Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Charles Amaludin
NIM. 04081003016
Dosen Pengasuh :
Nurna Ningsih, S.Kp., M.Kes.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2010
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah atas rahmat dan karunia-Nya, penulis
dapat menyelesaikan makalah “Asuhan Keperawatan pada pasien Harga Diri
Rendah” ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas macroteaching pada
mata kuliah Pendidikan Dalam Keperawatan (PDK).
Penyusunan artikel ini tidak dapat selesai tanpa bantuan,kerjasama,dan
dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Nurna Ningsih
selaku dosen mata kuliah Pendidikan Dalam Keperawatan yang telah membantu
koreksi serta saran pada makalah kami agar makalah ini menjadi lebih baik..Tak
lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak bisa penulis
sebutkan satu per satu yang telah membantu kelancaran penyusunan makalah ini
sehingga dapat diselasaikan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi
sempurnaannya artikel ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Tujuan........................................................................................................1
C. Manfaat......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
3. Mekanisme Koping.........................................................................6
C. Diagnosis Keperawatan............................................................................8
D. Tindakan Keperawatan............................................................................9
E. Evaluasi....................................................................................................15
A. Kesimpulan..............................................................................................16
B. Saran.........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1
b. Pembaca mampu mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki.
c. Pembaca mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan
harga diri rendah
d. Pembaca mampu mengajak klien mendiskusikan tentang kemampuan yang
dapat dilakukan.
e. Pembaca mampu menganjurkan klien untuk mengdemonstrasikan atau
memperagakan kegiatan yang di rencanakan sesuai jadwal.
C. Manfaat
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
yang rendah, efektif dalam kelompok dan diterima oleh orang lain. Sedangkan
harga diri rendah terkait dengan hubungan interpersonal yang buruk dan
resiko terjadi depresi dan skizofrenia.
4
3) kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai tanggungjawab
personal
4) ketergantungan pada orang lain dan
5) ideal diri yag tidak realistis
5
c) Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari
keadaan sehat ke keadaan sakit. Transisi ini mungkin
dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh, perubahan ukuran,
bentuk, penampilan dan fungsi tubuh, perubahan fisik,
prosedur medis dan keperawatan. Stresor pada tubuh dapat
menyebabkan gangguan gambaran diri dan berakibat diri dan
berakibat perubahan konsep diri. Perubahan tubuh dapat
mempengaruhi semua kompoen konsep diri yaitu gambaran
diri, identitas diri peran dan harga diri. Masalah konsep diri
dapat di cetuskan oleh faktor psikologis, sosiologi atau
fisiologi, namun yang penting adalah persepsi klien terhadap
ancaman.
3. Mekanisme Koping
a. Pertahanan jangka pendek
1) Aktifitas yang dapat memberikan pelarian sementara dari krisis
identitas, misalnya main musik, bekerja keras, menonton televisi
2) Akltifitas yang dapat memberikan identitas pengganti sementara,
misalnya ikut dalam aktifitas sosial, keagamaan
3) Aktifitas yang secara sementara menguatkan perasaan diri,
misalnya olah raga yang kompetitif, pencapaian akademik / belajar
giat.
4) Aktifitas yang mewakili upaya jangka pendek untuk membuat
masalah identitas menjadi kurang berarti dalam kehidupan
individu, misalnya penyalahgunaan obat.
b. Pertahanan jangka panjang
1) Penutupan identitas yaitu adapsi identitas pada orang yang menurut
klien penting, tanpa memperhatikan kondisi dirinya.
2) Identitas negatif yaitu klien beranggapan bahwa identifikasi yang
tidak wajar akan diterima masyarakat.
6
c. Pertahanan yang berorientasi ego, yang sering disebut sebagai
mekanisme pertahanan mental :
1) Disosiasi
2) Isolasi
3) Proyeksi
4) Displacement
Sumber-sumber koping :
a. aktifitas olah raga
b. hobi dan kerajinan tangan
c. seni yang ekspresif
d. kesehatan
e. kecerdasan
f. kreativitas
g. hubungan interpersonal
7
Pendokumentasian asuhan keperawatan dilakukan dilakukan dengan
menggunakan format yang telah dibuat,
d. Alam perasaan
[ ] Sedih [ ] Putus asa
[ ] Ketakutan [ ] Gembira berlebihan
Jelaskan : ……………………………………………………………………………………
Masalah Keperawatan :……………………………………………………………………..
e. Interaksi selama wawancara
[ ] Bermusuhan [ ] Tidak kooperatif
[ ] Mudah tersinggung [ ] Kontak mata kurang
[ ] Defensif [ ] Curiga
Jelaskan : ……………………………………………………………………………………
Masalah keperawatan : ……………………………………………………………………..
f. Penampilan
Jelaskan : ……………………………………………………………………………………
Masalah keperawtan : ……………………………………………………………………..
