You are on page 1of 28

SIMULASISISTEMPemodelandanAnalisis

BAB 1. GAMBARAN UMUM SIMULASI

1. Manfaat dan Kelebihan Simulasi


a. Definisi Simulasi
Simulasi dapat didefinisikan sebagai pengimitasian proses dan
kejadian ril. Imitasi dalam rangka penelitian, penyelidikan ataupun
pengujian bersifat terbatas dan terfokus pada suatu aktivitas atau
operasi tertentu dengan maksud untuk mengetahui karakteristik,
keadaan dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan kehadiran dan
keberadaan dari aktivitas dan peristiwa dalam bentuk ril.
Imitasi pada simulasi tidak menghasilkan sistem atau objek
yang sama dan tidak bertujuan untuk menggandakan sistem atau
objek. Imitasi pada simulasi bertujuan untuk menghadirkan sistem
ril dalam bentuk maya melalui penggunaan tiruan dari komponen-
komponen dan strukturnya. (Gambar 1.1)

Kapal
Areal
Crane

Sistem imitasi

Sistem ril
Gambar 1.1. Imitasi sistem

Imitasi suatu keberadaan ril pada prinsipnya tidak bersifat


total menyeluruh melainkan terbatas untuk satu atau beberapa hal
tertentu. Sebagai contoh, imitasi suatu perhiasan terbatas hanya
untuk meniru warna dan kemilau dari logam emas, tidak termasuk
bentuk, bahan dan komposisi dari perhiasan asli yang terbuat dari
emas. Demikian juga kotak dengan label ‘kapal’ pada Gambar 1.1
di atas merupakan imitasi dari identitas komponen kapal ril dalam
hubungannya dengan komponen ril unit crane dan areal ril tempat
penumpukan kontener.

1
BAB1.GAMBARANUMUMSIMULASI


b. Tujuan Imitasi pada Simulasi


Menurut pendefinisian pada berbagai kamus, kata simulasi
diartikan sebagai cara mereproduksi kondisi dari suatu keberadaan
dengan menggunakan model dalam rangka studi pengenalan atau
pengujian atau pelatihan dan yang sejenis lainnya. Simulasi dalam
bentuk pengolahan data merupakan imitasi dari proses dan input
ril yang menghasilkan data output sebagai gambaran karakteristik
operasional dan keadaan pada sistem. Hubungan sistem ril dengan
sistem imitasi dalam simulasi disajikan pada Gambar 1.2.

Sistem ril Sistem imitasi


Peniruan
Input ril Input tiruan
Pemodelan
Operasi ril Operasi imitasi

Output Output

[Keadaan ril] [Tiruan keadaan]

Gambar 1.2. Sistem ril dan sistem imitasi

Imitasi dalam simulasi menghasilkan model representasi dari


suatu proses atau operasi dan keadaan ril. Model sebagai imitasi
disusun dalam bentuk yang sesuai menyajikan sistem ril atas hal-
hal tertentu yang perlu direpresentasikan dengan maksud untuk
menghadirkan tiruan dari kegiatan dan sistem ril. Sebagai contoh,
model sistem antrian sebagai imitasi dari sistem pelayanan disusun
untuk menggambarkan posisi dari pelanggan menunggu di depan
stasiun pelayanan.
Tujuan imitasi sistem ril dengan menghadirkan elemen dan
komponen tiruan adalah untuk peniruan fungsi dan hubungan ril
serta interaksi antar objek dan komponen ril pada sistem tiruan.
Komponen-komponen sistem tiruan hadir dalam bentuk fungsi dan
interaksi imitasi yang disajikan dalam bentuk rangkaian proses
dalam aktivitas dan operasi sistem yang disimulasi. Operasi tiruan
yang berlangsung dengan penggunaan data input tiruan diperlukan
untuk menghasilkan output sebagai gambaran dari hasil operasi
dan keadaan pada sistem yang disimulasi.

