You are on page 1of 8

Biografi Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab (1115 – Kehidupan Syeikh Muhammad di Madinah
1206 H/1701 – 1793 M); nama lengkap: Syeikh al-
Islam al-Imam Muhammad bin Abdul Wahab bin Ketika berada di kota Madinah, ia mengira banyak
Sulaiman bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin umat Islam di sana yang tidak menjalankan syariat
Rasyid bin Barid bin Muhammad bin al-Masyarif at- dan berbuat syirik, seperti mengunjungi makam Nabi
Tamimi al-Hambali an-Najdi (Arabic:‫د‬000‫د بن عب‬000‫محم‬ atau makam seorang tokoh agama, kemudian
‫اب التميمى‬0‫ )الوه‬adalah seorang ahli teologi agama Islam memohon sesuatu kepada kuburan dan penguhuninya.
dan seorang tokoh pemimpin gerakan salafiah yang Hal ini menurut dia sangat bertentangan dengan
pernah menjabat sebagai menteri penerangan ajaran Islam yang mengajarkan manusia untuk tidak
Kerajaan Arab Saudi. meminta selain kepada Allah.

Peninggalan Hal ini membuat Syeikh Muhammad semakin


terdorong untuk memperdalam ilmu ketauhidan yang
Muhammad bin Abdul Wahhab berusaha murni (Aqidah Salafiyah). Ia pun berjanji pada
membangkitkan kembali pergerakan perjuangan dirinya sendiri, ia akan berjuang dan bertekad untuk
Islam; para pendukung pergerakan ini sering disebut mengembalikan aqidah umat Islam di sana sesuai
wahabbi, tetapi mereka menolak istilah ini karena keyakinannya, yaitu kepada akidah Islam yang
pada dasarnya ajaran bin Wahhab adalah ajaran Nabi menurutnya murni (tauhid), jauh dari sifat khurafat,
Muhammad, bukan ajarannya sendiri. Karenanya, tahayul, atau bidah. Untuk itu, ia pun mulai
mereka lebih memilih untuk menyebut diri mereka mempelajari berbagai buku yang di tulis para ulama
sebagai Salafis atau Muwahhidun, yang berarti “satu terdahulu.
Tuhan”.
Perjuangan memurnikan dan
Istilah Wahhabi sering menimbulkan kontroversi mengembalikan akidah Islam
berhubung dengan asal-usul dan kemunculannya
dalam dunia Islam. Umat Islam umumnya terkeliru Awal Pergerakan
dengan mereka kerana mereka mendakwa mazhab
mereka menuruti pemikiran Ahmad ibn Hanbal dan Sejak dari itu, Syeikh Muhammad tidak lagi terikat.
alirannya, al-Hanbaliyyah atau al-Hanabilah yang Dia bebas mengemukakan akidah-akidahnya
merupakan salah sebuah mazhab dalam Ahl al- sekehendak hatinya, menolak dan mengesampingkan
Sunnah wa al-Jama’ah. amalan-amalan agama yang dilakukan umat islam
saat itu.
Masa Kecil
Melihat keadaan umat islam yang menurutnya sudah
Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab dilahirkan pada melanggar akidah, ia mulai merencanakan untuk
tahun 1115 H (1701 M) di kampung Uyainah (Najd), menyusun sebuah barisan ahli tauhid (muwahhidin)
lebih kurang 70 km arah barat laut kota Riyadh, yang diyakininya sebagai gerakan memurnikan dan
ibukota Arab Saudi sekarang. Ia tumbuh dan mengembalikan akidah Islam. Oleh lawan-lawannya,
dibesarkan dalam kalangan keluarga terpelajar. gerakan ini kemudian disebut dengan nama gerakan
Ayahnya adalah seorang tokoh agama di Wahabiyah.
lingkungannya. Sedangkan kakeknya adalah seorang
qadhi (mufti besar), tempat di mana masyarakat Najd Muhammad bin Abdul Wahab memulai pergerakan di
menanyakan segala sesuatu masalah yang kampungnya sendiri, Uyainah. Ketika itu, Uyainah
bersangkutan dengan agama. diperintah oleh seorang Amir (penguasa) bernama
Usman bin Muammar. Amir Usman menyambut baik
Sebagaimana lazimnya keluarga ulama, maka Syeikh ide dan gagasan Syeikh Muhammad, bahkan beliau
Muhammad bin Abdul Wahab sejak masih kanak- berjanji akan menolong dan mendukung perjuangan
kanak telah dididik dengan pendidikan agama, yang tersebut.
diajar sendiri oleh ayahnya, Syeikh Abdul Wahhab.
