Professional Documents
Culture Documents
di Indonesia
Oleh :
Nama : Dedi Wijaya
NPM : 200643500042
Segala puji kepada ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga makalah dengan judul “Teknologi Voice over Internet
Protokol(VoIP) di Indonesia” dapat diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa laporan makalah ini belum sempurna. Oleh sebab itu,
penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun.
Semoga laporan makalah ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan
pembaca pada umunya.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................................1
KATA PENGANTAR…………………………………………………….…………..2
DAFTAR ISI..………………………………………………………………..……….3
BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………………..…..4
Latar Belakang.………………………………………………………..……..4
Metode Penelitian.………………………………………………………...….5
Tujuan Penelitian………………………………………………………...……6
BAB II DASAR TEORI.……………………..………………….…………………..7
2.1 Voice over Internet Protokol………………………….…………………..7
2.1.1 Pengertian……………………………………….…………………….7
2.1.2 Komponen VoIP...………………………….…………………………9
2.1.2.1 Protocol…...…………………….…………………………..9
2.1.2.2 VoIP Server………..………………………………………14
2.1.2.3 Soft Switch………………..……………………………….15
2.1.2.4 SoftPhone (Software).……………………………………16
2.1.2.5 Voip Gateway..…………………………………………….17
2.1.3 Jenis Metode Layanan VoIP..……………………………………….17
2.1.3.1 ATA………………………………………………………….17
2.1.3.2 IP Phone…..……………………………………………….17
2.1.3.3 PC to PC...…………………………………………………18
2.1.4 Keuntunan VoIP…...…………………………………………………18
2.1.5 Kerugian VoIP .………………………………………………………19
BAB III PEMBAHASAN.……………………………………………………………21
BAB IV KESIMPULAN................………………………………………………….28
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………29
BAB I
PENDAHULUAN
Komunikasi pada saat ini merupakan sesuatu yang sangat penting bagi
seluruh manusia di dunia. Pada zaman dahulu orang-orang purba
berkomunikasi melalui coretan atau lukisan yang ada di dalam gua. Selain
itu, jaman duhulu orang menyampaikan komunikasi melalui alat yang
sederhana seperti surat, burung merpati untuk mengantarkan surat,
kentongan untuk media penyampai tanda bahaya, sehingga warga tahu
keadaan yang terjadi. ketokan satu satu, ada kematian, ketokan dua-dua ada
pencurian, ketokan tiga-tiga ada kebakaran, atau ketokan empat-empat ada
bencana alam. bahkan sampai saat ini di pos ronda (juga di kota) selalu
terdapat kentongan sebagai media komunikasi bahaya, untuk warga.
Bayangkan saja jika tidak ada komunikasi pada zaman globalisasi sekarang
ini, bisa-bisa suatu negara tidak akan mengetahui apa yang terjadi di negara
lain.
Dalam Penyusunan tugas akhir ini digunakan metode penulisan metode Studi
Literatur
1. Metode Studi Literatur dimaksudkan untuk memperoleh dan mempelajari
data-data
2. sebagai sumber acuan dan pendalaman landasan teori dalam proses
pembuatan laporan.
3. Selain dari buku-buku pendukung, referensi juga diperoleh dari internet.
1.2 Tujuan Penelitian
DASAR TEORI
2.1.1 Pengertian
Voice over Internet Protocol (VoIP) melewatkan trafik suara, video dan
data yang berbentuk paket melalui jaringan IP. jaringan IP adalah jaringan
komunikasi data yang berbasis packet switch. Trafik VoIP dibagi menjadi dua
bagian transmisi jaringan yaitu transmisi untuk signaling dan untuk RTP
(Realtime Transfer Protocol). Protokol yang digunakan unuk signaling selalu
berbasis TCP (Transfer Control Protocol) sedang untuk RTP yang digunakan
adalah protocol berbasis UDP (User Datagram Protocol). Signaling dilakukan
diantara port TCP yang sudah umum diketahui, misalkan untuk H323
menggunakan port 1720, SIP (session Initiation Protocol) menggunakan port
5060, IAX (Inter Asterisk Exchange) menggunakan port 4569.
