You are on page 1of 24

ANALGESIK

ANTIPIRETIK
ANTIINFLAMASI NON STEROID

Dr. dr. Nurdiana, M Kes


NYERI : GEJALA YANG BERFUNGSI MELINDUNGI DAN MEMBERIKAN
TANDA BAHAYA  ADA GANGGUAN DI DALAM TUBUH

PROSES TIMBULNYA NYERI

STIMULUS (HISTAMIN, PG, LEOKOTRIEN, SEROTONIN DLL)

KERUSAKAN JARINGAN

MEDIATOR NYERI

RESEPTOR NYERI

SARAF SENSORIS

TALAMUS (CEREBRUM) PUSAT NYERI


JENIS NYERI

NYERI DG STIMULUS SINGKAT : TIDAK ADA KERUSAKAN JAR

TIDAK BUTUH TERAPI

NYERI DG STIMULUS KUAT : ADA KERUSAKAN JAR


AKUT ATAU KRONIS
BUTUH TERAPI

NYERI KARENA LESI SISTEM SARAF PERIFER/ SENTRAL


MIS. NYERI NEUROPATIK KARENA : DIABETES
KOMPRESI SERABUT SARAF
NEUROMA
PENANGGULANGAN RASA NYERI

1. Menghambat mediator nyeri :


- analgesik non narkotik
- NSAID
- Antiinflamasi steroid
2. Menghambat transmisi nyeri
- anestesi lokal
3. Blokade pusat nyeri di SSP
- Analgesik narkotik
- Anestesi umum
4. Tindakan yang belum diketahui mekanisme pastinya
-Akupuntur
- Hipnosis
- Plasebo
INFLAMASI
Mekanisme proteksi yang penting utk kehidupan
Tujuan terjadinya radang : Menetralkan dan menghancurkan bahan berbahaya
Mencegah penyebaran bahan berbahaya
Memperbaiki kondisi yang rusak
Proses yang terjadi : kerusakan mikrovaskular, peningkt permeabilitas kapiler
dan migrasi lekosit ke jar radang.
Mediator kimiawi yang dilepas secara lokal : histamin, 5 HT, bradikinin,
leukotrien, prostaglandin
Stimulus yang menimbulkan radang : - Panas
- Bahan kimia
- Mekanik
Tanda tanda radang  cardinal signs : rubor, calor, tumor, dolor dan functio
laesa
PANAS/FEBRIS DEMAM

Suhu tubuh diatur oleh keseimbangan produksi dan hilangnya panas oleh
hipotalamus (normal termostat mengatur setpoint 37 o C )

termoregulator
Demam : keseimbangan pengaturan panas terganggu, terjadi pelepasan zat
pirogen (sitokin IL-1 yang memacu peningkatan PG di hipotalamus)
NSAID
(NON STEROIDAL ANTI INFLAMMATORY DRUG)
atau
AINS
(ANTI INFLAMASI NON STEROID)
NSAID
Secara umum bersifat : antiinflamasi, analgesik dan antipiretik
Dosis antipiretik > analgesik, sehingga lebih digunakan utk antiinflamasi

MEKANISME KERJA
Stimulus  gangguan pd membran sel  Fosfolipid

As. Arachidonat

lipoksigenase endoperoksidase

leukotrien PG TXA2
Prostasiklin
Efek terapi atau efek samping NSAID tergantung pada penghambatan
biosintesis prostaglandin. Inhibisi PG synthetase menurunkan inflamasi
dan selanjutnya mengurangi nyeri.

Prostaglandin
Autakoid, terdapat di semua jaringan dg spektrum aktivitas yg bervariasi
Fungsi :
1. Inflamasi  sebagai mediator  COX 2
2. Fungsi homeostatic COX 1, terdapat di lambung, usus, platelet, mucosa
bronkus dan ginjal
ASPIRIN
Farmakodinami  mekanisme kerja :
1. Antiinflamasi : penghambat COX nonselektif
2. Antipiretik : mengurangi nyeri ringan sampai sedang krn efek antiinfl.
menghambat stimulus nyeri pd tingkat subcortex
3. Antiplatelet : menghambat COX platelet, berakhir 8-10 hr (umur platl)
4. Counter irriant : asetilsalisilat
5. Keratolitik : asam salisilat
6. Efek urikosurik
Farmakokinetik :
Absorbsi cepat di lambung, usus halus bagian atas
kadar puncak dicapai 12 jam setelah pemberian
Distribusi : menembus sawar otak dan uri
Biotransformasi : mikrosom hati
Efek samping :

Darah : bleeding time memanjang


Hati : hepatotoksik, tgt dosis
Ginjal : fungsi ginjal menurun
Saluran cerna : iritasi lambung gastritis
Alergi : ringan rash, bronkokonstriksi asma bronkiale
Syndrome Reye  pada bayi pucat, biru, asidosis, karena enzim yg blm sempurna

