You are on page 1of 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan


sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolic di atas 90 mmHg. Pada populasi
manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg  dan tekanan
diastolic 90 mmHg.

Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung,  stroke dan gagal ginjal.
Disebut sebagai “pembunuh diam-diam” karena orang hipertensi sering tidak
menampakkan gejala. Institute Nasional  Jantung, Paru dan Darah memperkirakan
separuh orang yang menderita hipertensi tidak sadar akan kondisinya. Begitu penyakit
ini diderita, tekanan darah pasien harus dipantau teratur karena hipertensi merupakan
kondisi seumur hidup.

Sekitar 20% populasi dewasa mengalami hipertensi, lebih dari 90% diantara
mereka menderita hipertensi esensial (primer), dimana tidak dapat ditentukan
penyebab medisnya. Misalnya mengalami kenaikan tekanan darah dengan penyebab
tertentu (hipertensi sekunder), seperti penyempitan arteri renalais atau penyakit
parenkim ginjal, berbagai obat, disfungsi organ, tumor dan kehamilan.

Hipertensi merupakan risiko morbiditas dan mortalitas premature, yang


meningkat sesuai dengan peningkatan tekanan sistolik dan diastolik. Laporan Joint
Nationale Committee on Detection Evaluation and Treatment of High Blood Presure
(1993) yang kelima mengeluarkan panduan baru mengenai deteksi, evaluasi dan
penanganan hipertensi. Komite ini juga memberikan klasifikasi tekanan darah pada
individu berumur 18 tahun ke atas, yang akan sangat berguna sebagai criteria tindak
lanjut bila digunakan berdasarkan pemahaman bahwa diagnosis didasarkan pada rata-
rata dua pengukuran yang dilakukan secara terpisah.

Hipertensi esensial biasanya dimulai sebagai proses labil (intermitten) pada


individu pada akhir 30-an dan awal 50-an dan secara bertahap menetap. Pada suatu
saat dapat saja terjadi secara mendadak dan berat, perjalannya dipercepat atau
“maligna” yang menyebabkan kondisi pasien memburuk dengan cepat. Gangguan

1
Depto Boedack Letoeng Punye Document
Mahaisiwa S1 @_One STIKES Hang Tuah Tanjungpinang
emosi, obesitas, konsumsi alkohol yang berlebihan, dan rangsangan kopi yang
berlebihan, serta tembakau obat-obatan yang merangsang dapat berperan disini, tetapi
penyakit ini sangat dipengaruhi factor keturunan. Penyakit ini lebih banyak
menyerang wanita daripada pria, tetapi pria khususnya pria Amerika keturunan
Afrika, lebih tidak mampu menoleransi penyakit ini. Di Amerika Serikat, insidens
hipertensi meningkat sesuai proses penuaan dan insidens pada orang Amerika
keturunan Afrika jauh melebihi orang kulit putih.

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penyusunan makalah ini untuk


mengetahui bagaimana asuhan keperawatan keluarga pada pasien dengan penyakit
hipertensi

1.3 TUJUAN
1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui gambaran umum tentang hipertensi yang terjadi.

1.3.2 Tujuan  Khusus

1. Mengetahui pengertian, etiologi, patofisiologi, serta tanda dan gejala


yang terjadi pada pasien penderita hipertensi.

2. Mengetahui penatalaksanaan dan asuhan keperawatan keluarga yang


seharusnya diberikan pada pasien penderita hipertensi

2
Depto Boedack Letoeng Punye Document
Mahaisiwa S1 @_One STIKES Hang Tuah Tanjungpinang
BAB II

LANDASAN TEORITIS

2.1 PENGERTIAN

Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas


140 mmHg dan tekanan diastolic nya diatas 90 mmHg (Smith Tom, 1995). Menurut
WHO penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau
sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama dengan atau lebih besar 95
mmHg.

Hipertensi dikatagorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95-104


mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105-114 mmHg, dan
hipertensi berat  bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih (Smith Tom, 1995).

2.2 ETIOLOGI

Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi dua golongan


besar, yaitu(Lany Gunawan,2001)

1. Hipertensi Primer (Essensial), yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya.

2. Hipertensi Sekunder, yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain.

Hipertensi primer belum diketahui pasti penyebabnya, penelitian sebelumnya


menemukan beberapa factor yang sering menyebabkan hipertensi. Factor-faktornya
adalah sebagai berikut:

1. Faktor keturunan

Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan


lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita
hipertensi.

