You are on page 1of 4

Asal-Usul

Hari Ibu diperingati dengan berbagai alasan. Dulu, di sebagian negara Eropa dan
Timur Tengah, Hari Ibu atau Mothers Day dirayakan pada bulan Maret. Hal itu berh
ubungan dengan kepercayaan mereka memuja Dewi Rhea, istri Dewa Kronus, dan ibu p
ara dewa dalam sejarah atau mitologi Yunani Kuno. Di negara seperti Amerika Seri
kat, Australia, Kanada, Belanda, Malaysia, dan Hongkong, Hari Ibu diperingati pa
da hari Minggu kedua bulan Mei. Karena hari itu pada 1870 seorang ibu aktivis so
sial, Julia Ward Howe, menyanangkan pentingnya perempuan bersatu menghentikan Pe
rang Saudara di Amerika yang belum berserikat.
Berbeda dengan di Indonesia, Hari Ibu lahir dari sebuah Kongres Perempuan Indone
sia I pada 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta. Kongres tersebut diilhami oleh per
juangan para pahlawan perempuan Indonesia seperti M. Christina Tiahahu, Cut Nya
Dien, Cut Mutiah, R.A. Kartini, Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Achmad Dahla
n, Rangkayo Rasuna Said, dan lain-lain. Tetapi, 22 Desember ditetapkan sebagai H
ari Ibu baru pada 1938, saat Kongres III. Pada awalnya, Hari Ibu digunakan sebag
ai alat perjuangan dalam upaya perbaikan kualitas kaum ibu sebagai tiang negara da
n bangsa.
Ibu dalam Islam
Islam, tanpa mengenal hari tertentu, mewajibkan setiap anak selalu mengistimewak
an seorang Ibu. Mungkin kita tidak pernah menyadari, begitu banyak yang telah di
lakukan oleh Ibu. Ibu mengandung kita selama 9 bulan, jihad berjuang melawan ras
a sakit ketika melahirkan, mengesampingkan waktu istirahatnya untuk menyusui, ju
ga merawat ketika kita sehat apalagi saat sakit, dan banyak lagi hal lainnya yan
g mustahil dapat kita hitung dan kita balas seluruh pengorbanannya. Ibu selalu b
erjuang untuk anak dan keluarganya. Alangkah mulianya seorang Ibu. Bahkan Rasulu
llãh pernah bersabda, seandainya kita diberi kemampuan membayar setiap tetes ASI, t
idak akan ada seorang pun yang dapat melunasi jasa Ibu seumur hidup kita . Untuk i
tu, Islam begitu mengistimewakan seorang Ibu, seperti yang banyak kita temui di
dalam al-Quran, hadis, dan kisah-kisah teladan.
Allãh berfirman, Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selai
n Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu-bapakmu dengan sebaik-baiknya.
Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut da
lam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya p
erkataan ah dan janganlah kamu membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka perk
ataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh ke
sayangan dan ucapkanlah, Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana me
reka berdua telah mendidik aku waktu kecil , (QS al-Isrã [17]: 23-24). Amin.
Syurga ada di bawah telapak kaki ibu (Hadis).
Seorang lelaki datang kepada Nabi seraya berkata, Wahai Nabi Allãh! Saya muda dan k
uat, siap bertindak dan berbakti, dan ingin sekali pergi ke medan jihad untuk ke
majuan Islam! Tetapi Ibu saya tidak membiarkan saya meninggalkannya untuk pergi
berperang. Nabi yang mulia bersabda, Pergilah, tinggallah bersama Ibumu. Saya bers
umpah kepada Tuhan yang memilih saya sebagai Nabi, bahwa pahala yang engkau dapa
tkan untuk melayaninya meskipun hanya semalam, dan membahagiakannya dengan kehad
iranmu, jauh lebih besar daripada pahala perang jihad selama satu tahun.
Seorang lelaki datang kepada Nabi seraya berkata, Wahai Nabi Allãh! Tunjuki saya, k
epada siapa saya mesti berbuat baik untuk mendapatkan manfaat yang sempurna atas
amal kebajikan saya? Beliau bersabda, Berbuat baiklah kepada Ibumu. Lelaki itu ber
tanya dua kali lagi, Beliau menjawab dua kali, Ibumu. Lelaki itu bertanya lagi unt
uk yang keempat kalinya, Dan sesudah Beliau? Nabi menjawab, Kepada Ayahmu.
Dari sebuah kisah sufi, Adalah hak Ibumu agar engkau mengingatnya bahwa beliau te
lah mengandungmu dalam rahimnya selama beberapa bulan. Memeliharamu dengan sari
hidupnya. Mengerahkan semua yang ada padanya untuk memelihara dan melindungimu.
Dia tidak memedulikan rasa laparnya, sedangkan engkau diberinya makan sepuas-pua
snya. Dia mengalami rasa haus sementara dahagamu dipuaskan. Dia mungkin tak berp
akaian layak, tapi engkau diberinya baju yang baik-baik. Dia mungkin berdiri di
panas terik matahari, sementara engkau berteduh dalam bayangannya. Dia meninggal
kan tidurnya yang enak demi tidurmu yang pulas. Dia melindungimu dari panas dan
dingin. Dia menanggung semua kesusahan itu demi engkau! Maka engkau layak untuk
mengetahui, bahwa engkau tak akan mampu bersyukur kepada Ibumu secara pantas, ke
cuali Allãh menolongmu dan memberikan keridaan untuk membalas akal-budinya.
Dari kisah seorang alim-ulama. Seseorang berkata kepada orang yang Ibunya mening
gal, Tidak pantas engkau yang berkedudukan alim bersikap resah dan mengucurkan ai
r mata, hanya karena kematian seorang perempuan tua. Ulama besar itu mengangkat k
epalanya dan menjawab, Sepertinya engkau belum menyadari kedudukan mulia seorang
Ibu. Saya berhutang budi atas kedudukan saya kepada pendidikan yang diberikan Ib
u kepada saya, serta kerja kerasnya. Ibulah yang meletakkan dasar kemajuan saya,
mengantarkan saya kepada kedudukan akhlak sebagai ulama seperti sekarang ini.
Seorang pemuda sakit parah. Nabi pergi menjenguknya. Pemuda itu tampak kepayahan
. Nabi berkata kepadanya, Akuilah keesaan Allãh dan ucapkan kalimat syahadat: Lã ilãha
illallãh! Tapi, pemuda itu tidak dapat mengucapkannya. Kemudian Nabi bertanya kepad
a seorang perempuan yang hadir, Apakah dia mempunyai Ibu? Perempuan itu menjawab, Y
a. Saya adalah Ibunya. Nabi bertanya lagi, Apakah engkau tidak rela kepadanya? Pere
mpuan itu mengiyakan, Ya. Saya tidak rukun dengan dia selama enam tahun! Nabi memi
nta perempuan itu memaafkan kesalahan putranya. Perempuan itu berujar, Wahai Nabi
Allãh! Saya akan melakukannya demi engkau. Kemudian Nabi menoleh kepada pemuda itu
sambil berkata, Sekarang ucapkanlah Lã ilãha illallãh! Pemuda itu dengan lancar dapat m
engucapkannya.
Wahai Sahabat, ingatlah selalu setiap bangun tidur di pagi hari, Ibu harus diper
lakukan istimewa. Meski hari ini, bukan Hari Ibu. Salam hangat untuk Ibumu!
-Nia- (Berbagai Sumber)
--------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------
------
Sebelumnya, gugling.com mengucapkan selamat Hari Ibu bagi para ibu. Tapi, apakah
Anda tahu apa dan bagaimana Hari Ibu ini tercipta? Bagaimana jika anak Anda nan
ti bertanya: Hari Ibu itu sejarahnya gimana sih, bu? .
Hari Ibu di Indonesia dirayakan setiap tahunnya pada tanggal 22 Desember dan dit
etapkan sebagai perayaan nasional. Berbeda dengan di Amerika dan Kanada yang mer
ayakan Hari Ibu atau Mother s Day pada hari Minggu di minggu kedua bulan Mei.