Perkiraan dosis dan efek


Dosis Efek
80-160 mg antiplatelet
325-1000 mg analgesik, antipiretik
325- 6 gram antiinflamasi
tinnitus
10-20 gram panas, dehidrasi, asidosis
> 20 gram Shock, koma
NONSELECTIVE COX INHIBITORS

1. DICLOFENAC
Derivat asam fenilasetat
Absorbsi : sal cerna  cepat dan lengkap, t ½ 1-3 jam
Diakumulasi di cairan sinovial
Efek samping : sakit kepala, gastritis, eritema kulit, me kan enzim
transaminase.
Tidak boleh diberikan pd ibu hamil
Dosis : 100 mg-150 mg / hari
Indikasi : osteoaritris, rematoid artritis

2. DIFLUSINAL
Berasal dari asam salisilat, tp tdk dimetab. menjadi as salisilat.
Mengalami enterohepatic cycle
Dosis : 500-1000 mg, dl dua dosis terbagi
Indikasi : nyeri karena kanker dg metastase pd tl
nyeri pada operasi gigi
Penggunaan dibatasi pd gangguan ginjal
Efek samping sama dg NSAID lain

3. Etodolac
Sedikit lbh selektif pd inhibisi COX-2 dibanding NSAID lain.
Dosis : 200-400 mg 3-4x/hr
Utk nyeri postoperasi  sesdh coronary artery bypass
Kurang toksik terhadap gaster dibanding NSAID lain

4. Ibuprofen
Dosis 2400 mg/hr ekivalen dg aspirin 4 gr  antiinflamasi
Dosis < 2400 gr sbg analgesik, tdk antiinflamasi
Tersedia sbg obat OTC, preparat cream diserap fascia dan otot.
Preparat cairan gel  400 mg utk postsurgical dental pain
Dibanding indometasin : kurang menurunkan output urin
kurang meretensi cairan
Menutup ductus arteriosus pd preterm infant = indometacin  oral atau IV
Iritasi dan perdhn lambung< aspirin
Ibuprofen diberikan bersama aspirin efek antiinflamasi total turun
Kontraindikasi relatif : polip hidung, angioedema dan reaktif
bronkokonstriksi
Gejala lain : rash, pruritus, tinnitus, dizzines, sakit kepala, meningitis aseptic
dan retensi cairan
Ibuprofen menghambat efek inhibisi platelet dr aspirin, shg menurunkan efek
protektif aspirin thd penykt CV.
Efek samping yg jarang : darah : agranulositosis dan anemia aplastik
ginjal : ARF, nephritis, Nephr. Syndr.
hepatitis
5. Indomethacin
Inhibitor COX nonselektif, inhibitor fosfolipase A dan C, mengurangi migrasi
neutropil dan menurunkan proliferasi sel T dan B
Half life di perpanjang probenecid dg menghamba clearance ginjal dan
empedu.
Indikasi : - rheumatic, gout dan ankylosing spondylitis.
- pda (patent ductus arteriosus)
Efek thd GIT : nyeri perut, diare, perdrh dan pancreatitis
Sakit kepala (15-25 %)  pusing, bingung dan depresi.
Efek jarang : psikosis dg halusinasi, abn hepar.
Efek serius : rk hematologik  trombositopeni dan anemia aplastik

6. Ketoprofen
Derivat asam propionat menghambat COX dan lipoksigenase.
Dosis : 100-300 mg/hr RA, osteoartritis, gout, dysmenorrhoe
Efek samping : GIT dan CNS
7. Ketorolac
Gol NSAID dg penggunaan utama secr sistemik sbg analgesik tdk sbg antiinflm
Efek dpt menggantikan morfin, pd nyeri post operasi ringan sp sedang. Pemberian
IM,IV dan oral. Bl digunakan bersama opioid kebth op. 25-50 %.
Toksisitas = NSAID
8. Asam mefenamat dan meclofenamat
Menghambat COX dan fosfolpase A2. Jarang digunakan
9. Piroxicam
Nonselektif COX inhibitor, konsentr tg menghambat migrasi lekosit pmn, me
produksi radikal oksigen. Menghambat fs limposit.
T1/2 > 45 jam  1x sehari (ikatan protein 90 %).
Indikasi : RA, osteoartritis, spondilosis ankylosa.
E/S : pusing, tinnitus, gangguan sal. Cerna
Dosis > 20 mg/hr meningkatkan insiden peptic ulcer dan perdarahan lbg. Risiko
kejadian 9,5 x lbh bsr dari NSAID lain.
GENERASI BARU NSAID YG BEKERJA SELEKTIF MENGHBT SINTESA
PG, TERUTAMA MENGHBT COX-2. DL KDR TERAPI TDK MENGHBT COX-1
MELOXICAM, CELECOXIB, RAFECOXIB