2
SIMULASISISTEMPemodelandanAnalisis


c. Simulasi Penyelesaian Persoalan


Pada penyelesaian suatu persoalan, simulasi sebagai imitasi
dari proses ril dalam bentuk pengolahan data input tiruan dapat
diterapkan untuk memperoleh data output sebagai hasil analisis
dan evaluasi. Proses pengolahan data dapat dirancang sedemikian
rupa dalam bentuk program komputer sebagai prosedur khusus
pengoperasian sistem sesuai dengan model analisis dan evaluasi
yang diperlukan pada penyelesaian persoalan.
Simulasi sistem dalam bentuk pengolahan data merupakan
cara penyelesaian persoalan yang efektip dalam menghadapi dua
masalah yaitu masalah tidak adanya metode yang sesuai dengan
persoalan, dan masalah ketidakcocokan metode yang ada untuk
memberikan solusi yang valid memuaskan.
Masalah tidak adanya metode yang sesuai dengan persoalan
pada umumnya berkaitan dengan bentuk persoalan yang unik dan
rumit, yang tidak dapat diselesaikan dengan menggunakan metode
dan model-model baku yang ada. Sebagai contoh adalah persoalan
sistem antrian yang unik seperti disajikan pada Gambar 1.3.
Masalah ketidakcocokan metode biasanya berkaitan dengan
bentuk persoalan yang tidak sesuai dengan prinsip, konsep dan
model penyelesaian yang mendasari pembentukan metode sehingga
penggunaan metode tidak dapat memberikan solusi yang valid dan
memuaskan. Sebagai contoh, optimasi laba dengan program linier
tidak dapat memberikan solusi yang memuaskan atas persoalan
yang tidak memenuhi linieritas hubungan antara jumlah produk
yang dihasilkan dengan jumlah sumber daya yang digunakan.
Masalah-masalah di atas dapat timbul karena penggunaan
metode penyelesaian persoalan pada prinsipnya dapat diterima jika
sesuai dengan bentuk dari persoalan yang dihadapi. Penggunaan
suatu metode untuk penyelesaian suatu persoalan dapat berlaku
jika sesuai dalam berbagai hal, antara lain fungsi tujuan, jumlah
faktor dan variabel, jenis dan ukuran data, persyaratan, batasan-
batasan dan asumsi-asumsi. Untuk memenuhi syarat penggunaan
metode, perumusan persoalan haruslah berpedoman pada model
persoalan dan syarat penggunaan model yang ditentukan.
Perumusan persoalan dengan penyesuaian terhadap metode
yang hendak digunakan biasanya terjadi atas kepentingan untuk
memperoleh solusi seadanya. Namun dengan upaya penyesuaian,
solusi yang diperoleh dapat menyimpang dari yang semestinya, di
samping dapat memunculkan persoalan baru jika penerapan solusi
yang diperoleh tidak dapat memberikan hasil yang diharapkan dan
bahkan menimbulkan masalah pada penanganan persoalan.

