You are on page 1of 129

Situs Cerita Dewasa-Cerita Panas-Cerita Porno-Cerita Seks

 Tentang Cerita Dewasa

Ngentot dengan Teman Suamiku


Video Bokep ABG SMU

Cerita Dewasa.Sebut saja nama ku Sinta, wanita umur 28 thn dan orang-orang bilang bentuk
tubuhku amatlah proposional, tinggi 170 cm berat 55kg dan ukuran buah dada 34B, ditunjang
wajah cantik (itu juga orang-orang yang bilang) dan kulit putih cerah. Sebelumnya aku memang
sering bekerja menjadi SPG pada pameran mobil dan banyak orang mengelilingi mobil yang aku
pamerkan bukan utk melihat mobil tetapi untuk melihatku.
Menikah dengan Roni, 30 thn, seorang pekerja sukses. Kami memang sepakat utk tidak punya
anak terlebih dahulu dan kehidupan seks kami baik-baik saja, Roni dapat memenuhi kebutuhan
seks ku yang boleh dibilang agak hyper..sehari bisa minta 2 sesi pagi sebelum Roni berangkat
kerja dan malam sebelum tidur.
Dan cerita ini berawal dari kesuksesan Roni bekerja di kantornya dan mendapat kepercayaan dari
sang atasan yang sangat baik. Kepercayaan ini membuat dia sering harus bekerja overtime, pada
awalnya aku bisa menerima semua itu tetapi kelamaan kebutuhan ini harus dipenuhi juga dan
itulah yang membuat kami sering bertengkar karena kadang Roni harus berangkat lebih pagi dan
lewat tengah malam baru pulang.
Dan mulailah cerita ini ketika Roni mendapat tanggung jawab untuk menangani suatu proyek
dan dia dibantu oleh rekan kerjanya Bram dari luar kota. Pertama diperkenalkan Bram langsung
seperti terkesima dan sering menatapku, hal itu membuatku risih. Bram cukup tampan gagah dan
kekar.
Karena tuntutan pekerjaan dan efisiensi, kantor Roni memutuskan agar Bram tinggal di rumah
kami utk sementara. Dan memang mereka berdua sering bekerja hingga larut malam di rumah
kami. Bram tidur di kamar persis di seberang kamar kami.
Sering di malam hari aku berpamitan tidur matanya yang nakal suka mencuri pandang diantara
sela-sela baju tidur yang aku kenakan. Aku memang senang tidur bertelanjang agar jika Roni
datang bisa langsung bercinta.
Pernah suatu saat ketika pagi hari kami aku dan Roni bercinta di dapur waktu masih pagi sekali
dengan posisiku duduk di meja dan Roni dari depan, tiba-tiba Bram muncul dan melihat kami,
dia menempelkan telunjuk dimulutnya agar aku tidak menghentikan kegiatan kami, karena kami
sedang dalam puncaknya dan Roni yang membelakangi Bram dan aku juga tidak tega
menghentikan Roni, akhirnya ku biarkan Bram melihat kami bercinta tanpa Roni sadari hingga
kami berdua orgasme. Dan aku tahu Bram melihat tubuh telanjangku ketika Roni melepaskan
penisnya dan terjongkok di bawah meja.
Setelah kejadian itu Bram lebih sering memperhatikan tiap lekuk tubuhku.
Sampai suatu waktu ketika pekerjaan Roni benar2 sibuk sehingga hampir seminggu tidak
menyentuhku. Di hari Jum’at kantor tempat Roni bekerja mengadakan pesta dinner bersama di
rumah atasan Roni . Rumahnya terdiri dari dua lantai yang sangat mewah di lantai 2 ada
semacam galeri barang2 antik. Kami datang bertiga dan malam itu aku mengenakan pakaian
yang sangat seksi, gaun malam warna merah yang terbuka di bagian belakang dan hanya
dikaitkan di belakang leher oleh kaitan kecil sehingga tidak memungkinkan memakai BH, bagian
bawahpun terdapat sobekan panjang hingga sejengkal di atas lutut, malam itu saya merasa sangat
seksi dan Bram pun sempat terpana melihatku keluar dari kamar. Sebelum berangkat aku dan
Roni sempat bercinta di kamar dan tanpa sepengetahuan kami ternya Bram mengintip lewat
pintu yang memang kami ceroboh tidak tertutup sehingga menyisakan celah yang cukup untu
melihat kami dari pantulan cermin, sayangnya karena letih atau terburu-buru mau pergi Roni
orgasme terlebih dahulu dan aku dibiarkannya tertahan. Dan Bram mengetahui hal itu.
Malam itu ketika acara sangat ramai tiba-tiba Roni dipanggil oleh atasannya untuk diperkenalkan
oleh customer. Roni berkata padaku untuk menunggu sebentar, sambil menunggu aku ke lantai 2
untuk melihat barang2 antik, di lantai 2 ternyata keadaan cukup sepi hanya 2-3 orang yang
melihat-lihat di ruangan yang besar itu. Aku sangat tertarik oleh sebuah cermin besar di pojokan
ruangan, tanpa takut aku melihat ke sana dan mengaguminya juga sekaligus mengagumi
keseksian tubuhku di depan cermin, tanpa ku sadari di sampingku sudah berada Bram .
“Udah nanti kacanya pecah lho..cakep deh..!”, canda Bram
“Ah bisa aja kamu Bram”,balasku tersipu.
Setelah berbincang2 di depan cermin cukup lama Bram meminta tolong dipegangkan gelasnya
sehingga kedua tanganku memegang gelasnya dan gelasku.
“Aku bisa membuat kamu tampak lebih seksi”,katanya sambil langsung memegang rambutku
yang tergerai dengan sangat lembut. Tanpa bisa mengelak dia telah menggulung rambutku
sehingga menampak leherku yang jenjang dan mulus dan terus terang aku seperti terpesona oleh
keadaan diriku yang seperti itu. dan memang benar aku terlihat lebih seksi. Dan saat terpesona
itu tiba-tiba tangan Bram meraba leherku dan membuatku geli dan detik berikutnya Bram telah
menempelkan bibirnya di leher belakangku, daerah yang paling sensitif buatku sehingga aku
lemas dan masih dengan memegang gelas Bram yang telah menyudutkanku di dinding dan
menciumi leherku dari depan. “Bram apa yang kamu lakukan..lepaskan aku
Bram..lepas..!”,rontaku tapi Bram tahu aku tidak akan berteriak di suasana ini karena akan
mempermalukan semua orang.
Bram terus menyerangku dengan kedua tanganku memegang gelas dia bebas meraba buah
dadaku dari luar dan terus menciumi leherku, sambil meronta-ronta aku merasakan gairahku
meningkat, apalagi saat tiba-tiba tangan Bram mulai meraba belahan bawah gaunku hingga ke
selangkanganku. “Bram..hentikan Bram aku mohon..tolong Bram..jangan lakukan itu..”,rintihku,
tapi Bram terus menyerang dan jari tengah tangannya sampai di bibir vaginaku yang ternyata
telah basah karena serangan itu. Dia menyadari kalau aku hanya mengenakan G-string hitam
dengan kaitan di pinggirnya, lalu dengan sekali sentakan dia menariknya dan terlepaslah G-
stringku. Aku terpekik pelan apalagi merasakan ada benda keras mengganjal pahaku. Ketika
Bram sudah semakin liar dan akupun tidak dapat melepaskan, tiba-tiba terdengar suara Roni
memanggil dari pinggir tangga yang membuat pegangan himpitan Bram terlepas, lalu aku
langsung lari sambil merapikan pakaian ku menuju Roni yang tidak melihat kami dan
meninggalkan Bram dengan G-string hitamku. Aku sungguh terkejut dengan kejadian itu tapi
tanpa disadari aku merasakan gairah yang cukup tinggi merasakan tantangan melakukan di
tempat umum walau dalam kategori diperkosa.
Ternyata pesta malam itu berlangsung hingga larut malam dan Roni mengatakan dia harus
melakukan meeting dengan customer dan atasannya dan dia memutuskan aku untuk pulang
bersama Bram. Tanpa bisa menolak akhirnya malam itu aku diantar Bram, diperjalanan dia
hanya mengakatakan “Maaf Sinta..kamu sungguh cantik malam ini.” Sepanjang jalan kami tidak
berbicara apaun. Hingga sampai dirumah aku langsung masuk ke dalam kamar dan
menelungkupkan diri di kasur, aku merasakan hal yang aneh antara malu aku baru saja
mengalami perkosaan kecil dan perasaan malu mengakui bahwa aku terangsang hebat oleh
serangan itu dan masih menyisakan gairah. Tanpa sadar ternyata Bram telah mengunci semua
pintu dan masuk ke dalam kamarku, aku terkejut ketika mendengar suaranya’, “Sinta aku ingin
mengembalikan ini”‘ katanya sambil menyerahkan G-stringku berdiri dengan celana pendek
saja, dengan berdiri aku ambil G-stringku dengan cepat, tapi saat itu juga Bram telah
menyergapku lagi dan langsung menciumiku sambil langsung menarik kaitan gaun malamku,
maka bugilah aku diahadapannya. Tanpa menunggu banyak waktu aku langsung dijatuhkan di
tempat tidur dan dia langsung menindihku. Aku meronta-ronta sambil menendang-
nendang?”Bram..lepaskan aku Bram..ingat kau teman suamiku Bram..jangan..ahh..aku mohon”,
erangku ditengah rasa bingung antara nafsu dan malu, tapi Bram terus menekan hingga aku
berteriak saat penisnya menyeruak masuk ke dalam vaginaku, ternyata dia sudah siap dengan
hanya memakai celana pendek saja tanpa celana dalam.
“Ahhhh?Braam..kau..:’ Lalu mulailah dia memompaku dan lepaslah perlawananku, akhirnya aku
hanya menutup mata dan menangis pelan..clok..clok..clok..aku mendengar suara penisnya yang
besar keluar masuk di dalam vaginaku yang sudah sangat basah hingga memudahkan penisnya
bergerak. Lama sekali dia memompaku dan aku hanya terbaring mendengar desah nafasnya di
telingaku, tak berdaya walau dalam hati menikmatinya. Sampai kurang lebih satu jam aku
akhirnya melenguh panjang “Ahhh?..” ternyata aku orgasme terlebih dahulu, sungguh aku sangat
malu mengalami perkosaan yang aku nikmati. Sepuluh menit kemudian Bram mempercepat
pompaannya lalu terdengar suara Bram di telingaku “Ahhh..hmmfff?” aku merasakan vaginaku
penuh dengan cairan kental dan hangat sekitar tiga puluh deti kemudian Bram terkulai di atasku.
“Maaf Sinta aku tak kuasa menahan nafsuku..”bisiknya pelan lalu berdiri dan meninggalkanku
terbaring dan menerawang. hinga tertidur Aku tak tahu jam berapa Roni pulang hingga pagi
harinya.
Esok paginya di hari sabtu seperti biasa aku berenang di kolam renang belakang,, Roni dan Bram
berpamitan untuk nerangkat ke kantor. Karena tak ada seorang pun aku memberanikan diri untuk
berenang tanpa pakaian. Saat asiknya berenang tanpa disadari, Bram ternyata beralasan tidak
enak badan dan kembali pulang, karena Roni sangat mempercayainya maka dia izinkan Bram
pulang sendiri. Bram masuk dengan kunci milik Roni dan melihat aku sedang berenang tanpa
pakaian. Lalu dia bergerak ke kolam renag dan melepaskan seluruh pakaiannya, saat itulah aku
sadari kedatangannya, “Bram..kenapa kau ada di sini?” tanyaku, “Tenang Sinta suaimu ada di
kantor sedang sibuk dengan pekerjaannya”, aku melihat tubuhnya yang kekar dan penisnya yang
besar mengangguk angguk saat dia berjalan telanjang masuk ke dalam kolam “Pantas sajaku
semalam vaginaku terasa penuh sekali”‘pikirku. Aku buru-buru berenang menjauh tetai tidak
berani keluar dr dalam kolam karena tidak mengenakan pakaian apapun juga. Saat aku bersandar
di pingiran sisi lain kolam, aku tidak melihat ada tanda2 Bram di dalam kolam. Aku mencari ke
sekeliling kolam dan tiba-tiba aku merasakan vaginaku hangat sekali, ternyata Bram ada di
bawah air dan sedang menjilati vaginaku sambil memegang kedua kakiku tanpa bisa meronta.
Akhirnya aku hanya bisa merasakan lidahnya merayapai seluruh sisi vaginaku dan memasuki
liang senggamaku..aku hanya menggigit bibir menahan gairah yang masih bergelora dari
semalam. Cukup lama dia mengerjai vaginaku, nafasnya kuat sekali pikirku. Detik berikutnya
yang aku tahu dia telah berada di depanku dan penisnya yang besar telah meneyruak
menggantian lidahnya? “Arrgghh..” erangku menahan nikmat yang sudah seminggu ini tidak
tersentuh oleh Roni. Akhirnya aku membiarkan dia memperkosaku kembali dengan berdiri di
dalam kolam renang. Sekarang aku hanya memeluknya saja dan membiarkan dia menjilati buah
dadaku sambil terus memasukan penisnya keluar masuk. Bahkan saat dia tarik aku ke luar kolam
aku hanya menurutinya saja, gila aku mulai menikamti perkosaan ini, pikirku, tapi ternyata
gairahku telah menutupi kenyataan bahwa aku sedang diperkosa oleh teman suamiku. Dan di
pinggir kolam dia membaringkanku lalu mulai menyetubuhi kembai tubuh mulusku..”Kau sangat
cantik dan seksi Sinta..ahh” bisiknya ditelingaku.
Aku hanya memejamkan mata berpura-pura tidak menikmatinya, padahal kalau aku jujur aku
sangat ingin memeluk dan menggoyangkan pantatku mengimbangi goyangan liarnya. Hanya
suara eranggannya dan suara penisnya maju mundur di dalam vaginaku, clok..clok..clep..dia tahu
bahwa aku sudah berada dalam kekuasaannya. Beberapa saat kemudian kembali aku yang
mengalami orgasme diawali eranganku “Ahhh..” aku menggigit keras bibirku sambil memegang
keras pinggiran kolam, “Nikmati sayang?”demikian bisiknya menyadari aku mengalami
orgasme. Sebentar kemudian Bram lah yang berteriak panjang, “Kau hebat Sinta..aku cinta
kau..AAHHH..HHH” dan aku merasakan semburan kuat di dalam vaginaku. Gila hebat sekali
dia bisa membuatku menikmatinya pikirku. Setelah dia mencabut penisnya yang masih terasa
besar dan keras, aku reflek menamparnya dan memalingkan wajahku darinya. Aku tak tahu
apakah tamparan itu berarti kekesalanku padanya atau karena dia mencabut penisnya dari
vaginaku yang masih lapar.
Setelah Roni pulang herannya aku tidak menceritakan kejadian malam lalu dan pagi tadi, aku
berharap Roni dapat memberikan kepuasan padaku. Dengan hanya menggenakan kimono dengan
tali depan aku dekati Roni yang masih asik di depan komputernya di dalam kamar, lalu aku buka
tali kimonoku dan kugesekan buah dadaku yang besar itu ke kepalanya dari belakang, berharap
da berbalik dan menyerangku. Ternyta yang kudapatkan adalah bentakannya “Sinta..apakah
kamu tak bisa melihat kalau aku sedang sibuk? Jangan kau ganggu aku dulu..ini untuk masa
depan kita” teriaknya keras. Aku yakin Bram juga mendengar teriakannya. Aku terkejut dan
menangis, lalu aku keluar kamar dengan membanting pintu, lalu aku pergi ke pinggir kolam dan
duduk di sana merenung dan menahan nafsu. Dari kolam aku bisa melihat bayangan di Roni di
depan komputer dan lampu di kamar Bram. Tampak samar-samar Bram keluar dari kamar mandi
tanpa sehelai benangpun menutupi tubuhnya. Karena di luar gelap tak mungkin dia melihatku.
Tanpa sadar aku mendekat ke jendelanya dan memperhatikan Bram mengeringkan tubuh. Gila
kekar sekali tubuhnya dan yang menarik perhatianku adalah penisnya yang besar dan tegang
mengangguk-angguk bergoyang sekanan memanggilku. Aku malu sekali mengagumi dan
mengaharapkan kembali penis itu masuk ke dalam vaginaku yang memang masih haus. Perlahan
aku membelai-belai vaginaku hingga terasa basah, akhirnya aku memutuskan untuk memintanya
pada Bram, dengan hati yang berdebar kencang dan nafsu yang sudah menutupi kesadaran, aku
nekat masuk ke dalam kamar Bram dan langsung mengunci pintu dari dalam. Bram sangat
terkejut “Sinta..apa yang kamu lakukan?”, aku hanya menempelkan telunjuk di bibirku dan
memberi isyarat agar tidak bersuara karena Roni ada di kamar seberang. Langsung aku membuka
pakaian tidurku dan terpampanglah tubuh putih mulusku tanpa sehelai benagpun di hadapannya,
Bram hanya terperangah dan menatap kagum pada tubuhku. Bram tersenyum sambil
memperlihatkan penisnya yang semakin membesar dan tampak berotot. Dengan segera aku
langsung berlutut di hadapannya dan mengulum penisnya, Bram yang masih terkejut dengan
kejadian ini hanya mendesah perlahan merasakan penisnya aku kulum dan hisap dengan nafsuku
yang sudah memuncak.
Sambil mulutku tetap di dalam penisnya aku perlahan naik ke atas tempat tidur dan
menempatkan vaginaku di mulut Bram yang sudah terbaring, dia mengerti maksudku dan
langsung saja lidahnya melahap vaginaku yang sudah sangat basah, cukup lama kami dalam
posisi itu, terinat akan Roni yang bisa saja tiba-tiba datang aku langsung mengambil inisiatif
untuk merubah posisi dan perlahan duduk di atas penisnya yang sudah mengacung tegang dan
besar panjang. Perlahan aku arahkan dan masukan ke dalam lubang vaginaku, rasanya berbeda
dengan saat aku diperkosanya, perlahan tapi pasti aku merasaskan suatu sensasi yang amat besar
sampai akhirnya keseluruhan batang penis Bram masuk ke dalam vaginaku
“Ahh..sssfff..Braaam!” erangku perlahan menahan suara gairahku agar tidak terdengar, aku
merasakan seluruh penisnya memenuhi vaginaku dan menyentuh rahimku. Sungguh suatu
sensasi yang tak terbayangkan, dan sensasi itu semakin bertambah saat aku mulai
menggoyangkan pantatku naik turun sementara tangan Bram dengan puasnya terus memainkan
kedua buah dadaku memuntir-muntir putingku hingga berwarna kemerahan dan keras
“ahh..ahh..” demikian erangan kami perlahan mengiringi suara penisnya yan keluar masuk
vaginaku clok..clok..clok? Tak tahan dengan nafsunya mendadak Bram duduk dan mengulum
buah dadaku dengan rakusnya bergantian kiri kanan bergerak ke leher dan terus lagi. Aku
sungguh tak dapat menahan gairah yang selama ini terpendam.
Mungkin karena nafsu yang sudah sangat tertahan atau takut Roni mendengar tak kuasa aku
melepaskan puncak gairahku yang pertama sambil mendekap erat Bram dan menggigit
pundaknya agar tidak bersuara, kudekap erta Bram seakan tak dapat dilepaskan mengiringi
puncak orgasmeku. Bram merasakan penisnya disiram cairan hangat dan tahu bahwa aku
mengalami orgasme dan membiarkanku mendekapnya sangat erat sambil memelukku dengan
belaian hangatnya. Selesai aku orgasme sekiat 30 detik, Bram membalikan aku dengan penisnya
masih tertancap di dalam vaginaku. Bram mulai mencumbuku dengan menjilati leher dan
putingku perlahan, entah mengapa aku kembali bernafsu dan membalas ciumannya denga mesra,
lidah kami saling berpagutan dan Bram merasakan penisnya kembali dapat keluar masuk dengan
mudah karena vaginaku sudah kembali basah dan siap menerima serangan berikutnya. Dan Bram
langsung memompa penisnya dengan semangat dan cepat membuat tubuhku bergoyang dan buah
dadaku bergerak naik turun dan sungguh suara yang timbul antara erangan kami berdua yang
tertahan derit tempat tidur dan suara penisnya keluar masuk di vaginaku kembali membakar
gairahku dan aku bergerak menaik turunkan pantatku untuk mengimbangi Bram.
Dan benar saja 10 menit kemudian aku sampai pada puncak orgasme yang kedua, dengan
meletakan kedua kakiku dan menekan keras pantatnya hingga penisnya menyentuh rahimku.
Kupeluk Bram dengan erat yang membiarkan aku menikmati deburan ombak kenikmatan yang
menyerangku berkali-kali bersamaan keluarnya cairanku. Kugigit bibirku agar tidak
mengeluarkan suara, cukup lama aku dalam keadaan ini dan anehnya setelah selesai aku berada
dalam puncak ternyata aku sudah kembali mengimbangi gerakan Bram dengan menaik turunkan
pantatku. Saat itulah kudengar pintu kamarku terbuka dan detik berikutnya pintu kamar Bram
diketuk Roni, “Bram..kau sudah tidur?”, demikian ketuk Roni. Langsung saja Bram melepaskan
pelukannya dan menyuruhku bersembunyi di kamar mandi. Sempat menyambar pakaian tidurku
yang tergeletak di lantai aku langsung lari ke kamar mandi dan mengunci dari luar. Sungguh
hatiku berdebar dengan kerasnya membayangkan apa jadinya jika aku ketahuan suamiku.
Bram dengan santai dan masih bertelanjang membuka pintu dan mengajak Roni masuk, Roni
sempat terkejut melihat Bram telanjang,”Sedang apa kamu Bram” tanpa curiga dengan tempat
tidur yang berantakan yang kalau diperhatikan dari dekat ada cairan kenikmatanku. Bram hanya
tersenyum dan mengatakan,”Mau tau aja..” Dasar Roni dia langsung membicarakan suatu hal
pekerjaan dan mereka terlibat pembicaraan itu. Kurang lebih sepuluh menit mereka berbicara
dan sepuluh menit juga hatiku sungguh berdebar-debar tapi anehnya dengan keadaan ini nafsuku
sungguh semakin menjadi-jadi. Setelah Roni keluar, Bram kembali mengunci pintu kamar dan
mengetuk kamar mandi perlahan,”Sinta buka pintunya..sudah aman”. Begitu aku buka pintunya
Bram langsung menarik aku dan mendudukanku di meja dekat kamar mandi, langsung saja
dibukanya kedua kakiku dan bless penisnya kembali memenuhi vaginaku “Ahhh..ahh..” erangan
kami berdua kembali terdengar perlahan sambil terus menggoyangkan pantatnya maju mundur
Bram melahap buah dadaku dan putingku.
Sepuluh menit berlalu dan goyang Bram semakin cepat sehingga aku tahu dia akan mencapai
puncaknya, dan akupun merasakan hal yang sama “Braaam lebih cepat sayang aku sudah hampir
keluar..” desahku “Tahan sayang kita bersamaan keluarnya”, dan benar saja saat kurasakan
maninya menyembur deras dalam vaginaku aku mengalami orgasme yang ketiga dan lebih hebat
dari yang pertama dan kedua, kami saling berpelukan erat dan menikmati puncak gairah itu
bersamaan. “Braaammm..,” desahku tertahan. “Ahhh Sinta..kau hebat..” demikian katanya.
Akhirnya kami saling berpelukan lemas berdua, sungguh suatu pertempuran yang sangat
melelahkan. Saat kulirik jam ternyata sudah dua jam kami bergumul. “Terima kasih Bram..kau
hebat..” kataku dengan kecupan mesra dan langsung memakai pakaian tidurku kembali dan
kembali ke kamarku. Roni tidak curiga sama sekali dan tetap berkutat dengan komputernya dan
tidak menghiraukanku yang langsung berbaring tanpa melepas pakaianku seperti biasanya karena
aku tahu ada bekas ciuman Bram di sekujur buah dadaku. Malam itu aku merasa sangat bersalah
pada Roni tapi di lain sisi aku merasa sangat puas dan tidur dengan nyenyaknya.
Esoknya seperti biasa di hari Minggu aku dan Roni berenang di pagi hari tetapi mengingat
adanya Bram, kami yang biasanya berenang bertelanjang akhirnya memutuskan memakai
pakaian renag, aku syukuri karena hal ini dapat menutupi buah dadaku yang masih memar
karena gigitan Bram. Saat kami berenang aku menyadari bahwa Bram sedang menatap kami dari
kamarnya. Dan saat Roni sedang asyik berenang kulihat Bram memanggilku dengan tangannya
dan yang membuat aku terkejut dia menunjukan penisnya yang sudah mengacung besar dan
tegang. Seperti di hipnotis aku nekat berjalan ke dalam.”Ron aku mau ke dalam ambil makanan
ya..!” kataku pada Roni, dia hanya mengiyakan sambil terus berenang, Roni memang sangat hobi
berenang bisa 2 jam nonstop tanpa berhenti.
Aku dengan tergesa masuk ke dalam dan menuju kamar Bram. Di sana Bram sudah menunggu
dan tak sabar dia melucuti pakain renangku yang memang hanya menggunakan tali sebagai
pengikatnya. “Gila kamu Bram..bisa ketahuan Roni lho,” protesku tanpa perlawanan karena aku
sendiri sangat bergairah oleh tantangan ini. dan dengan kasar dia menciumi punggungku sambil
meremas buah dadaku “Tapi kamu menikmatinya khan?!,” goda Bram sambil mencium leher
belakangku. Dan aku hanya mendesah menahan nikmat dan tantangan ini. Yang lebih gila Bram
menarikku ke jendela dan masih dari belakang dia meremas-remas buah dadaku dan meciumi
punggung hingga pantatku, “Gila kau Bram, Roni bisa melihat kita,” tapi anehnya aku tidak
berontak sama sekali dan memperhatikan Roni yang benar-benar sangat menikamti renangnya.
Di kamar Bram pun aku sangat menikmati sentuhan Bram. “Sinta kamu suka ini khan?”
tanyanya sambil dengan keras menusukan penisnya ke dalam vaginaku dari belakang.
“AHH..Bram..” teriakku kaget dan nikmat, sekarang aku berani bersuara lebih kencang karena
tahu Roni tidak akan mendengarnya. Langsung saja Bram memaju mundurkan penisnya di
vaginaku..”Ahh.. Bram lebih kencang..fuck me Bram..puaskan aku Bram..penismu sungguh luar
biasa..Bram aku sayang kamu..” teriakku tak keruan dengan masih memperhatikan Roni.
Bram mengimbangi dengan gerakan yang liar hingga vaginaku terasa lebih dalam lagi tersentuh
penisnya dengan posisi ini,”Sinta..khhaau hhebat..” desahnya sambil terus menekanku, kalau saja
Roni melihat sejenak ke kamar Bram maka dia akn sangat terkejut meilhat pemandangan ini,
istrinya sedang bercinta dengan rekan kerjanya. Ternyata kami memang bisa saling
mengimbangi, kali ini dalam waktu 20 menit kami sudah mencapai puncak secara bersamaan
“Teruuus Bram lebih khheeenncang..ahhhh aku keluar Braaaaam”, teriaku. “Aaakuu juga
Tyyaaasss..nikkkkmat ssekali mmmeemeekmu..aahhhhh.” teriaknya bersamaan dengan puncak
kenikmatan yang datang bersamaan. Setelah itu aku langsung mencium bibirnya dan kembali
mengenakan pakaian renangku dan kembali berenang bersama Roni yang tidak menyadari
kejadian itu.
Setelah itu hari-hari berikutnya sungguh mendatangkan gairah baru dalam hidupku dengan
tantangan bercinta bersama Bram. Pernah suatu saat ketika akhirnya Roni mau bercinta
denganku di suatu malam hingga akhirnya dia tertidur kelelahan, aku hendak mengambil susu di
dapur dan karena sudah larut malam aku nekat tidak mengenakan pakaian apapun. Saat aku
membungkuk di depan lemari es sekelebat ku lihat bayangan di belakangku sebelum aku
menyadari Bram sudah di belakangku dan langsung menubruku dari belakang. Penisnya
langsung menusuk vaginaku yang membuatku hanya tersedak dan menahan nikmat tiba-tiba ini.
Kami bergumul di lantai dapur lalu dia mengambil kursi dan duduk di atasnya sambil memangku
aku, “Bram kamu nakal” desahku yang juga menikmatinya dan kami bercinta hingga hampir
pagi di dapur. Sungguh bersama Bram kudapatkan gairah terpendamku selama ini.
Akhirnya ketika proyek kantor Roni selesai Bram harus pergi dari rumah kami dan malam
sebelum pergi aku dan Bram menyempatkan bercinta kembali

Cerita Dewasa.Aku tinggal di komplex perumahan, disitu banyak pasangan muda yang
mempercayakan anak balitanya ke para babay sitter. Kalo pagi banyak baby sitter yang ngumpul
depan rumahku, memang rumahku rada tusuk sate, sehingga kayanya strategis buat ngerumpi,
palagi praktis gak da mobil yang lalu lalang. Kalo lagi dirumah aku suka memperhatikan para
baby sitter itu. Umumnya si tampang pembokat yang dipakein seragam baby sitter yang
umumnya kalo gak putih, pink atau birumuda warnanya. Tapi ada satu yang laen dari yang laen.
Kalo yang laen kulitnya pada sawomatang, yang satu ini putih, manis lagi, gak da tampang
pembokat deh. Bodi sih gak kliatan kemontokannya, maklum kan seragam baby sitter pink yang
dipakenya rada kebesaran kayanya, sehingga menyamarkan lika liku bodinya. Tinggi tubuhnya
sekitar 167 cm. Rambutnya tergerai sebahu. Wajahnya cantik dengan bentuk mata, alis, hidung,
dan bibir yang indah. lumayan buat cuci mata. Lama2 dia tau juga kalo aku sering
memperhatikan dia kalo lagi didepan rumah. Dia senyum2 ke aku, ya buat pantesnya aku juga
senyum ma dia juga. Suatu saat kebetulan dia cuma sendiri di depan rumahku, kesempatan aku
untuk kenalan. “Kok sendirian, yang laen pada kemana?” “Gak tau ni om, saya kesiangan si
keluarnya”. “Ngapain dulu”. “ada yang dikerjain dirumah”. “Majikan kamu dua2nya kerja ya”.
“Iya om, om ndiri kok gini ari masi dirumah, gak kerja mangnya”. “Aku si bebas kok kerjanya,
sering kerjanya ya dari rumah aja. Kalo keluar paling ke tempat klien”. “Klien, paan tu om”.
“Klien tu langganan”. “Mangnya om jualan apa”. “aku kerja jadi konsultan”. “apa lagi tu
konsiltan, maap ya om, jadi nanya terus, bis gak ngarti si”. “Mangnya kamu gak skola ya”, aku
bales bertanya. “Cuma sampe SMU om, gak ada biaya buat nerusin, ya mesti cari kerja lah,
bantu2 orang tua juga”. “Mangnya ortu dimana, tau kan ortu, orang tua”. “Di kampung om,
didaerah banten”. “Pantes kamu putih ya, yang laen pasti dari jawa ya, kulitnya item2″. “Nama
kamu sapa si”. “Ayu om, kalo om?” “Aku edo”. “Om gak punya istri ya, kayaknya gak perna
kliatan prempuan dirumah ini”. “Aku duda kok, kamu mau jadi prempuan dirumah ini”. “Ah si
om, aku balik dulu ya om, dah siang ni, mataharinya dah tinggi, anaknya kepanasan”. “Ya udah”.
Sejak itu aku belon dapet kesempatan ngobrol ma Ayu berdua aja karena selalu rame ma baby
sitter yang laennya.

Sampe pada suatu sore ketika ku lanja di hypermarket deket rumahku, aku melihat seorang abg,
bodinya asik banget, togepasarlah, dia pake tshirt ketat dan jins yang ketat juga, kalo aura kasi
aja sih lewat lah. Setelah aku perhattin ternyat Ayu. “Yu,” panggilku. Ayu noleh, “Eh si om,
blanja ya om”. “La iyalah, ke hipermarket masak mo nonton bioskop. Kamu blanja juga”. “Cuma
beli pemalut aja kok om, siap2 kalo dapet”. “Mangnya dah mo dapet ya”. “Kalo itung kalender si
dah ampir om, persisnya si gak tau”. “Kamu seksi banget kalo pake jins ma tshirt Yu, kalo jagain
anak mestinya kaya gini pakeannya”. “Kalo nungguin anak kudu pake seragam si om”. “Kamu
kok bisa kluyuran kemari”. “Iya om, majikan dua2nya pergi kluar kota, kerumah ortunya
katanya, jadi anaknya dibawa. Bete ni om dirumah aja, mana tu nenek2 crewet lagi”. “Nenek2?”.
“Iya om, pembantunya, dah tua, crewet banget deh, suka mrintah2, palagi gak ada majikan. Aku
tinggal klayapan aja”. “Kmu antuin aku blanja ya, ntar pembalut kamu aku bayarin deh, kamu
ada keperluan yang laen gak, skalian aja. Hap kamu tu dah bikinan cina, jadul banget. Aku beliin
yang sama merknya dan ada kameranya ya”. “Hp kan mahal om, mending beliian aku pakean
dan spatu aja”. “Dua2nya juga bole kok”. “Bener nih om, wah om baek bener deh, pasti ada
maunya ni ye”. Aku tersenyum aja, Ayu langsung ke konter hp, dia mencari hp yang sama
dengan merk hp lamanya tapi yang ada kameranya. Kebetulan lagi ada program tuker tambah.
“Cuma dihargai 50 ribu om”. “Ya udah gak apa, minta tolong mbaknya mindahin isi hp lama
kamu ke yang baru aja”. Cukup lama, [proses pembelian dan transfer data dari hp lamanya Ayu
ke yang baru. Setelah itu selesai, Ayu menuju ke konter pakean, dia milih jins dan t shirt. “Beli
dalemannya bole ya om”. “Buat kamu apa sih yang gak boleh”. Ketkia milih bra, aku jadi tau
ukuran toketnya, 34C, pantes kliatan gede banget. Selesainya beli pakean, Ayu milih sendal yang
bagusan, abis itu baru kita blanja. Dia beli pembalut dan makanan kecil, aku membeli keperluan
rumah untuk sebulan sehingga kereta blanjaan penuh. “Wah balnjanya banyak banget om, sampe
sekreta penuh”. kita blanja sambil ngobrol dan becanda. Ayu orangnya enak buat diajak becanda,
dia slalu terpingkel2 kalo aku guyonin, sampe pelanggan yang laen pada nengok. “Yu, kalo
ketawa jangan keras2, diliat orang tuh”. “Biar aja diliatin, om si bikin lucu2, mana aku tahan gak
ketawa”. “Ya udah lucu2 nya terusin dirumahku ya”. Ayu diem aja, aku dah slesai blanjang dan
ngantri di kasir. Hari ini rame juga yang blanja jadi ngantri cukup lama sampe slesai bayar.
selama ngantre aku terus aja becandain Ayu, dan dia ketawa ketiwi karenanya. Dia membantu
memsukkan blanjaanku dan blanjaannya ke mobil dan duduk diseblah aku. “Cari makan dulu ya
YU, dah siang nih. Kamu suka makan apa?” “Makan apa juga aku suka”. “Pecel lele doyan gak”.
“Doyan om”. Mobil meluncur ke warung pecel lele, aku pesen makanan dan minuman. Kami
makan sambil nerusin becanda. Selesai makan dan minum, “Kita mo kemana lagi Yu”. “Ya
pulang lah om, dah kenyang gini aku suka ngantuk”. “Kerumahku aja ya, katanya kamu gak mo
ketemu sinenek”. “Oke om”. Mobil meluncur pulang.

Sampe dirumah, Ayu membantu mengeluarkan belanjaan dari mobil, diapun membantu
menyimpan belanjaanku ditempatnya. Belanjaanya ditumpik aja dideket sofa. Kemudian dia
mengeluarkan hp barunya, sambil membaca buku manualnya dia berkenalan dengan hp barunya.
Karena aku kringetean, aku tinggalkan dia mandi. Selesai mandi aku hanya mengenakan celana
pendek dan kaos buntung aja. “Om santai amat, gak pergi kerja”. “Kan ada kamu, masak aku
tinggal”. “ayu tinggal disini sampe sore boleh ya om, om kalo mo pergi kerja pergi aja. aku mo
blajar hp baru, makasi ya om, om baek banget deh. Pasti abis ini minta upah ya om”. “Mangnya
kamu mo ngasi upahnya apaan”. “apa yang om minta, pasti aku kasi, kalo aku bisa’. Wah
nantangin ni anak, pikirku. “Kamu mo nuker baju Yu, aku punya kaos yang gede banget, pasti
kalo kamu pake jadi kaya daster”. “Bole deh om, aku mandi aja ya om, gerah nih”. Aku
mengambilkan baju kaos gombrongku dan memberikan ke Ayu, “Pake aja anduk aku ya,
dikamar mandi ada sabun, mo kramas juga ada sampo”. “Mangnya mandi junub om, pake
kramas segala”. “Mangnya gak boleh kalo gak junub kamu kramas”. “Bole juga si om”. Dia
menghilang ke kamar mandi. Aku mengambil 2 botol soft drink dari lemari es, kemudian aku
menyiapkan video bokep yang aku belon liat. Aku mo macing napsunya Ayu pake video bokep.

Selesai mandi Ayu hanya mengenakan baju kaosku, cukup si buat dia, cuma jadi kaya make rok
min saja. 15cm di atas lutut. Paha dan betis yang tidak ditutupi kaosku itu tampak amat mulus.
Kulitnya kelihatan licin, dihiasi oleh rambut-rambut halus yang pendek. Pinggulnya yang besar
melebar. Pinggangnya kelihatan ramping. Walaupun kaos iru gombrong, tapi kelihatan sekali
bentuk toketnya yang besar kenceng itu, sangat menggairahkan, palagi pentilnya tercetak di kaos
itu. Rupanya Ayu tidak mengenakan bra. Lehernya jenjang dengan beberapa helai rambut
terjuntai. Sementara bau harum sabun mandi terpancar dari tubuhnya. sebagai laki-laki normal,
kon tolku berdiri melihat tubuhnya. Dari samping kulihat toketnya begitu menonjol dari balik
kaos itu. Melihat Ayu sewaktu membelakangiku, aku terbayang betapa nikmatnya bila tubuh
tersebut digeluti dari arah belakang. Kuperhatikan gerak tubuhnya dari belakang. Pinggul yang
besar itu meliuk ke kiri-kanan mengimbangi langkah-langkah kakinya. Ingin rasanya kudekap
tubuh itu dari belakang erat-erat. Ingin kutempelkan kon tolku di gundukan pantatnya. Dan ingin
rasanya kuremas-remas toket montoknya habis-habisan.

Aku duduk di sofa. Ayu menuangkan soft drink ke gelas, “Kok softdrinknya 2 botol om”. “Yang
satunua buat kamu”. Dia menunagkan soft drink satunya ke gelas dan membawa ke 2 gelas itu ke
sofa. “Om gak ada pembantu ya”. “Ada kok Yu, cuma datengnya 2 kali seminggu, buat bebersih
rumah dan nyetrika, aku nyucinya seminggu juga 2 kali, pake mesin cuci, jadi tinggal ngejemur
aja kan. Kamu mo nemenin dan bantu aku disini. aku gak tersinggung lo kalo kamu mau”.
“Kerjaannya dikit om, ntar aku gak ada kerjaannya”. “Kalo gak ada kerjaan, aku mau kok
ngejain kamu tiap ari”, godaku sambil tersenyum. “Ih si om, genit ah”. “Dah ngerti blon hp
barunya”. “Dah om, prinsipnya sama dengan hp lama, merknya kan sama, cuma lebi canggih aja.
kalo dah dipake ntar juga lancar diri”.

Kembali kita ngobrol ngalor ngidul soal macem2. kesempatan bagiku untuk menatapnya dari
dekat tanpa rasa risih. Akhirnya pembicaraan menyerempet soal sex. “Yu, kamu perna maen”.
“Maen apaan om”. “Maen ma lelaki”. “Pernah om, ma majikan yang sebelon ini. Aku
diprawanin ma dia. Napsunya gede banget deh, kalo maen, pembantunya yang umurnya lebih
muda dari aku diembat juga. Cuma kali maen ma pembantu cuma sekali, ma aku bisa ampe 3
kali”. “Ya teranglah, kamu merangsang gini. Pasti pembantunya item kan kaya babysitter
laennya”. “Iya sih om”. “Terus napa kok brenti?” “Kepergok ibu om, ketika itu aku lagi man ma
majikan, gak taunya ibu pulang mendadak. Langsung deh aku dikluarin. Baiknya ada temen yang
ngasi tau ada lowongan di tempat yang skarang”. “Ma majikan yang skarang maen juga?”
“Enggak bisa om, kan ada si nenek, bisa dilaporin ibu kalo si bapak macem2 ma aku”. “Kamu
dah sering maen terus gak maen2, pa gak kepengen?” “Pengen si om, tapi ma siapa, aku suka
gesek2 ndiri kalo lagi mandi”. “Mangnya enak”. “Enak om, ngikutin cara si bapak yang dulu
ngegesek”. “Ngegesek apaan Yu”. “Ih om nanya mulu, malu kan aku”. “Kita nonton film ya,
asik kok filmnya”. “FIlm apaan om”. “Ya udah kamu liat aja”. Aku memutar video bokep,
kayanya orang thai ceweknya sehingga mirip banget ma orang kita, cowoknya bule. “Ih om
gedebanget ya punya si bule”. “Ma punya majikan kamu yang duluan gede mana”. “Gede ini om,
ampe gak muat tu diemutnya”. “Kamu suka disuru ngemut Yu”. “Iya om, majikan seneng banget
kalo diemut”. Ayu terpaku melihat adegan seru di layar kaca, suara ah uh merupakan serenade
wajib film bokep terdengar jelas. “Keenakan ya om prempuannya, sampe mengerang2 gitu”.
“Mangnya kamu enggak”. “Iya juga sih”.

Setelah melihat Ayu mulai gelisah duduknya, sebentar kaki kiri ditopang kaki kanan, terus
sebaliknya, aku tau Ayu dah mulai terangsang. “Napa kok gelisah Yu, kamu napsu ya”, kataku to
the point. Ayu diem saja. Kon tolku dah ngaceng dengan kerasnya. Apalagi ketika paha yang
putih terbuka karena kaosnya yang tersingkap. Kuelus betisnya. Dia diam saja. elusanku
mermabat makin keatas. Ayu menggeliat, geli katanya. Kusingkapkan bagian bawah dasternya
sampai sebatas perut. Kini paha mulus itu terhampar di hadapanku. Di atas paha, beberapa helai
bulu jembut keluar dari CD yang minim berbentuk segitiga. Sungguh kontras warnanya.
Jembutnya berwarna hitam, sedang tubuhnya berwarna putih. Kueluskan tanganku menuju
pangkal pahanya sambil kuamati wajah Ayu. Kueluskan perlahan ibu jariku di belahan bibir no
noknya. Aku membungkuk diatas pahanya, kuciumi paha mulus tersebut berganti-ganti, kiri dan
kanan, sambil tanganku mengusap dan meremasnya perlahan-lahan. Kedua paha tersebut secara
otomatis bergerak membuka agak lebar. Kembali kuciumi dan kujilati paha dan betis nya.
Nafsuku semakin tinggi. Aku semakin nekad. Kulepaskan kaos Ayu, “Om, Aku mau diapain”,
katanya lirih. Aku menghentikan aksiku. Aku memandangi tubuh mulus Ayu tanpa daster
menghalanginya. Tubuh moleknya sungguh membangkitkan birahi. toket yang besar
membusung, pinggang yang ramping, dan pinggul yang besar melebar. pentilnya berdiri tegak.
Kupandangi Ayu. Alangkah cantiknya wajahnya. Lehernya jenjang. Toketnya yang montok
bergerak naik-turun dengan teratur mengiringi nafasnya. Pinggangnya ramping, dan pinggulnya
yang besar melebar.

“Yu, aku mau ngasi kenikmatan sama kamu, mau enggak”, kataku perlahan sambil mencium
toket nya yang montok. Ayu diam saja, matanya terpejam. Hidungku mengendus-endus kedua
toket yang berbau harum sambil sesekali mengecupkan bibir dan menjilatkan lidahku.pentil toket
kanannya kulahap ke dalam mulutku. Badannya sedikit tersentak ketika pentil itu kugencet
perlahan dengan menggunakan lidah dan gigi atasku. “Om…”, rintihnya, rupanya tindakanku
membangkitkan napsunya juga. Karena sangat ingin merasakan kenikmatan dien tot, Ayu diam
saja membiarkan aku menjelajahi tubuhnya. kusedot-sedot pentil toketnya secara berirama.
Mula-mula lemah, lama-lama agak kuperkuat sedotanku. Kuperbesar daerah lahapan bibirku.
Kini pentil dan toket sekitarnya yang berwarna kecoklatan itu semua masuk ke dalam mulutku.
Kembali kusedot daerah tersebut dari lemah-lembut menjadi agak kuat. Mimik wajah Ayu
tampak sedikit berubah, seolah menahan suatu kenikmatan. Kedua toket harum itu kuciumi dan
kusedot-sedot secara berirama. kon tolku bertambah tegang. Sambil terus menggumuli toket
dengan bibir, lidah, dan wajahnya, aku terus menggesek-gesekkan kon tol di kulit pahanya yang
halus dan licin. Kubenamkan wajahku di antara kedua belah gumpalan dada Ayu. perlahan-lahan
bergerak ke arah bawah. Kugesek-gesekkan wajahku di lekukan tubuh yang merupakan batas
antara gumpalan toket dan kulit perutnya. Kiri dan kanan kuciumi dan kujilati secara bergantian.
Kecupan-kecupan bibirku, jilatan-jilatan lidahku, dan endusan-endusan hidungku pun beralih ke
perut dan pinggang Ayu. Sementara gesekan-gesekan kepala kon tolku kupindahkan ke betisnya.
Bibir dan lidahku menyusuri perut sekeliling pusarnya yang putih mulus. wajahku bergerak lebih
ke bawah. Dengan nafsu yang menggelora kupeluk pinggulnya secara perlahan-lahan.
Kecupanku pun berpindah ke CD tipis yang membungkus pinggulnya tersebut. Kususuri
pertemuan antara kulit perut dan CD, ke arah pangkal paha. Kujilat helaian-helaian rambut
jembutnya yang keluar dari CDnya. Lalu kuendus dan kujilat CD pink itu di bagian belahan bibir
no noknya. Ayu makin terengah menahan napsunya, sesekali terdengar lenguhannya menahan
kenikmatan yang dirasakannya.

Aku bangkit dan melepaskan semua yang menempek ditubuhku. “Punya om gede banget,
kayanya segede punya si bule deh”. Dengan posisi berdiri di atas lutut kukangkangi tubuhnya.
kon tolku yang tegang kutempelkan di kulit toket Ayu. Kepala kon tol kugesek-gesekkan di toket
yang montok itu. Sambil kukocok batangnya dengan tangan kananku, kepala kon tol terus
kugesekkan di toketnya, kiri dan kanan. Setelah sekitar dua menit aku melakukan hal itu. Kuraih
kedua belah gumpalan toket Ayu yang montok itu. Aku berdiri di atas lutut dengan
mengangkangi pinggang ramping Ayu dengan posisi badan sedikit membungkuk. Batang kon
tolku kujepit dengan kedua gumpalan toketnya. Kini rasa hangat toket Ayu terasa mengalir ke
seluruh batang kon tolku. Perlahan-lahan kugerakkan maju-mundur kon tolku di cekikan kedua
toket Ayu. Kekenyalan daging toket tersebut serasa memijit-mijit batang kon tolku, memberi
rasa nikmat yang luar biasa. Di kala maju, kepala kon tolku terlihat mencapai pangkal lehernya
yang jenjang. Di kala mundur, kepala kon tolku tersembunyi di jepitan toketnya.

Lama-lama gerak maju-mundur kon tolku bertambah cepat, dan kedua toket nya kutekan
semakin keras dengan telapak tanganku agar jepitan di batang kon tolku semakin kuat. Aku pun
merem melek menikmati enaknya jepitan toketnya. Ayu pun mendesah-desah tertahan, “Ah…
hhh… hhh… ah…”
kon tolku pun mulai melelehkan sedikit cairan. Cairan tersebut membasahi belahan toket Ayu.
Oleh gerakan maju-mundur kon tolku di dadanya yang diimbangi dengan tekanan-tekanan dan
remasan-remasan tanganku di kedua toketnya, cairan itu menjadi teroles rata di sepanjang
belahan dadanya yang menjepit batang kon tolku. Cairan tersebut menjadi pelumas yang
memperlancar maju-mundurnya kon tolku di dalam jepitan toketnya. Dengan adanya sedikit
cairan dari kon tolku tersebut aku merasakan keenakan dan kehangatan yang luar biasa pada
gesekan-gesekan batang dan kepala kon tolku dengan toketnya. “Hih… hhh… … Luar biasa
enaknya…,” aku tak kuasa menahan rasa enak yang tak terperi. Nafas Ayu menjadi tidak teratur.
Desahan-desahan keluar dari bibirnya , yang kadang diseling desahan lewat hidungnya, “Ngh…
ngh… hhh… heh… eh… ngh…” Desahan-desahan Ayu semakin membuat nafsuku makin
memuncak. Gesekan-gesekan maju-mundurnya kon tolku di jepitan toketnya semakin cepat. kon
tolku semakin tegang dan keras. Kurasakan pembuluh darah yang melalui batang kon tolku
berdenyut-denyut, menambah rasa hangat dan nikmat yang luar biasa. “Enak sekali, Yu”,
erangku tak tertahankan. Aku menggerakkan maju-mundur kon tolku di jepitan toket Ayu
dengan semakin cepatnya. Rasa enak yang luar biasa mengalir dari kon tol ke syaraf-syaraf
otakku. Kulihat wajah Ayu. Alis matanya bergerak naik turun seiring dengan desah-desah
perlahan bibirnya akibat tekanan-tekanan, remasan-remasan, dan kocokan-kocokan di toketnya.
Ada sekitar lima menit aku menikmati rasa keenakan luar biasa di jepitan toketnya itu.
Toket sebelah kanannya kulepas dari telapak tanganku. Tangan kananku lalu membimbing kon
tol dan menggesek-gesekkan kepala kon tol dengan gerakan memutar di kulit toketnya yang
halus mulus. Sambil jari-jari tangan kiriku terus meremas toket kiri Ayu, kon tolku kugerakkan
memutar-mutar menuju ke bawah. Ke arah perut. Dan di sekitar pusarnya, kepala kon tolku
kugesekkan memutar di kulit perutnya yang putih mulus, sambil sesekali kusodokkan perlahan di
lobang pusarnya. kucopot CD minimnya. Pinggul yang melebar itu tidak berpenutup lagi. Kulit
perut yang semula tertutup CD tampak jelas sekali. Licin, putih, dan amat mulus. Di bawah
perutnya, jembut yang hitam lebat menutupi daerah sekitar lobang no noknya. Kedua paha mulus
Ayu kurenggangkan lebih lebar. Kini hutan lebat di bawah perut tadi terkuak, mempertontonkan
no noknya. Aku pun mengambil posisi agar kon tolku dapat mencapai no nok Ayu dengan
mudahnya. Dengan tangan kanan memegang batang kon tol, kepalanya kugesek-gesekkan ke
jembut Ayu. Rasa geli menggelitik kepala kon tolku. kepala kon tolku bergerak menyusuri
jembut menuju ke no noknya. Kugesek-gesekkan kepala kon tol ke sekeliling bibir no noknya.
Terasa geli dan nikmat. kepala kon tol kugesekkan agak ke arah lobang. Dan menusuk sedikit ke
dalam. Lama-lama dinding mulut lobang no nok itu menjadi basah. Kugetarkan perlahan-lahan
kon tolku sambil terus memasuki lobang no nok. Kini seluruh kepala kon tolku yang berhelm
pink tebenam dalam jepitan mulut no nok Ayu. Jepitan mulut no nok itu terasa hangat dan enak
sekali. Kembali dari mulut Ayu keluar desisan kecil tanda nikmat tak terperi. kon tolku semakin
tegang. Sementara dinding mulut no nok Ayu terasa semakin basah. Perlahan-lahan kon tolku
kutusukkan lebih ke dalam. Kini tinggal separuh batang yang tersisa di luar. Secara perlahan
kumasukkan kon tolku ke dalam no nok. Terbenam sudah seluruh batang kon tolku di dalam no
nok Ayu. Sekujur batang kon tol sekarang dijepit oleh no nok Ayu dengan sangat enaknya.
secara perlahan-lahan kugerakkan keluar-masuk kon tolku ke dalam no noknya. Sewaktu keluar,
yang tersisa di dalam no nok hanya kepala kon tol saja. Sewaktu masuk seluruh kon tol terbenam
di dalam no nok sampai batas pangkalnya. Rasa hangat dan enak yang luar biasa kini seolah
memijiti seluruh bagian kon tolku. Aku terus memasuk-keluarkan kon tolku ke lobang no
noknya. Alis matanya terangkat naik setiap kali kon tolku menusuk masuk no noknya secara
perlahan. Bibir segarnya yang sensual sedikit terbuka, sedang giginya erkatup rapat. Dari mulut
sexy itu keluar desis kenikmatan, “Sssh…sssh… hhh… hhh… ssh… sssh…” Aku terus
mengocok perlahan-lahan no noknya. Enam menit sudah hal itu berlangsung. Kembali kukocok
secara perlahan no noknya. Kurasakan enaknya jepitan otot-otot no nok pada kon tolku.
Kubiarkan kocokan perlahan tersebut sampai selama dua menit. Kembali kutarik kon tolku dari
no nok Ayu. Namun kini tidak seluruhnya, kepala kon tol masih kubiarkan tertanam dalam mulut
no noknya. Sementara batang kon tol kukocok dengan jari-jari tangan kananku dengan cepatnya.

Rasa enak itu agaknya dirasakan pula oleh Ayu. Ayu mendesah-desah akibat sentuhan-sentuhan
getar kepala kon tolku pada dinding mulut no noknya, “Sssh… sssh… zzz…ah… ah… hhh…”
Tiga menit kemudian kumasukkan lagi seluruh kon tolku ke dalam no nok Ayu. Dan kukocok
perlahan. Kunikmati kocokan perlahan pada no noknya kali ini lebih lama. Sampai kira-kira
empat menit. Lama-lama aku tidak puas. Kupercepat gerakan keluar-masuk kon tolku pada no
noknya. Kurasakan rasa enak sekali menjalar di sekujur kon tolku. Aku sampai tak kuasa
menahan ekspresi keenakanku. Sambil tertahan-tahan, aku mendesis-desis, “Yu… no nokmu luar
biasa… nikmatnya…” Gerakan keluar-masuk secara cepat itu berlangsung sampai sekitar empat
menit. rasa gatal-gatal enak mulai menjalar di sekujur kon tolku.
Berarti beberapa saat lagi aku akan ngecret. Kucopot kon tolku dari no nok Ayu.
Segera aku berdiri dengan lutut mengangkangi tubuhnya agar kon tolku mudah mencapai
toketnya. Kembali kuraih kedua belah toket montok itu untuk menjepit kon tolku yang berdiri
dengan amat gagahnya. Agar kon tolku dapat terjepit dengan enaknya, aku agak merundukkan
badanku. kon tol kukocokkan maju-mundur di dalam jepitan toketnya. Cairan no nok Ayu yang
membasahi kon tolku kini merupakan pelumas pada gesekan-gesekan kon tolku dan kulit
toketnya. “Oh… hangatnya… Sssh… nikmatnya…Tubuhmu luarrr biasa…”, aku merintih-rintih
keenakan. Ayu juga mendesis-desis keenakan, “Sssh.. sssh… sssh…” Giginya tertutup rapat.
Alis matanya bergerak ke atas ke bawah. Aku mempercepat maju-mundurnya kon tolku. Aku
memperkuat tekananku pada toketnya agar kon tolku terjepit lebih kuat. Rasa enak menjalar
lewat kon tolku. Rasa hangat menyusup di seluruh kon tolku. Karena basah oleh cairan no nok,
kepala kon tolku tampak amat mengkilat di saat melongok dari jepitan toket Ayu. Leher kon tol
yang berwarna coklat tua dan helm kon tol yang berwarna pink itu menari-nari di jepitan
toketnya. Lama-lama rasa gatal yang menyusup ke segenap penjuru kon tolku semakin menjadi-
jadi. Semakin kupercepat kocokan kon tolku pada toket Ayu. Rasa gatal semakin hebat. Rasa
hangat semakin luar biasa. Dan rasa enak semakin menuju puncaknya. Tiga menit sudah
kocokan hebat kon tolku di toket montok itu berlangsung. Dan ketika rasa gatal dan enak di kon
tolku hampir mencapai puncaknya, aku menahan sekuat tenaga benteng pertahananku sambil
mengocokkan kon tol di kempitan toket indah Ayu dengan sangat cepatnya. Rasa gatal, hangat,
dan enak yang luar biasa akhirnya mencapai puncaknya. Aku tak kuasa lagi membendung
jebolnya tanggul pertahananku. “Ayu…!” pekikku dengan tidak tertahankan. Mataku
membeliak-beliak. Jebollah pertahananku. Rasa hangat dan nikmat yang luar biasa menyusup ke
seluruh sel-sel kon tolku saat menyemburkan peju. Crot! Crot! Crot! Crot!

Pejuku menyemprot dengan derasnya. Sampai empat kali. Kuat sekali semprotannya, sampai
menghantam rahang Ayu. Peju tersebut berwarna putih dan kelihatan sangat kental. Dari rahang
peju mengalir turun ke arah leher Ayu. Peju yang tersisa di dalam kon tolku pun menyusul keluar
dalam tiga semprotan. Cret! Cret! Cret! Kali ini semprotannya lemah. Semprotan awal hanya
sampai pangkal lehernya, sedang yang terakhir hanya jatuh di atas belahan toketnya. Aku
menikmati akhir-akhir kenikmatan. “Luar biasa… Yu, nikmat sekali tubuhmu…,” aku
bergumam. “Kok gak dikeluarin di dalem aja om”, kata Ayu lirih. “Gak apa kalo om ngecret
didalem Yu”, jawabku. “Gak apa om, Ayu pengen ngerasain kesemprot peju anget. Tapi Ayu
ngerasa nikmat sekali om, belum pernah Ayu ngerasain kenikmatan seperti ini”, katanya lagi.
“Ini baru ronde pertama Yu, mau lagi kan ronde kedua”, kataku. “Mau om, tapi ngecretnya
didalem ya”, jawabnya. “Kok tadi kamu diem aja Yu”, kataku lagi. “Bingung om, tapi nikmat”,
jawabnya sambil tersenyum. “Engh…” Ayu menggeliatkan badannya. Aku segera mengelap kon
tol dengan tissue yang ada di atas meja, dan memakai celana pendek. beberapa lembar tissue
kuambil untuk mengelap pejuku yang berleleran di rahang, leher, dan toket Ayu. Ada yang tidak
dapat dilap, yakni cairan pejuku yang sudah terlajur jatuh di rambut kepalanya. “Mo kemana
om”, tanyanya. “Mo ambil minum dulu”, jawabku. “Kok celananya dipake, katanya mau ronde
kedua”, katanya. Rupanya Ayu sudah pengen aku menggelutinya sekali lagi.

Aku kembali membawa gelas berisi air putih, kuberikan kepada Ayu yang langsung
menenggaknya sampe habis. Aku keluar lagi untuk mengisi gelas dengan air dan kembali lagi ke
kekamar. Masih tidak puas aku memandangi toket indah yang terhampar di depan mataku
tersebut. mataku memandang ke arah pinggangnya yang ramping dan pinggulnya yang melebar
indah. Terus tatapanku jatuh ke no noknya yang dikelilingi oleh bulu jembut hitam jang lebat.
Betapa enaknya ngen totin Ayu. Aku ingin mengulangi permainan tadi, menggeluti dan
mendekap kuat tubuhnya. Mengocok no noknya dengan kon tolku dengan irama yang
menghentak-hentak kuat. Dan aku dapat menyemprotkan pejuku di dalam no noknya sambil
merengkuh kuat-kuat tubuhnya saat aku nyampe. Nafsuku terbakar.

“Ayu…,” desahku penuh nafsu. Bibirku pun menggeluti bibirnya. Bibir sensual yang menantang
itu kulumat-lumat dengan ganasnya. Sementara Ayu pun tidak mau kalah. Bibirnya pun
menyerang bibirku dengan dahsyatnya, seakan tidak mau kedahuluan oleh lumatan bibirku.
Kedua tangankupun menyusup diantara lengan tangannya. Tubuhnya sekarang berada dalam
dekapanku. Aku mempererat dekapanku, sementara Ayu pun mempererat pelukannya pada
diriku. Kehangatan tubuhnya terasa merembes ke badanku, toketnya yang membusung terasa
semakin menekan dadaku. Jari-jari tangan Ayu mulai meremas-remas kulit punggungku. Ayu
mencopot celanaku.Ayu pun merangkul punggungku lagi. Aku kembali mendekap erat tubuh
Ayu sambil melumat kembali bibirnya. Aku terus mendekap tubuhnya sambil saling melumat
bibir. Sementara tangan kami saling meremas-remas kulit punggung. Kehangatan menyertai
tubuh bagian depan kami yang saling menempel. Kini kurasakan toketnya yang montok menekan
ke dadaku. Dan ketika saling sedikit bergeseran, pentilnya seolah-olah menggelitiki dadaku. kon
tolku terasa hangat dan mengeras. Tangan kiriku pun turun ke arah perbatasan pinggang ramping
dan pinggul besar Ayu, menekannya kuat-kuat dari belakang ke arah perutku. kon tolku
tergencet perut bawahku dan perut bawah Ayu dengan enaknya. Sementara bibirku bergerak ke
arah lehernya.kuciumi, kuhisap-hisap dengan hidungku, dan kujilati dengan lidahku. “Ah…
geli… geli…,” desah Ayu sambil menengadahkan kepala, agar seluruh leher sampai dagunya
terbuka dengan luasnya. Ayu pun membusungkan dadanya dan melenturkan pinggangnya ke
depan. Dengan posisi begitu, walaupun wajahku dalam keadaan menggeluti lehernya, tubuh
kami dari dada hingga bawah perut tetap dapat menyatu dengan rapatnya. Tangan kananku lalu
bergerak ke dadanya yang montok, dan meremas-remas toket tersebut dengan perasaan gemas.

