Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
maka jumlah penduduk yang tinggi dan berkualitas dapat menjadi modal
227 juta jiwa, sementara itu laju pertumbuhan penduduk adalah sebesar 1,27%
per tahun untuk periode 2005-2010. Dengan laju pertumbuhan penduduk yang
kurang lebih mencapai 3-4 juta pertahun, diproyeksikan pada 2010 penduduk
Indonesia akan mencapai 233,5 juta dan pada 2014 akan mencapai 244,8 juta
jiwa. Kondisi seperti inilah yang memposisikan Indonesia pada peringkat ke-4
dari 11 negara berpenduduk lebih dari 100 juta jiwa (Unjianto 2009).
1
2
diikuti dengan kualitas penduduk yang baik pula. Kualitas penduduk Indonesia
saat ini masih tergolong cukup rendah, sehingga menjadi beban dalam
program KB yang semula adalah Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera
contohnya kondom, diafragma cup, cream, jelly dan tanpa alat berupa
senggama terputus, pantang berkala, suhu basal dan metode barier lendir
serviks. Kedua, metode efektif dibagi menjadi dua yaitu kontrasepsi hormonal
seperti KB pil, KB suntik, alat kontrasepsi bawah kulit (implant) dan intra
uterina devices (IUD). Ketiga metode yang mantap dengan cara operasi
Salah satu faktor yang tidak kalah penting dalam peningkatan kualitas
manusia adalah pemberian Air Susu Ibu (ASI). ASI merupakan makanan
utama bagi bayi dan telah siap setiap saat dalam keadaan steril dan mudah
kualitas SDM. Oleh sebab itu, sebaiknya pemberian ASI dimulai sedini
mungkin dan dilanjutkan hingga bayi berusia 2 tahun. ASI yang diberikan
secara eksklusif pada enam bulan pertama dapat bersifat sebagai kontrasepsi
SDM. Selain itu, KB dan ASI juga menjamin bahwa bayi akan mendapat
nutrisi yang cukup untuk waktu tertentu dengan cara mencegah kehamilan
yang terlampau dini setelah melahirkan. Seorang bayi yang sudah disapih
sebelum berusia empat bulan, akan mengalami keadaan nutrisi atau gizi yang
buruk dan daya tahan yang buruk terhadap penyakit. Hal ini sangat penting
karena ASI merupakan sumber nutrisi dan imunisasi yang paling baik untuk
bayi yang sedang tumbuh berkembang dan laktasi juga dapat menunda
wanita, pil oral (minipil), dan kontrasepsi berisi progestin saja (Hartanto 2004,
laktasi dan dapat digunakan oleh Ibu-ibu yang menyusui segera setelah
melahirkan atau setiap saat selama laktasi. Kontrasepsi yang berisi progestin
saja antara lain minipil, suntik DMPA (Depo Medroksiprogesteron Asetat) dan
dilakukan pada periode pre-natal. Untuk itulah, penting bagi Ibu menyusui
berhubungan dengan hasrat, keinginan, dorongan dan tujuan. John Elder et. Al
memilih metode kontrasepsi bisa berasal dari dalam diri individu, luar diri
IUD 1,83%, MOW 2,14%, MOP 1,17%. Jumlah peserta KB suntik terbanyak
bulan April 2010, didapatkan jumlah ibu menyusui bayi usia 0 – 6 bulan
sebanyak 354 orang. Dari 354 ibu menyusui tersebut, 149 (42,09%) ibu
memakai KB suntik, 37 (10,45%) Ibu memakai KB pil, tidak ada ibu yang
dengan kondom, dan 147 (41,53%) Ibu tidak memakai alat kontrasepsi. Data
dari 50%, sedangkan ibu menyusui yang tidak memakai KB berjumlah hampir
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
2. Bagi Puskesmas