Professional Documents
Culture Documents
id 2010
Mechanical Engineering
BAB V
SAMBUNGAN ULIR
(SCREW JOINT)
A. PENDAHULUAN
Makna sambungan yang dipahami dalam bidang pemesinan, tidak jauh
berbeda dengan apa yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, yaitu
menghubungkan antara satu benda dengan lainnya. Sebagaimana yang diketahui,
manusia tidak dapat memproduksi sesuatu dalam sekali kerja. Hal ini tidak lain
karena keterbatasan manusia dalam menjalani prosesnya. Oleh sebab itu benda
yang dibuat manusia umumnya terdiri dari berbagai komponen, yang dibuat
melalui proses pengerjaan dan perlakuan yang berbeda. Sehingga untuk dapat
merangkainya menjadi sebuah benda utuh, dibutuhkanlah elemen penyambung.
Melihat fungsinya, elemen penyambung sudah pasti akan ikut mengalami
pembebanan saat benda yang dirangkainya dikenai beban. Ukurannya yang lebih
kecil dari elemen yang disambung mengakibatkan beban terkonsentrasi padanya.
Efek konsentrasi beban inilah yang harus diantisipasi saat merancang sambungan,
karena sudah tentu akan bersifat merusak.
1
Wahyukurniawan.web.id 2010
Mechanical Engineering
B. SAMBUNGAN ULIR
Sambungan Ulir digunakan pada sambungan yang tidak permanen.
Sambungan ulir adalah sambungan yang menggunakan kontruksi ulir untuk
mengikat dua atau lebih komponen permesinan. Sambungan Ulir merupakan jenis
dari sambungan semi permanent (dapat dibongkar pasang). Sambungan ulir terdiri
dari 2 (dua) bagian, yaitu baut dimana memiliki ulir di bagian luar dan Mur
dimana memiliki ulir di bagian dalam.
2
Wahyukurniawan.web.id 2010
Mechanical Engineering
Major diameter
Diameter terbesar pada bagian ulir luar atau bagian ulir dalam dari sebuah
sekrup. Sekrup ditentukan oleh diameter ini, juga disebut diameter luar atau
diameter nominal.
Minor diameter
Bagian terkecil dari bagian ulir dalam atau bagian ulir luar, disebut juga
sebagai core atau diameter root.
Pitch diameter
Disebut juga diameter efektif, merupakan bagian yang berhubungan antara
baut dan mur.
Pitch
Jarak dari satu ujung ulir ke ujung ulir berikutnya. Juga dapat diartikan jarak
yang ditempuh ulir dalam satu kali putaran.
Crest adalah permukaan atas ulir
Depth of thread adalah jarak tegak lurus antara permukaan luar dan dalam
dari ulir.
Flank adalah permukaan ulir
Angle of thread adalah sudut yang terbentuk dari ulir
Slope Ini adalah setengah pitch
3
Wahyukurniawan.web.id 2010
Mechanical Engineering
4
Wahyukurniawan.web.id 2010
Mechanical Engineering
5
Wahyukurniawan.web.id 2010
Mechanical Engineering
6
Wahyukurniawan.web.id 2010
Mechanical Engineering
1. Through bolt
Merupakan jenis penyambungan yang digunakan untuk menyambung dua
bagian atau lebih dengan cara dijepit menggunakan mur dan baut. Lubang
material yang akan disambung harus sesuai dengan ukutan baut sehingga
beban yang dapat ditahan oleh baut dapat maksimal.
2. Tap Bolt
Merupakan jenis penyambungan dua buah material atau lebih dimana salah
satu ujung mur mengikat pada material dan ujung lainnya diikat dengan baut,
seperti yang ditunjukkan pada Gambar. 5.10 (b).
3. Studs
Merupakan jenis penyambungan dua buah material atau lebih dimana mur
diikat langsung pada material, seperti ditunjukkan pada Gambar. 5.10(c).