Setelah puas menggeluti lehernya, wajahku turun ke arah belahan dadanya. Aku berdiri dengan
agak merunduk. Tangan kiriku pun menyusul tangan kanan, yakni bergerak memegangi toket.
Kugeluti belahan toket Ayu, sementara kedua tanganku meremas-remas kedua belah toketnya
sambil menekan-nekankannya ke arah wajahku. Kugesek-gesekkan memutar wajahku di belahan
toket itu. bibirku bergerak ke atas bukit toket sebelah kiri. Kuciumi bukit toket nya, dan
kumasukkan pentil toket di atasnya ke dalam mulutku. Kini aku menyedot-sedot pentil toket kiri
Ayu. Kumainkan pentil di dalam mulutku itu dengan lidahku. Sedotan kadang kuperbesar ke
puncak bukit toket di sekitar pentil yang berwarna coklat. “Ah… ah… om…geli…,” Ayu
mendesis-desis sambil menggeliatkan tubuh ke kiri-kanan. Aku memperkuat sedotanku.
Sementara tanganku meremas kuat toket sebelah kanan. Kadang remasan kuperkuat dan
kuperkecil menuju puncak bukitnya, dan kuakhiri dengan tekanan-tekanan kecil jari telunjuk dan
ibu jariku pada pentilnya. “Om… hhh… geli… geli… enak… enak… ngilu…ngilu…” Aku
semakin gemas. toket Ayu itu kumainkan secara bergantian, antara sebelah kiri dan sebelah
kanan. Bukit toket kadang kusedot sebesar-besarnya dengan tenaga isap sekuat-kuatnya, kadang
yang kusedot hanya pentilnya dan kucepit dengan gigi atas dan lidah. Belahan lain kadang
kuremas dengan daerah tangkap sebesar-besarnya dengan remasan sekuat-kuatnya, kadang hanya
kupijit-pijit dan kupelintir-pelintir kecil pentil yang mencuat gagah di puncaknya. “Ah…om…
terus… hzzz…ngilu… ngilu…” Ayu mendesis-desis keenakan. Matanya kadang terbeliak-
beliak. Geliatan tubuhnya ke kanan-kiri semakin sering frekuensinya.
Sampai akhirnya Ayu tidak kuat melayani serangan-serangan awalku. Jari-jari tangan kanan Ayu
yang mulus dan lembut menangkap kon tolku yang sudah berdiri dengan gagahnya. “Om..
Batang kon tolnya besar ya”, ucapnya. Sambil membiarkan mulut, wajah, dan tanganku terus
memainkan dan menggeluti kedua belah toketnya, jari-jari lentik tangan kanannya meremas-
remas perlahan kon tolku secara berirama. Remasannya itu memberi rasa hangat dan nikmat
pada batang kon tolku. kurengkuh tubuhnyadengan gemasnya. Kukecup kembali daerah antara
telinga dan lehernya. Kadang daun telinga sebelah bawahnya kukulum dalam mulutku dan
kumainkan dengan lidahku. Kadang ciumanku berpindah ke punggung lehernya yang jenjang.
Kujilati pangkal helaian rambutnya yang terjatuh di kulit lehernya. Sementara tanganku
mendekap dadanya dengan eratnya. Telapak dan jari-jari tanganku meremas-remas kedua belah
toketnya. Remasanku kadang sangat kuat, kadang melemah. Sambil telunjuk dan ibu jari tangan
kananku menggencet dan memelintir perlahan pentil toket kirinya, sementara tangan kiriku
meremas kuat bukit toket kanannya dan bibirku menyedot kulit mulus pangkal lehernya yang
bebau harum, kon tolku kugesek-gesekkan dan kutekan-tekankan ke perutnya. Ayu pun
menggelinjang ke kiri-kanan. “Ah… om… ngilu… terus om… terus… ah… geli…geli…terus…
hhh… enak… enaknya… enak…,” Ayu merintih-rintih sambil terus berusaha menggeliat ke kiri-
kanan dengan berirama sejalan dengan permainan tanganku di toketnya. Akibatnya pinggulnya
menggial ke kanan-kiri. Goyang gialan pinggul itu membuat kon tolku yang sedang menggesek-
gesek dan menekan-nekan perutnya merasa semakin keenakan. “Ayu… enak sekali Ayu…
sssh… luar biasa… enak sekali…,” aku pun mendesis-desis keenakan. “Om keenakan ya?
Batang kon tol om terasa besar dan keras sekali menekan perut Ayu. Wow… kon tol om terasa
hangat di kulit perut Ayu. tangan om nakal sekali … ngilu,…,” rintih Ayu. “Jangan mainkan
hanya pentilnya saja… geli… remas seluruhnya saja…” Ayu semakin menggelinjang-gelinjang
dalam dekapan eratku. Dia sudah makin liar saja desahannya, rupanya dia sangat menikmati
gelutannya. “om.. remasannya kuat sekali… Tangan om nakal sekali…Sssh… sssh… ngilu…
ngilu…Ak… kon tol om … besar sekali… kuat sekali…”

Ayu menarik wajahku mendekat ke wajahnya. bibirnya melumat bibirku dengan ganasnya. Aku
pun tidak mau kalah. Kulumat bibirnya dengan penuh nafsu yang menggelora, sementara
tanganku mendekap tubuhnya dengan kuatnya. Kulit punggungnya yang teraih oleh telapak
tanganku kuremas-remas dengan gemasnya. Kemudian aku menindihi tubuh Ayu. kon tolku
terjepit di antara pangkal pahanya dan perutku bagian bawah sendiri. Rasa hangat mengalir ke
batang kon tolku yang tegang dan keras. Akhirnya aku tidak sabar lagi. Bibirku kini berpindah
menciumi dagu dan lehernya, sementara tanganku membimbing kon tolku untuk mencari liang
no noknya. Kuputar-putarkan dulu kepala kon tolku di kelebatan jembut disekitar bibir no nok
Ayu. Ayu meraih batang kon tolku yang sudah amat tegang. Pahanya yang mulus itu terbuka
agak lebar. “Om kon tolnya besar dan keras sekali” katanya sambil mengarahkan kepala kon
tolku ke lobang no noknya. kepala kon tolku menyentuh bibir no noknya yang sudah basah.
dengan perlahan-lahan dan sambil kugetarkan, kon tol kutekankan masuk ke liang no nok. Kini
seluruh kepala kon tolku pun terbenam di dalam no noknya. Aku menghentikan gerak masuk kon
tolku.

“Om… teruskan masuk… Sssh… enak… jangan berhenti sampai situ saja…,” Ayu protes atas
tindakanku. Namun aku tidak perduli. Kubiarkan kon tolku hanya masuk ke lobang no noknya
hanya sebatas kepalanya saja, namun kon tolku kugetarkan dengan amplituda kecil. Sementara
bibir dan hidungku dengan ganasnya menggeluti lehernya yang jenjang, lengan tangannya yang
harum dan mulus, dan ketiaknya yang bersih dari bulu ketiak. Ayu menggelinjang-gelinjang
dengan tidak karuan. “Sssh… sssh…enak… enak… geli… geli, om. Geli… Terus masuk, om..”
Bibirku mengulum kulit lengan tangannya dengan kuat-kuat. Sementara tenaga kukonsentrasikan
pada pinggulku. Dan… satu… dua… tiga! kon tolku kutusukkan sedalam-dalamnya ke dalam no
nok Ayu dengan sangat cepat dan kuatnya. Plak! Pangkal pahaku beradu dengan pangkal
pahanya yang sedang dalam posisi agak membuka dengan kerasnya. Sementara kulit batang kon
tolku bagaikan diplirid oleh bibir no noknya yang sudah basah dengan kuatnya sampai
menimbulkan bunyi: srrrt! “Auwww!” pekik Ayu. Aku diam sesaat, membiarkan kon tolku
tertanam seluruhnya di dalam no nok Ayu tanpa bergerak sedikit pun. “Sakit om… ” kata Ayu
sambil tangannya meremas punggungku dengan kerasnya. Aku pun mulai menggerakkan kon
tolku keluar-masuk no nok Ayu. Aku tidak tahu, apakah kon tolku yang berukuran panjang dan
besar ataukah lubang no nok Ayu yang berukuran kecil. Yang saya tahu, seluruh bagian kon
tolku yang masuk no noknya serasa dipijit-pijit dinding lobang no noknya dengan agak kuatnya.
“Bagaimana Yu, sakit?” tanyaku. “Sssh… enak sekali… enak sekali… kon tol om besar dan
panjang sekali… sampai-sampai menyumpal penuh seluruh penjuru lobang no nok Ayu..,”
jawabnya. Aku terus memompa no nok Ayu dengan kon tolku perlahan-lahan. toketnya yang
menempel di dadaku ikut terpilin-pilin oleh dadaku akibat gerakan memompa tadi. Kedua
pentilnya yang sudah mengeras seakan-akan mengkilik-kilik dadaku. kon tolku serasa diremas-
remas dengan berirama oleh otot-otot no noknya sejalan dengan genjotanku tersebut. Terasa
hangat dan enak sekali. Sementara setiap kali menusuk masuk kepala kon tolku menyentuh suatu
daging hangat di dalam no nok Ayu. Sentuhan tersebut serasa menggelitiki kepala kon tol
sehingga aku merasa sedikit kegelian. Geli-geli nikmat.

aku mengambil kedua kakinya dan mengangkatnya. Sambil menjaga agar kon tolku tidak
tercabut dari lobang no noknya, aku mengambil posisi agak jongkok. Betis kanan Ayu
kutumpangkan di atas bahuku, sementara betis kirinya kudekatkan ke wajahku. Sambil terus
mengocok no noknya perlahan dengan kon tolku, betis kirinya yang amat indah itu kuciumi dan
kukecupi dengan gemasnya. Setelah puas dengan betis kiri, ganti betis kanannya yang kuciumi
dan kugeluti, sementara betis kirinya kutumpangkan ke atas bahuku. Begitu hal tersebut
kulakukan beberapa kali secara bergantian, sambil
mempertahankan gerakan kon tolku maju-mundur perlahan di no nok Ayu. Setelah puas dengan
cara tersebut, aku meletakkan kedua betisnya di bahuku, sementara kedua telapak tanganku
meraup kedua belah toketnya. Masih dengan kocokan kon tol perlahan di no noknya, tanganku
meremas-remas toket montok Ayu. Kedua gumpalan daging kenyal itu kuremas kuat-kuat secara
berirama. Kadang kedua pentilnya kugencet dan kupelintir-pelintir secara perlahan. pentil itu
semakin mengeras, dan bukit toket itu semakin terasa kenyal di telapak tanganku. Ayu pun
merintih-rintih keenakan. Matanya merem-melek, dan alisnya mengimbanginya dengan sedikit
gerakan tarikan ke atas dan ke bawah. “Ah… om, geli… geli… … Ngilu om, ngilu… Sssh…
sssh… terus om, terus…. kon tol om membuat no nok aku merasa enak sekali… Nanti jangan
dingecretinkan di luar no nok, ya om. Ngecret di dalam saja… ” Aku mulai mempercepat
gerakan masuk-keluar kon tolku di no nok Ayu. “Ah-ah-ah… bener, om. Bener… yang cepat.
Terus om, terus… ” Aku bagaikan diberi spirit oleh rintihan-rintihan Ayu. Tenagaku menjadi
berlipat ganda. Kutingkatkan kecepatan keluar-masuk kon tolku di no nok Ayu. Terus dan terus.
Seluruh bagian kon tolku serasa diremas-remas dengan cepatnya oleh no nok Ayu. Mata Ayu
menjadi merem-melek. Begitu juga diriku, mataku pun merem-melek dan mendesis-desis karena
merasa keenakan yang luar biasa.

“Sssh… sssh… Ayu… enak sekali… enak sekali no nokmu… enak sekali no nokmu…” “Ya om,
Ayu juga merasa enak sekali… terusss…terus om, terusss…” Aku meningkatkan lagi kecepatan
keluar-masuk kon tolku pada no noknya. “Om… sssh… sssh… Terus… terus… aku hampir
nyampe…sedikit lagi… sama-sama ya om…,” Ayu jadi mengoceh tanpa kendali. Aku
mengayuh terus. Aku belum merasa mau ngecret. Namun aku harus membuatnya nyampe
duluan. Sementara kon tolku merasakan no nok Ayu bagaikan berdenyut dengan hebatnya.
“Om… Ah-ah-ah-ah-ah… Mau keluar om… mau keluar..ah-ah-ah-ah-ah… sekarang ke-ke-
ke…” Tiba-tiba kurasakan kon tolku dijepit oleh dinding no nok Ayu dengan sangat kuatnya. Di
dalam no nok, kon tolku merasa disemprot oleh cairan yang keluar dari no nok Ayu dengan
cukup derasnya. Dan telapak tangan Ayu meremas lengan tanganku dengan sangat kuatnya. Ayu
pun berteriak tanpa kendali: “…keluarrr…!” Mata Ayu membeliak-beliak. Sekejap tubuh Ayu
kurasakan mengejang.

Aku pun menghentikan genjotanku. kon tolku yang tegang luar biasa kubiarkan tertanam dalam
no nok Ayu. kon tolku merasa hangat luar biasa karena terkena semprotan cairan no nok Ayu.
Kulihat mata Ayu memejam beberapa saat dalam menikmati puncaknya. Setelah sekitar satu
menit berlangsung, remasan tangannya pada lenganku perlahan-lahan mengendur. Kelopak
matanya pun membuka, memandangi wajahku. Sementara jepitan dinding no noknya pada kon
tolku berangsur-angsur melemah, walaupun kon tolku masih tegang dan keras. Kedua kaki Ayu
lalu kuletakkan kembali di atas ranjang dengan posisi agak membuka. Aku kembali menindih
tubuh telanjang Ayu dengan mempertahankan agar kon tolku yang tertanam di dalam no noknya
tidak tercabut.

“Om… luar biasa… rasanya seperti ke langit ke tujuh,” kata Ayu dengan mimik wajah penuh
kepuasan. kon tolku masih tegang di dalam no noknya. kon tolku masih besar dan keras. Aku
kembali mendekap tubuh Ayu. kon tolku mulai bergerak keluar-masuk lagi di no nok Ayu,
namun masih dengan gerakan perlahan. Dinding no nok Ayu secara berangsur-angsur terasa
mulai meremas-remas kon tolku. Terasa hangat dan enak. Namun sekarang gerakan kon tolku
lebih lancar dibandingkan dengan tadi. Pasti karena adanya cairan yang disemprotkan oleh no
nok Ayu beberapa saat yang lalu.”Ahhh.. om… langsung mulai lagi… Sekarang giliran om..
semprotkan peju om di no nok aku.. Sssh…,” Ayu mulai mendesis-desis lagi. Bibirku mulai
memagut bibir Ayu dan melumat-lumatnya dengan gemasnya. Sementara tangan kiriku ikut
menyangga berat badanku, tangan kananku meremas-remas toket Ayu serta memijit-mijit
pentilnya, sesuai dengan irama gerak maju-mundur kon tolku di no noknya. “Sssh… sssh…
sssh… enak om, enak… Terus…teruss… terusss…,” desis Ayu. Sambil kembali melumat bibir
Ayu dengan kuatnya, aku mempercepat genjotan kon tolku di no noknya. Pengaruh adanya
cairan di dalam no nok Ayu, keluar-masuknya kon tol pun diiringi oleh suara, “srrt-srret srrrt-
srrret srrt-srret…” Ayu tidak henti-hentinya merintih kenikmatan, “Om… ah… ” kon tolku
semakin tegang. Kulepaskan tangan kananku dari toketnya. Kedua tanganku kini dari ketiak Ayu
menyusup ke bawah dan memeluk punggungnya. Tangan Ayu pun memeluk punggungku dan
mengusap-usapnya. Aku pun memulai serangan dahsyatku. Keluar-masuknya kon tolku ke
dalam no nok Ayu sekarang berlangsung dengan cepat dan bertenaga. Setiap kali masuk, kon tol
kuhunjamkan keras-keras agar menusuk no nok Ayu sedalam-dalamnya. kon tolku bagai diremas
dan dihentakkan kuat-kuat oleh dinding no nok Ayu.

Sampai di langkah terdalam, mata Ayu membeliak sambil bibirnya mengeluarkan seruan
tertahan, “Ak!” Sementara daging pangkal pahaku bagaikan menampar daging pangkal pahanya
sampai berbunyi: plak! Di saat bergerak keluar no nok, kon tol kujaga agar kepalanya tetap
tertanam di lobang no nok. Remasan dinding no nok pada batang kon tolku pada gerak keluar ini
sedikit lebih lemah dibanding dengan gerak masuknya. Bibir no nok yang mengulum batang kon
tolku pun sedikit ikut tertarik keluar. Pada gerak keluar ini Ayu mendesah, “Hhh…” Aku terus
menggenjot no nok Ayu dengan gerakan cepat dan menghentak-hentak. Tangan Ayu meremas
punggungku kuat-kuat di saat kon tolku kuhunjam masuk sejauh-jauhnya ke lobang no noknya.
Beradunya daging pangkal paha menimbulkan suara: Plak! Plak! Plak! Plak! Pergeseran antara
kon tolku dan no nok Ayu menimbulkan bunyi srottt-srrrt… srottt-srrrt… srottt-srrrt… Kedua
nada tersebut diperdahsyat oleh pekikan-pekikan kecil Ayu: “Ak! Hhh… Ak! Hhh… Ak!
Hhh…” kon tolku terasa empot-empotan luar biasa. “Yu… Enak sekali Yu… no nokmu enak
sekali… no nokmu hangat sekali… jepitan no nokmu enak sekali…” “Om… terus om…,” rintih
Ayu, “enak om… enaaak… Ak! Hhh…” Tiba-tiba rasa gatal menyelimuti segenap penjuru kon
tolku. Gatal yang enak sekali. Aku pun mengocokkan kon tolku ke no noknya dengan semakin
cepat dan kerasnya. Setiap masuk ke dalam, kon tolku berusaha menusuk lebih dalam lagi dan
lebih cepat lagi dibandingkan langkah masuk sebelumnya. Rasa gatal dan rasa enak yang luar
biasa di kon tol pun semakin menghebat. “Ayu… aku… aku…” Karena menahan rasa nikmat
dan gatal yang luar biasa aku tidak mampu menyelesaikan ucapanku yang memang sudah
terbata-bata itu. “Om, aku… mau nyampe lagi… Ak-ak-ak… aku nyam…”

Tiba-tiba kon tolku mengejang dan berdenyut dengan amat dahsyatnya. Aku tidak mampu lagi
menahan rasa gatal yang sudah mencapai puncaknya. Namun pada saat itu juga tiba-tiba dinding
no nok Ayu mencekik kuat sekali. Dengan cekikan yang kuat dan enak sekali itu, aku tidak
mampu lagi menahan jebolnya bendungan dalam alat kelaminku. Pruttt! Pruttt! Pruttt! Kepala
kon tolku terasa disemprot cairan no nok Ayu, bersamaan dengan pekikan Ayu, “…nyampee…!”
Tubuh Ayu mengejang dengan mata membeliak-beliak. “Ayu…!” aku melenguh keras-keras
sambil merengkuh tubuh Ayu
sekuat-kuatnya. Wajahku kubenamkan kuat-kuat di lehernya yang jenjang. Pejuku pun tak
terbendung lagi. Crottt! Crottt! Crottt! Pejuku bersemburan dengan derasnya, menyemprot
dinding no nok Ayu yang terdalam. kon tolku yang terbenam semua di dalam no nok Ayu terasa
berdenyut-denyut.

Beberapa saat lamanya aku dan Ayu terdiam dalam keadaan berpelukan erat sekali. Aku
menghabiskan sisa-sisa peju dalam kon tolku. Cret! Cret! Cret! kon tolku menyemprotkan lagi
peju yang masih tersisa ke dalam no nok Ayu. Kali ini semprotannya lebih lemah. Perlahan-
lahan baik tubuh Ayu maupun tubuhku tidak mengejang lagi. Aku menciumi leher mulus Ayu
dengan lembutnya, sementara tangan Ayu mengusap-usap punggungku dan mengelus-elus
rambut kepalaku. Aku merasa puas sekali berhasil ngen totin Ayu.
Situs Cerita Dewasa-Cerita Panas-Cerita Porno-Cerita Seks

 Tentang Cerita Dewasa

Tante Ken Aduhai Seksi


Video Bokep ABG SMU

Cerita Dewasa.Kisah ini terjadi kurang lebih setahun yang lalu. Tepatnya awal bulan mei 2003.
Panggil saja namaku Roni. Usiaku saat ini 27 tahun. Dikampungku ada seorang janda berusia 46
tahun, namanya panggil aja Tente Ken. Meski usianya sudah kepala empat dan sudah punya 3
orang anak yang sudah besar-besar, namun tubuhnya masih tetap tampak bagus dan terawat.
Tante Ken mempunyai wajah yang cantik dengan rambut sebahu. Kulitnya putih bersih. Selain
itu yang membuatku selama ini terpesona adalah payudara tante Ken yang luar biasa montok.
Perkiraanku payudaranya berukuran 36C. Ditambah lagi pinggul aduhai yang dimiliki oleh janda
cantik itu. Bodi tante Ken yang indah itulah yang membuatku tak dapat menahan birahiku dan
selalu berangan-angan bisa menikmati tubuhnya yang padat berisi. Setiap melakukan onani,
wajah dan tubuh tetanggaku itu selalu menjadi inspirasiku.

Pagi itu jam sudah menunjukan angka tujuh. Aku sudah bersiap untuk berangkat ke kampus.
Motor aku jalankan pelan keluar dari gerbang rumah. Dikejauhan aku melihat sosok seorang
wanita yang berjalan sendirian. Mataku secara reflek terus mengikuti wanita itu. Maklum aja,
aku terpesona melihat tubuh wanita itu yang menurutku aduhai, meskipun dari belakang. Pinggul
dan pantatnya sungguh membuat jantungku berdesir. Saat itu aku hanya menduga-duga kalau
wanita itu adalah tante Ken. Bersamaan dengan itu, celanaku mulai agak sesak karena kontolku
mulai tidak bisa diajak kompromi alias ngaceng berat.
Perlahan-lahan motor aku arahkan agak mendekat agar yakin bahwa wanita itu adalah tante Ken.

“Eh tante Ken. Mau kemana tante?”, sapaku.

Tante Ken agak kaget mendengar suaraku. Tapi beliau kemudian tersenyum manis dan
membalas sapaanku.

“Ehm.. Kamu Ron. Tante mau ke kantor. Kamu mau ke kampus?”, tante Ken balik bertanya.
“Iya nih tante. Masuk jam delapan. Kalau gitu gimana kalau tante saya anter dulu ke kantor?
Kebetulan saya bawa helm satu lagi”, kataku sambil menawarkan jasa dan berharap tante Ken
tidak menolak ajakanku.
“Nggak usah deh, nanti kamu terlambat sampai kampus lho.”

Suara tante Ken yang empuk dan lembut sesaat membuat penisku semakin menegang.

“Nggak apa-apa kok tante. Lagian kampus saya kan sebenarnya dekat”, kataku sambil mataku
selalu mencuri pandang ke seluruh tubuhnya yang pagi itu mengenakkan bletzer dan celana
panjang. Meski tertutup oleh pakaian yang rapi, tapi aku tetap bisa melihat kemontokan
payudaranya yang lekukannya tampak jelas.
“Benar nih Roni mau nganterin tante ke kantor? Kalau gitu bolehlah tante bonceng kamu”, kata
tante Ken sambil melangkahkan kakinya diboncengan.

Aku sempat agak terkejut karena cara membonceng tante yang seperti itu. Tapi bagaimanapun
aku tetap diuntungkan karena punggungku bisa sesekali merasakan
empuknya payudara tante yang memang sangat aku kagumi. Apalagi ketika melewati gundukan
yang ada di jalan, rasanya buah dada tante semakin tambah menempel di punggungku. Pagi itu
tante Ken aku anter sampai ke kantornya. Dan aku segera menuju ke kampus dengan perasaan
senang.

Waktu itu hari sabtu. Kebetulan kuliahku libur. Tiba-tiba telepon di sebelah tempat tidurku
berdering. Segera saja aku angkat. Dari seberang terdengar suara lembut seorang wanita.

“Bisa bicara dengan Roni?”


“Iya saya sendiri?”, jawabku masih dengan tanda tanya karena merasa asing dengan suara
ditelepon.
“Selamat pagi Roni. Ini tante Ken!”, aku benar-benar kaget bercampur aduk.
“Se.. Selamat.. Pa.. Gi tante. Wah tumben nelpon saya. Ada yang bisa saya bantu tante?”, kataku
agak gugup.
“Pagi ini kamu ada acara nggak Ron? Kalau nggak ada acara datang ke rumah tante ya. Bisa
kan?”, pinta tante Keny dari ujung telepon.
“Eh.. Dengan senang hati tante. Nanti sehabis mandi saya langsung ke tempat tante”, jawabku.
Kemudian sambil secara reflek tangan kiriku memegang kontolku yang mulai membesar karena
membayangkan tante Ken.
“Baiklah kalau begitu. Aku tunggu ya. Met pagi Roni.. Sampai nanti!” Suara lembut tante Ken
yang bagiku sangat menggairahkan itu akhirnya hilang diujung tepelon sana.

Pagi itu aku benar-benar senang mendengar permintaan tante Ken untuk datang ke rumahnya.
Dan pikiranku nglantur kemana-mana. Sementara tanganku masih saja mengelus-elus penisku
yang makin lama, makin membesar sambil membayangkan jika yang memegang kontolku itu
adalah tante Ken. Karena hasratku sudah menggebu, maka segera saja aku lampiaskan birahiku
itu dengan onani menggunakan boneka didol montok yang aku beli beberapa bulan yang lalu.

Aku bayangkan aku sedang bersetubuh dengan tante Ken yang sudah telanjang bulat sehingga
payudaranya yang montok menunggu untuk dikenyut dan diremas. Mulut dan tanganku segera
menyapu seluruh tubuh boneka itu.

“Tante… Tubuhmu indah sekali. Payudaramu montok sekali tante. Aaah.. Ehs.. Ah”, mulutku
mulai merancau membayangkan nikmatnya ML dengan tante Ken.

Karena sudah tidak tahan lagi, segera saja batang penisku, kumasukkan ke dalam vagina didol
itu. Aku mulai melakukan gerakan naik turun sambil mendekap erat dan menciumi bibir boneka
yang aku umpamakan sebagai tante Ken itu dengan penuh nafsu.

“Ehm.. Ehs.. Nikmat sekali sayang..”


Kontolku semakin aku kayuh dengan cepat.
“Tante.. Nikmat sekali memekmu. Aaah.. Punyaku mau keluar sayang..”, mulutku meracau
ngomong sendiri.

Akhirnya tak lama kemudian penisku menyemburkan cairan putih kental ke dalam lubang vagina
boneka itu. Lemas sudah tubuhku. Setelah beristirahat sejenak, aku kemudian segera menuju ke
kamar mandi untuk membersihkan kontol dan tubuhku.
Jarum jam sudah menunjuk ke angka 8 lebih 30 menit. Aku sudah selesai mandi dan berdandan.

“Nah, sekarang saatnya berangkat ke tempat tante Ken. Aku sudah nggak tahan pingin lihat
kemolekan tubuhmu dari dekat sayang”, gumamku dalam hati.

Kulangkahkan kakiku menuju rumah tante Ken yang hanya berjarak 100 meter aja dari rumahku.
Sampai di rumah janda montok itu, segera saja aku ketuk pintunya.

“Ya, sebentar”, sahut suara seorang wanita dari dalam yang tak lain adalah tante Ken.

Setelah pintu dibuka, mataku benar-benar dimanja oleh tampilan sosok tante Ken yang aduhai
dan berdiri persis di hadapanku. Pagi itu tante mengenakan celana street hitam dipadu dengan
atasan kaos ketat berwarna merah dengan belahan lehernya yang agak ke bawah. Sehingga
nampak jelas belahan yang membatasi kedua payudaranya yang memang montok luar biasa.
Tante Ken kemudian mengajakku masuk ke dalam rumahnya dan menutup serta mengunci pintu
kamar tamu. Aku sempat dibuat heran dengan apa yang dilakukan janda itu.

“Ada apa sih tante, kok pintunya harus ditutup dan dikunci segala?”, tanyaku penasaran.

Senyuman indah dari bibir sensual tante Ken mengembang sesaat mendengar pertanyaanku.

“Oh, biar aman aja. Kan aku mau ajak kamu ke kamar tengah biar lebih rilek ngobrolnya sambil
nonton TV”, jawab tante Ken seraya menggandeng tanganku mengajak ke ruangan tengah.

Sebenarnya sudah sejak di depan pintu tadi penisku tegang karena terangsang oleh penampilan
tante Ken. Malahan kali ini tangan halusnya menggenggam tanganku, sehingga kontolku nggak
bisa diajak kompromi karena semakin besar aja. Di ruang tengah terhampar karpet biru dan ada
dua bantal besar diatasnya. Sementara diatas meja sudah disediakan minuman es sirup berwarna
merah. Kami kemudian duduk berdampingan.

“Ayo Ron diminum dulu sirupnya”, kata tante padaku.


Aku kemudian mengambil gelas dan meminumnya.
“Ron. Kamu tahu nggak kenapa aku minta kamu datang ke sini?”, tanya tante Ken sambil tangan
kanan beliau memegang pahaku hingga membuatku terkejut dan agak gugup.
“Ehm.. Eng.. Nggak tante”, jawabku.
“Tante sebenarnya butuh teman ngobrol. Maklumlah anak-anak tante sudah jarang sekali pulang
karena kerja mereka di luar kota dan harus sering menetap disana. Jadinya ya.. Kamu tahu
sendiri kan, tante kesepian. Kira-kira kamu mau nggak jadi teman ngobrol tante? Nggak harus
setiap hari kok..!”, kata tente Ken seperti mengiba.
Dalam hati aku senang karena kesempatan untuk bertemu dan berdekatan dengan tante akan
terbuka luas. Angan-angan untuk menikmati pemandangan indah dari tubuh janda itu pun tentu
akan menjadi kenyataan.

“Kalau sekiranya saya dibutuhkan, ya boleh-boleh aja tante. Justru saya senang bisa ngobrol
sama tante. Biar saja juga ada teman. Bahkan setiap hari juga nggak apa kok.”

Tante tersenyum mendengar jawabanku. Akhirnya kami berdua mulai ngobrol tentang apa saja
sambil menikmati acara di TV. Enjoi sekali. Apalagi bau wangi yang menguar dari tubuh tante
membuat angan-anganku semakin melayang jauh.

“Ron, udara hari ini panas ya? Tante kepanasan nih. Kamu kepanasan nggak?”, tanya tante Ken
yang kali ini sedikit manja.
“Ehm.. Iya tante. Panas banget. Padahal kipas anginnya sudah dihidupin”, jawabku sambil
sesekali mataku melirik buah dada tante yang agak menyembul, seakan ingin meloncat dari kaos
yang menutupinya.

Mata Tante Ken terus menatapku hingga membuatku sedikit grogi, meski sebenarnya birahiku
sedang menanjak. Tanpa kuduga, tangan tante memegang kancing bajuku.

“Kalau panas dilepas aja ya Ron, biar cepet adem”, kata tante Ken sembari membuka satu-
persatu kancing bajuku, dan melepaskannya hingga aku telanjang dada…

Aku saat itu benar-benar kaget dengan apa yang dilakukan tante padaku. Dan aku pun hanya bisa
diam terbengong-bengong. Aku tambah terheran-heran lagi dengan sikap tente Ken pagi itu yang
memintaku untuk membantu melepaskan kaos ketatnya.

“Ron, tolongin tante dong. Lepasin kaos tante. Habis panas sih..”, pinta tante Ken dengan suara
yang manja tapi terkesan menggairahkan.

Dengan sedikit gemetaran karena tak menyangka akan pengalaman nyataku ini, aku lepas kaos
ketat berwarna merah itu dari tubuh tante Ken. Dan apa yang berikutnya aku lihat sungguh
membuat darahku berdesir dan penisku semakin tegang membesar serta jantung berdetak
kencang. Payudara tante Ken yang besar tampak nyata di depan mataku, tanpa terbungkus
kutang. Dua gunung indah milik janda itu tampak kencang dan padat sekali.

“Kenapa Ron. Kok tiba-tiba diam?”, tanya tante Ken padaku.


“E.. Em.. Nggak apa-apa kok tante”, jawabku spontan sambil menundukkan kepala.
“Ala.. enggak usah pura-pura. Aku tahu kok apa yang sedang kamu pikirkan selama ini. Tante
sering memperhatikan kamu. Roni sebenarnya sudah lama pingin ini tante kan?” kata tante
sambil meraih kedua tanganku dan meletakkan telapak tanganku di kedua buah dadanya yang
montok.
“Ehm.. Tante.. Sa.. Ya.. Ee..”, aku seperti tak mampu menyelesaikan kata-kataku karena gugup.
Apalagi tubuh tante Ken semakin merapat ke tubuhku.
“Ron.. Remas susuku ini sayang. Ehm.. Lakukan sesukamu. Nggak usah takut-takut sayang. Aku
sudah lama ingin menimati kehangatan dari seorang laki-laki”, rajuk tante Ken sembari
menuntun tanganku meremas payudara montoknya.

Sementara kegugupanku sudah mulai dapat dikuasai. Aku semakin memberanikan diri untuk
menikmati kesempatan langka yang selama ini hanya ada dalam angan-anganku saja. Dengan
nafsu yang membara, susu tante Ken aku remas-remas. Sementara bibirku dan bibirnya saling
berpagutan mesra penuh gairah. Entah kapan celanaku dan celana tante lepas, yang pasti saat itu
tubuh kami berdua sudah polos tanpa selembar kainpun menempel di tubuh. Permaianan kami
semakin panas. Setelah puas memagut bibir tante, mulutku seperti sudah nggak sabar untuk
menikmati payudara montoknya.

“Uuhh… Aah…” Tante Ken mendesah-desah tatkala lidahku menjilat-jilat ujung puting susunya
yang berbentuk dadu.

Aku permainkan puting susu yang munjung dan menggiurkan itu dengan bebasnya. Sekali-kali
putingnya aku gigit hingga membuat Tante Ken menggelinjang merasakan kenikmatan.
Sementara tangan kananku mulai menggerayangi “vagina” yang sudah mulai basah. Aku usap-
usap bibir vagina tante dengan lembut hingga desahan-desahan menggairahkan semakin keras
dari bibirnya.

“Ron.. Nik.. Maat.. Sekali sa.. Yaang.. Uuuhh.. Puasilah tante sayang.. Tubuhku adalah
milikmu”, suara itu keluar dari bibir janda montok itu.
Aku menghiraukan ucapan tante karena sedang asyik menikmati tubuh moleknya. Perlahan
setelah puas bermain-main dengan payudaranya mulutku mulai kubawa ke bawah menuju vagina
tante Ken yang bersih terawat tanpa bulu. Dengan leluasa lidahku mulai menyapu vagina yang
sudah basah oleh cairan.

Aku sudah tudak sabar lagi. Batang penisku yang sudah sedari tadi tegak berdiri ingin sekali
merasakan jepitan vagina janda cantik nan montok itu. Akhirnya, perlahan kumasukkan batang
penisku ke celah-celah vagina. Sementara tangan tante membantu menuntun tongkatku masuk ke
jalannya. Kutekan perlahan dan…

“Aaah…”, suara itu keluar dari mulut tante Ken setelah penisku berhasil masuk ke dalam liang
senggamanya.

Kupompa penisku dengan gerakan naik turun. Desahan dan erangan yang menggairahkanpun
meluncur dari mulut tante yang sudah semakin panas birahinya.

“Aach.. Ach.. Aah.. Terus sayang.. Lebih dalam.. Lagi.. Aah.. Nik.. Mat..”, tante Ken mulai
menikmati permainan itu.

Aku terus mengayuh penisku sambil mulutku melumat habis kedua buah dadanya yang montok.
Mungkin sudah 20 menitan kami bergumul. Aku merasa sudah hampir
tidak tahan lagi. Batang kemaluanku sudah nyaris menyemprotkan cairan sperma.
“Tante.. Punyaku sudah mau keluar..”
“Tahan seb.. Bentar sayang.. Aku jug.. A.. Mau sampai.. Aaach..”, akhirnya tante Ken tidak
tahan lagi.

Kamipun mengeluarkan cairan kenikmatan secara hampir bersamaan. Banyak sekali air mani
yang aku semprotkan ke dalam liang senggama tante, hingga kemudian kami kecapekan dan
berbaring di atas karpet biru.

“Terima kasih Roni. Tante puas dengan permainan ini. Kamu benar-benar jantan. Kamu nggak
nyeselkan tidur dengan tante?”, tanya beliau padaku.
Aku tersenyum sambil mencium kening janda itu dengan penuh sayang.
“Aku sangat senang tante. Tidak kusangka tante memberikan kenikmatan ini padaku. Karena
sudah lama sekali aku berangan-angan bisa menikmati tubuh tante yang montok ini”

Tante Ken tersenyum senang mendengar jawabanku.

“Roni sayang. Mulai saat ini kamu boleh tidur dengan tante kapan saja, karena tubuh tante
sekarang adalah milikmu. Tapi kamu juga janji lho. Kalau tante kepingin… Roni temani tante
ya.”, kata tante Ken kemudian.

Aku tersenyum dan mengangguk tanda setuju. Dan kami pun mulai saling merangsang dan
bercinta untuk yang kedua kalinya. Hari itu adalah hari yang tidak pernah bisa aku lupakan.
Karena angan-anganku untuk bisa bercinta dengan tante Ken dapat terwujud menjadi kenyataan.
Sampai saat ini aku dan tante Ken masih selalu melakukan aktivitas sex dengan berbagai variasi.
Dan kami sangat bahagia.

Situs Cerita Dewasa-Cerita Panas-Cerita Porno-Cerita Seks

 Tentang Cerita Dewasa

Kisah Cinta Terlarang


Video Bokep ABG SMU

Cerita Dewasa.Aku Dina. Pertama kali aku mengenal cinta, hatiku sangat berbunga-bunga.
Hanya sayangnya cinta pertamaku jatuh tidak pada orang yang tepat. Dia seorang pria yang
sudah berkeluarga. Jadilah kami backstreet. Aku kenal dia, yang kupanggil MAS, ketika aku
datang ke ultah temenku. Dia saat itu enjadi event organizer acara ultah tersebut. Sejak awal
melihat dia aku sudah tertarik. Dia ganteng dan badannya atletis, aku diperkenalkan ma dia oleh
temanku yang ultah. “Din, ini MAS, dia yang nyelenggaraan pesta ini, asik kan pestanya. Kamu
nemenin MAS ngobrol ya”. Temanku itu tau kalo aku suka dengan pria yang umurnya jauh lebih
tua dari aku. Kami jadi asik ngobrol ngalor ngidul. Dia sangat humoris sehingga aku selalu
terpingkal-pingkal
mendengar guyonannya. Makin lama guyonannya makin mengarah yang vulgar, aku sih ok aja.
Ketika aara makan, dia menemani aku menikmati hidangan yang tersedia. Ketika acar dansa, dia
mengajak aku turun, ketika itu lagunya slow. Aku larut dalam dekapannya yang sangat mesra.
Dia berbisik: “Din, kamu cantik sekali, kamu yang paling cantik dari semua prempuan yang
dateng ke pesta ini. Aku suka kamu Din”. “Mas kan dah punya keluarga, masak sih suka ma abg
kaya aku”. “Justru karena kamu masih abg, kecantikan kamu masih sangat alami, bukan polesan
make up yang tebal”.
Memang sih dandananku biasa saja, tanpa make up yang tebal. Perempuan mana sih yang gak
suka dipuji lelaki yang kebetulan dikaguminya. Ketika pulang dia mengantarkan aku pulang,
sebelum aku turun dari mobil, pipiku dikecupnya, “Kapan2 kita ketemuan lagi ya Din, ni nomer
hpku”. Kami bertukaran no hp.

Sejak pertemuan pertama itu, kami sering jumpa di mal, di bioskop atau ditempat fitnes.

Karena dia tau aku suka fitnes, makanya diapun mendaftar menjadi member ditempat aku biasa
fitnes. Karena sering ketemu, hubungan kami makin lama makin akrab. Dia adalah lelaki
pertama yang mencium bibirku. Itu kejadiannya ketika kami sedang dibioskop. Karena bukan
weekend, jumlah penontonnya sedikit, sehingga dia milih tempat duduk yang jauh dari penonton
lain. Dia berbisik: “Din, aku sayang sekali ma kamu. Kamu?’ “Aku juga sayang ma Mas,
sayangnya ma dah keluarga ya”. “Kita jalani aja dulu Din, gak apa kan kalo backstreet kaya gini.
Pokoknya aku akan berusaha untuk ketemu kamu sesering mungkin, sayang”. Dia meluncurkan
rayuan mutnya, sehingga
aku makin berbung-bunga. “Din..”, panggilnya lagi. aku menoleh karahnya. Karena duduk kami
berdempetan, dia langusng merangkul pundaknya dan mendekatkan bibirnya ke bibirku. aku
memejamkan mataku, terasa lembut sekali bibirnya menyentuh bibirku, kemudian terasa
bibirnya mulai mengisap bibirku. aku pasrah ketika dia cukup lama mengecup bibirku. “Mas”,
desahku ketika dia melepas bibirnya, seakan aku gak rela dia melepaskan bibirku. Diapun
mengecup bibirku lagi, kali ini lebih lama lagi. Demikianlah sepanjang film itu kami tidak
menikmati filmnya tetapi aku menikmati bagaimana bibirnya mengulum-ngulu bibirku. “Mas,
aku sayang sekali ma mas, aku mau jadi pacar mas”.

Sejak kejadian dibioskop itu, kami menjadi rutin berciuman kalo ketemu, paling tidak kami
melakukannya sebentar di mobil sebelum mobil jalan atau sebelum aku turun didepan rumahku.
Temenku mengingatkan aku agar jangan terlalu larut dalam berhubungan dengan Mas, karena
dia dah berkeluarga. “Nanti kamu yang nyesel lo kalo dia harus mutusin hubungan kamu dengan
dia”. Tapi aku tidak mengindahkan himbauan temanku. Aku seakan buta tertutup cinta yang
makin lama makin berkobar-kobar.

Sampai suatu weekend, dia mengajakku ke satu vila diluar kota, katanya dia
mau survei tempat itu karena akan diadakan perhelatan disana. “Temenin aku yuk, mumpung
bisa keluar kota ma kamu. Mau ya sayang”. Karena aku dah lama pengen berdua dia seharian,
aku turuti saja ajakannya. Ke ortu, aku pamit mo jalan ma temen2 ke vila mereka. Aku seneng
sekali ketika dah duduk disebelahnya dalam mobilnya. Mobilnya meluncur arah luar kota. Saat
itu aku mengenakan celana ketat dari kain yang cukup tipis berwarna putih sehingga bentuk
bokongku yang bulat padat begitu kentara, dan bahkan saking ketatnya CDku sampai kelihatan
sekali berbentuk segitiga. Atasannya aku mengenakan baju kaos putih ketat dan polos sehingga
bentuk toketku yang membulat terlihat jelas, kaosku yang cukup tipis membuat braku yang
berwarna putih terpampang jelas sekali. “Din, kamu seksi sekali deh pake pakean kaya gitu”.
“Mas suka kan”. “Suka banget, palagi kalo amu gak pake baju Din”. “Ih mas, mulai deh genit,
aku turun disini aja deh”, aku pura2 merajuk, padahal dalam hati seneng sekali mendengar
pujiannya. “Ya udah turun aja he he”, tertawanya berderai ketika dia mengatakan hal itu, tetpi
mobil tetap melaju kencang. “Katanya disuruh turun, kok gak minggir”. “Loncat aja kalo
berani”. “mas, iih”, kataku sambil mencubit pinggangnya, mesra. Dia menggeliat kegelian,
“Jangan dikitikin dong, nanti nabrak lo”. “abis mas sih
mulai duluan”. Sepanjang jalan kami bercanda rian, sesekali tangannya gantian menggelitiki
pinggangku, sehingga aku menggelinjang. Kadang tangannya mendarat di pahaku dan
mengelus2nya sampe kedeket pangkal pahaku. aku menjadi merinding karena rabaannya.
Maklum deh dia pria pertama yang melakukan hal ini. “Maas”, aku hanya melenguh ketika
pahaku dielus2 begitu. Karena aku tidak menolak, maka dia meneruskan elusannya dipahaku.
aku menjadi gelisah, dudukku gak bisa diam, ada rasa geli bercampur nikmat dan aku merasa
pengen kencing. “Mas maih jauh ya”.
“Napa Din”. “aku pengen pipis”. “Bentar lagi juga sampe. Itu bukan pengen pipis biasa Din”.
“abis apaan?” “Pasti kamu terangsang ya karena aku ngelus2 paha kamu”. “Ih”, kucubit lagi
pinggangnya.

Mobilnya sudah masuk ke satu vila. Ada seorang bapak2 yang menyambut di gerbang vila. Dia
orang yang ditugaskan pemilik vila untuk menunggui vila itu. Aku keluar dari mobil, ikut dengan
dia melihat lokasi. Vilanya tidak terlalu besar tetapi halamannya luas. Dia mulai mengeluarkan
catatannya, mengukur sana mengukur sini, mencoret2 di buku catatannya. Kadang dia
menanyakan pendapatku tentang satu hal. Aku menjawab setauku saja. “Setelah selesai, dia
berkata kepada si bapak, “Pak kami mo menginap di vila ini”. “Iya, yang
punya dah kasi tau bapak, ya silahkan saja pak. sudah saya sediakan makanan secukupnya di
lemari es, kalo mo makan ya silahkan dihangatkan dulu. soalnya bapak mo pulang”. Si bapak
meninggalkan kami berdua. “Din, kita honimun ya”, katanya sambil tersenyum. aku jadi
berdebar2membayangkan apa yang aka dilakukannya padaku. Aku sering mendengar cerita
teman2ku ang sudah pernah berhubungan sex dengan cowo2nya, mendengar betapa nikmatnya
kalo memek kemasukan kontol. Aku jadi merinding sendiri, aku pengen juga mengalami
kenikmatan itu.

Aku menghempaskan pantatku di sofa, dia menyusulku segera dan duduk rapat di sampingku,
“Dina sayang” katanya sambil menggenggam erat dan mesra kedua belah tanganku. Selesai
berkata begitu dia mendekatkan mukanya ke wajahku, dengan cepat dia mengecup bibirku
dengan lembut. Hidung kami bersentuhan lembut. Dia mengulum bibir bawahku, disedot sedikit.
Lima detik kemudian, dia melepaskan kecupan bibirnya dari bibirku. Aku saat kukecup tadi
memejamkan mata, “Aku pengen melakukan itu ma
kamu, sayang. Kamu bersediakah?”, rayunya lebih lanjut. Dia berusaha mengecup bibirku lagi,
namun dengan cepat aku melepaskan tangan kananku dari remasannya, dadanya kutahan dengan
lembut. “Mass” bisikku lirih. “Dina sayang, mau ya”, rayunya lagi. “Tapi mass, aku takut Mas”,
jawabku. “Takut apa sayang, katakanlah”, bisiknya kembali sambil meraih tanganku. “Aku takut
Mas nanti meninggalkan aku”, bisikku. Dia menggenggam kuat kedua tanganku lalu secepat
kilat dia mengecup bibirku. “Dina sayangku, aku terus terang tidak bisa menjanjikan apa-apa
sama kamu tapi percayalah aku akan membuktikannya kepadamu, aku akan selalu sayang sama
kamu”, bujuknya
untuk lebih meyakinkanku. “Tapi Mas” bisikku masih ragu. “Din, percayalah, apa aku perlu
bersumpah sayang, kita memang masih baru beberapa bulan kenal sayang, tapi percayalah,
yakinlah sayang, kalau Tuhan menghendaki kita pasti selalu bersama sayang”, rayunya lagi.
“Lalu kalau aku sampai hamil gimana mass?” ujarku sembari menatapnya.”Aah, jangan khawatir
sayang, aku akan bertanggung jawab semuanya kalau kamu sampai hamil, bagaimana sayang?”
bisiknya. Rasioku sudah tidak jalan dengan baik, tertutup oleh rayuan mautnya dan rasa ingin
merasakan kenikmatan yang makin menggebu.
Tangannya bergerak semakin berani, yang tadinya hanya meremas jemari tangan kini mulai
meraba ke atas menelusuri dari pergelangan tangan terus ke lengan sampai ke bahu lalu
diremasnya dengan lembut. Dia memandangi toketku dari balik baju kaosku yang ketat, “Mas
harus janji dulu sebelum…” aku tak melanjutkan ucapanku. “Sebelum apa sayang, katakanlah”,
bisiknya tak sabar. Kini jemari tangan kanannya mulai semakin nekat menggerayangi pinggulku,
ketika jemarinya merayap ke belakang diusapnya belahan pantatku lalu diremasnya dengan
gemas. “aahh… Mas”, aku merintih pelan. “Mas aah mmas.. aku rela menyerahkan semuanya
asal Mas mau bertanggung jawab nantinya”, aku berbisik semakin lemah, saat itu jemari tangan
kanannya bergerak semakin menggila, menelusup ke pangkal pahaku, dan mulai
mengelus gundukan bukit memekku. Diusapnya perlahan dari balik celanaku yang amat ketat,
dua detik kemudian dia memaksa masuk jemari tangannya di selangkanganku dan bukit
memekku itu telah berada dalam genggaman tangannya. Aku menggelinjang kecil, saat jemari
tangannya mulai meremas perlahan. Dia mendekatkan mulutnya kembali ke bibirku hendak
mencium, namun aku menahan dadanya dengan tangan kananku, “eeehh Mas..berjanjilah dulu
Mas”, bisikku di antara desahan nafasnya yang mulai sedikit memburu. “Oooh Dina sayang, aku
berjanji untuk bertanggung jawab, aahh aku menginginkan keperawananmu sayang”, ucapnya.
Sementara jemari tangannya yang sedang berada di sela-sela selangkangan pahaku itu meremas
gundukan memekku lagi. “Ba.. baiklah Mas, aku percaya sama Mas”, bisikku. “Jadi?” tanyanya.
“hh. lakukanlah mass, aku milik Mas seutuhnya.. hh..” jawabku. “Benarkah? ooh..Dina
sayanggg.” Secepat kilat bibirku kembali dikecup dan dikulumnya, digigit lembut, disedot.
Hidung kami bersentuhan lembut. Dengus nafasku terdengar memburu saat dia mengecup dan
mengulum bibirku cukup lama. DIa mempermainkan lidahnya di dalam mulutku, aku mulai
berani membalas cumbuannya dengan menggigit lembut dan mengulum lidahnya dengan
bibirku. Lidah kami bersentuhan, lalu dia mengecup dan mengulum bibir atas dan bawahku
secara bergantian. Terdengar suara kecapan-kecapan kecil saat bibir kami saling mengecup. “aah
Dina sayang, kamu pintar sekali, kamu pernah punya pacar yaach?” tanyanya curiga. “Mm aku
belum pernah punya pacar Mas, kan Mas yang selama ini ngajari aku ciuman”, sahutku. “Wah
kamu belajarnya cepat seklai ya, jangan-jangan kamu sering nonton film porno yaa?” godanya.
Aku tersenyum malu, dan
wajahku pun tiba-tiba bersemu merah, aku menundukkan mukaku, malu. “I…iya Mas, beberapa
kali”, sahutku terus terang sambil tetap menundukkan muka. “Dina sayang, kamu nggak kecewa
khan karena aku benar-benar sangat menginginkan keperawananmu sayang?” tanyanya. “Aku
serahkan apa yang bisa aku persembahkan buat Mas, aku ikhlas, lakukanlah Mas kalau Mas
benar-benar menginginkannya”, sahutku lirih.
Jemari tangan kanannya yang masih berada di selangkanganku mulai bergerak menekan ke
gundukan memekku yang masih perawan, lalu diusap-usap ke atas dan ke bawah dengan gemas.
Aku memekik kecil dan mengeluh lirih, kupejamkan mataku rapat-rapat, sementara wajahku
nampak sedikit berkeringat. Dia meraih kepalaku dalam pelukannya dengan tangan kiri dan dia
mencium rambutku. “Oooh masss”, bisikku lirih. “Enaak sayang diusap-usap begini”, tanyanya.
“hh… iiyyaa mass”, bisikku polos. Jemarinya kini bukan cuma mengusap tapi mulai meremas
bukit memekku dengan sangat gemas. “sakit Mas aawww” aku memekik kecil dan pinggulku
menggelinjang keras. Kedua pahaku yang tadi menjepit pergelangan tangan kanannya
kurenggangkan. Dia mengangkat wajah dan daguku kearahnya, sambil merengkuh tubuhku agar
lebih merapat ke badannya lalu kembali dia mengecup dan mencumbu bibirku dengan bernafsu.

Puas mengusap-usap bukit memekku, kini jemari tangan kanannya bergerak merayap ke atas,
mulai dari pangkal paha terus ke atas menelusuri pinggang sampai ujung jemarinya berada di
bagian bawah toketku yang sebelah kiri. Dia mengelus perlahan di situ lalu mulai mendaki
perlahan, akhirnya jemari tangannya seketika meremas kuat toketku dengan gemasnya. Seketika
itu pula aku melepaskan bibirku dari kuluman bibirnya, “aawww… Mas sakitt, jangan keras-
keras dong meremasnya”, protesku. Kini secara bergantian jemari tangannya meremas kedua
toketku dengan lebih lembut. Aku
menatapnya dan membiarkan tangannya menjamah dan meremas-remas kedua toketku.

“Auuggghh..” tiba2 dia menjerit lumayan keras dan meloncat berdiri. Aku yang tadinya sedang
menikmati remasan pada toketku jadi ikutan kaget. “Eeehh kenapa Mas?” “Aahh anu sayang…
kontolku sakit nih”, sahutnya sambil buru-buru membuka celana panjangnya di hadapanku. Aku
tak menyangka dia berbuat demikian hanya memandangnya dengan terbelalak kaget. Dia
membuka sekalian CDku dan “Tooiiing”, kontolnya yang sudah tegang itu langsung mencuat
dan mengacung keluar mengangguk-anggukan kepalanya naik turun . “aawww… Mas jorok”,
aku menjerit kecil sambil memalingkan mukaku ke samping dan menutup mukaku dengan
tangan. “He…he…” dia terkekeh geli, batang kontolnya sudah kelihatan tegang berat, urat-urat
di
permukaan kontolnya sampai menonjol keluar semua. Batang kontolnya bentuknya montok,
berurat, dan besar. Sementara aku masih menutup muka tanpa bersuara, dia mengocok kontolnya
dengan tangan kanannya, “Uuuaahh…nikmatnya”. “Din sebentar yaa… aku mau cuci kontolku
dulu yaa… bau nih soalnya”, katanya sambil ngibrit ke belakang, kontolnya yang sedang “ON”
tegang itu jadi terpontang-panting sambil mengangguk-anggukkan kepalanya ke sana ke mari
ketika dia berlari. Aku masih terduduk di atas sofa dan begitu melihatnya keluar berlari tanpa
pakai celana jadi terkejut lagi melihat kontolnya yang sedang tegang bergerak manggut-manggut
naik
turun. “aawww…” teriakku kembali sembari menutup mukaku dengan kedua jemari tanganku.
“Iiihh… Din… takut apa sih, kok mukanya ditutup begitu”, tanyanya geli. “Itu Mas, kontol
Mas”, sahutku lirih. “Lhoo… katanya sudah sering nonton BF kok masih takut, kamu kan pasti
sudah lihat di film itu kalau kontol cowok itu bentuknya gini”, sahutnya geli. “Iya…m..Mas, tapi
kontol Mas mm besar sekalii”, sahutku masih sambil menutup muka. “Yaach… ini sih kecil
dibanding di film nggak ada apa-apanya, itu khan film barat, kontol mereka jauh lebih
gueedhee… kalau kontolku kan ukuran orang Indonesia sayang, ayo sini dong kontolku kamu
pegang sayang, ini kan milik kamu juga”, sahutnya nakal. “Iiih… malu aah Mas, jorok.” “Alaa..
malu-malu sih sayang, aku yang telanjang saja nggak malu sama kamu, masa kamu yang masih
pakaian lengkap malu, ayo dong sayang kontol Mas dipegang biar kamu bisa merasakan milik
kamu sendiri”, sahutnya sembari meraih kedua tanganku yang masih menutupi mukaku. pada
mulanya aku menolak sambil memalingkan wajahku ke samping, namun setelah dirayu-rayu
akhirnya aku mau juga.

kedua tanganku dibimbingnya ke arah selangkangannya, namun kedua mataku masih


kupejamkan rapat. Jemari kedua tanganku mulai menyentuh kepala kontolnya yang sedang
ngaceng. Mulanya jemari tanganku hendak kutarik lagi saat menyentuh kontolnya yang ngaceng
namun karena dia memegang kedua tanganku dengan kuat, dan memaksanya untuk memegang
kontolnya itu, akhirnya aku hanya menurut saja. Pertama kali aku hanya mau memegang dengan
kedua jemarinya. “Aah… terus sayang pegang erat dengan kedua tanganmu”, rayunya penuh
nafsu. “Iiih… keras sekali Mas”, bisikku sambil tetap memejamkan mata. “Iya sayang, itu
tandanya aku sedang ngaceng
sayang, ayo dong digenggam dengan kedua tanganmu, aahh…” dia mengerang nikmat saat tiba-
tiba saja aku bukannya menggenggam tapi malah meremas kuat. Aku terpekik kaget, “Iiih sakit
mass…” tanyaku. Aku menatapnya gugup. “Ooouhh jangan dilepas sayang, remas seperti tadi
lekas sayang oohh…” erangnya lirih. Aku yang semula agak gugup, menjadi mengerti lalu
jemari kedua tanganku yang tadi sedikit merenggang kini bergerak dan meremas kontolnya
seperti tadi. Dia melenguh nikmat. Aku kini sudah berani menatap kontolnya yang kini sedang
kuremas, jemari kedua tanganku itu secara bergantian meremas batang dan kepala kontolnya.
Jemari kiri berada di atas kepala kontolnya sedang jemari yang kanan meremas kontolnya. .dia
hanya bisa melenguh panjang pendek. “.sshh…Din… terusss sayang, yaahh… ohh…ssshh”,
lenguhnya keenakan. Aku memandangnya sambil tersenyum dan mulai mengusap-usap maju
mundur, setelah itu kugenggam dan kuremas seperti semula tetapi kemudian aku mulai
memompa dan mengocok kontolnya itu maju mundur. “Aakkkhh… ssshh” dia menggelinjang
menahan nikmat. Aku semakin bersemangat melihatnya merasakan kenikmatan, kedua tanganku
bergerak makin cepat maju mundur mengocok kontolnya. Dia semakin tak terkendali, “Din…
aahhgghh… sshh…awas pejuku mau keluarr” teriaknya keras. aku meloncat berdiri begitu dia
mengatakan kalimat itu, aku melepaskan remasan tanganku dan berdiri ke sebelahnya, sementara
pandangan mataku tetap ke arah kontolnya yang baru kukocok. “Kamu kok lari sih…” bisiknya
lirih disisiku. “Tadi katanya pejunya mau keluar mass… kok nggak jadi?” tanyaku polos.
Rupanya dia gak mau ngecret karena aku kocok makanya dia bilang
pejunya mau keluar.

Dia meraih tubuhku yang berada di sampingnya dan dipeluknya dengan gemas, aku
menggelinjang saat dia merapatkan badannya ke tubuhku sehingga toketku yang bundar montok
menekan dadanya yang bidang. Aku merangkulkan kedua lenganku ke lehernya, dan tiba-tiba ia
pun mengecup bibirku dengan mesra, kemudian dilumatnya bibirku sampai aku megap-megap
kehabisan napas. Terasa kontolnya yang masih full ngaceng itu menekan kuat bagian pusarku,
karena memang tubuhnya lebih tinggi dariku. Sementara bibir kami bertautan mesra, jemari
tangannya mulai menggerayangi bagian bawah tubuhku, dua detik kemudian jemari kedua
tangannya telah berada di atas bulatan kedua belah bokongku. Diremasnya dengan gemas,
jemarinya bergerak memutar di bokongku. Aku merintih dan mengerang kecil dalam
cumbuannya. Lalu dia merapatkan bagian bawah tubuhnya ke depan sehingga mau tak mau
kontolnya yang tetap tegang itu jadi terdesak perutku lalu menghadap ke atas. Aku tak
memberontak dan diam saja. Sementara itu dia mulai menggesek-gesekkan kontolnya yang
tegang itu di perutku. Namun baru juga 10 detik aku melepaskan ciuman dan pelukannya dan
tertawa-tawa kecil, “Kamu apaan sih kok ketawa”, tanyanya heran. “Abisnya… Mas sih,
kan aku geli digesekin kaya gitu”, sahutku sambil terus tertawa kecil. Dia segera merengkuh
tubuhku kembali ke dalam pelukannya, dan aku tak menolak saat dia menyuruhku untuk
meremas kontolnya seperti tadi. Segera jemari tangan kananku mengusap dan mengelus-elus
kontolnya dan sesekali kuremas. Dia menggelinjang nikmat. “aagghh… Din… terus sayang…”
bisiknya mesra. Wajah kami saling berdekatan dan aku memandang wajahnya yang sedang
meringis menahan rasa nikmat. “Enaak ya mass…” bisikku mesra. Jemari tanganku semakin
gemas saja mempermainkan kontolnya bahkan mulai kukocok seperti tadi. Dia melepaskan
kecupan dan pelukanku. “Gerah nih sayang, aku buka baju dulu yaah sayang”, katanya sambil
terus mencopot kancing kemejanya satu persatu lalu dilemparkan sekenanya ke samping.