2. Ciri Perseorangan

Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur,


(jika umur bertambah maka tekanan darah meningkat), jenis kelamin (laki-laki

3
Depto Boedack Letoeng Punye Document
Mahaisiwa S1 @_One STIKES Hang Tuah Tanjungpinang
lebih tinggi daripada perempuan) dan ras (ras kulit hitam lebih banyak daripada
kulit putih).

3. Kebiasaan hidup

Kebiasaan hidup yang sering menimbulkan hipertensi adalah; konsumsi


garam yang tinggi (melebihi 30 gr), kegemukan atau makan berlebihan, stress, dan
pengaruh lain, misalnya merokok, minum alcohol, minum obat-obatan
(ephedrine,prednisone, dan epinephrin).

2.3 PATOFISIOLOGI

Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak


di pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini  bermula jaras
saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah korda spinalis dan keluar dari kolumna
medulla spinalis ganlia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf
simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan
asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah,
dimana dengan dilepaskannya norepinephrin mengakibatkan kontriksi pembuluh
darah. Berbagai factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon
pembuluh darah terhadap rangsang vasokontriksi.

Individu dengan hipertensi sangat meskipun tidak diketahui dengan jelas


mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pada saat  bersamaan dimana system saraf simpatis
merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga
terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi.

Medulla adrenal mensekresi epinephrine, yang menyebabkan vasokontriksi.


Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat
respon vasokontriktor pembuluh darah. Vasokontriksi yang mengakibatkan penurunan
aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan
angiotensin I yang kemudian di ubah menjadi angiotensin II, suatu vasokontriktor
kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal.
Hormon ini menyebabkan rtensi Natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume intra vascular. Semua factor ini cenderung mencetuskan keadaan
hipertensi.
4
Depto Boedack Letoeng Punye Document
Mahaisiwa S1 @_One STIKES Hang Tuah Tanjungpinang
Untuk pertimbangan gerontology, perubahan sruktural dan fungsional pada
sistem pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang
terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya
elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah,
yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh
darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam
mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (Volume sekuncup),
mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer (Brunner &
Suddarth, 2002).

2.4 TANDA DAN GEJALA

Tanda dan gejala pada hipertensi menurut Edward K Chung, 1995 adalah sebagai
berikut:

1. Tidak ada gejala

Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan


peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri. Hal ini berarti
hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan artei tidak terukur.

2. Gejala yang lazim

Sering dikatakan gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri


kepala dan kelelahan. Dalam kenyataan ini meruapakan gejala terlazim yang
mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan. Peninggian tekanan
darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala . Bila demikian gejala baru
muncul setelah terjadi komplikasi pada ginjal, mata, otak, atau jantung,. Gejala
lain yang sering ditemukan adalah sakit kepala, epistaksis, marah, telinga
berdengung, berat di tengkuk, sukar tidur, mata berkunang-kunang, dan pusing.

2.5 PENATALAKSANAAN

Deteksi dan tujuan penatalaksanaan hipertensi adalah menurunkan risiko


penyakit kardiovaskular dan mortalitas serta morbiditas yang berkaitan. Tujuan terapi
adalah mencapai dan mempertahankan tekanan sistolik di bawah 140 mmHg dan
tekanan diastolic di bawah 90 mmHg dan mengntrol factor risiko. Hal ini dapat di
capai melalui modifikasi gaya hidup saja atau dengan obat antihipertensi.
5
Depto Boedack Letoeng Punye Document
Mahaisiwa S1 @_One STIKES Hang Tuah Tanjungpinang
a. Terapi tanpa Obat

1. Diet; yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :

 Penurunan konsumsi garam dari 10 gr/hari menjadi 5 gr/hari


 Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
 Penurunan berat badan
 Penurunan asupan etanol
b. Latihan fisik atau olahraga yang teratur dan terarah.
Olahraga yang dianjurkan seperti lari, jogging, bersepeda, berenang, dan lain-
lain.
Lamanya latihan berkisar antara 20-25 menit berada dalam zona latihan.
Intensitas olahraga yang baik antara 60-80% dari kapasitas aerobic atau 72-
80% dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan.
Frekuensi latihan sebaiknya 3 kali/minggu dan lebih baik lagi 5 kali/minggu.
c. Pendidikan kesehatan (penyuluhan)
 Tujuan pendidikan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang
penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat
mempertahankan hidupnya dan mencegah komplkasi lebih lanjut.
d. Terapi dengan Obat
 Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja
tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar
penderita dapat bertambah kuat. Pilihan obat untuk penderita hipertensi adalah
sebagai berikut :

1. Hipertensi tanpa komplikasi : diuretic, beta blocker.

2. Hipertensi dengan indikasi penyakit tertentu : inhibitor ACE, penghambat


reseptor angiotensin II, alfa  blocker, alfa-beta-blocker, beta blocker,
antagonis Ca dan diuretic

3. Indikasi yang sesuai Diabetes Mellitus tipe I dengan proteinuria diberikan


inhibitor ACE.