Sejarah Hari Ibu sebenarnya diawali dari pertemuan para pejuang wanita dalam Kon
gres Perempuan di tahun yang diadakan sama dengan Sumpah Pemuda.
Hari Ibu
Organisasi perempuan sendiri sudah bermula sejak 1912, diilhami oleh perjuangan
para pahlawan wanita abad ke-19 seperti M. Christina Tiahahu, Cut Nya Dien, Cut
Mutiah, R.A. Kartini, Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Achmad Dahlan, Rangkay
o Rasuna Said dan lain-lain.
Pada tanggal 22 Desember 1928 organisasi-organisasi perempuan mengadakan kongres
pertamanya di Yogyakarta dan membentuk Kongres Perempuan yang kini dikenal seba
gai Kongres Wanita Indonesia (Kowani), kongres berikutnya diadakan di Jakarta da
n Bandung.
Presiden Soekarno menetapkan melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959 bahwa ta
nggal 22 Desember adalah Hari Ibu dan dirayakan secara nasional, hingga kini.
Satu momen penting bagi para wanita adalah untuk pertama kalinya wanita menjadi
menteri adalah Maria Ulfah di tahun 1950. Sebelum kemerdekaan Kongres Perempuan
ikut terlibat dalam pergerakan internasional dan perjuangan kemerdekaan itu send
iri.
Tahun 1973 Kowani menjadi anggota penuh International Council of Women (ICW). IC
W berkedudukan sebagai dewan konsultatif kategori satu terhadap Perserikatan Ban
gsa-bangsa.
Pada kongres di Bandung tahun 1952 diusulkan dibuat sebuah monumen, setahun beri
kutnya diletakkan batu pertama oleh Ibu Sukanto (ketua kongres pertama) untuk pe
mbangunan Balai Srikandi dan diresmikan oleh menteri Maria Ulfah tahun 1956.
Akhirnya pada tahun 1983 Presiden Soeharto meresmikan keseluruhan kompleks monum
en menjadi Mandala Bhakti Wanitatama di Jl. Laksda Adisucipto, Yogyakarta.
--------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------
Ibu Mencius: Ibu Paling Terkenal dalam Sejarah Tiongkok Kuno
Erabaru Rabu, 02 Juni 2010
Ibu Mencius
Ibu Mencius
Legenda mengatakan bahwa nama ibu Mencius adalah Chang-shih dan bahwa dia berpin
dah tempat tinggal tiga kali demi Mencius.? Orang Tiongkok Kuno mengenal empat
karakter idiom ?? (? ?) mengacu pada legenda yang ibu Mencius 'memindahkan ruma
h mereka tiga kali - dari sebelah sebuah kuburan sampai sebelah pasar (versi l
ain dari cerita mengatakan berpindah rumah di sebelah rumah pemotongan hewan),
akhirnya di samping sekolah - sebelum menemukan lokasi bahwa dia merasa cocok un
tuk mengasuhnya. Sebagai ekspresi, idiom itu mengacu pada pentingnya lingkungan
yang baik untuk pengasuhan yang tepat pada anak-anak.
Pada awalnya mereka tinggal di dekat kuburan, dan Mencius muda merasa geli send
iri dengan tindakan berbagai adegan yang ia saksikan di kuburan. "Tempat ini, ka
ta ibunya, "bukan tempat cocok untuk anak saya," dan ia pindah ke sebuah rumah
di sebelah pasar. Namun, perubahan itu tidak ada kemajuan. Anak itu menirukan p
edagang berkoar-koar memanggil pembeli, membual tentang barang dagangannya, meni
pu timbangan dan mengelabui pembeli.
Ibunya mencari rumah baru, dan akhirnya menemukan dekat dengan sekolah. Kemudian
perhatian anaknya tertuju pada sikap sopan santun dan rajin belajar yang diajar
kan kepada para pelajar, dan ia berusaha untuk meniru mereka. Sang ibu merasa pu
as. "Ini," katanya, "adalah tempat yang tepat untuk anakku."