Kini dia benar-benar polos dan telanjang bulat di hadapanku. Aku masih tetap
mengocok kontolnya maju mundur. “Sayang… kau suka yaa sama kontolku”, katanya. Sambil
tetap mengocok kontolnya aku menjawab dengan polos. “suka sih Mas… habis kontol Mas lucu
juga, keras banget Mas kayak kayu”, ujarku tanpa malu-malu lagi. “Lucu apanya sih?” tanyanya.
Aku memandangnya sambil tersenyum “pokoknya lucu saja”, bisikku lirih tanpa penjelasan.
“Gitu yaa… kalau memek kamu seperti apa yaa… aku pengen liat dong”, katanya. Aku mendelik
sambil melepaskan tanganku dari kontolnya.
“Mas jorok ahh…” sahutku malu-malu. “Ayo, aku sudah kepengen ngerasain nih… aku buka ya
celana kamu”, katanya lagi. Dan dengan cepat dia berjongkok di depanku, kedua tangannya
meraih pinggulku dan didekatkan ke arahnya. Pada mulanya aku agak memberontak dan
menolak tangannya namun begitu aku memandang wajahnya yang tersenyum padaku akhirnya
aku hanya pasrah dan mandah saat jemari kedua tangannya mulai gerilya mencari ritsluiting
celana ketatku yang berwarna putih itu.

Mukanya persis di depan selangkanganku sehingga dia dapat melihat gundukan bukit memekku
dari balik celana ketatku. Dia semakin tak sabar, dan begitu menemukan ritsluitingku segera
ditariknya ke bawah sampai terbuka, kebetulan aku tak memakai sabuk sehingga dengan mudah
dia meloloskan dan memplorotkan celanaku sampai ke bawah. Sementara pandangannya tak
pernah lepas dari selangkanganku, dan kini terpampanglah di depannya CDku yang berwarna
putih bersih itu tampak sedikit menonjol di tengahnya. Terlihat dari CDku yang cukup tipis itu
ada warna kehitaman,
jembutku. Waahh… dia memandang ke atas dan aku menatapnya sambil tetap
tersenyum. “Aku buka ya.. CDnya”, tanyanya. Aku hanya menganggukan kepala perlahan.
Dengan gemetar jemari kedua tangannya kembali merayap ke atas menelusuri dari kedua betisku
terus ke atas sampai kedua belah paha, dia mengusap perlahan dan mulai meremas. “Oooh…
Masss” aku merintih kecil. kemudian jemari kedua tangannya merayap ke belakang kebelahan
bokongku yang bulat. Dia meremas gemas disitu. Ketika jemari tangannya menyentuh tali karet
CDku yang bagian atas, sreeet… secepat kilat ditariknya ke bawah CDku itu dengan gemas dan
kini terpampanglah sudah daerah ‘forbidden’ ku.

Menggembung membentuk seperti sebuah gundukan bukit kecil mulai dari bawah pusarku
sampai ke bawah di antara kedua belah pangkal pahaku, sementara di bagian tengah gundukan
bukit memekku terbelah membentuk sebuah bibir tebal yang mengarah ke bawah dan masih
tertutup rapat menutupi celah liang memekku. Dan di sekitar situ ada jembut yang cukup lebat.
“Oohh.. Din, indahnya…” Hanya kalimat itu yang sanggup diucapkan saat itu. Dia mendongak
ketika aku sedang membuka baju kaosku, setelah melemparkan kaos sekenanya kedua tanganku
lalu menekuk ke belakang punggungnya hendak membuka braku dan tesss… bra itupun terlepas
jatuh di
mukanya. Selanjutnya aku melepas juga celana dan CDku yang masih tersangkut di mata kakiku,
lalu sambil tetap berdiri di depannya, aku tersenyum manis kepadanya, walaupun wajahku
sedikit memerah karena malu. Toketku berbentuk bulat seperti buah apel, besarnya kira-kira
sebesar dua kali bola tenis, warnanya putih bersih hanya pentil kecilnya saja yang tampak
berwarna merah muda kecoklatan. “kamu cantik sekali sayang”, bisiknya lirih. Aku mengulurkan
kedua tanganku kepadanya mengajaknya berdiri lagi. “Mass… aku sudah siap, aku sayang sama
Mas, aku akan serahkan
semuanya seperti yang Mas inginkan”, bisikku mesra. Dia merangkul tubuhku yang telanjang.
Badanku seperti kesetrum saat kulitku menyentuh kulit nya, kedua toketku yang bulat menekan
lembut dadanya yang bidang. Jemari tangannya tergetar saat mengusap punggungku yang
telanjang, “Aahh.. Din kita ng***** di kamar yuk, aku sudah kepingin ngen tot sayang”,
bisiknya tanpa malu-malu lagi. Aku hanya tersenyum dalam pelukannya. “Terserah Mas saja,
mau ng*****nya dimana”, sahutku mesra.

Dengan penuh nafsu dia segera meraih tubuhku dan digendongnya ke dalam kamar.
Direbahkannya tubuhku yang telanjang bulat itu di atas kasur busa di dalam kamar tengah,
tempat tidur itu tak terlalu besar, untuk 2 orang pun harus berdempetan. Suasana dalam kamar
kelihatan gelap karena semua gorden tertutup, gorden yang berada dalam kamar ini sama sekali
tidak menghadap ke jalan umum namun menghadap ke kebun di belakang. Dia segera membuka
gorden agar sinar matahari sore dapat masuk, dan benar saja begitu disibakkan sinar matahari
dari arah barat langsung menerangi seluruh isi kamar. Dia memandangi tubuhku yang telanjang
bulat di ranjang. Segera dia menaiki ranjang, aku memandangnya sambil tersenyum. Dia
merayap ke atas tubuhku yang bugil dan menindihnya, sepertinya dia sudah tak sabar ingin
segera memasuki memekku. “Buka pahamu sayang, aku ingin mengen totimu sekarang”,
bisiknya bernafsu. “Mass…” aku hanya melenguh pasrah saat dia setengah menindih tubuhku
dan kontolku yang tegang itu mulai menusuk celah memekku, tangannya tergetar saat
membimbing kontolnya mengelus memekku lalu menelusup di antara kedua bibir memekku.
“Sayang, aku masukkan yaah… kalau sakit bilang sayang.. kamu kan masih perawan.” “Pelan-
pelan Mas”, bisikku pasrah. Lalu dengan jemari tangan kanannya diarahkannya kepala kontolnya
ke memekku. Aku memeluk
pinggangnya mesra, sementara dia mencari liang memekku di antara belahan bukit memekku.
Dia mencoba untuk menelusup celah bibir memekku bagian atas namun setelah ditekan ternyata
jalan buntu. “Agak ke bawah Mas, aahh kurang ke bawah lagi Mas… mm.. yah tekan di situ
Mas… aawww pelan-pelan Mas sakiiit”, aku memekik kecil dan menggeliat kesakitan. Akhirnya
dia berhasil menemukan celah memekku itu setelah aku menuntunnya, diapun mulai menekan ke
bawah, kepala kontolnya dipaksanya untuk menelusup ke dalam liang memekku yang sempit.
Dia mengecup bibir ku sekilas lalu berkonsentrasi kembali untuk segera dapat membenamkan
kontolnya seluruhnya ke dalam liang memekku. Aku mulai merintih dan memekik-mekik kecil
ketika kepala kontolnya yang besar mulai berhasil menerobos liang memekku yang sangat-
sangat sempit sekali. “Tahan sayang…aku masukkan lagi, sempit sekali
sayang aahh”, erangnya mulai merasakan kenikmatan dan kurasakan kepala kontolnya berhasil
masuk dan terjepit ketat sekali dalam liang memekku. “aawwww…. masss sakiit…” teriakku
memelas, tubuhku menggeliat kesakitan. Dia berusaha menentramkan aku sambil mengecup
mesra bibirku dan dilumat dengan perlahan. Lalu, “tahan sayang, baru kepalanya yang masuk
sayang, aku tekan lagi yaah”, bisiknya.

Tiba2 dia mencabut kembali kontolnya yang baru masuk kepalanya saja itu dengan perlahan.
“Ah… sayang, aku masukin nanti saja deh, liang memekmu masih sangat sempit dan kering
sayang.” “memekku sakit Mas”, erangku lirih. “Yahh… aku tahu sayang kamu kan masih
perawan, kita bercumbu dulu sayang, aku kepingin melihat kamu nyampe”, bisiknya bernafsu.
Segera dia merebahkan badannya di atas tubuhku dan dipeluknya dengan kasih sayang, “Din…
hh.. bagaimana perasaanmu sayang”, bisiknya mesra. Aku memandangnya dan tertawa renyah.
“mm… aku bahagia sekali bersama Mas seperti ini, rasanya nikmat ya Mas berpelukan sambil
telanjang kaya gini”, ujarku polos. “Iyaa sayang, anggaplah aku suamimu saat ini sayang”,
bisiknya
nakal. “Iih.. Mas, Mas cumbui isterimu dong, beri istrimu kenik…mmbhh”, belum sempat aku
selesai ngomong, dia sudah melumat bibirku. Aku membalas ciumannya dan melumat bibirnya
dengan mesra.Dia menjulurkan lidahnya ke dalam mulutku dan aku langsung mengulumnya
hangat, begitu sebaliknya. Jemari tangan kirinya merayap ke bawah menelusuri sambil
mengusap tubuhku mulai pundak terus ke bawah sampai ke pinggul dan diremasnya dengan
gemas. Ketika tangannya bergerak kebelakang ke bulatan bokongku, dia mulai menggoyangkan
seluruh badannya menggesek tubuhku yang bugil terutama pada bagian selangkangan dimana
kontolnya yang sedang tegang-tegangnya menekan gundukan bukit memekku. Dia
menggerakkan pinggulnya secara
memutar sambil menggesek-gesekkan batang kontolnya di permukaan bibir memekku sambil
sesekali ditekan-tekan. Aku ikut-ikutan menggelinjang kegelian, beberapa kali kepala kontolnya
yang tegang salah sasaran memasuki belahan bibir memekku seolah akan menembus liang
memekku lagi. Aku hanya merintih kesakitan dan memekik kecil, “Aawwww… Mas saakiit”,
erangku. “Aahh.. Din… memekmu empuk sekali sayang, ssshh”, dia melenguh keenakan.

Beberapa menit kemudian setelah kami puas bercumbu bibir, dia menggeser tubuhnya kebawah
sampai mukanya tepat berada di atas kedua bulatan toketku, kini ganti perutnya yang menekan
memekku. Jemari kedua tangannya secara bersamaan mulai menggerayangi gunung “Fujiyama”
milikku, dia mulai menggesekkan ujung-ujung jemarinya mulai dari bawah toketku di atas perut
terus menuju gumpalan kedua toketku yang kenyal dan montok. Aku merintih dan
menggelinjang antara geli dan nikmat. “Mass, geli”, erangku lirih. Beberapa saat dia
mempermainkan kedua pentilku yang kemerahan dengan ujung jemarinya. Aku menggelinjang
lagi, dipuntirnya sedikit pentilku dengan lembut. ” Mas…” aku semakin mendesah tak karuan.
Secara bersamaan
akhirnya dia meremas-remas gemas kedua toketku dengan sepenuh nafsu. “Aawww…Mas”, aku
mengerang dan kedua tanganku memegangi kain sprei dengan kuat. Dia semakin menggila tak
puas meremas lalu mulutnya mulai menjilati kedua toketku secara bergantian. Lidahnya menjilati
seluruh permukaan toketku itu sampai basah, mulai dari toket yang kiri lalu berpindah ke toket
yang kanan, digigit-gigitnya pentilku secara bergantian sambil diremas-remas dengan gemas
sampai aku berteriak-teriak kesakitan. Lima menit kemudian lidahnya bukan saja menjilati kini
mulutnya mulai beraksi menghisap kedua pentilku sekuat-kuatnya. Dia tak peduli aku menjerit
dan
menggeliat kesana-kemari, sesekali kedua jemari tanganku memegang dan meremasi rambutnya,
sementara kedua tangannya tetap mencengkeram dan meremasi kedua toketku bergantian sambil
menghisap-hisap pentilnya. Bibir dan lidahnya dengan sangat rakus mengecup, mengulum dan
menghisap kedua toketku. Di dalam mulutnya pentilku dipilin dengan lidahnya sambil terus
dihisap. Aku hanya bisa mendesis, mengerang, dan beberapa kali memekik kuat ketika giginya
menggigiti pentilku dengan gemas, hingga tak heran kalau di beberapa tempat di kedua bulatan
toketku itu nampak berwarna kemerahan bekas hisapan dan garis-garis kecil bekas gigitannya.

Cukup lama dia mengemut toketku, setelah itu bibir dan lidahnya kini merayap menurun ke
bawah. Ketika lidahnya bermain di atas pusarku, aku mulai mengerang-erang kecil keenakan, dia
mengecup dan membasahi seluruh perutku. Ketika dia bergeser ke bawah lagi dengan cepat lidah
dan bibirnya telah berada di atas gundukan bukit memekku. “Buka pahamu Din..” teriaknya tak
sabar, posisi pahaku yang kurang membuka itu membuatnya kurang leluasa untuk mencumbu
memekku itu. “Oooh… masss”, aku hanya merintih lirih. Dia membetulkan posisinya di atas
selangkangan ku. Aku membuka ke dua belah pahaku lebar-lebar, aku sudah sangat terangsang
sekali. Kedua tanganku masih tetap memegangi kain sprei, aku kelihatan tegang sekali.
“Sayang… jangan tegang begitu dong sayang”, katanya mesra.
“Lampiaskan saja perasaanmu, jangan takut kalau IDin merasa nikmat, teriak saja sayang biar
puass….” katanya selanjutnya. Sambil memejamkan mata aku berkata lirih. “Iya mass eenaak sih
mass”, kataku polos. Dia memandangi memekku yang sudah ditumbuhi jembut namun kulit
dimemekku dan sekitarnya itu tidak tampak keriput sedikitpun, masih kelihatan halus dan
kencang. Bibir memekku kelihatan gemuk dan padat berwarna putih sedikit kecoklatan,
sedangkan celah sempit yang berada di
antara kedua bibir memekku itu tertutup rapat. “MAs… ngapain sih kok ngelamun, bau yaa
Mas?” tanyaku sambil tersenyum. Wajahku sedikit kusut dan berkeringat.”abisnya memekmu
lucu sih, bau lagi”, balasnya nakal. “Iiihh… jahat”, Belum habis berkata begitu aku memegang
kepalanya dan mengucek-ucek rambutnya. Dia tertawa geli.

Selanjutnya aku menekan kepalanya ke bawah, sontak mukanya terutama hidung dan bibirnya
langsung nyosor menekan memekku, hidungnya menyelip di antara kedua bibir memekku.
Bibirnya mengecup bagian bawah bibir memekku dengan bernafsu, sementara jemari kedua
tangannya merayap ke balik pahaku dan meremas bokongku yang bundar dengan gemas. Dia
mulai mencumbui bibir memekku yang tebal itu secara bergantian seperti kalau dia mencium
bibirku. Puas mengecup dan mengulum bibir bagian atas, dia berpindah untuk mengecup dan
mengulum bibir memekku bagian bawah. Karena ulahnya aku sampai menjerit-jerit karena
nikmatnya, tubuhku menggeliat hebat dan terkadang meregang kencang, beberapa kali kedua
pahaku sampai menjepit kepalanya yang lagi asyik masyuk bercumbu dengan bibir memekku.
Dia memegangi kedua belah bokongku yang sudah berkeringat agar tidak bergerak terlalu
banyak, sepertinya dia tak rela melepaskan pagutan bibirnya pada bibir memekku. aku
mengerang-erang dan tak jarang memekik cukup kuat saking nikmatnya. Kedua tanganku
meremasi rambutnya sampai kacau, sambil menggoyang-goyangkan pinggulku. Kadang pantat
kunaikkan sambil mengejan nikmat atau kadang kugoyangkan memutar seirama dengan jilatan
lidahnya pada seluruh permukaan memekku. aku berteriak makin keras, dan terkadang seperti
orang menangis saking
tak kuatnya menahan kenikmatan yang diciptakannya pada memekku. Tubuhku menggeliat
hebat, kepalaku bergerak ke kiri dan ke kanan dengan cepat, sambil mengerang tak karuan. Dia
semakin bersemangat melihat tingkahku, mulutnya semakin buas, dengan nafas setengah
memburu disibakkannya bibir memekku dengan jemari tangan kanannya, terlihat daging
berwarna merah muda yang basah oleh air liurnya bercampur dengan cairan lendirku, agak
sebelah bawah terlihat celah liang memekku yang amat sangat kecil dan berwarna kemerahan
pula. Dia mencoba untuk membuka bibir memekku agak lebar, namun aku memekik kecil karena
sakit. “aawww mass..
sakiit”, pekikku kesakitan. “maaf sayang, sakit yaa…” bisiknya khawatir. Dia mengusap dengan
lembut bibir memekku agar sakitnya hilang, sebentar kemudian lalu disibakkan kembali pelan-
pelan bibir memekku, celah merahnya kembali terlihat, agak ke atas dari liang memekku yang
sempit itu ada tonjolan daging kecil sebesar kacang hijau yang juga berwarna kemerahan, inilah
itil, bagian paling sensitif dari memek wanita. Lalu secepat kilat dengan rakus lidahnya
dijulurkan sekuatnya keluar dan mulai menyentil-nyentil daging itilku. Aku memekik sangat
keras sambil menyentak-nyentakkan kedua kakiku ke bawah. Aku mengejang hebat, pinggulku
bergerak liar dan kaku, sehingga
jilatannya pada itilku jadi luput. Dengan gemas dia memegang kuat-kuat kedua belah pahaku lalu
kembali menempelkan bibir dan hidungnya di atas celah kedua bibir memekku, dia menjulurkan
lidahnya keluar sepanjang mungkin lalu ditelusupkannya lidahnya menembus jepitan bibir
memekku dan kembali menyentil nikmat itilku dan, aku memekik tertahan dan tubuhku kembali
mengejan sambil menghentak-hentakkan kedua kakiku, pantat ku angkat ke atas sehingga
lidahnya memasuki celah bibir memekku lebih dalam dan menyentil-nyentil itilku. Begitu
singkat karena tak sampai 1 menit aku
terisak menangis dan ada semburan lemah dari dalam liang memekku berupa cairan hangat agak
kental banyak sekali. Dia masih menyentil itilku beberapa saat sampai tubuhku terkulai lemah
dan akhirnya pantatku pun jatuh kembali ke kasur. Aku melenguh panjang pendek meresapi
kenikmatan yang baru kurasakan, sementara dia masih menyedot sisa-sisa lendir yang keluar
ketika aku nyampe. Seluruh selangkanganku tampak basah penuh air liur bercampur lendir yang
kental. Dia menjilati seluruh permukaan memekku sampai agak kering, “Sayaang… puas kan…”
bisiknya lembut namun aku sama sekali tak menjawab, mataku terpejam rapat namun mulutku
tersenyum bahagia. “Giliranku sayang, aku mau masuk nih… tahan sakitnya sayang”,
bisiknya lagi tanpa menunggu jawabannya.

Dia segera bangkit dan duduk setengah berlutut di atas tubuhku yang telanjang berkeringat.
Toketku penuh lukisan hasil karyanya. Dengan agak kasar dia menarik kakiku ke atas dan
ditumpangkannya kedua pahaku pada pangkal pahanya sehingga kini selangkanganku menjadi
terbuka lebar. Dia menarik bokongku ke arahnya sehingga kontolnya langsung menempel di atas
memekku yang masih basah. Dia mengusap-usapkan kepala kontolnya pada kedua belah bibir
memekku dan lalu beberapa saat kemudian dengan nakal kontolnya ditepuk-tepukkan dengan
gemas ke memekku. Aku menggeliat manja dan tertawa kecil, “Mas… iiih.. gelii.. aah”, jeritku
manja. “Sayaang, kontolku mau masuk nih… tahan yaa sakitnya”, bisiknya nakal penuh nafsu.
“Iiihh… jangan kasar ya mass… pelan-pelan saja masukinnya, aku takut sakiit”, sahutku polos
penuh kepasrahan. Sedikit disibakkannya bibir memekku dengan jemari kirinya, lalu
diarahkannya kepala kontolnya yang besar ke liang memekku yang sempit. Dia mulai menekan
dan aku pun meringis, dia tekan lagi… akhirnya perlahan-lahan mili
demi mili liang memekku itu membesar dan mulai menerima kehadiran kepala
kontolnya. Aku menggigit bibir. Dia melepaskan jemari tangannya dari bibir memekku dan
plekk… bibir memekku langsung menjepit nikmat kepala kontolnya. “Tahan sayang…” bisiknya
bernafsu. Aku hanya mengangguk pelan, mata lalu kupejamkan rapat-rapat dan kedua tanganku
kembali memegangi kain sprei. Dia agak membungkukkan badannya ke depan agar pantatnya
bisa lebih leluasa untuk menekan ke bawah. Dia memajukan pinggulnya dan akhirnya kepala
kontolnya mulai tenggelam di dalam liang memekku. Dia kembali menekan, dan aku mulai
menjerit kesakitan. Dia tak peduli, mili demi mili kontolnya secara pasti terus melesak ke dalam
liang memekku dan tiba-tiba setelah masuk sekitar 4 centi seperti ada selaput lunak yang
menghalangi kepala kontolnya untuk terus masuk, dia terus menekan dan aku melengking keras
sekali lalu menangis terisak-isak. selaput daraku robek. Dia terus menekan kontolnya, ngotot
terus memaksa memasuki liang memekku yang luar biasa sempit itu. Dia memegang pinggulku,
dan ditariknya kearahnya kontolnya masuk makin ke dalam, Aku terus menangis terisak-isak
kesakitan, sementara dia sendiri malah merem melek keenakan. Dan dia menghentak keras ke
bawah, dengan cepat kontolnya mendesak
masuk liang memekku. dia mengerang nikmat. Dihentakkan lagi pantatnya ke bawah dan
akhirnya kontolnya secara sempurna telah tenggelam sampai kandas terjepit di antara bibir
memekku. dia berteriak keras saking nikmatnya, matanya mendelik menahan jepitan ketat
memekku yang luar biasa. Sementara aku hanya memekik kecil lalu memandangnya sayu.
“Mass… aku sudah nggak perawan lagi sekarang”, bisikku lirih. Kami sama-sama tersenyum.

Direbahkannya badannya di atas tubuhku yang telanjang, aku memeluknya penuh kasih sayang,
toketku kembali menekan dadanya. Memekku menjepit meremas kuat kontolnya yang sudah
amblas semuanya. Kami saling berpandangan mesra,dia mengusap mesra wajahku yang masih
menahan sakit
menerima tusukan kontolnya. “Mas… bagaimana rasanya”, bisikku mulai mesra
kembali, walaupun sesekali kadang aku menggigit bibir menahan sakit. “Enaak
sayang.. dan nikmaat… oouhh aku nggak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata sayang…
selangit pokoknya”, bisiknya. “MAs, bagaimana kalau aku sampai hamil?” bisikku sambil tetap
tersenyum.”Oke…nanti setelah ng***** kita cari obat di apotik, obat anti hamil”, bisiknya
gemas. “Iihh… nakal…” sahutku sambil kembali mencubit pipinya. “Biariin…” “Maasss…” aku
agak berteriak. “Apaan sih…” tanyanya kaget. Lalu sambil agak bersemu merah dipipi aku
berkata lirih. “dienjot dong…” bisikku hampir tak terdengar.
“Iiih kamu kebanyakan nonton film porno, kan memeknya masih sakiit”, jawabnya. “Pokoknya,
dienjot dong Mas…” sahutku manja. Dia mencium bibirku dengan bernafsu, dan akupun
membalas dengan tak kalah bernafsu. Kami saling berpagutan lama sekali, lalu sambil tetap
begitu dia mulai menggoyang pinggul naik turun. kontolnya mulai menggesek liang memekku
dengan kasar, pinggulnya menghunjam-hunjam dengan cepat mengeluar masukkan kontolnya
yang tegang. Aku memeluk punggungnya dengan kuat, ujung jemari tanganku menekan
punggungnya dengan keras. Kukuku terasa
menembus kulitnya. Tapi dia tak peduli, dia sedang meng*****i dan menikmati tubuhku. Aku
merintih dan memekik kesakitan dalam cumbuannya. Beberapa kali aku sempat menggigit
bibirnya, namun itupun dia tak peduli. Dia hanya merasakan betapa liang memekku yang hangat
dan lembut itu menjepit sangat ketat kontolnya. Ketika ditarik keluar terasa daging memekku
seolah mencengkeram kuat kontolnya, sehingga terasa ikut keluar. Aku melepaskan ciumannya
dan mencubit pinggangnya. “Awww… aduuh Mass… sakit … . ngilu Mas” aku berteriak
kesakitan. “Maaf sayang… aku mainnya kasar yaah? aku nggak tahan lagi sayang aahhgghghh”,
bisiknya. “pejuku mau keluar, desahnya sambil menyemprotkan peju yang banyak di liang
memekku. Kami pun berpelukan puas atas kejadian tersebut. Dan tanpa terasa kami ketiduran
sambil berpelukan telanjang bulat karena kecapaian dalam permainan tadi.
Kami tidur dua jam lamanya lalu kami berdua mandi bersama. Di dalam kamar mandi kami
saling membersihkan dan berciuman. Dia minta aku jongkok. Dia mengajariku untuk menjilati
serta mengulum kontolnya yang sudah tegak berdiri. Kontolnya kukulum sambil mengocoknya
pelan-pelan naik turun. “Enak banget yang, kamu cepet ya belajarnya. Terus diemut yang”,
erangnya. Kemudian giliran dia, aku disuruhnya berdiri sambil kaki satunya ditumpangkan di
bibir bathtub agar siap mendapat serangan oralnya. Dia menyerang selangkanganku dengan lidah
yang menari-nari kesana kemari pada itilku sehingga aku mengerang sambil memegang
kepalanya untuk menenggelamkannya lebih dalam ke memekku. Dia tahu apa yang kumau, lalu
dijulurkannya lidahnya lebih dalam ke memekku sambil mengorek-korek itilku dengan jari
manisnya. Semakin hebat rangsangan yang aku rasakan sampai aku nyampe, dengan derasnya
lendirku keluar tanpa bisa dibendung. Dia menjilati dan menelan semua lendirku itu tanpa
merasa jijik. “Mas, nikmat banget deh, aku sampe lemes”, kataku. “Ya udah kamu istirahat aja,
aku mau ngangetin makanan dulu ya”, katanya. .Aku berbaring di ranjang, ngantuk sampe
ketiduran lagi.

DIa membangunkanku dan mengajakku makan nasi padang yang sudah disiapkannya. “Din,
malem ini kita tidur disini aja ya, aku masih pengen ngerasain peretnya memekmu lagi. Kamu
mau kan kita ngen tot lagi”, katanya sambil membelai pipiku. “Aku nurut aja apa yang mas mau,
aku kan udah punyanya mas”, jawabku pasrah. Sehabis makan langsung Aku dibawanya lagi
keranjang, dan direbahkan. Kami langsung berpagutan lagi, aku sangat bernapsu meladeni
ciumannya. Dia mencium bibirku, kemudian lidahnya menjalar menuju ke toketku dan
dikulumnya pentilku. Terus menuju keperut dan dia menjilati pusarku hingga aku menggelepar
menerima rangsangan itu yang terasa nikmat. “Mas enak sekali..” nafasku terengah2.
Lumatannya terus dilanjutkannya pada itilku. Itilku dijilatinya, dikulum2, sehingga aku semakin
terangsang hebat. Pantatku kuangkat supaya lebih dekat lagi kemulutnya. Diapun merespons hal
itu dengan memainkan lidahnya ke dalam memekku yang sudah dibukanya sedikit dengan jari.
Ketika responsku sudah hampir mencapai puncak, dia menghentikannya. Dia ganti dengan posisi
6. Dia telentang dan minta aku telungkup diatas tubuhnya tapi kepalaku ke arah kontolnya. Dia
minta aku untuk kembali menjilati kepala kontolnya lalu
mengulum kontolnya keluar masuk mulutku dari atas. Setelah aku lancar melakukannya, dia
menjilati memek dan itilku lagi dari bawah. Selang beberapa lama kami melakukan pemanasan
maka dia berinisiatif untuk menancapkan kontolnya di memekku.

Aku ditelentangkannya, pahaku dikangkangkannya, pantatku diganjal dengan bantal. “buat apa
mas, kok diganjel bantal segala”, tanyaku. “biar masuknya dalem banget yang, nanti kamu juga
ngerasa enaknya”, jawabnya sambil menelungkup diatasku. Kontolnya digesek2kan di memekku
yang sudah banyak lendirnya lagi karena itilku dijilati barusan. “Ayo Mas cepat, aku sudah tidak
tahan lagi” pintaku dengan bernafsu. “Wah kamu sudah napsu ya Din, aku suka kalo kita ngen
tot setelah kamu napsu banget sehingga gak sakit ketika kontolku masuk ke memek kamu”,
jawabnya. Dengan pelan tapi pasti dia masukan kontolnya ke memekku. “Pelan2 ya mas, biar
gak sakit”, lenguhku sambil merasakan kontolnya yang besar menerobos memekku yang masih
sempit. Dia terus menekan2 kontolnya dengan pelan sehingga akhirnya masuk semua. Lalu dia
tarik pelan-pelan juga dan dimasukkan lagi sampai mendalam, terasa kontolnya nancep dalem
sekali. “Mas enjot yang cepat, Mas, aku udah mau nyampe ach.. Uch.. Enak Mas, lebih enak
katimbang dijilat mas tadi”, lenguhku. “Aku juga mau keluar, yang”, jawabnya. Dengan
hitungan detik kami berdua nyampe bersama sambil merapatkan pelukan, terasa memekku
berkedutan meremes2 kontolnya. Lemas dan capai kami berbaring sebentar untuk memulihkan
tenaga.

Sudah satu jam kami beristirahat, lalu dia minta aku mengemut kontolnya lagi. “Aku belum puas
yang, mau lagi, boleh kan?” yanyanya. “Boleh mas, aku juga pengen ngerasain lagi nyampe
seperti tadi”, jawabku sambil mulai menjilati kepala kontolnya yang langsung ngaceng dengan
kerasnya. Kemudian kepalaku mulai mengangguk2 mengeluar masukkan kontolnya dimulutku.
Dia mengerang kenikmatan, “Enak banget Din emutanmu. Tadi memekmu juga ngempot
kontolku ketika kamu nyampe. Nikmat banget deh malam ini, boleh diulang ya sayang kapan2″.
Aku diam tidak menjawab
karena ada kontolnya dalam mulutku. “Din, aku udah mau ngecret nih, aku masukkin lagi ya ke
memek kamu”, katanya sambil minta aku nungging. “MAu ngapain mas, kok aku disuru
nungging segala”, jawabku tidak mengerti. “udah kamu nungging aja, mas mau ngen totin kamu
dari belakang”, jawabnya. Sambil nungging aku bertanya lagi, “Mau dimasukkin di pantat ya
mas, aku gak mau ah”. “Ya gak lah yang, ngapain di pantat, di memek kamu udah nikmat banget
kok”, jawabnya. dengan pelan diumasukkannya kontolnya ke memekku, ditekan2nya sampe
amblas semua, terasa kontolnya masuk dalem sekali, seperti tadi ketika pantatku diganjel bantal.
Kontolnya mulai dikeluarmasukkan dengan irama lembut. Tanpa sadar aku mengikuti iramanya
dengan menggoyangkan pantatku. Tangan kirinya menjalar ke toketku dan diremas-remas kecil,
sambil mulai memompa dengan semakin cepat. Aku mulai merasakan nikmatnya dien tot, sakit
sudah tidak terasa lagi. “Mas, aku udah ngerasa enaknya dien tot, terus yang cepet ngenjotnya
mas, rasanya aku udah mau nyampe lagi”, erangku. Dia tidak menjawab, enjotan kontolnya
makin lama makin cepet dan keras, nikmat banget deh rasanya. Akhirnya dengan satu enjotan
yang keras dia melenguh, “Din aku ngecret, aah”, erangnya. “Mas, aku nyampe juga mas, ssh”,
bersamaan dengan ngecretnya pejunya aku juga nyampe.Kembali aku terkapar kelelahan.

Ketika aku terbangun, hari udah terang. Aku nggeletak telanjang bulat di ranjang dengan Satu
kaki terbujur lurus dan yang sebelah lagi menekuk setengah terbuka mengangkang. Dia yang
sudah bangun lebih dulu, menaiki ranjang dan menjatuhkan dadanya diantara kedua belah paha
ku. Lalu dengan gemas, diciumnya pusarku. ” Mass, geli!” aku menggeliat manja. Dia tersenyum
sambil terus saja menciumi pusarku berulang2 hingga aku menggelinjang beberapa kali. Dengan
menggunakan ke2 siku dan lututnya ia merangkak sehingga wajahnya terbenam diantara ke2
toketku. Lidahnya
sedikut menjulur ketika dia mengecup pentilku sebelah kiri, kemudian pindah ke pentil kanan.
Diulangnya beberapa kali, kemudian dia berhenti melakukan jilatannya. Tangan kirinya bergerak
keatas sambil meremes dengan lembut toketku. Remasannya membuat pentilku makin mengeras,
dengan cepat dikecupnya pentilku dan dikulum2nyasambil mengusap punggungku dengan
tangan kanannya. “Kamu cantik sekali,” katanya sambil mendekatkan wajahnya ke wajahku.
Aku hanya tersenyum, aku senang mendengar pujiannya. Kurangkul lehernya, kemudian kucium
bibirnya. Lidahnya yang nyelip masuk mulutku kuhisap2. Aku segera meraba kontolnya lagi,
kugenggam
dan kugesek2kan ke memekku yang mulai berlendir. Lendir memekku melumuri kepala
kontolnya, kontolnya menjadi makin keras. Urat2 berwarna hijau di kulit batang kontolnya
makin membengkak. Dia menekan pinggulnya sehingga kepala kontolnya nyelip di bibir
memekku. Terasa bibir memekku menjepit kontolnya yang besar itu. Dia menciumi leherku,
dadanya direndahkan sehingga menekan toketku. “Oh…mas”, lenguhku ketika ia menciumi
telingaku. “Kakimu dibelitkan di pinggangku Din”, pintanya sambil terus mencium bibirku.
Tangan kirinya terus meremas toketku sedang tangan
satunya mengelus pahaku yang sudah kulingkarkan di pinggangnya. Lalu dia
mendorong kontolnya lebih dalam. Sesak rasanya memekku. Pelan2 dia menarik
sedikit kontolnya, kemudian didorongnya. Hal ini dia lakukan beberapa kali sehingga lendir
memekku makin banyak keluarnya, mengolesi kepala kontolnya. Sambil menghembuskan napas,
dia menekan lagi kontolnya masuk lebih dalam. Dia menahan gerakan pinggulnya ketika melihat
aku meringis. “Sakit yang”, tanyanya. “Tahan sedikit ya”. Dia kembali menarik kontolnya
hingga tinggal kepalanya yang terselip di bibir luar memekku, lalu didorongnya kembali pelan2.
Dia terus mengamati wajahku, aku setengah memejamkan mata tapi sudah tidak merasa sakit.
“Din, nanti dorong pinggul
kamu keatas ya”, katanya sambil menarik kembali kontolnya. Dia mencium bibirku dengan lahap
dan mendorong kontolnya masuk kontolnya. Pentilku diremesnya dengan jempol dan
telunjuknya. Aku tersentak karena enjotan kontolnya dan secara reflex aku mendorong pinggulku
ke atas sehingga kontolnya nancap lebih dalam. Aku menghisap lidahnya yang dijulurkan masuk
ke mulutku. Sementara itu dia terus menekan kontolnya masuk lebih dalam lagi. Dia menahan
gerakan pinggulnya, rambutku dibelai2nya dan terus mengecup bibirku. Kontolnya kembali
ditariknya keluar lagi dan dibenamkan lagi pelan2, begitu dilakukannya beberapa kali sehingga
seluruh kontolnya sudah nancap di memekku. Aku merangkul lehernya dan kakiku makin erat
membelit pinggangnya.”Akh mas”, lenguhku ketika terasa kontolnya sudah masuk semua, terasa
memekku berdenyut meremes2 kontolnya. “Masih sakit Din”, tanyanya. “Enak mas”, jawabku
sambil mencakari punggungnya, terasa biji pelernya memukul2 pantatku. Dia mulai
mengenjotkan kontolnya keluar masuk memekku. Entah bagaimana dia mengenjotkan
kontolnya, itilku tergesek kontolnya ketika dia mengenjotkan kontolnya masuk. Aku menjadi
terengah2 karena nikmatnya. Dia juga mendesah setiap kali mendorong
kontolnya masuk semua, “Din, memekmu peret sekali, terasa lagi empotannya, enak banget
sayang ng***** dengan kamu”.Tangannya menyusup ke punggungku sambil terus
mengenjotkan kontolnya. Terasa bibir memekku ikut terbenam setiap kali kontolnya dienjot
masuk. “Mas”, erangku. Terdengar bunyi “plak” setiap kali dia menghunjamkan kontolnya.
Bunyi itu berasal dari beradunya pangkal pahanya dengan pangkal pahaku karena aku
mengangkat pinggulku setiap dia mengenjot kontolnya masuk. “Din, aku udah mau ngecrot”,
erangnya lagi. Dia menghunjamkan kontolnya dalam2 di memekku dan terasalah pejunya
nyembur2 di dalam memekku. Bersamaan dengan itu, “Mas, aku nyampe juga mas”, aku
mengejang karena ikutan nyampe. Nikmat banget bersama dia, walaupun perawanku hilang aku
tidak nyesel karena ternyata dien tot itu mendatangkan kenikmatan luar biasa.

Situs Cerita Dewasa-Cerita Panas-Cerita Porno-Cerita Seks

 Tentang Cerita Dewasa


Kenikmatan Bersama Dua Pria
Video Bokep ABG SMU

Cerita Dewasa,Aku adalah gadis berusia 19 tahun. kawan-kawan mengatakan aku cantik, tinggi
170, kulit putih dengan rambut lurus sebahu. Aku termasuk populer diantara kawan-kawan,
pokoknya ‘gaul abis’. Namun demikian aku masih mampu menjaga kesucianku sampai.. Suatu
saat aku dan enam orang kawan Susi (19), Andra (20), Kelvin (22), Vito (22), Toni (23) dan
Andri (20). menghabiskan liburan dengan menginap di villa keluarga Andri di Puncak.

Susi walaupun tidak terlalu tinggi (160) memiliki tubuh padat dengan kulit putih, sangat sexy
apalagi dengan ukuran payudara 36b-nya, Susi telah berpacaran cukup lama dengan Kelvin.
Diantara kami bertiga Andra yang paling cantik, tubuhnya sangat proporsi tidak heran kalau sang
pacar, Vito, sangat tergila-gila dengannya. Sementara aku, Andri dan Toni masih ‘jomblo’.
Andri yang berdarah India sebenarnya suka sama aku, dia lumayan ganteng hanya saja bulu-bulu
dadanya yang lebat terkadang membuat aku ngeri, karenanya aku hanya menganggap dia tidak
lebih dari sekedar teman.

Acara ke Puncak kami mulai dengan ‘hang-out’ disalah satu kafe terkenal di kota kami. Larut
malam baru tiba di Puncak dan langsung menyerbu kamar tidur, kami semua tidur dikamar lantai
atas. Udara dingin membuatku terbangun dan menyadari hanya Susi yang ada sementara Andra
entah kemana. Rasa haus membuatku beranjak menuju dapur untuk mengambil minum. Sewaktu
melewati kamar belakang dilantai bawah, telingaku menangkap suara orang yang sedang
bercakap-cakap. Kuintip dari celah pintu yang tidak tertutup rapat, ternyata Vito dan Andra. Niat
menegur mereka aku urungkan, karena kulihat mereka sedang berciuman, awalnya kecupan-
kecupan lembut yang kemudian berubah menjadi lumatan-lumatan. Keingintahuan akan
kelanjutan adegan itu menahan langkahku menuju dapur.

Adegan ciuman itu bertambah ‘panas’ mereka saling memagut dan berguling-gulingan, lidah
Vito menjalar bagai bagai ular ketelinga dan leher sementara tangannya menyusup kedalam t-
shirt meremas-remas payudara yang menyebabkan Andra mendesah-desah, suaranya desahannya
terdengar sangat sensual. Disibakkannya t-shirt Andra dan lidahnya menjalar dan meliuk-liuk di
putingnya, menghisap dan meremas-remas payudara Andra. Setelah itu tangannya mulai
merayap kebawah, mengelus-elus bagian sensitif yang tertutup g-string. Vito berusaha membuka
penutup terakhir itu, tapi sepertinya Andra keberatan. Lamat-lamat kudengan pembicaraan
mereka.
“Jangan To” tolak Andra.
“Kenapa sayang” tanya Vito.
“Aku belum pernah.. gituan”
“Makanya dicoba sayang” bujuk Vito.
“Takut To” Andra beralasan.
“Ngga apa-apa kok” lanjut Vito membujuk
“Tapi To”
“Gini deh”, potong Vito, “Aku cium aja, kalau kamu ngga suka kita berhenti”
“Janji ya To” sahut Andra ingin meyakinkan.
“Janji” Vito meyakinkan Andra.
Vito tidak membuang-buang waktu, ia membuka t-shirt dan celana pendeknya dan kembali
menikmati bukit kenikmatan Andra yang indah itu, perlahan mulutnya merayap makin kebawah..
kebawah.. dan kebawah. Ia mengecup-ngecup gundukan diantara paha sekaligus menarik turun
g-string Andra. Dengan hati-hati Vito membuka kedua paha Andra dan mulai mengecup
kewanitaannya disertai jilatan-jilatan. Tubuh Andra bergetar merasakan lidah Vito.
“Agghh.. To.. oohh.. enakk.. Too”
Mendengar desahan Andra, Vito semakin menjadi-jadi, ia bahkan menghisap-hisap kewanitaan
Andra dan meremas-remas payudaranya dengan liar. Hentakan-hentakan birahi sepertinya telah
menguasai Andra, tubuhnya menggelinjang keras disertai desahan dan erangan yang tidak
berkeputusan, tangannya mengusap-usap dan menarik-narik rambut Vito, seakan tidak ingin
melepaskan kenikmatan yang ia rasakan.

Andra semakin membuka lebar kedua kakinya agar memudahkan mulut Vito melahap
kewanitaannya. Kepalanya mengeleng kekiri-kekanan, tangannya menggapai-gapai, semua yang
diraih dicengramnya kuat-kuat. Andra sudah tenggelam dan setiap detik belalu semakin dalam ia
menuju ke dasar lautan birahi. Vito tahu persis apa yang harus dilakukan selanjutnya, ia
membuka CDnya dan merangkak naik keatas tubuh Andra. Mereka bergumul dalam
ketelanjangan yang berbalut birahi. Sesekali Vito di atas sesekali dibawah disertai gerakan erotis
pinggulnya, Andra tidak tinggal diam ia melakukan juga yang sama. Kemaluan mereka saling
beradu, menggesek, dan menekan-nekan. Melihat itu semua membuat degup jantung berdetak
kencang dan bagian-bagian sensitif di tubuhku mengeras.. Aku mulai terjangkit virus birahi
mereka.

Vito kemudian mengangkat tubuhnya yang ditopang satu tangan, sementara tangan lain
memegang kejantannya. Vito mengarahkan kejantanannya keselah-selah paha Anggie. “Jangan
To, katanya cuma cium aja” sergah Andra.
“Rileks An” bujuk Vito, sambil mengosok-gosok ujung penisnya di kewanitaan Andra.
“Tapi.. To.. oohh.. aahh” protes Andra tenggelam dalam desahannya sendiri.
“Nikmatin aja An”
“Ehh.. akkhh.. mpphh” Andra semakin mendesah
“Gitu An.. rileks.. nanti lebih enak lagi”
“He eh To.. eesshh”
“Enak An..?”
“Ehh.. enaakk To”
Aku benar-benar ternganga dibuatnya. Seumur hidup belum pernah aku melihat milik pria yang
sebenarnya, apalagi adegan ‘live’ seperti itu.

Tidak ada lagi protes apalagi penolakan hanya desahan kenikmatan Andra yang terdengar.
“Aku masukin ya An” pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban.
Vito langsung menekan pinggulnya, ujung kejantanannya tenggelam dalam kewanitaan Andra.
“Aakhh.. To.. eengghh” erang Andra cukup keras, membuat bulu-bulu ditubuhku meremang
mendengarnya.
Vito lebih merunduk lagi dengan sikut menahan badan, perlahan pinggulnya bergerak turun naik
serta mulutnya dengan rakus melumat payudara Andra.
“Teruss.. Too.. enak banget.. ohh.. isep yang kerass sayangg” Andra meracau.
“Aku suka sekali payudara kamu An.. mmhh”
“Aku juga suka kamu isep To.. ahh” Andra menyorongkan dadanya membuat Vito bertambah
mudah melumatnya.
Bukan hanya Andra yang terayun-ayun gelombang birahi, aku yang melihat semua itu turut
hanyut dibuatnya. Tanpa sadar aku mulai meremas-remas payudara dan memainkan putingku
sendiri, membuat mataku terpejam-pejam merasakan nikmatnya.

Vito tahu Andra sudah pada situasi ‘point of no return’, ia merebahkan badannya menindih
Andra dan memeluknya seraya melumat mulut, leher dan telinga Andra dan.. kulihat Vito
menekan pinggulnya, dapat kubayangkan bagaimana kejantanannya melesak masuk ke dalam
rongga kenikmatan Andra.
“Auuwww.. To.. sakiitt” jerit Andra.
“Stop.. stop To”
“Rileks An.. supaya enak nanti” bujuk Vito, sambil terus menekan lebih dalam lagi.
“Sakit To.. pleasee.. jangan diterusin”
Terlambat.. seluruh kejantanan Vito telah terbenam di dalam rongga kenikmatan Andra.
Beberapa saat Vito tidak bergerak, ia mengecup-ngecup leher, pundak dan akhirnya payudara
Andra kembali jadi bulan-bulanan lidah dan mulutnya. Perlakuan Vito membuat birahi Andra
terusik kembali, ia mulai melenguh dan mendesah-desah, lama kelamaan semakin menjadi-jadi.
Bagian belakang tubuh Vito yang mulai dari punggung, pinggang sampai buah pantatnya tak
luput dari remasan-remasan tangan Andra.

Vito memahami sekali keadaan Andra, pinggulnya mulai digerakan memutar perlahan sekali tapi
mulutnya bertambah ganas melahap gundukan daging Andra yang dihiasi puting kecil kemerah-
merahan.
“Uhh.. ohh.. To” desah kenikmatan Andra, kakinya dibuka lebih melebar lagi.
Vito tidak menyia-nyiakan kesempatan ini dipercepat ritme gerakan pinggulnya.
“Agghh.. ohh.. terus Too” Andra meracau merasakan kejantanan Vito yang berputar-putar di
kewanitaannya, kepalanya tengadah dengan mata terpejam, pinggulnya turut bergoyang.
Merasakan gerakannya mendapat respon Vito tidak ragu lagi untuk menarik-memasukan batang
kemaluannya.
“Aaauugghh.. sshh.. Too.. ohh.. Too” Andra tak kuasa lagi menahan luapan kenikmatan yang
keluar begitu saya dari mulutnya.

Pinggul Vito yang turun naik dan kaki Andra yang terbuka lebar membuat darahku berdesir,
menimbulkan denyut-denyut di bagian sensitifku, kumasukan tangan kiri kebalik celana pendek
dan CD. Tubuhku bergetar begitu jari-jemariku meraba-raba kewanitaanku.
“Ssshh.. sshh” desisku tertahan manakala jari tengahku menyentuh bibir kemaluanku yang sudah
basah, sesaat ‘life show’ Vito dan Andra terlupakan. Kesadaranku kembali begitu mendengar
pekikan Andra.
“Adduuhh.. Too.. nikmat sekalii” Andra terbuai dalam birahinya yang menggebu-gebu.
“Nikmati An.. nikmati sepuas-puasnya”
“Ssshh.. ahh.. ohh.. ennaak Too”
“Punya kamu enaakk sekalii An.. uugghh”
“Ohh.. Too.. aku sayang kamu.. sshh” desah Andra seraya memeluk, pujian Vito rupanya
membuat Andra lebih agresif, pantatnya bergoyang mengikuti irama hentakan-hentakan turun-
naik pantat Vito.
“Enaak An.. terus goyang.. uhh.. eenngghh” merasakan goyangan Andra Vito semakin
mempercepat hujaman-hujaman kejantanannya.
“Ahh.. aahh.. Too.. teruss.. sayaang” pekik Andra.
Semakin liar keduanya bergumul, keringat kenikmatan membanjir menyelimuti tubuh mereka.
“Too.. tekan sayangg.. uuhh.. aku mau ke.. kelu.. aarrghh” erang Andra.
Vito menekan pantatnya dalam-dalam dan tubuh keduanya pun mengejang. Gema erangan
kenikmatan mereka memenuhi seantero kamar dan kemudian keduanya.. terkulai lemas.

Dikamar aku gelisah mengingat-ingat kejadian yang baru saja kulihat, bayang-bayang Vito
menyetubuhi Andra begitu menguasai pikiranku. Tak kuasa aku menahan tanganku untuk
kembali mengusap-usap seluruh bagian sensitif di tubuhku namun keberadaan Susi sangat
mengganggu, menjelang ayam berkokok barulah mataku terpejam. Dalam mimpi adegan itu
muncul kembali hanya saja bukan Andra yang sedang disetubuhi Vito tetapi diriku.

Jam 10.00 pagi harinya kami jalan-jalan menghirup udara puncak, sekalian membeli makanan
dan cemilan sementara Susi dan Kelvin menunggu villa. Belum lagi 15 menit meninggalkan villa
perutku tiba-tiba mulas, aku mencoba untuk bertahan, tidak berhasil, bergegas aku kembali ke
villa.

Selesai dari kamar mandi aku mencari Susi dan Kelvin, rupanya mereka sedang di ruang TV
dalam keadaan.. bugil. Lagi-lagi aku mendapat suguhan ‘live show’ yang spektakuler. Tubuh
Susi setengah melonjor di sofa dengan kaki menapak kelantai, Kelvin berlutut dilantai dengan
badan berada diantara kedua kaki Susi, Mulutnya mengulum-ngulum kewanitaan Susi, tak lama
kemudian Kelvin meletakan kedua tungkai kaki Susi dibahunya dan kembali menyantap
’segitiga venus’ yang semakin terpampang dimukanya. Tak ayal lagi Susi berkelojotan
diperlakukan seperti itu.

“Ssshh.. sshh.. aahh” desis Susi.


“Oohh.. Kel.. nikmat sekalii.. sayang”
“Gigit.. Kel.. pleasee.. gigitt”
“Auuwww.. pelan sayang gigitnyaa”
Melengkapi kenikmatan yang sedang melanda dirinya satu tangan Susi mencengkram kepala
Kelvin, tangan lainnya meremas-remas payudara 36b-nya sendiri serta memilin putingnya.

Beberapa saat kemudian mereka berganti posisi, Susi yang berlutut di lantai, mulutnya
mengulum kejantanan Kelvin, kepalanya turun naik, tangannya mengocok-ngocok batang
kenikmatan itu, sekali-kali dijilatnya bagai menikmati es krim. Setiap gerakan kepala Susi
sepertinya memberikan sensasi yang luar biasa bagi Kelvin.
“Aaahh.. aauugghh.. teruss sayangg” desah Kelvin.
“Ohh.. sayangg.. enakk sekalii”
Suara desahan dan erangan membuat Susi tambah bernafsu melumat kejantanan Kelvin.
“Ohh.. Susii.. ngga tahann.. masukin sayangg” pinta Kelvin.

Susi menyudahi lumatannya dan beranjak keatas, berlutut disofa dengan pinggul Kelvin berada
diantara pahanya, tangannya menggapai batang kenikmatan Kelvin, diarahkan kemulut
kewanitaannya dan dibenamkan. “Aaagghh” keduanya melenguh panjang merasakan kenikmatan
gesekan pada bagian sensitif mereka masing-masing. Dengan kedua tangan berpangku pada
pahanya Susi mulai menggerakan pinggulnya mundur maju, karuan saja Kelvin mengeliat-geliat
merasakan batangnya diurut-urut oleh kewanitaan Susi. Sebaliknya, milik Kelvin yang
menegang keras dirasakan oleh Susi mengoyak-ngoyak dinding dan lorong kenikmatannya.
Suara desahan, desisan dan lenguhan saling bersaut manakala kedua insan itu sedang dirasuk
kenikmatan duniawi.

Tontonan itu membuat aku tidak dapat menahan keinginanku untuk meraba-raba2 sekujur
tubuhku, rasa gatal begitu merasuk kedalam kemaluanku. Kutinggalkan ‘live show’ bergegas
menuju kamar, kulampiaskan birahiku dengan mengesek-gesekan bantal di kewanitaanku.
Merasa tidak puas kusingkap rok miniku, kuselipkan tanganku kedalam CD-ku membelai-belai
bulu-bulu tipis di permukaan kewanitaanku dan.. akhirnya menyentuh klitorisku.
“Aaahh.. sshh.. eehh” desahku merasakan nikmatnya elusan-elusanku sendiri, jariku merayap tak
terkendali ke bibir kemaluanku, membuka belahannya dan bermain-main ditempat yang mulai
basah dengan cairan pelancar, manakala kenikmatan semakin membalut diriku tiba-tiba pintu
terbuka.. Susi! masih dengan pakaian kusut menerobos masuk, untung aku masih memeluk
bantal, sehingga kegiatan tanganku tidak terlihat olehnya.
“Ehh Ver.. kok ada disini, bukannya tadi ikut yang lain?” sapa Susi terkejut.
“Iya Si.. balik lagi.. perut mules”
“Aku suruh Kelvin beli obat ya”
“Ngga usah Si.. udah baikan kok”
“Yakin Ver?”
“Iya ngga apa-apa kok” jawabku meyakinkan Susi yang kemudian kembali ke ruang tengah
setelah mengambil yang dibutuhkannya. Sirna sudah birahiku karena rasa kaget.

Malam harinya selesai makan kami semua berkumpul diruang tengah, Andri langsung memutar
VCD X-2. Adegan demi adegan di film mempengaruhi kami, terutama kawan-kawan pria,
mereka kelihatan gelisah. Film masih setengah main Susi dan Kelvin menghilang, tak lama
kemudian disusul oleh Andra dan Vito. Tinggal aku, Toni dan Andri, kami duduk dilantai
bersandar pada sofa, aku di tengah. Melihat adegan film yang bertambah panas membuat
birahiku terusik. Rasa gatal menyeruak dikewanitaanku mengelitik sekujur tubuh dan setiap detik
berlalu semakin memuncak saja, aku jadi salah tingkah. Toni yang pertama melihat
kegelisahanku.
“Kenapa Ver, gelisah banget horny ya” tegurnya bercanda.
“Ngga lagi, ngaco kamu Ton” sanggahku.
“Kalau horny bilang aja Ver.. hehehe.. kan ada kita-kita” Andri menimpali.
“Rese’ nih berdua, nonton aja tuh” sanggahku lagi menahan malu.

Toni tidak begitu saja menerima sanggahanku, diantara kami ia paling tinggi jam terbangnya
sudah tentu ia tahu persis apa yang sedang aku rasakan. Toni tidak menyia-nyiakannya, bahuku
dipeluknya seperti biasa ia lakukan, seakan tanpa tendensi apa-apa.
“Santai Ver, kalau horny enjoy aja, gak usah malu.. itu artinya kamu normal” bisik Toni sambil
meremas pundakku.
Remasan dan terpaan nafas Toni saat berbisik menyebabkan semua bulu-bulu di tubuhku
meremang, tanpa terasa tanganku meremas ujung rok. Toni menarik tanganku meletakan
dipahanya ditekan sambil diremasnya, tak ayal lagi tanganku jadi meremas pahanya.
“Remas aja paha aku Ver daripada rok” bisik Toni lagi.
Kalau sedang bercanda jangankan paha, pantatnya yang ‘geboy’ saja kadang aku remas tanpa
rasa apapun, kali ini merasakan paha Toni dalam remasanku membuat darahku berdesir keras.
“Ngga usah malu Ver, santai aja” lanjutnya lagi.
Entah karena bujukannya atau aku sendiri yang menginginkan, tidak jelas, yang pasti tanganku
tidak beranjak dari pahanya dan setiap ada adegan yang ‘wow’ kuremas pahanya. Merasa
mendapat angin, Toni melepaskan rangkulannya dan memindahkan tangannya di atas pahaku,
awalnya masih dekat dengkul lama kelamaan makin naik, setiap gerakan tangannya membuatku
merinding.

Entah bagaimana mulainya tanpa kusadari tangan Toni sudah berada dipaha dalamku, tangannya
mengelus-elus dengan halus, ingin menepis, tapi, rasa geli-geli enak yang timbul begitu kuatnya,
membuatku membiarkan kenakalan tangan Toni yang semakin menjadi-jadi.
“Ver gue suka deh liat leher sama pundak kamu” bisik Toni seraya mengecup pundakku.
Aku yang sudah terbuai elusannya karuan saja tambah menjadi-jadi dengan kecupannya itu.
“Jangan Ton” namun aku berusaha menolak.
“Kenapa Ver, cuma pundak aja kan” tanpa perduli penolakanku Toni tetap saja mengecup,
bahkan semakin naik keleher, disini aku tidak lagi berusaha ‘jaim’.
“Ton.. ahh” desahku tak tertahan lagi.
“Enjoy aja Ver” bisik Toni lagi, sambil mengecup dan menjilat daun telingaku.
“Ohh Ton” aku sudah tidak mampu lagi menahan, semua rasa yang terpendam sejak melihat
‘live show’ dan film, perlahan merayapi lagi tubuhku.
Aku hanya mampu tengadah merasakan kenikmatan mulut Toni di leher dan telingaku. Andri
yang sedari tadi asik nonton melihatku seperti itu tidak tinggal diam, ia pun mulai turut
melakukan hal yang sama. Pundak, leher dan telinga sebelah kiriku jadi sasaran mulutnya.

Melihat aku sudah pasrah mereka semakin agresif. Tangan Toni semakin naik hingga akhirnya
menyentuh kewanitaanku yang masih terbalut CD. Elusan-elusan di kewanitaanku, remasan
Andri di payudaraku dan kehangatan mulut mereka dileherku membuat magma birahiku
menggelegak sejadi-jadinya.
“Agghh.. Tonn.. Drii.. ohh.. sshh” desahanku bertambah keras.
Andri menyingkap tang-top dan braku bukit kenyal 34b-ku menyembul, langsung dilahapnya
dengan rakus. Toni juga beraksi memasukan tangannya kedalam CD meraba-raba kewanitaanku
yang sudah basah oleh cairan pelicin. Aku jadi tak terkendali dengan serangan mereka tubuhku
bergelinjang keras.

“Emmhh.. aahh.. ohh.. aagghh” desahanku berganti menjadi erangan-erangan.


Mereka melucuti seluruh penutup tubuhku, tubuh polosku dibaringkan dilantai beralas karpet dan
mereka pun kembali menjarahnya. Andri melumat bibirku dengan bernafsu lidahnya menerobos
kedalam rongga mulutku, lidah kami saling beraut, mengait dan menghisap dengan liarnya.
Sementara Toni menjilat-jilat pahaku lama kelamaan semakin naik.. naik.. dan akhirnya sampai
di kewanitaanku, lidahnya bergerak-gerak liar di klitorisku, bersamaan dengan itu Andri pun
sudah melumat payudaraku, putingku yang kemerah-merahan jadi bulan-bulanan bibir dan
lidahnya.
Diperlakukan seperti itu membuatku kehilangan kesadaran, tubuhku bagai terbang diawang-
awang, terlena dibawah kenikmatan hisapan-hisapan mereka. Bahkan aku mulai berani
punggung Andri kuremas-remas, kujambak rambutnya dan merengek-rengek meminta mereka
untuk tidak berhenti melakukannya.
“Aaahh.. Tonn.. Drii.. teruss.. sshh.. enakk sekalii”
“Nikmatin Ver.. nanti bakal lebih lagi” bisik Andri seraya menjilat dalam-dalam telingaku.
Mendengar kata ‘lebih lagi’ aku seperti tersihir, menjadi hiperaktif pinggul kuangkat-angkat,
ingin Toni melakukan lebih dari sekedar menjilat, ia memahami, disantapnya kewanitaanku
dengan menyedot-nyedot gundukan daging yang semakin basah oleh ludahnya dan cairanku.
Tidak berapa lama kemudian aku merasakan kenikmatan itu semakin memuncak, tubuhku
menegang, kupeluk Andri-yang sedang menikmati puting susu-dengan kuatnya.
“Aaagghh.. Tonn.. Drii.. akuu.. oohh” jeritku keras, dan merasakan hentak-hentakan kenikmatan
didalam kewanitaanku. Tubuhku melemas.. lungai.

Toni dan Andri menyudahi ‘hidangan’ pembukanya, dibiarkan tubuhku beristirahat dalam
kepolosan, sambil memejamkan mata kuingat-ingat apa yang baru saja kualami. Permainan
Andri di payudara dan Toni di kewanitaanku yang menyebarkan kenikmatan yang belum pernah
kualami sebelumnya, dan hal itu telah kembali menimbulkan getar-getar birahi diseluruh
tubuhku. Aku semakin tenggelam saja dalam bayang-bayang yang menghanyutkan, dan tiba-tiba
kurasakan hembusan nafas ditelingaku dan rasa tidak asing lagi.. hangat basah.. Ahh.. bibir dan
lidah Andri mulai lagi, tapi kali ini tubuhku seperti di gelitiki ribuan semut, ternyata Andri sudah
polos dan bulu-bulu lebat di tangan dan dadanya menggelitiki tubuhku. Begitupun Toni sudah
bugil, ia membuka kedua pahaku lebar-lebar dengan kepala sudah berada diantaranya.

