Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
Analisa stake holder hendaknya dilakukan sedini mungkin pada awal program untuk
mengidentifikasikan berbagai kelompok yang tertarik, berkait dan berminat dengan issue
tertentu seperti kesehatan reproduksi, lingkungan dll.
Identifikasi pandangan dan karakteristik dari setiap stake holder ini sangat penting, yang
merupakan dasar untuk pelaksanaan tahap berikutnya dalam prakarsa advokasi. Identifikasi
yang spesifik ini dapat menghasilkan suatu “propil stakeholder”.
Semakin spesifik informasi pada setiap stakeholder, maka semakin mudah untuk memastikan
ketetapan informasi, pesan, dan investasi yang akan dilakukan.
Katagori stakeholder
Dalam advokasi sesuatu program dapat dibagi dalam empat katagori yaitu
4. Penerima advokasi
5. Mitra
6. Pembuat keputusan
7. Musuh atau lawan
Membangun kemitraan adalah penting, untuk itu perlu dilakukan identifikasi dan kontribusinya
dalam usaha advokasi. Mitra perlu keyakinan dan dorongan terus menerus. Untuk
mempererat kemitraan perlu adanya tujuan yang jelas, Pembagian indformasi dan
pengalaman belajar, komunikasi yang terbuka dan jujur, serta adanya pertemuan rutin.
Dari tabel diatas kita dapat mengumpulkan nama kelompok atau organisasi bahkan individu
yang menjadi pengambil keputusan, yang dapat menjadi mitra kita maupun yang berpotensi
untuk menghambat advokasi yang direncanakan. Disamping itu kita perlu mengetahui sejauh
mana kelompok ini berada atau skalanya, biasa nasional, propinsi maupun lokal.
Identifikasi pula tingkat pengetahuan dan sikap dari setiap stakeholder terhadap issue atau
masalah yang kita advokasikan. Apabila terdapat kelompok yang dikapnya mendukung akan
tetapi pengetahuannya masih relatif rendah, maka tugas kita adalah menyediakan informasi
terkini yang dapat mendukung sikap yang dimilikinya. Juga sebaliknya apabila
pengetahuannya mengenal issue atau masalah tersebut telah banyak namun sikapnya masih
belum positif benar, maka lobi atau pendekatan untuk menambah keyakinan yang
bersangkutan harus lebih banyak dilakukan.
Disamping itu kita perlu melakukan identifikasi terhadap pengaruh potensial dari setiap
stakeholder terhadap upaya advokasi yang kita rencanakan, termasuk hal-hal yang menjadi
sandungan dalam upaya tersebut serta kemungkinan cara mengatasi. Setelah semua
informasi ini terkumpul, maka dilakukan analisis terhadap hasil identifikasi yang telah kita
lakukan. Analisis dilakukan secara teliti dan hati-hati akan diperoleh suatu informasi mengenai
stakeholder yang tepat bagi upaya advokasi kita. Informasi atau pesan apa yang tepat dan
peran yang tepat dapat kita identifikasikan terlebih dahulu.
Penutup
Analisis stakeholder merupakan suatu langkah yang penting didalam penentuan upaya
advokasi yang akan kita laksanakan. Keberhasilan dalam penentuan kebijakan publik dan
dukungan terhadap penyelesaian satu masalah tertentu sangat tergantung pada stakeholder
yang kita pilih. Kesalahan pemilihan stakeholder dan pesan yang kita sampaikan akan
menentukan keberhasilan advokasi yang akan dilakukan.
Stakeholder adalah kelompok atau individu yang dukungannya diperlukan demi kesejahteraan
dan kelangsungan hidup organisasi. Clarkson membagi stakeholder menjadi dua: stakeholder
primer dan stakeholder sekunder. Stakeholder primer adalah ‘pihak di mana tanpa
partisipasinya yang berkelanjutan organisasi tidak dapat bertahan.’ Contohnya adalah
pemegang saham, investor, pekerja, pelanggan, dan pemasok. Menurut Clarkson, suatu
perusahaan atau organisasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem stakeholder primer –
yang merupakan rangkaian kompleks hubungan antara kelompok-kelompok kepentingan yang
mempunyai hak, tujuan, harapan, dan tanggung jawab yang berbeda. Stakeholder sekunder
didefinisikan sebagai ‘pihak yang mempengaruhi atau dipengaruhi oleh perusahaan, tapi
mereka tidak terlibat dalam transaksi dengan perusahaan dan tidak begitu penting untuk
kelangsungan hidup perusahaan.’ Contohnya adalah media dan berbagai kelompok
kepentingan tertentu. Perusahaan tidak bergantung pada kelompok ini untuk kelangsungan
hidupnya, tapi mereka bisa mempengaruhi kinerja perusahaan dengan mengganggu
kelancaran bisnis perusahaan. Clarkson (dalam artikel tahun 1994) juga telah memberikan
definisi yang bahkan lebih sempit lagi di mana stakeholder didefinisikan sebagai suatu
kelompok atau individu yang menanggung suatu jenis risiko baik karena mereka telah
melakukan investasi (material ataupun manusia) di perusahaan tersebut (‘stakeholder
sukarela’), ataupun karena mereka menghadapi risiko akibat kegiatan perusahaan tersebut
(‘stakeholder non-sukarela’). Karena itu, stakeholder adalah pihak yang akan dipengaruhi
secara langsung oleh keputusan dan strategi perusahaan.