Professional Documents
Culture Documents
1, Desember 2006
Oleh
Lia Rosmalia , Titis Prasetyo Utomo1, Ilham Kosasih2
1
ABSTRACT
Room Security Controller Device uses CCTV (Close Camera Television) based
on PC is an aplliance controlled by a so called controll device microcontroller.
Meaning of Microcontroller itself is a semiconductor chip in form of Integrated
Circuit (IC) or “rangkaian terpadu” which is in its contains program from
intructions written using Machine Language (Assembler) and has function as
controller of work system of a device otomatically which in this case is applicated
as Room Security Controller.
This system works by using aid of a infra red censor attached in such a manner to
make the appliance works better . This system works using AT89C51
Microcontroller. This Room Security Controller is made to give the solution
facilitate human work easier dan give correctness level in maintaning of a room or
place contiunelly.
I. PENDAHULUAN
Sistem pengamanan ruangan tidak terlepas dari tugas seorang operator yang selalu
setiap saat mengawasi. Pengawasan terhadap ruangan harus dilakukan terus
menerus agar setiap objek yang tidak di kehendaki dapat terpantau. Pengawasan
dengan cara seperti itu memiliki banyak kelemahan antara lain, tidak selalu dapat
mengawasi setiap titik pada setiap saat.
Telah banyak usaha untuk menjamin keamanan suatu ruangan atau gedung. Di
pihak lain, tetap saja ada orang-orang dengan maksud tertentu yang berusaha
untuk menembus sistem keamanan tersebut. Lubang keamanan dapat terjadi di
beberapa tempat yaitu pada sistem aplikasi, sistem operasi dan pada jaringan
komputer. Oleh karena itu diperlukan suatu alat yang mampu mengamankan dan
mengontrol dengan baik. Salah satu cara yang ditempuh untuk mengatasi ini
1 = Dosen Tetap Jurusan Sistem Komputer STMIK Darmajaya
2 = Mahasiswa Jurusan Sistem Komputer STMIK Darmajaya
61 STMIK Darmajaya
Lia Rosmalia1, Titis Prasetyo U.1, Ilham K.2. Jurnal Informatika, Vol.6, No.1, Desember 2006
Untuk memudahkan dari penelitian ini sistem pengontrolan yang akan dirancang
hanya dalam suatu ruangan dengan pergerakan secara otomatis. Selain itu kamera
ini dilengkapi tombol pengontrol yang dihubungkan pada Program untuk
menggerakkan kamera pengontrol ini menggunakan bahasa Assembler dengan
mengunakan interface tambahan berupa TV Combo sebagai out put.
62 STMIK Darmajaya
Lia Rosmalia1, Titis Prasetyo U.1, Ilham K.2. Jurnal Informatika, Vol.6, No.1, Desember 2006
Unit
Sensor I
Unit DT51 Unit
Penggerak
Motor
AT89C51 Stepper Monitor
Unit PC
Sensor II
Dari blok diagram di atas dapat diketahui bahwa sistem pada alat pengontrolan
mengunakan kamera CCTV ini terdidari Unit Modul DT 51 Unit Pengendali
motor stepper Unit sensor dan monitor PC.
63 STMIK Darmajaya
Lia Rosmalia1, Titis Prasetyo U.1, Ilham K.2. Jurnal Informatika, Vol.6, No.1, Desember 2006
64 STMIK Darmajaya
Lia Rosmalia1, Titis Prasetyo U.1, Ilham K.2. Jurnal Informatika, Vol.6, No.1, Desember 2006
Start
Inisialisasi
Intrupsi AT89C51
Pemberian Nilai
R0=R1=0
Y
Pulsa Matikan Motor
Int 0 Stepper
Pulsa
Int 1
Dalam pembuatan protoype simulator sistem penggerak kamera ini terdiri dari
pembuatan alat yang berupa perangkat keras dan pembuatan maket yang dapat
menunjukan fungsi sebenarnya dari sistem tersebut.