Mataku terpejam, aku sadar betul apa yang akan terjadi, kali ini mereka akan menjadikan
tubuhku sebagai ‘hidangan’ utama. Ada rasa kuatir dan takut tapi juga menantikan kelanjutannya
dengan berdebar. Begitu kurasakan mulut Toni yang berpengalaman mulai beraksi.. hilang sudah
rasa kekuatiran dan ketakutanku. Gairahku bangkit merasakan lidah Toni menjalar dibibir
kemaluanku, ditambah lagi Andri yang dengan lahapnya menghisap-hisap putingku membuat
tubuhku mengeliat-geliat merasakan geli dan nikmat dikedua titik sensitif tubuhku.

“Aaahh.. Tonn.. Drii.. nngghh.. aaghh” rintihku tak tertahankan lagi.


Toni kemudian mengganjal pinggulku dengan bantal sofa sehingga pantatku menjadi terangkat,
lalu kembali lidahnya bermain dikemaluanku. Kali ini ujung lidahnya sampai masuk kedalam
liang kenikmatanku, bergerak-gerak liar diantara kemaluan dan anus, seluruh tubuhku bagai
tersengat aliran listrik aku hilang kendali. Aku merintih, mendesah bahkan menjerit-jerit
merasakan kenikmatan yang tiada taranya. Lalu kurasakan sesuatu yang hangat keras berada
dibibirku.. kejantanan Andri! Aku mengeleng-gelengkan kepala menolak keinginannya, tapi
Andri tidak menggubrisnya ia malah manahan kepalaku dengan tangannya agar tidak bergerak.

“Jilat.. Ver” perintahnya tegas.


Aku tidak lagi bisa menolak, kujilat batangnya yang besar dan sudah keras membatu itu, Andri
mendesah-desah merasakan jilatanku.
“Aaahh.. Verr.. jilat terus.. nngghh” desah Andri.
“Jilat kepalanya Ver” aku menuruti permintaannya yang tak mungkin kutolak.
Lama kelamaan aku mulai terbiasa dan dapat merasakan juga enaknya menjilat-jilat batang penis
itu, lidahku berputar dikepala kemaluannya membuat Andri mendesis desis.
“Ssshh.. nikmat sekali Verr.. isep sayangg.. isep” pintanya diselah-selah desisannya.

Aku tak tahu harus berbuat bagaimana, kuikuti saja apa yg pernah kulihat di film, kepala
kejantanannya pertama-tama kumasukan kedalam mulut, Andri meringis.
“Jangan pake gigi Ver.. isep aja” protesnya, kucoba lagi, kali ini Andri mendesis nikmat.
“Ya.. gitu sayang.. sshh.. enak.. Ver”
Melihat Andri saat itu membuatku turut larut dalam kenikmatannya, apalagi ketika sebagian
kejantanannya melesak masuk menyentuh langit-langit mulutku, belum lagi kenakalan lidah
Toni yang tiada henti-hentinya menggerayangi setiap sudut kemaluanku. Aku semakin
terombang-ambing dalam gelombang samudra birahi yang melanda tubuhku, aku bahkan tidak
malu lagi mengocok-ngocok kejantanan Andri yang separuhnya berada dalam mulutku.

Beberapa saat kemudian Andri mempercepat gerakan pinggulnya dan menekan lebih dalam
batang kemaluannya, tanganku tak mampu menahan laju masuknya kedalam mulutku. Aku
menjadi gelagapan, ku geleng-gelengkan kepalaku hendak melepaskan benda panjang itu tapi
malah berakibat sebaliknya, gelengan kepalaku membuat kemaluannya seperti dikocok-kocok.
Andri bertambah beringas mengeluar-masukan batangnya dan..
“Aaagghh.. nikmatt.. Verr.. aku.. kkeelluaarr” jerit Andri, air maninya menyembur-nyembur
keras didalam mulutku membuatku tersedak, sebagian meluncur ke tenggorokanku sebagian lagi
tercecer keluar dari mulutku.

Aku sampai terbatuk-batuk dan meludah-ludah membuang sisa yang masih ada dimulutku. Toni
tidak kuhiraukan aku langsung duduk bersandar menutup dadaku dengan bantal sofa.
“Gila Andri.. kira-kira dong” celetukku sambil bersungut-sungut.
“Sorry Ver.. ngga tahan.. abis isepan kamu enak banget” jawab Andri dengan tersenyum.
“Udah Ver jangan marah, kamu masih baru nanti lama lama juga bakal suka” sela Toni seraya
mengambilkan aku minum dan membersihkan sisa air mani dari mulutku.
Toni benar, aku sebenarnya tadi menikmati sekali, apalagi melihat mimik Andri saat akan keluar
hanya saja semburannya yang membuatku kaget. Toni membujuk dan memelukku dengan
lembut sehingga kekesalanku segera surut. Dikecupnya keningku, hidungku dan bibirku.
Kelembutan perlakuannya membuatku lupa dengan kejadian tadi. Kecupan dibibir berubah
menjadi lumatan-lumatan yang semakin memanas kami pun saling memagut, lidah Toni
menerobos mulutku meliuk-liuk bagai ular, aku terpancing untuk membalasnya. Ohh.. sungguh
luar biasa permainan lidahnya, leher dan telingaku kembali menjadi sasarannya membuatku sulit
menahan desahan-desahan kenikmatan yang begitu saja meluncur keluar dari mulutku.

Toni merebahkan tubuhku kembali dilantai beralas karpet, kali ini dadaku dilahapnya puting
yang satu dihisap-hisap satunya lagi dipilin-pilin oleh jari-jarinya. Dari dada kiriku tangannya
melesat turun ke kewanitaanku, dielus-elusnya kelentit dan bibir kemaluanku. Tubuhku langsung
mengeliat-geliat merasakan kenakalan jari-jari Toni.
“Ooohh.. mmppff.. ngghh.. sshh” desisku tak tertahan.
“Teruss.. Tonn.. aakkhh”
Aku menjadi lebih menggila waktu Toni mulai memainkan lagi lidahnya di kemaluanku, seakan
kurang lengkap kenikmatan yang kurasakan, kedua tanganku meremas-remas payudaraku
sendiri.
“Ssshh.. nikmat Tonn.. mmpphh” desahanku semakin menjadi-jadi.
Tak lama kemudian Toni merayap naik keatas tubuhku, aku berdebar menanti apa yang akan
terjadi. Toni membuka lebih lebar kedua kakiku, dan kemudian kurasakan ujung kejantanannya
menyentuh mulut kewanitaanku yang sudah basah oleh cairan cinta.

“Aauugghh.. Tonn.. pelann” jeritku lirih, saat kepala kejantanannya melesak masuk kedalam
rongga kemaluanku.
Toni menghentikan dorongannya, sesaat ia mendiamkan kepala kemaluannya dalam kehangatan
liang kewanitaanku. Kemudian-masih sebatas ujungnya-secara perlahan ia mulai memundur-
majukannya. Sesuatu yang aneh segera saja menjalar dari gesekan itu keseluruh tubuhku. Rasa
geli, enak dan entah apalagi berbaur ditubuhku membuat pinggulku mengeliat-geliat mengikuti
tusukan-tusukan Toni.
“Ooohh.. Tonn.. sshh.. aahh.. enakk Tonn” desahku lirih.
Aku benar-benar tenggelam dalam kenikmatan yang luar biasa akibat gesekan-gesekan di mulut
kewanitaanku. Mataku terpejam-pejam kadang kugigit bibir bawahku seraya mendesis.
“Enak.. Ver” tanya Toni berbisik.
“He ehh Tonn.. oohh enakk.. Tonn.. sshh”
“Nikmatin Ver.. nanti lebih enak lagi” bisiknya lagi.
“Ooohh.. Tonn.. ngghh”

Toni terus mengayunkan pinggulnya turun-naik-tetap sebatas ujung kejantanannya-dengan ritme


yang semakin cepat. Selagi aku terayun-ayun dalam buaian birahi, tiba-tiba Toni menekan
kejantanannya lebih dalam membelah kewanitaanku.
“Auuhh.. sakitt Tonn” jeritku saat kejantanannya merobek selaput daraku, rasanya seperti
tersayat silet, Toni menghentikan tekanannya.
“Pertama sedikit sakit Ver.. nanti juga hilang kok sakitnya” bisik Toni seraya menjilat dan
menghisap telingaku.
Entah bujukannya atau karena geliat liar lidahnya, yang pasti aku mulai merasakan nikmatnya
milik Toni yang keras dan hangat didalam rongga kemaluanku.

Toni kemudian menekan lebih dalam lagi, membenamkan seluruh batang kemaluannya dan
mengeluar-masukannya. Gesekan kejantanannya dirongga kewanitaanku menimbulkan sensasi
yang luar biasa! Setiap tusukan dan tarikannya membuatku menggelepar-gelepar.
“Ssshh.. ohh.. ahh.. enakk Tonn.. empphh” desahku tak tertahan.
“Ohh.. Verr.. enak banget punya kamu.. oohh” puji Toni diantara lenguhannya.
“Agghh.. terus Tonn.. teruss” aku meracau tak karuan merasakan nikmatnya hujaman-hujaman
kejantanan Toni di kemaluanku.
Peluh-peluh birahi mulai menetes membasahi tubuh. Jeritan, desahan dan lenguhan mewarnai
pergumulan kami. Menit demi menit kejantanan Toni menebar kenikmatan ditubuhku. Magma
birahi semakin menggelegak sampai akhirnya tubuhku tak lagi mampu menahan letupannya.
“Tonii.. oohh.. tekan Tonn.. agghh.. nikmat sekali Tonn” jeritan dan erangan panjang terlepas
dari mulutku.
Tubuhku mengejang, kupeluk Toni erat-erat, magma birahiku meledak, mengeluarkan cairan
kenikmatan yang membanjiri relung-relung kewanitaanku.
Tubuhku terkulai lemas, tapi itu tidak berlangsung lama. Beberapa menit kemudian Toni mulai
lagi memacu gairahku, hisapan dan remasan didadaku serta pinggulnya yang berputar kembali
membangkitkan birahiku. Lagi-lagi tubuhku dibuat mengelepar-gelepar terayun dalam
kenikmatan duniawi. Tubuhku dibolak-balik bagai daging panggang, setiap posisi memberikan
sensasi yang berbeda. Entah berapa kali kewanitaanku berdenyut-denyut mencapai klimaks tapi
Toni sepertinya belum ingin berhenti menjarah tubuhku. Selagi posisiku di atas Toni, Andri yang
sedari tadi hanya menonton serta merta menghampiri kami, dengan berlutut ia memelukku dari
belakang. Leherku dipagutnya seraya kedua tangannya memainkan buah dadaku. Apalagi ketika
tangannya mulai bermain-main diklitorisku membuatku menjadi tambah meradang.

Kutengadahkan kepalaku bersandar pada pundak Andri, mulutku yang tak henti-hentinya
mengeluarkan desahan dan lenguhan langsung dilumatnya. Pagutan Andri kubalas, kami saling
melumat, menghisap dan bertukar lidah. Pinggulku semakin bergoyang berputar, mundur dan
maju dengan liarnya. Aku begitu menginginkan kejantanan Toni mengaduk-aduk seluruh isi
rongga kewanitaanku yang meminta lebih dan lebih lagi.
“Aaargghh.. Verr.. enak banget.. terus Ver.. goyang terus” erang Toni.
Erangan Toni membuat gejolak birahiku semakin menjadi-jadi, kuremas buah dadaku sendiri
yang ditinggalkan tangan Andri.. Ohh aku sungguh menikmati semua ini.

Andri yang merasa kurang puas meminta merubah posisi. Toni duduk disofa dengan kaki
menjulur dilantai, Akupun merangkak kearah batang kemaluannya.
“Isep Ver” pinta Toni, segera kulumat kejantanannya dengan rakus.
“Ooohh.. enak Ver.. isep terus”
Bersamaan dengan itu kurasakan Andri menggesek-gesek bibir kemaluanku dengan kepala
kejantanannya. Tubuhku bergetar hebat, saat batang kemaluan Andri-yang satu setengah kali
lebih besar dari milik Toni-dengan perlahan menyeruak menembus bibir kemaluanku dan
terbenam didalamnya. Tusukan-tusukan kejantanan Andri serasa membakar tubuh, birahiku
kembali menggeliat keras. Aku menjadi sangat binal merasakan sensasi erotis dua batang
kejantanan didalam tubuhku. Batang kemaluan Toni kulumat dengan sangat bernafsu.
Kesadaranku hilang sudah naluriku yang menuntun melakukan semua itu.

“Verr.. terus Verr.. gue ngga tahan lagi.. Aaarrgghh” erang Toni.
Aku tahu Toni akan segera menumpahkan cairan kenikmatannya dimulutku, aku lebih siap kali
ini. Selang berapa saat kurasakan semburan-semburan hangat sperma Toni.
“Aaagghh.. nikmat banget Verr.. isep teruss.. telan Verr” jerit Toni, lagi-lagi naluriku menuntun
agar aku mengikuti permintaan Toni, kuhisap kejantananya yang menyemburkan cairan hangat
dan.. kutelan cairan itu. Aneh! Entah karena rasanya, atau sensasi sexual karena melihat Toni
yang mencapai klimaks, yang pasti aku sangat menyukai cairan itu. Kulumat terus itu hingga
tetes terakhir dan benda keras itu mengecil.. lemas.

Toni beranjak meninggalkan aku dan Andri, sepeninggal Toni aku merasa ada yang kurang.
Ahh.. ternyata dikerjai dua pria jauh lebih mengasikkan buatku. Namun hujaman-hujaman
kemaluan Andri yang begitu bernafsu dalam posisi ‘doggy’ dapat membuatku kembali merintih-
rintih. Apalagi ditambah dengan elusan-elusan Ibu jarinya dianusku. Bukan hanya itu, setelah
diludahi Andri bahkan memasukan Ibu jarinya ke lubang anusku. Sodokan-sodokan
dikewanitaanku dan Ibu jarinya dilubang anus membuatku mengerang-erang.
“Ssshh.. engghh.. yang keras Drii.. mmpphh”
“Enak banget Drii.. aahh.. oohh”
Mendengar eranganku Andri tambah bersemangat menggedor kedua lubangku, Ibu jarinya
kurasakan tambah dalam menembus anusku, membuatku tambah lupa daratan.

Sedang asiknya menikmati, Andri mencabut kejantanan dan Ibu jarinya.


“Andrii.. kenapa dicabutt” protesku.
“Masukin lagi Dri.. pleasee” pintaku menghiba.
Sebagai jawaban aku hanya merasakan ludah Andri berceceran di lubang anusku, tapi kali ini
lebih banyak. Aku masih belum mengerti apa yang akan dilakukannya. Saat Andi mulai
menggosok kepala penisnya dilubang anus baru aku sadar apa yang akan dilakukannya.
“Andrii.. pleasee.. jangan disitu” aku menghiba meminta Andri jangan melakukannya.
Andri tidak menggubris, tetap saja digosok-gosokannya, ada rasa geli-geli enak kala ia
melakukan hal itu. Dibantu dengan sodokan jarinya dikemaluanku hilang sudah protesku. Tiba-
tiba kurasakan kepala kemaluannya sudah menembus anusku. Perlahan namun pasti, sedikit
demi sedikit batang kenikmatannya membelah anusku dan tenggelam habis didalamnya.

“Aduhh sakitt Drii.. akhh..!” keluhku pasrah karena rasanya mustahil menghentikan Andri.
“Rileks Ver.. seperti tadi, nanti juga hilang sakitnya” bujuknya seraya mencium punggung dan
satu tangannya lagi mengelus-elus klitorisku.
Separuh tubuhku yang tengkurap disofa sedikit membantuku, dengan begitu memudahkan aku
untuk mencengram dan mengigit bantal sofa untuk mengurangi rasa sakit. Berangsur-angsur rasa
sakit itu hilang, aku bahkan mulai menyukai batang keras Andri yang menyodok-nyodok anusku.
Perlahan-lahan perasaan nikmat mulai menjalar disekujur tubuhku.
“Aaahh.. aauuhh.. oohh Drii” erang-erangan birahiku mewarnai setiap sodokan penis Andri yang
besar itu.
Andri dengan buasnya menghentak-hentakan pinggulnya. Semakin keras Andri menghujamkan
kejantananya semakin aku terbuai dalam kenikmatan.

Toni yang sudah pulih dari ‘istirahat’nya tidak ingin hanya menonton, ia kembali bergabung.
Membayangkan akan dijarah lagi oleh mereka menaikan tensi gairahku. Atas inisiatif Toni kami
pindah kekamar tidur, jantungku berdebar-debar menanti permainan mereka. Toni merebahkan
diri terlentang ditempat tidur dengan kepala beralas bantal, tubuhku ditarik menindihinya.
Sambil melumat mulutku-yang segera kubalas dengan bernafsu-ia membuka lebar kedua pahaku
dan langsung menancapkan kemaluannya kedalam vaginaku. Andri yang berada dibelakang
membuka belahan pantatku dan meludahi lubang anusku. Menyadari apa yang akan mereka
lakukan menimbulkan getaran birahi yang tak terkendali ditubuhku. Sensasi sexual yang luar
bisa hebat kurasakan saat kejantanan mereka yang keras mengaduk-aduk rongga kewanitaan dan
anusku. Hentakan-hentakan milik mereka dikedua lubangku memberi kenikmatan yang tak
terperikan.

Andri yang sudah lelah berlutut meminta merubah posisi, ia mengambil posisi tiduran, tubuhku
terlentang diatasnya, kejantanannya tetap berada didalam anusku. Toni langsung membuka lebar-
lebar kakiku dan menghujamkan kejantanannya dikemaluanku yang terpampang menganga.
Posisi ini membuatku semakin menggila, karena bukan hanya kedua lubangku yang digarap
mereka tapi juga payudaraku. Andri dengan mudahnya memagut leherku dan satu tangannya
meremas buah dadaku, Toni melengkapinya dengan menghisap puting buah dadaku satunya.
Aku sudah tidak mampu lagi menahan deraan kenikmatan demi kenikmatan yang menghantam
sekujur tubuhku. Hantaman-hantaman Toni yang semakin buas dibarengi sodokan Andri,
sungguh tak terperikan rasanya. Hingga akhirnya kurasakan sesuatu didalam kewanitaanku akan
meledak, keliaranku menjadi-jadi.

“Aaagghh.. ouuhh.. Tonn.. Drii.. tekaann” jerit dan erangku tak karuan.
Dan tak berapa lama kemudian tubuhku serasa melayang, kucengram pinggul Toni kuat-kuat,
kutarik agar batangnya menghujam keras dikemaluanku, seketika semuanya menjadi gelap pekat.
Jeritanku, lenguhan dan erangan mereka menjadi satu.
“Aduuhh.. Tonn.. Drii.. nikmat sekalii”
“Aaarrghh.. Verr.. enakk bangeett”
Keduanya menekan dalam-dalam milik mereka, cairan hangat menyembur hampir bersamaan
dikedua lubangku. Tubuhku bergetar keras didera kenikmatan yang amat sangat dahsyat,
tubuhku mengejang berbarengan dengan hentakan-hentakan dikewanitaanku dan akhirnya kami..
terkulai lemas.

Sepanjang malam tak henti-hentinya kami mengayuh kenikmatan demi kenikmatan sampai
akhirnya tubuh kami tidak lagi mampu mendayung. Kami terhempas kedalam mimpi dengan
senyum kepuasan. Dihari-hari berikutnya bukan hanya Andri dan Toni yang memberikan
kepuasan, tapi juga pria-pria lain yang aku sukai. Tapi aku tidak pernah bisa meraih kenikmatan
bila hanya dengan satu pria.. aku baru akan mencapai kepuasan bila ‘dijarah’ oleh dua atau tiga
pria sekaligus.

Situs Cerita Dewasa-Cerita Panas-Cerita Porno-Cerita Seks

 Tentang Cerita Dewasa

Peselingkuhan dengan Ayah Tiri


Video Bokep ABG SMU

Cerita Dewasa.Semuanya berawal ketika aku kehilangan ayah kandungku pada usia 18 tahun.
Ketika itu, roda ekonomi keluarga kami tidak terlalu terguncang, karena Ibu pandai mencari
uang. Semasa ayah masih hidup, Ibu sudah menopang ekonomi keluarga dengan bisnis
kateringnya. Oleh karena itu, sepeninggal Ayah,Ibu tidak berpikiran untuk mencari
penggantinya, lantaran terlalu sibuk mengurusku dan kedua adik laki-lakiku.
Dua tahun berselang setelah kematian Ayah, tiba-tiba kami dikejutkan dengan perkataan Ibu
yang mohon restu untuk menikah kembali dengan Pak Juwono(45). Kami memang sudah
mengenalnya dengan baik, karena dia sering bertandang kerumah kami. Namun, kami berpikir
Pak Juwono hanyalah teman baik Ibu. Sebab Pak Juwono bertamu ke rumah kami seperti halnya
tamu-tamu yang lain. Lebih-lebih Ibu juga bersikap biasa-biasa saja. Ibu tidak menunjukkan
dalam kondisi tengah jatuh cinta.
Kami semua merestui keinginan Ibu untuk menikah lagi. Pertama, karena usia Ibu masih
tergolong muda, 38 tahun, untuk mengarungi hidup ini sendirian. Kedua, karena kami tahu
bahwa Pak Juwono berstatus duda tanpa anak. Pak Juwono adalah pria yang matang,
penyayang,dan bertanggung jawab. Aku dan kedua adikku sudah cukup dekat dengannya.
Masuknya Pak Juwono sebagai anggota baru keluarga kami memang membawa warna-warna
lain dalam kehidupan keluarga kami. Aku pribadi sangat senang dengan adanya figur seorang
ayah pengganti. Terus terang, sebagai anak perempuan satu-satunya aku haus akan perhatian dan
kasih sayang seorang ayah. Apalagi di usia 20 tahunan aku ingin ada yang menuntunku dalam
urusan cinta dan berhubungan dengan pria. Aku harap bisa menimba pengalaman dari ayah tiriku
ini.
Kedekatanku dengan ayah tiriku membuat Ibu bangga. Beliau senang melihat kami semua akrab
dengan suami barunya. Bahkan, boleh dikatakan aku bersikap agak manja kepadanya. Setiap
pulang sekolah, aku pasti segera mencari ayah tiriku untuk menceritakan pengalamanku di
kampus. Beliau akan dengan sabar mendengar ceritaku, kemudian dengan bijak menasihatiku
bila ada hal-hal yang dianggapnya tidak ’sesuai’.

Kadang-kadang atas ijin Ibu, aku mengajak ayah tiriku berjalan-jalan ke mall. Setelah mencicipi
hidangan fast food kami mampir untuk nongkrong di toko buku. Aku mempunyai hobi membaca
buku filsafat dan psikologi, sama seperti beliau.

Tanpa kusadari aku semakin dekat dan semakin akrab kepada ayah tiriku, aku sudah semakin
cuek aja dan tidak malu lagi semisalnya keluar dari kamar mandi dan hanya mengenakan handuk
mandi sebagai penutup bagian-bagian tubuhku yang vital dihadapan ayahku. Dan kadangkala
ayahku pula yang menggendongku ke tempat tidurku apabila aku kedapatan ketiduran di ruang
tamu karena ketiduran akibat mataku yang kelelahan karena membaca buku ataupun menonton
telivisi.

Lama-kelamaan aku semakin mengagumi sifat-sifat kedewasaan yang dimiliki oleh ayah tiriku,
dan ada rasa perasaan khusus tertentu yang tidak bisa kuterjemahkan, entahlah apakah itu adalah
perasaan cinta? Mungkin itulah alasannya aku selalu menampik setiap pernyataan cinta yang
dilontarkan oleh teman-teman priaku. Terus terang aku tidak tertarik dengan teman-teman pria
sebayaku yang cenderung manja dan kekanak-kanakan. Sebaliknya aku mengagumi pria-pria
yang dewasa dan matang. Rasanya aku betah berada disisi mereka untuk mendengar cerita
ataupun nasehat-nasehatnya, dan itu semuanya kudapatkan penuh dari ayah tiriku ini.

Rupanya gejala ini juga dirasakan dan ditangkap oleh ayah tiriku. Kalau sebelum pergi ke suatu
tempat, aku biasa mencium pipi Ibu dan Ayah tiriku. Sekarang bila ibu tidak ada, Ayah akan
membalas mencium pipiku. Semula aku merasa kaget dan ada sedikit perasaan malu, bukan
kenapa-kenapa ini adalah ciuman pertama dari seorang laki-laki kepadaku dan sekaligus adalah
ayahku. Bahkan pernah suatu waktu aku terperangah ketika ayah tidak hanya membalas
mencium pipiku, melainkan juga bibirku. Melihat wajahku memerah, karena aku belum pernah
pacaran, Ayah hanya tersenyum simpul.

Kejadian seperti itu terus berulang ketika ibuku ada di dapur dan kebetulan aku berpamitan mau
ke kampus. Dan akupun mulai terbiasa dengan ‘pamitan’ gaya baru dari ayah tiriku. Semakin
lama kami berani melakukannya lebih lama, kami pernah melakukannya selama beberapa menit
dengan panasnya. Kalau tidak mengingat Ibu yang ada di dapur yang sewaktu-waktu bisa
memergoki mungkin ayahku tidak akan melepaskanku dari pagutannya.

Beberapa waktu berselang, suatu saat Ibu harus menjenguk salah satu keponakannya yang
dirawat di rumah sakit di Bogor. Kebetulan kedua adikku telah memasuki masa liburan sekolah
dan keduanya mengantar dan menemani ibu selama di Bogor. Alhasil hanya aku dan Ayah tiriku
yang ada di rumah sekarang ini. Menyadari tidak ada orang lain, sebenarnya hatiku berdegup
kencang menyadari saat-saat yang tidak terduga tinggal berdua saja dengan Ayah tiriku yang
amat kukagumi.

Ketika aku pulang kuliah menjelang sore hari, beliau sudah menungguku di teras rumah dan
terlihat kegembirannya yang terbias di matanya ketika menyambut kepulanganku. “Pulangnya
kog malam, Non?” tanya ayah dengan senyum khasnya.
Aku menjawab dengan santai, “Tadi jalan-jalan dengan teman Yah. “Senyumnya mendadak agak
hilang ketika keceritakan aku berjalan-jalan dengan teman-teman cowok kampusku. Aku tertawa
dalam hati melihat sikap ayah tiriku yang terlihat sedikit menyimpan rasa cemburu.

Sehabis mandi seperti biasanya aku tetap hanya menggunakan handuk melalui ayah menuju ke
arah kamarku.
“Nia, apakah cowok yang menemani kamu adalah pacar kamu?”, selidik ayah tiriku.
“Sebentar ayah, Nia mau berpakaian dulu, dan nanti akan Nia ceritakan seluruhnya ke Ayah”,
jawabku sambil tetap menuju ke arah kamarku, sepintas kulihat ayahku seperti berdiri dari sofa
tempat duduknya. Aku menutup pintu kamar dan mulai mengeringkan rambutku dengan
menggunakan kipas angin yang kunyalakan.

Tiba-tiba aku mendengar suara derit pintu kamarku terbuka dan kulihat ayah tiriku berjalan
masuk menghampiriku. Karena aku masih terbalut dengan handuk aku cuek saja menerima
kehadiran ayah tiriku meskipun sesungguhnya hatiku terasa dag dig dug.
“Aduhh.., ayah nih kog penasaran amat sih, dibilang entar juga pasti diceritain”, kataku
menggoda sembari tetap mengeringkan rambutku yang masih agak basah.
“Nia, kamu serius yah berpacaran dengan cowo yang tadi itu?”, masih dengan penasaran ayahku
terus menanyaiku.
“Hmm…, Kalo ya kenapa…, kalo tidak juga kenapa?” tanyaku memancing perasaan ayah tiriku.
“Kamu bandel yahh…, udah main rahasia-rahasiaan” ucapnya seraya tiba-tiba tangannya
menggelitik pinggulku.

Aku tergelitik kegelian sambil meronta-ronta kecil untuk melepaskan dari gelitikan tanggannya.
Ayahku tetap menguber-uberku sambil tetap menggelitik seluruh tubuhku, sampai akhirnya kita
berdua jatuh ke ranjang dan ayah tetap saja menggelitik seluruh badanku. Sampai akhirnya kita
berdua cekakak cekikikan dan akihirnya aku berteriak-teriak kecil minta ampun supaya Ayah
menghentikan gelitikannya. Begitu ayah menghentikan gelitikannya tubuhku terasa lemas dan
kami berdua ngos-ngosan akibat kehabisan nafas. Ayah tiduran disampingku di atas ranjang
sambil tetap memperhatikan wajahku yang masih bersimbah peluh. Aku mencoba menarik napas
panjang sambil memejamkan mata untuk menghilangkan rasa lemas yang kurasakan.

Tiba-tiba aku merasakan ciuman lembut menempel di bibirku, namun aku merasakan pagutan
ciuman kali ini lebih terasa dan lebih rileks, mungkin karena Ibu tidak ada di rumah. Akupun
membiarkan bibirku dilumat dengan lembut, baru kali ini ciumannya membuatku terasa terbang
diawang-awang. Tanpa disadari tangan ayah yang tadi mengelus lembut pinggulku…, telah
melepas handuk penutup tubuhku. Akupun baru sadar bahwa aku telah tidak berpakaian.
Sebelum aku sempat berpikir banyak, ayahku sudah memelukku kembali dengan eratnya seraya
mengelus-elus rambutku yang panjang. Terus terang aku sangat terlena dengan sentuhan kasih
sayangnya ini.

Ketika ia mengangkat wajahku, aku menundukkan wajahku yang bersemu merah. Aku bisa
mendengar suara detak jantung ayah yang berdegup kencang saat matanya menyapu dengan
bersih seluruh lekuk-lekuk tubuhku yang sudah tidak terlindung apapun. Ayah mengelus bibirku
dan tiba-tiba memagutnya kembali dengan penuh nafsu. Aku hanya bisa pasrah dibawah
kenikmatan yang baru kurasakan ini. Bahkan aku mulai berani membalas pagutannya. Ayah
kemudian menyeretku kedalam pangkuannya di atas ranjang. Kami terus berciuman, hingga
tangannya mulai bergerak mengelus ke daerah-daerah tubuhku yang paling sensitif.

Aku menjerit kecil ketika kurasakan tangannya yang nakal menyentuh dan meremas-remas
dengan lembut payudaraku. Sambil melumat bibirku, ayahku secara perlahan-perlahan berusaha
melepaskan seluruh pakaiannya. Aku menjerit kecil tertahan tatkala penis ayahku keluar dari
celana dalamnya dan dalam keadaan sangat panjang dan ‘tegak’, baru kali ini aku menyaksikan
secara dekat penis seorang lelaki, bentuknya panjang mengeras dan dibagian ujung kepala penis
ayah membesar dan berkilat-kilat bagai jamur. Belum sempat logikaku berjalan,ayah sudah
kembali memeluk dan mencumbuku kembali, kini kami sama-sama bergumul dengan panasnya
tanpa sehelai benangpun menempel di tubuh kami.

Mataku terpejam rapat sambil berteriak tertahan saat ayah tiriku mencumbui organ
kewanitaanku. Ada rasa nikmat luar biasa yang kurasakan, hingga setiap beberapa saat badanku
menggelinjang-gelinjang tak kuasa menahan hentakan-hentakan kenikmatan yang keluar dari
seluruh sendi-sendi tubuhku. Sampai akhirnya aku merasakan benda panjang dan hangat
menyeruak memasuki vaginaku. Saat itulah aku mempersembahkan keperawanan, kehormatan,
jiwa ragaku kepada ayah tiriku. Kami bersetubuh tanpa mempedulikan waktu, terus berpacu dan
berpacu meliwati klimaks demi klimaks hingga hampir menjelang subuh badan kami sama-sama
lemas karena merasakan klimaks yang berkali-kali hingga akhirnya kami rubuh dan tidur
berpelukan dalam satu ranjang dengan perasaan puas.

Terus terang pengalaman pertamaku berhubungan seks membawa kesan yang luar biasa dalam
hidupku. Aku sama sekali tidak merasakan kesakitan karena ayahku tahu persis bagaimana
menjalankan permainan seks kami dengan sebaik mungkin. Malam pertama kami, kami lewatkan
dengan mengulang permainan seks hingga tiga kali. Ketika tak berdaya lagi, kami baru berhenti.
Seminggu ditinggal Ibu dan adik-adik membuat aku dan Ayah benar-benar menikmati
petualangan asmara

Selama hampir setahun menjalin asmara diam-diam dengan ayah, Ibu mulai curiga. Apalagi, Ibu
mengetahui kalau sampai berusia 21 tahun aku belum juga mau punya pacar. Padahal aku
terhitung cantik dan supel. Apalagi ketika aku sudah menamatkan D-ii bahasa inggrisku, Ibu
mendesakku untuk mulai mencari pasangan hidup.

Ketika diam-diam kudiskusikan hal ini kepada Ayah, dia sangat mendukungku menjalin
hubungan dengan pria lain. Soalnya, Ayah mulai mencium tanda-tanda kecurigaan di mata Ibu
melihat hubunganku dengan Ayah semakin lengket aja.

Maka ketika Wahyu,kakak kelasku yang paling gencar mendekatiku. Kupikir apa salahnya aku
membina hubungan dengannya. Apalagi wajahnya lumayan ganteng, postur tubuhnya atletis, dan
otaknya encer pula. Singkat cerita aku kemudian serius menjalin hubungan dengannya.
Sementara itu, kisah cintaku dengan Ayah terus berlanjut. Kali ini kami lebih banyak melakukan
persetubuhan kami di luar rumah. Kadang-kadang kami janji bertemu di hotel A atau B yang
letaknya agak jauh dari kota tempat tinggalku.

Enam bulan setelah berpacaran dengan Wahyu, keluarganya datang melamarku. Aku menerima
lamarannya dengan perasaan biasa-biasa saja. Terus-terang perasaan cintaku telah
kepersembahkan seutuhnya kepada ayah tiriku. Aku menikah hanya untuk menutupi
perselingkuhanku dengan ayah.

Untungnya, Wahyu adalah orang yang tidak mempersoalkan keperawananku ketika kami
melewatkan malam pertama. Menghadapi permainan seks Wahyu yang tergolong pemula, aku
merasa tidak puas. Kadang-kadang aku membayangkan sedang berhubungan badan dengan ayah
tiriku yang macho dan berpengalaman. Akhirnya, aku tetap sering menelepon ayah untuk saling
bertemu di luar rumah. Usianya yang telah berkepala empat telah mengetahui secara betul segala
bentuk permainan seks yang dapat memberikan kepuasan klimaks terhadap gadis-gadis muda
seusiaku.

Bercinta dengan ayah tiriku, aku mendapatkan klimaks yang berulang-ulang, hal yang tidak
dapat kudapatkan apabila aku berhubungan badan dengan suamiku sendiri. Aku tahu
perbuatanku adalah keliru. Namun aku tidak dapat menghapus sosok Ayah tiriku dalam
kehidupanku. Aku tidak tahu sampai kapan aku bisa menghentikan perselingkuhanku ini. Aku
hanyalah seorang wanita yang menginginkan adanya figur pria matang disisiku.Kumpulan Cerita
Dewasa

Situs Cerita Dewasa-Cerita Panas-Cerita Porno-Cerita Seks

 Tentang Cerita Dewasa


Perjalanan Seks Seorang Guru
Video Bokep ABG SMU

Cerita dewasa,Rosa telah menikah dengan pria bernama Suhendra yang pekerjaannya adalah
teknisi di pengeboran minyak lepas pantai milik perusahaan asing yang hanya bisa pulang 5-6
bulan sekali.

Rosa bertekad memulai profesinya sebagai High Class Call Girl saat ia tahu melihat bukti bahwa
suaminya main belakang, selama bekerja di lepas pantai Suhendra suka membawa gadis-gadis
nakal. Hal ini ia ketahui dari teman suaminya yang mempunyai dendam terhadapa suaminya,
teman suaminya itu menunjukan beberapa foto hasil jepretannya sendiri yang berisikan foto
suaminya sedang memluk dan mencium mesra gadis-gadis nakal.

Rosa memulai kariernya di bidang pelacuran kelas tinggi dengan memasang sebuah iklan di
koran, begini bunyi iklannya “Massage Maria, cantik dan berpengalaman menerima panggilan
hub. 0812160700X “, dengan nama samaran Maria maka dimulailah petualangan terlarang Bu
guru kita ini.
SMS mulai mengalir ke handphone Rosa yang berisikan panggilan panggilan tapi ada juga SMS
yang berisikan kalimat-kalimat porno, Rosa tidak menanggapi semua SMS itu karena hal itu
akan membuang waktu saja begitu juga dengan percakapan dengan calon-calon kliennya semua
gagal mencapai kata sepakat. Karena harga yang ditetapkan oleh Rosa sangat tinggi yaitu 1,5 juta
sekali datang, tentu saja jarang yang berani memboking Rosa. Sampai suatu saat ada panggilan
HP yang masuk saat ia mengajar di kelasnya.

“Permisi anak-anak ibu mau terima telpon dulu jangan ramai ya!”kemudian Rosa berjalan keluar
kelas dan menerima panggilan itu.
“Hallo Maria? ” terdengar suara berat seorang lelaki0
“Ya dengan siapa Pak? ”
“Berapa tarif kamu semalam? ”
“1,5 juta bayar di muka, tidak kurang dari itu ”
“Ok done deal, kita ketemu di Kafe Bon Ami, Darmo Selatan jam 18.30 nanti malam sampai
disana langsung miss call aku ya bye ..tut tut tut”

Dalam hati Rosa merasa berdebar dan aneh karena ini adalah pertama kalinya ia akan
mendapatkan panggilan serius dan anehnya orang tersebut tidak menawar harga yang ia ajukan,
Rosa termenung memikirkan telepon yang baru saja ia terima sampai seorang muridnya menegur
“Bu, Ibu sakit ya? ” tanya seorang muridnya. “Oh nggak apa-apa kok, ayo masuk lagi” sambil
memegang pundak muridnya.

Setelah selesai mengajar Rosa segera pulang dan mempersiapkan diri, ia mandi dan berdandan
secantik mungkin tapi tidak menor, dengan mengenakan gaun malam warna hitam yang anggun,
Rosa berangkat ke Bon Ami menggunakan taksi. Rasa berdebar semakin menjadi saat ia
memasuki kafe dan dengan tangan sedikit gemetar ia memanggil no. HP lelaki yang tadi siang
menelponnya segera saja terdengar bunyi handphone di pojok ruangan yang rupanya sengaja di
taruh di atas meja oleh pemiliknya.
Mata Rosa memandang ke arah sumber bunyi tersebut dan melihat lelaki berumur 45 tahun
keturunan cina dengan pakaian necis dan berkacamata minus yang melambaikan tangan seolah
olah sudah mengenal dirinya.

“Hi Maria, silahkan duduk disini ”. Ujar lelaki itu sambil berdiri menjabat tangan Maria yang tak
lain adalah nama samaran Rosa.
“Ok kita makan dulu atau langsung pergi nih? ” tanya lelaki itu.
“Kita bisa langsung pergi setelah pembayaran dilakukan ” ujar Rosa ketus
“Wow santai saja non jangan takut ini aku bayar sekarang”. Sebuah amplop coklat disodorkan
dan langsung dibuka dan dihitung oleh Rosa
“Ok 1,5 juta kita berangkat, omong omong nama bapak siapa ” tanya Rosa
“Teman-teman memanggil aku A Cun, yuk berangkat ”.

A Cun menggandeng tangan Rosa dengan mesra seperti istrinya sendiri.


Dengan menggunakan mercy new eyes, A Cun membawa Rosa meninggalkan kafe dengan
santai tapi pasti mobil dibawa menuju ke arah daerah perumahan elit di daerah Dharmahusada.
Ketika sampai di depan sebuah rumah mewah dengan pagar tinggi A Cun membunyikan
klaksonnya, pagar besi itu terbuka secara otomatis meskipun tidak tampak orang di halaman
rumah mewah itu, setelah mobil masuk sampai di teras rumah seseorang dengan seragam batik
berlari kecil menghampiri mobil.

“Selamat datang Koh A Cun “sambil membukakan pintu mobil.


“Yang lainnya sudah pada kumpul toh, Yok? ” tanya Koh A Cun pada lelaki berseragam itu
“Sudah Pak, silahkan Pak ” kata petugas yang bernama Yoyok ini .
Mobil A Cun segera dibawa untuk di parkir oleh yoyok yang rupanya bertugas sebagai valet
service. Acun dan Rosa langsung masuk ke dalam rumah mewah itu
“Ini rumah Koh A Cun ” tanya Rosa kagum melihat ruang tamu yang besar dan dipenuhi barang
mewah
“Oh bukan, ini rumah perkumpulan semacam klub bagi kami untuk melepas kepenatan” ucap
Koh Acun seraya membuka pintu ruang tengah yang di dalamnya berisi 3 orang lelaki dan 3
perempuan.Di ruangan itu tersedia 5 kasur king size, 2 meja biliard, 3 set sofa mewah dan
sebuah mini bar yang tertata apik serasi dengan ruang yang relatif besar itu, dari suasana ruangan
sudah dapat diperkirakan bahwa ruangan ini sering di pakai sebagai ajang maksiat.

“Hoi Cun, lama sekali kamu, dapet barang baru ya?” tanya seorang lelaki cina berumur 56 tahun
yang di panggil Koh A Liong.
“Ah nggak enak ah ngomong gitu di depan orang ” elak A Cun
“Koh A Cun, mending kamu kasih Mbak ini buat aku saja, kamu pake saja salah satu SPG yang
aku bawa” ucap lelaki berbadan gemuk besar dan berkulit sawo matang yang dipanggil dengan
panggilan Pak Angkoro.
A Cun mengamati SPG yang ditawarkan padanya, diantara tiga SPG itu ada satu yang paling
menarik hatinya yaitu Lyvia Go. SPG berumur 21 tahun berdarah cina dengan tinggi 168 cm dan
berat 48 kg berwajah mirip Ineke, dengan penampilannya yang mengenakan rok super mini
dengan atasan kemeja ketat nan tipis membuat A Cun tak mampu menolak tawaran Pak
Angkoro.
“Ok deh, Pak Angkoro boleh ambil Maria, saya pinjam Lyvia ” sahut acun sambil langsung
menarik pinggang Lyvia dan mereka berdua melakukan deep kissing yang sangat panas sampai
terdengar lenguhan lenguhan nafas mereka.

Lyvia yang diciumi dengan ganas segera membalas ciuman itu sambil membuka kancing
kemejanya yang seakan tak muat menampung payudaranya yang montok. Dengan rakus Koh A
Cun memelorotkan BH Lyvia dan menghisap puting berwarna coklat muda itu, sambil bercumbu
tangan Koh Acun bergerak melingkar pinggang Lyvia dan melepas kait rok mini dan meloloskan
rok itu turun sehingga kini Lyvia Go hanya mengenakan BH yang sudah tidak menutupi
payudaranya dan sebuah celana dalam berwana putih berenda tipis yang sangat seksi sekali
melekat di tubuhnya yang putih bak mutiara. Dengan sekali angkat tubuh Lyvia Go dibawa Koh
ACun menuju ranjang terdekat, lalu menelentangkannya sambil meloloskan celana dalam seksi
itu dari tempatnya sehingga tampaklah kemaluan Lyvia yang sudah dicukur bersih, tanpa
membuang waktu A Cun segera menjilat dan menusuk nusukkan lidahnya ke dalam vagina
Lyvia yang diikuti dengan erangan nikmat dari Lyvia.

“Ahh, aduh enak Koh, dasyat aargh ”


“Enak ya Go? Kamu sudah berapa kali ngeseks selama jadi SPG ” tanya A Cun sambil
mengocok vagina Lyvia dengan dua jari sambil terkadang menggosok kelentit mungil itu dengan
jempolnya.
“Ini yang ke tu..juh aah hi hi hi aduh geli Koh ”
“Yang pertama ama siapa ” selidik A Cun mencari cari daerah g-spot dengan ujung jarinya
“Yang pertamaa, aduh yah yah aauh disitu Koh enak, yang pertama sama Pak Angkoro di WC
showroom aah”
Untuk mengakhiri pemanasan ini maka A Cun menempelkan lidahnya di kelentit Lyvia,
kemudian menggeleng-gelengkan dan memutar-mutar kepalanya dengan lidah tetap menempel
di kelentit. Menerima rangsangan dasyat itu tubuh Lyvia melengkung bagai busur panah yang
siap melesatkan anak panahnya.
“Aduh Koh A Cun, aargh masukin sekarang Koh jangan siksa aku lebih lama lagi hm? “.

Melihat Lyvia sudah terangsang berat maka Koh A Cun segera menghentikan permainan oralnya
dan melepas bajunya sendiri dengan cepat, Lyvia yang melihat Koh A Cun melepas bajunya
kagum melihat badan Koh Acun yang berotot, dadanya yang bidang dan perutnya yang terbagi 8
kotak sangat seksi di mata Lyvia yang biasanya melayani Pak Angkoro yang gendut. Semakin
bernafsu untuk segera bersetubuh maka Lyvia Go membantu melepas celana Koh A Cun dan
betapa kagetnya Lyvia Go ketika celana itu merosot langsung nongol benda sepanjang 16.5 cm
(wah ternyata Koh A Cun tidak pakai celana dalam loh, tapi dengan tidak memakai celana dalam
juga sangat baik bagi kesuburan pria kata Pak dokter).

Dengan posisi kaki yang di buka lebar lebar, Lyvia menanti Koh Acun sambil tangan kanannya
menggosok gosok klitorisnya sendiri, Koh Acun mengambil posisi di tengah tengah kaki Lyvia
yang terbuka lebar dan mengarahkan penisnya di muka pintu gerbang kewanitaan Lyvia.
“Aku masukin ya Lyv?”
“Sini kubantu Koh ” Lyvia memegang penis A Cun dan mengarahkannya ke liang senggamanya
“Seret banget ya Lyv, jadi susah masuk nih”
“Koh jangan bercanda melulu ah, kapan masuknya?”
“Ya udah nih rasain Lyv”
“Aauh aah aah pelan dikit Koh ”
Akhirnya pelan tapi selamat, penis Koh A Cun amblas ke dalam vagina Lyvia dan permainan
kuda kudaan khusus dewasapun dimulai, Koh A Cun memaju mundurkan pantatnya dengan
tempo sedang sambil memegang kedua betis Lyvia sebagai tumpuan tangannya.

Beralih ke ibu guru kita yaitu Rosa Maria yang cuma bengong melihat permainan permainan liar
di sekelilingnya.
“Wah suasananya panas ya? ” Pak Angkoro menegur Rosa Maria yang bengong
“Ah nggak juga Pak, kan ada AC” balas Rosa risih
“Nggak panas gimana, coba kamu lihat orang orang itu pada telanjang ngapain coba?”
“Eeng eeng gimana ya Pak ”
“Eng eng eng apa, ayo lepas bajumu, kamukan sudah di bayar toh? ”
Rosa merasa harga dirinya diinjak-injak, di dalam hati Rosa Maria berkata “Aku adalah seorang
guru yang dihormati dan disegani oleh anak didik dan rekan sekerjaku kenapa demi dendam pada
suami aku harus menjerumuskan diriku ke dalam lembah nista tapi sudah terlambat”, air mata
mulai menetes di pipi Rosa.

“Wah, kok malah nangis iki piye? Waduh!!” Pak Angkoro mengelus-elus perutnya yang besar
karena bingung.
“Nggak Pak, ayo kita mulai aja permainan ini ” Rosa mengusap air matanya.
“Ya gitu dong, itu baru semangat profesional jangan nangis lagi ya ”
Rosa membuka gaun malamnya dengan pedih dan rasa hampa, demikian juga Pak Angkoro
beliau membuka seluruh pakaiannya memperlihatkan tubuhnya yang gemuk dan hitam.

“Sini Ros, bapak akan membuat kamu melayang layang ” pangil Pak Angkoro
Rosa yang masih malu dan canggung menutup tubuhnya yang bugil dengan tangannya sedapat
mungkin sambil melangkah ke arah Pak Angkoro
“Wah kok malu malu gitu, jangan kuatir Ros bapak nggak akan kasar kasar sama kamu “, Pak
Angkoro memandang tubuh Rosa dari atas ke bawah. Jakunnya naik turun memandang tubuh
Rosa yang menggiurkan, kulitnya yang kuning langsat bagai kulit putri kraton meskipun tidak
seputih Lyvia tapi pancaran erotik dari mata Rosa bagai sinar pancasona pusaka tanah jawa. Dan
cara gerak Rosa Maria sungguh membangkitkan gairah, keayuan khas gadis jawa terpancar dari
setiap lekuk tubuhnya dan terutama payudaranya yang berwarna kuning gading sungguh
mengundang birahi lelaki manapun yang melihatnya.

Dengan lembut Pak Angkoro meletakan kedua telapak tangannya di atas payudara Rosa dan
mulai memijat lembut sambil perlahan ia melekatkan bibirnya ke bibir Rosa yang sensual di
lumatnya bibir Rosa, semakin lama semakin panas sampai kedua tubuh itu seolah menjadi satu,
Pak Angkoro melingkarkan tangannya ke pinggang Rosa dan menariknya sampai lekat pada
tubuhnya dan mencumbu Rosa dengan penuh nafsu. Dihisap dan dimasukannya lidahnya
kedalam relung relung mulut Rosa sehingga mau tak mau Rosa membalas pagutan-pagutan liar
itu. Hasrat kewanitan Rosa benar-benar dibangkitkan oleh Pak Angkoro yang berlaku seperti
kuda jantan dan mendominasi seriap permainan ini. Rosa mulai merasakan hawa panas naik dari
dadanya ke ubun-ubun yang membuat Rosa semakin tak berdaya melawan hawa maksiat yang
begitu kental dalam ruangan ini sehingga akhirnya Rosapun terlarut dalam hawa maksiat itu.
“Ros aku minta dioral dong ” sambil menyodorkan penis hitamnya yang berdiameter 5 cm
dengan panjang 14 cm.
“Nggak ah Pak, jijik saya! ih! ”
“Wah kamu kudu profesional Ros, kalau kerja jangan setengah-setengah gitu dong, gini aja
kamu tak oral kalau sampai kamu orgasme berarti kamu kudu ngoral aku yah? ”. Belum sempat
Rosa menjawab Pak Angkoro telah menyelusupkan kepala diselangkangan Rosa dan mulai
melancarkan segala jurus simpanannya mulai dari jilat, tusuk sampai jurus blender yang
memnyapu rata seluruh dinding permukaan vagina Rosa sehingga dalam waktu 7 menit Rosa
sudah di buat kejang-kejang.
“Oooh Pak oouh oh pa..ak” Rosa meregangkan ototnya sampai batas maksimal.
“Tuh kamu udah orgasme, nggak bisa bohong sekarang giliranmu” ucap Pak Angkoro senang.

Pak Angkoro menarik kepala Rosa dengan tangan kirinya sementara tangan kanannya
memegang penisnya sendiri sambil mengocok ringan, setelah mulut Rosa dalam jangkauan
tembak Pak Angkoro segera menjejalkan penisnya ke dalam mulut Rosa. “Ayo dong Rosa” Pak
Angkoro menyuapkan penisnya seperti menyuapkan makanan pada anak kecil, setelah penisnya
berada dalam mulut Rosa maka dengan menjambak rambut Rosa Pak Angkoro memaju
mundurkan kepala Rosa.

“Ehm ehm Pak Angko.. ehm ehm” Rosa berusaha berbicara tapi malah tersenggal senggal
“Udah diam aja deh Ros jangan banyak bicara emut!”. Setelah lima menit berjalan Rosa
akhirnya secara mandiri mengulum ujung penis Pak Angkoro, sementara tangannya mengocok
dengan kasar pangkal penis Pak Angkoro.
“Yes gitu Ros, wah kamu lebih hebat dari istriku loh, mau gak kamu jadi gundikku?” Pak
Angkoro berbicara ngawur karena keenakan dioral Rosa. Merasa jenuh dengan permainan oral
akhirnya Rosa meminta untuk bercinta.
“Udahan dong Pak, kita ngesks yang bener aja ya?” tanya Rosa dengan halus. “Ok, kamu yang
minta loh”.

Pak Angkoro menarik Rosa yang tadinya mengoral dia dalam posisi jongkok menuju meja
biliard dan menyuruh Rosa menumpukan kedua tangannya menghadap meja bilirad sementara
Pak Angkoro yang berada di belakang Rosa mengatur posisi sodokan perdananya.
“Ros nungging dikit dong, ya gitu sip!” Pak Angkoro mengelus pantat Rosa yang bahenol
kemudian mengarahkan senjatanya ke vagina Rosa.
“Aaouh Pak Angkoro, pelan Pak sakit penisnya bapak sih kegedean ” ucap Rosa setengah
meledek.
“Wah kamu itu muji apa menghina Ros? mungkin vaginamu yang kekecilan Ros” Pak Angkoro
membalas ejekan rosa dengan menarik pinggul Rosa ke belakang secara cepat maka amblaslah
seluruh penis Pak Angkoro.
“Auuw gede banget, aauw aah ” Rosa mulai menggoyang pinggulnya berusaha menyeimbangi
goyangan Pak Angkoro.

Pak Angkoro membenamkan penisnya dalam-dalam dengan menarik pinggul Rosa kebelakang,
dengan penis masih tertancap di vagina Rosa kemudian Pak Angkoro memutar pinggulnya
membentuk lingkaran sehingga penis yang didalam vagina Rosa menggencet dan menggesek
setiap syaraf syaraf nikmat di dinding vagina.
“Aauh, Rosa keluar ahh” Rosa mengalami orgasme yang menyebabkan setiap otot di tubuh Rosa
mengencang sehingga tubuhnya kelojotan tidak terkendali.
“Loh Ros, kok sudah KO, belum 10 menit kok udah orgasme wah ini kalau cowok namanya edi,
ejakulasi dini kalau kamu berarti menderita odi orgasme dini, ayo terusin sampai aku keluar juga
”.

Pak Angkoro mengganti posisi bersenggama dengan mengangkat tubuh Rosa dan
menidurkannya di meja biliard. Kemudian kaki rosa dibentangkan oleh Pak angkoro lebar-lebar
dan dengan kekuatan penuh penis besar itu menerjang mendobrak pintu kewanitaan Rosa,
sampai-sampai klitorisnya ikut tertarik masuk, Rosa yang masih dalam keadaan orgasme makin
menggila menerima sodokan itu sehingga secara refleks rosa mencakar bahu Pak Angkoro.

“Oouchh Rosa kamu ini apa-apaan sih, kok main cakar-cakaran segala?”
“Oouh aash sorry, abis rosa nggak tahan sih ama sodokannya Mas yang begitu perkasa” bujuk
rosa agar Pak angkoro tidak marah.
“Jangan cakar lagi ya, kalo tidak rasain ini” Pak Angkoro menggigit puting Rosa dengan lembut
tapi sedikit menyakitkan.
“Aauw nakal deh” ucap rosa sambil menggoyangkan pinggulnya sendiri agar penis Pak Angkoro
tetap menggesek dinding vaginanya.

Dalam waktu singkat Rosa yang mula-mula seorang guru telah berevolusi menjadi pelacur kelas
tinggi yang benar benar profesional baik dari kebinalan maupun ucapannya, semua sudah
berubah Rosa kini benar benar seorang pelacur sejati.

Situs Cerita Dewasa-Cerita Panas-Cerita Porno-Cerita Seks

 Tentang Cerita Dewasa

Evi Daun Mudaku


Video Bokep ABG SMU

Cerita Dewasa.Aku baru saja pulang kuliah. Di tempat kosku yang baru, aku selalu saja gerah.
Kamarku yang berukuran 3,5X3 meter itu, hanya memiliki sebuah jendela, sebuah tempat tiodur,
satu meja kecil tempat komputerku dan rak buku mini. Kamar kecil itulah istanaku.Koleksi
Cerita Dewasa
Di sebelah kamarku, ada taman kecil yang kubuat sendiri, sekedar untuk menghilangkan penat.
Ada jemuran dan kutanami beberapa pohon bunga agar sedikit lebih terasa asri. Di sanalah aku
menyelesaikan tugas-tugas kuliahku. Apalagi sebentar lagi aku akan memasuki Ujian Akhir
Kuliah (UAS). Semoga tahun depan aku bisa menyelesaikan sarjanaku.

Aku tinggal kos dengan sebuah keluarga, memiliki dua orang anak. Yang sulung berusia 15
tahun laki-laki, yang nomor dua berusia 13 tahun, perempuan dan yang kecil berusia 11 tahun
perempuan.

Aku mau menceritakan kisahku y ang sebenarnya pada Evi anak perempuan berusia 11 tahun itu.
Dia duduk di kelas 5 SD. Centil dan sangat grusah-grusuh, tapi baik hati. Dia suka membawakan
makanan kecil dan mau disuruh membelikan rokok serta membelikan gorengan untuk cemilan
sore. Selalu saja dia mendapatkan bagian dari cemilan. itu. Saat aku tidur sore, dia suka
membanguni aku, agar cepat mandi, karena sudah sore. Tak lupa setelah itu dia membawakan
PR-nya untuk kami kerjakan bersama. Tentu saja aku suka, karean Evi memang anak yang baik,
bersih, berkulit putih. Ayah ibunya sangat senang, karean aku suka mengajarinya menyanyi oleh
vocal. Sebagai mahasiswa Fakultas Kesenian jurusan etnomusikologi, aku juga senang
memainkan gitar klasikku. Terkadang dari seberangkamarku, ibu Evi suka mengikuti
nyanyianku. Apalagi kalau aku memetik gitarku dengan lagu-lagu nostalgia seperti Love Sotery
atau send me the pillow.

Sore itu, aku gerah sekali. Aku mengenakan kain sarung. Biasa itu aku lakukan untuk mengusir
rasa gerah. Semua keluarga tau itu. Kali ini seperti biasanya aku mengenakan kain sarung tanpa
baju seperti biasanya, hanya saja kali ini aku tidak mengenakan CD.

“Wandy (nama samaran)…ibu pergi dulu ya. Temani Evi, ya,” ibu kosku setengah berteriak dari
ruang tamu.

“Ok…bu!”jawabku singkat. Aku duduk di tempat tidurku sembari membaca novel Pramoedya
Ananta Toer. AKu mendengar suara pintu tertutup dan Evi menguncinya. Tak lama Evi datang
ke kamarku. Dia hanya memakai minishirt. Mungkin karean gerah juga. Terlihat jelas olehku,
teteknya yang mungil baru tumbuh membayang. Pentilnya yang aku rasa baru sebesar beras
menyembul dari balik minishirt itu. Evi baru saja mandi. Memakai celana hotpant. Entah kenapa,
tiba-tiba burungku menggeliat. Saat Evi mendekatiku, langsung dia kupeluk dan kucium pipinya.
Mencium pipinya, sudah menjadi hal yang biasa. Di depan ibu dan ayahnya, aku sudah beberapa
kali mencium pipinya, terkadang mencubit pipi montok putih mulus itu.

Evi pun kupangku. Kupeluk dengannafsu. Dia diam saja, karen tak tau apa yang bakal tejadi.
Setelah puas mencium kedua pipinya, kini kucium bibirnya. Biobir bagian bawah yang tipis itu
kusedot perlahan sekali dengan lembut. Evi menatapku dalam diam. Aku tersenyum dan Evi
membalas senyumku. Evi berontak sat lidahku memasuki mulutnya. Tapi aku tetap mengelus-
elus rambutnya.

“Ulurkan lidahmu, nanti kamu akan tau, betapa enaknya,” kataku berusaha menggunakan bahasa
anak-anak.
“Ah…jijik,”katanya. Aku terus merayunya dengan lembut. Akhirnya Evi menurutinya. Aku
mengulum bibirnya dengan lembut. Sebaliknya kuajari dia mkenyedot-nyedot lidahku.
Sebelumnya aku mengatakan, kalau aku sudah sikat gigi.

“Bagaimana, enak kan?” kataku. Evi diam saja. Aku berjanji akan memberikan yang lebih
nikmat lagi. Evi mengangukkan kepalanya. Dia mau yang lebih nikmat lagi. Dengan pelan
kubuka minishirt-nya.

“Malu dong, kak?” katanya. Aku meyakinkannya, kalau kami hanya berdua di rumah dan tak
akan ada yang melihat. Aku bujuk dia kalau kalau mau tau rasa enak dan nanti akan kubawa
jajan. Bujukanku mengena. Perlahan kubuka minishirt-nya. Bul….buah dadanya yang baru
tumbuh itu menyembul. Benar saja, pentilnya masih sebesar beras. Dengan lembut dan sangat
hati-hati, kujilati teteknya itu. Lidahku bermain di pentil teteknya. Kiri dan kanan. Kulihat Evi
mulai kegelian.

“Bagaimana…enakkan? Mau diterusin atau stop aja?” tanyaku. Evi hanya tersenyum saja.

Kuturunkan dia dari pangkuanku. Lalu kuminta dia bertelanjang. Mulanya dia menolak, tapi aku
terus membujuknya dan akupun melepaskan kain sarungku, hingga aku lebih dulu telanjang.
Perlahan kubuka celana pendeknya dan kolornya. Lalu dia kupangku lagi. Kini belahan
vaginanya kurapatkan ke burungku yang sudah berdiri tegak bagai tiang bendera. Tubuhnya
yang mungil menempel di tubuhku. Kami berpelukan dan bergantian menyedot bibir dan lidah.
Dengan cepat sekali Evi dapat mempelajari apa yang kusarankan. Dia benar-benar menikmati
jilatanku pada teteknya yang mungil itu.

“Evi mau lebih enak lagi enggak?” tanyaku. Lagi-lagi Evi diam. Kutidurkan dia di atas tempat
tidurku. Lalu kukangkangkan kedua pahanya. Vagina mulus tanpa bulu dan bibir itu, begitu
indahnya. Mulai kujilati vaginanya. Dengan lidah secara lembut kuarahkan lidahku pada
klitorisnya. Naik-turun, naik-turun. Kulihat Evi memejamkan matanya.