1. Protocol
2. VoIP Server
3. Soft Switch
4. SoftPhone (Software)
5. VoIP Gateway
2.1.2.1 Protocol
Secara umum, terdapat dua teknologi yang digunakan untuk VoIP, yaitu
H.323 dan SIP. H323 merupakan teknologi yang dikembangkan oleh ITU
(International Telecommunication Union). SIP (Session Initiation Protocol)
merupakan teknologi yang dikembangkan IETF (Internet Enggineering Task
Force).
a. TCP/IP
TCP/IP (Transfer Control Protocol/Internet Protocol) merupakan sebuah
protokol yang digunakan pada jaringan Internet. Protokol ini terdiri dari dua
bagian besar, yaitu TCP dan IP. Ilustrasi pemrosesan data untuk dikirimkan
dengan menggunakan protokol TCP/IP.
b. Application layer
Fungsi utama lapisan ini adalah pemindahan file. Perpindahan file dari
sebuah sistem ke sistem lainnya yang berbeda memerlukan suatu sistem
pengendalian untuk menangatasi adanya ketidak kompatibelan sistem file
yang berbeda - beda. Protokol ini berhubungan dengan aplikasi. Salah satu
contoh aplikasi yang telah dikenal misalnya HTTP (Hypertext Transfer
Protocol) untuk web, FTP (File Transfer Protocol) untuk perpindahan file,
dan TELNET untuk terminal maya jarak jauh.
e. H.323
H.323 adalah salah satu dari rekomendasi ITU-t (International
Telecommunications Union – Telecommunications). H.323 merupakan
standar yang menentukan komponen, protokol, dan prosedur yang
menyediakan layanan komunikasi multimedia. Layanan tersebut adalah
komunikasi audio, video , dan data real-time, melalui jaringan berbasis paket
(packet-based network). (Tabratas Tharom, 2001;64) H.323 berjalan pada
jaringan intranet dan jaringan packet-switched tanpa mengatur media
jaringan yang di gunakan sebagai sarana transportasi maupun protokol
networ layer. Karakteristik terminal H.323 dapat dilihat pada Gambar 2.7.
Protokol lain yang juga sempat populer adalah MGCP (Media Gateway
Control Protocol). Protokol ini lebih sering digunakan untuk mengontrol
titik komunikasi di VoIP. MGCP memiliki feature tambahan yang unik,
yakni Call Waiting.
VoIP Server adalah bagian utama dalam jaringan VoIP. Perangkat ini
memang tidak wajib ada di jaringan VoIP, tetapi sangat dibutuhkan untuk
dapat menghubungkan banyak titik komunikasi server. Perangkat ini dapat
digunakan untuk mendefinisikan jalur dan aturan antar terminal. Selain itu
VoIP server juga bisa menyediakan layanan-layanan yang biasa ada di
perangkat PBX (Private Branch Exchange), voice mail, Interactive Voice
Response (IVR), dan lain-lain. Beberapa jenis SoftSwitch juga menyediakan
fasilitas tambahan untuk dapat berkomunikasi dengan SoftSwitch lain di
internet. Ada beberapa SoftSwitch yang dapat anda pilih untuk membangun
jaringan VoIP sendiri, semuanya memiliki lisensi gratis. Contoh dari VoIP
server ini adalah Asterisk.
Coder-decoder (Codec)
2.1.2.4 SoftPhone
Ketiga metode di atas adalah metode yang dapat dipakai oleh pengguna
untuk melakukan / menggunakan layanan VOIP
2.1.3.1 ATA
ATA adalah metode paling umum untuk menggunakan layanan VOIP yaitu
menggunakan alat yang bernama ATA yang memungkinkan kita
menyambungkan telepon konvensional ke PC atau internet untuk melakukan
VOIP
2.1.3.2 IP PHONES
IP PHONES yaitu telepon yang sudah memiliki port RJ-45 untuk langsung di
sambungkan ke router guna melakukan panggilan VOIP.
