You are on page 1of 22

Umum

Cari Spare Part Unik? Di Sini Tempatnya!

Jakarta - Bingung cari spare-part yang tak semua toko punya? Contoh spuyer orisinal dengan berbagai
ukuran. Tak usah risau, OTOMOTIF membantu mencarikannya untuk Anda. Kali ini ada penyedia
spuyer, klep, busi, baut dan pelek dengan berbagai pilihan.

Tentu tak menutup kemungkinan di edisi berikutnya ada spesialis spare-part jenis lain. Nah mau tahu
lebih detail? Simak bahasan berikut.

SPUYER

Anda bisa sambangi Cineng Motor, di Jl. HOS Cokroaminoto No.8C, Kreo Batas, Ciledug, Tangerang.
“Tersedia pilot dan main jet komplet baik Mikuni maupun Keihin,” ulas Aril Wicaksono, pegawai
Cineng Motor.

Contoh untuk pilot jet Mikuni tersedia dari angka 10 sampai 60. Main jetnya dari 80-400. Harga
gimana? Pilot jet Keihin Rp 60 ribu, main jetnya Rp 45-50 ribu. Untuk Mikuni pilot jet Rp 35-50 ribu,
sedang main jet Rp 40-50 ribu.

Cineng Motor : 021-7342058

BUSI DENSO

Butuh busi merek Denso dengan berbagai tipe atau tingkat panas? Sambangi saja Densocentra, yang
merupakan main dealer merek Denso untuk wilayah Jabodetabek. Beralamat di Jl. Pecenongan 37B,
Jakpus.

Kelengkapan varian Denso tak perlu diragukan, dari busi standar, Iridium hingga racing ada. “Jika pun
tipe yang dimaksud sedang kosong bisa kami pesankan ke Jepang langsung,” terang Jimmy Kurniawan,
manajer Densocentra.

Misal, salah satu busi yang di tempat lain tak ada yaitu Denso Iridium Racing RU01-31. Busi dingin
khusus balap ini dijual dengan harga sekitar Rp 250 ribu per biji!

Densocentra : 021-3454125-7

KLEP

Bisa kunjungi MC Racing yang ada di Jl. Kebon Jeruk IX No. 20C,
Hayam Wuruk, Kota, Jakbar. Pada toko milik Miekeel Tjahjanto ini
tersedia klep dengan berbagai ukuran payung maupun batang. “Ada
untuk semua tipe motor,” urai pria berbadan subur itu. Dari kombinasi
27/23 sampai paling gambot 37/31 ada. Sedang batang klep dari 4,5
sampai 5,5 mm. Bicara harga, paling murah sepasang Rp 80 ribu,
sedang termahal di angka Rp 250 ribu.

MC Racing : 021-62202361
SUMBER BAUT

Bagi Anda yang kesulitan mencari baut, tak ada salahnya


sambangi gerai Sumber Baut (SB) di Jl. Meruya Utara No.
53, Jakbar. Tersedia berbagai macam baut dengan berbagai
tipe, ukuran maupun model.

“Ada sekitar 500 macam baut. Contoh; baut adaptor spion


untuk semua motor, baut L cakram, baut tanam blok
mesin, baut tanam knalpot, klip bodi dari pelat, klip bodi
berbahan plastik seperti pada motor Kawasaki Ninja 250
dan masih banyak lagi,” beber Handry, empunya SB sambil menunjukkan contoh.

Masalah harga juga terbilang murah. Semisal; adaptor spion Rp 6 ribu/per buah, baut L cakram Rp 3
ribu/per buah, baut tanam blok mesin Rp 6/per buah, klip bodi berbahan pelat Rp 1 ribu/per buah dan
klip bodi berbahan plastik Rp 2,5 ribu/per buah.

Sumber Baut : 0812-81010403.

BENGKEL CACA

Nah bagi motormania


yang suka aplikasi
pelek lebar, bisa
hunting atau pesan di
gerai satu ini. Tersedia
berbagai macam
ukuran pelek dan
model, mulai dari
diameter 12 inci, 14
inci, 16 inci dan 17
inci.

“Bahannya semua dari pelek orisinal bawaan mobil yang di-custom. Sehingga dijamin kuat dan tidak
mudah penyok. Ring 10, 12 dan 14 ada 3; jari-jari, palang dan monoblok. Ring 16 dan 17 hanya model
jari-jari,” beber Aki Lalan, kepala bengkel yang ngepos di Jl. Balai Rakyat 3 No. 49, Klender, Jaktim
ini.

Contoh harga; pelek jari-jari 14 inci berbalut krom lebar depan 3,5 inci dan belakang 5 inci, ditawarkan
Rp 1,1 juta. Lalu pelek palang berbalut cat silver ring 14 dengan lebar 3,5 (depan) inci dan 5 inci
(belakang), dilego Rp 2 juta.

Bengkel Caca : 0878-81243917.

Tips Kelistrikan Yamaha Xeon

Antisipasi Aki Drop, Pasang Voltmeter Pada Yamaha Xeon


Jakarta - Aksesori cukup banyak digunakan, lantas listrik dari aki pun menjadi sumber tenaganya. Nah
inilah yang kerap terlihat oleh Wira Sentosa, dari SACS di kawasan Pondok Gede, soal peranti aksesori
yang melekat pada skutik-skutik saat ini.

Memang, kondisi meriah di malam hari membuat tampilan tunggangan kesayangan jadi lebih menarik
perhatian, tetapi kebutuhan akan listrik pun akan lebih ‘menarik' beban aki. "Kita tidak akan pernah
tahu berapa banyak voltase aki di motor," ungkap Wira. Kalau pun ingin tahu, tentu perlu repot pakai
alat ukur seperti di bengkel (gbr.1).

Tahu-tahu, seperti pelari kehabisan nafas, sedang asyik berlari, langsung tumbang terengah-engah. Itu
pula kemungkinan yang dibayangkan Wira. "Kadang, skuter menggunakan audio, lantas lampu-lampu,
tahu-tahu akinya drop enggak ketahuan," jelasnya.

Agar serangan mendadak aki drop ini bisa dihindari, perlu upaya penjagaan yang akurat. "Pasang saja
voltmeter, biar terlihat berapa besaran voltase yang ada di aki," katanya. Caranya pun mudah, tak perlu
membongkar perangkat terlampau banyak untuk mengaplikasinya.
Seperti di Yamaha Xeon ini, pertama-tama tentu sediakan voltmeternya dulu. Peranti ini berbentuk
kotak dengan tampilan digital yang menunjukkan angka besaran voltase di aki. Peranti ini bisa ditebus
dengan harga Rp 280 ribu.