4. Pada penderita dengan gagal jantung diberikan inhibitor ACE dan diuretic.

6
Depto Boedack Letoeng Punye Document
Mahaisiwa S1 @_One STIKES Hang Tuah Tanjungpinang
5. Hipertensi sistolik terisolasi : diuretic, antagonis Ca dihidropiridin kerja
sama.

6. Penderita dengan infark miokard : beta blocker (non ISA), inhibitor ACE
(dengan disfungsi sistolik).

7
Depto Boedack Letoeng Punye Document
Mahaisiwa S1 @_One STIKES Hang Tuah Tanjungpinang
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

3.1 RIWAYAT KASUS

Di keluarga bapak Ardiansyah (58 tahun) ada istrinya yaitu ibu Rani (48
tahun) yang mengalami hipertensi. Bapak Ardiansyah dan ibu Rani tinggal bersama
kedua anaknya yaitu Mira (22 tahun) putrid pertamanya dan Aditya (15 tahun) putra
kedua mereka. Keluarga mengatakan bahwa ibu Rani telah menderita penyakit darah
tinggi sejak 2 tahun yang lalu. Keluarga juga mengungkapkan bahwa ibu Rani lebih
cepat tersinggung dan gampang marah. Ibu Rani sering mengeluh pada keluarganya
kalau Ia sering mengalami sakit di belakang kuduk, sering pusing, kepala berdenyut-
denyut dan jantung berdebar-debar. Keluarga mengatakan bahwa ibu Rani suka
makan ikan asin dan daging.

Pada pemeriksaan fisik ibu Rani, didapatkan tekanan darahnya 150/100


mmHg. Ketika ditanya kepada keluarga  mengenai penyakit ibu Rani, keluarga
mengatakan bahwa penyakit ibu Rani merupakan penyakit yang diturunkan dari
ayahnya yang sudah meninggal. Keluarga mengatakan ibu Rani dibawa ke Puskesmas
kalau penyakitnya kambuh dan keluarga juga menyatakan jika mereka tidak melarang
memakan makanan kesukaannya dan keluarga tidak memisahkan makanan yang
dikonsumsi anggota keluarga dengan makanan yang dikonsumsi ibu Rani, keluarga
juga mengungkapkan bahwa ibu Rani mudah lelah ketika melakukan aktifitas.

3.2 PENGKAJIAN
1. Identitas keluarga

 Nama keluarga                    : Ardiansyah

 Alamat                                 : Jl. BATU 5, TANJUNGPINANG

 Komposisi keluarga              :

Nama Gende Hubunga Usia Tempat Pekerjaa Pendidika Status


r n lahir n n kesehatan
Ardiansyah L Ayah 58 Tarempa PNS S1 Sehat
th

8
Depto Boedack Letoeng Punye Document
Mahaisiwa S1 @_One STIKES Hang Tuah Tanjungpinang
Rani P Ibu 48 TPI IRT SMA Sakit
th
Mira P Anak 22 TPI Mahasiswi S1 Sehat
th
Aditya L Anak 15 TPI Pelajar SMU sehat
th

 Genogram

 Tipe keluarga

Keluarga dengan tipe keluarga inti dimana hanya  ada bapak Ardiansyah, ibu
Rani, dan kedua anaknya Mira dan Aditya.

 Latar Belakang budaya

Keluarga ini adalah sebuah keluarga dari suku Melayu asli. Jaringan social
keluarga berasal dari kelompok etnis dan agama yang sama. Kegiatan
keagamaan menjadi kegiatan utama.

9
Depto Boedack Letoeng Punye Document
Mahaisiwa S1 @_One STIKES Hang Tuah Tanjungpinang
 Identifikasi Religius

Keluarga terlibat secara aktif dalam praktik-praktik dalam sistem keyakinan


ajaran Islam.

 Status Kelas Keluarga

Keluarga mengatkan bahwa Ayah merupakan pencari nafkah. Terkadang ibu


juga menerima pesanan catering untuk menambah penghasilan keluarga.

