Professional Documents
Culture Documents
Untuk mendekatkan diri pada tuhan maka harus menempuh jalan ikhtiar, salah
satu jalan ihtiar yaitu dengan mendalami lebih jauh ilmu tasawuf ,untuk mengetahui
sesuatu maka pasti ada ilmunya,banyak dikalangan orang awam yang kurang
mengetahui tentang ilmu mengenal tuhan (Thariqat). Tariqat adalah khazanah
kerohanian (esoterisme), dalam Islam dan sebagai salah satu pusaka keagamaan yang
terpenting. Karena dapat mempengaruhi perasaan dan pikiran kaum muslimin serta
memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pembinaan mental beragama
masyarakat.
Masuknya thariqat ke Indonesia bersama dengan masuknya Islam ketika wilayah
Nusantara masih terdiri dari kerajaan-kerajaan melalui perdagangan dan kegiatan
dakwah. Sumber-sumber Cina menyebutkan ada pembangunan pemukiman Arab dan
boleh jadi pemukiman Muslim di pesisir barat Sumatera pada 54 H/674 M. Wilayah ini
merupakan rute perdagangan penting Arab dan Cina, serta pelabuhan strategis bagi
pedagang Arab, India dan Persia.
1. Pengertian Thariqat
Kata thariqat berasal dari bahasa Arab thariqah, jamaknya tharaiq, yang berarti:
(1) jalan atau petunjuk jalan atau cara, (2) Metode, sistem (al-uslub), (3) mazhab, aliran,
haluan (al-mazhab), (4) keadaan (al-halah), (5) tiang tempat berteduh, tongkat, payung
(‘amud al-mizalah).
Menurut Al-Jurjani ‘Ali bin Muhammad bin ‘Ali (740-816 M), thariqat ialah
metode khusus yang dipakai oleh salik (para penempuh jalan) menuju Allah Ta’ala
melalui tahapan-tahapan/ maqamat.
Dengan demikian thariqat memiliki dua pengertian, pertama ia berarti metode
pemberian bimbingan spiritual kepada individu dalam mengarahkan kehidupannya
menuju kedekatan diri dengan Tuhan. Kedua, thariqat sebagai persaudaraan kaum sufi
(sufi brotherhood) yang ditandai dengan adannya lembaga formal seperti zawiyah,
ribath, atau khanaqah.
Bila ditinjau dari sisi lain thariqat itu mempunyai tiga sistem, yaitu: sistem
kerahasiaan, sistem kekerabatan (persaudaraan) dan sistem hirarki seperti khalifah
tawajjuh atau khalifah suluk, syekh atau mursyid, wali atau qutub. Kedudukan guru
thariqat diperkokoh dengan ajaran wasilah dan silsilah. Keyakinan berwasilah dengan
guru dipererat dengan kepercayaan karamah, barakah atau syafa’ah atau limpahan
pertolongan dari guru.
Pengertian diatas menunjukkan Thariqat sebagai cabang atau aliran dalam paham
tasawuf. Pengertian itu dapat ditemukan pada al-Thariqah al-Mu'tabarah al-Ahadiyyah,
Thariqat Qadiriyah, Thariqat Naksibandiyah, Thariqat Rifa'iah, Thariqat Samaniyah dan
lain-lain. Untuk di Indonesia ada juga yang menggunakan kata thariqat sebagai sebutan
atau nama paham mistik yang dianutnya, dan tidak ada hubungannya secara langsung
dengan paham tasawuf yang semula atau dengan thariqat besar dan kenamaan. Misalnya
Thariqat Sulaiman Gayam (Bogor), Thariqat Khalawatiah Yusuf (Sulawesi Selatan)
boleh dikatakan hanya meminjam sebutannya saja.
Thariqat (bahasa Arab: Thariqah; jamak; Turuq) berarti “jalan” atau “metode”,
dan mengacu pada aliran kegamaan tasawuf atau sufisme dalam Islam. Ia secara
konseptual terkait dengan haqiqah atau "kebenaran sejati", yaitu cita-cita ideal yang
ingin dicapai oleh para pelaku aliran tersebut. Seorang penuntut ilmu agama akan
memulai pendekatannya dengan mempelajari hukum Islam, yaitu praktek eksoteris atau
duniawi Islam, dan kemudian berlanjut pada jalan pendekatan mistis keagamaan yang
berbentuk ṭarīqah. Melalui praktek spiritual dan bimbingan seorang pemimpin thariqat,
calon penghayat thariqat akan berupaya untuk mencapai ḥaqīqah (hakikat, atau
kebenaran hakiki).