C. Diagnosis Keperawatan
Berdasarkan tanda dan gejala yang didapat melalui observasi, wawancara
atau pemeriksaan fisik bahkan melalui sumber sekunder, perawat dapat
merumuskan diagnosis keperawatan gannguan konsep diri : Harga Diri
Rendah.
Diagnosis keperawatan yang mungkin terjadi :
1. Resiko isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
8
2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan berduka
disfungsional.
D. Tindakan Keperawatan
Setelah menegakkan diagnosis keperawatan, perawat melakukan beberapa
tindakan keperawatan, baik pada pasien maupun keluarganya.
1. Tindakan keperawatan pada pasien
a. Tujuan Keperawatan
1) Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki
2) Pasien dapat menilai kemampuan yang dpt digunakan
3) Pasien dapat memilih kegiatan sesuai dengan kemampuan
4) Pasien dapat melatih kegiatan yg dipilih sesuai dengan kemampuan
5) Pasien dapat merencanakan kegiatan yang sudah dilatih sesuai
jadwal
b. Tindakan Keperawatan
1) Identifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki
pasien. Untuk membantu pasien mengungkapkan kemampuan dan
aspek positif yang masih dimilikinya, perawat dapat melakukan
hal-hal berikut ini.
a) Diskusikan tentang sejumlah kemampuan dan aspek positif
yang dimilii pasien seperti kegiatan pasien di rumah sakit, dan
di rumah, adanya keluarga dan lingkungan terdekat pasien.
b) Beri pujian yang realistic dan hindarkan penilaian yang
negative
Orientasi
“Assalamualaikum, bagaimana keadaan Bapak/Ibu hari ini ?
Bpk/Ibu terlihat segar!“.“Bagaimana kalau hari ini kita bercakap-
cakap tentang kemampuan dan kegiatan yang pernah Bpk/Ibu
lakukan?”ini Sesuai janji kita minggu yang lalu ya kan pak/bu?
9
“Dimana kita duduk?“bagaimana kalau di ruang tamu? “Berapa
lama? ”Bagaimana kalau 30 menit?
Kerja
“Bpk/ibu,apa kemampuan ini saja yang dimiliki?Bagus,apa lagi?
Saya buat daftarnya ya?“Apa pula kegiatan rumah tangga yang
biasa Bpk/ibu lakukan?Bagaimana dengan merapihkan kamar?
Menyapu?Mencuci piring………….dst”. “Wah,bagus sekali ada 5
kemampuan dan kegiatan yang Bpk/ibu miliki.”
Terminasi
“Bagaimana perasaan Bpk/Ibu setelah kita bercakap-cakap
Yach,Bpk/Ibu masih memiliki kemampuan.
“Nah,coba nanti diingat-ingat lagi,kemampuan yang belum kita
bicarakan,2 hari lagi saya akan datang lagi untuk membahas
kemampuan yang masih bisa Bpk/ibu lakukan”
“Jam berapa kira-kira kita ketemu?Bagaimana kalau jam
10,sampai jumpa ya”.
10
ada 7 ya! “Baiklah kita akan menilai kegiatan yang masih bisa
bpk/ibu lakukan. “Mau duduk dimana?,berapa lama?
Kerja
“Bpk/ibu,dari 7 kegiatan/kmpuan ini yang mana yang masih dapat
dikerjakan di rumah? “Coba kita lihat,yang pertama
bisakah?,yang kedua………sampai 7 “Bagus sekali ada 4 kegiatan
yang masih bisa dikerjakan di rumah. “Menurut bpk/ibu adakah
bantuan yang diperlukan? Iya bagus sekali.