Berkat bimbingan kedua orangtuanya, ditambah Suatu ketika, Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab
dengan kecerdasan otak dan kerajinannya, Syeikh meminta izin pada Amir Uthman untuk
Muhammad bin Abdul Wahab berhasil menghafal 30 menghancurkan sebuah bangunan yang dibina di atas
juz al-Quran sebelum ia berusia sepuluh tahun. maqam Zaid bin al-Khattab. Zaid bin al-Khattab
adalah saudara kandung Umar bin al-Khattab,
Khalifah Rasulullah yang kedua. Membuat bangunan
di atas kubur menurut pendapatnya dapat menjurus Dalam bukunya yang berjudul Al-Imam Muhammad
kepada kemusyrikan. bin Abdul Wahab, Wada Watahu Wasiratuhu, Syeikh
Muhammad bin `Abdul `Aziz bin `Abdullah bin Baz,
Amir menjawab “Silakan… tidak ada seorang pun beliau berkata: “Demi menghindari pertumpahan
yang boleh menghalang rancangan yang mulia ini.” darah, dan karena tidak ada lagi pilihan lain, di
Tetapi Sbeliau khuatir masalah itu kelak akan samping beberapa pertimbangan lainnya maka
dihalang-halangi oleh penduduk yang tinggal terpaksalah Syeikh meninggalkan negeri Uyainah
berdekatan maqam tersebut. Lalu Amir menyediakan menuju negeri Dariyah dengan menempuh perjalanan
600 orang tentara untuk tujuan tersebut bersama-sama secara berjalan kaki seorang diri tanpa ditemani oleh
Syeikh Muhammad merobohkan maqam yang seorangpun. Beliau meninggalkan negeri Uyainah
dikeramatkan itu. pada waktu dini hari, dan sampai ke negeri Dariyah
pada waktu malam hari.” (Ibnu Baz, Syeikh `Abdul
Sebenarnya apa yang mereka sebut sebagai makam `Aziz bin `Abdullah, m.s 22)
Zaid bin al-Khattab ra. yang gugur sebagai syuhada’
Yamamah ketika menumpaskan gerakan Nabi Palsu Tetapi ada juga tulisan lainnya yang mengatakan
(Musailamah al-Kazzab) di negeri Yamamah suatu bahwa: Pada mulanya Syeikh Muhammad mendapat
waktu dulu, hanyalah berdasarkan prasangka belaka. dukungan penuh dari pemerintah negeri Uyainah
Karena di sana terdapat puluhan syuhada’ (pahlawan) Amir Uthman bin Mu’ammar, namun setelah api
Yamamah yang dikebumikan tanpa jelas lagi pergerakan dinyalakan, pemerintah setempat
pengenalan mereka. mengundurkan diri dari percaturan pergerakan karena
alasan politik (besar kemungkinan takut dipecat dari
Bisa saja yang mereka anggap makam Zaid bin al- kedudukannya sebagai Amir Uyainah oleh pihak
Khattab itu adalah makam orang lain. Tetapi oleh atasannya). Dengan demikian, tinggallah Syeikh
karena masyarakat setempat di situ telah terlanjur Muhammad dengan beberapa orang sahabatnya yang
beranggapan bahwa itulah makam beliau, mereka pun setia untuk meneruskan dakwahnya. Dan beberapa
mengkeramatkannya dan membina sebuah masjid di hari kemudian, Syeikh Muhammad diusir keluar dari
dekatnya. Makam itu kemudian dihancurkan oleh negeri itu oleh pemerintahnya.
Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab atas bantuan
Amir Uyainah, Uthman bin Muammar. Syeikh Muhammad bin `Abdul Wahab kemudian
pergi ke negeri Dar’iyah.
Pergerakan Syeikh Muhammad tidak berhenti sampai
disitu, ia kemudian menghancurkan beberapa makam Syeikh Muhammad di Dariyah
yang dipandangnya berbahaya bagi ketauhidan. Hal
ini menurutnya adalah untuk mencegah agar makam Sesampainya Syeikh Muhammad di sebuah kampung
tersebut tidak dijadikan objek peribadatan oleh wilayah Dariyah, yang tidak berapa jauh dari tempat
masyarakat Islam setempat. kediaman Amir Muhammad bin Saud (pemerintah
negeri Dar’iyah), Syeikh menemui seorang penduduk
Berita tentang pergerakan ini akhirnya tersebar luas di di kampung itu, orang tersebut bernama Muhammad
kalangan masyarakat Uyainah mahupun di luar bin Sulaim al-`Arini. Bin Sulaim ini adalah seorang
Uyainah. yang dikenal soleh oleh masyarakat setempat. Syeikh
kemudian meminta izin untuk tinggal bermalam di
Ketika pemerintah al-Ahsa’ mendapat berita bahwa rumahnya sebelum ia meneruskan perjalanannya ke
Muhammad bin’Abd al-Wahhab mendakwahkan tempat lain. Pada awalnya ia ragu-ragu menerima
pendapat, dan pemerintah ‘Uyainah pula Syeikh di rumahnya, karena suasana Dariyah dan
menyokongnya, maka kemudian memberikan sekelilingnya pada waktu itu tidak aman. Namun,
peringatan dan ancaman kepada pemerintah’Uyainah. setelah Syeikh memperkenalkan dirinya serta
Hal ini rupanya berhasil mengubah pikiran Amir menjelaskan maksud dan tujuannya datang ke negeri
Uyainah. Ia kemudian memanggil Syeikh Muhammad Dar’iyah, yaitu hendak menyebarkan dakwah
untuk membicarakan tentang cara tekanan yang Islamiyah dan membenteras kemusyrikan, barulah
diberikan oleh Amir al-Ihsa. Amir Uyainah berada Muhammad bin Sulaim ingin menerimanya sebagai
dalam posisi serba salah saat itu, di satu sisi dia ingin tamu di rumahnya.