“Bagaimana, nikmat?” tanyaku. Lagi-lagi Evi yang suka grusah grusuh itu diam saja.
Kulanjutkan menjilati vaginanya. Aku belum sampai hati merusak perawannya. Dia harus tetap
perawan, pikirku. Evi pun menggelinjang. Tiba-tiba dia minta berhenti. Saat aku
memberhentikannya, dia dengan cepat berlari ke kamar mandi. Aku mendengar suara, Evi
sedang kencing. AKua mengerti, kalau Evi masih kecil. Setelah dia cebok, dia kembali lagi ke
kamarku.

Evi meminta lagi, agar teteknya dijilati. Nanti kalau sudah tetek di jilati, memek Evi jilati lagi ya
Kak? katanya. Aku tersenyum. Dia sudah dapat rasa nikmat pikirku. Aku mengangguk. Setelah
dia kurebahkan kembali di tempat tidur, kukangkangkan kedua pahanya. Kini burungku
kugesek-gesekkan ke vaginanya. Kucari klitorisnya. Pada klitoris itulah kepala burungku
kugesek-gesekkan. Aku sengaja memegang burungku, agar tak sampai merusak Evi. Sementara
lidahku, terus menjilati puting teteknya. Aku merasa tak puas. Walaupun aku laki-laki, aku selalu
menyediakan lotion di kamarku, kalau hari panas lotion itu mampu mengghilangkan kegerahan
pada kulitku. Dengan cepat lotion itu kuolesi pada bvurungku. Lalu kuolesi pula pada vagina Evi
dan selangkangannya. Kini Evi kembali kupangku.
Vaginanya yang sudah licin dan burungku yang sudah licin, berlaga. Kugesek-gesek. Pantatnya
yang mungil kumaju-mundurkan. Tangan kananku berada di pantatnya agar mudah memaju-
mundurkannya. Sebelah lagi tanganku memeluk tubuhnya. Dadanya yang ditumbuhi tetek
munguil itu merapat ke perutku. Aku tertunduk untuk menjilati lehernya. Rasa licin akibat lotion
membuat Evi semakin kuat memeluk leherku. Aku juga memeluknya erat. Kini bungkahan lahar
mau meletus dari burungku. Dengan cepat kuarahkan kepala burungku ke lubang vaginanya.
Setelah menempel dengan cepat tanganku mengocok burung yang tegang itu. Dan crooot…
crooot…crooot. Spermaku keluar. Aku yakin, dia sperma itu akan muncrat di lubang vagina Evi.
Kini tubuh Evi kudekap kuat. Evi membalas dekapanku. Nafasnya semakin tak teratur.

“Ah…kak, Evi mau pipis nih,” katanya.

“Pipis saja,” kataku sembari memeluknya semakin erat. Evi membalas pelukanku lebih erat lagi.
Kedua kakinya menjepit pinggangku, kuat sekali. Aku membiarkannya memperlakukan aku
demikian. Tak lama. Perlahan-lahan jepitan kedua aki Evi melemas. Rangkulannya pada leherku,
juga melemas. Dengan kasih sayang, aku mencium pipinya. Kugendong dia ke kamar mandi.
Aku tak melihat ada sperma di selangkangannya. Mungkinkah spermaku memasuki vaginanya?
Aku tak perduli, karean aku tau Evi belum haid.

Kupakaikan pakaiannya, setelah di kamar. Aku makai kain sarungku. Mari kita bobo, kataku. Evi
menganguk.

“Besok lagi, ya Kak,” katanya.

“Ya..besok lagi atau nanti. Tapi ini rahasia kita berdua ya. Tak boleh diketahui oleh siapapun
juga,” kataku. Evi mengangguk. Kucium pipinya dan kami tertidur pulas di kamar.

Kami terbangun, setelah terdengar suara bell. Evi kubangunkan untuk membuka pintu. Mamanya
pulang dengan papanya. Sedang aku pura-pura tertidur. Jantungku berdetak keras. Apakah Evi
menceritakan kejadian itu kepada mamanya atau tidak. Ternyata tidak. Evi hanya bercerita, kalau
dia ketiduran di sampingku yang katanya masih tertidur pulas.

“Sudah buat PR, tanya papanya.

“Sudah siap, dibantu kakak tadi,” katanya. Ternyata Evi secara refleks sudah pandai berbohong.
Selamat, pikirku.

Setelah itu, setiap kali ada kesempatan, kami selalu bertelanjang. Jika kesempatan sempit, kami
hanya cipokan saja. Aku menggendongnya lalu mencium bibirnya.
Hal itu kami lakukan 16 bulan lamanya, sampai aku jadi sarjana dan aku harus mencari
pekerjaan.

Malam perpisahan, kami melakukannya. Karena terlalu sering melaga kepala burungku ke
vaginanya, ketika kukuakkan vaginanya, aku melihat selaput daranya masioh utuh. Masa
depannya pasti masih baik, pikirku. Aku tak merusak vagina mungil itu.
Sesekali aku merindukan Evi, setelah lima tahun kejadian. AKu tak tahu sebesar apa teteknya
sekarang, apakah dia ketagihan atau tidak. Kalau ketagihan, apakah perawannya sudah jebol atau
tidak. Semoga saja tidak.

Situs Cerita Dewasa-Cerita Panas-Cerita Porno-Cerita Seks

 Tentang Cerita Dewasa

Asisten Pribadiku Yang Menggairahkan


Video Bokep ABG SMU

Cerita Dewasa,Aku menjabat Kepala Cabang perusahaan asing ternama disalah satu kota di
Sumatra. Dalam pekerjaan ku, salah satu team ku sebagai asisten ku,bernama Ika sudah bersama
ku selama 3 tahun lebih.Cerita Dewasa Terlengkap

Ika sangat menarik, dandanannya cukup simple, namun suka pakai rok mini. Dalam pekerjaan
sehari-hari aku dan Ika selalu membicarakan tugas, tidak pernah melenceng ke hal-hal sex,
meskipun aku sering mencuri-curi ke arah pahanya yang mulus, yang tidak ter”cover” oleh rok-
nya yang mini. Sering aku menghampiri meja kerjanya untuk membicarakan tugas, dan Ika
dengan santainya membicarakan serius tanpa gaya merayu atau apapun. Paha yang terlihat pun
tidak ada usaha untuk menutupinya ataupun. Pokoknya hubungan ku “straight” sebatas
pekerjaan.

Adalah hal rutin untuk saya berkunjung ke kantor pusat Jakarta untuk urusan rapat dll. Namun
kejadian minggu lalu adalah hal yang benar2 berbeda.

Undangan rapat pun tiba dan kantor pusat memanggil kami untuk rapat membicarakan krisis,
karena cukup penting maka kantor pusat memanggil beberapa staff cabangku termasuk Ika.

Sengaja aku sampaikan ke Ika bahwa dia aku utuskan untuk hadir di Jakarta, namun dibalik itu
aku memang rencanakan untuk hadir, aku booking tiket pesawat secara terpisah.

Pada hari H, aku langsung check in di counter Garuda, saat boarding sengaja aku masuk pesawat
paling akhir, sambil jalan di gang aku lihat penumpang dan terlihatlat Ika yang sudah duduk
dikursi jendela. Belum selesai dia terkaget akan kehadiranku, aku sudah langsung bilang bahwa
aku putuskan untuk ikut rapat. Dalam perjalanan hampir dua jam lebih aku hanya bisa melihat
Ika dari belakang, karena aku dapat kursi paling belakang sedangkan Ika ada ditengah.
Saat mendarat di Jakarta, langsung aku menghampirinya dan aku jelaskan lagi bahwa aku
putuskan untuk ikut karena pentingnya rapat ini, dan Ika pun hanya mengangguk sembari
menjawab “Ya Pak” dengan nada pelan, sambil dalam hati kebingungan (mungkin).

Dari Airport Jakarta langsung kami menuju ke Hotel Mulia tempat kami meeting dan menuju ke
salah satu Ballroom untuk mengikuti meeting. Karena waktu yang mepet sekali, kami langsung
menuju ke Ballroom tsb tanpa check in kamar terlebih dahulu. Rapat pun berjalan serius dan
berakhir sore hari.

Saya langsung suruh Ika untuk check in ke reception, sempat Ika menanyakan apakah saya mau
check in kamar juga. Saya jawab nanti saya susul setelah saya menemui atasan saya di Ball room
itu.

Selesai berbicara dengan atasan saya, saya menuju ke reception, dari jauh aku melihat Ika dari
belakang dengan rok mininya serta terlihat pahanya yang mulus yang sudah aku hafal benar…

Ku dekati Ika dan langsung Ika nanya, Bapak mau check in juga? Aku hanya bilang kamu check
in saja dulu, aku nanti nyusul.

Selesai check in Ika menuju lift untuk kekamar, aku ikuti sambil membicarakan topic rapat tadi,
Ika pun masuk lift dan memasukkan kartu kamarnya dan menekan tombol lantai 17. Didalam lift
aku jelaskan bahwa kamar hanya pesan satu, dan aku tanya Ika apakah dia keberatan kalau aku
gabung dikamar dia, plus aku tambahkan sekalian menghemat anggaran kantor cabangku, toh
cuman untuk tidur saja.

Ika terlihat bingung namun juga tidak bilang keberatan atau tidak keberatan, sambil jalan ke
kamar yang dituju. Sesampainya dikamar aku langsung aja menaruh koper kecilku, dan Ika
sempat menanyakan apakah aku serius mau sekamar dengannya.

Aku tegaskan lagi bahwa kalau hanya untuk tidur semalam gak ada masalah. Akhirnya sambil
terheran-heran, Ika meng-iya-kan, tanpa menyebut syarat-syarat.

Kami pun mulai melepaskan baju kantor kami, aku lepas dikamar dan Ika masuk ke kamar
mandi untuk ganti baju sekaligus membersihkan diri.

Aku hanya bilang sehrian capek kita gak usah keluar makan, kita order room service saja, Ika
pun langsung setuju.

Sambil menunggu makanan room service aku pun mandi, namun dalam otak ku hanya terbayang
tubuh Ika yang mulus.

Setelah kami makan, Ika pun kembali ke kamar mandi (aku pun tidak tahu apa yang dia perbuat),
aku santai sambil nonton Star Sport dikamar, duduk di soaf yang nyaman. Interior hotel yang
indah membuat suasana sangat romantis, ditambha sinar lampu yang pas.
Ika pun keluar dari kamar mandi dengan menggunakan daster warna kuning muda, sambil
berbaring di ranjang dan ikut menonton Star Sport, Ika menanyakan mengenai posisi tidur,
karena ranjang yang kami dapat adalah King Size Bed, aku hanya bilang aku biasa di sebelah
kanan, maka Ika pun langsung ke sebelah kiri.

Ika tidak menyukai tayangan sport di TV, dan dia bilang mau tidur. Sepuluh menit kemudian aku
pun ke tempat tidur, lampu aku redupkan, dengan hati yang berdebar.

Lima menit, sepuluh menit waktu berlalu aku [pun tidak bisa langsung tidur lelap. Ku lihat Ika
pun beberapa kali pendah posisi, yang pasti Ika belum bisa tidur juga.

Setengah jam pun berlalu, kondisi masih sama, kami berdua masih gelisah dalam hati, sampai
pada akhirnya aku usap daster Ika warna kuning muda yang sedang bertolak muka dengan aku.
Dengan pelan namun pasti, Ika membalikkan badan dan kontan tangannya membalas usapanku.

Aku langsung mendekat dan memeluk tanpa tolakan sedikitpun dari Ika, malah Ika pun memulai
gerakan erotisnya. Aku aba pahanya yang sering aku tatap dikantor kini ada di genggamanku.
Tangan jahil ku pun mulai meraba hingga ke arah Miss. V nya.

Tak sabar aku langsung perlahan melepas dastenya yang lembut, dan sekali lagi Ika pun tidak
menolaknya, bahkan wajahnya dibuat manja, sehingga aku tak tahan untuk menciuminya.
Lepaslah sudah datser kuning muda itu, dan dari wajah aku turun menciumi leher, pundak, dan
akhirnya menuju ke ketiaknya yang bersih tanpa bulu, Ika pun mulai mengerang-ngerang nikmat.

Puas mencium kedua ketiaknya, aku menuju toked-nya yang kencang pertanda birahi. Beberapa
saat kemudian aku menelusuri perut hingga tiba di Miss V nya yang masih tertutup celana dalam.
Kunikmati celana dalamnya nya yang halus di remang-remang kamar Hotel Mulia yang
romantis. Ika mengenakan celana dalam biasa (bukan lingerie) warna krem dengan gambar kecil
panda lucu. Ku sadari bahwa Ika tidak menyangka kalau malam itu dia ada acara “honeymoon”
dengan aku.

Perlahan sambil menikmati celana dalamnya yang biasa, aku melepaskan nya melihat Miss V
nya yang ditumbuhi rambut yang natural. Foreplay pun dimulai dengan berbagai posisi dan
bertaburan kecupan dari masing-masing insan. Aku sadar bahwa Ika pun sudah siap setelah
meraba Miss V nya yang sudah licin sekali.

Aku pun melepas busana secepat kilat dan langsung menancapkan secara perlahan tapi pasti Mr.
P ku ke Miss V nya. Wow, beberapa kali goyangan di Miss V yang licin sempat membuat Mr. P
ku muntah, tapi aku pakai teknik untuk mengurangi sensitivitas. Beberapa posisi aku coba
sampai pada saatnya Ika yang sedang berada diatasku tiba2 mengerang sambil kurasakan Miss V
nya makin menghimpit Mr. P ku, saat itulah Ika mengalami orgasme yang hebat. Tak kuasa aku
melihat sambil merasakan Miss. V nya yang lagi action, aku pun mencapai puncaknya, namun
aku langsung sadarbahwa aku belum pernah membicarakan soal kontrasepsi yang dia pakai (gak
tahu pakai atau tidak), dengan berat hati aku langsung angkat sedikit tubuh Ika agak Mr. P ku
keluar segera dai Miss V nya, dan muntah sperma ku di tubuhku sendiri, sedikit mengenai perut
Ika.
Tanpa ijin Ika aku langsung tarik daster kuning mudanya untuk mengelap sperma yang
berceceran, Ika pun tidak sempat komplain karena dia lemas dan penuh kepuasan….

Dalam hitungan menit, kami pun berdua tertidur lelap tanpa busana, hanya berselimutkan selimut
putih tebal yang lembut…

Ketika matahari pagi mulai bersinar, korden Hotel Mulia yang tidak rapat tertutup menembuskan
sinar matahari pagi yang mebangunkan kami. Tak tersadarkan aku bangun sambil memeluk perut
Ika yang ramping dan mulus. Aku pun mulai mengusap kelembutan kulitnya, kuciumi bibirnya
dan Ika pun terbangun. Beberapa pelukan pun terjadi yang membuat Mr. P ku memanjang lagi,
tanpa basa basi yang panjang aku pun terlibat dalam permainan yang tidak kalah serunya, kali ini
to the point karena semuanya sudah terbuka. Beberapa kalai kami berganti posisi bagai pegulat
profesional, hingga akhirnya posisiku diatas dan terus menggenjot Miss V nya yang licin. Lebih
lama dari pergulatan semalam, aku mampu menahan klimaks, Ika pun terlihat sudah mencapai
orgasme, dan aku pustuskan untuk memuntahkan sperma ku, sekali lagi diluar Miss V nya,
rambut kemaluannya pun terlihat berceceran sperma ku. Sempat kuatir kalau kalau ada sperma
yang masuk ke Miss V nya, ceritanya bisa panjang nantinya….

Setelah berpelukan yang bermesraan ala romantic, kami pun segera mandi bersama, mengingat
waktu yang harus kami kejar untuk rapat hari kedua, kami pun hanya mandi bersama plus sedikit
saling mengusap dengan sabun.

Situs Cerita Dewasa-Cerita Panas-Cerita Porno-Cerita Seks

 Tentang Cerita Dewasa

Tragedi Kamar Kos


Video Bokep ABG SMU

Cerita Dewasa,Sudah lama aku dan beberapa temanku mengincar sebuah kost putri yang masih
baru didaerahku.Daerah dekat kampungku terdapat perumahan yang masih tergolong baru dan
tempatnya cukup terpencil ditengah sawah yang kebetulan belum banyak berpenghuni. Hanya
ada 5 rumah yang baru dibangun, dan yang ditempati baru satu dan itupun ditempati oleh 4 orang
cewek yang kebetulan kost disitu. Kami sering memperhatikan mereka pada saat mereka sering
lewat membeli barang kebutuhan dikampungku. Mereka semua cantik cantik dan putih.
Belakangan kami mulai mengenal nama nama mereka. Mereka semua berasal dari luar daerah
yang baru masuk kuliah semester pertama.
Suatu malam pada saat aku ,Joni,Bram,Agung sedang minum minuman keras salah seorang
cewek penghuni kost yang bernama Tia baru saja melewati kami memakai kaos ketat dan celana
pendek. Timbul pikiran jahat dibenakku dan kucetuskan pada teman-temanku.
“Wah Jon….cakep dan sexi juga ya penghuni kost itu..?” pancingku.
“iya tuh..sexi banget….wah sayang karena orang kayak kita kan bisanya cuman
ngeliat aja…”
Bram pun menimpali ” Bener cewek gitu ga bakalan mau sama orang kayak kita kita Jon..”
Lalu aku kemabali memancing mereka..”Klo emang ga mau kenapa gak kita perkosa aja sekalian
rame-rame..kan bukannya dia juga ga bakalan jadi milik kita….?”
“Gila loh ….entar dipenjara gimana..?” sahut Agung.
“Ga bakalan ….. asal tahu caranya bro…” Sahutku
“Maksud loe gimana jack..?” Tanya Bram.

Aku mengeluarkan sebuah handycam dari tasku dan beberapa tutup kepala yang memang sudah
lama aku siapkan

“Ini nih jurus ampuh memperkosa tanpa takut dilaporkan kepolisi..mau tahu caranya..?” Aku
berkata kepada Agung “Kamu bisa gunakan ini kan..Gung.?” Agung tersenyum simpul dan
mengangguk. “Jadi kita gunakan kamera ini saat kita memperkosa mereka dan kita gunakan
sebagai ancaman klo mereka berani melapor..!!!!” Dan aksi itupun tak lama akan Dimulai……

******

Waktu menunjukkan pukul 22.30, perlahan kami satu persatu memanjat dinding belakang kost
putri yang tidak terlalu tinggi itu. Pelan pelan kubuka pintu dapur yang tidak terkunci dan
menuju kedalam pelan pelan diikuti oleh teman temanku. Aku melihat hanya ada 2 motor yang
terparkir berarti hanya ada dua penghuni kost saat ini.
Darahku terkesiap ketika melihat salah satu kamar tidak terkunci dengan pintu sedikit terbuka,
aku melihat tia sedang tidur dengan paha mulus putihnya yang terbuka. Aku segera membagi 2
kelompok masing masing dua orang. Aku dan Agung memasuki kamar Tia dan kelompok kedua
Bram dengan Joni mengetuk kamar Heni.

Bram mengetuk kamar Heni perlahan..rupanya Tia terbangun terlebih dahulu karena kamar
mereka bersebelahan. namun aku dan Agung sudah bersiap dan segera menempelkan golok
dileher Tia. “Diem lo jangan bertingkah..!!!!!!” Tia terkejut dan masih terdiam. “Coba panggil
temen kamu yang masih tidur dari sini..!!” wajah Tia pucat dan dengan gemetar memanggil
temannya, “Hen…bangun Heniii…tolongin gue Heenn…” panggil Tia dengan suara gemetar.
Sementara Bram masih mengetuk kamar Heni.

Tak lama pintu dibuka dan Bram langsung menyergap Heni sambil menempelkan goloknya
pula.Heni terkejut dan langsung pucat, dia tidak berani berteriak.

“Ringkus dan ikat dia dengan lakban Bram..!! Biar dia menikmati tontonan gratis antara aku dan
temannya ha..ha..ha…” perintahku.
Setelah Heni diringkus oleh kedua temanku, aku segera memakai topengku dan memberi isyarat
ke Agung supaya menyalakan handycam.

Tia semakin pucat dan mulai memohon “Ampun bang …tolong jangan perkosa kami..ini kami
ada sedikit uang untuk Abang..ambil semua yang Abang mau tapi tolong jangan perkosa kami
bang..” Kata Tia hampir menangis.

Aku tampar wajah Tia, “Diem loh jangan berisik..!!” lalu mendorong tubuh mungil Tia keatas
tempat tidurnya yang indah. Tia mulai terisak, aku tak perduli.

Aku segera meraih daster tipisnya dan kurobek dengan kasar. Tia mencoba berguling kesamping
sambil menutupi daerah dadanya sambil menyembunyikan wajahnya yang manis. Aku segera
meraih tubuhnya dan kutelentangkan dengan paksa. Aku membuka silangan tangan didada Tia
dan dengan kasar sekali lagi aku merobek BH Tia yang hanya berukuran 32 B.Tampaklah kedua
bukit indah yang mungil dengan puting susu yang memerah.

“Singkirkan tangan elo sekarang atau gua pukul lagi kamu..!!” perlahan lahan Tia menurut. Aku
mulai meremas dan menciumi buah dada indah itu, sementara Tia masih terisak.Heni yang
terbelenggu dipaksa kedua temanku untuk melihat semua kejadian itu. Aku membuka seluruh
pakaianku, dan aku menjambak rambut Tia sehingga wajahnya terangkat.

“Nih kulum penis gue..awas klo ga mau gue bunuh kamu sekarang juga..!!!” Kataku
Tia menurut.. Oooh betapa nikmat rasanya ketika mulut mungil berbibir tipis itu mulai
mengulum penisku. “Heh..setan!! Awas jangankena gigi elo rasanya sakit tahu…!!!” aku
memaklumi karena mungkin Tia baru pertama kali ini mengulum penis seorang cowok. Dan aku
segera memaju mundurkan wajah Tia dipenisku dengan menjambak rambutnya. Tanpa
membuang waktu lagi aku segera memerintahkan kedua temanku untuk melepaskan Heni dan
membuka lakban dimulutnya. Aku memerintahkan Heni supaya masuk keranjang dimana Tia
sedang mengulum penisku.

“Buka bajumu…dan jilat vagina temanmu ini..awas kalau tidak mau menurut gue bunuh kamu
sekarang juga..!!’ Kataku. Bram dan Joni terkekeh melihatku.
“Bisa aja kamu jack..wah wah..wah sekali dapet dua lalat nih ayo terusin jack..!!”
kata mereka.

Agung masih menyorot semua kejadian itu dengan handycamku.

Bram dan Joni mulai melepaskan semua pakaian mereka dan mengocok penis mereka , rupanya
mereka juga terangsang melihatku.

Seperti perintahku setelah aku mengatur posisi sedemikian rupa, heni mulai menjilati vagina Tia
dengan ragu-ragu. “Ayo yang mesra jilatin vagina Tia..!! Kalau tidak bisa kupotong lidahmu ..!!”
gertakku. Heni menuruti kata kataku. Wajahnya semakin pucat dan hampir menangis. Setelah dia
menjilati vagina Tia, rupanya kuluman tia pada penisku mulai kacau, oleh sebab kenikmatan
yang ditimbulkanHeni pada vaginanya. Aku tersenyum melihatnya.
Birahiku segera memuncak dan segera ingin meperkosa vagina milik Tia yang terlihat sempit itu.
Kemudian aku menyuruh tia untuk berhenti dan tidur terlentang. Aku menyuruh Heni untuk
meletakkan vaginanya diatas mulut Tia.

“Nah sekarang gantian elo yang jilatin vagina milik Heni..jangan mau enaknya saja ya..!!” Tia
pucat tapi dia menurut. wajah Tia terbenam diselangkangan milik Heni sementara mereka semua
hanya terdiam ketakutan menuruti perintahku. Aku memposisikan penisku divagina Tia,sambil
terus berusaha menyodok vaginanya aku terus meremas dan menciumi buah dada Heni yang
berukuran sedang dan indah pula.

Lubang Tia masih terasa begitu sempit,walaupun terlihat kesakitan dia masih terus berusaha
menjilati vagina Heni. Lubang milik Tia sudah basah akibat jilatan Heni tadi, dan
Drrrt..drrt..drrt.aku segera memompa memasukkan penisku dalam vagina perawan milik Tia.
Sempit sekali rasanya sehingga menimbulkan sensasi nikmat yang luar biasa dipenisku.

“Aah..tolong sudah bang sakit bang…aduh..sakit bang..tolong…!!” Jerit Tia

Bram segera mendatangi Tia dan menampar mulutnya ..PLAK..!!!

“Diem Loe dan jangan coba coba bersuara lagi..!! Jilatin terus mem*k temen kamu itu!!!” kata
Bram.
Air mata Tia tak dapat dibendung lagi menahan perih, dan aku semakin tak peduli. Semakin
cepat aku memompa penisku dalam vaginanya, sambil aku terus meremas dan mencium buah
dada Heni yang vaginanya masih terus dijilatin oleh Tia.

Sepuluh menit kemudian …..Crrooot ! spermaku tumpah didalam vagina Tia. Aku mengentikan
aktivitas penisku didalam vagina Tia. Terasa berdenyut denyut nikmat dinding vagina Tia.
Sementara aku berhenti kini rupanya giliran Heni yang tiba tiba mengejang …rupanya dia juga
mengalami orgasme karena jilatan Tia pada vaginanya.

Melihat hal itu aku jadi kembali terangsang dan penisku bangkit berdiri lagi. Aku menyuruh
mereka bertukar posisi. Sekarang posisi Tia ditempati oleh Heni begitu pula sebaliknya. sekarang
vagina Tia-lah yang dijilatin oleh Heni. Darah keperawanan Tia masih meleleh dipahanya
bercampur spermaku. Aku mmerintahkan Heni untuk menjilati bersih sperma bercampur
darahku dipaha Tia. Heni yang ketakutan itu hanya menurut sambil menangis, sesekali terlihat
dia seperti mau muntah namun ditahannya.

“Awas klo elo sampai muntah gue keluarin semua isi perut eloe..ngerti..?” ancamku pada Heni.
Gadis itu semakin ketakutan.

Kini penisku sudah berada dibibir vagina Heni, sementara Heni masih menjilatin vagina milik
Tia yang baru saja kehilangan keperawanannya , aku terus mencumbu dan meremas dada Tia.

vagina Heni rupanya memang lebih sempit, aku sampai kesulitan beberapa kali membobol
keperawanan miliknya. Sampai aku akhirnya benar-benar memaksa penisku barulah aku dapat
menembus vagina Heni. Jujur saja ketika memerawani Heni penisku agak sakit karena memang
vagina Heni lebih sempit dari vagina milik Tia. Setelah beberapa saat setelah penisku berada
dalam vagina Heni yang sudah berdenyut dari sejak awal perawannya kubobol, aku mulai
menggerakkan penisku maju mundur . Gilaaa…!! vagina Heni lebih nikmat dari vagina Tia
karena memang bentuk tubuh Heni lebih kecil dari bentuk tubuh Tia.

Setengah jam aku memompa vagina Heni sampai akhirnya aku memuntahkan spermaku jauh
labih banyak daripada spermaku di vagina Tia. Setelah aku menghabiskan spermaku diliang
vagina Heni , aku meyuruh Tia untuk kembali mengulum penisku membersihkan sisa darah
keperawanan Heni yang masih melekat di penisku.

Lalu aku berpaling kepada ktiga temanku yang sudah menunggu dengan telanjang dan masing
masing penis yang sudah ngaceng.

“Bagaimana..?” Tanyaku……”
“Hebat Jack…….sampai sampai gue ama Joni udah ga tahan niiih…!!!” Kata Bram

“sabar..sabar dulu ya kalian pasti akan menerima bagian masing masing..”


“biar mereka bersihkan vagina mereka dahulu ….ya..?” Kataku

Bram sudah tidak sabar lagi, namun aku mencegahnya.

“Coba lihat dulu ini…”

Lalu aku segera memerintahkan kedua gadis itu untuk saling menjilati vagina temannnya hingga
bersih.

Bram tertawa lebar”ha.ha..ha..betul juga maksud elo jack..masa kami dikasih bekas kecap elo…
ha..ha..ha”

Setelah mereka melihat kedua vagina milik Sinta dan Tia sudah terlihat bersih dari spermaku dan
ceceran darah keperawanan mereka yang masih menempel dipaha. Bram dan joni segera
menyergap dan meperkosa kedua gadis malang itu, dilanjutkan dengan acara bertukar pasangan
dan tak ketinggalan pula Agus sang ‘kameramen’ yang merekam semua adegan pemerkosaan itu.

Setelah hari menjelang subuh kami menguras seluruh harta kedua gadis itu termasuk motor ATM
dan nomer Pin serta perhiasan yang tidak sedikit jumlahnya. Maklum sepertinya mereka anak
orang kaya. Sebelum meninggalkan mereka aku sempat mengancam, kalau berani amcam-
macam, adegan pemerkosaan itu akan kami sebarluaskan. Setelah itu kami semua pergi
meninggalkan mereka hingga beberapa bulan lamanya.

Rupanya rahasia itu masih tersimpan rapi oleh mereka, karena setelah sekian lama kami
merantau dan memutuskan untuk pulang kampung ternyata tidak ada tanda tanda bahwa kami
dicari oleh pihak kepolisian. Hanya saja Tia dan Heni sudah tidak bertempat tinggal dokostnya
lagi, rupanya mereka telah pindah.Kumpulan Cerita Dewasa
Situs Cerita Dewasa-Cerita Panas-Cerita Porno-Cerita Seks

 Tentang Cerita Dewasa

Ngentot Keponakanku Rika


Video Bokep ABG SMU

 Cerita Dewasa,Rika adalah anak dari kakaknya bini gue.sekarang masih sekolah di salah satu
smp di jogja utara kelas3,dengan tubuh yang bongsor si rika sudah tampak seperti cewek yang
berusia 18tahunan,padahal umur rika baru 16tahun.di sekolahan nya rika terkenal dengan
kenakalan nya yang sering bikin pusing kakak bini gue.suatu ketika gue di suruh ma kakak bini
gue sebut aja martha untuk ngambilin raport kenaikan kelas di sekolahan si rika,berhubung
waktu itu gue ada waktu luang gue bantuin ngambil raport nya si rika.gue langsung pergi ke
sekolahan keponakan gue rika.sesampai nya di sekolahan nya rika kaget”‘loh kok om yang
ngambilin raport rika mama ke mana tanya rika ke gue,tadi om di suruh ama mama nya rika
ngambilin raport rika mama nya rika gak bisa ngambilin katanya tadi ada janji ma teman
nya.wah klau gitu asyiuk dunk klau yang ngambilin raport rika si omm,ntar klau di kasih tau ama
wali kelas nya rika om jangan bilang ke mama ya.rika takut klau di marahin.ok tapi ada syarat
nya klau rika suruh om gak buka mulut ke mama nya rika,apa om syarat nya??? .pokok nya klau
om gak ngomongin omongan wali kelas nya rika ke mama rika sanggupin syarat om kata rika
sambil gue di suruh masuk ke ruang tempat pengambilan raport.sewaktu gue ngambil raport nya
rika emang bener apa kata rika tadi,ternyata kelakuan keponakan gue yang satu ini emang nakal.
ama wali kelas nya si rika gue di kasih tau klau slama di dalem kelas si rika suka nya ngerumpi
ma temen2,suka rame.tiap hari pasti rika bikin ribut ma temen2.busyyeet dech gue hanya bisa
nanggapin semua omongan wali kelas rika dengan santai.

belum lagi urusan biaya spp rika yang 3 bln belom di bayar ma rika(di gelapin buat foya2 ama
temen2 nya)dan yang bikin gue malu rika di naikin ke kelas3 itu pertolongan dari pihak sekolah
dengan syarat rika dapat mengubah kebiasaan jelek nya dan mengubah perilaku rika yang selama
ini gak baik.setelah gue ambil raport gue samperin rika di kantin sekolah nya,gmana om pasti
tadi di bilangan semua tentang kelakuan rika di sekolahan kan ama wali kelas rika tadi.tau aja
rika,kalau tadi rika suruh om gak bilang2 ke mama tentang pembicaraan om ama wali kelas nya
rika sekarang gantian rika yang harus memenuhi syarat yang om berikan tadi
ok.OK..OM,ngomong2 syarat nya apa nih rika penasaran nich.ntar rika juga tau sendiri kata gue
sambil cubit paha rika

mau tau syarat nya,,syarat nya rika harus nemenin om jalan-jalan ke xurang mau kan,,,klau cuma
itu aja sih rika mau2 aja,lagian rika pengen jalan-jalan.
langsung aja gue tancep gas menuju xurang yang begitu banyak kenangan indah antara gue ama
beberapa abg.
di dalam perjalanan dai sekolahan si rika ampe xurang kadang gue cubitin paha nya yang mulus
putih..iihhh om nakall ntar rika bilangin tante loh,kok gitu sih om aja gak akan bilangin omongan
wali kelas rika tadi ke mama rika kok rika mo bilangin om ke tante,,,ooiiyaa rika lupa.seampe
nya di xurang gue langsung pesankamar di hotel langganan gue.kata penjaga hotel nya ke
gue,koban nya keberapa boss kok masih muda banget nih cewek cantik lagi..ahh bisa aja loe kata
gue sambil kasih tips ke penjaga hotel yang sudah tau kebiasaan gue klau dateng ke hotel nya.
turun dari mobil gue langsung ke kamar hotel yang kebetulan hari itu banyak kamar yang kosong
jadi tinggal pilih,lohh kok pesan kamar hotel segala buat apaan kata rika???kaya nya tadi rika
mau memenuhi syarat yang om bilang ke rika gimana sih!!tapi kan gak harus pake acara pesan
kamar hotel segala.udah dech pokok nya rika nurut aja ma om,kata gue sambil ajak rika masuk
kamar hotel.sampe dalem kamar gue suruh rika lepasin seragam smp nya.rikaa gak mau lepasin
seragam rika di depan om,rika kan malu..kata rika .gak papa lagi kan om yang nyuruh,om rika
mau nanya ama om sebenar nya maksud om tuh apa kok ajak rika ke xurang trus ajak rika masuk
kamar hotel tuh apa.rika takutt ntar rika di perkosa lagi ama om.
enggak rika om gak akan perkosa rika.tadi kan om bilang ke rika klau syarat yang harus rika
penuhi adalah nemenin om jalan-jalan di xurang.sekarang syarat yang ke 2 rika harus nemenin
om tidurr mau kan rika??GILLAAAA apa ..om tuh dah gila ya kok mau ngajakin rika tidur
bareng om,rika gak mau!!rika jangan marah2 dulu dunk om kan lom selesai bicara nya,klau rika
mau nemenin om tidur,om gak akan ngomongin apa yang telah di omongin ma wali kelas nya
rika klau rika gak mau juga gpp kok.rika diam beberapa menit..omm rika tuh masih perawan jadi
nya rika takutt klau harus kehilangan keperawanan rika.klau om minta selain keperawanan
rika,rika bisa kasih ke om.akhir nya rika mau juga penuhin syarat nya meskipun gue gak bisa
petik keperawanan rika,gpp dech yang penting hari ini gue bisa ngerasain tubuh rika yang putih
mulus..
klau mau rika kayak gitu gak papa sekarang rika buka seragam sekolah nya om janji gak akan
ambil keperawanan rika.janji ya om kata rika sambil membuka baju seragam smp nya,setelah
rika buka baju seragam nya gue suruh rika buka rok biru smp nya juga sampe akhirnya rika
telanjang bulat di depan gue sambil menutupi buah dada nya yang terlihat begitu menggoda,rika
dah telanjang sekarang apa yang harus rika lakuin om.emmm sekarang rika bukain celana om
dunk kata gue sambil meraih tangan rika gue arahin ke celana gue,tampak nya rika masih malu-
malu sewaktu membuka celana gue di tandai dengan rika memejamkan mata nya ketika
membuka celana gue.setelah celana gue di lepasin ma rika gue suruh rika pegang kont**l gue
yang dah tegak berdiri.rika terkejut meliat kont**l gue ketika gue suruh buka mata nya yang rika
pejamin,gue suruh rika kocokin kont**l gue dengan tangan nya,perlahan namun pasti rika mulai
mengocok kont**l gue sambil gue remas-remas buah dada rika yang masih
kencang.ooohhhh..oohhh..ooohhh enak banget rika terussss…desah gue ngerasain kocokan
tangan rika,setelah 15 menit rika kocokin kont**l gue dengan tangan nya gue suruh rika emutt
kont**l gue dengan mulut nya.
perlahan gue tempelin kont**l gue ke mulut rika yang masih tertutup.tampak nya rika masih
malu untuk meng oral kont**l gue dengan mulut nya.gue remas buahdada rika kencang rika
berteriak langsung gue masukin kont**l gue ke mulut rika yang menganga karena gue remas
buah dada nyaaaggghhh,,,pelannn-pelann omm,hhhmmppp.desah rika saat kont**l gue masuk ke
mulut nya yang mungil.perlahan gue gerakin pantat gue maju mundur menyetubuhi mulut rika…
ooohhhh..oohhh..ooohhhh….enak nya mulut kamu rikaaa,,,oohhhhh,,,di sedot-sedot kont**l gue
sambil sesekali di jilatin lobang kencing gue…ooohhh..oohhhh..sambil gue terus remas-remas
buahdada nya nya bikin gue gemess,,,setelah hampir20 menit berlalu gue ngerasa klimaks gue
dah mau nyampe gue gerakin kont**l gue lebih cepat hingga akhir nya crrroottt…
crrroootttt,,,crrrooottt,,sperma gue masuk terlelan rika,tampak rika gelagapan meliat gue klimaks
sambil berusaha ngelepasin kont**l gue di mulut nya tapi berhubung gue pegangin kepalanya
jadi sperma gue tetap aja terlelan ma rika..setelah semprotan yang terakhir gue cabut kont**l gue
dari mulut rika..tampak sisa-sisa sperma gue keluar dari mulut rika menetes membasahi dagu nya
turun ke buah dada nya,,omm jahat kok di keluarin di mulut rika sih kata rika kesal.abis nya
sedotan rika bikin om gak tahan jadi lupa mau narik kont**l nya dari mulut rika.
sekarang kan rika dah penuhin syarat yang om berikan ke rika,ini ada uang 150rb buat jajan
rika,makasih omm puas banget.
ok om.tapi om janji ya gak akan ngomong ke mama tentang pembicaraan om ma wali kelas
rika.klau itu sih om jamin gak akan bilang ke mama nya rika,kata gue sambil beranjak dari
ranjang ke kamar mandi.setelah gue mandi gue suruh rika mandi trus kita pulang,sesampai nya di
rumahnya rika ternyata kakak bini gue lom pulang,langsung aja gue cabut pulang ke
rumah,sebelum cabut gue bilang ke rika.klau kapan2 om ajak gituan lagi rika mau kan.rika cuma
tersenyum,gue langsung pulang dengan sejuta kenikmatan yang telah di berikan keponakan gue
rika.Kumpulan Cerita Dewasa

Situs Cerita Dewasa-Cerita Panas-Cerita Porno-Cerita Seks

 Tentang Cerita Dewasa

Gairah Nafsu Tahun Baru


Video Bokep ABG SMU

Cerita Dewasa.Seperti tahun tahun sebelumnya pada malam tahun baru tahun ini saya
merencanakan untuk pergi Dugem sama temem-temen saya, maklum selama ini saya udah
jaraang sekali keluar karena anak-anak saya makin besar dan makin nakal-nakal sehingga perlu
selalu di jaga. Untuk itu maka saya udah mina tolong pada Kakak sepupu saya untuk ngejagain
anak2 saya pada malam itu, dan dianya setuju. Setelah anak2 saya tidur maka saya langsung
berdandan dan siap2 menuju rumah teman saya untuk menjemput dan pergi bersama2

Oh iyah, saya lupa ngasih tau, kami berencana dugem ber-4 (termasuk saya sih). Adapun teman2
saya itu bernama Niken, Veni dan Eva. Kalo niken dan Veni sih janda, sama dengan saya,
sedangkan Eva masih gadis (aslinya sih saya gat au habis ga pernah saya periksa sih, he3x).
Mereka semua udah pada ngumpul di rumah Veni. Sesampai saya disana kami langsung bersiap
untuk pergi. Namu terlebih dahulu saya menelpon temen yang mempersiapkan bekal, Mungkin
pada tau deh kalo ngedugem nggak make inex kurang enak, jadi kami beli dulu maklum kalo
malam tahun baru rada susah dapetnya, jadi kami beli sebelum berangkat dan kami minum di
rumah ajah.

Setelah semua siap, maka kami langsung berangkat. Setelah berembuk maka kami memilih
Diskotik Golden Palace sekaligus ganti suasana sih maunya. Sesampai di sana kami langsung
naik ke lantai 6 dan langsung masuk diskotik. Ternyatan di dalam lagi sibuk acara, wah kesel deh
mana musiknya mati banyak omong lagi tuh mc nya. Dan kami berempat udah makin gemetar
maklum ajah nekan dari rumah sih, tapi untuk ga begitu lama sesudah acara bagi2 hadiah maka
musik hidup lagi. Maka selanjutnya kami berempat sudah asik bergoyang.

Setelah 1 jam dan inex yang kami tekan udah tinggi banget, saya mulai merasa horny maklum
mungkin pengarh drug yah. Karena itu saya ambil kursi di pojok agar bias duduk dengan santai.
Wahh horny saya semakin meningkat dan saya lihat temen temen saya juga kayaknya, karena itu
saya langsung ngomong sama Niken, “ Ken, saya naik nih, jadi pingin” trus dia bilang “ sama
saya juga”. Wah gawat nih, kalo udah gini. Tak lama kemudian Veni dan Eva juga menyusul
kami berdua duduk di table, saya lihat mereka merasakan yang sama seperti yang kami rasakan.
Malahan Eva sudah Gelisah banget. Kakinya dikit2 menjepit seperti nahan kencing.

Sambil guyon saya bilang ke meraka “ heheh pada pingin yah???” mereka pada senyum ajah
sambil meluk meluk saya. Trus saya bilang “ tuh banyak cowok ambil ajah satu” dijawab ama
Veni “ ga deh, rugi.. mending kalo di nikahi” katanya sambil ketawa. “ . Niken bilang “ Rat ,
jadinya gimana nih”, kayaknya dia paling tinggi deh, (padahal saya juga tuh). Saya liat matanya
udah sayu banget, salah sendiri saya suruh tekan setengah maunya 1. Ya udah trus saya bilang ke
dianya “gimana kalo kita lepasin sendiri ajah”, Dia bilang maksudnya gimana?. Ya udah saya
biang ikut saya ajah ayo.

Rupanya Veni dan Eva juga ngikut kayaknya masalah kami semua adalah sama, yaitu dorongan
untuk itu deh. Mereka langsung saya ajak ke Toilet, trus sesampai di sana saya langsung buka
CD saya, oh iyah saya lupa bilang kalo kami berempat sama sama pake rok pendek, saya emang
suka sih kalo dugem pake rok lebih bebas rasanya disbanding pake Celana Jeans. Veni nanya ke
saya “ Eh Rat, kamu mau ngapain??” saya bilang “ menyelesaikan masalah, heheheheh”.
Langsung ajah Niken mengikuti saya dengan membuka celana dalamnya juga. Ga lama
kemudian Veni dan Eva juga mengikuti,

Wow celana dalam saya udah basah karena lendir saya sendiri, dan saya lihat mereka juga.
Selanjutnya ke empat CD kami tersebut kami simpan di Hand bag saya, sambil guyo saya bilang
ke mereka bertiga, “Wow…., pada basah yah, pantes ajah bingung, hehehe” dijawabnya “sial
kamu rat, padahal kamu sendiri tuh juga”.

Selanjutnya kami kembali masuk ke Diskotik, mereka malah bilang mau ngapain, saya bilang “
Ayo deh ikut ajah, lagian mana mereka tau kita ga pake CD, ya kan” sambil ngikik mereka
ngikut saya kedalam. Di dalam diskotik kami kembali ke table kami yaitu di pojok, dan suasan
emang rada gelap di posisi kami.

Wah ini lah saatnya sepertinya saya juga udah ga tahan lagi, maka saja mulai meraba raba vagina
saya , wow udah basah sekali deh, pantas ajah setiap kaki di rapatin terasa licin tapi nikmatnya
bukan main. Saya bilang ke teman teman saya agar mulai menggosok gosok vaginanya juga. Eva
masih merasa malu, sedangkan veni dan niken udah mencari posisi yang tersembunyi tapi bisa
dengan leluasa meraba vaginanya. Saya liat mereke berdua juga udah mulai asik sendiri. Karena
saya liat Eva rada bingung, maka segera saya tarik sehingga duduk di sebelah saya, tangan saya
segera meraba ke vaginanya, wow…, ternyatan gadis ini udah basah sekali, dia sedikit menjerit
kaget kali, saya bilang “gpp,biar enak coba kamu gosok sendiri deh. Tuh liat Niken dan Veni
udah, nanti kamu ga turun2 tuh”. Dia bilang “ Malu kak, nanti diliat orang” saya jawab. “ santai
ajah ga ada yang liat semua pada sibuk tuh On, “. Lalu tangannya saya tuntun untuk mengantikan
tangan kanan saya menggosok vaginanya sendiri sedang saya melanjutkan menggosok vagina
saya.

Ohhh, nikmat sekali rasanya, tangan saya semakin aktip menekan2 dan mengosok2 vagina saya
sendiri, dan udah mulai tidak perduli sekeliling saya. Untuk tempat kami rada gelap. Kalo ada
yang memperhatian mungkin heran deh ngapain kami berempat pada duduk merpatakan kaki,
dengan tangan di bawah. Tapi kami semua ga peduli. Sambil menggosok gosok terus saya lirik
Niken dan Veni, wahh…, ternyata mereka berdua juga udah mulai melayang mencari
kenikmatan mereka masing-masing. MAlah saya liat tangan kiri Niken udah mulai meraba
payudaranya sendiri dari bawah tank top yang di pakainya, sedangkan Veni kedua tangannya di
bawah rok nya, Kalo Eva duduknya makin merpata ajah kesaya Cuma saya merasakan dianya
juga udah mulain merasa nikmat.

Ahhh perduli deh yang penting saya juga mau enak. Gosokan jari jari saya juga semakin cepat
dan vagina saya semakin basah, untung dalam ruangan ber-AC dan penuh asap sehingga bau dari
vagina kami berempat ga tercium. Hehehehe. Ohhhh……., jari jempol saya mulai mencari2
klitoris saya, dan jari tengah dan telunjuk saya mulai menekan nekan lobang vagina saya.
Ohhhhhhh…..nikmat sekali, gerakan saya semakin cepat dan saya yakin kayaknya ga lama lagi
saya bakalan orgasme. Yahhhhh,…..akhirnya orgasme saya datang juga, ohhhh nikmatnya. Saya
menjerit tapi saya tahan agar ga kedengaran orang, ohhh tuhan nikmat sekali rasanya. Segera
saya hentikan jempol saya yang nggosok klitoris tapi 2 jariyang lain semakin dalam menekan ke
lobang vagina saya. Dapat saya rasakan denyutan di dalam vagina saya, wahhhhhh nikmat sekali.
MMMhhhh kayaknya orgasme ini sangat panjang. Saya udah ga peduli lagi posisi kaki saya, rok
pendek yang saya pakai udah terangakat mendekati pangkal paha saya. Peduli amat, perlahan
lahan saya buka mata saya saya lihat Niken dan Veni juga lagi mendapatkan orgasmenya, posisi
Niken miring sambil kedua kakinya menjepit kemaluannya erat erat dan sebelah tangannya
meremas payudaranya, wow, dia ga sadar kalo payudaranya yang besar (38b sih, emang besar
disbanding kami bertiga yah) udah keluar dari BH nya dan sedikit menyembul dari bawah tank
topnya, sedangkan Veni kedua tangannya semakin keras menekan nekan vaginanya dan
wajahnya meringis ringis .

Tak lama kemudian orgasme mereka lewat juga, kami duduk perdampingan tapi masih merasa
nikmat dan sama sama tersenyum. Trus kami liat si Eva kayaknya belum, maklum mungkin
masih baru kali yah. Dan mungkin di masih kawatir ada yang ngeliat jadi kurang konsen, karena
itu dianya keliatan semakin horny ajah dan belum lepas lepas juga. Akhirnya kami bertiga segera
duduk disekitar dia, Veni (kakaknya) duduk di sampingnya sambil memeluk adiknya di berbisik
“ Udah Va, cuek ajah lah, kami nutupin kok. Kamu terusin ajah. Kalo udah keluar nanti enak
banget “. Sambil merem dianya mengangguk. Saya pun mulai membantu dia dengan merangsang
vaginaya, wow…gadis ini udah basah banget. Karena saya rasa basah banget maka roknya pun
saya angkat biar ga nyeplak nantinya, habis banyak banget cairannya. Tangan saya dengan lincah
segera masuk ke selangkangannya dan segera mencari klitorisnya. Setelah etemu mulai saya
gosok gosok dengan cepat, dianya semakin gelisah duduknya, sedangkan niken juga mulai
meraba raba payudaranya, agar dia makin terangsang. Ahhhh saya liat napasnya mulai memburu
mungkin ga lama lagi dianya orgasme. Badannya semkin gelisah untuk niken dan veni cepat
tanggap dengan menahan badannya agar tangan saya bisa menggosok vaginanya dengan leluasa.
Ahhhh akhirnya dia pun orgasme, mulutnya mejerit tapi segera di peluk niken jadi ga sempat
semakin liar, sambil memeluk nikem meremas payudara Eva kuat2, dan Veni terus berbisik ke
telinganya agar melepas semuanya. Ahhhh jari saya yang di vaginanya merasakan denyutan yang
sangat kuat, ohhhh dianya orgasme. Dunyatan2 ini tandanya. Matanya meram dan semakin
meringis ringis, tapi saya yakin sekali geli2 nikmat yang luar biasa yang sedang dialaminya.
Setelah beberapa lama akhirnya orgasme nya lewat juga dan dia mulai tenang, demikian juga
kami bertiga. Mata kami masih merem menikmati sisa orgasme dan musik y6ang menghentak
kencang.

Setelah melepas maka kami kembali tenang dan rasa inex yang kami tekan semakin nikmat buat
di bawa bergoyang maka kami berempat pun turun ke lantai dansa. Sambil berdisko kami
tertawa2, dan saya bilang ke Eva “ Gimana Va, enak ga?” sambil tersenyum di bilang “ iyah kak,
nikmat sekali”. Saya bilang “ goyang ajah terus ga ada kok yang liat kalo kita ga pake celana
dalem, hihihihi” Niken dan Veni ikut tertawa.

Kami terus bergoyang sampe jam 3.30 pagi, setelah itu kami berencana pulang. Pas di pintu lift
seorang om-om ngejar kami berempat trus bilang “Dek, enak yah joget ga pake celana ?” Kami
berempat rada kaget juga, kok tau sih. Tapi dengan cuek ajah saya jawab” Enak kok bang silir,
yeeee” langsung kami berempat ngabur ke lift turun dan pulang. Masa bodoh ajah kalo dia liat
apa yang kami lakukan berempat tadi yang jelas malam itu kami semua happy.

Situs Cerita Dewasa-Cerita Panas-Cerita Porno-Cerita Seks

 Tentang Cerita Dewasa

Dapur Kenangan
Video Bokep ABG SMU

Koleksi Cerita Dewasa.Sampai saat ini sebenarnya saya sedikit bingung bagaimana memulai
ceritanya. Tetapi perlu anda ketahui bahwa yang saya ceritakan ini benar-benar terjadi pada diri
saya. Saat ini saya berusia 20 tahun dan sudah menikah. Saya sampai saat ini masih kuliah di
sebuah perguruan tinggi di Depok Semester lima. Saya menikah dengan suami saya Bang
Hamzah yang lebih tua 8 tahun dari saya karena dijodohkan oleh orangtua saya pada saat saya
masih berusia 18 tahun dan baru saja masuk kuliah. Namun saya sangat mencintai suami saya.
Begitu pula suami saya terhadap saya (saya yakin itu benar).

Karena saya dilahirkan dari keluarga yang taat agama, maka saya pun seorang yang taat
agama.Setelah pernikahan menginjak usia 1 tahun, suami saya oleh perusahaan ditugasi untuk
bekerja di pabrik di daerah bogor. Sebagai fasilitas, kami diberikan sebuah rumah sederhana di
komplek perusahaan. Sebagai seorang istri yang taat, saya menurutinya pindah ke tempat itu.
Komplek tempat tinggal saya ternyata masih kosong, bahkan di blok tempat saya tinggal, baru
ada rumah kami dan sebuah rumah lagi yang dihuni, itu pun cukup jauh letaknya dari rumah
kami.

Karena rumah kami masih sangat asli kami belum memiliki dapur, sehingga jika kami mau
memasak saya harus memasak di halaman belakang yang terbuka, ciri khas rumah sederhana.
Akhirnya suami memutuskan untuk membangun dapur dan ruang makan di sisa tanah yang
tersisa, kebetulan ada seorang tukang bangunan yang menawarkan jasanya. Karena kami tidak
merasa memiliki barang berharga, kami mempercayai mereka mengerjakan dapur tersebut tanpa
harus kami tunggui, suami tetap berangkat ke kantor sedangkan saya tetap kuliah.

Sampai suatu hari, saya sedang libur dan suami saya tetap ke kantor. Pagi itu setelah mengantar
Bang Hamzah sampai ke depan gerbang, saya pun masuk ke rumah. Sebenarnya perasaan saya
sedikit tidak enak di rumah sendirian karena lingkungan kami yang sepi. Sampai ketika beberapa
saat kemudian Pak Sastro dan dua orang temannya datang untuk meneruskan kerjanya. Dia
tampak cukup terkejut melihat saya ada di rumah, karena saya tidak bilang sebelumnya bahwa
saya libur.

“Eh, kok Neng Anggie nggak berangkat kuliah..?”

“Iya nih Pak Sastro, lagi libur..” jawab saya sambil membukakan pintu rumah.

“Kalo gitu saya mau nerusin kerja di belakang Neng..” katanya.

“Oh, silahkan..!” kata saya.

Tidak lama kemudian mereka masuk ke belakang, dan saya mengambil sebuah majalah untuk
membaca di kamar tidur saya. Namun ketika baru saja saya mau menuju tempat tidur, saya lihat
melalui jendela kamar Pak Satro sedang mengganti pakaiannya dengan pakaian kotor yang biasa
dikenakan saat bekerja. Dan alangkah terkejutnya saya menyaksikan bagaimana Pak Sastro tidak
menggunakan pakaian dalam. Sehingga saya dapat melihat dengan jelas otot tubuhnya yang
bagus dan yang paling penting penisnya yang sangat besar jika dibandingkan milik suami saya.

Saya seketika terkesima sampai tidak sadar kalau Pak Satro juga memandang saya.

“Eh, ada apa Neng..?” katanya sambil menatap ke arah saya yang masih dalam keadaan telanjang
dan saya lihat penis itu mengacung ke atas sehing terlihat lebih besar lagi.
Saya terkejut dan malu sehingga cepat-cepat menutup jendela sambil nafas jadi terengah-engah.
Seketika diri saya diliputi perasaan aneh, belum pernah saya melihat laki-laki telanjang
sebelumnya selain suami, bahkan jika sedang berhubungan sex dengan suami saya, suami masih
menutupi tubuh kami dengan selimut, sehingga tidak terlihat seluruhnya tubuh kami.

Saya mencoba mengalihkan persaan saya dengan membaca, tetapi tetap saja tidak dapat hilang.
Akhirnya saya putuskan untuk mandi dengan air dingin. Cepat-cepat saya masuk ke kamar
mandi dan mandi. Setelah selesai, saya baru sadar saya tidak membawa handuk karena tadi
terburu-buru, sedangkan pakaian yang saya kenakan sudah saya basahi dan penuh sabun karena
saya rendam. Saya bingung, namun akhirnya saya putuskan untuk berlari saja ke kamar tidur, toh
jaraknya dekat dan para tukang bangunan ada di halaman belakang dan pintunya tertutup. Saya
yakin mereka tidak akan melihat, dan saya pun mulai berlari ke arah kamar saya yang pintunya
terbuka.

Namun baru saya akan masuk ke kamar, tubuh saya menabrak sesuatu hingga terjatuh. Dan
alangkah terkejutnya, ternyata yang saya tabrak itu adalah Pak Sastro.

“Maaf Neng.., tadi saya cari Neng Anggie tapi Neng Anggie nggak ada di kamar. Baru saya mau
keluar, eh Neng Anggi nabrak saya..” katanya dengan santai seolah tidak melihat kalau saya
sedang telanjang bulat.

Perlu diketahui, saya memiliki kulit yang sangat putih mulus dan walau tidak terlalu tinggi
bahkan sedikit mungil (152 cm), namun tubuh saya sangat proposional dengan dua buah
payudara berukuran 34C yang sedikit kebesaran dibandingkan ukuran tubuh saya.

Saya begitu malu berusah bangkit sambil mentupi dada dan bagian bawah saya.

Namun Pak Satro segera menangkap tangan saya dan berkata, “Nggak usah malu Neng.., tadi
Neng juga udah ngeliat punya saya, saya nggak malu kok..”

“Jangan Pak..!” kata saya, namun pak satro malah mengangkat saya ke arah halaman belakang
menuju dua orang temannya.

Saya berusaha memberontak dan berteriak, tapi Pak Sastro dengan santainya malah berkata,
“Tenang aja Neng.., di sini sepi. Suara teriakan Neng nggak bakal ada yang denger..”

Melihat tubuh telanjang saya, kedua teman Pak Sastro segera bersorak kegirangan.

“Wah, bagus betul ni tetek..” kata yang satu sambil membetot dan meremas payudara saya
sekeras-kerasnya.”Tolong jangan perkosa saya, saya nggak bakalan lapor siapa-siapa…” kata
saya.

“Tenang aja deh kamu nikmati aja…” kata teman Pak Sastro yang badannya sedikit gendut
sambil tangannya meraba bulu kemaluan saya, sedang Pak Satro masih memegang kedua tangan
saya dengan kencang.
Tidak berapa lama kemudian saya lihat ketiganya mulai melepas pakaian mereka. Saya melihat
tubuh-tubuh mereka yang mengkilat karena keringat dan penis mereka yang mengacung karena
nafsunya. Dengan cepat mereka membaringkan tubuh saya di atas pasir. Kemudian Pak Sastro
mulai menjilati kemaluan saya.

“Wah.., memiawnya wangi loh..” katanya.

Saya segera berontak, namun kedua teman Pak Satro segera memegangi kedua tangan dan kaki
saya. Yang botak memegang kaki, sedangkan yang gendut memegang kedua tangan saya sambil
menghisap puting susu saya. Tidak berapa lama kemudian Pak Sastro mulai mengarahkan
penisnya yang besar ke lubang kemaluan saya. Dan ternyata, yang tidak saya duga sebelumnya,
rasanya ternyata sangat nikmat. Benar-benar berbeda dengan suami saya. Namun karena malu,
saya terus berontak sampai Pak Sastro mulai mengoyangkan penisnya dengan gerakan yang
kasar, tapi entah kenapa saya justru merasa kenikmatan yang luar biasa, sehingga tanpa sadar
saya berhenti berontak dan mulai mengikuti irama goyangnya.

Melihat itu kedua teman Pak Sastro tertawa dan mengendurkan pegangannya. Mendengar tawa
mereka, saya sadar namun mau memberontak lagi saya merasa tanggung, sehingga yang terjadi
adalah saya terlihat seperti sedang berpura-pura mau berontak namun walau dilepaskan saya
tetap tidak berusaha melepaskan diri dari Pak Sastro.

Tidak lama kemudian Pak Sastro membalikkan tubuh saya dalam posisi doggie tanpa
melepaskan miliknya dari kemaluan saya. Melihat itu, tanpa dikomando si gendut langsung
memasukkan penisnya ke mulut saya. Saya berusaha berontak, namun si gendut menjambak saya
dengan keras, sehingga saya menurutinya. Saya benar-benar mengalami sensasi yang luar biasa,
sehingga beberapa saat kemudian saya mengalami orgasme yang luar biasa yang belum pernah
saya alami sebelumnya. Tubuh saya menjadi lemas dan jatuh tertelungkup. Namun tampaknya
Pak Satro belum selesai, sehingga genjotannya dipercepat sampai kemudian dia mencapai
kelimaks dan memuntahkan spermanya ke dalam rahim saya.

Begitu Pak Sastro mencabutnya, si botak langsung memasukkan kemaluannya ke dalam milik
saya tanpa memberi waktu untuk istirahat. Tidak lama kemudian si gendut mencapai kelimaks,
dia menekan kemaluannya ke dalam mulut saya dan tanpa aba- aba, langsung menembakkan
spermanya ke dalam mulut saya. Banyak sekali spermanya yang saya rasakan di mulut saya,
namun ketika saya hendak membuang sperma itu, Pak Sastro yang saya lihat sedang duduk
beristirahat berkata.

“Jangan dibuang dulu, cepet kamu kumur-kumur mani itu yang lama… pasti nikmat… ha.. ha..
ha..”

Dan seperti seekor kerbau yang bodoh, saya menurutinya berkumur dengan seperma itu.

Sementara si botak terus mengocok penisnya di dalam kemaluan saya, saya melihat Pak Sastro
masuk ke dalam rumah saya dan keluar kembali dengan membawa sebuah terong besar yang
saya beli tadi pagi untuk saya masak serta sebuah kalung mutiara imitasi milik saya. Tidak
berapa lama kemudian si botak mencapai kelimaks dan saya pun terjatuh lemas di atas pasir
tersebut. Melihat temannya sudah selesai, Pak Satro menghampiri saya sambil memaksa saya
kembali ke posisi merangkak.

“Sambil menunggu tenaga kita kembali pulih, mari kita lihat hiburan ini..” katanya sambil
memasukkan terong ungu yang sangat besar itu ke dalam vagina saya.

