You are on page 1of 6

Modul kerja rangkaian pengukur kecepatan rpm motor dc

Penjelasan alat kerja


1. Atmega 8535

Arsitektur mikrokontroler jenis AVR menggunakan teknologi Reduced Instruction Set


Compute (RISC) dimana set instruksinya dikurangi dari segi ukurannya dan kompleksitas
mode pengalamatannya. Pada awal era industri komputer, bahasa pemrograman masih
menggunakan kode mesin dan bahasa assembly. Untuk mempermudah dalam pemrograman
para desainer komputer kemudian mengembangkan bahasa pemrograman tingkat tinggi yang
mudah dipahami manusia. Namun akibatnya, membutuhkan lebih banyak memori. Dan tentu
saja siklus eksekusi instruksinya menjadi semakin lama.

Didalam AVR dengan arsitektur RISC 8 bit, semua instruksi berukuran 16 bit dan
sebagian besar dieksekusi dalam 1 siklus clock. Berbeda dengan mikrokontroler MCS-51
yang instruksinya bervariasi antara 8 bit sampai 32 bit dan dieksekusi selama 1 sampai 4
siklus mesin, dimana 1 siklus mesin membutuhkan 12 periode clock. Dalam
perkembangannya, AVR dibagi menjadi beberapa varian yaitu AT90Sxx, ATMega,
AT86RFxx dan ATTiny. Pada dasarnya yang membedakan masing-masing varian adalah
kapasitas memori dan beberapa fitur tambahan saja.

Fitur yang tersedia pada ATMega 8535 adalah :

• Frekuensi clock maksimum 12 MHz

• Jalur I/O 32 buah, yang terbagi dalam PortA, PortB, PortC dan PortD

• Analog to Digital Converter 10 bit sebanyak 8 input

• Timer/Counter sebanyak 3 buah

• CPU 8 bit yang terdiri dari 32 register

• Watchdog Timer dengan osilator internal

• SRAM sebesar 512 byte

• Memori Flash sebesar 8 Kbyte dengan kemampuan read while write


• Interrupt internal maupun eksternal

• Port komunikasi SPI

• EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi

• Analog Comparator

• Komunikasi serial standar USART dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps

Gambar mikrokontroler AT8535

Inti dari penggunaan mikrokontroler atmega8535 sebagai otak dari pemrosesan pragram
dan data yang diterima dari signal motor sebelum dikirim ke komputer. Pengolahan data akan
masuk pada register yang terdapat pada kaki PORT.A yaitu register ADC.

2. Analog Digital Converter (ADC)

Pengertian dari Analog to Digital Converter adalah pengubah input analog menjadi
kode-kode digital. Fungsi dari ADC adalah untuk mengkonversikan besaran analog menjadi
besaran digital. Tegangan analog yang tak diketahui dimasukkan ke dalam pengubah A/D, dan
akan muncul keluaran biner yang bersangkutan. Keluaran biner tersebut akan berbanding lurus
dengan masukan analog.
Inputan ADC yang dibutuhkan untuk mengubah nilai analog ke digital berada pada kaki
mikrokontroler PORT.A, dimana besarnya nilai ADC yang masuk ke PORT.A akan
diidentifikasi dengan logika 0 dan 1. Logika 0 bernilai “rendah” sedangkan logika 1 bernilai
“tinggi”.

3. Pulse Width Modulation (PWM)


Pulse width modulation (PWM) adalah salah satu teknik modulasi gelombang listrik
dengan mengubah-ubah lebar daur aktif suatu pulsa yaitu mengatur besarnya duty cycle.
Dari persamaan (2.7) diketahui bahwa pengaturan kecepatan motor DC dapat
dilakukan dengan :
1. mengubah fluks magnet (Φ) dan
2. mengubah tegangan masukan (Ea)
Karena pada motor magnet permanen nilai fluks magnet tetap, maka pengaturan
dilakukan dengan mengubah tegangan masukan (Ea).
Teknik pengubahan tegangan adalah dengan sistem penggal atau PWM (Pulse
Width Modulation) seperti terlihat pada Gambar dibawah ini

Gambar Pulse Width Modulation (PWM) (a) sebelum dipenggal (b) setelah dipenggal
Setelah dipenggal maka akan dihasilkan tegangan searah yang besarnya tergantung waktu
on (T1) dan waktu off (T2), yaitu :
Dengan

Tegangan Vo inilah yang nantinya menjadi tegangan pengatur putaran dengan mengubah
besarnya T1 dan T2.
4. Optocoupler
Untuk menghitung kecepatan motor digunakan optocoupler sebagai sensor.

Gambar memperlihatkan rangkaian ekuivalen optocoupler.


Prinsip rangkaian di atas adalah sebagai berikut.
1. Jika antara transistor dan LED dihalangi maka transistor akan off sehingga keluara
kolektor akan berlogika tinggi (high).
2. Sebaliknya jika antara transistor dan LED tidak dihalangi, maka transistor akan
on sehingga keluarannya akan berlogika rendah (low).
5. Rangkaian Pengukur Kecepatan Motor DC
Pengukuran kecepatan motor DC dengan menggunakan Mikrokontroler mendapat data
informasi secara biner dari encoder dikirim ke PORT.A ADC selanjutnya data di olah
mikrokontroler dan diteruskan ke komputer.
Hasil putaran motor dengan pasangan kipas yang telah dilubangi sebanyak 16 lubang
disensor dengan menggunakan optocoupler untuk dihitung kecepatan secara PWM. Setelah
kecepatan mencapai set point selanjutnya kecepatan akan dikirimkan ke mikro dengan
proses kirim yang sama dengan sebelumnya.

Gambar menunjukkan rangkaian pengukur kecepatan motor DC.


Selanjutnya signal ADC yang berupa frekuensi diolah dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:

Rpm = rotasi per menit yaitu putaran potor yang dihasilkan selama satu menit
f = frekuensi yang dihasilkan oleh encoder
60 = jumlah detik dalam satu menit
16 = jumlah lubang yang dihasilkan oleh piringan yang digunakan sebuah encoder
6. Hyperterminal serial to USART
Aplikasi dan fungsi ini untuk komunikasi antara komputer dan mikrokontroler digunakan
sebagai media penerima dan pengirim sehingga data yang dioleh pada mikro dapat ditampilkan
pada komputer. Pengiriman data ini dibagi menjadi 2 yaitu komunikasi data seri sinkron dan
komunikasi data asinkron, perbedaannya pada clock pendorong data. Pada komputer biasanya
terdapat sebuah PORT untuk komunikasi serial. Biasanya PORT serial beralamatkan PLT /
COM yang nantinya akan dihubungkan dengan kabel ke mikro untuk interfance.

You might also like