mendukung perjuangan syeikh tapi di sisi lain ia tak
berdaya menghadapi tekanan Amir al-Ihsa. Akhirnya, Peraturan di Dariyah ketika itu mengharuskan setiap
setelah terjadi perdebatan antara syeikh dengan Amir pendatang melaporkan diri kepada pihak berkuasa
Uyainah, di capailah suatu keputusan: Syeikh setempat, maka pergilah Muhammad bin Sulaim
Muhammad harus meninggalkan daerah Uyainah dan menemui Amir Muhammad untuk melaporkan
mengungsi ke daerah lain. kedatangan Syeikh Abdul Wahab yang baru tiba dari
Uyainah serta menjelaskan maksud dan tujuannya
kepada beliau. Namun mereka gagal menemui Amir lama.” Demikianlah seorang Amir (penguasa) tunggal
Muhammad yang saat itu tidak ada di rumah, mereka negeri Dariyah, yang bukan hanya sekadar membela
pun menyampaikan pesan kepada amir melalui dakwahnya saja, tetapi juga sekaligus membela
istrinya. darahnya bagaikan saudara kandung sendiri, yang
berarti di antara Amir dan Syeikh sudah bersumpah
Istri Ibnu Saud ini adalah seorang wanita yang soleh. setia sehidup-semati, senasib, dalam menegakkan
Maka, tatkala Ibnu Saud mendapat giliran ke rumah hukum Allah dan RasulNya di bumi persada tanah
isterinya ini, sang istri menyampaikan semua pesan- Dariyah. Ternyata apa yang diikrarkan oleh Amir
pesan itu kepada suaminya. Selanjutnya ia berkata Ibnu Saud itu benar-benar ditepatinya. Ia bersama
kepada suaminya: “Bergembiralah kakanda dengan Syeikh seiring sejalan, bahu-membahu dalam
keuntungan besar ini, keuntungan di mana Allah telah menegakkan kalimah Allah, dan berjuang di
mengirimkan ke negeri kita seorang ulama, juru jalanNya.
dakwah yang mengajak masyarakat kita kepada
agama Allah, berpegang teguh kepada Kitabullah dan Nama Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab dengan
Sunnah RasulNya. Inilah suatu keuntungan yang ajaran-ajarannya itu sudah begitu terdengar di
sangat besar, janganlah ragu-ragu untuk menerima kalangan masyarakat, baik di dalam negeri Dariyah
dan membantu perjuangan ulama ini, mari sekarang maupun di negeri-negeri tetangga. Masyarakat luar
juga kakanda menjemputnya kemari.” Dariyah pun berduyun-duyun datang ke Dariyah
untuk menetap dan tinggal di negeri ini, sehingga
Namun baginda bimbang sejenak, ia bingung apakah negeri Dariyah penuh sesak dengan kaum muhajirin
sebaiknya Syeikh itu dipanggil datang dari seluruh pelosok tanah Arab. Beliau pun mulai
menghadapnya, atau dia sendiri yang harus datang membuka madrasah dengan menggunakan kurikulum
menjemput Syeikh untuk dibawa ke tempat yang menjadi teras bagi rencana perjuangan beliau,
kediamannya? Baginda pun kemudian meminta yaitu bidang pengajian Aqaid al-Qur’an, tafsir, fiqh,
pandangan dari beberapa penasihatnya tentang usul fiqh, hadith, musthalah hadith, gramatikanya dan
masalah ini. Isterinya dan para penasihatnya yang lain lain-lain.
sepakat bahwa sebaiknya baginda sendiri yang datang
menemui Syeikh Muhammad di rumah Muhammad Dalam waktu yang singkat saja, Dariyah telah
bin Sulaim. Baginda pun menyetujui nasihat tersebut. menjadi kiblat ilmu dan kota pelajar penuntut Islam.
Maka pergilah baginda bersama beberapa orang Para penuntut ilmu, tua dan muda, berduyun-duyun
pentingnya ke rumah Muhammad bin Sulaim, di datang ke negeri ini. Di samping pendidikan formal
mana Syeikh Muhammad bermalam. (madrasah), diadakan juga dakwah yang bersifat
terbuka untuk semua lapisan masyarakat umum.
Sesampainya baginda di rumah Muhammad bin Gema dakwah beliau begitu membahana di seluruh
Sulaim, amir Ibnu Saud memberi salam dan dibalas pelosok Dariyah dan negeri-negeri jiran yang lain.
dengan salam dari Syeikh dan bin Sulaim. Amir Ibnu Kemudian, Syeikh mula menegakkan jihad, menulis
Saud berkata: “Ya Syeikh! Bergembiralah anda di surat-surat dakwahnya kepada tokoh-tokoh tertentu
negeri kami, kami menerima dan menyambut untuk bergabung dengan barisan Muwahhidin yang
kedatangan anda di negeri ini dengan penuh gembira. dipimpin oleh beliau sendiri. Hal ini dalam rangka
Dan kami berikrar untuk menjamin keselamatan dan pergerakan pembaharuan tauhid demi membasmi
keamanan anda Syeikh di negeri ini dalam syirik, bidah dan khurafat di negeri mereka masing-
menyampaikan dakwahnya kepada masyarakat masing. Untuk langkah awal pergerakan itu, beliau
Dariyah. Demi kejayaan dakwah Islamiyah yang anda memulai di negeri Najd. Beliau pun mula
Syeikh rencanakan, kami dan seluruh keluarga besar mengirimkan surat-suratnya kepada ulama-ulama dan
Ibnu Saud akan mempertaruhkan nyawa dan harta penguasa-penguasa di sana.