 Status Ekonomi

Keluarga mengatakan memiliki pendapatan yang mencukupi kebutuhan


mereka, penghasilan tetap.

 Aktivitas Rekreasional

Bapak Ardiansyah dan Ibu Rani nmengatakan sering memanfaatkan waktu


luang mereka untuk bercocok tanam di kebunnya, merawat dan memetik
sejumlah hasil tanaman yang mereka tanam. Sementara kedua anaknya sering
pergi bersama teman-teman mereka.

2. Perkembangan Keluarga

Tahap perkembangan keluarga saat ini

Keluarga sedang berada dalam tahap mengadapi anak remaja/dewasa muda.

Jangkauan sejauh mana keluarga memenuhi tugas-tugas perkembangan

Keluarga dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dalam hal papan,


sadang dan pangan,     keamanan dan kenyamanan terjaga dengan baik.
Pemeliharaan hubungan anak-orang tua memuaskan.

Riwayat keluarga

Keluarga mengatakan bahwa bapak Ardiansyah dan ibu Rina tinggal bersama
anak-anaknya. Mereka mengatakan bahwa selama tidak ada permasalahan
/konflik yang berarti dalam keluarga mereka.

10
Depto Boedack Letoeng Punye Document
Mahaisiwa S1 @_One STIKES Hang Tuah Tanjungpinang
Riwayat keluarga asal dari kedua orang tua:

Keluarga mengatakan Orang tua Bapak Ardiansyah tinggal di Tarempa


Kabupaten Anambas dan bekerja sebagai nelayan tradisional. Anak-anak
dibesarkan deengan nilai-nilai agama yang tinggi. Meskipun keadaan ekonomi
mereka menengah ke bawah, tapi orang tua Bapak Ardiansyah mampu
membiayai biaya pendidikan anaknya sampai ke perguruan tinggi. Orang tua
Ibu Rani tinggal di Tanjungpinang. Sebelum kedua orang tersebut meninggal,
saat Ibu Rani 20 th, dan Ibu Rani yang membesarkan adik laki-laki dan
perempuan sampai mereka dewasa.

3. Struktur Keluarga

 Pola komunikasi keluarga

Ibu Rani selalu mengemukakan persoalan-persoalan dan  meminta pendapat


suaminya, begitu pula sebaliknya. Bapak Ardiansyah dan kedua anaknya
mengatakan bahwa komunikasi mereka dengan ibu mereka terkadang
terganggu saat penyakit Ibu Rani kambuh, Ibu Rani menjadi mudah
tersinggung dan cepat marah sehingga Bapak Ardiansyah dan kedua anaknya
sulit mengutarakan sesuatu karena khawatir Ibu Rani tersinggung. Saat Ibu
Rani kambuh, keluarga memilih untuk diam saja.

 Sruktur kekuatan keluarga:

Bapak Ardiansyah berperan memberikan nafkah sedangkan Ibu Rani mengatur


pengeluaran dalam rumah tangga.

 Strukur  peran keluarga

 Bapak Ardiansyah
Ayah dan suami, dia sebagai pencari nafkah sekaligus pemimpin dalam
keluarga.
 Ibu Rani
Ibu dan istri, bertindak sebagai ibu rumah tangga yang melakukan aktivitas
sehari dalam rumah tangga seperti memasak, menyuci, membersihkan
rumah, berbelanja.

11
Depto Boedack Letoeng Punye Document
Mahaisiwa S1 @_One STIKES Hang Tuah Tanjungpinang
 Mira
Anak dan kakak. Anak pertama dan kakak, sudah sering dilibatkan dalam
pengambilan keputusan dalam keluarga. Di sela-sela waktu luang kuliah,
dia menyempatkan diri untuk membantu mengerjakan pekerjaan rumah.
 Aditya
Anak dan adik. Anak yang patuh dan berprestasi di sekolah.

 Nilai-nilai keluarga

Sangat dipengaruhi oleh agama dan norma di sekitar lingkungan tempat


tinggal.

4. Lingkungan

 Karakteristik rumah

Sebuah rumah permanen dengan 3 kamar tidur, ruang tamu, ruang keluarga,
dapur, ruang makan dan kamar mandi yang terlihat bersih dan dilengkapi
sejumlah perabotan yang tertata rapi. Ventilasi ; pada setiap kamar tidur
terdapat 2 jendela dengan ukuran 70 X 110 cm. Pada ruang tamu terdapat 4
jendela dengan ukuran 60 X 110 cm. Dapur juga memiliki 3 jendela dengan
ukuran 60 X 110 cm. Di ruang keluarga terdapat 4 jendela dengan ukuran 60 X
110 cm. Penerangan ; setiap ruangan terdapat lampu.