Pasang yuuk, tujuan utama ada pada kunci kontak dan kabel-kabel yang menuju ke kunci kontak. Pada
voltmeter ini terdapat dua buah kabel plus soketnya. "Sambungkan saja kabel positif dan negatifnya
dengan mengambil arus menuju kunci kontak," jelas Wira.

Pada voltmeter ini terdapat kabel dan soket sendiri, di belakang soketnya ada dua buah kabel yang
berwarna hitam dan merah (gbr.2). Kabel hitam sebagai penghubung dengan ground, sementara yang
merah dihubungkan ke kabel positif dari aki.

Sudah terbayang bagian mana yang akan disambungkan? Nah sekarang tentukan posisi voltmeternya.
Sebaiknya di bagian yang mudah terlihat, misalkan di dekat setang bagian bawah atau boks (gbr.3)

Kalau sudah ketemu posisinya, sekarang tarik kabelnya dan sambungkan kabel merah dengan kabel
positif dari aki pada kunci kontak (gbr.4), sementara yang hitam dengan kabel ground, bisa langsung ke
bodi saja diikat dengan baut.

Begitu sudah terpasang, akan terlihat besaran voltase aki yang ada di skutik kita. Nah sekarang bergaya
dengan dandanan full aksesori tentu tak perlu khawatir aki tekor di jalan, karena masih bisa terkontrol
dengan baik. (motorplus.otomotifnet.com)

Tips Pengapian Motor

Yuk, Ukur Tegangan Puncak Koil Untuk Cek Kerusakan


Pengapian
Jakarta - Yuk, kita akan kupas lebih jauh bagaimana langkah pemeriksaan pada sistem pengapian
sesuai prosedur dari pabrikan. Kalau umumnya kita hanya sampai mengukur tahanan koil untuk
mengetahui apakah kinerjanya masih bagus atau tidak, maka kali ini kita akan mengukur sampai
tegangan puncaknya (peak votage igniton coil). Bahan praktiknya di Honda Absolute Revo 110.
Sebelumnya, yang harus disediakan terlebih dulu multitester, usahakan yang digital biar terbaca lebih
akurat, serta peak voltage adaptor/PVA (gbr.1). “Alat ini ada dijual di pasaran,” bilang Sarwono Edhi,
technical service training manager PT Astra Honda Motor (AHM) via surat elektronik.

PVA ini dibutuhkan karena tegangan koil yang akan diukur cukup tinggi. Pada Revo, standarnya
mencapai 100 V. Jadi tidak bisa langsung pakai multitester, bisa jebol Cuy! Nantinya PVA
disambungkan ke mulitester.

Sebelum memulai pengukuran, tentunya pastikan dulu kedua


alat pengukur tadi bekerja dengan baik atau tidak. Motor juga
diparkir pakai standar tengah. Selain itu, sebaiknya pahami
dulu diagram sistem pengapian motor (gbr.2) serta mengenali
jalur atau warna-warna kabelnya. Cek pula semua sambungan
jalur kelistrikan pada sistem pengapian.

“Karena bila ada soket atau sambungan kabel yang kendur,


bisa membuat pembacaan yang salah pada alat ukur,” terang
Edhi. Jika sudah yakin semua beres, pemeriksaan peak
voltage ignition coil (PVIC) bisa dilanjutkan. Dimulai dari
melepas busi dan periksa terlebih percikan apinya (busi dalam
kondisi terpasang pada kabel busi) dengan cara ditempel ke
massa.

Oh iya, untuk memeriksa PVIC, busi harus dalam kondisi baik. Jika percikan apinya sudah mulai
lemah atau umur busi telah melampaui batas pemakaian ideal (sekitar 10.000 km), sebaiknya ganti
baru. Tapi ingat, pastikan busi pengganti spesifikasinya sesuai anjuran pabrik (NGK CPR6EA-9S /
Denso U20EPR9S). Hati-hati jangan sampai dapat busi palsu ya.

Selanjutnya, dalam kondisi busi masih ditempel ke massa, hubungkan kabel peak voltage adaptor
(PVA) yang min (-) ke kabel primer koil warna hitam/kuning. Kabel primer koil tetap dalam kondisi
terpasang. Sementara kabel PVA yang lain (+) dihubungkan ke massa (gbr.3). Kemudian atur
impedansi pada multitester di posisi minimium 10 MΩ/DCV.
Jika sudah, putar kunci kontak di posisi ignition, lalu hidupkan mesin pakai tombol electric starter.
Tinggal dilihat deh, berapa tegangan puncak koilnya pada multitester. Jika peak voltage-nya gak sesuai,
lakukan pemeriksaan pada beberapa bagian seperti pada peta trouble shooting berikut (gbr.4).

Ingat, saat pengukuran jangan sekali-sekali menyentuh jarum tester ya. Karena kejutan listrik dengan
tegangan 100 V lumayan lo! (motorplus.otomotifnet.com)

Tips Sistem Bahan Bakar

Panduan Setting Udara Karburator Vakum, Mudah!


Jakarta - Apakah Anda merasa performa skutik kesayangan agak menurun atau memperlihatkan gejala
aneh kayak knalpot nembak waktu gas ditutup? Bisa jadi settingan karburatornya berubah tuh. Atau
lantaran pengabut bahan bakar tersebut pernah diutak-atik sendiri, terutama setelan anginnya, tapi
ternyata tidak tepat.

Maklum, karburator skutik umumnya menganut jenis vakum. Di mana bukaan throttle alias skepnya,
berdasarkan tingkat kevakuman di ruang bakar. Sehingga untuk nyetting setelan udaranya butuh
keakuratan dan teknik khusus. Apalagi yang mengaplikasi sistem choke otomatis serta injeksi udara
untuk mengurangi kadar emisi gas buang kayak Honda Vario, BeAT, Scoopy, Yamaha Mio, Xeon dan
sebagainya.
Maka lazimnya masing-masing pabrikan menganjurkan untuk tidak melakukan penyetelan pada pilot
air screw. Karena dari pabrik sudah di-setting pada kondisi yang ideal dengan menimbang faktor emisi
gas buangnya.

“Kecuali bila karburator telah dibongkar dan pilot air screw-nya diganti,” urai Sarwono Edhi, Technical
Service Training Manager PT Astra Honda Motor (AHM) yang dikutip dari buka servis manual salah
satu produk Honda.

Kata Edhi, sebenarnya prinsip penyetelan udara pada karburator vakum sama saja dengan karburator
biasa. Hanya saja, lanjutnya untuk mempermudah penyetelan, pabrikan biasanya memberikan ancer-
ancer seberapa banyak putaran sekrup udaranya. “Itu pun masih ada tolerasinya ( plus minus / ± )
berapa putaran bila patokan yang diberikan masih belum ideal,” tambahnya.