7
Wahyukurniawan.web.id 2010
Mechanical Engineering
PENGUNCIAN MUR/BAUT
Umumnya mur dan baut akan tetap kencang di bawah beban statis, tapi
banyak ikatan mur dan baut menjadi longgar di bawah beban variabel atau ketika
mesin mengalami getaran. Mengendurnya baut/mur ini sangat berbahaya dan
8
Wahyukurniawan.web.id 2010
Mechanical Engineering
harus dicegah. Untuk mencegah hal ini, sejumlah besar metode penguncian
perangkat telah diterapkan, beberapa di antaranya adalah :
1. Jam nut or lock nut.
Perangkat penguncian yang paling umum adalah mengunci mur. Metode
ini menggunakan dua buah mur dimana mur bagian atas adalah sebagai
penguncinya. Seperti ditunjukkan pada gambar 5.12.
2. Castle nut.
Mur berbentuk heksagonal dengan bagian atas berbentuk silinder yang
memiliki slot, seperti ditunjukkan pada Gambar. 5.12. Pin melewati dua
slot pada mur dan sebuah lubang pada baut, biasanya digunakan pada
kondisi yang tiba-tiba mengalami guncangan dan getaran yang cukup
besar seperti di industri otomotif.
3. Sawn nut.
Memiliki slot setengah mur, seperti ditunjukkan pada Gambar. 5.13
dimana mur diperkuat dengan sekrup kecil yang menghasilkan lebih
banyak gesekan antara mur dan baut. Hal ini mencegah mengendurnya
mur.
9
Wahyukurniawan.web.id 2010
Mechanical Engineering
10
Wahyukurniawan.web.id 2010
Mechanical Engineering
11
Wahyukurniawan.web.id 2010
Mechanical Engineering
12
Wahyukurniawan.web.id 2010
Mechanical Engineering
13
Wahyukurniawan.web.id 2010
Mechanical Engineering
14
Wahyukurniawan.web.id 2010
Mechanical Engineering
Baut diameter kecil dapat saja gagal dalam proses pengencangan, sehingga
baut diameter lebih kecil (kurang dari M 16 atau M 18) tidak diperbolehkan
digunakan dalam sambungan pada fluida.
Jika baut awalnya pada kondisi tanpa tegangan, maka beban aksial maksimum
yang aman yang dapat diterapkan pada baut adalah :
area tegangan dapat diperoleh dari Tabel 5.1 atau dapat juga dicari dengan
menggunakan hubungan :
Dimana :
A = stress area (luas bidang tarik)
σt = tegangan ijin (Pa)
dp = diameter pitch (mm)
dc = diameter minor (mm)
Dimana :
τ = tegangan geser torsi,
T = torsi yang diterapkan, dan
dc = diameter minor (mm)
15
Wahyukurniawan.web.id 2010
Mechanical Engineering
Dimana :
P = beban maksimum
b = lebar ulir
n = jumlah ulir
Contoh permasalahan
1. Tentukan beban tarik yang aman untuk baut M 30, dengan asumsi tegangan
tarik yang diijinkan 42 MPa.
Jawab :
Dari Tabel 5.1, luas penampang untuk baut M 30 adalah 561 mm2.
Maka,
Beban tarik yang aman = luas penampang × σt
= 561 × 42 = 23.562 N
F = 23,562 kN
Sehingga,
16
Wahyukurniawan.web.id 2010
Mechanical Engineering
2. Tegangan Geser
Kadang-kadang, baut digunakan
untuk mencegah gerakan relatif
dari dua atau lebih bagian,
seperti dalam kasus kopling
flens, sehingga menyebabkan
tegangan geser pada baut.
Tegangan geser ini sedapat
mungkin untuk dihindari.
17
Wahyukurniawan.web.id 2010
Mechanical Engineering
Dimana T = torsi
3. Tegangan kombinasi
Hubungan antara tegangan tarik dengan tegangan geser adalah :
Tegangan geser maksimum :
Contoh Permasalahan :
1. Sebuah baut mata akan
digunakan untuk
mengangkat beban 60
kN.
Carilah diameter mayor
baut, jika tegangan tarik
tidak melebihi 100 MPa.
Diketahui : P = 60 kN
= 60 × 103 N
18
Wahyukurniawan.web.id 2010
Mechanical Engineering
σt = 100 MPa
= 100 N/mm2
Jawab :
Sebuah baut mata untuk mengangkat beban ditunjukkan pada Gambar. 5.17.
Jika d = diameter mayor baut, dan
dc = diameter minor baut.