untuk bersama-sama anda Syeikh berjuang demi
meninggikan agama Allah dan menghidupkan sunnah Berdakwah Melalui Surat-menyurat
RasulNya sehingga Allah memenangkan perjuangan
ini, Insya Allah!” Syeikh menempuh pelbagai macam dan cara, dalam
menyampaikan dakwahnya, sesuai dengan keadaan
Kemudian anda Syeikh menjawab: “Alhamdulillah, masyarakat yang dihadapinya. Di samping berdakwah
anda juga patut gembira, dan Insya Allah negeri ini melalui lisan, beliau juga tidak mengabaikan dakwah
akan diberkati Allah Subhanahu wa Taala. Kami secara pena dan pada saatnya juga jika perlu beliau
ingin mengajak umat ini kepada agama Allah. Siapa berdakwah dengan besi (pedang).
yang menolong agama ini, Allah akan menolongnya.
Dan siapa yang mendukung agama ini, nescaya Allah Maka Syeikh mengirimkan suratnya kepada ulama-
akan mendukungnya. Dan Insya Allah kita akan ulama Riyadh dan para umaranya, yang pada ketika
melihat kenyataan ini dalam waktu yang tidak begitu itu adalah Dahkan bin Dawwas. Surat-surat itu
dikirimkannya juga kepada para ulama dan penguasa- Sejarah pembaharuan yang digerakkan oleh Syeikh
penguasa. Beliau terus mengirimkan surat-surat Muhammad bin `Abdul Wahab ini tercatat dalam
dakwahnya itu ke sleuruh penjuru Arab, baik yang sejarah dunia sebagai yang paling hebat dari jenisnya
dekat ataupun jauh. Di dalam surat-surat itu, beliau dan amat cemerlang.
menjelaskan tentang bahaya syirik yang mengancam
negeri-negeri Islam di seluruh dunia, juga bahaya Di samping itu, hal ini merupakan suatu pergerakan
bid’ah, khurafat dan tahyul. perubahan besar yang banyak memakan korban
manusia maupun harta benda. Karena pergerakan ini
Bukanlah berarti bahwa ketika itu tidak ada lagi mendapat tentangan bukan hanya dari luar, akan
perhatian para ulama Islam setempat kepada agama tetapi lebih banyak datangnya dari kalangan sendiri,
ini, sehingga seolah-olah bagaikan tidak ada lagi yang terutama dari tokoh-tokoh agama Islam sendiri yang
memperahtikan masalah agama. Akan tetapi yang takut akan kehilangan pangkat, kedudukan, pengaruh
sedang kita bicarakan sekarang adalah masalah negeri dan jamaahnya. Namun, oleh karena perlawanan
Najd dan sekitarnya. sudah juga digencarkan muslimin sendiri, maka
orang-orang di luar Islam pula, terutama kaum
orientalis mendapat angin segar untuk turut campur-
Berkat hubungan surat menyurat Syeikh terhadap tangan membesarkan perselisihan diantara umat Islam
para ulama dan umara dalam dan luar negeri, telah sehingga terjadi saling membid’ahkan dan bahkan
menambahkan kemasyhuran nama Syeikh sehingga saling mengkafirkan.
beliau disegani di antara kawan dan lawannya, hingga
jangkauan dakwahnya semakin jauh berkumandang di Masa-masa tersebut telah pun berlalu. Umat Islam
luar negeri, dan tidak kecil pengaruhnya di kalangan kini sudah sedar tentang apa dan siapa kaum pengikut
para ulama dan pemikir Islam di seluruh dunia, dakwah Rasulullah yang diteruskan Muhammad bin
seperti di Hindia, Indonesia, Pakistan, Afghanistan, Abdul Wahhab (dijuluki Wahabi). Dan satu persatu
Afrika Utara, Maghribi, Mesir, Syria, Iraq dan lain- kejahatan dan kebusukan kaum orientalis yang
lain lagi. sengaja mengadu domba antara sesama umat Islam
semenjak awal, begitu juga dari kaum penjajah Barat,
Memang cukup banyak para da’i dan ulama di negeri- semuanya kini sudah terungkap.
negeri tersebut tetapi pada waktu itu kebanyakan di
antara mereka yang kehilangan arah, meskipun Meskipun usaha musuh-musuh dakwahnya begitu
mereka memiliki ilmu-ilmu yang cukup memadai. hebat, sama ada dari kalangan dalam Islam sendiri,
mahupun dari kalangan luarnya, yang dilancarkan
Demikianlah banyaknya surat-menyurat di antara melalui pena atau ucapan, yang ditujukan untuk
Syeikh dengan para ulama di dalam dan luar Jazirah membendung dakwah tauhid ini, namun usaha
Arab, sehingga menjadi dokumen yang amat berharga mereka sia-sia belaka, karena ternyata Allah
sekali. Akhir-akhir ini semua tulisan beliau, yang Subhanahu wa Ta’ala telah memenangkan perjuangan
berupa risalah, maupun kitab-kitabnya, sedang dakwah tauhid yang dipelopori oleh Syeikh Islam,
dihimpun untuk dicetak dan sebagian sudah dicetak Imam Muhammad bin `Abdul Wahab yang telah
dan disebarkan ke seluruh pelosok dunia Islam, baik mendapat sambutan bukan hanya oleh penduduk
melalui Rabithah al-`Alam Islami, maupun terus dari negeri Najd saja, akan tetapi juga sudah menggema ke
pihak kerajaan Saudi sendiri ( di masa mendatang). seluruh dunia Islam dari Maghribi sampai ke
Begitu juga dengan tulisan-tulisan dari putera-putera Merauke, malah kini sudah berkumandang pula ke
dan cucu-cucu beliau serta tulisan-tulisan para murid- seluruh dunia.