Memang sih, kalau ingin emisi gas buangnya juga bagus, mesti mengikuti langkah-langkah penyetelan
yang agak rumit kayak yang tertera di buku manual. Contoh di Honda Vario atau BeAT/Scoopy
(standar). Dari buku panduan service-nya, proses penyetelan pilot air screw-nya perlu mengondisikan
tingkat kevakuman pada PAIR control valve.

Tapi kita coba ambil cara yang simpel saja. “Ini cara awam yang hanya bertujuan untuk
mengembalikan performa mesin biar fit lagi,” bilang Hariyadi Wijaya dari bagian technical service
AHM. Praktiknya di Honda Scoopy. Begini langkahnya.

Kala kondisi mesin dingin, putar pilot air screw (PAS) sampai mentok searah jarum jam (gbr.1). Tapi
jangan dikencangin ya karena akan merusak dudukan sekrup udara. “Jika sudah buka lagi putaran PAS
berlawanan arah jarum jam sebanyak 1 ½ atau 2 putaran. Itu hanya buat ngidupin mesin,” terang
Hariyadi.

Baru deh setelah itu hidupkan mesin sampai mencapai suhu kerja ideal kurang lebih selama 10 menit.
Oh iya, kata pria murah senyum ini, sebaiknya saat melakukan penyetelan PAS, dibantu dengan alat
pengukur putaran mesin atau takometer. “Tapi buat yang feeling-nya peka atau sudah terbiasa nyetting
motor sih, gak masalah kalau gak pake alat tersebut,” tukasnya.

Nah, jika mesin sudah mencapai suhu kerja, atur stasioner mesin lewat lubang di boks bagasi (gbr.2)
hingga mencapai putaran 1.700 rpm. “Selanjutnya putar PAS berlawanan arah atau searah jarum jam
untuk mencari putaran mesin tertinggi. Kalau diputar menutup (searah jarum jam) putaran mesinnya
malah turun, jangan diterusin. Tapi justru diputar ke arah sebaliknya sambil perhatikan atau rasakan
perubahan putaran mesinnya,” jelas Hariyadi.
Kalau sudah didapat putaran mesin tertinggi, berhenti memutar PAS. Lalu diteruskan dengan
memblayer gas sebanyak 2 sampai 3 kali sambil merasakan ada keanehan atau tidak. “Misalnya
putaran mesin mbrebet atau dari knalpot ada suara nembak waktu gas ditutup atau tidak. Jika tidak ada,
berarti penyetelan PAS sudah cukup,” bilangnya.

Sebaliknya bila mesin terasa mbrebet, berarti debit udaranya masih kurang. Sehingga PAS perlu dibuka
sedikit lagi. “Sementara kalau knalpot ada suara nembak, tandanya debit udara terlalu banyak. PAS-nya
perlu ditutup sedikit,” ucap Hariyadi. Langkah terakhir jika sudah didapat peyetelan PAS yang idel,
setel kembali stasionernya di putaran 1.700 ± 100 rpm.

Mudah kan? (motorplus.otomotifnet.com)

Tips Performance Honda CS1

Pasang Karburator PE28 di Honda CS1, Biar Makin Responsif!


Tangerang - Meski sebagian motormania menganggap Honda CS1
bentuknya ‘rada ajaib’, sebagian lagi justru mengacungkan jempolnya.
Baik dari segi desain maupun performa. Tak heran bila motor
crossover andalan pabrikan berlambang sayap mengepak tersebut tetap
laku di pasaran.

“Performa standarnya lumayan mantap dibanding motor sekelas.


Malah kalau tenaga dapur pacunya ingin ditingkatkan lagi, mudah
saja,” bilang Tri, mekanik Ultraspeed di kawasan Jl. Cipto
Mangunkusumo (Jl. H. Mencong), Ciledug, Tangerang, Banten. Antara
lain mengganti saluran gas buang dengan jenis freeflow, lalu
dikombinasi dengan menukar karburator pakai tipe skep langsung.

Soalnya pengabut bahan bakar bawaan CS1 mengusung jenis vakum.


Karburator jenis ini bukaan throttle berdasarkan tingkat kevakuman di
ruang bakar.

Sehingga dari segi respon buka-bukaan tenaganya dianggap kurang begitu cepat. Berbeda dengan tipe
skep langsung (velocity monoblock/VM) yang bukaan throttle-nya langsung ditarik kabel gas.

Tapi tentu semua itu tergantung settingan karburatornya juga. Bila tepat, dijamin akselerasi motor bakal
lebih responsif.

Oh iya, dengan dua kombinasi ini (knalpot dan karbu PE28) saja, sudah cukup membuat lari CS1 ente
makin ngacir. Apalagi bila ditambah dengan CDI yang kurva pengapiannya lebih advance plus tanpa
limiter atau limiter-nya lebih tinggi dari standar.

Pilihan karburator VM yang banderolnya cukup bersahabat di


kantong dan mudah dalam hal penyettingan-nya yaitu Keihin
PE28. Karbu ini bisa dibilang karbu sejuta umat. Banderolnya
sekitar Rp 550 – 600 ribuan.

Pemasangantak perlu merubah intake


“Karbu ini spuyernya mudah dicari. Nyetting-nya juga enggak susah,” bilang Suar, mekanik Bintang
Racing Team (BRT) di Cibinong, Jabar.

Cara mengaplikasikannya ke CS1 pun terbilang mudah. “Bisa plug and play. Karena diameter luar
venturi yang ke intake manifold tak jauh beda dengan karbu bawaan CS1,” terang Suar yang mengaku
sudah beberapa kali menerapkan karbu tersebut ke CS1.

Tapi memang panjang mulut venturi karbu yang ke intake


hingga ke boot filter karburator lebih pendek beberapa mm
dari karbu standar.

“Tidak masalah kok. Boot-nya masih bisa ditarik atau


disambung dengan potongan boot lain,” timpal Tri.

Paling hanya perlu menyesuaikan kabel gas yang nanti akan


dipasang di skep PE28. “Itu juga gak susah. Caranya, ujung
kabel gas standar cukup dikecilin secukupnya pakai kikir. Atau
Ujung kabel dikecilin biar bisa masuk ke skep PE28 bisa juga dipotong dulu, lalu dibentuk ulang pakai timah,”
tambah Tri.

Sementara untuk settingan spuyernya, baik Tri maupun Suar sepakat menggunakan kombinasi 40/112
(pilot jet/main jet) buat mesin standar.

“Tergantung kondisi mesinnya juga serta ubahan yang dilakukan. Terutama pemakaian knalpot
freeflow. Biasanya untuk pilot jet range-nya 40 – 42. Sementara main jet antara 110 – 115,” beber
keduanya. (motorplus.otomotifnet.com)

Tips Performance Honda CS1

Pilihan Spuyer Aftermarket Honda CS1


Jakarta - Pada karburator terdapat beberapa komponen
pendukung agar tarikan besutan dari bawah sampai atas tetap
terjaga. Yaitu spuyer atau sering dibilang pilot dan main jet
(gbr.1).

Nah, fungsi keduanya mengatur pasokan bahan bakar dan udara


ke ruang bakar. Karbu standar Honda CS1 tipe vakum,
berdiameter venturi 28 mm dengan ukuran standar pilot jet 35
dan main jet 108.

“Karbu ini punya karakter smooth, tarikan agak kurang


responsif. Karena berbeda dengan karbu konvensional (skep),”
sahut Johny Holle dari Jhony Holle Motor (JHM) di Daan
Mogot, Jakbar.

Dalam mengaplikasikan spuyer bisa pakai produk aftermarket


atau dari tunggangan lain. Di pasaran terdapat merek Kitaco,
Extreme, TDR, AHRS dan masih banyak lagi (gbr.2). Lalu, harganya masih terjangkau, mulai Rp 20–
45 ribuan.

Sedangkan pemasangannya juga gak terlalu sulit, dengan cara membuka bodi, lalu kendurkan filter,
tarik keluar karbu tersebut dan lepas peranti pendukung (spuyer) pada karbu tersebut.

Karena spuyer CS1 masih jarang yang jual, jadi masih bisa andalkan spuyer motor lain. “Bisa pakai
aftermarket atau copotan punya Honda Karisma, Supra atau Yamaha Mio (gbr.3). Bentuk alur atau
dratnya masih sama,” ujar pria kerap disapa Om Jhon ini.

Untuk tunggangan yang sudah ganti knalpot racing, bisa dilakukan dengan cara menyetel ulang setelan
udara atau menaikkan pilot jet 2 step. Dan buat open filter, harus menaikkan satu step pada pilot jet
menjadi 36 dari aslinya dan main jet standar.

Nah, jika kapasitas mesin Anda sudah dibore-up, kudu diganti pilot jet atau main jet tersebut. Karena
itu, kompresi di ruang bakar membutuhkan pasokan bensin yang lebih banyak atau bisa juga
mengaplikasi venturi karbu lebih besar.

“Kalo masih pengen pakai karbu standar, bisa dinaikkan sampai 5 step dan buat yang karbu besar
tergantung permintaan mesin. Dan banyak pengguna yang pake merek TDR dan Kitaco (gbr.4), selain
dari segi harga, kualitas juga bagus,” tutup Om Jhon, mantan mekanik Honda itu.
(motorplus.otomotifnet.com)
Table Harga :
Merek Pilot Jet Main Jet
TDR Rp 23.100 Rp 27.700
Kitaco Rp 21.200 Rp 20.000
AHRS Rp 19.600 Rp 17.300
Extreme Rp 45.000
Daytona Rp 45.000
Jhony Holle Motor : 0812-9599656

Tips Performance Motor

Karburator Keihin PE 28
Masih Kurang? Pilih Yang
Sudah Custom Aja!
Jakarta - Umumnya pada motor yang dapur
pacunya dibore-up ‘gila-gilaan’ butuh pasokan
campuran gas yang lebih banyak. Apalagi bila
saluran masuk serta diameter klep ikut
diperbesar.
Nah, mencukupi kebutuhan itu, biasanya mekanik menganjurkan agar ganti karburator yang diameter
venturinya besar guna mendapatkan hasil lebih maksimal. Mulai ukuran 28 mm ke atas.

Kalau untuk ukuran 28 mm aja sih masih ada pilihan murah meriah dan merakyat, yaitu Keihin PE28.
Banderolnya sekitar Rp 500 - 550 ribuan.

Tapi di atas diameter segitu, mesti lirik tipe atau merek lain kayak Mikuni TM 32 atau 34, PWK dan
sebagainya yang harganya tidak murah. Untuk TM Sudco saja barunya sekitar Rp 2 jutaan,
wekwekwek..!

“Bisa saja sih pakai PE28, trus di-reamer lagi jadi lebih gede. Tapi biasanya yang direamer sendiri
untuk nyetting-nya kadang suka agak susah. Sehingga hasilnya jadi kurang maksimal,” aku Said, bos
MJ Motor di kawasan Jl. Sultan Iskandarmuda, Arteri Pondok Indah, Jaksel. Makanya Said dulu coba
beralih menggunakan merek Koso yang harganya cukup bersahabat.

Tapi belakangan ia nemu karbutor spesial dengan harga tidak menguras isi dompet tapi hasil boleh
bejaban dengan karburator mahal. Yakni Keihin PE28 hasil custom dari negeri Gajah Putih, Thailand.
“PE28-nya sudah di-reamer venturinya jadi lebih besar. Tapi bukan reamer-an sini (dalam negeri),
melainkan dari Thailand pakai mesin bubut CNC,” beber Said.

Menurut pria yang bengkelnya jadi basis pembesut motor India merek Bajaj ini, hasil reamer-an karbu
PE28 custom tersebut lebih presisi. Sehingga untuk nyetting-nya sangat mudah. “Harganya juga tidak
terlampau mahal. Untuk yang venturi 32 mm saja gue jual sekitar Rp 950 ribu,” bilangnya.

Dari beberapa kali menerapkan PE28 custom tersebut di motor konsumennya, pemilik motor kata Said
mengaku puas dengan hasil yang dicapai. Selain baderolnya tidak begitu mahal, jeroan karbutor ini
paling mudah ditemui di pasaran.

Masih kata Said, selain diameter venturi yang diperbesar, ukuran spuyernya juga sudah gede. “Dalam
paket venturi 32 mm, ukuran main jet-nya 152 dengan pilot jet 42. Sementara diameter skep sama,
namun ada bagian skep yang disesuaikan dengan pembesaran venturinya itu,” terang Said yang sudah
menerapkannya di beberapa Pulsar bore-up.

Oh iya, tapi jangan heran ya kalau mendapati pada beberapa bagian badan karburator terdapat semacam
tambalan berwarna krem. “Itu memang begitu untuk memperkuat badan karburator yang di-reamer jadi
lebih tipis,” jelas Nancy dari Mulia Motor Sport (MMS) di Jl. Hos Cokroaminoto, Kreo Batas, Ciledug,
Tangrang yang juga menjual PE28 Custom dari Thailand ini.

