Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
Fakultas Keperawatan
Universitas Padjajaran
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
Kami ucapkan terima kasih untuk rekan-rekan dan dosen yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini. Kami hanya manusia yang tak luput
dari kesalahan, maka kami mohon maaf apabila telah melakukan kesalahan di
dalam penyusunan makalah ini serta isi dalam makalah. Semoga dengan selesai-
i
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
selalu berpikir kritis dan menemukan jalan keluar yang terbaik untuk memenuhi
kebutuhan klien. Berpikir kritis adalah suatu proses yang dikaji setelah mendapat
informasi.
dalam melakukan intervensi pada klien karena kondisi kesehatan klien merupakan
tanggung jawabnya.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
tersebut, yaitu lima komponen berpikir kritis, yang pada akhirnya mengarahkan
perawat untuk membuat penilaian klinis yang diperlukan untuk suhan
keperawatan yang aman dan efektif.
Dasar pengetahuan perawat mencakup informasi dan teori dari ilmu pe-
ngetahuan alam, humaniora, dan keperawatan yang diperlukan untuk memikirkan
masalah keperawatan.
3
e. Menggunakan pengalaman dan pengetahuan klinis yang lalu untuk
menjelaskan apa yang sedang terjadi dan untuk mengantisisipasi apa yang akin
terjadi selanjutnya.
g. Mempertimbangkan pilihan yang tersedia dan menilai tiap pilihan itu menurut
keuntungan dan kerugian masing- masing.
2. Pengalaman
3. Kompetensi
Sikap adalah adalah nilai yang diyakini terbentuk dalam bentuk pemikiran
yang termanifestasi dalam sebuah tindakan. Berikut ini adalah contoh sikap untuk
berpikir kritis.
• Tanggung gugat
• Berpikir mandiri
Berpikir mandiri adalah inti dari riset ,untuk dapat berfikir mandiri seseorang
profesional akan berfikir dan mencari rasional serta jawaban yang logis.
• Mengambil Resiko
Seorang profesional harus rela ide-idenya ditelaah dan harus dapat menerima
pemikiran baru dan maju, Perlu dibutuhkan keyakinan dan niat serta kemauan
untuk mengambil resiko apa yang salah dan dan untuk kemudian melakukan
tindakan didasarkan pada keyakinan yang didukung fakta dan bukti yang
kuat.
• Kerendahan Hati
• Integritas
• Ketekunan
• Kreatif
8
Proses keperawatan digunakan untuk mendiagnosa dan mengatasi respons manu-
sia terhadap sehat dan sakit(American Nurses Association,1980). Organisasi ada-
lah satu rangkaian tahap atau komponen yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
Proses keperawatan mencakup lima tahap, yaitu pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
PENGKAJIAN
EVALUASI DIAGNOSA
KEPERAWATAN
ANALISIS
IMPLEMENTASI PERENCANAAN
2.2.1 Pengkajian
9
tasi data (meskipun setiap langkah dari proses keperawatan harus selalu didoku-
mentasikan juga).
• Melakukan interview/wawancara.
• Riwayat kesehatan/keperawatan
• Pemeriksaan fisik
• Mengumpulkan data penunjang hasil laboratorium dan diagnostik lain
serta catatan kesehatan (rekam medik).
3. Pola eliminasi
a. Defekasi, berkemih
b. Penggunaan alat bantu
c. Penggunaan obat-obatan
1. Kebutuhan fisiologik
e. Oksigen
12
f.Proteksi
g. Pengaturan suhu
h. Pengaturan sistem endokrin
2. Konsep diri
3. Fungsi peran
4. Interdependent
• Doengoes (1993) :
1. Aktivitas / istirahat
2. Sirkulasi
3. Integritas ego
4. Eliminasi
5. Makanan dan cairan
6. Hygiene
7. Neurosensori
8. Nyeri / ketidaknyamanan
9. Pernafasan
13
10. Keamanan
11. Seksualitas
12. Interaksi sosial
13. Penyuluhan / pembelajaran
14
klien, keluarga, dan respon komunitas terhadap sesuatu yan berpotensi sebagai
masalah kesehatan dalam proses kehidupan. Dalam membuat diagnosa kepera-
watan dibutuhkan ketrampilan klinik yang baik, mencakup proses diagnosa kepe-
rawatan dan perumusan dalam pembuatan pernyataan keperawatan. Proses diag-
nosa keperawatan dibagi menjadi kelompok interpretasi dan menjamin keakuratan
diagnosa dari proses keperawatan itu sendiri. Perumusan pernyataan diagnosa
keperawatan memiliki beberapa syarat yaitu mempunyai pengetahuan yang dapat
membedakan antara sesuatu yang aktual, risiko, dan potensial dalam diagnosa
keperawatan.
2.2.3 Perencanaan
2.2.4 Implementasi
• Konseling
• Penyuluhan
• Memberikan asuhan keperawatan langsung
• Mengawasi dan mengevaluasi kerja dari anggota staf lain
• Membantu dalam aktivitas kehidupan sehari – hari.
2.2.5 Evaluasi
Tujuan adalah pernyataan ringkas tentang apa yang harus diselesaikan ke-
tika hasil yang diharapkan telah terpenuhi. Setiap diagnosa keperawatan pada ren-
cana klien mempunyai tujuan dan mempunyai batasan waktu untuk evaluasi. Pe- 19
rawat mengevaluasi tujuan setelah membandingkan temuan evaluatif dengan se-
mua hasil yang diharapkan. Ketika tujuan telah terpenuhi perawat telah mengeta-
hui bahwa intervensi telah berhasil dan bahwa klien mengalami kemajuan.
Hasil yang diharapkan adalah akibat dari yang diharapkan dari proses yang
berorientasi pada tujuan. Hasil yang diharapkan adalah pernyataan tentang perila-
ku atau respon progresif tahap demi tahap yang harus diselesaikan klien untuk
mencapai tujuan perawatan yang diberikan. Jika klien mencapai hasil yang diha-
rapkan perawat dapat melanjutkan rencana asuhan atau menghentikan intervensi
karena tujuan dalam asuhan telah terpenuhi jika evaluasi menunjukan bahwa hasil
yang diharapkan tidak terpenuhi atau hanya terpenuhi sebagian maka perawat
mengkaji kembali dan merevisi rencana asuhan.
Berpikir kritis tak hanya selesai setelah mendapatkan jalan keluar, ada
klien pun akan merasakan dampak positif dari apa yang telah dilakukan perawat
padanya.
penting untuk terus memperkuat pola pikir dan pola sikap para perawat dalam
wat, maka perawat pun akan dapat berpikir cepat untuk mendapatkan jalan keluar
http://reyhan-zz.blogspot.com/2009/10/tentang-teperawatan.html
http://nursing-care-indonesia.com