 Denah rumah

o Lingkungan di sekitar rumah

Pekarangan ditanami sejumlah bunga dan pohon mangga, jambu dan


kelapa. Pekarangan tampak bersih dan terawat.

o Jaringan dukungan social

Bapak Ardiansyah dan Ibu Rani mempunyai tetangga yang sering mereka
ajak berbicara. Bapak Ardiansyah sering mengutarakan dan meminta
kepada tetangga untuk lebih pengertian dengan sikap istrinya.

o Mobilitas geografi keluargan

12
Depto Boedack Letoeng Punye Document
Mahaisiwa S1 @_One STIKES Hang Tuah Tanjungpinang
Anggota keluarga tinggal dalam lingkungan di sekitar rumah yang sama
selama kehidupan mereka.

5. Koping Keluarga

 Sumber stessor berasal

 Kekambuhan penyakit Ibu Rani yang tidak dapat diperkirakan oleh


keluarga.
 Kekhawatiran keluarga pada penyakit Ibu Rani yang tidak kunjung
sembuh.
 Muncuknya perubahan sikap dan sifat Ibu Rani sat penyakitnya kambuh.

 Kekuatan yang mengimbangi stressor

 Ekonomi : Bapak Ardiansyah memiliki pekerjaan dan penghasilan tetap.


 Pengertian dari suami dan anak-anak terhadap Ibu Rani
 Keikutsertaan dalam pengajian sangat membantu.
 Keluarga harmonis.
 Suasana rumah yang nyaman.

 Adaptasi keluarga

 Keluarga menyerahkan apa yang sudah terjadi kepada Tuhan YME.


 Menjalankan praktik-praktik keagamaan untuk menenangkan pikiran.
6. Harapan Keluarga

Keluarga mengatakan Keluarga berharap penyakit tekanan darah tinggi Ibu Rani
bisa sembuh. Sehingga keluarga tidak merasa bimbang dan resah mengenai
penyakit yang di alami Ny. R

7. Pemeriksaan Fisik
 TD : 150/100 mmHg
 RR : 24x/menit
 DN : 100x/menit
 Nafas : cepat dan pendek, tidak teratur
 Kulit : Sianosis
 BB : 70 kg
13
Depto Boedack Letoeng Punye Document
Mahaisiwa S1 @_One STIKES Hang Tuah Tanjungpinang
 TB : 150 cm

