You are on page 1of 1

Pada bulan Januari 1994, Nyonya Sintje Nayoan dan Joni Nayoan

menawarkan kopra kepada lima pengusaha kopra di Surabaya, yaitu Joni


Woworuntu, Harianto Tanuwijaya, Sewu Gunawan, John Arifin dan Efendy. Karena
tertarik untuk membeli kopra tersebut, maka kelima pengusaha itu ada yang
memberi uang muka sebesar 10% (sepuluh persen) tetapi ada juga yang membayar
lunas. Sesuai dengan kesepakatan yang dibuat bahwa tanggal 31 Juli 1994, kopra
dari Sulawesi itu akan dikirim kepada para pemesan di Surabaya. Namun, sampai
batas waktu pengiriman yang diperjanjikan ternyata kopra tersebut diterima juga
oleh pemesan.

Karena pengiriman tidak dilaksanakan sebagaimana yang diperjanjikan, maka


kelima pengusaha yang memesan kopra asal Surabaya menuntut kembali uang
yang telah diberikan kepada Sintje Nayoan dan Joni Nayoan, kemudian oleh Nyonya
Ssintje Nayoan diberi bilyet giro dengan Nomor A/C 3677 dari Bank ANK atas nama
dirinya dan ketika dicairkan ternyata rekening atas nama Nyonya Sintje Nayoan
tersebut sudah ditutup. Selanjutnya kelima pengusaha pemesan kopra tersebut
diberi lagi bilyet giro mundur atas nama Joni Nayoan dengan Nomor A/C 5152 daro
Bank ANK, tetapi sebelum dicairkan bilyet giro itu dibatalkan, sehingga pengusaha
pemesan kopra tersebut menderita kerugian.

You might also like