2.1.3.3 PC to PC
PEMBAHASAN
VoIP sebenarnya adalah aplikasi internet biasa seperti layanan www dan
email. VoIP sebagai layanan Internet biasa disebut IP Telephony.
Infrastruktur internet dibutuhkan agar dapat menggunakan dann atau
menyediakan layanan VoIP. VoIP secara umum berarti mengirimkan
informasi suara secara digital dalam bentuk paket data. Dibandingkan secara
tradisional, pengiriman informasi suara melalui saluran analog PSTN (Public
Switching Telephone Network). VoIP yang disebut juga internet telephony
merupakan teknologi yang menawarkan solusi telepon melalui jaringan paket
(IP Network). Teknologi yang awalnya dianggap menyimpang dari kelaziman
ternyata saat ini menjanjikan suatu kelebihan, sehingga banyak pihak yang
ikut melibatkan diri. Secara umum, VoIP didefinisikan sebagai suatu sistem
yang menggunakan jaringan internet untuk mengirimkan data paket suara
dari suatu tempat ke tempat yang lain menggunakan perantara protokol IP.
Saat ini permasalahan VoIP di Tanah Air, bukan terletak pada sisi
teknologinya malainkan pada sisi bisnis semata. Karena, bisnis ini sangat
menguntungkan. Sesuai Kepdirjenpostel No.159/Dirjen/2001,pemerintah
memang hanya menunjuk lima pihak yang berhak menyelenggarakan jasa
internet teleponi alias VoIP untuk keperluan publik. Masing-masing adalah PT
Telkom, Indosat, Satelindo, PT Atlasat Solusindo, dan PT Gaharu Sejahtera.
Padahal, pengusaha VoIP yang tergabung dalam Asosiasi Penyelenggara
Jasa Internet Indonesia (APJII) menyebut sudah ada sekitar 35 pelaku usaha
yang menyelenggarakan bisnis jasa ini. Kalau Kepdirjenpostel itu jadi
dilaksanakan, berarti sekian banyak pengusaha harus tutup operasi atau
menempuh jalan kerja sama dengan operator resmi. Para pengusaha VoIP di
luar kelima nama tadi memang seolah berpacu dengan waktu. Pasal 86
Kepmenhub No.21/2001 menegaskan tenggat waktu adalah 31 Mei 2002
untuk penyelenggaraan VoIP. Selanjutnya hanya pihak yang telah memiliki
izin resmi yang boleh beroperasi.Penyelenggara VoIP yang masih eksis
selanjutnya dianggap ilegal, dan jika masih beroperasi maka fasilitas
telekomunikasi yang berhubungan dengan VoIP seperti sambungan E-1
dicabut.Sulit dibendung.
Dalam hal ini, yang dimaksud dengan jasa telekomunikasi adalah layanan
telekomunikasi untuk memenuhi kebutuhan bertelekomunikasi dengan
menggunakan jaringan telekomunikasi. Di dalam Penjelasan Pasal 14 huruf c
dalam Peraturan Pemerintah tersebut, yang dimaksud dengan penyelenggaraan
jasa multimedia adalah penyelenggaraan jasa telekomunikasi yang menawarkan
layanan berbasis teknologi informasi, termasuk di dalamnya antara lain:
penyelenggaraan jasa Voice over Internet Protocol (VoIP), internet dan intranet,
komunikasi data, konperensi video dan jasa video hiburan. Penyelenggaraan
jasa multimedia dapat dilakukan secara jual kembali. Jadi, layanan VoIP
digolongkan sebagai penyelenggaraan jasa multimedia. Permasalahannya,
apakah layanan VoIP berbasis Phone-to-Phone masih merupakan jasa
multimedia atau termasuk jasa teleponi dasar. Banyak pihak yang beranggapan
bahwa ketentuan mengenai VoIP tidak jelas pengaturannya karena tidak ada
disebutkan baik dalam Undang-Undang maupun dalam Peraturan Pemerintah
dan bahkan Undang-Undang dianggap tidak mampu mengikuti perkembangan
teknologi informasi. Penjelasan seringkali diperlukan dalam menafsirkan suatu
peraturan perundang-undangan. Penjelasan dalam sebuah perundang-undangan
merupakan suatu kesatuan penjelasan resmi dari pembentuk peraturan
perundang-undangan tersebut. Dalam hal ini, penjelasan berfungsi untuk dapat
membantu dalam mengetahui maksud dan latar belakang diadakannya suatu
peraturan perundang-undangan serta untuk menjelaskan ketentuan-ketentuan
yang masih memerlukan sebuah kejelasan. Jadi, walaupun mengenai VoIP
hanya dijelaskan dalam lembaran Penjelasan, tetap saja materi ini dianggap
sebagai muatan dalam Peraturan Pemerintah No. 52 Tahun 2000 yang
merupakan penjabaran atau untuk menjalankan ketentuan Undang-Undang.
