Santoso MSc mengatakan, atas dasar pemikiran
bahwa transportasi adalah ujung tombak perekonomian masyarakat maka mereka
menciptakan mobil hybrid yang hemat energi. "Mobil hybrid ini merupakan
kendaraan yang menggunakan teknologi mobil listrik dikombinasikan dengan
mobil generator dan baterai," kata Adi Santoso.
Selain mobil hybrid berwarna hitam yang mungil, LIPI juga menunjukkan
sebuah mobil Toyota Kijang yang semua mesinnya diganti dengan mesin elektrik.
"Kami memanfaatkan anggaran yang terbatas dengan menggunakan mobil-mobil
lama yang seluruh mesinnya diganti dengan mesin listrik temuan kami," ujar
Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik LIPI Dr Syahrul Aiman. Syahrul
menyatakan, saat ini masih banyak mobil-mobil tua yang digunakan masyarakat,
dan untuk memperbaruinya bisa diganti dengan mesin rekayasa LIPI.
Menurut Kepala Bidang Peralatan pada pusat penelitian itu, Andul Hapid,
kekurangan untuk mobil listrik itu adalah pada berat baterainya yang mencapai
450 Kg. Namun begitu, kata Syahrul, yang terpenting dalam isu mobil hybrid dan
listrik LIPI ini adalah kenyataan bahwa pada masa depan penggunaan bahan bakar
minyak akan semakin dibatasi, dan LIPI sudah bisa menghasilkan kendaraan
berbahan bakar non-minyak. Selain itu mobil hybrid bebas polusi, biaya
oprasional dan perawatan murah.
Mobil listrik dan hybrid mungkin baik untuk efisiensi bahan bakar dan
ramah lingkungan, namun mendatangkan masalah baru bagi pejalan kaki,
terutama orang buta.

c
Ini dikarenakan mobil hybrid nyaris tak mengeluarkan suara jika mobil
dijalankan dengan motor listrik. Ini terjadi jika kendaraan berjalan dalam
kecepatan rendah atau pada kisaran 20 km/jam. Kondisi ini biasa terjadi di area
parkir mal atau perkantoran.
Mobil yang sepenuhnya dijalankan dengan listrik lebih parah lagi karena
sama sekali tidak mengeluarkan suara dalam kecepatan berapa pun. Kondisi ini
menjadi permasalahan bagi orang buta. Tidak bisa mendengar jika ada mobil
hybrid atau listrik mendekat.
Ini yang mendasari anggota senat untuk memasukkan dalam peraturan
penggunaan penambahan suara untuk mobil hybrid dan kelak mobil listrik.
Komite khusus telah dibentuk untuk mempelajari isu atau dampak permasalahan
mobil berpenggerak listrik di jalan. Komite bertugas memberikan rekomendasi
besaran suara yang harus dihasilkan setiap mobil.
Data Departemen of Motor Vehicle mencatat, saat ini terdapat 300.000 unit
mobil hybrid di negara bagian California. Namun departemen belum memiliki
data terkait kecelakaan pejalan kaki melibatkan mobil hybrid.
Saat ini, rancangan undang-undang telah diberikan kepada Gubernur
California Arnold Schwarzenegger.
Untuk itu pengembangan mobil hybrid ini menjadi kajian utama setiap
negara termasuk indonesia dalam rangka menciptakan kendaraan yang nyaman,
hemat bahan bakar dan ramah lingkungan.

You might also like