Professional Documents
Culture Documents
Restorasi Indonesia:
Jalan Perubahan bagi Indonesia yang
Bermartabat, Kuat, dan Sejahtera.
Restorasi Indonesia:
Membangkitkan Kejayaan Masa Lalu dalam Gua Garba Masa
Depan
Hampir setiap negara bangsa memiliki pengalaman mengenai konservasi nilai, identitas, serta
jati diri kebangsaannya di tengah laju roda jaman yang terus bergerak ke depan. Dalam uraian
di atas telah dicontohkan sekilas pengalaman Restorasi Meiji di Jepang. Di dalam negeri,
kita masih ingat bagaimana kondisi politik nasional di akhir dasawarsa 1950-an yang
menghasilkan konflik antar kelompok sehingga lahir desakan untuk kembali kepada UUD
1945.
Secara umum, situasi yang melatarbelakangi gerakan Restorasi yaitu hilangnya basis-basis
kebangsaan yang berbenturan dengan perkembangan zaman, sehingga memunculkan
semangat baru untuk menemukan kembali nilai-nilai kebangsaan. Dalam arti harfiah,
Gerakan Perubahan Untuk Restorasi Indonesia Page 7
Restorasi yang berasal dari kata “Restore” bermakna pengembalian atau mengembalikan.
Pengembalian dalam hal ini yaitu, upaya untuk menghadirkan kembali, kejayaan bangsa yang
pernah ada, atau menghadirkan kembali nilai-nilai penting yang dianggap mulia atau
berharga untuk menandai identitas suatu bangsa. Namun, seperti disebutkan di depan,
Gerakan Restorasi tidak hanya bersandar pada unsur masa lalu semata, melainkan juga unsur
masa depan, terkait dengan adopsi perkembangan zaman, serta cita-cita kejayaan bangsa.
Satu argumen penting yang melatarbelakangi pilihan Restorasi yaitu, pandangan bahwa jati
diri suatu bangsa merupakan modal yang sangat penting untuk mendorong pencapaian cita-
cita kemajuan dan kejayaan. Hal itu lebih relevan lagi dalam konteks Indonesia, mengingat
bangsa ini terbentuk oleh kemajemukan yang sangat beragam, sehingga konsesi sosial-politik
yang telah terbangun sebagai identitas dan jati diri bangsa bisa menjadi fondasi dan pilar
utama penyangga kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan kata lain, tanpa pelestarian
jati diri dan identitas kebangsaan tersebut, maka bangsa semajemuk Indonesia akan terancam
keruntuhan.
Titik tekan terhadap jati diri kebangsaan itu lah yang secara khas menandai sebuah gerakan
Restorasi, dan sekaligus membedakan dengan bentuk-bentuk gerakan lain. Dua model
gerakan yang cukup popular dalam khasanah perubahan sosial dan gerakan politik, yaitu
model revolusi dan reformasi. Revolusi yaitu model gerakan yang bertujuan untuk mencapai
perubahan mendasar terhadap tatanan suatu masyarakat atau bangsa, dan dilakukan dengan
cara yang radikal. Hal yang hampir pasti terjadi dalam gerakan revolusi yaitu, benturan keras
antara kelompok yang menghendaki perubahan dengan kelompok yang tidak menghendaki
perubahan. Bukan hanya itu, benturan keras biasanya juga terjadi antara kelompok yang
berbeda cara dalam merintis jalan perubahan tersebut. Dengan kondisi itu, maka revolusi
selalu identik dengan jatuhnya korban dalam skala yang besar, sebagai tumbal gerakan
perubahan radikal tersebut.
Sementara itu, gerakan reformasi secara substansial menghendaki adanya suatu perubahan
yang sistematis, khususnya terkait hal-hal yang dianggap menghambat perkembangan suatu
bangsa. Perbedaannya dengan revolusi adalah, bahwa gerakan reformasi lebih menginginkan
metode yang bertahap, gradual, tidak secara radikal dan disertai dengan proses demokratisasi
dan pembenahan melalui jalur kelembagaan. Meski pun begitu, reformasi tetap menempatkan
kelompok-kelompok yang saling berhadap-hadapan yang biasa disebut sebagai kelompok
reformis dan kelompok status quo. Kedua kelompok ini lah yang saling berhadap-hadapan
dalam menjalankan agenda perubahan dalam suatu negeri.
Dalam hal metode gerakan Restorasi lebih dekat dengan metode reformasi, di mana keduanya
sama-sama dijalankan dengan cara damai, atau menghindari benturan kekuatan secara
radikal. Namun, perbedaan gerakan restorasi dengan reformasi adalah penekanan pada unsure
jati diri kebangsaan, serta pendekatan rekonsiliasi yang menempatkan elemen bangsa sebagai
kesatuan kekuatan untuk merintis perubahan. Dengan batasan tersebut, maka gerakan
Restorasi memiliki beberapa kecenderungan sifat yang spesifik sebagai berikut:
1. Menempatkan jati diri dan identitas kebangsaan sebagai unsure penting penggerak
perubahan
2. Menekankan pendekatan rekonsiliasi atau penyatuan kekuatan nasional sebagai modal
utama perubahan
3. Berorientasi pada kajayaan bangsa, dan menempatkan kemajuan dan perkembangan
zaman sebagai instrument penting mencapai tujuan bangsa.
Dari karakter gerakan Restorasi tersebut, maka hasil yang ingin dicapai yaitu kejayaan dan
keutuhan suatu bangsa di satu sisi, dengan memperkecil peluang atas terjadinya disintegrasi
dan atau perpecahan di dalam bangsa itu sendiri. Tentu saja, setiap gerakan pasti akan
f. Kebijakan Perdagangan
Mengurangi atau eliminasi tarif bea masuk untuk barang mentah, barang setengah
jadi serta mesin dan perlengkapan mesin agar produksi barang jadi lebih murah.
Tarif bea masuk sementara bagi produk impor yang merupakan saingan produk
industri baru (infant industry) perlu dinaikkan. Di sisi lain perlu diberi insentif
pajak untuk ekspor barang jadi misalnya tax rebate atau penurunan tarif pajak