Selain venturi 32 mm, Nancy bilang ada juga tersedia yang 30 mm dan 34 mm. “Untuk yang 30 mm
kami lego Rp 800 ribu. Sementara yang 32 mm dan 34 mm Rp 1 juta,” tukasnya.

Tertarik sahabat motor bore-up gede? (motorplus.otomotifnet.com)

MJ Motor : 021-7238033
MMS : 021-73457473

Sistem Pengapian AC di Motor


Gosip vs Fakta Sistem Pengapian AC Bisa Lebih Kuat di
Putaran Atas?

Out put tegangan CDI AC di putar 10.000 rpm (kiri). Grafik osciloskop pada CDI AC memperlihatkan noise yang tinggi (kanan)
Jakarta - Seperti diketahui bahwa sistem pengapian Yamaha Scorpio atau Honda Tiger jenis AC
(alternating current). Baik generasi pertama hingga versi terbaru (New Scorpio Z atau Tiger
Revolution). Pada sistem ini suplai setrum ke CDI langsung mengandalkan arus dari sepul pengapian.

Nah, hingga saat ini banyak yang berpendapat kalo sistem pengapian AC punya keunggulan mampu
menyuplai tegangan lebih tinggi di putaran atas. Sehingga percikan api di busi jadi makin kuat
dibanding jenis DC (direct current). Benar kah?

“Perlu diketahui, bahwa besar kecilnya percikan api di busi tergantung kemampuan koil
melipatgandakan tegangan (voltase) yang keluar dari CDI. Semakin besar voltase yang disuplai oleh
CDI ke koil, maka output dari koil ke busi akan makin besar pula,” bilang Tomy Huang, bos PT
Trimentari Niaga (TN) selaku produsen CDI merek BRT yang bermarkas di Cibinong, Jabar.

Baru-baru ini OTOMOTIF coba melakukan eksperimen mengukur tegangan yang dihasilkan CDI jenis
AC untuk Scorpio Z pakai alat uji khusus milik PT TN. Tapi CDI yang digunakan untuk bahan
praktiknya masih dalam bentuk rangkaian PCB yang belum di-packing pada covernya.

Out put tegangan CDI DC di putaran 10.000 rpm (kiri). Grafik osciloskop pada CDI DC cenderung datar. Menandakan noise yang rendah (kanan)
Pada putaran rendah (1.500 rpm), tercatat tegangan yang dihasilkan oleh CDI AC Scorpio Z itu
mencapai nilai 172,0 Volt. Namun begitu putaran mesin dinaikkan di 5.000 rpm, tegangan dari CDI
turun jadi 139,9 Volt. Lalu putaran mesin kembali dinaikkan lebih tinggi lagi sampai 10.000 rpm.
Ternyata tegangan yang keluar dari CDI hanya mencapai 81,1 Volt.

“Pada sistem pengapian AC, di putaran rendah tegangan yang keluar dari CDI memang tinggi. Tapi
arusnya kecil. Sebaliknya di putaran tinggi, tegangannya akan mengecil. Sedang arusnya yang
membesar,” terang Tommy.

Oke, itu tadi kan pakai CDI AC-nya Scorpio Z. Nah, pembuktian berikutnya kami coba menguji CDI
jenis DC untuk Scorpio Z juga. Kebetulan BRT mengeluarkan otak pengapian DC untuk motor sport
Garputala berkapasitas 225 cc ini. Tipe yang kami ambil Neo Hyperband seharga Rp 410 ribu.

“Kalau pakai CDI ini tinggal pasang saja. Tidak perlu mengubah sistem kelistrikan. Hanya perlu
mengambil setrum DC (dari aki) di kabel warna cokelat pada flasher sein. Ada kabel tambahan di CDI
yang nantinya dihubungkan ke kabel cokelat flasher itu,” tukas Heri dari bagian technical service TN.

Hasilnya, di putaran stasioner (1.500 rpm) tercatat tegangan yang keluar dari CDI DC tersebut sudah
mencapai 241,6 Volt. Sedang waktu putaran mesin dinaikkan di 5.000 rpm. Tegangan turun jadi 207,4
Volt. Tidak terlalu drop dibanding CDI AC yang turunnya sampai 139,9 Volt.

Lalu saat putaran mesin dinaikkan lagi jadi 10.000 rpm, voltasenya hanya turun jadi 176,0 Volt. “Pada
sistem pengapian DC, di putaran rendah tegangan yang keluar besar dan arusnya kecil. Sedang pada
putaran tinggi arusnya juga makin besar kayak CDI AC. Tegangannya juga ikut turun, tapi gak
sebanyak tipe AC. Efek yang akan didapat, percikan api di busi tetap baik dan stabil. Sehingga dari segi
performa dan konsumsi BBM akan lebih baik,” jelas Tomy.

Masih kata pria ramah ini, efek itu akan lebih terasa pada motor bersistem pengapian AC yang jam
terbangnya sudah tinggi. “Karena sepul pengapian ada umurnya. Makin lama kinerjanya akan makin
menurun. Sehingga kemampuan mengasilkan tegangan juga ikut menurun. Dampaknya, performa
mesin dan konsumsi BBM jadi makin boros. Itulah kenapa kebanyakan motor-motor sekarang sistem
pengapiannya pakai jenis DC. Karena sistem ini lebih stabil. Tentunya tergantung kondisi akinya juga,”
tutupnya. (motorplus.otomotifnet.com)

Tips Kelistrikan Honda CS1

Pasang Bohlam LED di CS1, Terang Benderang Tapi Hemat


Jakarta - Beragam bohlam LED (Light Emitting Diode)
tersedia di pasaran. Mulai yang berkaki satu, dua atau model
tancap. Baik yang single LED, multi LED atau jenis Luxeon
LED. Lantaran desain dan bentuknya yang universal, Honda
CS1 kesayangan pun bisa dipasangi peranti ini.

Kelebihannya cukup banyak. Teknologi pijar listrik dari


komponen dioda yang menghasilkan cahaya terang benderang
ini, sangat minim listrik. Artinya, daya yang terpakai sangat
kecil bila dibandingkan bohlam berelemen pijar biasa
(wolfram).

Sebagai perbandingan saja, bohlam lampu rem berkaki dua Honda CS1 yang menjadi standar pabrik,
punya daya 21/5 watt. Artinya saat lampu senja hidup, bohlam memerlukan energi 5 watt yang
mengambil setrum dari aki dan saat tuas rem ditekan akan menyalakan wolfram satunya lagi yang 21
watt.
Artinya, bila kedua kawat pijar menyala, daya sebesar 26 watt (21 + 18 watt) akan tersedot dari aki
yang bisa mereduksi kapasitas aki dalam waktu cepat. “Dengan bohlam LED, hal ini tidak terjadi
karena sebuah dioda hanya butuh sekitar 0,25 watt,” jelas Temmy dari Tem’s Motor, agen bohlam LED
merek Nine.
Bila lampu rem memakai bohlam multi LED berkaki dua mengusung 9 buah LED (gbr.1), aki cukup
mensuplai daya sebesar 2,25 watt saja untuk hasil cahaya 3-4 kali lebih terang dari bohlam biasa.
Berarti saat lampu senja dan lampu rem menyala bareng, hanya butuh daya tak lebih dari 8 watt.

Kapasitas aki pun tak melorot tajam meski banyak melakukan


pengereman. Trik ini untuk motor yang butuh listrik dalam
jumlah besar, semisal memakai lampu utama HID yang
menyedot listrik 35-55 watt atau CS1 yang sudah mengusung
peranti audio.

“Cara pemasangannya pun sangat mudah layaknya mengganti


bohlam biasa,” jelas Temmy lagi. Bohlam LED yang dijual
mulai dari Rp 25 ribu hingga Rp 45 ribu ini, cukup melalui
proses sederhana seperti membuka lampu rem belakang (gbr.2)
dan melepas bohlam standar pabrik (gbr.3).

“Sekadar tips, jangan sampai salah beli lampu LED milik mobil karena besaran ampere-nya berbeda
yang membuat cahaya justru meredup,” terang Temmy yang bermarkas di Kebon Jeruk III, Jakbar ini.

Bohlam LED untuk mobil didesain menerima setrum aki berarus 45-60 ampere, sementara LED motor
hanya butuh arus setrum aki sebesar 3,5-7 ampere. (motor.otomotifnet.com)

Tem’s Motor: 021-6251399

Tips Kelistikan Sepeda Motor

Magnetic Interfrence Noise, Bikin Sistem Digital Ngaco


Jakarta - Pernah mengalami siaran TV atau
radio di rumah Anda tiba-tiba terganggu ketika
ada motor lewat? Atau mengalami kinerja
komponen sistem digital di motor kesayangan
ngaco, seperti takometer atau indikator digital
dan sebagainya?

Kalau iya, bisa dipastikan motor yang lewat


tersebut atau motor kesayangan Anda itu
memancarkan magnetic interfrence noice
(MIN). Apa itu MIN? Menurut Tomy Huang,
bos PT Trimentari Niaga (TN), MIN itu
semacam radiasi dari gelombang
elektromagnetik yang umumnya dipancarkan dari sistem pengapian.

“Kebanyakan pada motor bersistem pengapian AC punya MIN yang lumayan tinggi dibanding motor
DC. Kalau didekatkan pada perangkat elektronik kayak TV atau radio, pasti akan timbul suara noise
pada perangkat tersebut,” bilangnya. Lantas seperti apa pengaruh buruk dari MIN tersebut?

“Lama-kelamaan akan merusak sistem digital sebuah perangkat yang didekatnya,” terang Tomy.
Misalnya kayak spidometer digital, indikator bensin digital atau perangkat lain yang mengusung sistem
digital termasuk CDI. Walah?

Namun bukan berarti motor dengan sistem pengapian DC lebih aman dari MIN lo. Karena ada
beberapa hal yang bisa membuat motor bersistem pengapian DC menimbulkan MIN tinggi. Pemakaian
busi dengan resistan rendah atau malah tanpa resistan pada kendaraan bermotor yang seharusnya pakai
busi beresistan, juga bisa memicu MIN tinggi.

“Umumnya terdapat pada busi-busi palsu atau busi Cina yang banyak terdapat di Indonesia,” bilang
Toshikazu Shimizu, Group Leader Engine Control Component Eng.Dept Denso Corporation saat
motorplus.otomotifnet.com berkunjung ke pabriknya di Daian, Jepang beberapa waktu lalu.

Jadi jangan kaget bila ente mengaplikasi busi abal-abal, lalu tiba-tiba perangkat digital kayak
spidometer dan sebagainya bermasalah. “Bukan cuma busi, pemakaian kabel busi yang cop-nya punya
resistan rendah atau malah tidak ada sama sekali juga bisa menimbulkan MIN tinggi. Selain itu, koil
yang menghasilkan listrik tinggi juga bisa menyebabkan efek yang sama,” tukas Tomy.

Masih kata ayah dua anak ini, output koil lazimnya dirancang maksimum sekitar 35.000 volt. “Lebih
dari itu banyak resikonya. Noise, radiasi dan mudah terbakar karena percikan terlalu besar. Kalau
sampai ada kebocoran pada kabel busi, akan menjalar hingga ke bodi. Makanya dianjurkan tetap
menggunakan koil standar,” wanti Tomy.

Selain itu, lanjut Tomy, cop busi juga sebaiknya tetap pakai bawaan motor. Karena di dalamnya sudah
diberi resistan yang berfungsi meredam MIN.

“Sebab MIN ini juga bisa mengacaukan timing pengapian pada CDI. Sehingga membuat performa
mesin jadi kurang maksimal,” terang pria yang jago soal elektronik ini lagi. Selain itu pada motor yang
mengusung sensor-sensor, akan membuat sensor ngebaca-nya jadi kurang akurat.

Motor

Ganti Koil Aftermarket? Jangan Lupa Setting Ulang Karbu


OTOMOTIFNET - Meningkatkan kinerja sistem pengapian memang bisa turut mendongkrak
performa dapur pacu. Tapi ada kalanya ini akan berhasil diterapkan bila komponen yang dipilih punya
peran yang cukup fital dalam menciptakan pengapian sempurna di ruang bakar.

Atau bila kompen tersebut dikombinasi dengan peranti lain yang bisa saling match. Misal antara CDI
dengan koil, busi dan sebagainya. Lantas bagaimana hasilnya bila hanya menerapkan satu komponen
saja? Apakah akan lebih baik dari koil standar atau tidak?
Protec Ultimate. Hasil akan lebih bila Andrion MCM 2A. Menganut RFC system
dibarengi dengan menyetel ulang yang dapat menghasilkan percikan api
karburator sangat cepat.
Oke, untuk mencari tau, kita akan coba di Kawasaki Ninja 150 RR. Peranti pengapian yang kita pilih
adalah koil. Karena komponen ini berfungsi melipatgandakan arus dari CDI ke busi. Sehingga
asumsinya akan membuat pembakaran jadi lebih hebat lagi.

