You are on page 1of 8

MEDIKAL BEDAH

BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA


Prostat terdiri dari :

# Kelenjar 50 - 70 %
# Sroma
# Musculer 30 - 50 %
Bentuk : Bentuk : terbalik, terjepit
Basis : leher buli-buli, apex diafragma urogenetalia
Ukuran : P : 4 – 6 cm L : 3 – 4 cm T : 2 – 3 cm
Urethra : Poterior berjalan ditengahnya.

PATOFISIOLOGI

Sejalan dengan pertambahan umur, kelenjar prostat akan mengalami


hiperplasia, jika prostat membesar akan meluas keatas ( bladder ), didalam
mempersempit saluran uretra prostatica dan menyumbat aliran urine.

Respon Bladder terhadap tahanan ini :

# Hiperiritable : urgency dan frekuensi


# Bladder mencoba kompensasi terhadap peningkatan beban kerja, otot
dinding buli-buli hypertropi
# Jika sumbatan aliran urine berlanjut dilatasi ureter dan ginjal
(hidrometer, hydronephrosis). Pembesaran prostat dapat juga menyumbat
leher buli-buli atau urethra prostatica retensi urine
UTI

ETIOLOGI

# Sebab yang pasti belum diketahui


# Faktor yang berperan :
➢ Sifat Jaringan : Berasal dari sinus urogenital yang
berpotensi proliferasi
➢ Hormonal ( pubertas BPH θ )

Kastrasi
➢ Usia (balance hormonal berubah)

Beberapa hypothesa :

Editor by Arif Muttaqin PSIK Angkatan IV -1-


MEDIKAL BEDAH

1. Dihidrotestosteron (DHT)
5 alpha reduktase meningkat DHT meningkat + androgen reseptor

proliferasi sel prostat


2. Inbalace estrogen - testosteron
Usia meningkat testosteron menurun estrogen tetap
Estrogen bebas
testosteron bebas meningkat proliferasi sel, kematian sel
menurun.
3. Berkurangnya sel yang mati
PENGKAJIAN

Riwayat Keperawatan
# Suspect BPH umur ??
# Pola urinari ; frekuensi, nocturia, disuria.
# Gejala obstruksi leher buli-buli : prostatisme (Hesitansi, pancaran, melemah,
intermitensi, terminal dribbling, terasa ada sisa) Jika frekuensi dan noctoria tak
disertai gejala pembatasan aliran non Obstruktive seperti infeksi.
# BPH > 60 tahun hematuri

Pemeriksaan fisik
# Perhatian khusus pada abdomen ; Defisiensi nutrisi, edema, pruritus, echymosis
menunjukkan renal insufisiensi dari obstruksi yang lama.

# Distensi kandung kemih


 Inspeksi : menonjol retensi urine
 Palpasi : ballotement retensi urine
 Perkusi : redup

# Pemeriksaan prostat posisi knee chest


COLOK DUBUR
Syarat : buli-buli kosong / dikosongkan
Tujuan : Menentukan konsistensi prostat
Menentukan besar prostat

Kreteria besarnya prostat


Derajat I : berat s.d. 20 gr datar
II : berat 20 – 40 gr
III : berat > 40 gr cembung

Editor by Arif Muttaqin PSIK Angkatan IV -2-


MEDIKAL BEDAH

Pemeriksaan laborat
# Urinalisis ( test glukosa, protein, begin darah dan PH )
Jika infeksi:pH urine alkalin, spesimen terhadap sel darah putih, SDM atau PUS.
# RFT evaluasi fungsi renal
# Serum acid phosphatase prostat malignancy

Pemeriksaan uroflowmetri
Berperan penting dalam diagnosa dan evaluasi klien dengan obstruksi leher buli-buli
Q max : > 15 ml / detik non obstruksi
10 - 15 ml / detik border line
< 10 ml / detik obstruktif

Intra Vena Pyelografi ( IVP )


# Indikasi : disertai hematuria, gejala iritatif menonjol disertai urolithiasis
# Tanda BPH : Impresi prostat, hockey stick ureter

DIAGNOS KEPERAWATAN
1. Potensial injury dan potensial infeksi s.d obstruksi perkemihan
# Nyeri s.d obstruksi urinary
# Dysfungsi sexual s.d obstrusi perkemihan
# Kecemasan s.d obstruksi urinary

PERENCANAAN

Tujuan: klien tidak akan mengalami berbagai komplikasi dari pengobatan retensi
Urine.

