Professional Documents
Culture Documents
Bab I
Ketentuan Umum
Pasal 1
Bagian Kesatu
Pasal 2
DPR terdiri atas anggota partai politik peserta pemilihan umum yang dipilih
melalui pemilihan umum.
Pasal 3
Bagian Kedua
Fungsi
Pasal 4
Pasal 5
Bagian Ketiga
Pasal 6
DPR mempunyai tugas dan wewenang:
Bab VI
Tata Cara Pembentukan Undang-undang
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 99
Pasal 100
Pasal 101
Pasal 102
Bagian Kedua
Paragraf 1
Pasal 103
Pasal 104
Pasal 105
Dalam penyusunan Prolegnas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 103 ayat (1),
Badan Legislasi dapat mengundang pimpinan fraksi, pimpinan komisi, pimpinan
alat kelengkapan DPD yang khusus menangani bidang legislasi, dan/atau
masyarakat.
Pasal 106
Paragraf 2
Penyebarluasan
Pasal 107
Paragraf 3
Pasal 108
Bagian Ketiga
Pasal 109
1. Rancangan undang-undang dapat diajukan oleh anggota, komisi,
gabungan komisi, atau Badan Legislasi sebagai usul inisiatif.
2. Rancangan undang-undang dapat diajukan oleh 1 (satu) orang anggota
atau lebih.
3. Rancangan undang-undang yang diajukan oleh anggota sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), dapat didukung oleh anggota lain, dengan
membubuhkan tanda tangan.
4. Rancangan undang-undang yang diajukan oleh komisi, gabungan komisi,
atau Badan Legislasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
terlebih dahulu dalam rapat komisi, rapat gabungan komisi, atau rapat
Badan Legislasi.
Pasal 110
Pasal 111
Pasal 112
Pasal 113
1. Dalam penyusunan rancangan undang-undang, komisi, gabungan komisi,
atau Badan Legislasi dapat membentuk panitia kerja.
2. Keanggotaan panitia kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan oleh alat kelengkapan DPR yang membentuknya dengan
sedapat mungkin didasarkan pada perimbangan jumlah anggota tiap-tiap
fraksi.
3. Panitia kerja yang ditetapkan oleh alat kelengkapan DPR sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) paling banyak berjumlah separuh dari jumlah
anggota alat kelengkapan yang bersangkutan.
4. Anggota, komisi, gabungan komisi, atau Badan Legislasi dalam
penyusunan rancangan undang-undang dibantu oleh badan fungsional.
Pasal 114
Bagian Keempat
Pasal 115
Pasal 116
Pasal 117
Pasal 118
Pasal 119
Bagian Kelima
Pasal 120
Pasal 121
Bagian Keenam
Pasal 122
Pasal 123
Pasal 124
Pasal 125
Pasal 126
Pasal 127
Pasal 128
1. Paling lama 60 (enam puluh) hari kerja sejak diterimanya surat tentang
penyampaian rancangan undang-undang dari DPR sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 121 ayat (5) dan Pasal 127 ayat (2), Presiden menunjuk
menteri yang ditugasi mewakili Presiden untuk membahas rancangan
undang-undang bersama DPR.
2. Apabila dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari kerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) Presiden belum menunjuk menteri untuk
membahas rancangan undang-undang bersama DPR, pimpinan DPR
melaporkan dalam rapat paripurna untuk menentukan tindak lanjut.
Bagian Ketujuh
Paragraf 1
Umum
Pasal 129
Pasal 130
Pasal 131
Pasal 132
Pasal 133
Pasal 134
Pasal 135
Pasal 137
Pasal 138
1. Pembicaraan TingkatI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 129 ayat (3)
huruf a dilakukan dalam:
a. rapat kerja;
b. rapat panitia kerja;
c. rapat tim perumus/tim kecil; dan/atau
d. rapat tim sinkronisasi.
2. Dalam pembicaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dilakukan mekanisme lain sepanjang disepakati oleh pimpinan dan
anggota rapat.
Paragraf 2
Rapat Kerja
Pasal 139
Rapat kerja antara komisi, gabungan komisi, panitia khusus, atau Badan
Anggaran bersama dengan menteri yang mewakili Presiden terlebih dahulu
menyepakati jadwal rapat Pembicaraan TingkatI pembahasan rancangan
undang-undang serta waktu penyusunan dan penyerahan DIM.
Pasal 140
Pasal 141
Pasal 142
1. Rapat kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 138 ayat (1) huruf a
membahas seluruh materi rancangan undang-undang sesuai dengan DIM
yang dipimpin oleh pimpinan komisi, pimpinan gabungan komisi, pimpinan
Badan Legislasi, atau pimpinan panitia khusus dengan menteri yang
mewakili Presiden dengan ketentuan:
a. DIM dari semua fraksi atau DIM dari Pemerintah menyatakan
rumusan “tetap”, langsung disetujui sesuai dengan rumusan;
b. penyempurnaan yang bersifat redaksional, langsung diserahkan
kepada tim perumus;
c. dalam hal substansi disetujui tetapi rumusan perlu disempurnakan,
diserahkan kepada Tim Perumus; atau
d. dalam hal substansi belum disetujui, dibahas lebih lanjut dalam
rapat panitia kerja.
2. Tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a adalah tetap seperti
rumusan dalam naskah rancangan undang-undang.
3. Apabila dalam DIM fraksi terdapat kolom masalah yang kosong atau strip
(-), dianggap tetap sesuai dengan rumusan dalam naskah rancangan
undangundang.
4. Dalam rapat kerja dapat dibahas substansi di luar DIM apabila diajukan
oleh anggota atau menteri dan substansi yang diajukan mempunyai
keterkaitan dengan materi yang sedang dibahas serta mendapat
persetujuan rapat.
5. Pembahasan rancangan undang-undang dalam rapat kerja komisi, rapat
kerja gabungan komisi, rapat kerja Badan Legislasi, rapat kerja panitia
khusus, atau rapat kerja Badan Anggaran lebih lanjut diserahkan kepada
panitia kerja.
Pasal 143
Paragraf 3
Panitia Kerja
Pasal 144
Paragraf 4
Pasal 145
Pasal 146
Paragraf 5
Tim Sinkronisasi
Pasal 147
Paragraf 6
Pengambilan Keputusan
Pasal 148
Pasal 149
Pasal 150