3.3 ANALISA DATA, PENEGAKAN DAN MEMBUAT PRIORITAS MASALAH

No Data Diagnosa Kriteria Skore Pembenaran


Keperawatan
1. Keluarga Kurang Sifat masalah
3/3 x 1 Keluarga
mengatakan bahwa pengetahuan mengatakan Ibu
penyakit darah mengenai Rani menderita
tinggi Ibu Rani hubungan antara tekanan darah tinggi
merupakan aturan dari orang tuanya.
penyakit yang di penanganan dan Kemungkinan 2/2 x 2 Adanya perawat
turunkan oleh control prosesmasalah keluarga yang akan
keluarganya (ayah penyakit padadiubah memberikan penkes
Ibu Rani). keluarga Bapak dengan lengkap.
Keluarga Ardiansyah Potensi untuk 3/3 x 1 Pada keluarga yang
membiarkan Ibu terutama Ibudicegah berlatarbelakang
Rani memakan Rani b.d KMK pendidikan tinggi.
ikan asin dan merawat anggota Menonjolnya 2/2 x 1 Harus ditangani
daging dan tidak keluarga yang masalah segera supaya
memisahkan menderita keluarga dapat
makanan untuk hipertensi. Total skore 5 memutuskan
anggota keluarga tindakan perawatan
dengan makanan yang tepat pada
Ibu Rani. anggota keluarga
yang sakit.
2. Data subjektif : Resiko Sifat masalah 2/3 x 1 Jika tidak diobati
 Keluarga penurunan curah maka akan terjadi
mengatakan Ibu jantung pada penurunan curah
Rani sering keluarga Bapak jantung.
mengeluh Ardiansyah Kemungkinan ½ x 2 Hipertensi sudah
jantung terutama pada masalah terjadi sejak 2 tahun
berdebar-debar Ibu Rani b.d diubah yang lalu.
dan pusing. KMK merawat Potensi untuk 2/3 x 1 Dengan dukungan
Data objektif : anggota keluarga dicegah pengobatan dari
 TD = 150/110 yang menderita semua anggota
mmHg hipertensi. keluarga.
 DN= 100x/menit Menonjolnya 2/2 x 1 Untuk mencegah
 Frek. Nafas = masalah jangan sampai
24x/menit terjadi menurunnya
 Nafas pendek curah jantung.
dan cepat Total skore 2  4/3
 Terdengar bunyi
jantung    S3,
kulit sianosis.
3. Keluarga Gangguan Sifat masalah 3/3 x 1 Keluhan nyeri
mengatakan bahwa intregitas ego sudah terjadi.
Ibu Rani mudah pada keluarga Kemungkinan ½ x 2 Tergantung
14
Depto Boedack Letoeng Punye Document
Mahaisiwa S1 @_One STIKES Hang Tuah Tanjungpinang
tersinggung dan Bapak masalah keberhasilan terapi
cepat marah. Ardiansyah diubah penurunan tekanan
terutama pada darah.
Ibu Rani b.d Potensi untuk 2/3 x 1 Ada dukungan
KMK merawat dicegah keluarga; pengertian
anggota keluarga dari setiap anggota
yang menderita keluarga.
hipertensi. Menonjolnya ½ x 1 Tidak
masalah mengakibatkan
akibat fatal terhadap
fungsi fisiologis
pasien.
Total skore 3  1/6
4. Keluarga Aktual nyeri Sifat masalah 3/3 x 1 Keluhan yang
mengatakan bahwa pada keluarga sering diutarakan
Ibu Rani sering Bapak Kemungkinan pada keluarga.
mengeluh sakit di Ardiansyah masalah 2/2 x 2 Tergantung
kuduk bagian terutama pada diubah keberhasilan terapi
belakang, kepala Ibu Rani b.d penurunan tekanan
berdenyut-denyut. KMK merawat darah.
anggota keluarga Potensi untuk 2/3 x 1 Perawat bisa
yang menderita dicegah mengajarkan
hipertensi. tehnik-tehnik
tertentu pada
keluarga.
Menonjolnya 2/2 x 1 Mengganggu
masalah kenyamanan pasien.

Total skore 3  2/3


5. Keluarga Resiko intoleran Sifat masalah 2/3 x 1 Ibu Rani masih bisa
mengatakan bahwa aktivitas pada melakukan aktivitas
Ibu Rani mudah keluarga Bapak sehari-hari yang
lelah saat Ardiansyah ringan.
melakukan terutama pada Kemungkinan ½ x 1 Kebiasaan Ibu Rani
aktivitas. Ibu Rani b.d masalah menyelesaikan
KMK merawat diubah aktivitas rumah
anggota keluarga tangga sendiri
yang menderita Potensi untuk 2/3 x 1 Ada anggota
hiperetensi. dicegah keluarga

Menonjolnya 2/2 x 1 Karena akan


masalah berdampak pada
kekhawatiran Ibu
Rani jika tidak
melakukan aktivitas
sehari-hari,
tanggung jawab
rumah tangga
terbengkalai.
Total skore 3 ¹∕6
15
Depto Boedack Letoeng Punye Document
Mahaisiwa S1 @_One STIKES Hang Tuah Tanjungpinang
6. Data Subjektif : Nutrisi; lebih Sifat masalah 3/3 x 1 Ibu Rani suka
 Keluarga dari kebutuhan makan makanan
mengatakan Ibu tubuh pada Kemungkinan ½ x 2 sesuka hatinya
Rani suka makan keluarga Bapak masalah Karena
ikan asin dan Ardiansyah diubah
daging. terutama Ibu
Data Objektif : Rani b.d KMK Potensi untuk 2/3 x 1
 BB : 70 kg , TB : merawat anggota dicegah
150 cm. keluarga yang
menderit Menonjolnya 2/2 x 1
hipertensi. masalah

Total skor 3 2/3

Prioritas diagnosa adalah :

1. Kurang pengetahuan mengenai hubungan antara aturan penanganan dan kontrol


proses penyakit pada keluarga Bapak Ardiansyah b.d KMK merawat anggota
keluarga yang menderita hipertensi.

2. Resiko intoleran aktivitas pada keluarga Bapak Ardiansyah terutama pada Ibu
Rani b.d KMK merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi.

3. Aktual nyeri pada keluarga Bapak Ardiansyah terutama pada Ibu Rani b.d KMK
merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi.