Oleh sebab itu, sangatlah tidak beralasan bahwa aturan mengenai
penyelenggaraan jasa VoIP belum jelas atau tidak ada dasar hukumnya.
REFORMASI REGULASI
Salah satu yang menjadi alasan pembatasan layanan VoIP adalah untuk
melindungi industri telekomunikasi dalam negeri. Alasan ini dapat dimengerti
karena 65 % pendapatan Telkom sendiri berasal dari sambungan jarak jauh.
Dengan adanya layanan VoIP, pendapatan mereka bisa menurun drastis yang
juga akan menurunkan pendapatan negara. Konflik kepentingan ini harus dapat
diatasi oleh pemerintah. Mempertahankan teknologi yang memberikan ongkos
yang besar perlu dipertimbangkan kembali. Membatasi layanan telekomunikasi
yang murah merupakan proses pembodohan kepada masyarakat. Adanya
kepentingan pemerintah untuk melakukan pembinaan, pembatasan dan
pengawasan terhadap penyelenggaraan telekomunikasi pada dasarnya
merupakan realisasi dari kewajiban negara dalam menjamin hak
bertelekomunikasi warga negara. Dilihat dari kewajiban negara
menyelenggarakan kesejahteraan rakyat, pemerintah seharusnya mendukung
pengembangan jasa layanan VoIP yang nantinya dapat memeratakan hasil-hasil
pembangunan dan sekaligus meningkatkan ekenomi rakyat sebagai hasil dari
efisiensi. Bukan tidak mungkin, hasil dari efisiensi dalam masyarakat ini
memberikan keuntungan yang lebih baik daripada harus mempertahankan
kepentingan industri telekomunikasi dalam negeri. Kehendak konsititusi harus
selalu diutamakan daripada pertimbangan untung-rugi.
KESIMPULAN
1. keuntungan yang dapat diambil diantaranya adalah dari segi biaya jelas
lebih murah dari tarif telepon tradisional, karena jaringan IP bersifat global.
Sehingga untuk hubungan SLI dan SLJJ dapat ditekan hingga 70%.
2. biaya maintenance dapat ditekan karena voice dan data network terpisah,
sehingga IP Phone dapat di tambah, dipindah dan di ubah. Hal ini karena
VoIP dapat dipasang di sembarang ethernet dan IP address, tidak seperti
telepon tradisional yang harus mempunyai port tersendiri di Sentral atau
PBX.
Untuk masalah regulasi, perlu dibuat sesegera mungkin oleh pejabat yang
berwenang sesuai jobdescriptionnya. Kalau itu memang wewenang menkominfo
yang harus dibuat oleh menkominfo bukan oleh Ditjen Postel. Untuk substansi
regulasinya bisa melibatkan para praktisi dan pakar IT yang memang sudah
bergelut dengan VoIP ini. Jika ini bisa diwujudkan teknologi VoIP yang kabar-
kabarnya adalah teknologi generasi keempat ini segera akan terwujud di negara
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA