Professional Documents
Culture Documents
Salah satu alas an yang paling dapat diterima mengapa colonialisme dan
imperialisme sangat kuat bercokol di tanah jajahan adalah alasan perdagangan.
Disamping agar penjajah bisa mengeruk kekayaan negara terjajah, juga mereka ingin
menjadikan negara jajahan sebagai tempat pemasaran bagi hasil-hasil produksi industri
yang dikerjakan di negerinya. Sikap-sikap ekspansif seperti inilah yang mendorong
bangsa Spanyol, Portugis, Belanda, Inggris, dan Rusia untuk melakukan penjajahan.
Namun, setelah bertahun-tahun bahkan berabad-abad dikekang oleh penindasan,
pemerasan, perampokan, pemerkosaan hak atas hidup secara materil dan moril, bangsa-
bangsa terjajah serentak bangun.
Bangsa-bangsa terjajah di Asia, Afrika dan Amerika tampil memekik ”merdeka”
”Usir bangsa kolonis dan imperialis dari negeri kita!” Mengapa mereka berontak setelah
sekian abad seolah-olah terlelap dalam seribu kepahitan yang melilitnya? Ada sejumlah
alasan yang bisa dikemukakan. Tetapi yang jelas bahwa dasar dari seluruh gerakan
nasionalisme dan pergerakan kemerdekaan di negeri-negeri terjajah itu kaena pengaruh
langsung dan tidak langsung dari beberapa paham baru yang berkembang di Eropa dan
menyebar ke negeri-negeri jajahan. Pada modul ini, kita akan membahas faham-faham
baru tersebut seperti Nasionalisme, Liberalisme, Demokrasi, Sosialisme dan Pan-
Islamisme.
Marilah kita mengupas satu-persatu perkembangan paham-paham baru di Eropa
dan dunia, pengaruh faham-faham baru itu secara khusus di Asia dan Afrika
menimbulkan nasionalisme negara-negara Asia dan Afrika.
a. Liberalisme
Paham liberalisme merupakan paham yang mengutamakan kebebasan dan
kemerdekaan individu. Istilah liberalisme berasal dari bahasa Latin, libertas yang
artinya kebebasan, dalam bahasa Inggris liberty artinya kebebasan. Kebebasan yang
dimaksud adalah kebebasan individu untuk memiliki tempat tinggal, mengeluarkan
pendapat dan berkumpul.
Di Eropa liberalisme didukung oleh kaum borjuis dan kaum terpelajar di kota.
Akan tetapi, yang terpenting dalam liberalisme adalah individu. Masyarakat harus
mementingkan Individu, karena masyarakat itu terdiri atas individu-individu dan karena
itu masyarakat adalah akibat adanya individu. Kemerdekaan individu harus dijamin.
Pada hakikatnya paham liberalisme ini timbul karena reaksi terhadap penindasan yang
dilakukan oleh kaum bangsawan dan kaum agamadi zaman absolute monarchie. Orang
ingin melepaskan dirinya dari kekangan manusia, ini dikemukakan oleh Rousseou
dalam bukunya ”Du Contat Sosial”. Terhadap kaum bangsawan liberalisme menuntut
kemerdekaan ekonomi, terhadap kaum agama liberalisme menuntut kemerdekaan
beragama. Dalam lapangan politik liberalisme menuntut adanya demokrasi (menuntut
adanya UUD, pemilu, kemerdekaan pers, berbicara mengemukakan pendapat dan
beragama). Selain demokrasi liberalisme dalam politik mengutamakan kemerdekaan
(nasionalisme) negara atas individu, karena tiap negara harus merdeka, tidak boleh
ditindas negara lain dan siapa pun juga. Negara berhak untuk menentukan nasibnya
sendiri. Selanjjutnya liberalisme dalam ekonomi menuntut atas ekonomi bebas
(produksi bebas, perdagangan bebas, hukum kodrat akan menyelenggarakan harmoni
dunia) dengan semboyan ”Laisser faire, laisser passer, le monde va luimeme”.
Dalam bidang ekonomi dituntut adanya ekonomi bebas tanpa campur tangan
pemerintah dan dalammenentukan kebutuhan adalah hak milik swasta. Sebagai
pahlawan liberalisme adalah ekonom dari Inggris, Adam Smith dalam bukunya
”Wealth of Nation” 1776. Pendapatnya, kesejahteraan umum dapat dicapai Apabila
diberikan kebebasan kepada setiap individu untuk berusaha tanpa campur tangan dari
pihak pemerintah.
b. Sosialisme
Sosialisme adalah paham yang menghendaki suatu masyarakat yang disusun
secara kolektif agar menjadi suatu masyarakat yang sejahter/bahagia. Kata sosialisme
dari bahasa Latin, socius artinya kawan. Tujuan sosialisme adalah untuk mewujudkan
masyarakat sosialis dengan jalan mengendalikan secara kolektif sarana produksi dan
memperluas tanggung jawab negara bagi kesejahteraan rakyat. Tokoh pemikir
ssosialisme adalah Robert Owen, seorang pengusaha Inggris yang menulis buku ”A
New of Society an Essay on the Formation on Human Character” ia yang pertama
menggunakan istilah sosialisme. Tokoh lainnya adalah Saint Simon, Pieere Proudon,
Charles Feourier, dan Karl Mark. Seorang yang dikenal sebagai bapak sosialisme adalah
Karl Mark dalam tulisannya “Das Kapital” yang mengatakan bahwa sejarah masyarakat
merupakan perjuangan-perjuangan kelas, semboyan mereka “bersatulah kaum
proletar/buruh sedunia”.
Sosialisme merupakan faham yang tidak memusatkan perhatiannya pada individu,
tetapi pada masyarakat secara keseluruhan. Faham sosialisme melihat orang lain sama
derajat dan kedudukannya dengan dirinya. Sosialisme menghendakisuatu masyarakat
yang disusun secara kolektif (oleh kita semua, untuk kita semua) agar tercipta sebuah
masyarakat yang bahagia.
Faham sosialisme timbul sebagai reaksi terhadap liberalisme yang terjadi di dunia
pada abad ke-19. Ketika itu, para pendukung liberalisme, yaitu kaum kelas menengah
(middle class) yang memiliki industri, perdagangan, serta pengaruh terhadap
masyarakat dan pemerintahan hidup bergelimang harta dan meluapkan kaum buruh
serta rakyat jelata yang menjadi penggerak industri-industri yang mereka punyai
tersebut. Ketidak adilan itu memunculkan reaksi dari kaum buruh terhadap golongan
majikan atau kelas menengah.
c. Pan-Islamisme
Pan-Islamisme merupakan sebuah faham yang dirumuskan oleh tokoh Islam
Jamaluddin Al-Afghani dari Afghanistan pada akhir abad ke-19. Pada dasarnya, pan-
islamisme merupakan sebuah cita-cita manifestasi dari prinsip-prinsip Islam mengenai
pentingnya persatuan dan kesatuan antara umat Islam di seluruh dunia, atau lazim
disebut dengan istilah al-wahdah al-Islamiyyah atau al-ittihad al Islamiyyah. Prinsip
tersebut melihat bahwa umat Islam merupakan sebuah entitas yang utuh dan universal
dari seluruh penjuru dunia, tanpa kecuali. Persatuan Islam yang dicanangkan oleh
paham pan-islamisme ini mengeliminasi adanya perbedaan bahasa, etnis, atau bidaya
yang terdapat di dalam masyarakat Islam di seluruh dunia. Akan tetapi, cita-cita dari
paham pan-islamisme untuk mewujudkan sebuah al-jama’ah al-Islamiyyah (persatuan
umat Islam) mendapat halangan. Hal itu karena pada akhir abad ke-19 dan awal abad
ke-20, negara-negara Islam atau negara-negara yang mayoritas berpenduduk umat Islam
sedang dilanda bencana kolonialisme dan imperialisme dari bangsa-bangsa Barat.
Paham tentang penyatuan dunia Islam yang menjadi inti dari pan-Islamisme,
menjadi lebih tegas pada pemikiran Jamaluddin Al Afghani. Ide Pan-Islamisme erat
kaitannya dengan kondisi abad ke-19. pada abad ini terjadi kemunduran di negara Islam,
sebaliknya di negara Barat terjadi kemajuan disertai pengembangan kekuasaan
(penjajahan). Jamaluddin melihat penjajahan terhadap negara Islam ini harus dilawan
apabila mereka bersatu. Contoh campur tangan Inggris di Afghanistan, Mesir, Irak, dan
Iran. Hal ini menambah keyakinan bahwa Islam harus bersatu, upaya penyatuan dunia
Islam ini disebut Pan-Islamisme. Pan Islamisme sebagai ide telah memperoleh
dukungan hampir semua pemimpin Islam tokoh intelektual. Pan-Islamisme memberi
inspirasi bagi negeri-negeri Islam untuk mengadakan gerakan nasional bagi negaranya
dalam melawan penjajahan.
d. Demokrasi
Demokrasi berasal dari bahasa Yunani demos artinya rakyat dan kratos artinya
pemerintahan. Jadi demokrasi dalam arti sempit pemerintahan di tangan rakyat. Dalam
arti luas demokrasi sebagai suatu sistem pemerintahan yang mengakui hak segenap
anggota masyarakat untuk ikut memengaruhi keputusan politik baik langsung atau tidak
langsung. Kondisi yang memengaruhi terciptanya demokrasi adalah:
1) adanya kesepakatan bersama dalam masalah yang fundamental, dan
2) upaya yang memungkinkan kebebasan politik tumbuh di tengah negara.