muridnya dan pendukung-pendukungnya yang telah
mewarisi ilmu-ilmu beliau. Di masa kini, tulisan- Dalam hal ini, jasa-jasa Putera Muhammad bin Saud
tulisan beliau sudah tersebar luas ke seluruh pelosok (pendiri kerajaan Arab Saudi) dengan semua anak
dunia Islam. cucunya tidaklah boleh dilupakan begitu saja, di mana
dari masa ke masa mereka telah membantu
Dengan demikian, jadilah Dar’iyah sebagai pusat perjuangan tauhid ini dengan harta dan jiwa.
penyebaran dakwah kaum Muwahhidin (gerakan
pemurnian tauhid) oleh Syeikh Muhammad bin Untuk mencapai tujuan pemurnian ajaran agama
`Abdul Wahab yang didukung oleh penguasa Amir Islam, Syeikh Muhammad bin `Abdul Wahab telah
Ibnu Saud. Kemudian murid-murid keluaran Dar’iyah menempuh pelbagai macam cara. Kadangkala lembut
pula menyebarkan ajaran-ajaran tauhid murni ini ke dan kadangkala kasar, sesuai dengan sifat orang yang
seluruh pelusuk negeri dengan cara membuka dihadapinya. Beliau mendapat pertentangan dan
sekolah-sekolah di daerah-daerah mereka. perlawanan dari kelompok yang tidak menyenanginya
karena sikapnya yang tegas dan tanpa kompromi,
sehingga lawan-lawannya membuat tuduhan-tuduhan
ataupun pelbagai fitnah terhadap dirinya dan sekali mengaku bahwa kami sudah sampai ke tingkat
pengikut-pengikutnya. mujtahid mutlaq, juga tidak seorang pun di antara
para pengikut kami yang berani mendakwakan
Musuh-musuhnya pernah menuduh bahwa Syeikh dirinya dengan demikian. Hanya ada beberapa
Muhammad bin `Abdul Wahab telah melarang para masalah yang kalau kami lihat di sana ada nash yang
pengikutnya membaca kitab fiqh, tafsir dan hadith. jelas, baik dari Qur’an mahupun Sunnah, dan setelah
Malahan ada yang lebih keji, yaitu menuduh Syeikh kami periksa dengan teliti tidak ada yang
Muhammad telah membakar beberapa kitab tersebut, menasakhkannya, atau yang mentaskhsiskannya atau
serta menafsirkan Al Qur’an menurut kehendak hawa yang menentangnya, lebih kuat daripadanya, serta
nafsu sendiri. dipegangi pula oleh salah seorang Imam empat, maka
kami mengambilnya dan kami meninggalkan mazhab
Apa yang dituduh dan difitnah terhadap Syeikh Ibnu yang kami anut, seperti dalam masalah warisan yang
`Abdul Wahab itu, telah dijawab dengan tegas oleh menyangkut dengan kakek dan saudara lelaki; Dalam
seorang pengarang terkenal, yaitu al-Allamah Syeikh hal ini kami berpendirian mendahulukan kakek,
Muhammad Basyir as-Sahsawani, dalam bukunya meskipun menyalahi mazhab kami (Hambali).”
yang berjudul Shiyanah al-Insan di halaman 473
seperti berikut: Demikianlah bunyi isi tulisan kitab Shiyanah al-Insan,
hal. 474. Seterusnya beliau berkata: “Adapun yang
“Sebenarnya tuduhan tersebut telah dijawab sendiri mereka fitnah kepada kami, sudah tentu dengan
oleh Syeikh Ibnu `Abdul Wahab sendiri dalam suatu maksud untuk menutup-nutupi dan menghalang-
risalah yang ditulisnya dan dialamatkan kepada halangi yang hak, dan mereka membohongi orang
`Abdullah bin Suhaim dalam pelbagai masalah yang banyak dengan berkata: `Bahwa kami suka
diperselisihkan itu. Diantaranya beliau menulis bahwa mentafsirkan Qur’an dengan selera kami, tanpa
semua itu adalah bohong dan kata-kata dusta belaka, mengindahkan kitab-kitab tafsirnya. Dan kami tidak
seperti dia dituduh membatalkan kitab-kitab mazhab, percaya kepada ulama, menghina Nabi kita
dan dia mendakwakan dirinya sebagai mujtahid, Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassalam’ dan dengan
bukan muqallid.” perkataan `bahwa jasad Nabi Shalallahu ‘alaihi
wassalam itu buruk di dalam kuburnya. Dan bahwa
Kemudian dalam sebuah risalah yang dikirimnya tongkat kami ini lebih bermanfaat daripada Nabi, dan
kepada `Abdurrahman bin `Abdullah, Muhammad bin Nabi itu tidak mempunyai syafaat.
`Abdul Wahab berkata: “Aqidah dan agama yang aku
anut, ialah mazhab Ahli Sunnah wal Jamaah, sebagai Dan ziarah kepada kubur Nabi itu tidak sunat, Nabi
tuntunan yang dipegang oleh para Imam Muslimin, tidak mengerti makna “La ilaha illallah” sehingga
seperti Imam-imam Mazhab empat dan pengikut- perlu diturunkan kepadanya ayat yang berbunyi:
pengikutnya sampai hari kiamat. Aku hanyalah suka “Fa’lam annahu La ilaha illallah,” dan ayat ini
menjelaskan kepada orang-orang tentang pemurnian diturunkan di Madinah. Dituduhnya kami lagi, bahwa
agama dan aku larang mereka berdoa (mohon syafaat) kami tidak percaya kepada pendapat para ulama.
pada orang yang hidup atau orang mati daripada Kami telah menghancurkan kitab-kitab karangan para
orang-orang soleh dan lainnya.” ulama mazhab, karena didalamnya bercampur antara
yang hak dan batil. Malah kami dianggap mujassimah
`Abdullah bin Muhammad bin `Abdul Wahab, (menjasmanikan Allah), serta kami mengkufurkan
menulis dalam risalahnya sebagai ringkasan dari orang-orang yang hidup sesudah abad keenam,
beberapa hasil karya ayahnya, Syeikh Ibnu `Abdul kecuali yang mengikuti kami. Selain itu kami juga
Wahab, seperti berikut: “Bahwa mazhab kami dalam dituduh tidak mahu menerima bai’ah seseorang
Ushuluddin (Tauhid) adalah mazhab Ahlus Sunnah sehingga kami menetapkan atasnya `bahwa dia itu
wal Jamaah, dan cara (sistem) pemahaman kami bukan musyrik begitu juga ibu-bapaknya juga bukan
adalah mengikuti cara Ulama Salaf. Sedangkan dalam musyrik.’
hal masalah furu’ (fiqh) kami cenderung mengikuti
mazhab Ahmad bin Hanbal rahimahullah. Kami tidak Dikatakan lagi bahwa kami telah melarang manusia
pernah mengingkari (melarang) seseorang bermazhab membaca selawat ke atas Nabi Shalallahu ‘alaihi
dengan salah satu daripada mazhab yang empat. Dan wassalam dan mengharamkan berziarah ke kubur-
kami tidak mempersetujui seseorang bermazhab kubur. Kemudian dikatakannya pula, jika seseorang
kepada mazhab yang luar dari mazhab empat, seprti yang mengikuti ajaran agama sesuai dengan kami,
mazhab Rafidhah, Zaidiyah, Imamiyah dan lain-lain maka orang itu akan diberikan kelonggaran dan
lagi. Kami tidak membenarkan mereka mengikuti kebebasan dari segala beban dan tanggungan atau
mazhab-mazhab yang batil. Malah kami memaksa hutang sekalipun.
mereka supaya bertaqlid (ikut) kepada salah satu dari
mazhab empat tersebut. Kami tidak pernah sama
Kami dituduh tidak mahu mengakui kebenaran para Sebagaimana lazimnya, seorang pemimpin besar
ahlul Bait Radiyallahu ‘anhum. Dan kami memaksa dalam suatu gerakan perubahan , maka Syeikh
menikahkan seseorang yang tidak kufu serta Muhammad bin `Abdul Wahab pun tidak lepas dari
memaksa seseorang yang tua umurnya dan ia sasaran permusuhan dari pihak-pihak tertentu, baik
mempunyai isteri yang muda untuk diceraikannya, dari dalam maupun dari luar Islam, terutama setelah
karena akan dinikahkan dengan pemuda lainnya Syeikh menyebarkah dakwahnya dengan tegas
untuk mengangkat derajat golongan kami. melalui tulisan-tulisannya, berupa buku-buku
mahupun surat-surat yang tidak terkira banyaknya.
Maka semua tuduhan yang diada-adakan dalam hal Surat-surat itu dikirim ke segenap penjuru negeri
ini sungguh kami tidak mengerti apa yang harus kami Arab dan juga negeri-negeri Ajam (bukan Arab).
katakan sebagai jawapan, kecuali yang dapat kami
katakan hanya “Subhanaka – Maha suci Engkau ya Surat-suratnya itu dibalas oleh pihak yang
Allah” ini adalah kebohongan yang besar. Oleh menerimanya, sehingga menjadi beratus-ratus
karena itu, maka barangsiapa menuduh kami dengan banyaknya. Mungkin kalau dibukukan niscaya akan
hal-hal yang tersebut di atas tadi, mereka telah menjadi puluhan jilid tebalnya.
