Professional Documents
Culture Documents
PEMBANGUNAN DAERAH
A. UMUM
Tuntutan politik yang telah melahirkan UU No. 22 Tahun 1999 dan UU No.
25 Tahun 1999 serta berbagai produk peraturan perundang-undangan pendukungnya
memberikan peluang bagi pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah yang luas,
nyata, dan bertanggung jawab. Namun dalam pelaksanaanya masih terdapat beberapa
masalah pada pengembangan kapasitas daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan,
pengembangan ekonomi wilayah, pemberdayaan masyarakat, dan penanganan daerah
khusus seperti: D.I. Aceh, Irian Jaya, Maluku dan Maluku Utara.
Sementara itu, hasil-hasil yang telah dicapai sampai dengan awal tahun 2001
meliputi antara lain: (1) tersusunnya fungsi dan tingkat kewenangan pemerintahan
menurut daerah dan sektor; (2) terbentuknya sistem kelembagaan yang mampu
menjalankan kewenangan tersebut secara efektif dan efisien; (3) teralokasikannya
sumber daya pembiayaan, personil, dan peralatan; dan (4) tersusunnya peraturan
perundangan sebagai tindak lanjut dari UU No. 22/1999 dan UU No. 25/1999.
IX-1
ketidakterpaduan antarsektor dalam pembangunan wilayah; (4) terbatasnya
ketersediaan lapangan kerja dan usaha yang kompetitif; (5) rendahnya tingkat
pendidikan; (6) hambatan informasi terhadap aksesibilitas modal, produksi,
teknologi, dan pemasaran yang menyebabkan tingginya tingkat migrasi ke kota; (7)
kurangnya pelibatan masyarakat luas terutama pihak swasta, lembaga-lembaga non
pemerintah, dan masyarakat dalam pembangunan ekonomi wilayah; (8) kelembagaan
adat yang belum berfungsi secara penuh dalam pengambilan keputusan publik; (9)
kurang kuatnya struktur kelembagaan ekonomi lokal; dan (10) lemahnya koordinasi
dalam pengelolaan dana pembangunan dalam menggerakkan kegiatan ekonomi di
daerah. Disamping itu prioritas pembangunan daerah masih lebih ditujukan kepada
wilayah-wilayah yang berpenduduk padat dan mudah terjangkau; dan masih
rendahnya pendapatan masyarakat yang diakibatkan keterisolasian dan terpencil.
IX - 2
tetangga (Malaysia, Thailand, Singapura, Brunei Darussalam, Philipina, Papua
Nugini dan Timor Leste) di bidang keamanan, perekonomian, dan pengelolaan SDA
dan lingkungan daerah perbatasan; (8) tersedianya kegiatan ekonomi dan
industrilisasi perdesaan dengan dukungan sektor agribisnis berbasis kegiatan agraris
dan maritim; (9) tersedianya bahan pangan dan bahan baku non pangan bagi
kebutuhan konsumsi dan produksi; (10) terselenggaranya upaya penanggulangan
kemiskinan perkotaan dan perdesaan; (11) terfasilitasinya daerah dalam
meningkatkan kemampuan pengelolaan perkotaan; dan (12) meningkatnya partisipasi
dan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan.
IX-3
perumusan dan pengaturan norma standar prosedur dan manual sebanyak 45 paket;
(10) penataan dan rehabilitasi lingkungan kumuh seluas 619 hektar; (11) peremajaan
dan revitalisasi kawasan di 10 kota; dan (12) penanggulangan bencana alam dan
kerusuhan sosial pada 10 lokasi penanggulangan darurat dan 15 lokasi rekonstruksi.