65 STMIK Darmajaya
Lia Rosmalia1, Titis Prasetyo U.1, Ilham K.2. Jurnal Informatika, Vol.6, No.1, Desember 2006
Pada Gambar 3.1 menunjukan bahwa kamera pengontrol ini berada diantara kedua
sensor. Pertama-tama kamera dapat bergerak secara otomatis kekanan dan kekiri
degan memberikan pulsa–pulsa secara berulang ulang oleh sensor infra merah
yaitu LED infra merah sebagai pemancar infra merah dan Phototransistor sebagai
penerima sinar infra merah yang diletakkan di kanan dan kiri dari kamera. Selain
itu pada perancangan alat ini disediakan pula pergerakan secara manual,
digerakkan menggunakan tombol (switch button) baik untuk menggerakan ke
kanan maupun ke kiri
66 STMIK Darmajaya
Lia Rosmalia1, Titis Prasetyo U.1, Ilham K.2. Jurnal Informatika, Vol.6, No.1, Desember 2006
67 STMIK Darmajaya
Lia Rosmalia1, Titis Prasetyo U.1, Ilham K.2. Jurnal Informatika, Vol.6, No.1, Desember 2006
68 STMIK Darmajaya
Lia Rosmalia1, Titis Prasetyo U.1, Ilham K.2. Jurnal Informatika, Vol.6, No.1, Desember 2006
3.3 Pembahasan
Alat ini menggunakan dua jenis pengendalian kamera yaitu manual dan otomatis.
Dengan pergerakan sudut 900 diharapkan objek dapat tertangkap oleh kamera
secara keseluruhan
69 STMIK Darmajaya
Lia Rosmalia1, Titis Prasetyo U.1, Ilham K.2. Jurnal Informatika, Vol.6, No.1, Desember 2006
Pergerakan ini terjadi dimana pada saat tombol ditekan maka mikrokontroler akan
menerima masukan (tombol terhubung dengan mikrokontroler pada P1.0) berupa
logika ‘1’. Masukan dari tombol ini memicu mikrokontroler untuk menjalankan
instruksi menggerakkan motor stepper dengan mengirimkan logika ‘1’ ke
rangkaian penggendali motor stepper. Setelah motor stepper bergerak ke kanan
sebesar 900 selama 5 detik motor stepper akan kembali ke posisi awal.
Secara otomatis, alat ini menggunakan dua pasang sensor infra merah yaitu LED
infra merah sebagai pemancar infra merah dan Phototransistor sebagai penerima
sinar infra merah yang diletakkan di kanan dan kiri dari kamera. Pada saat ada
objek yang melintasi sensor maka tegangan dari keluaran sensor akan berubah
dari 3,65 V ke 0 V atau dari logika ‘1’ ke logika ‘0’. Perubahan ini akan memicu
mikrokontroler (sensor terhubung pada P3.2 dari mikrokontroler) untuk
menjalankan rutin interupsinya. Pada rutin interupsi ini motor stepper digerakkan
kekanan jika yang mendeteksi sensor 1 atau ke kiri jika yang mendeteksi sensor 2.
Setelah motor stepper selesai diputaran sebesar 900 tepat dihadapan sensor yang
mendeteksi objek maka motor stepper akan berhenti ditempat. Motor stepper akan
kembali ke posisi awal jika dalam waktu selama 5 detik sensor tidak mendeteksi
objek lagi.
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Pada saat kamera yang digerakkan oleh motor stepper kembali pada posisi
awal, maka kamera tidak tepat berada tempat semula.
2. Alat ini dapat dikembangkan sesuai kebutuhan pengunaannya dengan
konsekuensi perubahan pada sistem penggerak dan biaya yang lebih besar.
3. Jika terjadi suatu kesalahan pada salah satu prosedur disebabkan oleh
sistem perancangan alat keamanan ruangan mengnakan kamera cctv ini
maka secara otomatis sistem berjalan tidak benar. Hal ini disebabkan
keterkaitan antara prosedur yang satu dengan prosedur yang lain.
4.2 Saran
Untuk pengembangan dan peningkatan pada sistem disarankan sebagai berikut.
1. Penggunaan sensor infar merah kurang efektif karena akan mudah sekali
mengalami gangguan – gangguan sehingga pengunaannya harus benar-
benar di perhitungkan karena dari gangguan – gangguan tersebut akan
mengakibatkan alat tidak dapat bekerja sesuai yang diinginkan.Gangguan
ini dapat disebabkan baik oleh manusia atau pun tingkat sensitifitas sensor,
sehingga penulis menyarankan untuk menggunakkan sensor yang lebih
peka yaitu sensor objek detektor.
2. Pada alat ini sensor hanya mendeteksi titik yang telah dipasang sensor saja
sedangkan pada bagian - bagian lain objek tidak dapat terdeteksi. Untuk
itu untuk lebih baik lagi maka sebaik nya alat padat mendeteksi
keberadaan objek di setiap tempat.
70 STMIK Darmajaya
Lia Rosmalia1, Titis Prasetyo U.1, Ilham K.2. Jurnal Informatika, Vol.6, No.1, Desember 2006
DAFTAR PUSTAKA
http://www. Cs.uiowa.edu/jones/setp
Deden Untung, 2003, Rancang Bangun Simulator Pintu Perlintasan Kereta Api
Berbasiskan Mikrokontroller AT89C51, UML, Lampung
71 STMIK Darmajaya