melakukan kebohongan yang amat besar terhadap
kami. Barangsiapa mengaku dan menyaksikan bahwa Sebagian dari surat-surat ini sudah dihimpun, diedit
apa yang dituduhkan tadi adalah perbuatan kami, serta diberi ta’liq dan sudah diterbitkan, sebagian
maka ketahuilah: bahwa kesemuanya itu adalah suatu lainnya sedang dalam proses penyusunan. Ini tidak
penghinaan terhadap kami, yang dicipta oleh musuh- termasuk buku-buku yang sangat berharga yang
musuh agama ataupun teman-teman syaithan dari sempat ditulis sendiri oleh Syeikh di celah-celah
menjauhkan manusia untuk mengikuti ajaran kesibukannya yang luarbiasa itu. Adapun buku-buku
sebersih-bersih tauhid kepada Allah dan keikhlasan yang sempat ditulisnya itu berupa buku-buku
beribadah kepadaNya. pegangan dan rujukan kurikulum yang dipakai di
madrasah-madrasah ketika beliau memimpin gerakan
Kami beri’tiqad bahwa seseorang yang mengerjakan tauhidnya.
dosa besar, seperti melakukan pembunuhan terhadap
seseorang Muslim tanpa alasan yang wajar, begitu Tentangan maupun permusuhan yang menghalang
juga seperti berzina, riba’ dan minum arak, meskipun dakwahnya, muncul dalam dua bentuk: 1.
berulang-ulang, maka orang itu hukumnya tidaklah Permusuhan atau tentangan atas nama ilmiyah dan
keluar dari Islam (murtad), dan tidak kekal dalam agama, 2. Atas nama politik yang berselubung agama.
neraka, apabila ia tetap bertauhid kepada Allah dalam
semua ibadahnya.” (Shiyanah al-Insan, m.s 475) Bagi yang terakhir, mereka memperalatkan golongan
ulama tertentu, demi mendukung kumpulan mereka
Khusus tentang Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi untuk memusuhi dakwah Wahabiyah.
wassalam, Syeikh Muhammad bin `Abdul Wahab
berkata: “Dan apapun yang kami yakini terhadap Mereka menuduh dan memfitnah Syeikh sebagai
martabat Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassalam orang yang sesat lagi menyesatkan, sebagai kaum
bahwa martabat beliau itu adalah setinggi-tinggi Khawarij, sebagai orang yang ingkar terhadap ijma’
martabat makhluk secara mutlak. Dan Beliau itu ulama dan pelbagai macam tuduhan buruk lainnya.
hidup di dalam kuburnya dalam keadaan yang lebih
daripada kehidupan para syuhada yang telah Namun Syeikh menghadapi semuanya itu dengan
digariskan dalam Al-Qur’an. Karena Beliau itu lebih semangat tinggi, dengan tenang, sabar dan beliau
utama dari mereka, dengan tidak diragukan lagi. tetap melancarkan dakwah bil lisan dan bil hal, tanpa
Bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam mempedulikan celaan orang yang mencelanya.
mendengar salam orang yang mengucapkan
kepadanya. Dan adalah sunnah berziarah kepada Pada hakikatnya ada tiga golongan musuh-musuh
kuburnya, kecuali jika semata-mata dari jauh hanya dakwah beliau:
datang untuk berziarah ke maqamnya. Namun Sunat
juga berziarah ke masjid Nabi dan melakukan solat di 1. Golongan ulama khurafat, yang mana mereka
dalamnya, kemudian berziarah ke maqamnya. Dan melihat yang haq (benar) itu batil dan yang batil itu
barangsiapa yang menggunakan waktunya yang haq. Mereka menganggap bahwa mendirikan
berharga untuk membaca selawat ke atas Nabi, bangunan di atas kuburan lalu dijadikan sebagai
selawat yang datang daripada beliau sendiri, maka ia masjid untuk bersembahyang dan berdoa di sana dan
akan mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat.” mempersekutukan Allah dengan penghuni kubur,
meminta bantuan dan meminta syafaat padanya,
Tantangan Dakwah Beliau dan Pemecahannya semua itu adalah agama dan ibadah. Dan jika ada
orang-orang yang melarang mereka dari perbuatan
jahiliyah yang telah menjadi adat tradisi nenek orang akan jemu dan secara beransur-ansur dakwah
moyangnya, mereka menganggap bahwa orang itu itu akan ditinggalkan oleh para pendukungnya.
membenci auliya’ dan orang-orang soleh, yang bererti
musuh mereka yang harus segera diperangi. Oleh karena itu, maka kekuatan yang paling ampuh
untuk mempertahankan dakwah dan pendukungnya,
2. Golongan ulama taashub, yang mana mereka tidak tidak lain harus didukung oleh senjata. Karena
banyak tahu tentang hakikat Syeikh Muhammad bin masyarakat yang dijadikan sebagai objek daripada
`Abdul Wahab dan hakikat ajarannya. Mereka hanya dakwah kadangkala tidak mampan dengan lisan
taqlid belaka dan percaya saja terhadap berita-berita mahupun tulisan, akan tetapi mereka harus diiring
negatif mengenai Syeikh yang disampaikan oleh dengan senjata, maka waktu itulah perlunya
kumpulan pertama di atas sehingga mereka terjebak memainkan peranan senjata.