MELOXICAM
Enolcarboxamide yg berhub.dg piroxicam
Menghambat COX-2 > COX-1 terutama dosis kecil 7,5-15 mg/hari. T ½
20 jam, klirens menurun 40 % pd usia lanjut
Indikasi : terapi RA dan OA di USA
Efek di GI lebih kecil dibanding piroxicam dan diclofenac

CELECOXIB
Menghambat COX-2 10-20 lebih kuat dibanding COX-1, mudah diserap.
Indikasi : RA dan OA. Efek terhdp GI lebih kecil dr NSAID yg lain
Dosis 100-200 mg mg/hr. T ½ 11 jam, tdk mempengaruhi agregasi platelet,
FENILBUTAZON
Digunakan utk antireumatoid sejak 1949
Farmakodinami :
Efek antiinflamasi = salisilat. Analgesik-antipiretik tdk digunakan
Efek urikosurikmenghambat reabsorbsi as uratdi tubuli
Sulfinfirazonefek urikosurik kuatgout kronik
Farmakokinetik
T ½ 50-65 jam. Biotransfomasi oleh sistem mikrosom hati
Indikasi : penyakit pirai/gout akut, RA, spondilitis ankilosa, OA
Efek samping:
Alergi thd fenilbutazon dan oksifenbutazon reaksi kulit urtikaria, eritema
nodosum, sindrom Steven-Johnson, dermatitis eksfoliativa
Anemia aplastik, agranulositosis, leukopeni, trombositopeni
Iritasi lambung cukup kuat nyeri epigastrium, tukakperdarahan
Kontraindikasi : hipertensi, peny.jantung, ginjal, ggn fs hatikrn retensi air
dan natrium.
ANALGESIK LAIN
ACETAMINOPHEN = PARASETAMOL
Utk terapi nyeri ringan sp sedang, tanpa efek antiinflamasi
Di Indonesia Antipiretik
Inhibitor lemah thd COX-1 dan 2, menghambat COX-3 di CNS
Farmakokinetik
Diberikan peroral. Abs tergtg pengosongan lambung, konsentr tertinggi
dicapai 30-50 menit. T ½ 2-3 jam
Metab oleh enz mikrososm hati, dirubah jd acetaminophen sulfat dan
glucuronid yg farmakologis inaktif. Metabolit yg sgt aktif wlpun dl jlh kecil, N-
acetyl-p-benzoquinone, pd dosis besar akan menyebabkan toksisitas pd hepar
dan ginjal
Efek samping
Alergijarang
Dosis toksiknekrosis hati, nekrosis tubuli renalis
10-15 gr hepatotoksik
Gx  dl 24 jam pertama anoreksia, mual, muntah, sakit perut.
Hari kedua ggn heparpeningkatan enz transaminase,laktat dehidrogenase,
bilirubin serum, protrombin time memanjang
Kerusakan hati ensefalopati, komakematian
Petunjuk beratnya keracunan masa paruh. 4 jam nekrosis hati, 12 jam
koma hepatik.

OBAT PIRAI
2 kelompok : 1. menghentikan proses inflamasi akut : kolkisin, fenilbutazon,
oksifenbutazon dan
indometasin
2. mempengaruhi kadar asam urat : probenesid, alupurinol dan
sulfinpirazon
PROBENESID
Mencegah dan mengurangi kerusakan sendi dan pembnetukan tofi, tdk efektif
utk serangan akut
Efek samping : ggn sal cerna, nyeri kepala dan alergi
Menghambat ekskresi renal sulfinpirazon, indometasin, penisilin dan
sulfonamid

KOLKISIN
Farmakodinamik :
Antiinflamasi khusus pirai. Tdk memiliki efek analgesik
Menghambat migrasi granulosit ke tempat rdg dan mencegah lepasnya
glikoprotein dr leukosit yg pd pend gout menyebabkan nyeri dan rdg sendi.
Efek samping :
Plg sering mual, muntah, kdg2 diare, terutama pd dosis maksimal p.o
do terapi IV tdk terjadi ggn GIT
ALUPURINOL
Menurunkan kadar asam urat
Terapi jangka panjangmengurangi frekuensi serangan, menghambat
pembentukan tofi, memobilisasi asam urat
Mekanisme kerja :
Menghambat xantin oksidase, enzim yg mengubah hipoxantin menjadi xantin, yg
selanjutnya menjadi asam urat
Indikasi : pirai kronik dg insuf,ginjal dan batu urat dl ginjal.
pirai sekunder karena penyakit lain
hiperurisemia karena obat dan radiasi
Efek samping :
Reaksi kulit kemerahan obat stop
Reaksi alergi demam,menggigil, leukopeni atau lekositosis, artralgia, pruritus
Ggn sal cerna  kadang2

You might also like