4. Nutrisi; lebih dari kebutuhan tubuh pada keluarga Bapak Ardiansyah terutama
pada Ibu Rani b.d KMK merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi.

5. Gangguan intregitas ego pada keluarga Bapak Ardiansyah terutama pada Ibu Rani
Risiko penurunan curah jantung pada keluarga Bapak Ardiansyah terutama Ibu
Rani b.d KMK merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi.

16
Depto Boedack Letoeng Punye Document
Mahaisiwa S1 @_One STIKES Hang Tuah Tanjungpinang
3.4 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN DAN EVALUASI

N Diagnosa Tujuan Intervensi Evaluasi


o Tujuan Tujuan Kriteria Standar
Umum Khusus
1. Kurang Keluarga  Keluarga Berikan  Vocal  Keluarga
pengetahua memiliki mengetahu sejumlah mampu
n mengenai pengetahua i bahwa informasi menjelaska
hubungan n penyakit mengenai n ttg
antara mengenai darah penyakit, penyakit,
aturan hubungan tinggi gejala dan gejala,
penanganan aturan merupakan penyebabnya bahaya
dan kontrol penangana penyakit dan bahaya komplikasi
proses n dan yang komplikasi hipertensi.
penyakit kontrol disebabkan yang
pada penyakit. krn gaya ditimbulkan  Keluarga
keluarga hidup yang mampu
Bapak salah. Anjurkan  Verbal melakukan
Ardiansyah keluarga pengontrola
b.d KMK  Keluarga untuk n intake
merawat tidak membatasi makanan
anggota membiarka intake tinggi
keluarga n Ibu Rani makanan lemak dan
yang memakan yang tinggi tinggi
menderita ikan asin garam dan garam.
hipertensi dan tinggi lemak
yang daging.  Keluarga
ditandai Anjurkan  Verbal sudah
dengan :  Keluarga keluarga memisahka
 Keluarga memisahka untuk n makanan
mengatak n makanan memisahkan anggota
an anggota makanan keluarga
penyakit keluarga anggota dengan
Ibu Rani dengan keluarga makanan
berasal makanan dengan Ibu Rani.
dari orang Ibu Rani. makanan Ibu
tuanya Rani.
 Keluarga
membiark
an Ibu
Rani
memakan
ikan asin
dan
daging
17
Depto Boedack Letoeng Punye Document
Mahaisiwa S1 @_One STIKES Hang Tuah Tanjungpinang
 Tidak
memisahk
an
makanan
anggota
keluarga
dengan
makanan
Ibu Rani

2. Resiko Dapat  Ibu Rani Kaji respons  Vocal  Merasa


intoleran melakukan bisa pasien nyaman
aktivitas aktivitas melakuka terhadap saat
pada sehari-hari n aktivitas aktivitas ; beraktivitas
keluarga dengan sehari-hari nyeri dada,
Bapak baik. dengan peningkatan  Ibu Rani
Ardiansyah rasa TD yang melakukan
terutama nyaman nyata saat tehnik
pada Ibu beraktivitas penghemata
Rani b.d  Tidak n energy
KMK mudah Anjurkan  Verbal saat
merawat merasa pasien beraktivitas
anggota lelah saat tentang
keluarga beraktivita tehnik  Ibu Rani
yang s penghematan melakukan
menderita Menunjuk energy aktivitas
hipertensi kan mis bertahap
yang penurunan ;menggunaka yang dapat
ditandai : dalam n kursi saat ditolerir
 Keluarga tanda- mandi,
mengatak tanda melakukan  Keluarga
an Ibu intoleransi aktivitas membantu
rani fisiologis secara aktivitas
mudah perlahan- rumah
lelah saat  Keluarga lahan tangga yg
beraktivit membantu  Verbal biasa
as menguran Berikan dilakukan
gi beban dorongan oleh Ibu
aktivitas untuk Rani
Ibu Rani. melakukan
aktivitas
bertahap jika
dapat  Verbal
ditolerir
Anjurkan
keluarga
untuk
membantu
aktivitas-