Terminasi
“Bagaimana perasaan bpk/ibu setelah kita bercakap-cakap?jadi
ada 4 kegiatan yang dapat bpk/ibu lakukan “Coba bpk/ibu
pikirkan kegiatan yang akan dipilih untuk dilatih “Bagaimana
kalau 2 hari lagi kita memilih kegiatan yang paling disukai dan
melatihnya,mau jam berapa?dimana?
Orientasi
“Assalamualaikum !, bagaimana perasaan bpk/ibu hari
ini ?,Wah,nampak segar ya ?”masih ingat apa yang akan kita
bicarakan hari ini?Betul sekali,memilih kegiatan yang dapat
bpk/ibu kerjakan dari 7 kegiatan yang pernah dilakukan,bagaiman
kalau kita bercakap-cakap di tempat biasa.Berapa lama?
Kerja
“Mari kita lihat daftar kegiatan yang sudah kita buat 2 hari yang
lalu.”coba bpk/ibu pilih mana yang masih bisa dikerjakan di
11
rumah.”yang no.1,merapikan tempat tidur,bagaimana bpk?
Wah,tentu bisa kan.bagus sekali.Yang nomor 2,main tenis,Wah
saat ini belum bisa dilakukan,Baik no.3 mencuci piring,bisa ya?
…..dst
Terminasi
“ Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah memilih kegiatan yang
dapat dikerjakan di rumah? Bagus sekali !,ada 5 kegiatan bisa
dilakukan.Coba bpk/ibu pikirkan kegiatan mana yang akan dilatih
dulu.Dua hari lagi saya datng lagi untuk melatih,mau jam berapa?
dimana?
12
Orientasi
“Assalamualaikum,bagaimana perasaan bpk/ibu hari ini?
wah,tampak cerah!Sudah siap untuk latihan melakukan kegiatan
yang telah ditetapkan 2 hari yang lalu?mau pilih yang mana
dulu,Baik mari kita merapihkan tempat tidur.Dimana kamarnya?
Kerja
“Nah,kalau kita mau merapihkan tempat tidur,mari kita
pindahkan dulu bantal dan selimutnya.Bagus,Sekarang kita angkat
spreinya dan kasurnya kita balik.”nah sekarang kita pasang lagi
spreinya,kita mulai dari arah atas,ya bagus!sekarang sebelah
kaki,tarik dan masukkan,lalu sebelah pinggir masukkan.Sekarang
ambil bantal,rapihkan dan letakkan disebelah atas kepala.Mari
kita lipat selimut,nah letakkan sebelah bawah kaki.bagus..!
Terminasi
“Bagaimana perasaan bpk/ibu setelah latihan?bagus
sekali,Bpk/ibu dapat mengikuti langkah-langkahnya.Sekarang
mari kita masukkan pada jadual harian bpk/ibu.Mau berapa kali
sehari merapikan tempat tidur.Bagus,2x sehari yaitu pagi jam
berapa?lalu sehabis istirahat jam 16.00.Kalau sudah dikerjakan
beri tanda ya.”nah 2 hari lagi saya datang lagi,kita latihan
kegiatan yang kedua.Mau jam berapa?dimana?Sampai jumpa…
13
4) Keluarga mampu menilai perkembangan oerubahan kemampuan
pasien
b. Tindakan keperawatan
1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien
2) Jelaskan kepada keluarga tentang harga diri rendah yang dialami
pasien
3) Diskusikan dengan keluarga mengenai kemampuan yang dimiliki
pasien dan puji pasien atas kemampuannya
4) Jelaskan cara-cara merawat pasien harga diri rendah
5) Demonstrasikan cara merawat pasien harfa diri rendah
6) Beri kesempatan kepada keluarga untuk mempraktikkan cara
merawat pasien hara diri rendah seperti yang telah perawat
demonstrasikan sebelumnya
7) Bantu keluarga menyusun rencana kegiatan pasien dirumah
14
agar harga dirinya meningkat.Ajak pula memberi tanda cek list pada
jadual kegiatannya “
Terminasi
” Bagaimana bpk/ibu?ada yang ingin ditanyakan? Baik, jangan lupa
ya bpk/ibu.Dua ari lagi saya datang lagi untuk melatih kegiatan
lain.Nanti kita lakukan bersama-sama.Sampai jumpa….