Produk yang dipilih tidak banyak. Yakni hanya dua merek yang kerap diaplikasi motormania, Andrion
tipe CMC 2A seharga Rp 190 dan Protec Ultimate berbanderol Rp 180 ribu. Dari hasil uji out put
menggunakan alat khusus, kedua produk tersebut mampu menghasilkan percikan yang lebih besar dan
kuat dibanding merek lain atau standar bawaan motor.

Nah, dari pada penasaran yuk kita buktikan saja lewat uji dyno. Alat dyno-nya pakai Dynojet Model
250i buatan Amerika milik Sportisi Motorsport di daerah Rawamangun, Jaktim.

Sebagai bahan perbandingan, mula-mula diukur performa standar Ninja 150RR yang sudah menempuh
jarak 21.000 km. Pastinya koil yang digunakan masih bawaan motor alias standar pabrik. Hasil yang
didapat, power maksimum terncatat 26,14 dk di putaran 10.100 rpm. Sedang torsi puncak tembus 20,28
Nm di 8.900 rpm.
Kemudian komponen pelipatganda arus dari CDI standar
diganti dengan merek Andrion tipe CMC 2A. Produk ini
diklaim produsennya menggunakan RFC system yang dapat
menghasilkan percikan api sangat cepat dan mengarahkan
energi api di dalam gulungan koil agar selalu menghasilkan
energi api yang lebih maksimal.

Hasil pengukuran dyno-nya tanpa mengubah settingan apapun


di mesin alias langsung colok, max power yang berhasil diraih
hanya 25,6 dk (turun 0,54 dk) di 10.500 rpm. Sementara
torsinya juga ikut turun jadi 19,92 Nm di 8.500 rpm.
Komponen pelipatganda setrum dari CDI
milik YZ 125, juga kerap jadi pilihan
Begitu pula yang terjadi saat menggunakan koil Protec
Ultimate. Tenaga puncak hanya bisa mencapai 25,52 dk pada putaran 10.000 rpm. Sedang torsi
maksimum turun jadi 20,07 Nm (turun 0,21 Nm) di 8.400 rpm.

Pasti Anda akan bertanya-tanya kenapa bisa begitu? Menurut Agus, mekanik SM yang bertindak
sebagai operator dyno, kemungkinan besar percikan yang terlalu gede mesti diimbangi menyetel ulang
karburator. “Karena logikanya, makin besar api yang dihasilkan, maka bila pasokan campuran gasnya
masih standar akan membuat pembakaran jadi terlalu kering. Makanya tenaganya malah turun,” terang
Agus.

Makanya, kebanyakan pengaplikasian komponen ini diterapkan pada motor yang mesinnya sudah di-
upgrade. Yang kemampuan menyembur campuran gas ke ruang bakar sudah ditingkatkan.

Tips Performance Yamaha Mio

Ganti Gigi Starter Yamaha Mio, Badak Untuk Mesin Bore-Up


Jakarta - Yamaha Mio memang terkenal skutik serba bisa. Dapur pacunya bisa dibore-up gede. Tidak
seperti skutik lain yang punya batasan bore-up maksimum yang lebih kecil. Mio bisa sampai 350 cc lo.

Sayangnya bila menerapkan volume ruang bakar gede, ada konsekuensi yang harus dihadapi. Sebab
umumnya pembesaran kapasitas berdampak tekanan kompresi ikut tinggi. Sehingga butuh motor starter
yang kuat memutar kruk as bila masih tetap mau memfungsikan starter elektrik.

Itu pun masih ada risikonya lagi. “Banyak kasus pada Mio bore-up yang masih pakai starter elektrik,
gigi starternya (idle gear) pada rontok (gbr.1),” bilang Benny Rahmawan dari bagian R&D PT
Mitra2000 di kawasan Lodan Center, Ancol, Jakut sambil menunjukkan komponen dimaksud dari Mio
bore-up drag bike milik Mitra2000.
“Beberapa kali kasus yang sama juga pernah terjadi di Mio konsumen kami yang mesinnya juga
dibore-up 200–250 cc. Malah sampai 3 kali ganti idle gear,” timpal Juffry, kru Mitra2000. Sepertinya,
lanjut Benny dan Juffry, gigi starter bawaan motor kekuatannya dirancang buat mesin standar atau
minimal yang naik cc-nya gak banyak.

Nah, lantaran sering mendapati kejadian seperti itu, Mitra2000 akhinya coba mengembangkan idle gear
yang lebih kuat (gbr.2) untuk mesin-mesin bore-up gede. Dilabel merek TDR dengan banderol Rp 175
ribu. “Saat ini sudah dipasarkan. Bisa didapat di oulet-outlet TDR di mana saja,” promosi Benny.

Jadi, buat Anda yang Mio-nya sudah dibore-up di atas 150 cc dan enggak mau mengalami gigi starter
rontok, boleh jajal produk TDR tersebut. Bentuknya dijamin sama persis dengan bawaan motor.
Sehingga untuk bongkar pasangnya sama kayak idle gear bawaan pabrik.

Yakni mula-mula tanggal cover CVT. Namun sebelumnya tanggalkan dulu cover bodi di bagian
samping kiri dek serta foot step sebelah kiri . “Peralatan yang dibutuhkan antara lain kunci T-8 mm, T-
12 mm dan obeng kembang,” tukas Cece Hermawan, mekanik bengkel Mitra2000.

Setelah cover CVT lepas, selanjutnya copot puli primer. Bila sulit mengerjakan sendiri, bisa minta
bantuan bengkel yang punya peralatan lengkap. Karena untuk mencopot mur pengancing puli itu, harus
pakai tracker buat menahan putaran puli atau bisa langsung pakai impact drill (gbr.3).

Kelar puli ditanggalkan, baru deh gigi starternya bisa dibongkar. Yakni dengan melepas kedua baut
pengancing pelat penahannya pakai kunci T-8 mm lebih dulu (gbr.4). Lalu setelah itu tarik gigi starter
keluar dan pasang lagi pakai idle gear pengganti yang sudah disediakan. (motorplus.otomotifnet.com)

Tips Bajaj Pulsar


Nih, Problem dan Solusi Bajaj Pulsar
Jakarta - Setiap tunggangan, tentu akan memiliki ‘romantika kehidupannya' sendiri-sendiri. Karena
sudah dipakai beberapa lama, tentu akan ada komponen yang akan aus. Namun, tak saja aus, beberapa
bagian pun terkadang dirasakan kurang sempurna ketika sudah digunakan oleh pemiliknya.

Bajaj Pulsar misalnya, tentu perawatan dan perbaikan pasti akan dilakukan, seperti pengguna motor
pada umumnya. Beberapa hal tentunya kerap muncul, tetapi tiap mekanik yang menanganinya mesti
jeli mencari solusi, agar tunggangan ini tetap bisa digunakan dan berfungsi seperti semula.