3
BAB1.GAMBARANUMUMSIMULASI


Model Sistem Antrian

Model Baku : M/M/1

Stasiun Pelayanan

Model Kompleks

Stasiun Pelayanan

Stasiun Pelayanan

Model Solusi Grafis

Model Grafis Linier Model Grafis non-Liner

Zmaks = z1 X1 + z2 X2

X2 X2

a X1 + b X2 d M

c X1 + d X2 d N

X1 X1

Gambar 1.3. Model kompleks dan model yang tidak sesuai

4
SIMULASISISTEMPemodelandanAnalisis


d. Simulasi untuk Persoalan Kompleks


Penggunaan suatu metode pada penyelesaian persoalan dapat
dihadapkan dengan masalah kemampuan metode yang terbatas.
Keterbatasan kemampuan metode pada dasarnya berkaitan dengan
penyederhanaan persoalan yang dijadikan sebagai latar belakang
penyusunan metode. Penyederhanaan persoalan yang relatip rumit
sering diperlukan untuk keberhasilan pemodelan, karena bentuk
model-model penyelesaian persoalan yang tidak disederhanakan
cenderung lebih rumit dengan jumlah faktor dan variabel yang
relatip besar, seperti disajikan pada Gambar 1.4.
Penyederhaaan persoalan dapat ditemukan pada model-model
optimasi di bidang riset operasi. Berbagai metode pada umumnya
menggunakan model-model simbolik dengan jumlah faktor yang
terbatas dan variabel-variabel utama yang berkaitan dengan pokok
persoalan tanpa mengintegrasikan semua faktor-faktor dan variabel
yang berhubungan dengan persoalan.
Model-model optimasi di bidang riset operasi umumnya relatip
khas dan terbatas dalam aspek tertentu, terutama dalam aspek
ongkos dan laba sebagai kriteria solusi. Optimasi misalnya terbatas
atas penggunaan sumber yang terbatas tanpa mempertimbangkan
berbagai faktor lingkungan yang ikut berperan menentukan hasil
yang diperoleh. Solusi optimasi untuk minimisasi ongkos misalnya
terbatas hanya untuk bahan baku dan sarana.
Penyederhanaan persoalan pada pemodelan akan membatasi
kemampuan metode dengan model-model yang digunakan. Dengan
kemampuan yang terbatas, penggunaan metode akan memberikan
solusi yang tidak akurat atas persoalan yang rumit dengan dimensi
yang melebihi kemampuan metode. Pada kasus tertentu, metode
yang ada bahkan tidak dapat diterapkan karena model-model yang
digunakan tidak mampu menerima berbagai jenis input dan tidak
sanggup menerima nilai-nilai yang berada di luar ketentuan.
Dalam menghadapi masalah kelemahan metode-metode yang
sederhana pada penyelesaian persoalan kompleks, simulasi dapat
diterapkan sebagai metode ataupun teknik pengolahan data yang
efektip memberikan solusi yang valid. Simulasi dapat digunakan
untuk menyelesaikan persoalan kompleks multi dimensi melalui
penggunaan model-model simbolik dan prosedur pengolahan data
yang dapat menyediakan data output sebagai bahan solusi yang
sesuai dengan persoalan. Simulasi dapat menyediakan data output
sebagai bahan penentuan solusi yang tepat sepanjang peniruan
sistem ril dapat dilakukan dan sistem tiruan dapat dioperasikan
dengan dukungan data input yang memadai.

5
BAB1.GAMBARANUMUMSIMULASI


Model Persediaan Sederhana

Waktu ancang-ancang Laju Permintaan

Stok harian
LT
Order
Safety
Stock

Pemesanan Periode Waktu

Model Sistem Persediaan Kompleks

Impor Reekspor

Pengolahan
Pasokan lokal

PERSEDIAAN Pasar
regional
Pembelian harian
Pelanggan
Sumber sendiri khusus
Pengolahan
Stok sampingan