Cerita lain pada masa ini menceritakan tentang toko pemotongan daging babi deka
t rumah mereka.?Suatu hari Mencius menanyakan kepada ibunya untuk apa toko itu
membunuh babi, dan?memberitahukan bahwa itu untuk dimakan. Hati nurani-nya langs
ung menegurnya bahwa selama ini ia tidak pernah membeli daging babi untuk dimak
an karena tak mampu. Dia berkata pada dirinya sendiri, "Sewaktu saya masih menga
ndung anak ini didalam rahim saya, saya tidak akan duduk jika tikar tidak ditem
patkan persegi, dan saya tidak makan daging yang tidak dipotong dengan baik, in
tinya saya mengajarinya sebelum ia lahir. Dan sekarang ketika kecerdasannya sed
ang terbuka, saya harus mengajar dia kesejatian!" Dengan ini ia pergi dan membel
i potongan daging babi untuk membuktikan kata-katanya.
Suatu hari Ketika Mencius pulang ke rumah dari sekolah, ibunya melihat dari cel
ah jaring yang ia tenun, dan bertanya pelajaran di sekolah. Dia menjawab iseng
bahwa dia melakukan dengan cukup baik. Ibunya mengambil pisau dan memotong tenun
annya. Anaknya terkejut, dan bertanya apa maksudnya. Ibunya menjelaskan panjang
lebar bahwa tidak serius melakukan sesuatu (terutama dalam hal menuntut ilmu) b
agaikan memotong tenunan setengah jadi, apa yang telah dilakukan sebelumnya akan
menjadi sia-sia.
Ada dua kisah lain tentang Chang-shih kemudian setelah Mencius menikah.
Suatu hari Istrinya berjongkok di kamarnya sendiri, ketika Mencius masuk la begi
tu tersinggung menemukan dirinya dalam posisi itu, ia mengatakan kepada ibunya,
dan menyatakan niatnya untuk menyuruhnya pergi, karena "dia memerlukan kesopanan
. "
Sebenarnya kamu yang tidak memiliki kesopanan," kata ibunya, "dan bukan istrimu.
Bukankah Aturan Kesopanan menjelaskan bahwa, "Ketika Anda akan masuk sebuah aula
, tinggikan nada suara Anda, ketika Anda memasuki sebuah pintu, ketuklah dulu? "
Alasan untuk peraturan ini adalah karena orang mungkin belum siap. Tapi kamu me
masuki pintu tanpa mengetuk, dan sehingga menyebabkan istri Anda menjadi tertang
kap sedang berjongkok Baik kamu maupun istrimu sama-sama kurang sopan dalam hal
ini." Mencius mencari kesalahan ke dalam diri sendiri, dan tidak mengusir istr
inya.
Suatu hari, ketika ia tinggal bersama ibunya di Chi, ia dilanda keadaan rasa d
uka sambil berdiri bersandar di pilar, dan sang ibu bertanya penyebabnya. Dia m
enjawab, "Saya telah mendengar bahwa orang hebat menempati tempat yang sesuai,
tidak menerima hadiah yang dia tidak berhak, dan tidak gila kehormatan dan hart
a. Sekarang falsafah saya tidak bisa dijalankan di negeri Chi ini -saya ingin m
eninggalkan kota ini, tapi saya memikirkan usia tua ibu, dan saya khawatir."
Ibunya berkata, "Ini bukan hak seorang wanita untuk menentukan apa pun dari dir
inya, tapi ia tunduk pada aturan dari tiga kepatuhan. Ketika muda, dia harus mem
atuhi orang tuanya, ketika menikah, dia harus taat pada suaminya; ketika janda,
dia harus mematuhi anaknya. Kamu kini adalah orang dewasa, dan saya tua. Berbuat
lah sesuai kebenaran yang memberitahu Anda, dan saya akan bertindak sesuai denga
n aturan yang berlaku untuk saya. Kenapa harus cemas? "
Itulah teladan yang sudah saya temukan dari ibu Mencius. Kami juga percaya ba
hwa dia adalah seorang wanita yang sangat berkarakter moral tinggi, dan anaknya
selanjutnya mampu dalam mengambil keputusan yang besar karena pengaruh pola peng
asuhannya. (Erabaru/snd)

You might also like