Demokrasi mula-mula diterapkan di Yunani Kuno yakni demokrasi langsung,
kemudian berkembang ke negara Eropa lainnya kemudian juga ke Indonesia. Jenis
demokrasi ada 4, yaitu:
1) demokrasi parlementer,
2) demokrasi pemisahan kekuasaan,
3) demokrai presidensial, dan
4) demokrasi melalui referendum.
Seorang cendekiawan dari Inggris yang memperjuangkan demokrasi adalah Jihn
Locke 1632-1704, dalam bukunya berjudul ”Two Treaties on Government”, John Locke
membenarkan perjuangan rakyat Inggris menentang kekuasaan mutlak raja. Menurut
John Locke pemerintah hanyalah alat yang dibentuk untuk menjamin kepentingan
rakyat terhadap politis, mencakup hak individu, hak politik, hak atas kebebasan, dan hak
milik. Demokrasi merupakan hal yang dinamis maju, sebab negara selain mengurus
kepentingan bersama juga bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyatnya. Dalam
demokrasi menuntut adanya:
1) UUD
2) Pemilu
3) Kemerdekaan pers
4) Kemerdekaan berbicara, berkumpul, dan mengemukakan pendapat
5) Kebebasan beragama.
e. Nasionalisme
Nasionalisme adalah paham yang memandang bahwa kelompok-kelompok di
suatu bangsa memiliki kesamaan budaya, bahasa, wilayah, cita-cita dan tujuan. Istilah
nasionalisme berasal dari kata bahasa Latin natio yang berarti ’kelahiran’ atau ’macam-
macam ikatan yang didasarkan pada satu garis keturunan yang sama’. Arti kata natio
kemudian mengalami perubahan. Dalam bahasa Inggris, natio berubah menjadi nation
yang berarti ’bangsa’ atau ’sekelompok manusia yang tinggal di suatu daerah tertentu,
memiliki kasadaran untuk bersatu karena memiliki nasib, cita-cita, dan tujuan yang
sama’. Dengan demikian, nasionalisme berarti perasaan cinta dari semua komponen
bangsa terhadap bangsa dan tanah airnya yang timbul karena kesamaan sejarah, agama,
bahasa, kebudayaan, pemerintahan, tempat tinggal dan berkeinginan untuk
mempertahankan serta mengembangkannya sebagai milik bersama.
Tokoh nasionalisme adalah Joseph Ernest Renan, Otto Bpuer, Hans Kohn, dan
Louis Sneyde. Hans Kohn berpendapat nasionalisme adalah kesetiaan tertinggi individu
yang diserahkan kepada bangsa dan negaranya. Munculnya nasionalisme dipengaruhi
oleh:
1) Magna Charta 1215 di Inggris yang kemudian menjadi akar demokrasi,
2) Adanya Piagam Bill of Right 1689 di Inggris
3) Revolusi Prancis yang menumbuhkan demokrasi dan nasionalisme yang
tercermin dalam semboyan Revolusi “Liberte, Egalite, Fraternite” yang
berkembang diseluruh Eropa,
4) Pengaruh pemikiran dari Renaissance.
Akibat Nasionalisme:
1) Gerakan nasionalisme di Amerika Serikat untuk melepaskan dari ikatan negara
induknya (Inggris) karena hak-hak mereka dikurangi serta status warga negara
yang jelas gerakan ini dipimpin oleh George Washington. Naskah kemerdekaan
disusun oleh Thomas Yefferson ”Declaration of Independence” tahun 1776.
2) Gerakan nasionalisme di Amerika Latin menenang penjajahan Spanyol dan
Portugis yang dipimpin oleh Simon Bolivar.
3) Gerakan nasionalisme Jerman dipimpin oleh Otto Van Bismark berhasil
mengalahkan musuhnya (Den Mark, Austria, Prancis) hasilnya Jerman bersatu
dinobatkan kaisar Wilhem I di istana Versailles.
4) Gerakan nasional di Asia-Afrika yang melawan kekejaman bangsa Barat di
Asia.