Tentu saja saya terkejut dan berusaha memberontak, tetapi kedua temannya segera memegangi
saya.

Dan tidak lama kemudian, “Bless..!” terong itu masuk 3/4-nya ke dalam vagina saya.

Rasa sakitnya benar-benar luar biasa, sehingga saya menggoyang-goyangkan pantat saya ke kiri
dan kanan.

“Lihat anjing ini.. ekornya aneh.. ha… ha… ha…” kata si botak.

“Sekarang kamu merangkak keliling halaman belakang ini, ayo cepat..!” kata si gendut.

Dengan perlahan saya merangkak, dan ternyata rasanya benar-benar nikmat.

Karena rasa geli-geli nikmat itu, sedikit-sedikit saya berhenti, tetapi setiap saya berhenti dengan
segera mereka mencambuk pantat saya. Tidak berapa lama saya mencapai kelimaks, melihat itu
mereka tertawa. Pak Sastro kemudian menghampiri saya, lalu mulai memasukkan kalung
mutiara imitasi yang sebesar kelereng tadi satu persatu ke dalam lubang anus saya.

Saya kembali menjerit, tetapi dengan tenang dia berkata, “Tahan dikit ya.., nanti enak kok..!”

Sampai akhirnya, kemudian kalung itu tinggal seperempatnya yang terlihat, lalu sambil
menggenggam sisa kalung tersebut dia berkata.

“Sekarang kamu maju pelan-pelan..”

Dan ketika saya bergerak, kembali kalung itu tercabut pelan-pelan dari anus saya sampai habis.
Begitulah mereka mempermainkan saya sampai kemudian mereka siap memperkosa saya lagi
berulang-ulang sampai sore hari, dan anehnya setiap mereka kelimaks saya pun turut orgasme
dengan arti saya menikmati diperkosa.

Dan anehnya lagi, malam harinya ketika suami saya pulang, saya sama sekali tidak melaporkan
kejadian tersebut kepadanya, sehingga pemerkosaan tersebut terus terjadi berulang-ulang setiap
saya sedang tidak kuliah. Dan setiap memperkosa, mereka selalu menyelingi dengan mengerjai
saya dengan cara yang aneh-aneh, dan itu berlangsung sampai dapur saya selesai dibangun.
Situs Cerita Dewasa-Cerita Panas-Cerita Porno-Cerita Seks

 Tentang Cerita Dewasa

Adikku Mengandung Benihku


Video Bokep ABG SMU

Koleksi Cerita Dewasa.Pada waktu sore rumah sedang kosong; bonyok lagi pergi dan kebetulan
pembantu juga lagi nggak ada. Adek gua lagi pergi. Gua nyewa VCD bokep xxx dan x2. Gua
seneng bgt, karena gak gangguan pas lagi nonton. Cerita x2 di VCD itu kebetulan bercerita
tentang sex antara adek dan kakak. Gila bgt deh adegannya. Gua pikir kok bisa ya. Eh, gua
berani gak ya ngelakuin itu ama adek gua yang masih SMP? tapi khan adek gua masih polos bgt,
kalo di film ini mah udah jago and pro, pikir gua dalam hati. Lagi nonton plus mikir gimana
caranya ngelakuin ama adek gua, eh, bel bunyi. Wah, teryata adek gua, si Dina ama temennya
dateng. Sial, mana filmnya belum selesai lagi. Langsung gua simpen aja tuh VCD, trus gua
bukain pintu. Dina ama temennya masuk. Eh, temennya manis juga lho.

“Dari mana lo?” tanya gua. “Dari jalan donk. Emang kaya kakak, ngedekem mulu di rumah,”
jawabnya sambil manyun. “Gua juga sering jalan tau, emang elo doank. Cuman sekarang lagi
males,” kata gua. “Oh iya, kak. Kenalin nih temen gua, namanya Anti. temen sekelas gua,”
katanya. akhirnya gua kenalan ama tuh anak. Tiba-tiba si Dina nanya.

“liat VCD Boyzone gua gak?” “Tau’, cari aja di laci,” kata gua. Eh, dia ngebuka tempat gua naro
VCD bokep. Gua langsung gelagapan.
“Eh, bukan disitu…” kata gua panik. “Kali aja ada,” katanya. Telat. Belum sempet gua tahan dia
udah ngeliat VCD xxx yang covernya lumayan hot itu, kalo yang x2 sih gak pake gambar.
“Idih… kak. Kok nonton film kaya begini?” katanya sambil mandang jijik ke VCD itu.
Temennya sih senyam-senyum aja. “Enggak kok, gua tadi dititipin ama temen gua,” jawab gua
bohong. “Bohong bgt. Ngapain juga kalo dititipin nyasar ampe di laci ini,” katanya.

“Kak, ini film jorok kan? Nnnggg… kaya apa sih?” tanyanya lagi. Gua ketawa aja dalam hati.
Radi jijik, kok sekarang malah penasaran.

“Elo mo nonton juga?” tanya gua. “Mmmmm…. jijik sih… tapi… penasaran kak…,” katanya
sambil malu-malu. “Anti, elo mo nonton juga gak?” tanyanya ke temannya. “Gua mah asyik aja.
Lagian gua udah pernah kok nonton film kaya begitu” jawab temannya.

“Gimana… jadi nggak? keburu mama ama papa pulang nih,” desakku. “Ayo deh. Tapi kalo gua
jijik, dimatiin ya?” katanya. “Enak aja lo, elo kabur aja ke kamar,” jawab gua. Lalu VCD itu gua
nyalain. Jreeeeng… dimulailah film tsb. Gua nontonnya sambil sesekali mandangin adek gua
ama temennya. Si Anti sih keliatannya tenang nontonnya, udah expert kali ya? Kalo adek gua
keliatan bgt baru pertama kali nonton film kaya begitu. Dia keliatan takut-takut. Apalagi pas
adegan rudalnya cowo diisep. Mana tuh rudal gedenya minta ampun. “Ih, jijik bgt…” kata Dina.
Pas adegan ML kayanya si Dina udah gak tahan. Dia langsung kabur ke kamar.
“Yeee, malah kabur,” kata Anti. “Elo masih mo nonton gak?” tanya gua ke si Anti. “Ya, terus
aja,” jawabnya. Wah, boleh juga nih anak. Kayanya, bisa nih gua main ama dia. Tapi kalo dia
marah gimana? pikir gua dalem hati. Ah, gak apa-apa kok. Gak sampe ML ini. Sambil nonton,
gua duduknya ngedeket ama dia. Dia masih terus serius nonton. Lalu gua coba pegang
tangannya. Pertama dia kaget tapi dia nggak berusaha ngelepas tangannya dari tangan gua.
Kesempatan besar, pikir gua . Gua elus aja lehernya. Dia malah memejamkan matanya. Kayanya
dia menikmatin bgt. Wow, tampangnya itu lho… manis!! Gua jadi pengan nekat. Waktu dia
masih merem, gua deketin bibir gua ke bibir dia. Akhirnya bersentuhanlah bibir kita. Karena
mungkin emang udah jago, si Anti malah ngajakin french kiss. Lidah dia masuk ke mulut gua
dan bermain-main di dalem mulut. Sial, jagoan dia daripada gua. Masa gua dikalahin ama anak
SMP sih. Sambil kita berfrench kiss, gua berusaha masukkin tangan gua ke balik bajunya. Nyari
sebongkah buah dada imut. Ukuran toketnya gak begitu gede, tapi kayanya sih sexy. Soalnya
badan si Anti itu gak gede tapi gak kurus, dan tubuhnya itu putih. Begitu ketemu toketnya,
langsung gua pegang dan gua raba-raba. Tapi masih terbungkus ama bra-nya.

“Baju elo gua buka ya?” tanya gua. Dia ngangguk aja sambil mengangkat tangannya ke atas.
Gua buka bajunya. Sekarang dia tinggal pake bra warna pink dan celana panjang yang masi h
dipake. Shit!! kata gua dalem hati. Mulus bgt! Gua buka aja bra-nya. toketnya bagus, runcing
dan putingnya berwarna pink. Langsung gua jilatin toketnya… dia mendesah… Gua jadi makin
terangsang. Gua jadi pengan ngent*tin dia. Tapi gua belom pernah ML jadi gua gak berani. Tapi
kalo sekitar dada aja sih gua lumayan tau. Gimana ya? Tiba-tiba pas gua lagi ngejilatin toketnya
si Anti, adik gua keluar dari kamar. Kita sama-sama kaget. Dia kaget ngeliat apa yang kakak dan
temennya perbuat. Gua dan Anti kaget pas ngeliat Dina keluar dari kamar. Si Anti buru-buru
pake bra dan bajunya lagi. Si Dina langsung masuk ke kamarnya lagi. Kayanya dia shock ngeliat
apa yang kita berdua lakuin. Si Anti langsung pamit mo pulang.
“Bilang ama Dina ya…. sorry,” kata Anti. “Gak apa-apa kok,” jawab gua. Akhirnya dia pulang.
gua ketok kamarnya Dina. Gua pengen ngejelasin. Eh, dianya diem aja. Masih kaget kali ya,
pikir gua. Gua tidur aja, dan ternyata gua ketiduran ampe malem. Pas kebangun, gua gak bisa
tidur lagi. Gua keluar kamar. Nonton tv ah, pikir gua. Pas sampe di depan TV ternyata adek gua
lagi tidur di kursi depan TV. Pasti ketiduran lagi nih anak, kata gua dalam hati. Gara-gara ngeliat
dia tidur dengan agak “terbuka” tiba-tiba gua jadi keinget ama film x2 yang belom selesai gua
tonton, yang ceritanya tentang hubungan sex antara adek dan kakak, ditambah hasrat gua yang
gak kesampaian pas sama Anti tadi. Ketika adek gua ngegerakin kakinya membuat roknya
tersingkap, dan terlihatlah CD-nya. Begitu ngeliat cd nya gua jadi semakin nafsu. Tapi gua takut.
Ini kan adek gua sendiri masa gua ent*tin sih. Tapi dorongan nafsu semakin menggila. Ah, gua
pelorotin aja cdnya. Eh, ntar kalo dia bangun gimana? ah, cuek aja. Begitu CD-nya turun semua,
wow, bel ahan vaginanya terlihat masih amat rapet dan di hiasi bulu-bulu halus yang baru
tumbuh. Gua coba sentuh… hmmm, halus sekali. Gua sentuh garis vagina-nya. Tiba-tiba dia
menggumam. Gua jadi kaget. Gua ngerasa di ruang TV terlalu terbuka. Gua rapiin lagi pakaian
adek gua, truss gua gendong ke kamarnya dia. Sampe di kamar dia… it’s show time, pikir gua.
Gua tidurin dia di kasurnya. Gua bukain bajunya. Ternyata dia gak pake bra. Wah, payah juga
nih adek gua. Ntar kalo toketnya jadi turun gimana. Begitu bajunya kebuka, toket mungilnya
menyembul. Ih, lucu bentuknya. Masih kecil toketnya tapi lumayan ada. Gua coba isep
putingnya… hmmm…. nikmat! Toket dan putingnya begitu lembut. Eh, tiba-tiba dia bangun!!
“Kak… ngapain lo!!” teriaknya sambil mendorong gua. Gua kaget bgt. “Ngg… ngg… nggak
kok, gua cuman pengen nerusin tadi pas sama si Anti. Gak papa kan?” jawab gua ketakutan. Gua
berharap bonyok gua gak ngedenger teriakan adek gua yang agak keras tadi. Dia nangis. “Sorry
ya Din. Gua salah, abis elo juga sih ngapain tidur di ruang TV dengan keadaan seperti itu. Gak
pake bra lagi,” kata gua. “Jangan bilang sama mama dan papa ya, please…,” kata gua. Dia masih
nangis. Akhirnya gua tinggalin dia. Aduh, gua takut ntar dia nga du. Sejak saat itu gua kalo
ketemu dia suka canggung. Kalo ngomong paling seadanya aja. Tapi gua masih penasaran. Gua
masih pengen nyoba lagi untuk ngegituin Dina. Sampai pada suatu hari, adek gua lagi sendiri di
kamar. Gua coba masuk.

“Din, lagi ngapain elo,” gua nyoba untuk beramah tamah. “Lagi dengerin kaset,” jawabnya.
“Yang waktu itu, elo masih marah ya….” tanya gua. “….

” dia diem aja. “Sebenernya gua… gua… pengen nyoba lagi….” gila ya gua nekat bgt. Dia kaget
dan pas dia mo ngomong sesuatu langsung gua deketin mukanya dan langsung gua cium
bibirnya.

“Mmhhpp… kakk…. mmmhph…” dia kaya mo ngomong sesuatu. Tapi akhirnya dia diem dan
mengikuti permainan gua untuk ciuman. Sambil ciuman itu tangan gua mencoba meraba-raba
toketnya dari luar. Pertama ngerasain toketnya diraba, dia menepis tangan gua. Tapi gua terus
berusaha sambil tetap berciuman. Setelah beberapa menit berciuman sambil meraba-raba toket,
gua mencoba membuka bajunya. Eh, kok dia langsung mau aja dibuka ya? Mungkin dia lagi
merasakan kenikmatan yang amat sangat dan pertama kali dirasakannya. Begitu dibuka,
langsung gua buka bra-nya. Gua jilatin putingnya dan sambil mengusap dan mneremas- remas
toket yang satunya. Walaupun toket adek gua itu masih agak kecil, tapi dapat memberikan
sensasi yang tak kalah dengan toket yang gede. Ketika lagi di isep-isep, dia mendesah,

“Sshh… ssshhhh…. ahhh, enak, kak….” Setelah gua isepin, putingnya menjadi tegang dan agak
keras. Truss gua buka celana gua dan gua keluarin “adek” gua yang udah lumayan tegang. Pas
dia ngeliat, dia agak kaget. Soalnya dulu kita pernah mandi bareng pas
“punya” gua masih kecil. Sekarang kan udah gede donk. Gua tanya ama dia,

“berani untuk ngisep punya gua gak? ntar punya elo juga gua isepin deh, kita pake posisi 69″
“69… apa’an tuh?” tanyanya. “Posisi di mana kita saling mengisap dan ngejilatin punyanya
partner kita pada saat berhubungan.” jelas gua.

“Oooo…” Langsung gua ngebuka celana dia dan CDnya dia. Kita langsung ngambil posisi 69.
Gua buka belahan vaginanya dan terlihatlah klentitnya seperti bentuk kacang di dalem vaginanya
itu. Ketika gua sentuh pake lidah, dia mengerang, “Ahhhh… kakak nyentuh apanya sih kok enak
bgt….” tanyanya. “Elo mestinya ngejilatin dan ngisep punya gua donk. Masa elo doank yang
enak,” kata gua. “Iya kak, abis takut dan geli sih…” jawabnya. “Jangan bayangin yang bukan-
bukan dong. Bayangin aja keenakan elo,” kata gua lagi. Saat itu juga dia langsung menjilat
punya gua. Dia ngejilatin kepala anu gua dengan perlahan. Uuhhh…. enak bener. Truss dia mulai
ngejilatin seluruh dari batang gua. Lalu dia masukkin punya gua ke mulutnya dan mulai
menghisapnya. Ooohhhh…. gila bener. Dia ternyata berbakat. Isepannya ngebuat gua jadi
hampir keluar. “Stop… eh, Din, stop dulu,” kata gua. “lho knapa?” tanya nya. “T ahan dulu ntar
gua keluar,” jawab gua. “Lho emang kenapa kalo keluar?” tanyanya lagi. “Ntar game over,” kata
gua. Ternyata adek gua emang belom ngerti masalah seks. Bener-bener polos. Akhirnya jelasin
kenapa kalo cowo udah keluar gak bisa terus pemainannya. Akhirnya dia mulai mengerti. Posisi
kita udah gak 69 lagi, jadi gua aja yang bekerja. Kemudian gua terusin ngisepin vaginanya dan
klentitnya. Dia terus menerus mendesah dang mengerang.

“Kak Iwan… terus kak… disitu… iya disitu… oohhhhh…. ssshhhh….” Gua terus menghisap
dan menjilatinya. Dia menjambak rambut gua. Sambil matanya merem melek. Akhirnya gua
udah dalam kondisi fit lagi (tadi kan kondisinya udah mo keluar).
Gua tanya sama adek gua, “Elo berani ML gak?” “…” dia diem. “Gua pengen ML, tapi terserah
elo… gua gak maksa,” kata gua.

“Sebenerya gua takut. Tapi udah kepalang tanggung nih…. gua lagi on air,” kata dia.

“Ok… jadi elo mau ya?” tanya gua lagi. “…” dia diem lagi.

“Ya udah deh, kayanya elo mau,” kata gua. “Tapi tahan sedikit. Nanti agak sakit awalnya.
Soalnya elo baru pertama kali,” kata gua.

“…” dia diem aja sambil menatap kosong ke langit-langit. Gua buka kedua belah pahanya lebar-
lebar. Keliatan bibir vaginanya yang masih sempit itu. Gua arahin ke lobang vagina nya. Begitu
gua sentuhin pala anu gua ke vaginanya, Dina menarik nafas panjang, dan keliatan sedikit
mengeluarkan air mata. “Tahan ya din….” Langsung gua dorong anu gua masuk ke dalem
vaginanya. Tapi masih susah, soalnya masih sempit bgt. Gua terus nyoba mendorong anu gua…
dan… bleesss… Masuk juga pala anu gua. Dina agak teriak,

“akhhh sakit kak….” “Tahan ya Din…” kata gua. Gua terus mendorong agar masuk semua.
Akhirnya masuk semua anu gua ke dalam selangkangan adek gua sendiri.

“Ahhh… kak… sakit kak… ahhhh.” Setelah masuk, langsung gua goyang maju mundur, keluar
masuk vaginanya. “Ssshhh… sakittt kakk…. ahhh… enak… kak, terussss… goyang kakk…”
Dia jadi mengerang tidak keruan. Setelah beberapa menit dengan posisi itu, kita ganti dengan
posisi dog style. Dina gua suruh nungging dan gua masukkin ke vaginanya lewat belakang.
Setelah masuk, terus gua genjot. Tapi dengan keadaan dog style itu ternyata Dina langsung
mengalami orgasme. Terasa sekali otot-otot di dalam vaginanya itu seperti menarik anu gua
untuk lebih masuk.

“Ahhhhh… ahhha… gua lemess bgt… kak,” rintihnya dan dia jatuh telungkup. Tapi gua belom
orgasme. Jadi gua terusin aja. Gua balik bad annya untuk tidur terlentang. Truss gua buka lagi
belahan pahanya. Gua masukkin anu gua ke dalam vaginanya. Padahal dia udah kecapaian.
“Kak, udah dong. Gua udah lemes…” pintanya. “Sebentar lagi ya…” jawab gua. Tapi setelah
beberapa menit gua genjot, eh, dianya seger lagi.

“kak, yang agak cepet lagi dong…” katanya. Gua percepat dorongan dan genjotan gua.
“Ya… kaya… gitu dong… sssshh… ahhh.. uhuuh,” desahannya makin maut aja. Sambil
ngegenjot, tangan gua meraba-raba dan meremas toketnya yang mungil itu. Tiba-tiba gua seakan
mau meledak, ternyata gua mo orgasme.

“Ahhh, Din gua mo keluar…. ahhh…” Ternyata saat yang bersamaan dia orgasme juga. Anu gua
sperti dipijat- pijat di dalem. Karena masih enak, gua ngeluarinnya di dalem vaginanya. Ntar gua
suruh minum pil KB aja supaya gak hamil, pikir gua dalam hati. Setelah orgasme bareng itu gua
cium bibirnya sebentar. Setelah itu gua dan dia akhirnya ketiduran dan masih dalam keadaan
bugil dan berkeringat di kamar gara-gara kecapaian. Ketika bangun, gua denger dia lagi merintih
sambil menangis.

“Kak, gimana nih. Punya gua berdarah banyak,” tangisnya. Gua liat ternyata di kasurnya ada
bercak darah yang cukup banyak. Dan vaginanya agak sedikit melebar. Gua kaget ngeliatnya.
Gimana nih jadinya?

“Kak, gua udah gak perawan lagi ya?” tanyanya. “…” gua diem aja. Abis mo jawab apa. Gila…
gua udah merenggut keperawanan adek gua sendiri. “Kak, punya gua gak apa-apakan?” tanyanya
lagi.

“Berdarah begini wajar untuk pertama kali,” kata gua. Tiba-tiba, gara-gara ngeliat dia gak pake
CD dan memperlihatkan vaginanya yang agak melebar itu ke gua, anu gua “On” lagi. Gua elus-
elus aja vagina adek gua itu. Truss gua suruh dia tiduran lagi.

“Mo diapain lagi gua kak?” tanyanya. “Nggak, gua pengen liat apa punya elo baik-baik aja,” kata
gua sambil bohong, padahal gua pengen menikmati lagi. Pas dia tiduran, gua buka belahan
vaginanya. Emang sih jadi lebih lebar dan masih ada sisa sedikit darah mengering. Gua cari
klitorisnya, gua jilatin lagi.

“Kak, jangan dong. Masih perih nih,” larangnya. Yaaa… kok dia udah gak mau lagi. “Ya udah
deh, kalo masih perih,” kata gua. Gua bingung nih, gua masih pengen lagi, tapi adek gua udah
keburu gak mau. Sakit banget kali ya, pertama kali begituan. Ya udah deh, gua ajak mandi
bareng aja siapa tau kalo udah seger nanti dia mau lagi. “Kita mandi bareng aja yuk,” pinta gua.

“Ayo…” kata Dina. Kita mandi di kamar mandi adek gua. Gua idupin air shower yang anget.
Wuihhh, nikmat banget pas kena air anget. Abis cape ML ama adek sen- diri, mandi air anget. Di
bawah pancuran shower, gua pertama-tama ngambil posisi berada di belakangnya. Truss gua
mulai nyabunin bela- kang tubuhnya. Setelah belakangnya selesai semua, masih dalam posisi gua
di belakangnya, gua mulai nyabunin bagian depannya, mulai dari perut ke atas. Pas sampe
bagian toketnya gua sabunin, dia mulai meng- gelinjang dan mendesah lagi. Gua ciumin bagian
belakang lehernya sambil terus nyiumin leher adek gua itu. Puting adek gua, gua pilin- pilin pake
ujung jempol dan ujung telunjuk. Eh, pada waktu gua nyabunin toket imutnya itu tangan dia
menyentuh dan mulai meraba-meraba tubuh gua dan berusaha mencari punya gua. Begitu
tersentuh punya gua langsung digenggam dan dipijat-pijat. Tangan gua yang satu lagi mulai
bergerilya ke daerah selangkangannya. Dengan bermodalkan sabun, gua mulai nyabunin bagian
vagina adek gua itu. Pertama, gua usap dari luar bibir vaginanya, lalu jari gua mulai mencoba
masuk mencari klitorisnya. Adek gua tiba-tiba ngomong lagi tapi masih dalam keadaan
kenikmatan karena masih gua ciumin lehernya dan putingnya gua pilin-pilin.

“Kak, sshhh… Jangan dulu donk. Sshttss… ahhh…” erangnya. Ya udah, gua gosok-gosok aja
dari luar. Ternyata belom lama setelah gua gosok-gosok itu ternyata adek gua orgasme.

“Aahhh… ah…” dia merintih keenakan dan dia langsung lemas. Setelah dia orgasme itu, gua
minta dia untuk memainkan anu gua pake tangannya. Dengan memakai sabun dia mengocok anu
gua. Enak banget. Tangannya yang kecil itu menggenggam anu gua erat sekali. Akhirnya tak
lama kemudian gua keluar juga. Selesai itu, kita langsung keluar kamar mandi. dan gua keluar
dari kamarnya.

Kini kami telah tumbuh dewasa dan telah memiliki pasangan masing-masing, dan beruntung
bagi adekku mendapatkan seorang pria yang sangat mencintainya, dan gua juga sudah menikah
dan dikaruniai seorang putra. Adek gua juga sudah memiliki seorang anak, hasil dari hubungan
gelap kami, tetapi tidak ada seorangpun yang tahu selain kami berdua, karena pada saat itu,
suaminya pergi keluar negeri selama 1 bulan dan pada saat itu kami ML setiap hari sampai dia
mengandung anak gua.

Situs Cerita Dewasa-Cerita Panas-Cerita Porno-Cerita Seks

 Tentang Cerita Dewasa

Kenangan Ulang Tahun Pacarku


Video Bokep ABG SMU

Koleksi Cerita Dewasa.Pada suatu hari di kantorku, ketika aku sedang tidak begitu ada kerjaan,
tiba-tiba aku teringat kalau 3 hari lagi adalah ultahnya Ayu. Wah, kayaknya perlu diberi kejutan
nih selama 2 hari 2 malam di hari jadinya. Di otakku langsung saja terbayang hal-hal yang
berbau seksual. Kupikir aku perlu ambil cuti 2 hari nanti, begitu juga Ayu. Lebih baik kutelpon
dia sekarang.

“Halo, selamat siang, bisa bicara dengan Ayu”


Tak lama kemudian, “Halo Tono sayang, ada apa nih”, Ayu bermanja-manja padaku.
“Enggak ada apa-apa, cuma pengen ngajak kamu keluar makan siang nanti, bisa enggak nih”,
tanyaku.
“Oh kalau itu sih pasti bisa, kemana nih”
“bagaimana kalau di kantin deket kantor kamu, oke??”
“Oke boss, saya tunggu yah, awas, jangan sampe telat!”, sambil ketawa-ketawa.
“Bye” lalu Ayu menutup teleponnya.
Lalu aku pun kembali bekerja, tapi di kepalaku sedang terbayangkan kira-kira apa yang bakal
aku belikan buat dia nanti. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 11.35. Wah, aku harus
cabut nih, tak boleh telat. Untung boss sedang keluar kantor, jadi aku tak perlu minta ijin dulu.

Akhirnya sampailah aku di kawasan perkantoran di daerah Sudirman. Setelah parkir, buru buru
aku pergi ke kantin yang sudah dijanjikan. Kulihat Ayu melambaikan tangannya dari jauh.
“Hai Ton!” Kami lalu mencari tempat makan yang sepi, namanya juga berduaan, mana enak
makan di tempat yang rame banget. Setelah memesan makanan dan duduk di pojokan, lalu
akupun berkata
“Eh, Yu, di kantor kamu lagi banyak kerjaan nggak?”.
“Emangnya kenapa” Ayu terlihat penasaran
“Kalau enggak sibuk, bagaimana kalau kamu minta cuti sama boss kamu selama 2 hari mulai tgl
12″.
“Buat apa Ton, apa kamu sedang merencanakan sesuatu?”
“Sesuatu yang akan membuat kamu tergila-gila”
“Apa tuhhh”
“Tunggu aja tanggal mainnya sayang” sambil kucubit lembut pipinya.

Selesai makan, kuantar Ayu ke kantornya, lalu akupun balik ke kantorku dan menyelesaikan
pekerjaanku. Kira-kira 2 jam kemudian, Ayu menelepon.
“Halo Ton, saya udah ngomong sama bossa” katanya dengan suara lemas.
“Lalu apa katanya” tanyaku penasaran.
“Saya tidak dapet cuti 2 hari”
“Yah payah boss kamu, Yu. Kalau begitu nanti saya culik kamu pas harinya”
“Nah, kabar baiknya, saya dikasih cuti 3 hari, ha ha ha, kena kamu”, Ayu tertawa terbahakbahak.
“Hey, dasar kurang ajar kamu, dasar setan cantik, nger jain orang aja bisanya”
“Biarin, daripada kamu setan jelek”
“Yah udah, entar surprisenya kagak jadi deh”
“Jangan ngambek dong sayang, setan cantik khan cuma bercanda”
“Yah udah, 2 hari lagi saya ke tempat kamu abis pulang kerja”
“Oke deh, kutunggu dikau nanti, bye bye sayang”
“Bye bye” “klik”, lalu aku menemui bossku untuk minta cuti, dan untungnya dapet juga,
mumpung bossku mood-nya lagi bagus hari ini.

Tak terasa, 3 hari pun berlalu. Sepulang kerja, kujemput Ayu di kantornya, lalu kami pergi ke
supermarket untuk membeli makanan selama 3 hari, soalnya kami merencanakan untuk tidak
kemana-mana selama liburan. Tidak lupa aku membeli madu 1 botol.
“Lho Ton, buat apa beli gituan” Ayu menatapku dengan heran.
“Itu bagian dari surprise tersebut, tunggu aja, yang pasti kamu bakalan merem melek nantinya”
kataku mantap.
“Wah, saya jadi penasaran nih sama surprise kamu”
“Just wait ‘n see, honey” Selesai belanja lalu kami bergegas menuju apartemen Ayu.

Sesampainya di apartemen, aku langsung menarik Ayu menuju kamar mandi.


“Sabar dong boss, kayak enggak ada hari esok aja” katanya manja.
“Ultah kamu khan hari ini, so pasti memang tidak ada hari esok” kataku sambil melepas bajunya
satu persatu.

Setelah ia bugil total, lalu kujilat buah dadanya, mulai dari putingnya ke dasarnya. Kuhisap-hisap
putingnya dengan lembut.
“Oooohhhh Ton, enak sekali, terussss” desah Ayu
Ketika Ayu ingin membuka bajuku, kutahan tangannya.
“Sayang, buka dong, nggak adil nih”
Lalu kulepaskan semua pakaianku sehingga terlihat senjataku mengacung sangat tegak, ketika
Ayu ingin meraihnya, kukatakan padanya,
“Say, jangan dulu, hari ini kamu akan menjadi ratu, biarkan daku melayanimu sampai puas”

Setelah itu, lalu kubasahi seluruh badannya, dan kusabun seluruh lekuk tubuhnya, tak lupa buah
dadanya kuremas lembut lebih lama. Kuputar-putar putingnya, Ayu hanya bisa mendesah
nikmat. Lama juga aku bermain di dadanya, kira-kira ada 15 menit. Setelah itu tanganku mulai
turun ke selangkangannya. Kumainkan klitorisnya, Ayu semakin mengerang hebat.
“Toonnnn, teerruss, terusss, auuughhh, enak sekali, terrruss”
“Ton, masukin dong penis kamu, saya udah gak tahan nihhh”
“Oh, yang itu nanti sayang, sabar aja”
“Tapi saya pengen banget nih, oohhh”
“Sabar aja, pokoknya hari ini kamu jadi ratuku, Aku bakalan membuat kamu orgasme ratusan
kali selama 3 hari ini”
“Saaayyy, tulang saya bisa copot nih orgy ratusan kali”
“Biarin, salah sendiri punya body seksi sekali”
“Ahh aahhh aaahhh, seeessstt, guaa kayaknya pengen nyampe nih sayyy” Ayu meracau tak
menentu.
Kupercepat gerakan jariku memainkan klitorisnya, sementara jariku yang lain sedang
dihisaphisapnya seolah-olah ia sedang menghisap penisku.
“Aaaarrrggghh, I’m comminngg, honey, commiiingg, commiiingg, ohhhh”
Pinggulnya bergerak maju mundur sementara badannya melengkung kaku ke belakang,
sepertinya Ayu sangat menikmatinya.
“Ton, tadi rasanya enak sekali seolah olah kamu lagi meng-onani vagina saya, ohh” Ayu
mendesah pelan.
“Oh, itu masih belum apa-apa, nanti masih ada lagi yang lebih hebat sayy ” kataku sambil
meremas-remas buah dadanya.
“Wah, mati aku deh, bisa bisa nanti kagak bisa kerja”

Kubilas tubuhnya dari busa yg masih melekat, terutama di bagian vaginanya karena banyak
sekali cairannya yang mengalir keluar. Setelah tubuh Ayu bersih, lalu akupun mulai menyabuni
diriku sendiri. Tapi tanpa kusadari tiba-tiba Ayu memelukku dari belakang dengan kuat lalu satu
tangannya menangkap penisku.
“Eh kenapa say, kan saya bilang nanti” sambil aku melawan sedikit.
“Khan hari ini ultahku, kamu mesti nurut sama saya, kalau kamu bisa bikin saya orgy ratusan
kali, saya juga mesti sedot sperma kamu sampai habis, baru adil” kata Ayu sambil menyeringai
manis.
“Ya udah deh, saya nyerah sama ratuku, tapi bilas dulu dong sabunnya”.
Lalu Ayu membersihkan sabun terutama di sekitar penisku, lalu ia mulai mengocok-ngocok dan
memainkan penisku, kadang pelan kadang cepat, ia mengocok sambil matanya menatapku dan
tersenyum manis sekali.
“Bagaimana sayang, enak khan seperti ini?” Ayu tersenyum manis sekali
“Ohhh, aduuuh, enak sekali sayang, ohhh, uhhhh, wajah kamu manissss sekali sayangku” kataku
sambil menahan rasa nikmat yang tidak terkira.
“Saaaayyyy, ganti dong pake mulut kamu”
Lalu dia dekatkan kepalanya, dan dijulurkan lidahnya. Kepala batang kejantananku dijilatinya
perlahan, seolah olah sedang menjilati es krim. Lidahnya mengitari kepala senjata meriam aku.
Semilyard dollar… rasanya… wow… enak sekali. Aku hanya bisa merem melek menikmatinya
sambil bersandar di bath tub. Lalu dikulumnya batang kejantananku. Aku melihat mulutnya
sampai penuh rasanya, tetapi belum seluruhnya tenggelam di dalam mulutnya yang mungil.
Bibirnya yang tipis terayun keluar masuk saat menghisap maju mundur.

Ayu memasukkan dan mengeluarkan kejantananku dari dalam mulutnya berulang-ulang, naik
turun.
Gesekan -gesekan antara kemaluanku dengan dinding mulutnya yang basah membangkitkan
kenikmatan tersendiri bagi diriku.
“Auuh… aahhh…” akhirnya aku sudah tidak tahan lagi.
Batang kemaluanku menyemprotkan sperma kental berwarna putih ke dalam mulutnya. Bagai
kehausan, Ayu meneguk semua cairan kental tersebut sampai habis.
“Duh, masa baru begitu saja sudah keluar.” Ayu meledek aku yang baru bermain oral saja sudah
mencapai klimaks.
“Yu.., saya… udah 3 hari nih… tidak bercumbu dengan kamu…” jawabku terengah-engah.
“Tapi lumayan banyak juga sperma kamu, kayaknya boleh nih tiap 3 hari saya isep penis kamu,
biar saya tambah awet muda” katanya tanpa melepas pegangannya dari penisku.
“Whatever you want, my queen” kataku sambil mencium bibirnya.
Lalu Ayu mulai menyabuni seluruh tubuhku, terutama di sekitar penisku agak lama, sehingga
mau tidak mau penisku bangun lagi. Ayu mulai memainkannya lagi. Tapi aku tidak mau keluar
lagi, jadi harus kustop dia.
“Eh, Yu, stop dulu, entar saya keluar lagi nih” kataku sambil menahan nikmat.
“Biarin aja, salah sendiri kenapa penis kamu gampang terangsang” katanya sambil tertawa.

Lalu ia melanjutkan menyabuniku, setelah itu ia membilas tubuhku, oh rasanya segar sekali,
nikmat sekali rasanya dimandikan oleh pacarku ini, sesekali ia menjilat-jilat kepala penisku,
sesekali ia menghisapnya, sambil matanya menatapku, oh manis sekali wajahnya. Selesai itu, aku
mengambil handuk mengelap seluruh tubuhku dan tubuhnya, tak lupa aku melakukan gerakan
memijat ketika sedang mengelap buah dadanya, ia hanya bisa merem melek sambil mulutnya
megap-megap Lalu kutarik dia ke kamarnya, kuambil selimut baru lalu kugelar di atas lantainya.
Kulihat Ayu sepertinya penasaran dengan tindakanku ini.
“Lho Ton, ngapain kamu”
“Ini surprisenya, sayang, nah sekarang kamu baring aja di atas selimut, saya ambil madu dulu”
“Wah kayaknya saya bakalan orgy gila-gilaan nih”
“Iya say, tunggu aja” teriakku sambil mengambil madu dari kulkasnya.
Sekembalinya ke kamar, kulihat Ayu masih berbaring, lalu aku duduk di atas pahanya, kubuka
botol madu lalu kutuang di atas badannya, kulihat dia terkejut sedikit, mungkin akibat dinginnya
madu tersebut, kugosok-gosok madu tersebut di seluruh tubuhnya, terutama di buah dadanya.
“Aaahh… Ton… sshhhss…” erang si Ayu ketika kuusap-usap permukaan dadanya rata
terbungkus madu kecuali putingnya.
“Sshhh… terusss… Ton ciumin dong…” Dia menggigit bibirnya sendiri.
Wah, ternyata dia suka surprisenya, aku cium putingnya sambil memainkan lidahku melilit-lilit
puting merah muda itu, kemudian kugigit manja.
“Aahhh… ssshhhss… aku mao keluar Ton… sshshhh bagaimana nih…” erangnya.
Segera kugosokkan madu ke arah paha dalamnya secara perlahan terus sampai mendekati daerah
lipatan yang sangat hangat itu.
“Ahh… sshshs… Ton… jilat dong.. udah nggak tahan nih.. sss…” lirihnya.
“Sshhh hmmm… kok diam… please…” rengek Ayu.
“Tunggu ya….” jawabku.

Kemudian segera kujilati lubang kemaluannya sambil mengusap-usap payudaranya, dan mulai
kujilati bibir luar vaginanya
“Ahhh… Ton… terus ssshhh… kamu… di situ… ssshh,” erangnya.
Dengan lidah kukait-kait klitorisnya sambil kutelusuri garis bibir vaginanya. Sambil
menggoyangkan pinggulnya kiri-kanan Ayu berkata,
“Yesss… di situ… ahhh… ssshs…” katanya ketika mulai kuhisap dan menjilati klitorisnya.
Setelah membesar, aku tusuk-tusukkan lidahku di liang senggamanya tetapi tak kuduga
reaksinya.
“Aahhh… shshshsh mmmhh ssss… terussss hhhmm,” Ayu menggelinjang-gelinjang sambil
memaju-mundurkan pinggulnya, vaginanya seolah-olah merebut lidahku untuk masuk lebih
dalam kerongga nikmat itu, sementara batang kemaluanku sudah merah padam dari tadi ingin
segera menggantikan lidahku.
“Ahhh… teruuusss… teruuusss.. lebih cepaat… sssh…” gelinjang Ayu semakin cepat.
“Shshsss… aku hampiiirrr… shshhh… mmyamyam memem.. sss,” suaranya semakin kacau.

Pantatnya semakin cepat mengocok lidahku, sehingga selimut di lantai itu berantakan. Ketika
gerakan lubang kemaluannya makin rutin, segera kuhentikan dan kutarik lidahku, terlihat alis si
Ayu mengkerut seperti sedang bertanya-tanya, sementara dadanya masih naik-turun dengan
cepat. Tanpa menunggu lebih lama lagi, secepatnya kuposisikan kepala penisku ke lubang hangat
dan basah itu.
“Ahh… sshsh mmmm…” erang manja si Ayu. Memang penisku tidak terlalu besar, hanya
kepalanya agak besar dan melengkung ke atas seperti terompet tapi panjang.

Badan Ayu menjadi kaku seakan menantikan sesuatu “Rileks sayang… sebentar kita lanjutkan
perasaanmu,” bisikku.
Kemudian kudorong perlahan kepala penisku. Setelah kepala penisku masuk, secara bertahap
kudorong batangku agak dalam, kutarik lagi sedikit, dorong lebih dalam, tarik sedikit, sampai…
“Bluessss… duk…” kiranya sudah mentok kebentur ujung rahimnya, padahal belum semuanya
masuk lho. Terasa di tangan kiriku kira-kira masih tiga lebar jariku tapi efeknya
“Ssshhh… mmmhhhh… aaahhh… auh!” jerit tertahan Ayu.
Kurasakan agak banjir di dalam sana dan jepitan di sepanjang kepala penis sampai hampir
seluruh batangku itu makin erat.
“Ahhh… sssh shshss…” aku coba konsentrasi karena vagina yang nikmat dan sangat sempit ini
mencoba menarik semua spermaku sehingga kepala penisku membesar dan berdenyut-denyut
menahan kenikmatan yang nyaris memancar.

Kemudian aku coba goyang secara perlahan, makin lama makin cepat. Kupraktekkan rumus ini
itu sambil membuatnya menikmati setiap gesekan penisku serta mengalihkan pikiranku untuk
melupakan nikmatnya lubang kemaluan Ayu, sempitnya vaginanya. Tubuhnya yang sempurna,
payudaranya yang ranum dan kencang yang tertekan dadaku.
“Ouch… ssshhh… hemmm…” sulit rasanya menghadapi kenyataan nikmat ini, apalagi setelah
puncak kenikmatannya yang tertunda itu kembali melanda Ayu, ini terbukti dengan goyangan
pinggul dan pantatnya berputar dan sekarang maju-mundur, menentang setiap gerakanku yang
semakin cepat tusuk dan tarik.
“Aahhh…”
Kucium dan kulumat bibirnya, kulilit lidahnya, kulihat dia tidak bisa menahan kenikmatan yang
melanda itu, sehingga Ayu pun membalas ciumanku dengan ganasnya. Geregetan, rangsangan,
kenikmatan, itu yang mungkin ada di pikirannya.

Setelah hampir setengah jam kami goyang (kurasa Ayu sudah mau orgasme) dan akhirnya
vaginanya mulai menjepit dan mengurut penisku cepat sekali. Dengan nafasnya yang memburu
dan gerakan pinggulnya.
“Aaahhhh.. aku.. keluar.. ssshhmm.. aku keluar sayang… ssshs hh shsh,”
Ayu mulai meracau tidak karuan sambil kakinya melingkari pinggangku dan menekan pantatku
keras seakan-akan dia sanggup menelan penis panjangku sehingga kurasa bahwa setiap kutusuk
vaginanya terasa ada benturan dan terus memutar di ujung dalam kenikmatannya.
“Sshshs aaassshhh… enak sekali… sssshhh… aduhhh.. sshshsh…” jerit tertahan Ayu.
Aku pun semakin mempercepat gerakanku, aku goyang dan memaju-mundurkan agak kasar
liang vagina sempit ini.
“Duk…bluessss… duuk… bluess…” kulihat pangkal penisku agaknya nyaris semuanya masuk,
“Sssh shhh shh… terussss… Ton… ssshhh,”
“Aku puas… ssshh hmmm… Ton… cepat… ssshh,” lanjutnya.
“Tubuhmu seksi… dan sempurna… sayang…apa boleh…” aku berbicara ngos-ngosan.
“Di… dalam… saja… shsh shhhh mmmhh…” Ayu memotong sambil menaikkan pinggulnya
sambil menekan pantatku serta membenamkan seluruh penisku seluruhnya
“Aaahhh… sssmmmhh hhmmm…”
Kurasakan vaginanya berdenyut-denyut keras membuat suara becek goyangan kami yang makin
keras.

Aku sudah tidak kuat lagi, ilmuku seakan hilang, kesadaranku melayang. Kemudian sambil
melenguh kutarik pinggulnya lengket ke pangkal penisku dan kujilat serta kugigit putingnya,
kulepas semua spermaku.
“Aaahh… ssshh…”
“Crot… crot… crot…” Hampir enam atau delapan kali semprotan maniku melesat ke dalam
rahimnya.
“Aaahh ss mmm… hmmm… enak… hangat…” Ayu mengerang-erang, sambil terus
menggoyangkan pinggulnya berputar-putar.

Dalam keheningan nikmat, kubiarkan penisku di dalam vaginanya yang masih terasa sempit,
kucium lembut bibirnya dan Ayu pun membalas manja, kemudian kutatap matanya sambil
tersenyum. Sambil bersikap manja Ayu memeluk diriku serta menggigit hisap leherku. Wah..
merah nih jadinya.

Aku kemudian mengangkat tubuhnya dan mengajaknya ke balkon untuk cari angin.
“Mau ngapain di balkon Ton?”, tanya Ayu terheran -heran.
“Aku pengen menutup surprise-ku dengan mandi’in kamu”, kataku lagi.
“Bagaimana mandi’innya?, tanya Ayu tambah heran tapi nurut saja ketika kurebahkan tubuhnya
di atas kursi panjang tanpa senderan di balkon yang sepi itu. Tanpa menunggu lama, segera
kuakhiri surpriseku dengan mandi kucing, yaitu dengan menjilat-jilat lembut seluruh permukaan
tubuhnya yang bermandi peluh bercampur madu dan berkilat terkena sinar rembulan yang
membuatnya makin indah dengan posisinya yang menelentang pasrah itu. Ayu senang sekali
dengan perlakuanku itu, dan sambil mendesah kenikmatan dia berkata,
“Ton, kalau bisa kamu sering-sering nginap di sini, saya suka dijilati seperti ini.”
Kira kira ada 10 menit aku menjilatnya, lalu kugendong dia ke kamar mandi, dan kami pun
saling membersihkan badan, saling menggosok satu sama lain. Setelah selesai, kami pun masuk
ke kamarnya, karena sudah lelah sekali kami tidur nyenyak sambil berpelukan dalam keadaan
bugil.

Keesokan paginya, antara sadar dan tidak, aku merasa seperti ada sesuatu yang aneh pada diriku.
Ketika kubuka mataku, eh, ternyata Ayu sudah bangun, dan lebih kaget lagi kulihat Ayu sedang
menghisap-hisap penisku. Melihatku sudah bangun, Ayu berhenti sejenak dan tersenyum.
“Selamat pagi kekasihku, bagaimana tidurnya” tanya Ayu manja sambil tangannya tetap
mengocok penisku.
“Wah enak banget, tapi kok kamu curang sih, saya khan nggak ngerasain isepan kamu waktu
tidur” kataku sambil mengusap-usap buah dadanya.
“Abis kamu tidurnya lelap sekali, saya kagak tega bangunin kamu, tapi siapa tahu kamu mimpi
lagi diisepin ha ha ha” ia tertawa sambil terus mengocok penisku.
“Eh Ton, kok waktu kamu tidur, saya ngocokin kamu kok penis kamu bisa bangun sih”
“Ya bisa lah yaw, namanya juga penis orang, emangnya penis plastik, bisa aja kamu, tapi terusin
dong pake mulut kamu, Yu”
“Ooooke boss, tapi kalau kamu mau keluar, bilang yah”
“Lho, emangnya kenapa?” tanyaku heran.
“saya mau pake sperma kamu buat olesin muka dan dada saya, biar kulit saya tambah kencang”.

Lalu Ayu kembali mengkaraoke penisku, oh, rasanya nikmat sekali, sesekali ia menatapku
sambil tersenyum manis. Mulutnya bergerak maju mundur, sambil lidahnya menggelitik lubang
kencingku, rasanya geli-geli nikmat. Tak lama kemudian, aku merasa akan keluar lagi.
“Yu, saya mau keluar lagi, ohhh aduuuh” kataku sambil menahan gemuruh di dadaku.
Langsung ia mengganti tangannya untuk mengocokku, dan akhirnya, “Aduuuh ohhhh, Yu
terruuss, enaaakk”.
Penisku akhirnya memuntahkan sperma, tapi tidak sebanyak kemarin, dan Ayu langsung
mengarahkan dadanya ke penisku, sehingga dadanya terkena muncratan spermaku, langsung dia
oleskan ke seluruh permukaan dadanya.
“Yaahh Ton, kok dikit banget sayang, muka saya kagak dapet nih” Ayu sedikit merenggut.
“Abis tiap hari bercumbu terus sih, ya udah sayang, mumpung penis saya masih tegak, sekarang
kamu nunggangin saya aja, khan kamu dapet enaknya juga”
“Nah begitu dong Ton, itu baru namanya pacar saya” Ayu tersenyum lagi.

Lalu ia duduk di atas pahaku sambil mengarahkan penisku ke lubang vaginanya. Perlahan tapi
pasti, penisku mulai memasuki lubang kenikmatannya. Aku sendiri heran juga kenapa hari ini
penisku perkasa banget, tapi aku tidak memikirkannya lagi, yang penting enaknya, bung. Ayu
sendiri mulai bergoyang-goyang sambil meracau tak menentu, seolah olah sedang menunggang
kuda, sementara aku meremas remas dadanya yang bergerak naik turun. Lumayan lama juga aku
bertahan, kira kira ada satu jam, sementara kulihat Ayu sepertinya sudah orgasme 2 kali, tapi
kulihat Ayu tidak berhenti juga, mungkin dipikirnya kapan lagi bisa dapat kesempatan seperti
ini. Tak lama kemudian, setelah Ayu orgasme ketiga kalinya, barulah aku mulai merasakan akan
orgasme.
“Yu, bangun sayang, saya udah mau keluar nih”
Langsung Ayu bangun dan mendekatkan mukanya ke penisku sambil tangannya mengocokku.
Dan akhirnya…
“Aaarrrgggggghhh, aduuuh, haaaahhhh” aku ngos-ngosan menahan nikmat.

Akhirnya penisku menyemprotkan spermanya ke wajahnya, lalu ia menggosoknya ke seluruh


wajahnya sampai rata.
“Terima kasih sayang, saya puas banget hari ini, saya tidak menyangka bisa orgy sampe 3 kali,
kamu perkasa sekali” kata Ayu sambil berbaring memelukku.
“Abis bodi kamu seksi banget sih, terutama dada kamu, apalagi pas lagi nunggang saya,
kelihatannya seperti dewi dari langit yang lagi goyangin saya.”
“Ah ah, bisa aja kamu” kata Ayu sambil mencubit hidungku.
Tanpa terasa, kami tertidur lagi sambil berpelukan, mungkin saking lelahnya bersenggama tanpa
henti.
Begitulah seterusnya, setiap ada waktu kosong aku dan Ayu langsung main lagi, seolah-olah
nafsu kami tidak pernah terpuaskan. Selama 3 hari yang kami lakukan hanya makan, main, tidur.
Selama 3 hari itu pula kami seperti Tarzan dan Jane, bugil terus. Rasanya anda para pembaca
bisa membayangkannya sendiri bagaimana nikmatnya hidup seperti itu. Tapi yang paling penting
bagiku adalah cintaku padanya dan cintanya padaku, walaupun aku masih belum tahu sampai
kapan kami bisa hidup bersama.

Situs Cerita Dewasa-Cerita Panas-Cerita Porno-Cerita Seks


 Tentang Cerita Dewasa

Pelayanan Seks Vani


Video Bokep ABG SMU

Koleksi Cerita Dewasa.Kuliah jam terakhir di kampus S di kawasan Jakarta Selatan baru saja
berakhir. Jam menunjukkan pukul 18.00 dan hari pun mulai gelap. Vani, mahasiswi semester 4
fakultas Ekonomi dengan rambut sebahu berwarna brunette berjalan meninggalkan kampus
menuju halte depan kampus. Sesampainya di halte, Vani merasa agar kurang nyaman. Mata para
cowok penjual rokok dan si timer memelotinya seolah ingin menelanjanginya.

Tersadarlah Vani bahwa hari itu dia memakai pakaian yang sangat sexy. T-shirt putih lengan
pendek dengan belahan rendah bertuliskan WANT THESE?, sehingga tokednya yang berukuran
36C seolah hendak melompat keluar, akibat hari itu Vani menggunakan BH ukuran 36B
(sengaja, biar lebih nongol). Apalagi kulit Vani memang putih mulus. Di tambah rok jeans mini
yang digunakannya saat itu, mempertontonkan kaki jenjang & paha mulusnya karena Vani
memang cukup tinggi, 173cm.

”Buset, baru sadar gue kalo hari ini gue pake uniform sexy gue demi ngadepin ujiannya si
Hutabarat, biar dia gak konsen”, pikir Vani.

Biasanya Vani bila naik angkot menggunakan pakaian t-shirt atau kemeja yang lebih tertutup dan
celana panjang jeans, demi menghindari tatapan dan ulah usil cowok-cowok di jalan. Siang tadi
Vani ke kampus datang numpang mobil temannya, Angel. Tapi si Angel sudah pulang duluan
karena kuliahnya lebih sedikit.

Vani tambah salah tingkah karena cowok-cowok di halte tersebut mulai agak berani ngliatin
belahan tokednya yang nongol lebih dekat lagi. ”Najis, berani amat sih nih cowok-cowok
mlototin toked gw”, membatin lagi si Vani. Vani menggunakan bukunya untuk menutupi
dadanya, tapi mereka malah mengalihkan pandangan mesumnya ke pantat Vani yang memang
bulat sekal dan menonjol.

Makin salah tingkahlah si Vani. Mau balik ke kampus, pasti sudah gelap dan orang sudah pada
pulang. Mau tetap di halte nungguin angkot, gerah suasananya. Apalagi kalo naik bus yang pasti
penuh sesak jam segini, Vani tidak kebayang tangan-tangan usil yang akan cari-cari kesempatan
untuk menjamahi tubuhnya. Sudah kepikiran untuk naik taxi, tapi uang tidak ada. Jam segini di
kos juga kosong, mau pinjam uang sama siapa bingung. Vani coba alternatif terakhir dengan
menelpon Albert cowoknya atau si Angel atau Dessy teman2nya yang punya mobil, eh sialnya
HP mereka pada off. ”Buset, sial banget sih gue hari ini.”

Mulailah celetukan mesum cowok-cowok di halte dimulai ”Neng, susunya mau jatuh tuh, abang
pegangin ya. Kasihan, pasti eneng keberatan hehe”. Pias! Memerahlah muka Vani. Dipelototin si
tukang ojek yang berani komentar, eh dianya malah balas makin pelototin toked si Vani. Makin
jengahlah si Vani.
Tiba-tiba sebuah sedan BMW hitam berhenti tepat di depan Vani. Jendelanya terbuka, dan
nongolah seraut wajah hitam manis berambut cepak sambil menyeringai, si Ethan. Cowok
fakultas Ekonomi satu tahun di atas Vani, berkulit hitam, tinggi besar, hampir 180cm.
”Van, jualan lo disini? Hehe”.Vani membalas
”Sialan lo, gue ga ada tumpangan neh, terpaksa tunggu bus. Than, anter gue ya” pinta Vani.

Vani sebenarnya enggan ikut bersama si Ethan karena dia terkenal suka main cewek. Tapi,
dilihat dari kondisi sekarang, paling baik memang naik mobil si Ethan. Tapi si Ethan malah
bilang ”Wah sory Van, gue harus pergi jemput nyokap gue. Arahnya beda sama kosan elo”.
”Than, please anter gue ya. Ntar gw traktir deh lo” rajuk Vani. Sambil nyengir mesum Ethan
berucap ”Wah kalo ada bayarannya sih gue bisa pertimbangin”. ”Iya deh, ntar gue bayar” Vani
asal ucap, yang penting bisa pergi segera dari halte tersebut. ”Hehe sip” kata Ethan sambil
membuka pintu untuk Vani. Vani masuk ke dalam mobil Ethan, diiringi oleh pandangan sebel
para cowok-cowok di halte yang kehilangan santapan rohani.Mobil Ethan mulai menembus
kemacetan ibu kota.

”Buset dah lo Van, sexy amat hari ini”.


Kata Vani ”Gue sengaja pake uniform andalan gue, karena hari ini ada ujian lisannya si
Hutabarat, Akuntasi Biaya. Biar dia ga konsen, n kasi gw nilai bagus hehe”.
”Gila lo, gue biarin bentar lagi, lo udh dient*tin sama tu abang-abang di halte haha” balas Ethan.
“Sial, enak aja lo ngomong Than” maki Vani.

Sambil mengerling ke Vani, Ethan berucap “Van, bayaran tumpangan ini, bayar sekarang aja
ya”. ”Eh, gue bawa duit cuma dikit Than. Kapan2 deh gue bayarin bensin lo” balas Vani. “Sapa
yang minta diduitin bensin, Non” jawab Ethan. “Trus lo mau apa? Traktir makan” tanya Vani
bingung. “Ga. Ga perlu keluar duit kok. Tenang aja” ucap Ethan misterius. Semakin bingung si
Vani. Sambil menggerak-gerakan tangan kirinya si Ethan berkata ”Cukup lo puasin tangan kiri
gue ini dengan megangin toked lo. Nepsong banget gue liatnya”. Seringai mesum Ethan
menghiasi wajahnya. Seperti disambar petir Vani kaget dan berteriak ”BANGSAT LO THAN.
LO PIKIR GUE CEWE APAAN!!”. Pandangan tajam Vani pada wajah Ethan yang tetap cengar-
cengir. “Yah terserah lo. Cuma sekenyot dua kenyot doang. Apa lo gue turunin disini” kata
Ethan. Pada saat itu mereka telah sampai di daerah yang gelap dan banyak gubuk gelandangan.
Vani jelas ogah. “Bisa makin runyam kalo gue turun disini. Bisa2 gue digangbang” Vani
bergidik sambil melihat sekitarnya. ”Ya biarlah si Ethan bisa seneng-seneng bentar nggranyangi
toked gue. Itung-itung amal. Kampret juga si Ethan ini”. Akhirnya Vani ngomong ”Ya udah,
cuma pegang susu gue doang kan. Jangan lama-lama” Vani ketus. ”Ga kok Van, cuma sampe
kos lo doang” kata Ethan penuh kemenangan. ”Sialan, itu sih bisa setengah jam sendiri. Ya
udhlah, biar cepet beres nih urusan sialan” pikir Vani.

Tangan kiri Ethan langsung terjulur meraih toked Vani sebelah kanan bagian atas yang menonjol
dari balik t-shirtnya. Vani merasakan jari-jari kasar Ethan dikulit tokednya mulai membelai-belai
pelan. Darah Vani agak berdesir ketika merasakan belaian itu mulai disertai remasan-remasan
lembut pada toked kanan bagian atasnya. Sambil tetap menyetir, Ethan sesekali melirik ke
sebelah menikmati muka Vani yang menegang karena sebal tokednya diremas-remas. Ethan
sengaja jalanin mobil agak pelan, sementara Vani tidak sadar kalau laju mobil tidak secepat
sebelumnya, karena konsen ke tangan Ethan yang mulai meremas-remas aktif secara bergiliran
kedua bongkahan tokednya.

Nafas Vani mulai agak memburu, tapi Vani masih bisa mengontrol pengaruh remasan-remasan
tokednya pada nafsunya ”Enak aja kalo gue sampe terangsang gara-gara ini” pikir Vani. Tapi
Ethan lebih jago lagi, tiba-tiba jari-jarinya menyelusup kedalam t-shirt Vani, bahkan langsung
masuk kedalam BH-nya yg satu ukuran lebih kecil. Toked Vani yang sebelah kanan terasa begitu
penuh di telapak tangan Ethan yang sebenarnya lebar juga. ”Ahh…!” Vani terpekik kaget karena
manuver Ethan. ”Hehe buset toked lo Van, gede banget. Kenyal lagi. Enak banget
ngeremesinnya. Tangan gue aja ga cukup neh hehe” ujar Ethan penuh nafsu.

Ethan melanjutkan gerakannya dengan menarik tangan kirinya beserta toked Vani keluar dari
BH-nya. Toked sebelah kanan Vani kini nongol keluar dari wadahnya dan terekspos full.
”Wuah..buset gedenya. Pentilnya juga gede neh. Sering diisep ya Van” kata Ethan vulgar.
”Bangsat lo Than. Kok sampe gini segala” protes Vani berusaha mengembalikan tokednya
kedalam BH-nya. Tangan Vani langsung ditahan oleh Ethan ”Eh, inget janji lo. Gue boleh
ngremesin toked lo. Mo didalam BH kek, di luar kek, terserah gue”. Sambil cemberut Vani
menurunkan tangannya. Penuh kemenangan, Ethan kembali menggarap toked Vani yang kini
keluar semuanya.

Remasan-remasan lembut di pangkal toked, dilanjutkan dengan belaian memutar disekitar


puting, membuat Vani semakin kehilangan kendali. Nafasnya mulai memburu lagi. Apalagi
Ethan mulai memelintir-melintir puting Vani yang besar dan berwarna pink. Gerakan memilin-
milin puting oleh jari-jari Ethan yang kasar memberikan sensasi geli dan nikmat yang mulai
menjalari toked Vani. Perasaan nikmat itu mulai muncul juga disekitar selangkangan. Perasaan
geli dan getaran-getara nikmat mulai menjalar dari bawah puser menuju ujung selangkangan
Vani. ”Ngehek nih cowok. Puting gue itu tempat paling sensitif gue. Harus bisa nahan!”
membatin si Vani.

Tapi puting Vani yang mulai menegang dan membesar tidak bisa menipu Ethan yang
berpengalaman. ”Hehe mulai horny juga nih lonte. Rasain lo” pikir Ethan kesenangan. Karena
berusaha menahan gairah yang semakin memuncak, Vani tidak sadar kalau Ethan sudah
mengeluarkan kedua bongkah tokednya. Tangan kiri Ethan semakin ganas meremas-remas toked
dan memilin-milih kedua puting Vani. Ucapan-ucapan mesum pun mulai mengalir dari Ethan
“Nikmatin aja Van, remasan-remasan gue. Puting lo aja udh mulai ngaceng tuh. Ga usah ditahan
birahi lo. Biarin aja mengalir. memek lo pasti udah mulai basah sekarang”. Vani sebal
mendengar ucapan-ucapan vulgar Ethan, tapi pada saat yang sama ucapan-ucapan tersebut
seperti menghipnotis Vani untuk mengikuti libidonya yang semakin memuncak. Vani juga mulai
merasakan bahwa celana dalamnya mulai lembab.

“Sial..memek gue mulai gatel. Gue biarin keluar dulu kali, biar gue bisa jadi agak tenangan. Jadi
habis itu, gue bisa nanganin birahi gue walopun si Ethan masih ngremesin toked gue” pikir Vani
yang mulai susah menahan birahinya. Berpikir seperti itu, Vani melonggarkan pertahanannya,
membiarkan rasa gatal yang mulai menjalari memeknya menguat. Efeknya langsung terasa.
Semakin Ethan mengobok-ngobok tokednya, rasa gatal di memek Vani semakin memuncak.
“BUSETT. Cuma diremes-remes toked gue, gue udah mo keluar”. Vani menggigit bibir
bawahnya agar tidak mendesah, ketika kenikmatan semakin menggila di bibir memeknya. Ethan
yang sudah memperhatikan dari tadi bahwa Vani terbawa oleh birahinya, semakin semangat
menggarap toked Vani.