Dan kita tahu bahwa beban pada baut (P),
Sehingga,
Dari Tabel 5.1, kita menemukan bahwa diameter minor standar (dc) yang
mendekati 27,6 mm adalah 28,706 mm sehingga diameter mayor yang sesuai
(d) adalah 3 3 mm.
2. Dua poros dihubungkan melalui suatu kopling flens untuk mengirimkan torsi
25 Nm. Coupling flensa ini disatukan oleh empat baut dari bahan yang sama
dengan radius 30 mm. Carilah ukuran baut jika tegangan geser yang diijinkan
untuk material baut adalah 30 MPa.
Jawab :
Diketahui
19
Wahyukurniawan.web.id 2010
Mechanical Engineering
Dari Tabel 5.1, kita menemukan bahwa diameter minor standar (dc) yang
mendekati 2,97 mm adalah 3,141 mm sehingga diameter mayor yang sesuai
(d) adalah M 4.
D. BEBAN EKSENTRIK
Ada banyak aplikasi sambungan baut yang dikenakan pembebanan
eksentrik. Pembebanan eksentrik bisa saja :
1. Sejajar dengan sumbu baut,
2. Tegak lurus sumbu baut.
20
Wahyukurniawan.web.id 2010
Mechanical Engineering
n = jumlah baut
W = beban
……………………………………..(1)
Dan momen pada bagian tepi ditinjau dari L adalah
……………………………………………………(2)
Sehingga dari persamaan (1) dan (2) diperoleh :
atau
21
Wahyukurniawan.web.id 2010
Mechanical Engineering
5. Beban total
6. Jika dc adalah diameter minor dari baut dan σt adalah tegangan tarik untuk
material baut, maka total beban tarik,
Contoh Permasalahan :
Sebuah braket, seperti ditunjukkan pada Gambar. 5.19, mampu menahan beban
sebesar 30 kN. Tentukan ukuran baut, jika tegangan tarik maksimum dalam
material baut adalah 60 MPa.
Dimana jarak L1 = 80 mm, L2 = 250 mm, dan L = 500 mm.
Jawab :
Diketahui : W = 30 kN ; σt = 60 MPa =
60 N/mm2 ; L1 = 80 mm ; L2 = 250 mm ;
L = 500 mm
Beban tarik langsung oleh masing-
masing baut,
Sehingga :
22
Wahyukurniawan.web.id 2010
Mechanical Engineering
Dari Tabel 5.1, kita peroleh diameter yang mendekati 27.2 adalah diameter minor
baut standar berukuran 28,706 mm sehingga ukuran baut yang sesuai adalah M
33.
23
Wahyukurniawan.web.id 2010
Mechanical Engineering
Sebuah bracket diberi beban seperti gambar diatas akan menimbulkan dua akibat
pembebanan terhadap baut :
1. Beban geser langsung masing-masing baut
Ws = W/n n = jumlah baut
sehingga diperoleh :
Beban tarik Equivalen :
Contoh Permasalahan:
Sebuah bracket dijepit pada pada kolom baja dengan menggunakan baut seperti
ditunjukkan pada Gambar. 5.21. Beban maksimum yang diterima braket adalah 12
kN dengan arah vertikal pada jarak 400 mm dari muka kolom. Permukaan vertikal
braket disatukan pada kolom dengan empat baut yaitu 2 baris dengan dua baut
setiap barisnya yang berjarak 50 mm dari tepi bawah braket. Tentukan ukuran
baut jika tegangan tarik yang diijinkan material baut adalah 84 MPa.
24
Wahyukurniawan.web.id 2010
Mechanical Engineering
Karena beban W akan mencoba untuk memiringkan braket searah jarum jam,
maka baut akan mengalami beban tarik saat berputar. Beban tarik maksimum
berada pada baut ke 3 dan 4 (lihat Gambar. 5.20).
Karena baut dikenakan beban geser serta beban tarik, sehingga beban tarik
setara,
25
Wahyukurniawan.web.id 2010
Mechanical Engineering
Dari Tabel 5.1, kita peroleh diameter yang mendekati 10.65 mm adalah diameter
minor baut standar berukuran 11.546 mm sehingga ukuran baut yang sesuai
adalah M 14.
26