dalam perangkap Ashabiyah (kebanggaan dengan
golongannya) yang sempit tanpa mendapat Alangkah benarnya firman Allah Subhanahu wa
kesempatan untuk melepaskan diri dari belitan Ta’ala: ” Sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul-
ketaashubannya. Lalu menganggap Syeikh dan para rasul Kami, dengan membawa bukti-bukti yang nyata
pengikutnya seperti yang diberitakan, yaitu; anti dan telah Kami turunkan bersama mereka Al-Kitab
Auliya’ dan memusuhi orang-orang shaleh serta dan Mizan/neraca (keadilan) supaya manusia dapat
mengingkari karamah mereka. Mereka mencaci-maki melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi yang
Syeikh habis-habisan dan beliau dituduh sebagai padanya terdapat kekuatan yang hebat dan pelbagai
murtad. manfaat bagi umat manusia, dan supaya Allah
mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan
3. Golongan yang takut kehilangan pangkat dan RasulNya padahal Allah tidak dilihatnya.
jawatan, pengaruh dan kedudukan. Maka golongan ini Sesungguhnya Allah Maha Kuat dan Maha Perkasa.”
memusuhi beliau supaya dakwah Islamiyah yang (al-Hadid:25)
dilancarkan oleh Syeikh yang berpandukan kepada
aqidah Salafiyah murni gagal karena ditelan oleh Ayat di atas menerangkan bahwa Allah Subhanahu
suasana hingar-bingarnya penentang beliau. wa Ta’ala mengutus para RasulNya dengan disertai
bukti-bukti yang nyata untuk menumpaskan kebatilan
Demikianlah tiga jenis musuh yang lahir di tengah- dan menegakkan kebenaran. Di samping itu pula,
tengah nyalanya api gerakan yang digerakkan oleh mereka dibekalkan dengan Kitab yang di dalamnya
Syeikh dari Najd ini, yang mana akhirnya terjadilah terdapat pelbagai macam hukum dan undang-undang,
perang perdebatan dan polemik yang berkepanjangan keterangan dan penjelasan. Juga Allah menciptakan
di antara Syeikh di satu pihak dan lawannya di pihak neraca (mizan) keadilan, baik dan buruk serta haq dan
yang lain. Syeikh menulis surat-surat dakwahnya batil, demi tertegaknya kebenaran dan keadilan di
kepada mereka, dan mereka menjawabnya. tengah-tengah umat manusia.
Demikianlah seterusnya.
Namun semua itu tidak mungkin berjalan dengan
Perang pena yang terus menerus berlangsung itu, lancar dan stabil tanpa ditunjang oleh kekuatan besi
bukan hanya terjadi di masa hayat Syeikh sendiri, (senjata) yang menurut keterangan al-Qur’an al-Hadid
akan tetapi berterusan sampai kepada anak cucunya. fihi basun syadid yaitu, besi baja yang mempunyai
Di mana anak cucunya ini juga ditakdirkan Allah kekuatan dahsyat. yaitu berupa senjata tajam, senjata
menjadi ulama. api, peluru, senapan, meriam, kapal perang, nuklir
dan lain-lain lagi, yang pembuatannya mesti
Merekalah yang meneruskan perjuangan al- menggunakan unsur besi.
maghfurlah Syeikh Muhammad bin `Abdul Wahab,
yang dibantu oleh para muridnya dan pendukung- Sungguh besi itu amat besar manfaatnya bagi
pendukung ajarannya. Demikianlah perjuangan kepentingan umat manusia yang mana al-Qur’an
Syeikh yang berawal dengan lisan, lalu dengan pena menyatakan dengan Wama nafiu linasi yaitu dan
dan seterusnya dengan senjata, telah didukung banyak manfaatnya bagi umat manusia. Apatah lagi
sepenuhnya oleh Amir Muhammad bin Saud, jika dipergunakan bagi kepentingan dakwah dan
penguasa Dar’iyah. menegakkan keadilan dan kebenaran seperti yang
telah dimanfaatkan oleh Syeikh Muhammad bin
Beliau pertama kali yang mengumandangkan `Abdul Wahab semasa gerakan tauhidnya tiga abad
jihadnya dengan pedang pada tahun 1158 H. yang lalu.
Sebagaimana kita ketahui bahwa seorang da’i ilallah,
apabila tidak didukung oleh kekuatan yang mantap, Orang yang mempunyai akal yang sehat dan fikiran
pasti dakwahnya akan surut, meskipun pada tahap yang bersih akan mudah menerima ajaran-ajaran
pertama mengalami kemajuan. Namun pada akhirnya agama, sama ada yang dibawa oleh Nabi, mahupun
oleh para ulama. Akan tetapi bagi orang zalim dan
suka melakukan kejahatan, yang diperhambakan oleh
hawa nafsunya, mereka tidak akan tunduk dan tidak
akan mau menerimanya, melainkan jika mereka
diiring dengan senjata.

Wafatnya Beliau

Muhammad bin `Abdul Wahab telah menghabiskan


waktunya selama 48 tahun lebih di Dar’iyah.
Keseluruhan hidupnya diisi dengan kegiatan menulis,
mengajar, berdakwah dan berjihad serta mengabdi
sebagai menteri penerangan Kerajaan Saudi di Tanah
Arab. Muhammad bin Abdulwahab berdakwah
sampai usia 92 tahun, beliau wafat pada tanggal 29
Syawal 1206 H, bersamaan dengan tahun 1793 M,
dalam usia 92 tahun. Jenazahnya dikebumikan di
Dar’iyah (Najd).

You might also like