Ketika melihat urat leher Vani menegang tanda menahan rasa yang akan meledak di bawahnya,
jari telunjuk dan jempol Ethan menjepit kedua puting Vani dan menarik agak keras kedepan.
Rasa sakit mendadak di putingnya, membawa efek besar pada rasa gatal yang memuncak di
memiaw Vani. Kedua tangan Vani meremas jok kuat-kuat, dan keluar lenguhan tertahan Vani
“Hmmmffhhhhhhh….”. Pada saat itu, memek Vani langsung banjir oleh cairan pejunya. Pantat
Vani mengangkat dan tergoyang-goyang tidak kuat menahan arus orgasmenya.
“Oh..oh..hmmffhh” Vani masih berusaha menahan agar suaranya tidak keluar semua, tapi sia-sia
saja. Karena Ethan sudah melihat bagaimana Vani orgasme, keenakan karena tokednya
dipermainkan. “Hahaha dasar lonte lo Van. Sok ga suka. Tapi keluarnya sampe kelonjotan gitu”
Ngakak Ethan penuh kemenangan.

Nafas Vani masih tidak beraturan, dan agak terbungkuk-bungkuk karena nikmatnya gelombang
orgasme barusan. “Kampret lo Than” maki Vani perlahan. “Lo boleh seneng sekarang. Tapi
berikut ga bakalan gue keluar lagi. Gue udah ga horny lagi” tambah Vani yang berpikir setelah
dipuasin sekali maka libidonya akan turun. Tapi, ternyata inilah kesalahan terbesarnya. Beberapa
saat setelah memeknya merasakan orgasme sekali, sekarang malah semakin berkedut-kedut,
makin gatal rasanya ingin digesek-gesek. ”Lho, kok memek gue makin gatel. Berkedut-kedut
lagi. Aduuuh..gue pengen memek gue dikontolin sekaraangg..siaall..” sesal Vani dalam hati.
Ethan seperti tahu apa yang berkecamuk dalam diri (dan memek) Vani. Walaupun Vani bilang
dia tidak horny lagi, tapi nafasnya yang memburu dan putingnya yang semakin ngaceng
mengatakan lain. Ethan menghentikan mobilnya mendadak di pinggir jalan bersemak yang
memang sangat sepi, dan tangannya langsung bergerak ke setelan kursi Vani.

Tangan satunya langsung menekan kursi Vani agar tertidur. Vani yang masih memakai seatbealt,
langsung ikut terlentang bersama kursi. ”EEHHH…APA-APAAN LO THAN??” Teriak Vani.
Tidak peduli teriakan Vani, tangan kiri Ethan langsung meremas toked Vani lagi, sedang tangan
kanannya langsung meremas memek Vani. ”OOUUHHHH……….!!” lenguh Vani keras, karena
tidak menyangka memeknya yang semakin gatel dan berkedut-kedut keras akan langsung
merasakan gesekan, bahkan remasan. Akibatnya, Vani langsung orgasme untuk kedua kalinya.
Ethan tidak tinggal diam, ketika badan Vani masih mengejang-ngejang, jari-jarinya menggesek-
gesek permukaan celana dalam Vani kuat-kuat. Akibatnya, gelombang orgasme Vani terjadi
terus-menerus.

”Oouuuhh…Aghhhh…Ouhhhhhhhh hh Ethaannnnn…!! Teriak Vani makin keras karena


kenikmatan mendadak yang menyerang seluruh selangkangan dan tubuhnya. Kedua tangan Vani
semakin kuat meremas jok, mata memejam erat dan urat-urat leher menonjol akibat kenikmatan
yang melandanya. Ketika gelombang orgasme mulai berlalu, Vani mulai membuka matanya dan
mengatur pernafasannya. Rasanya jengah banget karena keluar begitu hebatnya di depan si
Ethan. ”Aseem, napa gue keluar sampe kaya gitu sih. Bikin tengsin aja. Tapi, emang enak
banget. Udah semingguan gue ga ngentot” batin Vani.
Saat Vani masih enjoy rasa nikmat yang masih tersisa, Ethan sudah bergerak di atas Vani,
mengangkat t-shirt Vani serta menurunkan BH-nya kekecilan sehingga toked Vani yang bulat
besar terpampang jelas di depan hidung Ethan. Tersenyum puas dan napsu banget Ethan berucap
”Gilaa..toked lo Van. Gede banget, mengkal lagi. Harus gue puas-puasin ngenyotinnya ni
malem”. Ethan langsung menyergap kedua toked Vani yang putingnya masih mengacung tegak.
Mulutnya mengenyot toked yang sebelah kanan, sambil tangan kanannya meremas-remas &
memilin-milin puting yang sebelah kiri. Diisap-isap, lidah Ethan juga piawai menjilat-jilat dan
memainkan kedua puting Vani. Gigitan-gigitan kecil dipadu remasan-remasan gemas jemari
Ethan, membuat Vani terpekik ”Ehhgghh ahh.. ahh.. Ehhtanhnn.. kahtanya.. kahtanya cuma
pegang-pegang..kok.. kok sekarangg.. loh ngeyotin tohked guehh…ahh..ahh..” kata Vani sambil
tersengal-sengal nahan birahi yang naik lagi akibat rangsangan intensif di kedua tokednya. Ethan
sudah tidak ambil pusing ”Hajar bleh. Kapan lagi gue bisa nikmatin toked kaya gini bagusnya”.

Sekarang kedua tangan Ethan menekan kedua toked Vani ketengah, sehingga kedua putingnya
saling mendekat. Kedua puting Vani langsung dikenyot, dihisap & dimainin oleh lidah Ethan.
Sensasinya luar biasa, Vani semakin terhanyut oleh birahinya. Desahan pelan tertahan mulai
keluar dari bibir ranum Vani. Lidah Ethan mulai turun menyusuri perut Vani yang putih rata,
berputar-putar sejenak di pusernya. Tangan kanan Ethan aktif membelai-belai dan meremas paha
bagian dalam Vani. ”Aah..ah.. emhh.. emh..Than.. lo ngapahin sihh..” keluh Vani tak jelas.
Dengan sigap Ethan menyingkap rok mini Vani tinggi-tinggi. Memperlihatkan mini panty La
Senza Vani berwarna merah. Agak transparan, dibantu cahaya lampu jalan samar-samar
memperlihatkan isinya yang menggembung montok. Jembi Vani yang tipis terlihat hanya diatas
saja, dengan alur jembi ke arah pusernya. ”Buseett..sexxyy bangett.. bikin konak gue ampir ga
ketahan.” syukur Ethan dalam hati.

Tanpa babibu lagi jari-jari Ethan langsung menekan belahan memiek Vani, dan Ethan langsung
mengetahui betapa horny-nya Vani ”Wah Van, memek lo udah becek banget neh. Panty lo aja
ampe njeplak gini hehe”. Vani cuma bisa menggeleng-geleng lemah, sambil tetap menggigit
bibir bawahnya, karena jemari Ethan menenekan dan menggesek-gesek memeknya dari atas
panty. ”Thaan..than..singkirinn tangan lo doong….emh..emh..” keluh Vani perlahan, tapi
matanya memejam dan gelengannya semakin cepat. ”Wah, harus cepat gw beri teknik lidah gue
neh, biar si Vani makin konak hehe” pikir Ethan napsu.

Cepat Ethan ambil posisi di depan selangkangan Vani yang terbuka. Kursi Vani dimundurkan
agar beri ruang cukup untuk manuver barunya. Paha Vani dibuka semakin lebar, dan Vani nurut
saja. Jemari Ethan meraup panty mungil Vani, dan membejeknya jadi bentuk seperti seutas tali
sehingga masuk kedalam belahan memek Vani. Ethan mulai menggesek-gesekkan panty Vani ke
belahan memiawnya dengan gerakan naik turun dan kiri kanan yang semakin cepat. ”Aah..
aahh…ehmm..ehhmm.. uuh.. hapaan itu Etthann ahh…” desah Vani keenakan, karena gesekan
panty tersebut menggesek-gesek bibir dalam memeknya sekaligus clitorisnya. Ethan juga
semakin konak melihat memek Vani yang terpampang jelas.
Dua gundukan tembem seperti bakpau, mulus tanpa ada jembi di sekelilingnya, cuma ada
dibagian atasnya saja.

”Van, memek lo ternyata mantap & montok banget. Pasti enak kalo gue makan neh. Apalagi
sampe gue genjot nanti hehe” ujar Ethan penuh nafsu. Panty Vani dipinggirkan sehingga lidah
Ethan dengan mudah mulai menjilati bibir memiaw Vani. Tapi sebentar saja Ethan tidak betah
dengan panty yang mengesek pipinya. Langsung diangkatnya pantat Vani, dan dipelorotkan
panty-nya.

Kini antara Ethan dan memek Vani yang tembem dan mulus, sudah tidak ada penghalang apa-
apa lagi. Ethan langsung menyosorkan mulutnya untuk mulai melumat bakpao montok itu. Tapi,
Vani yang tiba-tiba memperoleh kesadarannya, karena ada jeda sesaat ketika Ethan melepaskan
pantynya, berusaha menahan kepala Ethan dengan kedua tanggannya. ”Gila lo Than, mo ngapain
lo?? Jangan kurang ajar ya. Bukan gini perjanjian kita!” ujar Vani agak keras. Tapi kedua tangan
Vani dengan mudah disingkirkan oleh tangan kiri Ethan, dan tanpa dapat dicegah lagi mulut
Ethan langsung mencaplok memek Vani. Ethan melumatnya dengan gemas, sambil sekali lidah
menyapu-nyapu clitoris dan menusuk-nusuk kedalam memiaw. Bunyi kecipakan ludah dan peju
Vani terdengar jelas. Konak Vani yang sempat turun, langsung naik lagi ke voltase tinggi.
Kepala Vani mengangkat dan dari bibirnya yang sexy keluar lenguhan agak keras.

”Ouuuffhhh….eeahh…ah. .ah lo apain mehmmek gue Thann..” erang Vani nyaris setengah
sadar.

Rasa gatal yang hebat menyeruak dari sekitar selangkangannya menuju bibir-bibir memeknya.
Rasa gatal itu mendapatkan pemuasannya dari lumatan bibir, jilatan lidah dan gigitan kecil
Ethan. Tapi, semakin Ethan beringas mengobok-obok memek Vani dengan mulut, dibantu
dengan ketiga jarinya yang mengocok lubang memek Vani, rasa gatal nikmat itu malah semakin
hebat. Vani sudah tidak dapat membendung konaknya sehingga desahan dan erangannya sudah
berubah menjadi lenguhan.

” OUUHHHHG….. HMMPPHH… ARRGGHH.. HAHHH.. OUHHH..”.

Kepala Vani menggeleng ke kiri dan kanan dengan hebatnya. Kedua tangannya menekan kepala
Ethan semakin dalam ke selangkangannya. Pantatnya naik turun tidak kuat menahan rangsangan
yang langsung menyentuh titik tersensitif Vani. Rasa ogah & jaim sudah hilang sama sekali.
Yang ada hanya kebutuhan untuk dipuaskan.

”ETHAANN…GILLAA… HOUUUHHH.. ENAAKK…. THANN…AHHH” Vani semakin


keenakan.

Ethan yang sedang mengobok-obok memek Vani semakin semangat karena memek Vani sudah
betul-betul banjir. Peju dan cairan pelumas Vani membanjir di mulut dan jok mobil Ethan.
Jempol kiri Ethan menggesek-gesek clitoris Vani, sedang jari-jari Ethan mengocok-ngocok
lubang memek dan G-spot Vani dengan cepat. ”Heh, ternyata lo lonte juga ya Van. Mulut lo
bilang nggak-nggak mulu. Tapi memek lo banjir kaya gini. Becek banget” kata Ethan dengan
semangat sambil tetap ngocok memiaw Vani.

Dalam beberapa kocokan saja Vani sudah mulai merasakan bahwa gelombang orgasme sudah
diujung memeknya. Ketika Ethan melihat mata Vani yang mulai merem melek, otot-otot tangan
mulai mengejang sambil meremas jok mobil kuat-kuat dan pantat Vani yang mulai mengangkat,
Ethan tau bahwa Vani akan sampai klimaksnya. Langsung saja Ethan menghentikan seluruh
aktivitasnya di wilayah selangkangan Vani. Vani jelas saja langsung blingsatan ” Ah..ah napa
brentii…” sambil tangannya mencoba mengocok memeknya sendiri. Ethan dengan tanggap
menangkap tangan Vani, dan berujar ”Lo mau dituntasin?”. Vani merajuk ”Hiyah.. Than.. gue
udah konak banggett nih. Pleasee.. kocokin lagi gue ya”. “Kalo gitu lo nungging sekarang” kata
Ethan sambil menidurkan kursi sopir agar lebih lapang lagi dan ada pijakan buat Vani nungging.
“Napa harus nungging Than” Vani masih merajuk dan tangannya masih berusaha untuk
menjamah memeknya sendiri. “Ayo, jangan bantah lagi” kata Ethan sambil mengangkat pantat
Vani agar segera menungging.

Vani dengan patuh menaruh kedua tangannya di jok belakang, dengan kedua lutut berada di jok
depan yang sudah ditidurkan. Posisi yang sangat merangsang Ethan, demi melihat bongkahan
pantat yang bulat, dan memek tembem yang nongol mesum di bawahnya.

Cepat Ethan melepas sabuk dan celana panjangnya, lalu meloloskan celana dalamnya. Langsung
saja kontol hitam berurat sepanjang 17cm dan berdiameter 4.5cm itu melompat tegak
mengacung, mengangguk-ngangguk siap untuk bertempur. Vani yang mendengar suara-suara
melepas celana di belakangnya, menengok dan langsung kaget melihat kontol Ethan sudah
teracung dengan gagahnya.

”Buset, gede juga tu kontol, hampir sama dg punya Albert” pikir Vani reflek.
”Eh, lo mo ngontolin gue Than. Enak aja!” teriak Vani dan mencoba untuk membalik badan.

Tapi Ethan lebih cepat lagi langsung menindih punggung Vani, sehingga Vani harus bertelekan
lagi dengan kedua sikunya ke jok belakang. Ethan menggerakkan maju mundur pantatnya
sehingga kontolnya yang ngaceng, menggesek-gesek bibir memek Vani. ”Sshh…Than…mmhh..
jangan macem-macem lo ya!” ujar Vani masih berupaya galak, tidak mau dikentot oleh Ethan.

Kedua tangan Ethan meraih kedua toked besar Vani yang menggantung dan meremas-remasnya
dengan ganas. Sambil menciumi dan menggigit tengkuk Vani, Ethan berkata ”Udah deh, lo ga
usah sok ga doyan kontol gitu. Kan lo yang mau dituntasin. Ini gue tuntasin sekalian dengan
kontol gue. Lebih mantep timbang cuma jari & lidah hehe”. Remasan & pilinan di kedua toket
dan serbuan di tengkuk dan telinga membuat gairah Vani mulai naik lagi. Nafas Vani mulai
memburu. Tapi Vani masih mencoba untuk bertahan. Namun, gesekan kontol yang makin
intense di bibir memek Vani, betul-betul membuat pertahanan Vani makin goyah. Kepalanya
mulai terasa ringan, dan rasa gatal kembali menyerang memeknya dengan hebat.

”Hmffh…shh…awas lo Than kalo sampe hhemm.. sampe berani masukin kontol lo, lo bakal
gue..hmff..gue….OUUHHHHH” omongan Vani terputus lenguhannya, karena tiba-tiba Ethan
mengarahkan pal-kon nya ke lubang memek Vani yang sudah basah kuyup dan langsung
mendorongnya masuk, hingga kepala kontol Ethan yang besar kaya jamur merah amblas dalam
memek tembem Vani, sehingga ada peju Vani yang muncrat keluar.

”Hah..hah…shhh…brengs ek lo Ethannn. kontol lo…kontol lo…itu mo masuk ke memek


guee…” erang Vani kebingungan, antara gengsi dan birahi. Ethan diam saja, tapi memajukan
lagi pantatnya sehingga tongkolnya yang besar masuk sekitar 2 cm lagi, tapi kemudian ditarik
perlahan keluar lagi sambil membawa cairan pelumas memek Vani. Sekarang pantat Ethan maju
mundur perlahan, mengocok memiaw Vani tapi tidak dalam-dalam, hanya dengan pal-konnya
aja. Tapi, hal ini malah membuat Vani blingsatan, keenakan.

”HMFPHH….HEEMMFFHH…SS HH AAHH…Ethannn kontol lo… kontol lo… ngocokin


memek guee….hhmmmff”. Rasa gatal yang mengumpul di memek Vani, serasa digaruk-garuk
dengan enaknya. Vani yang semula tidak mau dikontolin, jadi kepengen dikocok terus oleh
kontol Ethan.

Kata Ethan ”Jadi mau lo gimana? Gue stop neh”. Ethan langsung mencabut kontolnya, dan
hanya menggesek-gesekkan di bibir memek Vani. ”Ethaan…pleasee.. kentot gue. Masukin
kontol lo ke memek gue. Gue udah ga tahan gatelnya..gue pengen dikenttooott!!!” rengek Vani
sambil menggoyang-goyangkua pinggulnya, berusaha memundurkan pantatnya agar kontol
Ethan yang dibibir memeknya bisa masuk lagi.

”Hahahaha sudah gue duga, elo emang lonte horny Van. Dari tampang & body elo aja gue tau,
kalo elo itu haus tongkol” tawa Ethan penuh kemenangan. ”Ayo buka paha lebih lebar lagi”
perintah Ethan. Vani langsung menurutinya, membuka pahanya lebih lebar sehingga memeknya
makin terpampang. Ethan tanpa tedeng aling-aling langsung menusukkan kontolnya kuat-kuat ke
memek Vani. Dan…BLESHH…seluruh tongkol hitam itu ditelan oleh memek montok Vani. Air
peju Vani terciprat keluar akibat tekanan tiba-tiba benda tumpul besar.

”AUUGGHHHH…………!!! ” pekik Vani yang kaget dan kesakitan.

”Hehehe gimana rasa kontol gue Van” kekeh Ethan yang sedang menikmati hangat dan basahnya
memek Vani. Vani masih shock dan agak tersengal-sengal berusaha menyesuaikan diri dengan
benda besar yang sekarang menyesaki liang memeknya. ”Buseet..tebel banget nih kontol, memek
gue penuh banget, keganjel. Mo buka paha lebih lebar lagi udah ga bisa.. mhhmff” erang Vani
dalam hati. Karena Vani diam saja, hanya nafasnya saja yang terdengar memburu.

Ethan mulai menarik keluar kontolnya sampai setengahnya, kemudian mendorongnya masuk
lagi. Demikian terus menerus dengan ritme yang tepat. ”Hehh..heh…mmm legit banget memek
lo Vannn..” desah Ethan keenakan ngentotin memek Vani yang peret tapi basah itu. Hanya butuh
tiga kocokan, Vani mulai didera rasa konak dan kenikmatan yang luar biasa. Menjalari seluruh
tangan, pundak, tokednya, sampai selangkangan dan seluruh memeknya. Rasa gatal yang sangat
digemari oleh Vani seperti mengumpul dan menjadi berkali lipat gatalnya di memeke Vani. Vani
sudah tidak mendesah lagi, tapi melenguh dengan hebat. Hilang sudah gengsi, tinggal rasa konak
yang dahsyat.

”UUHHHHH…..UHHH……OUUHHGG GG… ENNAAKKNYAA…”.


”OH GODD..memek GUE…memek GUE..”
Vani terbata-bata disela lenguhannya yang memenuhi mobil..
”memek GUE..GATELLL BANGETT….KENTTOOTTT GUE TTHANN…ARGGHH…”

Lenguhan Vani semakin keras dan omongan vulgar keluar semua dari bibir sexy-nya. Kepalan
tangan Vani menggegam keras, kepalanya menggeleng semakin cepat, pinggulnya bergerak
heboh berusaha menikmati seluruh kontol Ethan. Ethan pun terbawa napsunya yang sudah
diubun-ubun. Tangannya meremas-remas toked Vani tanpa henti dengan kasarnya, dan Ethan
sudah tidak menciumi pundak & tengkuk Vani, melainkan menggigitnya meninggalkan bekas-
bekas merah. Pantatnya bergerak maju mundur dengan ritme yang berantakan, cepat lalu
perlahan, kemudian cepat lagi, membuat kontol Ethan mengocok memek Vani seperti kesetanan.

Bunyi pejuh Vani yang semakin membanjir menambah nafsu mereka berdua semakin menggila.
SLEPP..SLEPP..SLEPP..PLAK..PLA K…suara kontol yang keluar masuk memek dan benturan
pantat Vani dengan pangkal kontol Ethan terdengar di sela-sela lenguhan Vani & Ethan. Tak
sampai 10 menit Vani merasakan aliran darah seluruh tubuhnya mengalir ke memeknya. Rasa
gatal sepertinya meruncing dan semakin memuncak di tempat-tempat yang dikocok oleh tongkol
Ethan.

”GUEE KELUAARRRR THANNN……OUUUHHHHHHHHH….A HHHHHHH…” teriak


Vani melampiaskan rasa nikmat yang tiba-tiba meledak dari memeknya. Ethan merasakan
semburan hangat pada tongkolnya dari dalam memek Vani. Karena Ethan tetap mengocokkan
kontolnya, bahkan lebih cepat ketika Vani mencapai klimaksnya, Vani bukan saja dilanda satu
orgasme, melainkan beberapa orgasme sekaligus bertubi-tubi.

”OAHHH…OHHH….UUUHH..KOK..K OK.. KLUAR TERUSSS NIIIHHH…” erang Vani


dalam klimaksnya yang berkali-kali sekaligus. Hal ini membuat Vani berada dalam kondisi
extacy dalam 30 detik lamanya. Badan Vani berkelonjotan, air pejunya muncrat keluar dari
dalam memeknya. ”Gilaa..enak bener than… gue sampe keluar berkali-kali” ujar Vani agak
bergetar karena Ethan masih dengan nafsunya mompain memek Vani. ”Hehehe demen banget
liat lo keluar kaya gitu Van. Betul-betul nafsuin. Tapi ini baru setengah jalan. Gue bikin lo lebih
kelonjotan lagi. Gue kentot lo sampai peju lo keluar semua” kata Ethan.

Vani hanya bisa merutuk dalam hati, karena memang dia merasa keenakan dientot Ethan dengan
cara sekasar itu. Kemudian Ethan membalik tubuh Vani agar terlentang dan bersandar di jok
belakang. Kedua kaki Vani diangkat dan mengangkang lebar sehingga Ethan bisa dengan jelas
melihat memek Vani yang chubby itu berleleran dengan peju Vani. ”Than, udahan dulu ya. Gue
lemes banget” Vani terengah-engah minta time-out. Tapi bukan Ethan namanya kalo nurutin
kemauan si cewek. Bagi Ethan, si cewek harus digenjot terus sampai betul-betul lemes, baru
disitu si cewek dapat klimaksnya yang paling hebat. Tidak pedulian rengekan Vani, Ethan
langsung mengarahkan kontolnya ke memek Vani yang menganga, dan langsung BLEESHH..!!
Dengan mudahnya memek Vani menelan kontol Ethan.

”Hmmffpp..sshiitt..” Vani cuma bisa mengumpat perlahan karena tiba-tiba saja (lagi) kontol
Ethan sudah amblas kedalam memeknya. Ethan langsung menggenjot Vani dengan kecepatan
tinggi. SLLEPP…SLEEPP… SLLEPPP…SLEPP…. kontol Ethan keluar masuk memek Vani
dengan cepat. Vani yang sudah lemes dan kehabisa energy, tiba-tiba mulai merasakan sensasi
horny lagi. ”Oh shit..gue kok horny lagi. Lagi-lagi memek gue minta digaruk shhhh..”
mengumpat Vani dalam hati. Ethan yang kini berhadapan dengan Vani, bisa melihat perubahan
mimik muka Vani yang dari lemes dan ogah-ogahan, menjadi mimik orang keenakan dan horny
abis. ”Hehehe gue kata juga apa. Elo memang harus dikentot terus, dasar memek lonte” ujar
Ethan sambil terus memompa memek Vani. Kedua tangan Ethan kini bertelekan di toked Vani,
dan meremasnya seperti meremas balon.
”AAHH…AHH…AHH..EEMMPPHH… .EKKHH….” erang Vani yang merem melek
keenakan dientot. Kali ini tidak sampai 5 menit, seluruh otot tubuh Vani sudah mengejang.
Kedua tangan Vani memeluk dan mencakar punggung Ethan kuat-kuat. Lenguhan yang keluar
dari mulut Vani semakin keras.

”HOUUUHH….HOOOHH….UUUGGHHH …ENNAAKKKKK..TERUSSS THANN….


GENJOTTT TERUSS…. GUE AMPIIRR NEEHHH……..”.
”Woe, lonte, lo udah mo keluar lagi? Tunggu gue napa” damprat Ethan tapi tetapi malah
mempercepat genjotannya. Tanpa dapat dihalangi lagi, memek Vani kembali berkedut-kedut
keras dan meremas-remas kontol Ethan yang berada didalamnya. Diiringi pekikan keras, Vani
mencapai klimaksnya yang kesekian.

”AAGGGHHHHHHHHHHHHH……….. ………GUE KLUUAARRR ……..”.

Vani merasakan gelombang kenikmatan yang luar biasa itu lagi, dan seluruh tulangnya serasa
diloloskan. ”Hhhh…..enak bangetttttt. Lemes banget gue” membatin si Vani. Melihat Vani yang
sudah keluar lagi, kali si Ethan agak kesal karena dia sebenernya juga sudah hampir keluar. Tapi
kalo si cewek sudah nggak binal lagi, si Ethan merasa kurang puas. ”Sialan, lo Van. Main keluar
aja lo. Kalo gitu gue entot diluar aja lo. Di sini sempit banget”.

Maka Ethan langsung membuka pintu mobil, keluar dan menarik Vani keluar. ”Eh..eh.. apa-
apaan ni Than. Gue mo dibawa kemana?” tanya Vani lemes. “Kaki gue lemes banget Than,
susah banget berdiri” tambah Vani. Ethan langsung bopong Vani keluar dari mobil. Langsung
dibawa kedepan mobil. Lantas badan Vani ditenkurapkan di kap depan BMW-nya.

Posisinya betul-betul merangsang. Pinggang ke atas tengkuran di kap mobil, dengan kedua
tangan terpentang. Kedua kaki Vani yang lemes menjejak tanah, dibuka lebar-lebar pahanya oleh
Ethan. Vani jengah sekali karena kini dia bugil di tempat terbuka. Siapa saja bisa melihat
mereka. ”Than, balik dalam lagi aja yuk” ujar Vani sambil berupaya berdiri. Tapi dengan
kuatnya tangan Ethan menahan punggung Vani agar tetap tengkurap di kap mobil, sehinggu
pantatnya tetap nungging. ”Kan gue udah bilang, gue bakal kentotin lo sampai habis peju lo
Van” ujar Ethan yang nafsunya makin berkobar melihat posisi Vani.

Hawa dingin malam malah membuat Ethan merasa energinya kembali lagi. Kedua tangan Ethan
meremas bongkahan semok pantat Vani, dan membukanya sehingga memek Vani yang masih
berleleran peju ikut membuka. Ethan langsung melesakkan kontolnya dalam-dalam ke memek
Vani. ”AHHHH…” pekik Vani tertahan.

Kali ini Ethan betul-betul seperti kesetanan. Tidak ada gigi 1, atau 2, bahkan 3. Langsung ke gigi
4 dan 5. Genjotan maju mundurnya dilakukannya sangat cepat, dan ketika menusukkan
tongkolnya dilakukan dengan penuh tenaga. PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK..bunyi pantat
Vani yang beradu dengan badan Ethan semakin keras terdengar. ”GILAA…ENAKKK
BANGET NIH memekKK…..” Ethan mengerang keenakan.

Tangannya mencengkram pantat Vani kuat-kuat, dan kepala Ethan mendongak ke atas,
keenakan. Vani yang mula-mula kesakitan, mulai terangsang lagi. Entah karena kocokan Ethan,
atau karena sensasi ngentot di areal terbuka seperti ini. Perasaan seperti dilihat orang, membuat
memek Vani berkedut-kedut dan gatel lagi. Maka lenguhannya pun kembali terdengar.

”OUUHHH….HHHMMFFPPPPP….OHH H..UOOHH…ENAK..ENAK..ENAAKKK ….”


Vani meceracau.

Mendengar lenguhan Vani, Ethan tambah nafsu lagi ”Ooo.. lo demen ya dikentot kasar gini ya
Van..Gue tambahin lagi kalo gitu” kata Ethan dengan nafas memburu. Jari-jari Ethan tetap
mencengkram bongkahan montok pantat Vani, tapi bedanya kedua jari jempolnya dilesakkan
kedalam lubang pantatnya. Dan digerakkan berputar-putar didalamnya. Lubang pantat Vani
adalah juga merupakan titik sensitif bagi Vani, sehingga mendatangkan sensasi baru lagi.
Apalagi 2 jari jempol yang langsung mengobok-oboknya. Vani makin blingsatan dan makin
heboh lenguhannya.

”GILAA LO THAN…UUHHHHHH.. UHH..UHH.. OUUUUUUHHHHHHH…..!

Vani sudah tidak bisa berkata-kata lagi, cuma lenguhan yang kluar dari mulutnya. Ethan tidak
sadar bahwa setelah hampir 10 menit mengocok Vani dari belakang, Vani sudah dua kali keluar
lagi. Vani yang sudah agak lewat sensasi orgasmenya, mulai menyadari bahwa gerakan Ethan
mulai tidak beraturan dan tongkolnya jadi membesar. ”Oh shit, Ethan mo keluar. Pasti dia
pengen nyemprot dalam memek gue. Harus gue cegah” pikir Vani panik. Tapi, pikiran tinggal
pikiran. Badan Vani tidak mau diajak kerja sama. Mulutnya meneriakkan ”THAAN, JANGAN
NGECRET DIDALLAMM….PLEASEE!!!”. Tapi Ethan yang memang sudah berniat
menyemprotkan pejunya dalam memek Vani, malah semakin semakin semangat menggenjot
dalam-dalam memek Vani. Vani sendiri karena memeknya semakin disesaki oleh kontol Ethan
yang membesar karena hendak ngecret, jadi terangsang lagi dan langsung hendak ngecret juga.

Maka, ketika Ethan mencapai klimaksnya, tangannya mencengkram pantat Vani kuat-kuat, dan
kontolnya ditekan dalam-dalam dalam memek Vani, Ethan meraung keras.
“HMMUUUUAHHHHH….AAHHHH” cairan peju hangat Ethan menyemprot berkali-kali
dalam liang memek Vani. Vani pun bereteriak keras ” OUUUAAHHHH….GUE
KELUARRRRR….” dan pejunya pun ikut muncrat lagi.

Kedua mahluk lain jenis itu berkelonjotan menikmati setiap tetes peju yang mereka keluarkan.
Cairan peju Ethan dan Vani berleleran keluar dari sela-sela jepitan kontol & memek Vani.
Banyak sekali cairan yang keluar meleleh dari memek Vani turun ke pahanya.

Ethan puas sekali bisa menembakkan pejunya dalam memek cewek sesexy Vani. Apalagi si Vani
ikutan keluar juga. ”Komplet dah” pikir Ethan. Karena lemas, Ethan ikut tengkurap, menindih
tubuh Vani di atas kap mobil. kontolnya yang mulai mengecil, masih dibiarkan di dalam memek
Vani. Sedang Vani sendiri, masih memejamkan mata menikmati setiap sensasi extasy
kenikmatan orgasme yang masih menjalarinya seluruh tubuhnya. Belum pernah ia ngentot
sampai keluar lebih dari 4 kali seperti ini. Apalagi sebelumnya dia sempat menolak. Rasa tengsin
dan malu mulai menjalar lagi, setelah gelombang kenikmatan orgasmenya memudar.
Ethan yang masih menindihnya berkata ”Hehehe enak kan. Gue demen banget ngentot sama lo
Van. Betul-betul binal & liar. Memek lo ga ada matinya, nyemprot peju mulu” kata Ethan
seenaknya. Vani cuma bisa diam dan ngedumel dalam hati. ”Udah, bangun lo. Anter gue pulang
sekarang. Berlebih banget nih gue bayarnya” ujar Vani ketus. ”Heheh ok..ok gue udah dapet apa
yang gue mau. Sekarang gue anter lo pulang” balas Ethan.

Ethan pun bangun dari punggung Vani dan beranjak ke pintu mobil dan mulai memakai pakaian
dan celananya. Tapi kemudian dia heran, kok si Vani masih tengkurapan aja di kap mobil. ”Hei,
katanya mo pulang. Kok masih tengkurapan aja” tanya Ethan. Vani tidak menjawab, hanya
terdenger dengusan nafas saja. Ketika Ethan menghampiri, terlihatlah betapa merahnya muka
Vani, karena menahan malu. ”Than, bantuin gue bangun dong. Kaki gue lemes banget.
Selangkangan gue rasanya kaya masih ada yang ngganjel” ujar Vani malu-malu. ”Hahaha…KO
juga lo ya, cewe paling bahenol di kampus” tawa Ethan membahana. Bertambahlah merahlah
muka si Vani. Ketika mau bopong Vani, tiba-tiba pikiran mesum Ethan keluar lagi.
Dikeluarkanlah HP-nya yang berkamera. Ethan ambil beberapa shot posisi Vani yang mesum
banget itu plus dua close up memek Vani yang berleleran peju.

Karena Vani memejamkan mata untuk mengatur nafas, dia tidak sadar akan tindakan Ethan.
Akhirnya Ethan kasihan juga, tubuh Vani dibopong masuk kedalam mobil. Bahkan dibantuin
memakai pakaian dan roknya lagi. Tapi ketika Vani meminta panty-nya, Ethan berkata ”Ini buat
gue aja. Kenang-kenangan. Lo ga usah pake aja. Memek lo butuh udara segar kelihatannya, habis
tadi gue sumpalin pake kontol gue terus”. ”Sial lo Than. Ya udah, ambil dah sana” ketus Vani.

Vani langsung tertidur di kursi mobil. Baru terbagun ketika mobil Ethan sudah sampai di depan
pagar kos-kosan Vani. ”Lo bisa jalan ga Van? Kalo masih lemes, gue papah deh masuk ke kamar
lo. Itung-itung ucapan terima kasih sudah mau ngentot ama gue malam ini hehe” kata Ethan
nakal. Vani tidak bisa menolak tawaran itu, karena memang dia masih merasa lemas dikedua
kakinya. Maka Ethan pun memapah Vani berjalan menuju kosnya.

Kamar Vani ada di lantai 2. Kamar-kamar di lantai 1 sudah pada tertutup semua. Tidak ada
penghuninya yang nongkrong di luar. Diam-diam Vani merasa lega. Apa kata orang kalo dia
pulang dipapah seperti ini. Kalo ga dibilang lagi mabok, bisa dibilang yang enggak-enggak
lainnya. Tapi sialnya, ketika dilantai 2 mereka berpapasan dengan si Mirna yang baru dari kamar
mandi. Mirna yang selama ini jealous dengan kesexy-an Vani, perhatiin Vani dari ujung rambut
sampai ujung kaki.

Tiba-tiba si Mirna ketawa sinis ”Napa lo Van”. ”Sedikit mabok Mir” jawab Vani sekenanya.
”Mabok apa lo? Mabok peju kelihatannya” kata Mirna nyelekit sambil mandangi paha Vani.
Reflek Vani nengok kebawah, betapa kagetnya Vani, karena dia baru sadar tadi belum bersihin
leleran peju Ethan dan pejunya sendiri. Lelehan peju mengalir dari dalam memek Vani, sampai
lututnya. Cukup banyak, sehingga kelihatan jelas.

PIASS! Muka Vani langsung memerah. Vani langsung berpaling, sedang Mirna terkekeh senang.
”Kalo elo kelihatannya malah kekurangan peju neh. Mana ada cowo yang ikhlas kasi pejunya ke
cewe kerempeng kayo elo?” tiba-tiba Ethan nyeletuk pedes. Muka Mirna berubah dari merah,
kuning sampai jadi ungu.
”Heh, gue juga punya cowok yang mau ngentot sama gue tanpa gue minta” balas Mirna ketus.
”Nah, berarti kan lo bedua sama, sama-sama butuh kontol & pejunya. Napa saling hina. Urus aja
urusan lo masing-masing, dan kenikmatan lo masing-masing. Ga usah saling sindir” tandas
Ethan.

Mirna langsung terdiam, dan ngloyor masuk dalam kamarnya. Vani sedikit terkejut, ga nyangka
kalo si bejat Ethan bisa ngomong cerdas seperti itu. Betul-betul penyelamatnya. Setelah
ditidurkan di ranjangnya Ethan pamit ”Gue cao dulu ya Van. Thanks buat malam ini. Betul-betul
sex yang hebat. Baru kali ini gue ngrasain. Kalo lo pengen, call gue aja ya. kontoll gue selalu
siap melayani hehe”. ”Enak aja. Ini pertama dan terakhir Than. Kapok gue naik mobil lo” balas
Vani pedas.

Ethan cuma tartawa saja, lalu berbalik menutup pintu dan pergi. Sebenarnya Vani merasakan hal
yang sama dengan Ethan, betul-betul sex yang luar biasa malam ini. Vani ragu-ragu, bila Ethan
ngajak lagi, emang dia bakal langsung nolak. Kok ga yakin ya? Sialan maki Vani pada diri
sendiri. Sekarang gue butuh tidur. Dalam sekejap Vani langsung terlelap, tanpa berganti pakaian.

Situs Cerita Dewasa-Cerita Panas-Cerita Porno-Cerita Seks

 Tentang Cerita Dewasa

Penghibur Kesepian Istri Kakakku


Video Bokep ABG SMU

Koleksi Cerita Dewasa.Sebut namaku Dede, semasa kuliah aku tinggal bersama kakakku Deni
dan istrinya Dina. Aku diajak tinggal bersama mereka, karena kampusku dekat dengan rumah
mereka, daripada aku kost. Usiaku dengan Kak Deni selisih 5 tahun dan Dina 2 tahun lebih tua
dariku.

Karena Kak Deni bertugas di kapal, ia sering jarang di rumah. Sering kulihat Dina kelihatan
kesepian karena ditinggal kakakku. Kuhibur dia dan akhirnya kami sering bercanda. Lama-lama
Terkesan kalau Dina lebih dekat ke aku dibanding Kak Deni. Karena Kak Deni jarang pulang
akhirnya kami sering keluar jalan-jalan. Dan terkadang kami nonton bioskop berdua untuk
menghilangkan rasa sepi Dina. Sering Dina dikira pacarku, tentu aku jadi bangga jalan
dengannya. Seluk beluk di dirinya membuat mata terpikat dan tak lepas melirik. Keesokan
harinya sepulang kuliah kulihat rumah sepi. Sesaat aku bingung ada apa dan kemana Dina.
Sesaat kulihat di celah pintu kamarnya ada cahaya TV. Segera kucek apa ia ada di kamar.
Kubuka pintunya, sesaat kuterdiam, terlihat di TV kamarnya adegan yang merangsang, sekilas
kulihat Dina sedang terlentang dan ia kaget akan kehadiranku. “Maaf Mbak!” sahutku dengan
tidak enak.
Lalu kututup pintu kamar dan keluar. Sekilas teringat yang sekilas kulihat tadi. Dina sedang
asyik memainkan buah dadanya yang besar dan daerahnya yang indah dengan sebagian kulit
yang tak tertutup sehingga memamerkan beberapa bagian tubuhnya. Sesaat beberapa lama di
dalam kamar. Rasanya kuingin menonton yang Dina tonton tadi. Lalu kusetel CD simpanan di
kamarku. Tampaknya birahiku muncul melihat adegan-adegan itu, sesaat terlintas yang
dilakukan Dina di kamarnya. Tubuhnya merangsang pikiranku untuk berkhayal. Akhirnya
seiring adegan film aku berkhayal bercinta. Kukeluarkan penisku dan kumainkan. Sesaat aku
kaget, Dina masuk ke kamarku. Rupanya aku lupa mengunci pintu. Ia terlihat terdiam melihat
milikku. Wajahnya tegang dan bingung. Sesaat kami sama-sama terdiam dan bingung.

“Ma.. maaf, ganggu ya,” tanya Dina dengan matanya yang menatap milikku.
“Eh.. enggak Mbak, a.. ada apa Mbak,” sahutku dengan tanganku yang masih memegang
milikku.
“Nggak, tadi ada apa kamu kekamar?” tanya Dina dengan bingung karena kejadian ini.
“Oh itu, sangkain aku rumah kosong, aku nyari Mbak,” sahutku sambil kumasukkan milikku
lagi.
“Kamu nonton apa?” tanya Dina lalu melihat film yang kusetel.
“I.. itu.. sama yang tadi,” sahutku dengan isyarat yang ditonton Dina di kamarnya.
Dina terdiam sesaat sambil melihat film.
“Maaf Mbak, boleh pinjem yang tadi nggak?” tanyaku dengan malu.
“Boleh, kenapa enggak?” jawab Dina.
“Mau minjem Mbak.. apa mau nonton di sini?” tawarku kepada Dina.
“Sekalian aja deh, biar rame,” jawabnya.

Adegan demi adegan difilm kami lewati, dan beberapa kali kami mengganti film. Kami juga
berbincang dan mengobrol tentang yang berhubungan di film bokep. Mungkin karena kami
sering berdua dan bicara dari hati ke hati akhirnya kami merasakan ada kesamaan dan
kecocokan. Kami tidak canggung lagi. Rasanya kami sama-sama menyukai tapi kami sadari Dina
milik kakakku. Kami akhirnya biasa duduk berduaan dengan dekat. Sering dan banyak film kami
tonton bersama. Kami akhirnya mulai sering melirik dan bertatapan mata. Sesaat saat film
berputar tanpa kami sadari, tatapan mata kami membuat bibir kami bersentuhan. Tampaknya
gairah kami sama dan tak bisa dibendung dan kami tergerak mengikuti iringan gairah dan birahi.
Aku pikir ciuman tak apalah, akhirnya bibir dan lidah kami saling bersaing. Nafsu membuat
kami terus berebutan air liur.

Beberapa lama kami nikmati kejadian ini, kemudian kami tersadar dan berhenti. Kami hanya
bisa diam dalam pelukan. Mata kami tak sanggup bertatapan. Rasanya bingung. Cukup lama
kami berpelukan sampai akhirnya kami duduk biasa lagi. Kehangatan tubuh dan sikap Dina
memancing birahiku. Beberapa lama kami tak bisa mengeluarkan kata-kata. Perlahan kubuai
rambut panjang Dina. Tampaknya ia menyukainya. Perlahan tanganku mengelus pundaknya.
Sesaat kami bertatapan lagi. Wajahnya dewasa dan cantik, kurasakan wajah yang mengharapkan
sentuhan dan kehangatan. Kurasakan isyarat dari Dina untuk berciuman lagi. Tanpa basa-basi
kulahap bibirnya, ahh nikmat rasanya. Bibirnya terasa lembut di bibirku. Lalu dada kami saling
berhadapan. Sekilas kulihat buah dadanya yang besar. Lalu kupeluk Dina dengan maksud ingin
menyentuh dan merasakan miliknya.
Sesaat kurasakan miliknya di dadaku, besar, empuk dan besar. Perlahan tanganku mengelus-elus
pahanya yang lembut dan halus. Sebagai penjajakan kuelus selangkangannya, tampaknya ia
menikmatinya. Kurasakan tanganku ia elus sebagai tanda ia menyukainya. Tanpa menunggu aku
segera meraba-raba daerah sensitifnya. Sesaat tanganku ia raih dan ia giring ke dadanya. Ahh,
akhirnya kurasakan buah dada yang besar di dekapan tanganku. Sesaat kurasakan milikku
didekap tangan Dina, ahh rasanya aku menikmatinya. Perlahan tangannya memainkan, nikmat
rasanya. Perlahan kulepaskan tangan Dina dari milikku. Kubuka sebagian celanaku sehingga
milikku menghunus tegap. Kuraih tangannya dan kuarahkan ke milikku. Sesaat tangannya
mendekap milikku, ia mainkan lalu beberapa lama kemudian wajahnya menuju ke milikku dan ia
hisap. Ah, lembutnya mulut Dina. Rupanya ia suka menghisap milikku. milikku keluar masuk di
mulutnya secara perlahan seiring tangannya yang mengayun-ayun milikku.

Perlahan kuangkat kaosnya sehingga terlihat buah dada yang tertutup bra. Kuraih kaitannya dan
kulepas. Perlahan tanganku menyusup di branya lalu meraba dan meremas buah dadanya yang
besar, halus dan lembut. Kurasakan putingnya yang kenyal mengeras, dadanya pun mengeras.
Lalu tanganku menuju celana pendeknya dan kubuka bersama celana dalamnya. Ahh, indah
tubuhnya bila tanpa pakaian dan sangat merangsang. Pinggangnya yang ramping dan pinggul
yang lumayan, kulitnya putih bersih dan mulus. Kuelus-elus bokongnya yang halus dan lembut.
Pahanya kuraba lalu bulunya dan tonjolan sensitifnya. Seiring hisapannya kumainkan bibir
vagina yang sudah basah perlahan jariku masuk ke liang vaginanya. Kurasakan lembut di
jemariku, nikmat rasanya.”Dede.. oouuhh..” ucapnya seiring jariku yang tertancap di liangnya.
Sesaat kemudian kurasakan gerakan mulut dan nafasnya tambah cepat. Kurasakan air liur Dina
membasahi milikku.

Cukup lama mulutnya bermain sampai ku tak tahan menahan maniku. “Mmmhh..” ucap Dina
seiring semburanku di dalam mulutnya. Kurasakan mulutnya tetap menghisap milikku, lalu
maniku dan terus sampai beberapa lama. Kemudian bibirnya selesai bermain. “Udah De?”
sahutnya dengan isyarat apakah aku puas. Aku tersenyum melihat wajah cantiknya yang
memucat dan merangsang. Rasanya milikku belum puas masuk di mulutnya. Kemudian ia
terbaring dengan jariku yang masih masuk di liangnya. “Mbak yang ini belom,” sahutku dengan
isyarat jariku yang keluar masuk di liangnya.”Emang kenapa?” tanyanya dengan isyarat wajah
yang menanyakan apa keinginanku. Kemudian kubuat posisi bersetubuh. Kaki Dina
mengangkang lebar dan terangkat seakan siap bermain. Bibir vagina yang agak merah terlihat
jelas olehku. Milikku yang terhunus akhirnya menyentuh bibir vaginanya yang lembut yang
sudah basah. Perlahan kumasukkan dan akhirnya hilang tertelan di liang Dina yang lembut.

“Mmhh..” desah Dina dengan dagunya yang perlahan terangkat dan telapak kakinya memeluk
pinggulku. Milikku keluar-masuk diliangnya dan dada Dina membusung seakan tidak kuat
merasakan kenikmatan sentuhanku. “Ooouuhh.. oouuhh..” berulang desahan itu Dina keluarkan.
Beberapa lama kurasakan nikmatnya tubuh Dina. Perlahan kurasakan pinggul Dina bergerak
sehingga mempercepat gesekan penis dan liangnya. Sessat ia dekap tubuhku. Tubuhnya
menegang. “Dede..” ucapnya dengan getaran kenikmatan. Aahh Kurasakan penisku didekap kuat
liang  Dina. “Ooouuhh,” desah nikmat Dina. Kulihat Dina mulai melemas pasrah. Melihat ini
gairahku meningkat seakan tubuhnya santapanku. Nafsuku membuat milikku keluar masuk
dengan cepat. Ahh, puncakku disaat penisku masih di dalam liang Dina. Aku tak dapat menahan
semburanku karena nikmatnya tubuh Dina. “Ooouuhh..” desah Dina mengiringi setiap
semburanku. Milikku kubiarkan tertancap terus. Tampaknya Dina tak menolaknya. Tubuhku
belum puas menikmati tubuhnya. Terkadang tanganku menikmati dada dan putingnya. Dan
beberapa kali kami berciuman lagi. Aku tak peduli walaupun bibirnya bekas milik dan maniku
karena benar-benar nikmat.

Sampai tenaga kami pulih, kurasakan dekapan liang Dina yang agak mengering basah lagi. Lalu
kami bermain lagi. Ini terus kami lakukan sampai kami tak kuat dan tidur kelelahan. Esoknya
kami tersadar dan kami mandi bersama. Tampaknya kami menyukai kejadian kemarin. Rasa
bersalah hilang karena Kami rasakan kecocokan, dan kami teruskan hubungan ini. Karena
kakakku jarang di rumah kami sering berdua, tidur bersama dan mandi bersama dengan
sentuhan-sentuhan yang nikmat. Ini menjadi rahasia kami berdua seterusnya. sampai aku
memiliki istri dan sama-sama mempunyai anak kami terus berhubungan.

TAMAT

Situs Cerita Dewasa-Cerita Panas-Cerita Porno-Cerita Seks

 Tentang Cerita Dewasa

Kenikmatan Berdua
Video Bokep ABG SMU

Cerita Dewasa ini hanyalah fiktif belaka, bila ada kesamaan, itu hanyalah kebetulan. Saya cowok
yang masih single. Saya bekerja seruangan dengan seorang cewek cantik. Dia atasan saya,
orangnya cantik dan montok menggoda. Dia suka membuat kemaluan saya naik terus, karena
memang dia punya hobby melakukan hubungan seks. Dan kebetulan, saya juga punya hobby
yang sama, tetapi tidak semaniak dia. Hampir tiap hari dia bermain seks dengan cowok yang
disenanginya, bahkan saya sendiri sering diajak bermain dengan dia. Disamping saya senang dan
menikmati tubuhnya yang aduhai itu, saya juga tidak berani menolak perintahnya. Pokoknya asal
ibu senang. Dan saya dijanjikan naik pangkat, dan tentu saja gaji naik juga dong plus bonus
tubuhnya yang montok itu.

Dia orangnya cantik, meskipun umurnya jauh di atas umur saya. Karena dia selalu suka memakai
rok ’super’ mini warna putih transparan, maka saya tahu kalau dia tiap hari tidak pernah
memakai celana dalam. Yang saya heran, ketika dia ada di luar ruang kerja, dia selalu memakai
rok biasa bahkan pernah pakai celana. Tetapi ketika ada di ruang kerja kami, dia selalu memakai
rok ’super’ mini itu. Jadi kalau ada sesuatu yang dia butuhkan, dia selalu minta tolong saya yang
mengurusnya.
Meja kerjanya berada persis di depan meja kerja saya, jadi saya bisa melihat apa yang
dikerjakannya. Tiap menit dia selalu memancing nafsu saya. Dia sering pura-pura lihat suasana
di luar jendela, padahal dia ingin memperlihatkan kemontokan pantatnya yang super montok itu.
Lalu dia pura-pura melihat hasil kerja saya sambil mendekati saya, terus dia menundukkan
kepalanya, lalu yah terlihat jelaslah payudaranya yang tergantung bebas tanpa halangan dari BH.
Dia goyangkan badannya, maka bergoyanglah payudara itu kiri-kanan-kiri. Tapi yang paling
parah, dia pura-pura menjatuhkan pena di lantai, terus dia jongkok membelakangi saya. Ketika
dia menunduk, roknya tersingkap ke atas, jadi terlihatlah pantatnya yang montok putih dan
kemaluannya yang putih kemerahan dengan bulu yang tampak menantang untuk dijamah.

Ketika dia sudah mengambil penanya, eh… dijatuhkannya lagi, terus nungging lagi. Lagi-lagi
dia goyangkan pantatnya maju-mundur, bawah-atas. Lalu dia merenggangkan kakinya, sehingga
kemaluannya yang lezat itu merekah bagai bunga ‘mawar’ dan begitu seterusnya. Hingga saya
tidak tahan akan kelakuannya itu. Langsung saja saya mendekatinya, terus saya raba-raba
kemaluannya. Dan ternyata, ohhh… dia menikmati sentuhan-sentuhan yang saya berikan.

Saat ini saya bekerja dengan lidah saya. Saya jilati sedikit kacangnya dan di “suck” agar basah.
Tidak sampai dua menit sudah tampak ada cairan bening di liang senggamanya. Karena
kejantanan saya sudah tidak tahan, lalu saya masukkan batang kemaluan saya ke liang
kewanitaannya. Dia mendesis, meronta, mengerang nikmat (3M), demikian juga saya. Hangat
dan lembab saya rasakan di sekitar kemaluannya yang ranum itu.

Lalu saya mulai goyang kiri dan kanan, maju-mundur dan kadang-kadang saya putar. Dia benar-
benar hebat dalam merangsang birahi saya. Setelah saya agak pasif dalam gerakan yang saya
lakukan karena sudah hampir terasa menuju klimaksnya, dia dengan perkasa menggoyang
tubuhnya maju-mundur, kanan-kiri dan berputar dengan garang.
Sementara saya semakin berat menahan orgasme, akhirnya, “Bu boleh keluarin di dalam..?” kata
saya meminta persetujuannya.
“Boleh aja sayang, emang sudah hampir, ya..?” katanya sambil terus menggenjot pantatnya
maju-mundur.
“Ya, Bu..” kata saya sambil meringis menahan nikmatnya permainan kami.
“Kita sama-sama ya, hmmm… ohhh..” desisnya.

Dengan sisa tenaga yang ada, saya menggoyangkan lagi tubuh saya sampai terasa enak, karena
orgasme saya sudah sampai ke dekat pintu helm “NAZI” saya. Lalu saya peluk dia dari belakang
sambil saya remas dadanya.
Dan, “Cret… cret… cret cret…” air mani saya muncrat di dalam lubang senggamanya.
Dan dia pun merintih, “Ohh yes..!” dan lalu mencengkeram kursi dengan erat serta badannya
bergetar dan menegang, rupanya dia klimaks juga.
Dengan kemaluan kami yang masih bersatu, saya tetap memeluk dia dari belakang. Dia
tersenyum puas, lalu melumat bibir saya. Dia bilang batang kemaluan saya enak sekali dan dia
kangen kalau tidak dimasuki kemaluan saya sehari saja.

Tidak lama dengan posisi itu, saya kemudian memeluk pinggangnya kuat-kuat dari belakang
sambil merintih, “Akhhh… akhhhggg…” dan lalu di dinding kewanitaannya saya berikan rasa
hangat karena semprotan sperma saya tadi.
Tidak ada tandingan rasa enak yang lain yang dirasakannya saat itu kata dia, tapi dia harus buru-
buru merapikan baju dan mencuci kemaluannya. Setelah permainan itu lemas sekali tubuh saya
dan tidak bisa kerja lagi. Soalnya sambil berdiri sih. Enak juga lho making love di kantor.
Apalagi kalau lembur, jangan dibilang lagi dech, bisa-bisa di meja kerja, di WC, di lift, di lantai
atas gedung atau juga di dalam mobilnya juga bisa, rasa takut ketahuan itu selalu ada, tapi
kenikmatannya lain dari pada yang lain, pokoknya sensasinya lain.

Malamnya saya diajak ke pub. Setelah jam dua belas malam, saya ajak dia pulang. Dia saya
tuntun ke mobil, karena dia mulai mabuk akibat terlalu banyak mengkonsumsi minuman dan
saya mengantarkan ke apartemennya. Saya bingung, mengapa dia tidak pulang ke rumahnya
sendiri, mengapa kesini. Saya mengantar sampai ke dalam kamarnya di lantai 7, saya sempat
beristirahat sejenak di sofanya. Dia bangun dan menghampiri saya untuk mengucapkan terima
kasih dan selamat malam, tetapi tubuhnya jatuh ke dalam pelukan saya, sehingga nafsu saya
untuk meng’anu’nya mulai bangkit.

Saya ciumi dari kening, mata, hidung hingga mulut sensualnya. Disambutnya ciuman saya
dengan permainan lidahnya yang sudah profesional. Lama kami berciuman dan saya mulai
meremas buah dadanya yang agak kenyal, lalu saya buka resleting bajunya. Kemudian saya
susupkan tangan saya ke dalam BH-nya untuk meremas buah dadanya lagi dan memainkan
putingnya sambil terus berciuman. Satu persatu pakaiannya jatuh ke lantai, BH, CD, tapi kami
masih berciuman. Tangan saya tidak tinggal diam, meremas di atas, sesekali memainkan puting
dan meraba serta memainkan tangan saya di bagian kemaluannya. Oi.. bulu kemaluannya yang
menggoda. Sungguh terlihat sangat lezat waktu itu. Liang senggamanya telah banjir akibat otot
kewanitaannya mengeluarkan cairan karena rangsangan dari saya. Tangannya mulai membuka
satu persatu pakaian saya sampai kami berdua telanjang bulat.

Saya memasukkan jari tengah saya ke dalam lubang kemaluannya, terus jari telunjuk saya
memainkan klitorisnya yang mulai menegang, dan dia mulai merebahkan tubuhnya di sofa. Saya
ciumi lagi putingnya dan kusodok-sodokkan lagi liang kenikmatannya dengan dua jari. Dia
mulai mencari-cari batang keperkasaan saya yang sudah tegang sejak tadi dan mulai menghisap
batang kemaluan saya, mulai dari kepala hingga dengan perlahan-lahan mulutnya masuk dan
melahap batang kejantanan saya semuanya. Saya tambahkan jari saya satu lagi hingga ada tiga
jari yang masuk ke dalam liang senggamanya. Tidak sampai disitu, saya kemudian
menambahkan lagi satu jari saya hingga hanya jempol saja yang masih di luar memainkan
klitorisnya.

Tidak lama saya lepaskan batang rudal saya dari mulutnya dan mulai mengarahkan ke bibir
kemaluannya yang banjir. Perlahan-lahan saya dorong batang rudal saya. Bibir bawahnya
menggigit bibir atasnya, saya angkat kedua pahanya dan menyandarkan di sandaran sofa untuk
kaki yang sebelah kiri, sedang yang kanan kuangkat, dan, “Bless…” masuk sudah kemaluan
saya.
“Aaahhh… ssshhh…” hanya desisian saja yang dapat saya dengarkan dari mulutnya, kemudian
kuayunkan perlahan-lahan.
“Ssshhh… ooohhh my god… come on… ssshhh…” kembali dia mendesis kenikmatan, terus
kuayunkan hingga kupercepat ayunanku.
Akhirnya, “Ssshhh… Buuu… saya mau keluar Buuu… ssshhh…” kata says ditengah nikmatnya
permainan tubuh kami.
“Keluarin di dalem aja sayang… ohhh aaahhh…” katanya sambil kedua pahanya mulai
dijepitkan pada pinggangku dan terus menggoyangkan pantatnya.
Tiba-tiba dia menjerit histeris, “Ooohhh… ssshhh… ssshhh… ssshhh…”
Ternyata dia sudah keluar, saya terus menggenjot pantat saya semakin cepat dan keras hingga
menyentuh ke dasar liang senggamanya.
“Ssshhh… aaahhh…” dan, “Aaaggghhh… crettt… crrreettt… ccrreeett…
Saya tekan pantat saya hingga batang kejantanan saya menempel ke dasar liang kenikmatannya,
dan keluarlah sperma saya ke dalam liang surganya.

Saat terakhir air mani saya keluar, saya pun merasa lemas. Walaupun dalam keadaan lemas,
tidak saya cabut batang kemaluan saya dari liangnya, melainkan menaikkan lagi kedua pahanya
hingga dengan jelas saya dapat melihat bagaimana rudal saya masuk ke dalam sarangnya yang
dikelilingi oleh bulu kemaluannya yang menggoda. Saya belai bulu-bulu itu sambil sesekali
menyentuh klitorisnya.
“Ssshhh… aaahhh…” hanya desisan saja yang menjadi jawaban atas perlakuan saya itu.
Saya pun mulai mengayunkan kembali batang kemaluan saya, meskipun terasa agak ngilu saya
tetap paksakan.

Saya meminta dia berganti posisi menjadi menungging dengan tidak melepaskan batang
kejantanan saya dari dalam liang senggamanya. Batang kejantanan saya terasa dipelintir oleh
bibir kemaluannya. Terus saya menggerakkan tubuh saya lagi sambil diiringi desahannya.
Dia mendorong pantatnya dan, “Aaachhh… lebih cepet Honey… ssshhh…!”
Dia sudah keluar lagi, sedangkan saya sendiri masih asyik mengoyang pantat saya sambil
meremas buah dadanya yang dari tadi saya biarkan.
“Ssshhh… hhhmmm… aaahhh…” desah saya juga, dan, “Creeettt… creeett… creett..!”
keluarlah lahar panas itu dari tubuh saya.
Saya pun menekan pantat saya dan menarik pinggulnya hingga batang kejantanan saya
menyentuh dasar kemaluannya lagi. Setelah itu kami berdua sama-sama lemas.

Dia ambil sebatang rokok, dinyalakannya dan dia hisap rokok itu, persis seperti saat dia
menghisap batang kejantanan saya. Kami duduk dan sama-sama menikmati permainan tersebut.
Sambil dia merokok, kami saling memainkan kemaluan kami masing-masing. Kuangkat
tubuhnya ke tempat tidur. Kami tidak membereskan pakaian kami yang masih berserakan di
lantai ruang tamu. Saya putar jam bekerja tepat pukul 17:00, soalnya saya mau pulang. Dia mulai
mendekatkan wajahnya sambil tangannya merangkul dan tubuhnya yang berkeringat merapat ke
tubuh saya. Meskipun udara di rungan sudah dingin, tetapi tubuh kami masih berkeringat akibat
permainan tadi.

Pada kesempatan lain, saya datang ke rumahnya untuk mengantarkan surat-surat penting.
Kebetulan siang itu dia lagi sendiri.
“Oh kamu Sayang.., ayo cepet masuk..! Ehhmmm…” katanya sambil menutup pintu.
“Iya Bu, saya cuma mau ngantar surat ini.” kata saya.
Terus saya minta pamit pulang, tapi, “Aduh kok buru-buru amat sih… Ibu mau minta tolong lagi,
boleh khan..?” katanya manja.
Lalu, matanya merem melek sambil lidahnya dikeluarkan, saya sudah tahu pasti bahwa dia sudah
sangat ingin bersetubuh lagi dengan saya. Pokoknya sudah tidak tahan deh.

Langsung saya diajak dia masuk dan duduk di teras. Waktu itu dia memakai baju kulot putih
transparan. Terlihat payudaranya yang montok dengan putingnya yang menyembul dari balik
bajunya. Saya melihat dia dalam keadaan yang ’super’ nafsu, lalu dia pancing saya untuk making
love. Saya sih “A.I.S” saja. Lalu kulot dan CD dilepaskan satu-persatu. Hanya menunggu
sebentar, bibir kewanitaannya saya raba-raba, dan kelentitnya saya plintir sampai dia sangat
terangsang. Terus baju, celana dan CD saya gantian dia lepaskan. Lalu kami duduk di lantai
teras. Dalam posisi duduk santai dengan kaki selonjor, dia hisap batang kemaluan saya sampai
saya mendesah-desah, akibatnya batang kejantanan saya menjadi tegang dan keras.

Dia kangkangi kakinya, dia pegang batang kejantanan saya yang sudah keras sambil
mengarahkan ke liang senggamanya yang sudah basah dan merekah itu. Sungguh pengalaman
seks yang indah, karena dia membawa nafsu seks saya hingga sampai pada kenikmatan yang tak
terhingga. Terlihat dia jadi lemas dan lelah, tetapi dia berusaha tidak mau berhenti. Dan
sepertinya teriakannya tertahan, mungkin dia takut terdengar tetangga. Dia terus naik turun dan
saya juga mengimbangi dari bawah, terus sampai akhirnya kami berpelukan erat-erat, karena dia
sudah merasa hampir klimaks. Tidak lama dia pun menegang, dan akhirnya kami bersamaan
mencapai puncaknya dan keluar. Pokoknya nikmat sekali, dan badan saya juga terasa lemas tak
bertenaga, yang ada hanya perasaan tidak mau lepas dari tubuhnya.

Tanpa memakai celana dulu, dia pergi ke kamar mandi. Pantatnya yang montok bergoyang
kanan-kiri-kanan-kiri. Kadang dia menundukkan tubuhnya sehingga posisinya menungging ke
arah saya. Dengan sangat jelas terlihat bibir kemaluannya merekah. Ohhh, saya menjadi tertegun
melihat tingkahnya yang begitu memancing birahi saya. Saya sih cuek saja. Yang penting saya
bisa dapat keuntungan lebih besar dari situ.

TAMAT

Situs Cerita Dewasa-Cerita Panas-Cerita Porno-Cerita Seks

 Tentang Cerita Dewasa

Kepuasan Bersama Yeni


Video Bokep ABG SMU
Nama gw rio. Umur gw sekarang 27 tahun. Sebenarnya kehidupan seks gw bias dibilang normal
sekarang ini. Walaupun kadang2 “kebiasaan” lama susah untuk benar2 dihentikan. Entah kenapa,
gw sangat horny apabila mempertunjukkan kelamin gw. Dan korban2nya biasanya bukanlah
wanita2 yg terbilang cantik, modis, dll. Dan kebanyakan dari mereka berprofesi sebagai
pembantu, baik pembantu di rumah gw sendiri, ataupun pembantunya temen2 gw. Dan
untungnya gak ada orang lain yg tw, kecuali beberapa orang tertentu yg merupakan korban gw
sendiri.. yg akan gw certain disini adalah pengalaman eksibisi pertama gw…
Waktu itu gw masi berumur 14 tahun dan duduk di bangku smp kelas 2. Gw mempunyai
pembantu bernama yeni. Secara fisik, kak yeni punya tampang yang biasa2 saja dan bertubuh
lumayan oke. Pantatnya tidak terlalu besar, dan begitu juga dadanya. Namun sifatnya yang
kadang2 genit itu cukup menggairahkan bwt gw. Tp tetep aja, pembantu bukanlah orang yg
umumnya menjadi objek seksualku. Terutama karena profesinya itu sendiri…

Di siang hari biasanya rumahku kosong, karena anggota keluarga yg laen sedang sibuk dengan
urusannya masing2, sementara gw lebih memilih untuk pulang kerumah setelah kegaitan di
sekolah yg cukup melelahkan. Tp bukannya beristirahat, aku memanfaatkan rumah kosong
tersebut untuk menonton bokep di komputer gw di kamar. Kamar gw cukup kecil, dan
membelakangi jendela yg berukuran besar, layaknya rumah2 jaman dulu. Jendela tersebut
menghadap ke halaman belakang rumah gw…
Pada suatu siang, seperti biasa, sesampainya di rumah ak langsung masuk kamar dan
menyalakan computer untuk nonton bokep baruku. Dan ketika asik2nya nonton, layar berubah
menjadi hitam karena pergantian chapter di film. Dan ketika itu ak melihat bayangan
pembantuku yang melihat ke dalam kamar gw dari balik jendela, yang ketika itu memang sedang
terbuka lebar. Walaupun ak kaget , namun ak gak panik, sebaliknya, ak tetap tenang dan
mengira2 reaksinya. Karena beberapa saat tetap hening, ak berasumsi kak yeni bukan hanya
memergoki, tapi juga ikut menonton dari balik jendela. Dan mengetahui hal tersebut membuat ku
semakin horny, yang ketika itu baru menyadari bahwa perempuan juga bisa menikmati bokep.
Setelah puas beberapa menit, aku pun meninggalkan kamar dengan bokep tersebut masi
menyala, supaya dia bebas menonton tanpa takut ketahuan olehku, ddan ak beronani di kamar
mandi.
Entah kenapa, acara nonton bokep “bersama” tersbut akhirnya menjadi kebiasaan. Setiap kali
orang tuaku meninggalkan rumah, aku pasti langsung masuk kamar dan memutar film tsb, dan
kak yeni pun udah menunggu di balik jendela. Aku selalu berusaha untuk tidak melihat ke arah
jendala, karena takut memergoki dia. Walaupun awalnya hal itu membangkitakan gairahku,
namun setelah beberapa lama ak jadi bosan dan ingin melakukan yg lebih lagi. Blom sempat
memikirkan hal apa lagi yg bisa membangkitkan gairahku, ak mendengar ketukan pelan di pintu
kamarku. Ak pun melihat ke jendela dengan curiga, dan ternyata pembantuku sudah gak
kelihatan disana. Ak pun bertanya2 mw apa dia masuk ke kamarku.
Setelah memutuskan untuk membiarkan film tadi menyala, ak pun membukakan pintu dan
melihat wajah gugup pembantuku.

“ada apa kak?” tanyaku.


“a.. anu.. itu…” dia menjawab dengan gugup.
“kakak lupa nyapu kamar adek tadi pagi. Jadi mw kakak sapu sekarang aja” jelasnya.
Dan ak pun mempersilahkannya masuk. Ketika dia masuk, tatapannya tak lepas dari layar
komputerku. Dan dengan sengaja akupun membesarkan volumenya. Dan desahan-desahan erotis
segera memenuhi kamarku. Keliahatan dengan jelas bahwa, dia tak pernah berniat menyapu
kamarku. Dia hanya membersihkan tempat yang sama berulang ulang. Dan ketika ketika adegan
ejakulasi terlihat di layar, dia menarik nafas panjang dan mulutnya yang setengah membuka dari
tadi membuka semakin lebar, dan liurnya sampai mengalir ke dagunya. Lalu dia pun tersadar dan
menyeka liurnya sambil mulai bekerja lagi. Dan ketika itu, ada sesuatu yg dilihatnya yang
membuatnya tersentak dan nafasnya tertahan. Dan aku yang ketika itu berpura2 membaca
majalah agar dia leluasa menonton pun sadar akan apa yang dilihatnya. Posisiku waktu itu, ak
sedang duduk di tempat tidur sambil baca majalah, dan kedua kakiku mengangkan lebar.
Burungku yang udah tegang dari tadi rupanya menyembul keluar dan berdiri dengan bangganya.
Ketika itu ak memang hanya mengenakan boxer pendek. Dan burungku bisa menyelip keluar
dengan gampang.

Dari balik majalah kulihat wajah kak yeni yang semakin memerah dan sapunya terlepas dari
tangannya. Dan dia pun menunduk untuk mengambilnya. Tp entah kenapa dia seperti berlama
lama mengambil sapunya dan setelah beberapa saat, aku merasakan hembusan nafas di
selangkanganku. Aku pun tersadar bahwa sekarang wajahnya sangat dekat dengan burungku, tp
ak belum merasakan sentuhan apa pun. Kayaknya dia belum berani. Tp hal itu saja sudah cukup
membuatku horny setengah mati, dan satu sentuhan saja di “situ” pasti akan membuatku muncrat
sampe mengahbiskan stok sperma ku. Jantungku berdegup kencang gak karuan, dan rasanya
t*t*tku menjerit minta dijamah. Setelah beberapa menit yang menyiksa itu, kak yeni pun
meninggalkan ruangan dan ak langsung beronani sampai puas. Dan sekarang, ak sudah
menemukan hal lain yang bisa kulakukan untuk menambah kenikmatan ber onani.
Ak pun mulai menyusun rencana tentang bagaimana supaya kak yeni bisa melihat titiku lagi.
Dan ak yang selama ini jarang nonton tv sekarang sering ikut nonton walaupun hanya ketika
rumah sedang kosong dan kak yeni juga sedang menonton tv. Walaupun begitu, awalnya ak
hanya memperlihatkannya sekali2, takut kalo kak yeni curiga. Setiap kali ak berpindah posisi,
mata kak yeni selalu mencari cari selangkanganku, dan ketika dia menemukan “sesauatu” yg
ingin dia lihat, dengan cepat ak merubah kembali posisi dudukku. Hanya beberapa kali ak
membiarkannya melihat dengan jelas titiku, itupun hanya sebentar. Dan setelah beberapa saat,
dia menjadi sangat gelisah, dan masuk ke kamarnya walaupun sinetron kesayangannya belum
usai. Awalnya ak merasa takut kalau dia risih, dan gak nyaman melihat itu. Tp setelah beberapa
kali melakukannya, (aku hanya melakukannya sekitar seminggu 3 kali, agar tidak cepat bosan
untuk kami berdua), ak melihat ternyata dia tetap nonton tv seperti biasa, dan tidak terlihat risih
atau terganggu. Malah dia memanggilku ketika ak tidur siang di kamar untuk nonton bersamanya
dia ruang tengah. Dan kalau ak menolak (sengaja untuk melihat reaksinya), dia mencari alasan
yang bisa membuatku tertarik untuk ikut menonton tv.

Dan terbuktilah sudah, bahwa dia memang menikmati pertunjukanku.


Ternyata, pertunjukanku itu membuat dia jarang lagi mengintipku di kamar untuk menonton
bokep, padahal ak ingin mencoba hal baru yg tak mungkin dilakukan di depan dia secara
langsung. Ak harus memperlihatkan seolah tidak disengaja. Bahkan sampe sekarang dia gak tw
kalo ak sengaja mempertontonkan “anu”ku itu. Tp, setelah beberapa hari, ak bisa melihat
bayangannya lagi di balik jendelaku dari monitor computer, dan rencanakupun akhirnya bisa
kumulai.
Awalnya ak menjalankan bokep sperti biasa dan ikut menonton. Tp setelah kira2 sepuluh menit,
ak berdiri dari kursiku dan duduk di tempat tidur sambil bersandar ke dinding. Sesaat kulirik dari
sudut mataku, kak yeni sudah tak ada disana, tp muncul kembali beberapa saat kemudian.
Setelah memastikan kak yeni sedang mengintip, aku pun membuka baju dan celanaku sampai
telanjang bulat. Ak tetap memfokuskan pandangan ke arah computer, dan mulai beronani. Lalu
ak teringat suatu yang bakal membuat pertunjukan ini lebih gila lagi, dan keluar dari kamar
setelah mengenakan celana dalamku. Ak langsung menuju kamar mandi dan mengambil celana
dalam kak yeni dari gantungan baju. Dia memang selalu menggantung pakaian kotornya karena
ingin mencucinya sendiri ketika mandi sore.
Sampai di kamar, ak langsung menciumi celana dalamnya itu, disaksikan langsung oleh kak yeni
di balik jendela. Kelihatannya dia sangat terkejut melihat benda yang kupegang karena
akmendegar suara nafas tertahan dari balik jendela.
“ooh kak yeni, celana kakak wangi banget. Wangi memiaw kakak masi tercium dari sini” ak
berkata dengan keras agar terdengar olehnya.
“ooh kak yeni.. enak banget kaaak.“ desahku berulang-ulang ketika menciumi celana dalamnya
sambil beronani. Sensainya benar2 luar biasa. Semburan kata2 mesum lancar keluar dari
mulutku, dan memastikan suaraku cukup keras untuk di dengar olehnya, dan begitu keluar
kutumpahkan smwa cairan orgasmeku ke lantai dan belakangan kulap pakai tisu. Tadinya mw
kutumpahkan ke cd dia, tp ak blom berani terlalu kurang ajar kepadanya. Setelah itu
kukembalikan celana dalamnya itu ke kamar mandi. Ketika keluar dari kamar mandi, ak
berpapasan dengan kak yeni. Kulihat wajahnya memarah dan nafasnya tak teratur, dan anehnya,
pakaiannya terlihat tidak rapi, bahkan resleting celana panjangnya terbuka. Ak mulai menduga
dia juga melakukan sesuatu di balik jendela tadi.

Besoknya di sekolah, ak tak berhenti memikirkan rencana2 lain untuk kulakukan. Ak udah
sangat gak sabar untuk pulang kerumah.
Sesampainya di rumah, setelah memastikan hanya kami berdua yang ada di rumah, ak langsung
ke kamar mandi dan mandi. Setelah mandi dengan terburu buru, ak langsung masuk ke kamar
kak yeni dengan hanya memakai handuk untuk menutupi tubuhku. Setelah di persilahkan masuk,
ak pun langsung masuk dan pura2 menanyakan celana dalamku yang baru di setrika pagi ini.
Padahal masi banyak stok cd bersih di lemariku. DIa juga ternyata mengikuti permainanku.
Bukannya langsung mencari di peti tempat baju2 yang sudah di setrika biasanya disimpan. Dia
malah mencari2 di lemarinya sendiri gak berapa lama, ak pun ikut2an mencari di kamarnya itu,
dan kemudian melepas handukku seolah gak ada kejadian apa2. Dia pun kaget dan menoleh ke
arah selangkanganku. Burungkupun langsung menegang karena sensasinya. Jantungku pun
berdegup dengan kencang. Untuk mendinginkan suasana, ak pun mengajaknya bicara..

“udah ketemu kak.” Tanyaku.


‘eh, bbelum dek, kayaknya seingat kakak di lemari ini” katanya masi mengulur waktu. Padahal
kami berdua tahu memang gak pernah disimpan disitu.
Tp setelah itu dia jongkok dan menarik peti dari bawah tempat tidurnya tempat baju2 orangtuaku
disimpan, ketika dia melakukan itu, ak melihat celana dalam kak yeni dari balik roknya ketika
dia berjongkok dengan kaki yang membuka terlalu lebar dari yang sewajarnya ketika orang
sedang jongkok. Melihat itu ak juga ikutan berjongkok dan melihat terang2an ke arah celana
dalamnya, bahkan ak dengan sengaja memiringkan kepalaku untuk memperjelas pemandangan
itu. “Kak, celana dalam kakak keliatan tuh” kataku polos.
“eh, iya yah??” katanya. Lalu dirapatkannya lututnya. Ketika itu, gairahku udah gak tertahankan
lagi, tp ak tetep berusaha untuk tidak menyentuh tubuhnya. Ak masih ingin melanjutkan sensasi
pertunjukan ini. Lalu ak pun menggeser peti tsb, lalu berdiri di hadapannya yang sedang
berjongkok. Ketika itu burungku udah hamper menyentuh mulutnya, namun dia tidak
menunjukkan tanda2 penolakan. Lalu ak mulai beronani tepat di depan wajahnya. Rasanya
benar2 nikmat, ak pun keluar dengan cepat karena emang udah dari tadi kutahan. Dan ku
keluarkan semua cairanku ke wajahnya. Awalnya dia terkejut dan menghindar, namun setelah itu
dia mendekatkan lagi wajahnya dan membuka mulutnya sedikit dan cairan manikupun masuk
kedalam sebagian. Setelah selesai, ak langsung keluar tanpa berkata apa2..

Besok2nya ak langsung mengulangi kejadian itu, tp kali ini ak sengaja gak cari alasan apa2. Ak
masuk ke kamarnya dgn berpakaian lengkap, dan langsung membuka celanaku di depan dia, dan
naik ke tempat tidur. Dia waktu itu sedang tidur2an sambil baca majalah, dan ak langsung
menyodorkan tongkolku ke wajahnya dan mulai beronani sambil mendesahkan namanya, dan
sekali lagi smwa maniku muncrat ke wajahnya..
Ak selalu mencari saat2 yang tidak lazim untuk beronani di depan dia setelah kejadian2
kemaren. Misalnya waktu dia lagi duduk di sofa ak mulai beronani di sampingnya, lalu ketika
keluar kutarik tangnnya dan kuarahkan dia agar menampung air maniku dengan tangannya. Atau
mengetuk pintu kamar mandi ketika dia sedang mandi, dan terang2an mengambil cd kotor dia
dari gantungan dan beronani sambil menonton dia mandi. Kadang2 dia malah membawakan
celana dalam kotornya ke kamarku ketika ak sedang menonton bokep, dan dia pun langsung
berjongkok di hadapanku dan bersiap menerima muncratan maniku…..

Situs Cerita Dewasa-Cerita Panas-Cerita Porno-Cerita Seks

 Tentang Cerita Dewasa

Gairah Birahi Tante Nita


Video Bokep ABG SMU

Apa yang akan kuceritakan ini terjadi beberapa tahun yang lalu, sewaktu aku masih kuliah
sebagai mahasiswa teknik di Bandung tahun 90-an. Kejadiannya sendiri akan kuceritakan apa
adanya, tetapi nama-nama dan lokasi aku ubah untuk menghormati privasi mereka yang terlibat.
Menginjak tahun kedua kuliah, aku bermaksud pindah tempat kos yang lebih baik. Ini biasa,
mahasiswa tahun pertama pasti dapat tempat kos yang asal-asalan. Baru tahun berikutnya mereka
bisa mendapat tempat kos yang lebih sesuai selera dan kebutuhan. Setelah “hunting” yang cukup
melelahkan akhirnya aku mendapatkan tempat kos yang cukup nyaman di daerah Dago Utara.
Untuk ukuran Bandung sekalipun, daerah ini termasuk sangat dingin apalagi di waktu malam.
Kamar kosku berupa paviliun yang terpisah dari rumah utama. Ada dua kamar, yang bagian
depan diisi oleh Sahat, mahasiswa kedokteran yang kutu buku dan rada cuek. Aku sendiri dapat
yang bagian belakang, dekat dengan rumah utama. Bapak kosku, Om Rahmat adalah seorang
dosen senior di beberapa perguruan tinggi. Istrinya, Tante Nita, wanita yang cukup menarik
meskipun tidak terlalu cantik. Tingginya sekitar 163 cm dengan perawakan yang sedang, tidak
kurus dan tidak gemuk. Untuk ukuran seorang wanita dengan 2 anak, tubuh Tante Nita cukup
terawat dengan baik dan tampak awet muda meski sudah berusia di atas 40 tahun. Maklumlah,
Tante Nita rajin ikut kelas aerobik. Kedua anak mereka kuliah di luar negeri dan hanya pulang
pada akhir tahun ajaran. Karena kesibukannya sebagai dosen di beberapa perguruan tinggi, Om
Rahmat agak jarang di rumah. Tapi Tante Nita cukup ramah dan sering mengajak kami ngobrol
pada saat-saat luang sehingga aku pribadi merasa betah tinggal di rumahnya. Mungkin karena
Sahat agak cuek dan selalu sibuk dengan kuliahnya, Tante Nita akhirnya lebih akrab denganku.
Aku sendiri sampai saat itu belum pernah berpikir untuk lebih jauh dari sekedar teman ngobrol
dan curhat. Tapi rupanya tidak demikian dengan Tante Nita…. “Doni, kamu masih ada kuliah
hari ini?”, tanya Tante Nita suatu hari. “Enggak tante…” “Kalau begitu bisa anterin tante ke
aerobik?” “Oh, bisa tante…” Tante Nita tampak seksi dengan pakaian aerobiknya, lekuk-lekuk
tubuhnya terlihat dengan jelas. Kamipun meluncur menuju tempat aerobik dengan menggunakan
mobil Kijang Putih milik Tante Nita. Di sepanjang jalan Tante Nita banyak mengeluh tentang
Om Rahmat yang semakin jarang di rumah. “Om Rahmat itu egois dan gila kerja, padahal
gajinya sudah lebih dari cukup tapi terus saja menerima ditawari jadi dosen tamu dimana-
mana…” “Yach, sabar aja tante.. itu semua khan demi tante dan anak-anak juga,” kataku
mencoba menghibur. “Ah..Doni, kalau orang sudah berumah tangga, kebutuhan itu bukan cuma
materi, tapi juga yang lain. Dan itu yang sangat kurang tante dapatkan dari Om.” Tiba-tiba
tangan Tante Nita menyentuh paha kiriku dengan lembut, “Biarpun begini, tante juga seorang
wanita yang butuh belaian seorang laki-laki… tante masih butuh itu dan sayangnya Om kurang
peduli.” Aku menoleh sejenak dan kulihat Tante Nita menatapku dengan tersenyum.

Tante Nita terus mengelus-elus pahaku di sepanjang perjalanan. Aku tidak berani bereaksi apa-
apa kecuali, takut membuat Tante Nita tersinggung atau disangka kurang ajar. Keluar dari kelas
aerobik sekitar jam 4 sore, Tante Nita tampak segar dan bersemangat. Tubuhnya yang lembab
karena keringat membuatnya tampak lebih seksi. “Don, waktu latihan tadi tadi punggung tante
agak terkilir… kamu bisa tolong pijitin tante khan?” katanya sambil menutup pintu mobil.
“Iya… sedikit-sedikit bisa tante,” kataku sambil mengangguk. Aku mulai merasa Tante Nita
menginginkan yang lebih jauh dari sekadar teman ngobrol dan curhat. Terus terang ini suatu
pengalaman baru bagiku dan aku tidak tahu bagaimana harus menyikapinya. Sepanjang jalan
pulang kami tidak banyak bicara, kami sibuk dengan pikiran dan khayalan masing-masing
tentang apa yang mungkin terjadi nanti. Setelah sampai di rumah, Tante Nita langsung
mengajakku ke kamarnya. Dikuncinya pintu kamar dan kemudian Tante Nita langsung mandi.
Entah sengaja atau tidak, pintu kamar mandinya dibiarkan sedikit terbuka. Jelas Tante Nita sudah
memberiku lampu kuning untuk melakukan apapun yang diinginkan seorang laki-laki pada
wanita. Tetapi aku masih tidak tahu harus berbuat apa, aku hanya terduduk diam di kursi meja
rias. “Doni sayang… tolong ambilkan handuk dong…” nada suara Tante Nita mulai manja. Lalu
kuambil handuk dari gantungan dan tanganku kusodorkan melalui pintu sambil berusaha untuk
tidak melihat Tante Nita secara langsung. Sebenarnya ini tindakan bodoh, toh Tante Nita sendiri
sudah memberi tanda lalu kenapa aku masih malu-malu? Aku betul-betul salah tingkah. Tidak
berapa lama kemudian Tante Nita keluar dari kamar mandi dengan tubuh dililit handuk dari dada
sampai paha. Baru kali ini aku melihat Tante Nita dalam keadaan seperti ini, aku mulai
terangsang dan sedikit bengong. Tante Nita hanya tersenyum melihat tingkah lakuku yang serba
kikuk melihat keadaannya. “Nah, sekarang kamu pijitin tante ya… ini pakai body-lotion…”
katanya sambil berbaring tengkurap di tempat tidur. Dibukanya lilitan handuknya sehingga
hanya tertinggal BH dan CD-nya saja. Aku mulai menuangkan body-lotion ke punggung Tante
Nita dan mulai memijit daerah punggungnya. “Tante, bagian mana yang sakit…” tanyaku
berlagak polos. “Semuanya sayang… semuanya… dari atas sampai ke bawah. Bagian depan juga
sakit lho…nanti Doni pijit ya…” kata Tante Nita sambil tersenyum nakal. Aku terus memijit
punggung Tante Nita, sementara itu aku merasakan penisku mulai membesar. Aku berpikir
sekarang saatnya menanggapi ajakan Tante Nita dengan aktif. Seumur hidupku baru kali inilah
aku berkesempatan menyetubuhi seorang wanita. Meskipun demikian dari film-film BF yang
pernah kutonton sedikit banyak aku tahu apa yang harus kuperbuat… dan yang paling penting
ikuti saja naluri… “Tante sayang…, tali BH-nya boleh kubuka?” kataku sambil mengelus
pundaknya.

Tante Nita menatapku sambil tersenyum dan mengangguk. Aku tahu betul Tante Nita sama
sekali tidak sakit ataupun cedera, acara pijat ini cuma sarana untuk mengajakku bercinta. Setelah
tali BH-nya kubuka perlahan-lahan kuarahkan kedua tanganku ke-arah payudaranya. Dengan
hati-hati kuremas-remas payudaranya… ahh lembut dan empuk. Tante Nita bereaksi, ia mulai
terangsang dan pandangan matanya menatapku dengan sayu. Kualihkan tanganku ke bagian
bawah, kuselipkan kedua tanganku ke dalam celana dalamnya sambil pelan-pelan kuremas kedua
pantatnya selama beberapa saat. Tante Nita dengan pasrah membiarkan aku mengeksplorasi
tubuhnya. Kini tanganku mulai berani menjelajahi juga bagian depannya sambil mengusap-usap
daerah sekitar vaginanya dengan lembut. Jantungku brdebar kencang, inilah pertamakalinya aku
menyentuh vagina wanita dewasa… Perlahan tapi pasti kupelorotkan celana dalam Tante Nita.
Sekarang tubuh Tante Nita tertelungkup di tempat tidur tanpa selembar benangpun… sungguh
suatu pemandangan yang indah. Aku kagum sekaligus terangsang. Ingin rasanya segera
menancapkan batang kemaluanku ke dalam lubang kewanitaannya. Aku memejamkan mata dan
mencoba bernafas perlahan untuk mengontrol emosiku. Seranganku berlanjut, kuselipkan
tanganku diantara kedua pahanya dan kurasakan rambut kemaluannya yang cukup lebat. Jari
tengahku mulai menjelajahi celah sempit dan basah yang ada di sana. Hangat sekali raanya.
Kurasakan nafas Tante Nita mulai berat, tampaknya dia makin terangsang oleh perbuatanku.
“Mmhh… Doni… kamu nakal ya…” katanya. “Tapi tante suka khan…?” “Mmhh.. terusin
Don… terusin… tante suka sekali.” Jariku terus bergerilya di belahan vaginanya yang terasa
lembut seperti sutra, dan akhirnya ujung jariku mulai menyentuh daging yang berbentuk bulat
seperti kacang tapi kenyal seperti moci Cianjur. Itu klitoris Tante Nita. Dengan gerakan memutar
yang lembut kupermainkan klitorisnya dengan jariku dan diapun mulai menggelinjang keenakan.
Kurasakan tubuhnya sedikit bergetar tidak teratur. Sementara itu aku juga sudah semakin
terangsang, dengan agak terburu-buru pakaiankupun kubuka satu-persatu hingga tidak ada
selembar benangpun menutup tubuhku, sama seperti Tante Nita. Kukecup leher Tante Nita dan
dengan perlahan kubalikkan tubuhnya. Sesaat kupandangi keindahan tubuhnya yang seksi.
Payudaranya cukup berisi dan tampak kencang dengan putingnya yang berwarna kecoklatan
memberi pesona keindahan tersendiri. Tubuhnya putih mulus dan nyaris tanpa lemak, sungguh-
sungguh Tante Nita pandai merawat tubuhnya. Diantara kedua pahanya tampak bulu-bulu
kemaluan yang agak basah, entah karena baru mandi atau karena cairan lain. Sementara itu
belahan vaginanya samar-samar tampak di balik bulu-bulu tersebut. Aku tidak habis pikir
bagaimana mungkin suaminya bisa sering meninggalkannya dan mengabaikan keindahan seperti
ini. “Tante seksi sekali…” kataku terus terang memujinya. Kelihatan wajahnya langsung
memerah. “Ah.. bisa aja kamu merayu tante… kamu juga seksi lho Don… lihat tuh burungmu
sudah siap tempur… ayo jangan bengong gitu… terusin pijat seluruh badan tante….,” kata Tante
Nita sambil tersenyum memperhatikan penisku yang sudah mengeras dan mendongak ke atas.
Aku mulai menjilati payudara Tante Nita sementara itu tangan kananku perlahan-lahan
mempermainkan vagina dan klitorisnya. Kujilati kedua bukit payudaranya dan sesekali kuhisap
serta kuemut putingnya dengan lembut sambil kupermainkan dengan lidahku. Tante Nita tampak
sangat menikmati permainan ini sementara tangannya meraba dan mempermainkan penisku. Aku
ingin sekali menjilati kewanitaan Tante Nita seperti dalam adegan film BF yag pernah kutonton.
Perlahan-lahan aku mengubah posisiku, sekarang aku berlutut di atas tempat tidur diantara kedua
kaki Tante Nita. Dengan perlahan kubuka pahanya dan kulihat belahan vaginanya tampak merah
dan basah.

Dengan kedua ibu jariku kubuka bibir vaginanya dan terlihatlah liang kewanitaan Tante Nita
yang sudah menanti untuk dipuaskan, sementara itu klitorisnya tampak menyembul indah di
bagian atas vaginanya. Tanpa menunggu komando aku langsung mengarahkan mulutku ke arah
vagina Tante Nita. Kujilati bibir vaginanya dan kemudian kumasukkan lidahku ke liang
vaginanya yang terasa lembut dan basah. “Mmhhh.. aahhh” desahan nikmat keluar dari mulut
Tante Nita saat lidahku menjilati klitorisnya. Sesekali klitorisnya kuemut dengan kedua bibirku
sambil kupermainkan dengan lidah. Aroma khas vagina wanita dan kehangatannya membuatku
makin bersemangat, sementara itu Tante Nita terus mendesah-desah keenakan. Sesekali jari
tanganku ikut membantu masuk ke dalam lubang vaginanya. “Aduuh.. Donii… enak sekali
sayang… iya sayang… yang itu enak.. emmhh .. terus sayang… pelan-pelan sayang… iya… gitu
sayang… terus.. aduuh.. aahh… mmhh..” katanya mencoba membimbingku sambil kedua
tangannya terus menekan kepalaku ke selangkangannya. Tidak berapa lama kemudian pinggul
Tante Nita mulai berkedut-kedut, gerakannya terasa makin bertenaga, lalu pinggulnya maju-
mundur dan berputar-putar tak terkendali. Sementara itu kedua tangannya semakin keras
mencengkeram rambutku. “Doni.. Tante mau keluaar… aah.. uuh..aahh…oooh…. adduuh…
sayaaang… Doniiii…. terus jilat itu Don… teruus… aduuuh… aduuuh…tante keluaaar…”
bersamaan dengan itu kepalaku dijepit oleh kedua pahanya sementara lidah dan bibirku terus
terbenam menikmati kehangatan klitoris dan vaginanya yang tiba-tiba dibanjiri oleh cairan
orgasmenya. Beberapa saat tubuh Tante Nita meregang dalam kenikmatan dan akhirnya terkulai
lemas sambil matanya terpejam. Tampak bibir vaginanya yang merah merekah berdenyut-denyut
dan basah penuh cairan. “Doni.. enak banget…. sudah lama tante nggak ngerasain yang seperti
ini…” katanya perlahan sambil membuka mata. Aku langsung merebahkan diri di samping Tante
Nita, kubelai rambut Tante Nita lalu bibir kami beradu dalam percumbuan yang penuh nafsu.
Kedua lidah kami saling melilit, perlahan-lahan tanganku meraba dan mempermainkan pentil
dan payudaranya. Tidak berapa lama kemudian tampaknya Tante Nita sudah mulai naik lagi.
Nafasnya mulai memburu dan tangannya meraba-raba penisku dan meremas-remas kedua buah
bola pingpongku. “Doni sayang… sekarang gantian tante yang bikin kamu puas ya…” katanya
sambil mengarahkan kepalanya ke arah selangkanganku. Tidak berapa lama kemudian Tante
Nita mulai menjilati penisku, mulai dari arah pangkal kemudian perlahan-lahan sampai ke ujung.
Dipermainkannya kepala penisku dengan lidahnya. Wow.. nikmat sekali rasanya… tanpa sadar
aku mulai melenguh-lenguh keenakan. Kemudian seluruh penisku dimasukkan ke dalam
mulutnya. Tante Nita mengemut dan sekaligus mempermainkan batang kemaluanku dengan
lidahnya. Kadang dihisapnya penisku kuat-kuat sehingga tampak pipinya cekung. Kurasakan
permainan oral Tante Nita sungguh luar biasa, sementara dia mengulum penisku dengan penuh
nafsu seluruh tubuhku mulai bergetar menahan nikmat. Aku merasakan penisku mengeras dan
membesar lebih dari biasanya, aku ingin mengeluarkan seluruh isinya ke dalam vagina Tante
Nita. Aku sangat ingin merasakan nikmatnya vagina seorang wanita untuk pertama kali….
“Tante… Doni pengen masukin ke punya tante… ” kataku sambil mencoba melepaskan penisku
dari mulutnya. Tante Nita mengangguk setuju, lalu ia membiarkan penisku keluar dari mulutnya.
“Terserah Doni sayang… keluarin aja semua isinya ke dalam veggie tante… tante juga udah
pengen banget ngerasain punya kamu di dalam sini….” Perlahan kurebahkan Tante Nita
disebelahku, Tante Nita langsung membuka kedua pahanya mempersilahkan penisku masuk.
Samar-samar kulihat belahan vaginanya yang merah.

Dengan perlahan kubuka belahan vaginanya dan tampaklah lubang vagina Tante Nita yang
begitu indah dan menggugah birahi dan membuat jantungku berdetak keras. Aku takut
kehilangan kontrol melihat pemandangan yang baru pertama kali aku alami, aku berusaha keras
mengatur nafasku supaya tidak terlarut dalam nafsu…. Perlahan-lahan kupermainkan klitorisnya
dengan jempol sementara jari tengahku masuk ke lubang vaginanya. Tidak berapa lama
kemudian Tante Nita mulai menggerak-gerakkan pinggulnya, “Doni sayang.. masukin punyamu
sekarang, tante udah siap…” Kuarahkan penisku yang sudah mengeras ke lubang vaginanya, aku
sudah begitu bernafsu ingin segera menghujamkan batang penisku ke dalam vagina Tante Nita
yang hangat. Tapi mungkin karena ini pengalaman pertamaku aku agak kesulitan untuk
memasukkan penisku. Rupanya Tante Nita menyadari kesulitanku. Dia memandangku dengan
tersenyum….. “Ini pengalaman pertama ya Don….” “Iya tante….” jawabku malu-malu. “Tenang
aja… nggak usah buru-buru… tante bantu…” katanya sambil memegang penisku. Diarahkannya
kepala penisku ke dalam lubang vaginanya sambil tangan yang lain membuka bibir vaginanya,
lalu dengan sedikit dorongan ke depan…masuklah kepala penisku ke dalam vaginanya. Rasanya
hangat dan basah…. sensasinya sungguh luar biasa. Akhirnya perlahan tapi pasti kubenamkan
seluruh penisku ke dalam vagina Tante Nita, aah.. nikmatnya. “Aaahh…Donii.. eemh…” Tante
Nita berbisik perlahan, dia juga merasakan kenikmatan yang sama. Sekalipun sudah diatas 40
tahun vagina Tante Nita masih terasa sempit, dinding-dindingnya terasa kuat mencengkeram
penisku. Aku merasakan vaginanya seperti meremas penisku dengan gerakan yang berirama.
Luar biasa nikmat rasanya…. Perlahan kugerakkan pinggulku turun naik, Tante Nita juga tidak
mau kalah, pinggulnya bergerak turun naik mengimbangi gerakanku. Tangannya mencengkeram
erat punggungku dan tanganku membelai rambutnya sambil meremas-remas payudaranya yang
empuk. Sementara itu bibir kami berpagutan dengan liar…. Baru beberapa menit saja aku sudah
mulai merasa seluruh tubuhku bergetar dijalari sensasi nikmat yang luar biasa… maklumlah ini
pengalaman pertamaku… kelihatannya tidak lama lagi aku akan mencapai puncak orgasme.
“Tante…Doni sudah hampir keluar…. aaah…uuh…” kataku berusaha keras menahan diri.
“Terusin aja Don… kita barengan yaa…. tante juga udah mau keluar… aahh… Doni… tusuk
yang kuat Don… tusuk sampai ujung sayang… mmhh….” Kata-kata Tante Nita membuatku
makin bernafsu dan aku menghujamkan penisku berkali-kali dengan kuat dan cepat ke dalam
vaginanya. “Aduuh…Doni udah nggak tahan lagi…” aku benar-benar sudah tidak dapat
mengendalikan diri lagi, pantatku bergerak turun naik makin cepat dan penisku terasa membesar
dan berdenyut-denyut bersiap mencapai puncak di dalam vagina Tante Nita. Sementara itu Tante
Nita juga hampir mencapai orgasmenya yang kedua. “Ayoo Don… tante juga mau…ahhhh…
ahhh kamu ganas sekali……. aaaahhh…. Doniii…. sekarang Don…. keluarin sekarang Don…
tante udah nggak tahan…mmmhhh”. Tante Nita juga mulai kehilangan kontrol, kedua kakinya
dijepitkan melingkari pinggulku dan tangannya mencengkeram keras punggungku.

Dan kemudian aku melancarkan sebuah tusukan akhir yang maha dahsyat… “Tante…aaaa…
aaaagh….Doni keluaaaar…..aagh..” aku mendesah sambil memuncratkan seluruh spermaku ke
dalam liang kenikmatan Tante Nita. Bersamaan dengan itu Tante Nitapun mengalami puncak
orgasmenya, “Doniii…. aduuuh……tante jugaa….aaaah… I’m cumming honey…
aaaahh…..aah….” Kami berpelukan lama sekali sementara penisku masih tertanam dengan kuat
di dalam vagina Tante Nita. Ini sungguh pengalaman pertamaku yang luar biasa…. aku betul-
betul ingin meresapi sisa-sisa kenikmatan persetubuhan yang indah ini. Akhirnya aku mulai
merasakan kelelahan yang luar biasa, seluruh persendianku terasa lepas dari tempatnya.
Kulepaskan pelukanku dan perlahan-lahan kutarik penisku yang mulai sedikit melemah karena
kehabisan energi. Lalu aku terbaring lemas di sebelah Tante Nita yang juga tergolek lemas
dengan mata masih terpejam dan bibir bawahnya sedikit digigit. Kulihat dari celah vaginanya
cairan spermaku meleleh melewati sela-sela pahanya. Rupanya cukup banyak juga spermaku
muntah di dalam Tante Nita. Tak lama kemudian Tante Nita membuka matanya dan tersenyum
padaku, “Gimana sayang…enak?” katanya sambil menyeka sisa spermaku dengan handuk. Aku
hanya mengangguk sambil mengecup bibirnya. “Tante nggak nyangka kalau kamu ternyata baru
pertama kali “making-love”. Soalnya waktu “fore-play” tadi nggak kelihatan, baru waktu mau
masukin penis tante tahu kalau kamu belum pengalaman. By the way, Tante senang sekali bisa
dapat perjaka ting-ting seperti kamu. Tante betul-betul menikmati permainan ini. Kapan-kapan
kalau ada kesempatan kita main lagi mau Don…?” Aku hanya diam tersenyum, betapa tololnya
kalau aku jawab tidak. Tante Nita membaringkan kepalanya di dadaku, kami terdiam menikmati
perasaan kami masing-masing selama beberapa saat. Tapi tidak sampai 5 menit, energiku mulai
kembali. Tubuh wanita matang yang bugil dan tergolek dipelukanku membuat aku kembali
terangsang, perlahan-lahan penisku mulai membesar. Tangan kananku kembali meraba payudara
Tante Nita dan membelainya perlahan. Dia memandangku dan tersenyum, tangannya meraih
penisku yang sudah kembali membesar sempurna dan digenggamnya erat-erat. “Sudah siap lagi
sayang…? Sekarang tante mau di atas ya…?” katanya sambil mengangkangi aku. Dibimbingnya
penisku ke arah lubang vaginanya yang masih basah oleh spermaku. Kali ini dengan lancar
penisku langsung meluncur masuk ke dalam vagina Tante Nita yang sudah sangat basah dan
licin. Kini Tante Nita duduk diatas badanku dengan penisku terbenam dalam-dalam di
vaginanya. Tangannya mencengkeram lenganku dan kepalanya menengadah ke atas dengan mata
terpejam menahan nikmat. “Aahh…Doni… penismu sampai ke ujung… uuh…. mmhh… aahhh”
katanya mendesah-desah. Gerakan Tante Nita perlahan tapi penuh energi, setiap dorongannya
selalu dilakukan dengan penuh energi sehingga membuat penisku terasa masuk begitu dalam di
liang vaginanya. Pantat Tante Nita terus bergerak naik turun dan berputar-putar, kadang-kadang
diangkatnya cukup tinggi sehingga penisku hampir terlepas lalu dibenamkan lagi dengan kuat.
Sementara itu aku menikmati goyangan payudaranya yang terombang-ambing naik-turun
mengikuti irama gerakan binal Tante Nita. Kuremas-remas payudaranya dan kupermainkan
pentilnya sehingga membuat Tante Nita makin bergairah.

Gerakan Tante Nita makin lama makin kuat dan dia betul-betul melupakan statusnya sebagai
seorang istri dosen yang terhormat. Saat itu dia menampilkan dirinya yang sesungguhnya dan
apa adanya… seorang wanita yang sedang dalam puncak birahi dan haus akan kenikmatan.
Akhirnya gerakan kami mulai makin liar dan tak terkontrol… “Doni… tante sudah mau keluar
lagi…. aaah… mmmhh.. uuuughhh…” “Ayoo tante… Doni juga udah nggak tahan…” Akhirnya
dengan sebuah sentakan yang kuat Tante Nita menekan seluruh berat badannya ke bawah dan
penisku tertancap jauh ke dalam liang vaginanya sambil memuncratkan seluruh muatan…
Tangan Tante Nita mencengkeram keras dadaku, badannya melengkung kaku dan mulutnya
terbuka dengan gigi yang terkatup rapat serta matanya terpejam menahan nikmat. Setelah
beberapa saat akhirnya Tante Nita merebahkan tubuhnya di atasku, kami berdua terkulai lemas
kelelahan. Malam itu untuk pertama kalinya aku tidur di dalam kamar Tante Nita karena dia
tidak mengijinkan aku kembali ke kamar. Kami tidur berdekapan tanpa sehelai busanapun. Pagi
harinya kami kembali melakukan persetubuhan dengan liar… Tante Nita seolah-olah ingin
memuaskan seluruh kerinduannya akan kenikmatan yang jarang didapat dari suaminya.
Semenjak saat itu kami sering sekali melakukannya dalam berbagai kesempatan. Kadang di
kamarku, kadang di kamar Tante Nita, atau sesekali kami ganti suasana dengan menyewa kamar
hotel di daerah Lembang untuk kencan short-time. Kalau aku sedang “horny” dan ada
kesempatan, aku mendatangi Tante Nita dan mengelus pantatnya atau mencium lehernya. Kalau
OK Tante Nita pasti langsung menggandeng tanganku dan mengajakku masuk ke kamar.
Sebaliknya kalau Tante Nita yang “horny”, dia tidak sungkan-sungkan datang ke kamarku dan
langsung menciumi aku untuk mengajakku bercinta. Semenjak berhasil merenggut
keperjakaanku Tante Nita tidak lagi cemberut dan uring-uringan kalau Om Rahmat pergi tugas
mengajar ke luar kota. Malah kelihatannya Tante Nita justru mengharapkan Om Rahmat sering-
sering tugas di luar kota karena dengan demikian dia bisa bebas bersamaku.

Dan akupun juga semakin betah tinggal di rumah Tante Nita. Pernah suatu malam setelah Om
Rahmat berangkat keluar kota, Tante Nita masuk ke kamarku dengan mengenakan daster.
Dipeluknya aku dari belakang dan tangannya langsung menggerayangi selangkanganku. Aku
menyambut dengan mencumbu bibirnya dan membaringkannya di tempat tidur. Saat kuraba
payudaranya ternyata Tante Nita sudah tidak memakai BH, dan ketika kuangkat dasternya
ternyata dia juga tidak memakai celana dalam lagi. Bibir vaginanya tampak merah dan bulu-
bulunya basah oleh lendir. Samar-samar kulihat sisa-sisa lelehan sperma dengan baunya yang
khas masih tampak disana, rupanya Tante Nita baru saja bertempur dengan suaminya dan Tante
Nita belum merasa puas. Langsung saja kubuka celanaku dan penis yang sudah mengeras
langsung menyembul menantang minta dimasukkan ke dalam liang kenikmatan. Tante Nita
menanggapi tantangan penisku dengan mengangkangkan kakinya. Ia langsung membuka bibir
vaginanya dengan kedua tangannya sehingga tampaklah belahan lubang vaginanya yang
merekah merah. “Masukin punyamu sekarang ke lubang tante sayang…..” katanya dengan nafas
yang berat dan mata sayu. Karena aku rasa Tante Nita sudah sangat “horny”, tanpa banyak basa-
basi dan “foreplay” lagi aku langsung menancapkan batang penisku ke dalam vagina Tante Nita
dan kami bergumul dengan liar selama hampir 5 jam! Kami bersetubuh dengan berbagai macam
gaya, aku diatas, Tante Nita diatas, doggy-style, gaya 69, kadang sambil berdiri dengan satu kaki
di atas tempat tidur, lalu duduk berhadapan di pinggir ranjang, atau berganti posisi dengan Tante
Nita membelakangi aku, sesekali kami melakukan di atas meja belajarku dengan kedua kaki
Tante Nita diangkat dan dibuka lebar-lebar, dan masih banyak lagi. Aku tidak ingat apa masih
ada gaya persetubuhan yang belum kami lakukan malam itu. Dinginnya hawa Dago Utara di
waktu malam tidak lagi kami rasakan, yang ada hanya kehangatan yang menggetarkan dua insan
dan membuat kami basah oleh keringat yang mengucur deras. Begitu liarnya persetubuhan kami
sampai-sampai aku mengalami empat kali orgasme yang begitu menguras energi dan Tante Nita
entah berapa kali. Yang jelas setelah selesai, Tante Nita hampir tidak bisa bangun dari tempat
tidurku karena kakinya lemas dan gemetaran sementara vaginanya begitu basah oleh lendir dan
sangat merah. Seingatku itulah malam paling liar diantara malam-malam liar lain yang pernah
kulalui bersama Tante Nita. Petualanganku dengan Tante Nita berjalan cukup lama, 2 tahun,
sampai akhirnya kami merasa Om Rahmat mulai curiga dengan perselingkuhan kami. Sebagai
jalan terbaik aku memutuskan untuk pindah kos sebelum keadaan menjadi buruk. Tetapi
meskipun demikian, kami masih tetap saling bertemu paling sedikit sebulan sekali untuk melepas
rindu dan nafsu. Hal ini berjalan terus sampai aku lulus kuliah dan kembali ke Jakarta. Bahkan
sekarang setelah aku beristri, kalau sedang mendapat tugas ke Bandung aku masih
menyempatkan diri menemui Tante Nita yang nafsu dan gairahnya seolah tidak pernah
berkurang oleh umurnya yang kini sudah kepala lima.

Situs cerita dewasa

Situs Cerita Dewasa-Cerita Panas-Cerita Porno-Cerita Seks

 Tentang Cerita Dewasa

Pacarku Maya
Video Bokep ABG SMU

Kisah ini adalah kisah nyataku pada 10 tahun silam. Sekitar th 1997 waktu itu saya masih sendiri
yang berusia skitar 22 th sudah mulai bekerja di hospital di bagian dispensarynya. Ada teman
kerja yang saya taksir sampai2 saya terus terbayang dia terus .mau makan ingat dia,mau tidur
ingat dia,sampe mau beol pun ingat dia.gila ngga….namanya “ maya”
Oh ya lupa nama saya ,sebut saja “rado” asal Sumatra ,akhirnya daripada saya hanya menahan
saja persaan tersebut,saya coba beranikan diri menyatakan cinta tersebut padanya.
“ maya ,sini deh ada yang mau saya sampaikan padamu
“ apaan do kayaknya serius amat
“ini setelah saya perhatikan dan pertimbangkan dengan masak2,spertinya saya suka deh sama
kamu. Boleh ngga saya jadi pacar kamu ? begitulah ungkapan yang saya ucapkan tanpa adanya
rayuan maut.
Spontan saja dia kaget atas ucapanku tersebut, do saya sampai saat ini masih ngangap kamu
hanya temanku saja. Kayaknya nggak bias deh kita jadian. Bukannkah kita masih bias bertemu
dan berteman saja, katanya.
Tapi saya tak hanya ingin berteman denganmu gadis manis ,saya ingin menjadi pacarmu,kataku
lagi.
Begini saja saya beriwaktu seminggu ini untuk berpikir ya,kataku kepadanya.
Tak sampai seminggu saya sudah datangi lagi dia ketika sedang bekerja siang untuk menanyakan
jawaban tersebut. Namun tetap saja ditolaknya dengan halus.
Wah sungguh pusing aku jadinya ,rasanya aku bertepuk sebelah tangan. Tapi aku coba lagi
memelas kepadanya agar dia mau jadi pacarku.
Sampai2 aku berlutut dan memeluk kakinya, dia terkejut dengan sikapku tersebut sampai dia
marah kepadaku,katanya ‘ cewek kan bukan hanya aku saya do, masih banyak kok nantinya yang
mau jadi pacarmu “
Tidak aku tetap maunya sama kamu saya ya…please..sambilku memelas dengan berlinang
airmata. Mungkin karena aku menangis tersebut atau karena kegigihanku tersebut. Akhirnya dia
mau juga jadi pacarku.
Ok deh bila memang kamu mau jadian.. sekarang kita coba jalani dulu ya ,nanti kalo ngga cocok
kita bubar,katanya. Spontan aku langsung memeluk pahanya dengan erat. Dan aku berdiri sedikit
untuk mencium pipinya.. trus dia cium juga pipiku dan bibirku..aku minta lagi kucium lagi
bibirnya, kali ini dia yang mengajariku dengan berciuman memainkan lidah didalam mulut
masing2 secara bergantian. Oh nikmatnya. Dasarnya aku lelaki atau apa,secara replek juga aku
memegang buah dadanya tersebut yang masih terbalut bluesnya ,ku remas2 sperti orang
memerah sapi , eh kuliat dianya terangsang dan kubuka aja bluesnya serta bhnya wauw wauw
kuliat tetek yang indah terpampang diwajahku dengan tegak dan sekalnya. Kuisap2 susunya
tersebut ,dia mendelik2 sambil mendesah aah aah shh ,maya bilang :”pentilnya diisap donk do ..
Kuisap2lah pentilnya tersebut eh dianya kayak orang kesurupan , menggeliat2 kesana
kemari.membuatku susah untuk isap susunya tersebut.memang enaknya melakukan petting dg
gadis yang kita sukai sampai sampai ppanas dingin rasanya ini badan. Oh nikmatnya…
Tak hanya sampai disini saya berusaha bertindak lebih jauh lagi,kumasukkan saja tanganku ked
lm roknya trus mengelus2 pahanya lalu kuelus juga tuh celana dalamnya sambil merasakan
gundukan memiaw indah yang ada dibalik itu. Kurasa tak begitu ada penolakan lalu kulanjutkan
dengan memasukkan jari telunjukku ke dalam cd tersebut dan kucari mana nih lubangnya. Hore
ketemu juga tuh lubangnya ,ternyata sudah basah juga tuh lubangnya.lalu kumasukkan saja jari
tersebut sedikit2 “dianya mengerang keenakan aah ahh aah…,begitu katanya.ku kocok2 saja tuh
memiawnya .dia malah tambah keasyikan.
Tak puas sampai disitu lalu kuturunkan saja celana dalamnya,karena ingin liat seperti apa sih itu
memiaw secara dekat & langsung. Waw memiawnya penuh ditumbuhi jembut2 halus yang
membuat kuingin mengisap2 memiaw tersebut. Pertamanya sih jijik juga ngisap lubang memiaw
tersebut ,maka kupejamkan saja mata ini dalam melakukan aktifitas tersebut. Aah ahhh eshh
….bunyi desahannya. Yang kuat do “ katanya . enak banget rasanya,”katanya.
Rupanya mayapun mengimbangiku dengan tangannya ternyata sudah ada didlam celana dalamku
dan terus mengelus2 tongkolku ,kemudian dikocok2nya tongkol ini. Aah …ennnnaaaaaakkkk
trrrrrrusss
Akhirnya menyemprotlah maniku ketangan dan badannya akibat kocokannya terhadap tongkolku
tersebut. Lemas badanku dibuatnya.
Kami sudahi dulu acara ini karena kita melakukannya di ruang bos. Bahaaa ya bro..
Ntar hamil ngga do.. ya nggak lah orang kita belum sempat masukkin tongkol ke memk mu itu
kok
Situs Cerita Dewasa-Cerita Panas-Cerita Porno-Cerita Seks

 Tentang Cerita Dewasa

Kisah Hilangnya Keperjakaan


Video Bokep ABG SMU

Waktu itu gw baru kira2 umur 14 jalan, udah mau 15 sih berapa bulan lagi. Waktu itu gw sama
nyokap lagi pergi ke singapura karena nyokap lagi ada urusan. Kita ke sana waktu itu kira2 satu
minggu. Setelah 5 hari di sana, kan berhubung sekamar sama nyokap di hotel jadi ga ada
kesempatan buat nyoli, gw jadi horny ga ketolongan (gw udah doyan bokep dan ketagihan nyoli
dari umur 11 dulu sampai sekarang). Terus pas hari ke 5 (waktu itu sabtu kalau ga salah) nyokap
gw akhirnya pergi untuk menghadiri urusannya itu dan gw ditinggal sendirian di kamar hotel.

Waktu itu gw juga ga ada akses video bokep lagi, dan gw horny setengah mati. GW putusin
untuk coba fantasi aja, inget2 bokep2 terbaik yang pernah gw tonton selama itu. Tapi ternyata
pikiran gw ga bisa lepas dari toko2 sex yang gw lewatin setiap kali mau ke hotel apalagi di
depannya itu banyak poster2 bergambar cewe2 sexy. Terus pikiran gw juga ga lari dari cewe2
sexy yang juga biasa gw berkeliaran di jalan sekitar hotel gw itu (perek2 itu, cuma waktu dulu
belum ngerti gw). Terus mungkin karena insting horny gw, gw mutusin untuk keliaran ke jalan
sekitar itu buat liat2. Lagian nyokap gw baliknya pasti lewat tengah malam. Dan juga mungkin
gara2 gw waktu itu udah kelewatan horny, gw keluar tanpa memakai celana dalam, supaya ga
sakit karena ereksi dan juga supaya lebih nyaman aja mengakomodasikan penis yang tegang dan
besar itu.

Pas udah di jalan, dan waktu itu memang daerah situ sudah agak ramai karena sudah agak
malam. Ga lama gitu gw masukin salah satu toko kondom gitu yang banyak sekali menjual
barang2 yang belum pernah gw liat sepanjang hidup gw. Banyak sekali barang2 “aneh” yang gw
belum pernah lihat. Eh, pas gw lagi di salah satu pojok melihat barang2 yang dipajang, tiba2 gw
denger ada yang bisikin gw manggil. Gw pikir cuma perasana gw ternyata dipanggil lagi gw,
arah suaranya dari pintu yang terbuka dikit. Gw yang lagi sangat horny itupun memberaniin diri
gw untuk masuk ke ruangan tersebut. Wah kalau memang lagi horny apa juga berani yah…

Di balik pintu itu ternyata ada satu ruangan kecil seperti gudang. Di dalam situ banyak sekali
kardus2 dan di sana ada satu meja yang cukup besar. Yang paling mengagetkan nih apa yang ada
di atas meja tersebut. (semua percakapan dalam bahasa inggris cuma di sini gw terjemahin)

Di atas meja itu ada cewe cantik luar biasa. Kulitnya putih mulus, rambut panjang hitam seperti
sutera, dan tubuhnya memang benar2 seksi ditambah lagi waktu itu dia memakai pakaian tube
dress one piece berwarna putih yang sangat seksi memeluk tubuh bagusnya itu. Buah dadanya
cukup besar mungkin C-D kali ukurannya. Terus pahanya mulus abis. Umurnya kira2 19-23 gitu,
wah pokoknya seperti bintang AV deh! Tiba2 dia tanya gw, “baru pertama kali ya berkunjung ke
sini?”
Gw jawab dengan gugup, “Ya, baru pertama kali ke sini”
Terus tiba2 dia menunjukkan satu bungkusan kecil, “Ini yang namanya kondom. Kamu tau cara
pakainya?” dia tanya.
Gw jawab gw ga tau dan dia tersenyum dengan manis sambil mulai menunjukkan bagaimana
cara membuka bungkus kondom tersebut. Setelah itu dia menunjukkan bagaimana caranya
menggulung keluar kondom tersebut dan dia menjelaskan bagaimana cara memakainya dengan
menyarungkan jari tengahnya dengan kondom tersebut. Gw yang masih kaget melihat malaikat
ini masih agak bengong, dan secara tidak sadar selama dia menjelaskan bagaimana cara memakai
kondon tersebut, kita berdua sudah mulai berkeringat karena ruangan kecil tersebut tidak
mempunyai ventilasi besar.

Cewe itu juga terlihat agak kepanasan dan tubuhnya yang seksi itu bersimbah keringat seakan2
dia habis mandi/berenang. Gw juga kepanasan, dan terutama di bagian bawah soalnya melihat
cewe itu keringatan gw langsung tambah horny dan biarpun gw ga pake celana dalam tetap aja
berasa keat sekali karena ereksi yang luar biasa, gw agak malu dan berusaha menutupinya, tapi
kayaknya susah ditutupi karena memang ketara sekali. Cewe itu pun tiba2 mengejutkan gw lagi
kali ini tiba2 dia mengeluh ruangannya panas sekali dan mulai membuka bajunya. Tubuh
cantiknya itu pun terbuka sedikit demi sedikit dan sambil melepas semua bajunya dia bilang,
“nah sekarang kan sudah bisa pake kondom, sekarang cepat sini, sebelum ada yang masuk…”
gw masih bengong saja di situ, masih kaget dan agak malu2. celana gw juga mulai basah karena
cairan pre-cum yang sudha mulai keluar. Wah melihat tubuh telanjang cewe itu bikin gw horny
luar biasa sampai sekarang, luar biasa indahnya, ditambah lagi tubuhnya waktu itu bersimbah
keringat. Dia pun tiduran di atas meja itu dan membuka kedua kakinay sambil menyuruhku ke
sana, Gw terus terang aja malu dan takut apalagi belum pernah ML. Terus akhirnya dia bilang
sesuatu yang bikin gw benar2 ga tahan lagi, dia membuka kedua tangannya eperti mau memeluk
dan dia bilang, “COME TO MAMA!” wah gw benar2 ga tahan dan dengan segera gw tutup
pintu di belakang gw yang dari tadi belum rapat dan gw melepas semua baju gw dan abis itu
langsung loncat ke atas meja dan ke atas tubuh cewe itu.

PErtamanya sulit juga mau masukin ke memiawnya karena gw masih belum pengalaman waktu
itu, tapi akhirnya dia tuntun penis gw dan akhirnya bisa masuk. Maknyusss banget rasanya di
dalam situ, hangat banget. Terus gw mulai masukin dan keluarin penis gw dan dia juga
memasukkan jarinya ke dalam lubang anus gw. Buset asyk banget prostat gw ditusuk2, tapi
setelah sekitar 5-10 menit gw rasanya seperti ada yang mau meletus. Gw sekuat tenaga nahan
tapi sia2, langsung penis gw memuntahkan cairan hangat kental dengan semburan2 kuat. Waktu
itu mungkin ada 10 kali semburan kenceng abis dan rasanya tuh enak banget, 100x pas keluar
waktu nyoli, dan gw peluk dia erat2 selama gw keluar, dan selama gw ngecrot dia juga menjepit2
penis gw dengan memiawnya. Abis selesai keluar gw tetep peluk dia erat2 dan penis gw yang
masih di dalam memiawnya bisa ngerasain cairan putih hangat kental gw ngalir keluar manddin
penis gw. Kita berdua, 2 tubuh muda yang sedang menikmati pelampiasan nafsu birahi terkapar
di atas meja itu penuh keringat. Cewe itu terus muji gw, “lumayan juga untuk pemula” terus gw
cium jaa bibirnya, dan kita berciuman dengan mesra. Eh taunya setelah gw ngerasain lebih
banyak lagi cairan gw ngalir basahin penis gw di dalam memiawnya dia melepaskan diri dari
ciuman itu dan langsung tanya, “Eh, tadikamu pake kondomnya dengan benar kan?” Gw yang
waktu itu masih kecil dan lugu langsung dengan bangganya menyatakan “sesuai dengan yang
kamu instruksikan” dan menunjukkan jari tengah gw yang terbungkus kondom.
Waduh ternyata gw udah ML sama cewe secantik itu waktu prtama kali gw ML tanpa kondom
dan ngecrot di dalem lgi. Untung akhirnya dia ga marah dan gw dengan puasnya tapi cape harus
say goodbye sama malaikat ini dan gw pulang ke hotel terus tidur. Nyokap gw ga tau kahirnya
tapi puas banget gw.

You might also like