"Ada beberapa hal perlu dilakukan, pada Bajaj ini," terang Juki dari Joery Motor di kawasan Jl.
Panjang, Jakbar. Mulai dari hal-hal cukup ringan hingga tergolong berat bisa dilakukan dan dicarikan
solusinya.

Seperti pada lampu belakang. Lampu belakang dengan LED ini kerap terlihat ‘ompong' alias putus
tidak menyala. "Ini gara-gara kemasukan air sehingga membasahi komponen di dalamnya," ujar Juki.

Solusinya, tinggal menutup sekat di bagian belakang saja menggunakan lakban (gbr.1). Tetapi, jika
sudah telanjur putus, perlu ganti baru, karena komponen penggantinya merupakan lampu satu set.

Begitu pun lampu depan, reflektornya perlu perhatian ketika sudah menginjak umur di atas 8 bulan.
Terutama ketika tunggangan sering digunakan malam hari (gbr.2).

"Reflektornya meleleh, ini pun perlu diganti baru untuk mengatasinya," tutur lelaki bertubuh gempal
itu. Pada mesin ada beberapa bagian juga bisa dibenahi.

"Penonjok pada tensioner rantai noken as sering kendur," jelas Juki. Dia pun mengatasi dengan
mengganti per di dalamnya lantas diganjal lagi menggunakan baut dan mur penyetel.

"Jadi kalau terdengar bunyi kasar karena sudah kendur, bisa disetel lebih kencang (gbr.3) ," ungkapnya.
Ini juga dipakai untuk mengatasi rantai noken as yang mudah kendur.

Lalu masih berhubungan dengan camshaft, yaitu roller rocker arm-nya. "Bearing pada roller rocker arm
ini patah pada bagian dalam asnya (gbr.4)," ungkap Juki seraya menunjukkan bagian yang terlihat
patah. Untuk itu ia mengatasi dengan mengganti bearing tersebut dengan washer shim.

Pada rumah kopling pun dibenahi agar lebih baik lagi. Bagian tersebut diberi lubang agar pelumas bisa
membasahi kopling yang memang sistem wet sump alias terendam oli (gbr.5). "Kampas kopling hangus
karena kurang pelumasan," ujar Indra, sebut saja begitu, salah satu pengguna Bajaj Pulsar 200.

Di bagian penyalur daya ini, ada juga masalah yang kerap terjadi. "Biasanya setelah di atas 8 bulan,
ditemukan kasus seperti ini," ungkap Juki sembari menunjukkan selektor pemindah gigi yang aus
(gbr.6). Jika komponen ini rusak atau aus, maka persneling pun tidak bisa dipindahkan. Tentu ini perlu
diganti baru.

Rantai pun begitu, "Tidak sampai putus, tetapi sering longgar alias kendur, tak perlu lama-lama dipakai
terus-menerus di atas 6 bulan perlu setel lagi roda belakangnya dimundurkan," ungkap lelaki yang
memiliki bengkel untuk komunitas Bajaj Pulsar itu. Mengatasinya ia mengganti rantai dengan produk
aftermarket.

Tetapi tak usah gusar, beberapa komponen tadi bisa diatasi masalahnya kok. Terpenting mekaniknya
cukup jeli mengatasi masalah-masalah tersebut. "Seperti kruk as yang tidak balans, bisa dibalans ulang,
sehingga tidak bergetar lagi," tutur lelaki yang kerap mengatasi kruk as Bajaj itu. "Ini berlaku untuk
segala jenis Bajaj," jelasnya. (motorplus.otomotifnet.com)

Joery Motor : 0857 10557887

Motor

Substitusi Kampas Rem Belakang Bajaj Pulsar 180


OTOMOTIFNET - Ganti komponen di motor, tentu hal yang lumrah. Tapi kalo keseringan gantinya,
itu boros namanya. Kayak dikeluhkan Dennis Federick, pengguna Bajaj Pulsar 180 ini. “Tau nih,
kampas rem belakangnya cepet banget habis,” bingung pria berbobot 80 kg ini.

Ho-ho-ho… gak usah bingung, Bro. Kampas rem cepat abis banyak banget penyebabnya. Bisa karena
emang umur pakai, rutinitas pemakaian rem yang sering, atau bisa juga karena materialnya yang terlalu
empuk, jadi cepat aus.

Gbr 1 Gbr 2

Gbr 3 Gbr 4
Tapi tenang, ada problem pasti ada solusi. Seperti dibilang Dennis, setelah ngobrol sama Zacki,
mekanik dari 3M Motor (3MM), disarankan pakai kampas Honda Vario. “Bahannya lebih tebal dari
milik Bajaj. Jadi lebih awet,” terangnya.

Emang sih, pria yang bengkelnya di Jl. H. Mencong. No.14, Ciledug, Tangerang ini bilang kalo harga
kampas Vario lebih mahal, yakni Rp 55 ribu. “Tapi soal kualitas kan yahud,” sambungnya sembari
bilang bahan kampasnya dari asbes, sedang milik Bajaj dari non-asbes (gbr.1).

Toh - masih menurut Zacki – memasangnya juga gampang, tanpa harus lepas ban. Mau bukti?
Hyukkk.. kita praktikkan. Tapi tentu siapkan dulu kampas rem Vario, lalu peralatan kerjanyanya; kunci
ring 14, 17, 22, kunci pas 10, kikir dan gerinda.

Lalu lepas dulu baut penahan rumah kampas yang posisinya ada si sebelah kanan, gunakan kunci ring
14. Kalau sudah, sekarang tinggal copot baut as roda dengan kunci 17 sebelah kiri dan kunci 22 di sisi
kanan, memutar berlawanan arah jarum jam.

Setelah itu tinggal kita keluarin as rodanya, tapi ingat jangan sampai keluar semua, usahakan cukup
setengah saja. Selanjutnya lepas teromol remnya dilanjutkan mencopot kampas rem yang lama. “Oh ya,
biar pas, dudukan kampas Vario tadi dikikis 0,1 mm pakai gerinda,” anjut Zacki (gbr.2).

Eh, tapi itu ancer-ancer-nya, ya. Kalo masih kurang, bisa diulang sampai pas (gbr.3). “Kalo sudah, coak
dikit bagian kanan dudukan kampas pakai kikir bulat (gbr.4), biar pas sama batang cam lubenya,” wanti
mekanik kreatif ini. Terus, pasang pernya dan jangan lupa dikaitkan lagi di posisi semula.

Terakhir, rakit lagi semua peranti yang sudah dilepas tadi dan pastikan bautnya mengikat kuat.

3M Motor: 021-98929284

You might also like