E. Evaluasi
Selanjutnya, setelah tindakan keperawatan, evaluasi dilakukan terhadap
kemampuan pasien harga diri rendah dan keluarganya, serta kemampuan
perawat dalam merawat pasien harga diri rendah.
1. Evaluasi pada klien
a. Menyebutkan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
b. Menilai kemampuan yang masih dapat digunakan
c. Memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan
d. Melatih kemampuan yang telah dipilih
e. Melaksanakan kemamapuan yang telah dilatih
f. Melakukan kegiatan sesuai jadwal
2. Evaluasi pada keluarga
a. Menjelaskan pengertian serta tanda-tanda orang dengan harga diri
rendah
b. Meyebutkan tiga cara merawat pasien harga diri rendah (memberikan
pujian, menyediakan fasilitas untuk pasien, dan melatih pasien
melakukan kemampuan)
c. Mampu mempraktikkan cara merawat pasien. Melakukan follow up
sesuai rujukan.
BAB III
PENUTUP
15
A. Kesimpulan
Salah satu kunci keberhasilan hidup kita adalah bagaimana kita dapat
mengembangkan konsep diri positif. Konsep diri positif ini seperti sebuah
sistem operasi yang mempengaruhi mental dan kemampuan berpikir positif
seseorang. Konsep diri positif ini dapat masuk ke dalam pikiran seseorang dan
mempunyai bobot pengaruh yang besar terhadap kemampuan menerima dan
mempersepsikan setiap pesan yang datang. Semakin positif konsep diri
seseorang, maka akan semakin mudah menangkap dan mempersepsikan setiap
pesan yang datang menjadi sebuah pesan yang positif. Demikian pula
sebaliknya.
Konsep diri positif memiliki peranan yang sangat besar dalam menentukan
keberhasilan hidup seseorang. Karena konsep diri positif dapat mempengaruhi
pola pikir dan tindakan seseorang menjadi positif dalam kehidupannya.
Hasilnya adalah karakter pribadi positif yang menjadi modal bagi kesuksesan
hidup.
Setiap manusia mempunyai suatu pertahanan untuk melindungi harga
dirinya, hal inilah yang menyebabkan perilaku yang ditunjukkan oleh
seseorang kadangkala jauh berbeda dari keadaan yang ada di dalam dirinya.
Seorang anak remaja yang tertarik pada teman sekolahnya kadang-kadang
menunjukkan perilaku membenci atau sombong di hadapan orang yang dia
taksir, dalam hal ini perasaan tertarik dia tunjukkan sebagai sikap benci untuk
menutupi perasaan canggung (malu). Dalam kaitannya dengan perilaku
sombong yang ditunjukkan oleh seseorang, maka hal ini bisa merupakan
mekanisme pertahanan ego untuk menutupi kekurangan dirinya. Dalam hal ini
orang yang kurang pandai bisa saja menutupi kekurangannya itu dengan suatu
perilaku sombong menyebut diri sebagai keturunan orang hebat di masa
lampau, begitu juga orang yang merasa kurang tampan bisa saja menutupi
kelemahannya dengan membanggakan kekayaan orangtuanya dan berbagai
kebanggaan lainnya.
16
B. Saran
Asuhan keperawatan pada klien dengan harga diri rendah harus dapat
dilakukan dengan tepat karena kita tahu bahwa manusia utuh dan unik yang
terdiri dari aspek bio, psiko, sosial, dan spritual. Sebagai manusia yang utuh
dan unik secara psikologis harus juga dapat terpenuhi agar dapat
berkomunikasi dengan lingkungan dengan baik serta pada diri sendiri yang
paling utama.
Selain itu sebagai perawat mempunyai kewajiban untuk membantu
individu meraih kesehatan optimal baik dengan mencegah penyakit maupun
peningkatan kesehatan. Oleh karena itu, disarankan pada para pembaca yang
khususnya adalah perawat agar tetap memperhatikan klien sebagai individu
yang unik dan utuh.
DAFTAR PUSTAKA
17
Carpenito, Lynda Juall. (1998). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC: Jakarta
Keliat, Budi Anna, dkk. 2009. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.
Jakarta : EGC
Stuart dan Sundeen. (1995). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3. EGC: Jakarta
http://ahyarwahyudi.wordpress.com/2010/02/11/konsep-diri-dan-mekanisme-
18