Intervensi:
# Non Pembedahan
1. Memperkecil gejala obstruksi hal-hal yang menyebabkan pelepasan cairan
prostat.
➢ Prostatic massage
➢ Frekuensi coitus meningkat
➢ Masturbasi

2. Menghindari minum banyak dalam waktu singkat, menghindari alkohol dan


diuretic mencegah oven distensi kandung kemih akibat tonus otot detrussor
menurun.

3.Menghindari obat-obat penyebab retensi urine seperti : anticholinergic, anti


histamin, decongestan.

Editor by Arif Muttaqin PSIK Angkatan IV -3-


MEDIKAL BEDAH

4. Terapi medikamentosa pada BPH


a. Fito Terapi
* Hypoxis rosperi (rumput)
* Serenoa repens (palem)
* Curcubita pepo (waluh )
b. 1). GOLONGAN SUPRESSOR ANDROGEN
 Inhibitor 5 alfa reduktase
 Anti androgen
 Analog LHRH
2). GOLONGAN ALFA BLOKER
Prazosin, Alfulosin, Doxazonsin, Terazosin

# Pembedahan
Indikasi pembedahan BPH
 Retensi urine akut
 Retensi urine kronis
 Residual urine > 100 ml
 BPH dengan penyulit
 Terapi medikamentosa tak berhasil
 Flow metri obstruktif
# Kontra indikasi
 IMA
 CVA akut
# Tujuan :
 Mengurangi gejala yang disertai dengan obstruksi leher buli-buli
 Memperbaiki kualitas hidup

1). TUR – P 90 - 95 %
Dilakukan bila pembesaran pada lobus medial
Keuntungan :
 Lebih aman pada klien yang mengalami resiko tinggi pembedahan
 Tak perlu insisi pembedahan
 Hospitalisasi dan penyebuhan pendek
Kerugian :
 Jaringan prostat dapat tumbuh kembali
 Kemungkinan trauma urethra strictura urethra

2) Retropubic atau extravesical prostatectomy


Prostat terlalu besar tetapi tak ada masalah kandung kemih

3) Perianal prostatectomy

Editor by Arif Muttaqin PSIK Angkatan IV -4-


MEDIKAL BEDAH

# Pembesaran prostat disertai batu buli-buli


# Mengobati abces prostat yang tak respon terhadap terapi conservatif
# Memperbaiki komplikasi : laserasi kapsul prostat
4) Suprapubic atau tranvesical prostatectomy

PRE OPERATIF CARE


Mengkaji kecemasan klien, mengoreksi miskonsepsi tentang pembedahan
dan memberikan informasi yang akurat pada klien
 Type pembedahan
 Jenis anesthesi TUR – P, general / spina anesthesi
 Cateter : folly cateter, CBJ

POST OPERATIF CARE


a. TUR – P
 Setelah TUR – P klien dipasang tree way folley cateter dengan retensi balon
30 – 40 ml. Kateter di tarik untuk membantu hemostasis
 Intruksikan klien untuk tidak mencoba mengosongkan bladder Otot bladder
kontraksi nyeri spasme
 CBI (Continuous Bladder Irigation) dengan normal salin mencegah
obstruksi atau komplikasi lain CBI – P. Folley cateter diangkat 2 – 3 hari
berikutnya
 Ketika kateter diangkat timbul keluhan : frekuency, dribbling, kebocoran
normal
 Post TUR – P : urine bercampur bekuan darah, tissue debris meningkat intake
cairan minimal 3000 ml / hari membantu menurunkan disuria dan
menjaga urine tetap jernih.

b. OPEN PROSTATECTOMY
 Resiko post operative bleeding pada 24 jam pertama oleh karena
bladder spsme atau pergerakan
Monitor out put urine tiap 2 jam dan tanda vital tiap 4 jam
Arterial bleeding urine kemerahan (saos) + clotting
Venous bleeding urine seprti anggur traction
kateter

 Vetropubic prostatectomy
Observasi : drainage purulent, demam, nyeri meningkat
deep wound infection, pelvic abcess