18
Depto Boedack Letoeng Punye Document
Mahaisiwa S1 @_One STIKES Hang Tuah Tanjungpinang
aktivitas
rumah
tangga.

3. Aktual Nyeri  Keluhan Anjurkan  Verbal Pasien


nyeri pada hilang sakit di pasien untuk segera
keluarga belakang melakukan melakukan
Bapak kepala tirah baring tirah
Ardiansyah hilang saat fase baring saat
terutama akut. nyeri
pada Ibu  Keluhan  Verbal kambuh.
Rani b.d kepala Ajarkan
KMK berdenyut- keluarga Keluarga
merawat denyut untuk melakukan
anggota hilang. melakukan tehnik-
keluarga tindakan tehnik
yang nonfarmakol kompres
menderita ogis untuk dingin,
hipertensi menghilangk pijatan
yang an sakit punggung
ditandai kepala seperti dan leher
dengan: kompres saat nyeri
Keluarga dingin pada muncul.
mengatak dahi, pijat
an Ibu punggung Keluarga
Rani dan leher, selalu
sering tehnik mengingat
mengeluh relaksasi.  Vocal kan supaya
sakit di Anjurkan Ibu Rani
kuduk pasien dan tidak
bagian keluarga membungk
belakang, untuk uk
kepala mengontrol
berdenyut aktivitas- Keluarga
-denyut. aktivitas membawa
yang dapat kan Ibu
meningkatka Rani ke
n sakit kepala puskesmas
missal batuk 1x/minggu
panjang, untuk cek
membungkuk TD
.  Verbal
Anjurkan Keluarga
keluarga selalu
untuk selalu memantau
melakukan kepatuhan
ck tekanan Ibu Rani
darah setiap 3 dalam
minggu menjalank

19
Depto Boedack Letoeng Punye Document
Mahaisiwa S1 @_One STIKES Hang Tuah Tanjungpinang
sekali  Verbal an terapi
farmakolo
Anjurkan gis
keluarga
untuk
memantau
kebutuhan
pasien dalam
menjalankan
terapi
farmakologis

4. Nutrisi; Nutrisi BB turun 1  Anjurkan  Verbal Ibu Rani


lebih dari tidak kg/minggu . keluarga selalu
kebutuhan berlebih menunjukka dan pasien menimbang
tubuh pada sesuai n perubahan untuk BB setiap
keluarga kebutuhan pola makan menimbang minggu dan
Bapak tubuh ( mis pilihan BB setiap BB turun 1
Ardiansyah makanan, minggu. kg/minggu
terutama kuantitas)  Verbal
pada Ibu  Menjelaskan Keluarga
Rani b.d pada mengetahui
KMK keluarga pengaruh
merawat dan pasien pola makan
anggota tentang yang salah
keluarga pengaruh terhadap
yang pola makan hipertensi
menderita terhadap
hipertensi penyakit Ibu Rani
yang hipertensi. rajin
ditandai  Verbal melakukan
dengan:  Anjurkan olahraga
BB:70 keluarga rutin.
kg untuk
TB : 150 memotivasi Ibu Rani
cm, Ibu Rani tidak lagi
 melakukan makan
Keluarga olahraga makanan
mengata yang tepat tinggi
kan Ibu secara lemak dan
rani suka individual garam.
makan
daging  Anjurkan
keluarga
untuk
membatasi
dan
mengontrol
intake

20
Depto Boedack Letoeng Punye Document
Mahaisiwa S1 @_One STIKES Hang Tuah Tanjungpinang
makanan
tinggi
lemak.

5. Risiko Tidak Jantung  Anjurkan  Verbal  Keluarga


penurunan terjadi tidak keluarga selalu
curah penurunan berdebar- untuk memantau
jantung curah debar dan memantau kepatuhan
pada jantung tidak kepatuhan terapi
keluarga pusing pasien dalam dalam
Bapak menjalankan menjalanka
Ardiansyah TD : terapi n terapi
terutama 120/90
Ibu Rani mmHg  Pantau TD,  Pengukura  TD :
b.d KMK ukur di n 120/90
merawat DJ : 60- kedua tangan mmHg
anggota 100 Ibu Rani
keluarga x/menit  Tidak
yang  Auskultasi  Auskultasi terdengar
menderita RR : tonus tonus
hipertensi 20x/menit jantung dan jantung
yang bunyi dan bunyi
ditandai Nafas jantung jantung III.
dengan: pernafasa
Keluarga n teratur  Rujuk ke  Verbal  Keluarga
mengatakan puskesmas rutin
Ibu Rani Kulit dan anjurkan melakukan
sering merah untuk selalu kontrol
mengeluh muda melakukan tekanan
jantungnya pemeriksaan darahIbu
berdebar- tekanan Rani.
debar dan darah.
pusing
TD:
150/100
mmHg
DJ :
100x/s
RR:
24x/menit
Nafas
pendek
dan cepat

21
Depto Boedack Letoeng Punye Document
Mahaisiwa S1 @_One STIKES Hang Tuah Tanjungpinang

You might also like