Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Haryanto Haris
150280233
L2
FAKULTAS FARMASI
MAKASSAR
2010
KUINOLON
URAIAN:
Pada saat perkembang biakkan kuman ada yang namanya replikasi dan
transkripsi dimana terjadi pemisahan double helix dari DNA kuman menjadi 2
utas DNA. Pemisahan ini akan selalu menyebabkan puntiran berlebihan pada
double helix DNA sebelum titik pisah.
Hambatan mekanik ini dapat diatasi kuman dengan bantuan enzim DNA
girase. Peranan antibiotika golongan Kuinolon menghambat kerja enzim DNA
girase pada kuman dan bersifat bakterisidal, sehingga kuman mati.
Indikasi:
Kontraindikasi :
Perhatian :
Riwayat epilepsy atau kondisi yang memicu kejang, defisiensi G6PD,
miastenia gravis (risiko eksaserbasi), kehamilan, menyusui, anak atau dewasa;
hindari paparan sinar matahari yang berlebihan (hentikan jika muncul
fotosensitif); jarang : kerusakan tendon; gangguan ginjal; hindari alkalinisasi urin
yang berlebih dan pastikan asupan cairan yang adekuat untuk mencegah
kristaluria.
Efek samping pada susunan syaraf pusat umumnya bersifat ringan berupa
sakit kepala, vertigo, dan insomnia.
Efek samping yang lebih berat dari Kuinolon seperti psikotik, halusinasi,
depresi dan kejang jarang terjadi. Penderita berusia lanjut, khususnya dengan
arteriosklerosis atau epilepsi, lebih cenderung mengalami efek samping ini.
Penggunaan Klinik :
Sifat-sifat farmakologi :
a. obat golongan kuinolon didistribusikan lebih luas
b. Sebagian besar dieksresikan di dalam urine
Resistensi :
Resistensi telah terjadi pada mikroba yang kurang sensitif, pseudomonas,
beberapa strain Enterobacteriaceae dan Staphylococcus.
2. Sediaan di Pasaran
Spirofloksasin
FARMAKOKINETIK
Absorpsi
Pada pemberian dosis tunggal per oral pada sukarelawan sehat, kadar serum
ofloxacin meningkat sesuai dengan peningkatan dosis. Pada pemberian dosis 100
mg, kadar serum puncak rata-rata adalah 1,0 mcg/ml setelah 2 jam. Sedang pada
dosis 200 mg dan'300 mg, kadar puncak rata-rata berturutturut adalah 1,65
mcg/ml dan 2,8 mcg/ml.
Distribusi
Pada pemberian per oral, ofloxacin didistribusi dengan baik kedalam berbagai
jarinigan termasuk kulit, saliva, tonsila palatina, sputum, prostat, cairan prostat,
kandung empedu, empedu, air mata, uterus, ovarium, dan duktus ovarii.
Ofloxacin juga didistribusikan ke dalam ASI
Metabolisme
Pada pemberian per oral ofloxacin hanya sebagian kecil yang dimetabolisme
menjadi metabolit N-demethylated ofloxacin dan ofloxacin N-oxide.
Ekskresi
Pada pemberian per oral ofloxacin terutama diekskresikan melalui urin dalam
bentuk tidak berubah. Kadar ofloxacin dalam urin meningkat sesuai dengan
peningkatan dosis. Pada pemberian oral 100 mg kadar puncak urin 115 mcg/ml
pada 24 jam dan menurun menjadi 36 mcg/ml setelah 12-24 jam. Sebagian besar
ofloxacin tidak dimetabolisme dalam tubuh, > 90% dosis per oral diekskresikan
dalam urin dalam bentuk tidak berubah dan 4% dalam faeces setelah 48 jam.