Sampai saat ini telah dilakukan penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional, Rencana Tata Ruang Pulau, di 3 pulau besar; 26 Rencana Tata Ruang
Wilayah Propinsi (RTRWP); 153 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
(RTRWK); 94 Rencana Tata Ruang Wilayah Kota (RTRWK); peningkatan kualitas
SDM 6 propinsi, 17 kabupaten, dan 3 kota; pembentukan Tim Koordinasi Penataan
Ruang (TKPR) di 24 propinsi, 88 kabupaten, dan 11 kota. Selain itu telah dan akan
terus dilakukan percepatan pendaftaran tanah dengan penerbitan sertifikat hak atas
tanah melalui Prona, pendaftaran tanah sistematis, P3HT dan program transmigrasi
sebanyak 500.000 bidang; penyempurnaan UU No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan
Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA); penyelesaian kasus-kasus pertanahan;
pendataan penguasaan dan pemilikan tanah perdesaan di 112 kecamatan dan tanah
perkotaan di 85 kelurahan, konsolidasi tanah seluas 16.000 hektar (9.000 bidang);
dan pengembangan sistem informasi pertanahan di 26 kantor pertanahan dan sistem
informasi geografi di 24 kabupaten. Dalam rangka pengendalian penggunaan tanah
sedang dilakukan penyusunan neraca penggunaan tanah di 4 kabupaten serta
bimbingan dan pengendalian penggunaan tanah seluas 44.000 hektar. Sementara
dalam rangka pengembangan kapasitas kelembagaan telah dilakukan pendidikan dan
pelatihan pertanahan, pembangunan dan renovasi gedung/kantor serta penelitian dan
pengkajian pertanahan.
Sasaran penataan ruang untuk Tahun 2002 adalah: (1) tersusunnya kebijakan
penataan ruang untuk revisi RTRWN, memberi supervisi dalam pembuatan dan
IX - 4
pengesahan 4 RTRWP propinsi baru, 10 RTRW kabupaten dan 10 RTRW kota, dan
pemantapan RTR di 2 pulau besar; (2) tersusunnya kebijakan dan pedoman penataan
ruang pesisir, laut dan pulau-pulau kecil; (3) tersusunnya 4 PP pelaksanaan UU No.
24 Tahun 1992 yaitu PP Penatagunaan Tanah, PP Pentaan Ruang Kawasan
Perkotaan, PP Penataan Ruang Kawasan Perdesaan, dan PP Penataan Ruang
Kawasan Tertentu; (4) tersosialisasikannya kebijakan, peraturan dan pedoman umum
pelaksanaan penataan ruang untuk seluruh pihak yang berkepentingan; (5)
terselenggaranya peningkatan kapasitas aparat daerah dalam penataan ruang dan
pemanfaatan teknologi penataan ruang di 4 propinsi, 10 kabupaten, dan 10 kota; (6)
tersusunnya kajian akademis untuk penyusunan kebijakan dan pedoman bagi daerah
dalam pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang bagi daerah rawan
konflik; (7) terselenggaranya rapat koordinasi antar instansi di tingkat pusat, di
tingkat daerah, serta antara instansi pusat dan instansi daerah; (8) terbentuknya forum
komunikasi tata ruang antara pemerintah dan masyarakat; (9) peningkatan kapasitas
aparat pemerintah daerah dan sistem informasi dalam penataan ruang di 4 propinsi,
10 kabupaten, dan 10 kota.
IX-5
Selain itu dari aspek politik masalahnya adalah: (1) kuatnya peran pemerintah
dan organisasi politik yang justru telah menekan hak dan kemandirian masyarakat;
(2) belum matangnya masyarakat dalam menggunakan hak berpendapat dan
berorganisasi; dan (3) kurangnya akses pelibatan masyarakat dalam pengambilan
keputusan publik yang menyangkut kehidupan masyarakat secara langsung.
Hasil-hasil yang telah dicapai sampai dengan awal tahun 2001 meliputi: (1)
tersedianya permodalan, pendampingan dan pengembangan manajemen usaha yang
menyangkut organisasi sosial ekonomi dan sistem jaringan kerja antar organisasi
masyarakat; (2) tertanganinya kelompok masyarakat miskin melalui program
pengembangan kecamatan di 727 kecamatan yang ditunjang pula oleh pembangunan
prasarana pendukung desa tertinggal; (3) tersusunnya pedoman dalam rangka
pengembangan kelembagaan di perdesaan; (4) tersusunnya pengembangan kebijakan
strategis dalam rangka pemberdayaan masyarakat di bidang sosial, ekonomi dan
politik; dan (5) tumbuhnya berbagai organisasi kemasyarakatan di berbagai lapisan
masyarakat sebagai patner pemerintah dalam peningkatan keswadayaan masyarakat.
Selanjutnya sasaran yang ingin dicapai pada tahun 2002 adalah: (1)
bekembangnya organisasi sosial dan ekonomi masyarakat setempat yang dapat
meningkatkan kehidupan sosial, ekonomi dan politik; (2) berkurangnya jumlah
penduduk miskin dan meningkatnya kondisi sosial ekonomi keluarga dan kelompok
masyarakat yang miskin dan berpotensi menjadi miskin; (3) berkembangnya
kelembagaan keswadayaan di masyarakat; dan (4) meningkatnya solidaritas dan
ketahanan sosial masyarakat terutama kepada masyarakat berpenghasilan rendah dan
rentan sosial.
IX - 6
Sasaran penanganan daerah khusus pada tahun 2002 adalah : (1)
diterapkannya format otonomi khusus dalam bentuk Undang-Undang di D.I Aceh
dan Irian Jaya; (2) meningkatnya pemulihan kehidupan masyarakat melalui
pembangunan prasarana dan sarana ekonomi dan sosial; (3) terciptanya percepatan
pemberdayaan masyarakat lokal sesuai dengan karakteristik lokal; (4) terwujudnya
rekonsiliasi dan normalisasi kehidupan masyarakat di Maluku dan Maluku Utara;
dan (5) terselesaikannya kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia melalui
pelaksanaan peradilan maupun pemberian suatu kompensasi materiil dan spritual
kepada keluarga korban.
B. PROGRAM-PROGRAM PEMBANGUNAN
Kegiatan pokok dalam program ini yang akan dilakukan pada tahun 2002
adalah: (1) menyusun standardisasi kompetensi jabatan aparatur daerah; (2)
menganalisis kebutuhan peningkatan sumber daya manusia aparatur daerah; dan (3)
memperbaik sistem penghargaan dan penghukuman.
IX-7
2. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintahan Daerah
Kegiatan pokok dalam program ini yang akan dilakukan pada tahun 2002
adalah: (1) mengkaji tentang berlakunya otonomi daerah bagi daerah Propinsi,
Kabupaten, Kota, dan/atau Desa; (2) menata struktur organisasi dan manajemen
pemerintahan daerah yang mengikuti kaidah organisasi yang maju dan norma
pemerintahan yang baik; (3) mengembangkan hubungan kerja antarorganisasi di
lingkungan pemerintah secara horisontal dan vertikal, dan antara pemerintah dan
masyarakat.
Kegiatan pokok dalam program ini yang akan dilakukan pada tahun 2002
adalah: (1) meningkatkan komunikasi dan konsultasi dengan masyarakat, lembaga
masyarakat setempat, dunia usaha, dan pemerintahan daerah; (2) meningkatkan
kemampuan analisis kebijakan dan komunikasi politik anggota DPRD.
Kegiatan pokok dalam program ini yang akan dilakukan pada tahun 2002
adalah: (1) Memperluas dan meningkatkan sumber penerimaan daerah; (2)
menyederhanakan peraturan dan membenahkan kelembagaan keuangan; (3)
mengembangkan mekanisme pembiayaan dan sistem akuntansi, dan keuangan yang
transparan dan bertanggung jawab.
Kegiatan pokok dalam program ini yang akan dilakukan pada tahun 2002
adalah: (1) mengembangkan jaringan dan mengelola prasarana dan sarana ekonomi
wilayah; (2) menyediakan bantuan alih teknologi, modal, pelayanan perbankan dan
pemasaran produksi; (3) mengembangkan kemitraan antarpelaku ekonomi dalam
kegiatan produksi dan pemasaran.
IX - 8
7. Program Pembangunan Perdesaan
Kegiatan pokok dalam program ini yang akan dilakukan pada tahun 2002
adalah: (1) membangunan prasarana dan sarana; (2) menguatkan lembaga dan
organisasi ekonomi masyarakat; (3) mengembangkan jaringan produksi dan
pemasaran; (4) mengelolakan pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan;
(5) meningkatkan kehidupan sosial-ekonomi kelompok masyarakat dan keluarga
miskin di perdesaan secara terpadu; (6) menyempurnakan struktur organisasi
pemerintahan desa dan organisasi sosial masyarakat
Kegiatan pokok dalam program ini yang akan dilakukan pada tahun 2002
adalah: (1) meningkatkan upaya penanggulangan kemiskinan di perkotaan; (2)
menguatkan institusi lokal di perkotaan; (3) menyempurnakan struktur kelembagaan
kota; (4) meningkatkan kapasitas pengelolaan perkotaan; (5) meningkatkan fungsi
kawasan fungsi di perkotaan.
Kegiatan pokok dalam program ini yang akan dilakukan pada tahun 2002
adalah: (1) mengembangkan sistem penyediaan perumahan yang bertumpu pada
swadaya masyarakat; (2) mengembangkan mekanisme subsidi perumahan bagi
masyarakat miskin dan berpendapatan rendah; (3) mengembangkan rumah susun
sewa sederhana di kota besar; (4) memutakhirkan dan menyusun peraturan
perundang-undangan, pedoman, norma, standar dan prosedur keselamatan
konstruksi; (5) menguatkan kelembagaan pengawasan konstruksi dan keselamatan
bangunan
Kegiatan pokok dalam program ini yang akan dilakukan pada tahun 2002
adalah: (1) meningkatkan pelayanan prasarana dan sarana permukiman, termasuk air
bersih dan perbaikan kampung; (2) menata dan merehabilitasi lingkungan
permukiman kumuh; (3) melestarikan bangunan bersejarah dan kawasan tradisional.
Kegiatan pokok dalam program ini yang akan dilakukan pada tahun 2002
adalah: (1) menyusun pedoman umum dan petunjuk pelaksanaan pengembangan
kawasan tertinggal; (2) menyusun pangkalan data (data base) kawsan tertinggal dan
kepulauan terpencil; (3) mengkaji dan mengevaluasi hasil identifikasi kawasan
tertinggal
IX-9
12. Program Pengembangan Daerah Perbatasan
Kegiatan pokok dalam program ini yang akan dilakukan pada tahun 2002
adalah: (1) meningkatkan kerja sama dan kesepakatan dengan negara tetangga di
bidang keamanan dan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan daerah
perbatasan; (2) menata tapal batas antara Indonesia dan negara-negara tetangga; (3)
mengembangkan ekonomi lokal melalui sistem pendampingan, kerja sama dan
kemitraan dengan memperhatikan budaya, adat istiadat, kearifan tradisional dan
keberlanjutan; (4) meningkatkan kerja sama bilateral dengan negara-negara tetangga
mengenai pengembangan daerah perbatasan.
Kegiatan pokok dalam program ini yang akan dilakukan pada tahun 2002
adalah: (1) menyusun peraturan perundang-undangan pelaksanaan penataan ruang;
(2) menyusun kebijakan penataan ruang wilayah pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil;
(3) menyusun rencana tata ruang wilayah dan kawasan, khususnya pada wilayah-
wilayah metropolitan dan kawasan khusus yang berkembang pesat serta kawasan
yang rawan konflik; (4) menyelenggarakan peningkatan kapasitas aparat daerah
khususnya dalam pengendalian pemanfaatan ruang dan pelayanan informasi tata
ruang kepada masyarakat luas; (5) memantapkan koordinasi dan konsultasi antara
pusat dan daerah, kerja sama antar daerah dan konsultasi dengan lembaga dan
organisasi masyarakat dalam kegiatan penataan ruang di tingkat nasional dan daerah
Kegiatan pokok dalam program ini yang akan dilakukan pada tahun 2002
adalah: (1) mengembangan kapasitas kelembagaan pertanahan di pusat dan daerah;
(2) meningkatkan pelayanan pertanahan di daerah yang didukung sistem informasi
pertanahan yang handal dan transparan; (3) mengendalikan penggunaan tanah sesuai
dengan rencana tata ruang wilayah termasuk pemantapan sistem perijinan yang
berkaitan dengan pemanfaatan ruang atau penggunaan tanah di daerah; (4) menata
penguasaan tanah agar sesuai dengan prinsip keadilan; (5) menginventarisasikan dan
menyelesaikan masalah/kasus pertanahan; (6) menegakkan hukum pertanahan secara
konsisten.
Kegiatan pokok dalam program ini yang akan dilakukan pada tahun 2002
adalah: (1) menyediakan bantuan pendampingan dalam manajerial dan penyediaan
informasi kepada lembaga ekonomi-sosial masyarakat; (2) mengembangkan forum
lintas pelaku dalam komunikasi dan konsultasi baik antara pemerintah dan lembaga
masyarakat, maupun antarlembaga masyarakat dalam kegiatan pengambilan
keputusan publik
IX - 10
16. Program Pemberdayaan Masyarakat Miskin
Kegiatan pokok dalam program ini yang akan dilakukan pada tahun 2002
adalah: (1) menyediakan bantuan hibah dalam bentuk pelayanan sosial dasar
terutama pendidikan dan kesehatan; (2) memberikan potongan harga atau subsidi
dalam berbagai pelayanan sosial dasar; (3) memberikan bantuan biaya hidup dan
modal; (4) menyediakan bantuan prasarana dan sarana sosial ekonomi; (5)
menyediakan bantuan pendampingan kepada keluarga dan kelompok masyarakat
miskin untuk mengembangkan kemampuan usaha dan kebiasaan hidup produktif; (6)
mengembangkan sistem perlindungan sosial yang sudah ada di masyarakat, usaha
swasta, dan pemerintah; (7) meningkatkan kapasitas daerah untuk mengelola bantuan
hibah dan perlindungan sosial; (8) memberdayakan perempuan melalui penguatan
ekonomi lokal
Kegiatan pokok dalam program ini yang akan dilakukan pada tahun 2002
adalah: (1) meningkatkan kemampuan pemerintah daerah untuk membantu
pengembangan jaringan kerja keswadayaan; (2) mengembangkan kapasitas lembaga-
lembaga keswadayaan; (3) mengembangkan kemitraan lintas pelaku dalam kegiatan
keswadayaan.
Kegiatan pokok dalam program ini yang akan dilakukan pada tahun 2002
adalah: (1) menerapkan Undang-undang Otonomi Khusus Daerah Istimewa Aceh
dan Irian Jaya; (2) memulihkan kehidupan masyarakat melalui rehabilitasi sarana dan
prasarana umum di bidang pendidikan, kesehatan, sarana ekonomi, maupun sarana
agama; (3) mempercepat pemberdayaan masyarakat lokal melalui penguatan
pendidikan, kesehatan, kekuatan ekonomi rakyat, dan sistem pendampingan sosial;
(4) menguatkan kapasitas kelembagaan pemerintah daerah dan kemasyarakatan; (5)
merekonsiliasikan dan menormalisasikan kehidupan masyarakat Maluku dan Maluku
Utara; (6) menyelenggaraan pelayanan kesehatan dan pendidikan bagi anak usia
sekolah keluarga pengungsi dan daerah yang mengalami kerusuhan; (7)
menyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM melalui peradilan yang jujur, adil, dan
bermartabat; (8) memberian suatu kompensasi materiil dan spritual kepada keluarga
korban.
IX-11