 Suprapubic prostatectomy
= Perlu CBI via suprapubic klien diinstruksikan tetap tidur
sampai CBI dihentikan

Editor by Arif Muttaqin PSIK Angkatan IV -5-


MEDIKAL BEDAH

= Kateter uretra diangkat hari 3 – 4 post op


= Setelah kateter diangkat, kateter supra pubic di clamp dan klien
disuruh miksi dan dicek residual urine, jika residual urine ± 75 ml,
kateter diangkat
EVALUASI
Kreteria yang diharapkan terhadap diagnosis yang berhubungan dengan obstruksi
urinari adalah :
1). Mengatasi obstruksi urine tanpa infeksi atau komplikasi yang permanen
2). Tidak mengalami tekanan atau nyeri berkepanjangan
3). Mengungkapkan penurunan atau tak adanya kecemasan tentang retensio urine.
4). Menunjukan tingkat fungsi sexual kembali sebagaimana sebelumnya.

KASUS
Tn. X. usia 56 tahun, datang ke poli urologi dengan keluhan sering kencing,
disuria, kesulitan memulai kencing,. Pada saat akhir kencing menetes, terasa ada sisa.
Tekanan darah 150/130 mm Hg. Hasil uroflow metri 13 ml/detik.
a. Apakah tn X mengalami BPH, ? Urolithiasis ?
b. Keluhan / gejala apa yang mendukung ?
c. Pemeriksaan apa yang diperlukan ?
d. Masalah keperawatan apa yang lazim terjadi ?
e. Bagaimana mekanisme terjadinya masalah tersebut ?
f. Intervensi apa yang dilakukan sesuai masalah diatas ?

PENYULIT BPH
BPH YANG TIDAK DIRAWAT PADA SEBAGIAN KLIEN LAMA-LAMA AKAN
DAPAT BERAKIBAT :
1. MENURUNNYA KUALITAS HIDUP
2. INFEKSI SALURAN KENCING
3. TERBENTUKNYA BATU BULI-BULI
4. HEMORROID
5. RETENSIO URINE
6. GANGGUAN FUNGSI GINJAL
7. HIDRONEFROID
8. HEMATURIA

Watchful Waiting
Indikasi : BPH dengan IPPS Ringan
Baseline data normal
Flowmetri non obstruksi
Follow – up : Tiap 3 – 6 bulan

INDIKASI PEMBEDAHAN BPH

Editor by Arif Muttaqin PSIK Angkatan IV -6-


MEDIKAL BEDAH

➢ Retensi urin akut


➢ Retensi urin kronis
➢ Residual urine > 100 ml
➢ BPH dengan penyulit
➢ Terapi medika mentosa tidak berhasil
➢ Flowmetri obstruktif

KONTRA INDIKASI PEMBEDAHAN


➢ Infark Miokard Akut
➢ CVA Akut

PEMBEDAHAN BPH
# TUR PROSTAT : 90 - 95 %
# OPEN PROSTATECTOMY : 5 - 10 %
BPH YANG BESAR ( 50 - 100 GRAM ) Tidak habis direseksi dalam1 jam.
Disertai BBB Besar (>2,5cm), multiple.Fasilitas TUR tak ada.

MORTALITAS PEMBEDAHAN BPH


0 - 1 % KAUSA : Infark Miokatd
Septikemia dengan Syok
Perdarahan Massive
Kepuasan Klien : 66 – 95 %

PROSES MIKSI
FASE PENGISIAN
Pves : < 20 cm H2O
Pup : 60 – 100 cm H2O

FASE EKSPULSI :
ISI BLADER 200 – 300 ml
Mulai terangsang ingin kencing

Reseptor Strecth

Syaraf Otonom PS S2 - 4

Tonus Bladder 60 – 120 cm H2O (ingin kencing)

Up membuka, sp. Eks masih menutup

Editor by Arif Muttaqin PSIK Angkatan IV -7-


MEDIKAL BEDAH

BPH P up meningkat

Kontraksi Detrusor meningkat

Hipertropi

P Ves > P up P Ves < P up

Fase Kompensata Fase Decompensata

Kualitas miksi masih baik Retensio Urine

Editor by Arif Muttaqin PSIK Angkatan IV -8-

You might also like