Kaum sufi berpendapat bahwa terdapat empat tingkatan spiritual umum dalam
Islam, yaitu syari'at, tariqah, haqiqah, dan tingkatan keempat ma'rifat yang merupakan
tingkatan yang 'tak terlihat'. Tingkatan keempat dianggap merupakan inti dari wilayah
hakikat, sebagai esensi dari seluruh tingkatan kedalaman spiritual beragama tersebut.
Thariqat-thariqat di dunia
Berikut ini adalah thariqat-thariqat tradisional yang utama:
“Riwayat dari Abi Rabah, dari Sa’id bin Musayyab, bahwa dia melihat seorang
lelaki shalat setelah terbit fajar, lebih banyak dari dua raka’at, dia
memperbanyak ruku’ dan sujud, maka Sa’id bin Musayyab melarangnya, lalu
orang itu bertanya: Wahai Abu Muhammad, apakah Allah akan menyiksaku
karena shalat? Sa’id menjawab: “Tidak, tetapi Allah akan menyiksamu karena
(kamu) menyelisihi sunnah.”
Ini termasuk jawaban bagus dari Sa’id bin Musayyab rahimahullah, yaitu senjata
yang kuat menghadapi pelaku bid’ah, yang menganggap baik banyaknya bid’ah, dengan
nama dzikir dan shalat, kemudian mereka mengingkari ahlis sunnah, dengan tuduhan
tidak doyan dzikir dan shalat. Padahal ahlis sunnah itu sebenarnya hanyalah
mengingkari penyimpangan mereka dari sunnah dalam dzikir, shalat, dan sebagainya.
Dari uraian di tas maka dapat di ambil sebuah pengertian tentang thariqat yaitu,Tariqah
adalah khazanah kerohanian (esoterisme), dalam Islam dan sebagai salah satu pusaka
keagamaan yang terpenting. Karena dapat mempengaruhi perasaan dan pikiran kaum
muslimin serta memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pembinaan mental
beragama masyarakat. Selama ini, merasa terbelenggu oleh berbagai kecendrungan
materialistis dan nihilisme moderen yang orientasinya mengacu kepada kemudahan,
kenyamanan dan fasilitas hidup yang menyenangkan serta dapat dinikmati dengan
leluasa yang pada kenyataanya tidak selalu mendatangkan kesejahteraan dan
kebahagiaan ummat. Namun justru pada sebagian orang yang menganutnya
menimbulkan ketenangan jiwa dan kemampuan spritual bagi dirinya.
Untuk menghindari adanya trauma pada sebagian masyarakat, dengan kondisi di
atas dan untuk mewujudkan sikap serta mental agamanya, maka dibutuhkan suatu
pembinaan khusus melalui penddikan yang khusus pula secara sistematis, terarah dan
kontiniyu yang lebih berorientasi pada kehidupan kerohanian yang dapat dijadikan
pokok bagi mereka (masyarakat) di dalam memandang segala persoalan-persoalan
kehidupan.
Thariqat dapat dikatakan sebagai jalan menuju Tuhan. Dengan menekuni thariqat
merupakan suatu jalan untuk mendekatkan diri kepada sang pencipta secara lebih
sempurna, Artinya dengan berthariqat seseorang akan melakukan ajaran-ajaran (syari'at
islami dengan lebih sempurna serta ajaran Allah dan Rasulnya). Hal ini sejalan dengan
makna thariqat yang berkembang dikalangan para ahli thariqat yaitu : "jalan atau
petunjuk dalam melakukan suatu ibadah sesuai dengan ajaran yang dibawa oleh
Rasulullah SAW dan yang diceritakan beliau dan para sahabatnva. serta para tabi'in,
ulama, kyai-kyai secara bersambung hingga pada masa sekarang ini". (Zahri, 1973 :56)
Dari pengertian thariqat di atas dapat dipahami bila dengan berthariqat, maka
sesungguhnya syaria'at yang dikerjakan dapat berjalan di atas rel yang hiras tidak
terpeleset, tidak jatuh jurang kesesatan, sehingga dapat sampai ke tujuan hidup yang
sebenarnya, yaitu Allah Swt.
Thariqat sebagaimana yang lazim dikerjakan oleh para jama'ah mempunyai tujuan
yang sangat mulia bagi kehidupan. Baik di diunia maupun di akherat, dengan cara
antara lain:
a) Dengan mengamalkan thariqat berarti mengadakan latihan jiwa (riadhoh) dan
berjuang melawan hawa nafsu (mujahadah), membersihkan diri dari sifat-sifat
yang tercela dan diisi dengan sifat-sifat yang terpuji dengan melalui perbaikan
budi pekerti dalam berbagai seginya.
b) Dengan bertariqat dapat mewujudkan rasa ingat kepada Allah Zat Yang Maha
Besar dan Maha Kuasa atas segalanya dengan melalui jalan mengamalkan wirid
dan dzikiran dan dibarengi dengan tafakkur yang secara teras-menerus
c) Dengan bertariqat akan tirnbul perasaan takut kepada Allah sehingga timbul pula
dalam diri seseorang itu suatu usaha uxituk menghindarkan diri dari segala macam
pengaruh duniawi yang dapat menyebabkan lupa kepada Allah.
d) Jika thariqat dapat dilakukan dengan penuh ikhlas dan ketaatan kepada Allah,
maka akan tidak mustahil dapat dicapai suatu tingkat alam ma'rifat, sehingga dapat
diketahui pula segala rahasia dibalik tabir cahaya Allah dan Rasulnya secara
terang benderang. (Anwar, 1980 :12)
Dari pengertian dan tujuan thariqat di atas dapat dipahami bahwa thariqat dengan
segala bentuk ajarannya akan mampu melahirkan manusia-manusia yang mampu
mengetahui hakikat dirinya, hakikat. syaria'at islam yang diturunkan kepadanya dan
akhirnya akan mengenal sifat-sifat Tuhannya. Dari kesadaran yang dimiliki tersebut
akan terbentuk manusia-mamisia yang merniliki kesadaran yang sempuma dalam
menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya atau dengan kata lain
bahwa melalui thariqat akan tercipta mannsia-manusia yang paripuraa atau yang sering
disebut sebagai insan kamil yang nantinya akan mampu mengembangkan tugas-
tugasnya secara sempurna, baik tugasnya sebagai khalifah filard maupun tugasnya
sebagai hamba Allah.
Guna tercapainya tujuan tliariqat secara kaffah hams dilalui beberapa hal yang
lekat kaitannya dengan ajaran thariqat itu sendiri, yaitu ajaran-ajaran dan tingkatan-
tingkatan thariqat. Secara umum di dalam ajaran thariqat memiliki beberapa ajaran.
Lebih spesifik lagi yang terkait dengan fokus penelitian, dalam thariqat Nagsyabandiyah
di kenal beberapa ajaran-ajaran seperti: Zikrullah (mengingat Allah), baik zikir lisan
dengan menyebut "Allah" dengan bersuara maupun zikir qalbi dengan mengingat atau
menyebut "Allah" dalam hati (tidak bersuara)
3. Thariqat Naqsabandi
Kesimpulan
Thariqat ialah masa penyucian (tashfiyyah, eliminasi) dan fokus pada kebenaran
dengan penuh kemantapan, maka spontan ia telah memperoleh kebersihan jiwa berkat
pertolongan satu jadzab dari sekian banyak jadzab Tuhan Yang Maha Pengasih. mereka
lakukan berbentuk bulat tidak persegi.
Masuknya thariqat ke Indonesia bersama dengan masuknya Islam ketika wilayah
Nusantara masih terdiri dari kerajaan-kerajaan melalui perdagangan dan kegiatan
dakwah. Sumber-sumber Cina menyebutkan ada pembangunan pemukiman Arab dan
boleh jadi pemukiman Muslim di pesisir barat Sumatera pada 54 H/674 M. Wilayah ini
merupakan rute perdagangan penting Arab dan Cina, serta pelabuhan strategis bagi
pedagang Arab, India dan Persia.
Terbentuknya thariqat naqsyabandi melalui beberapa fase. Fase pertama, Pra
Sejarah berdirinya thariqat Naqsayabandiyya, belum punya identitas. Fase kedua,
Periode Formasi Thariqat Naqsyabandi, terlihat identitasnya sebagai sebuah
perkumpulan persaudaraan sufi. Fase ke-tiga, periode perkembangan dan penyebaran
Thariqat Naqsyabandi, menjadi sebuah perkumpulan besar yang terorganisir dengan
baik dan rapi.
Salah satu Karakter thariqat Naqsyabandi adalah tergambar melalui fakta bahwa
kesesuaian-nya dengan hukum-hukum Islam merupakan suatu hal yang teramat penting
dalam perkumpulan ini.
Ada 3 fase periode pembentukan Thariqat Naqsyabandiyyah : Fase pertama, Pra
Sejarah berdirinya thariqat Naqsayabandiyya, Fase kedua, Periode Formasi Thariqat
Naqsyabandi, Fase ke-tiga, periode perkembangan dan penyebaran Thariqat
Naqsyabandi.
Daftar Pustaka
Kabbani, M.H. Classical Islam and the Naqshbandi Sufi Tradition. Fenton, Mich.:
Islamic Supreme Council of America. 2004
Nazim, Shaykh M. On the Bridge to Eternity. Kuala Lumpur: Planet Ilmu Sdn.
Bhd. 1999
Sri Mulyati,2004,Mengenal dan memahami Thariqat-Thariqat Muktabaroh di
Indonesia,Kencana,Jakarta