Stok harian

Waktu

Gambar 1.4. Model sistem persediaan

6
SIMULASISISTEMPemodelandanAnalisis


e. Kelebihan Kemampuan Simulasi


Di berbagai bidang kegiatan dapat ditemukan berbagai bentuk
persoalan yang memerlukan pengamatan, penelitian dan percobaan
sebagai sumber bahan masukan pada penentuan solusi persoalan.
Namun pelaksanaan penelitian dan percobaan dapat dihadapkan
dengan berbagai kendala dan hambatan dalam berbagai hal antara
lain ongkos, waktu, resiko dan perlengkapan.
Kendala-kendala dan hambatan pada pelaksanaan penelitian
dan percobaan dapat dijelaskan sebagai berikut.
Ø Ongkos. Ongkos penelitian dengan percobaan skala ril relatip
sangat mahal dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh.
Sebagai contoh : Ongkos percobaan pada skala industri relatip
mahal dibandingkan dengan nilai penghematan yang diperoleh
Ø Waktu. Hasil dari penelitian dalam jangka waktu yang relatip
lama tidak berarti untuk memenuhi kebutuhan yang segera
Sebagai contoh : Hasil akhir penelitian yang diperoleh setelah
beberapa tahun tidak bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan
informasi yang diperlukan segera dalam jangka waktu dekat.
Ø Resiko. Pengembangan dan percobaan pengujian disain baru
yang berisiko besar dan berakibat fatal jika terjadi kegagalan.
Sebagai contoh : Pengujian rancangan pesawat udara beresiko
besar dan berakibat fatal jika terjadi kesalahan dan kegagalan
Ø Perlengkapan. Percobaan dan pengujian lapangan tidak layak
akibat tidak adanya perlengkapan pengujian yang diperlukan.
Sebagai contoh : Pengujian ketahanan disain suatu bangunan
terhadap gempa tidak dapat dijalankan akibat tidak adanya
perlengkapan pembuatan dan pembangkitan gempa tiruan
Simulasi dengan pengoperasian sistem tiruan dapat mengatasi
kendala-kendala dan hambatan penelitian dan percobaan. Dengan
pengoperasian sistem tiruan, ongkos simulasi relatip lebih murah
karena tidak menggunakan bahan-bahan dan peralatan ril seperti
yang digunakan pada percobaan penelitian dan pengujian lapangan
Pengoperasian sistem tiruan dalam ruang waktu maya juga sangat
singkat dibandingkan dengan jangka waktu yang diperlukan pada
penelitian dan percobaan nyata. Hasil penelitian dan percobaan ril
yang membutuhkan waktu dalam beberapa bulan misalnya dapat
diperoleh dalam bentuk hasil simulasi yang berlangsung singkat
dalam beberapa detik. Simulasi sistem juga tidak berisiko fatal dan
tidak menimbulkan kerugian karena kerusakan komponen maya
pada pengoperasian sistem dalam ruang maya tidak menimbulkan
kerugian dalam bentuk ril dan resiko kecelakaan yang fatal.

7
BAB1.GAMBARANUMUMSIMULASI


2. Konsep dan Prinsip Simulasi


a. Prinsip Dasar Simulasi
Pada sistem ril dalam dunia nyata, setiap komponen sistem
hadir dengan fungsi tertentu sesuai dengan bentuk hubungan dan
interaksi antar komponen yang tidak berubah-ubah dalam aktivitas
sistem yang berlangsung berkesinambungan dari waktu ke waktu.
Berdasarkan hubungan dan interaksi yang beraturan serta fungsi
komponen yang tidak berubah-ubah dalam aktivitas sistem ril yang
sama, kehadiran suatu komponen dalam aktivitas sistem adalah
khas dengan karakteristik tertentu. Sebagai contoh, fungsi mobil
bus pada suatu sistem transportasi adalah khas sebagai sarana
pengangkutan penumpang dari satu kota ke kota lainnya.
Dengan bentuk kehadiran dan fungsi komponen yang tidak
berubah-ubah dalam aktivitas yang serupa, imitasi komponen atas
suatu fungsi tertentu layak dilakukan pada pengoperasian sistem
tiruan tanpa perubahan ataupun penyimpangan. Sebagai contoh,
imitasi suatu mesin sebagai satu komponen dalam sistem produksi
dapat dihadirkan dengan fungsi yang tidak berubah-ubah sebagai
sarana produksi dengan batas kapasitas tertentu. Mesin dimaksud
adalah tetap sebagai komponen sarana produksi dengan kapasitas
efektip yang dapat diprediksi pada pengoperasian sistem. Kapasitas
mesin atas fungsi yang sama dapat berubah, tetapi fungsi mesin
adalah tetap dan tidak berubah sebagai sarana produksi.
Kehadiran komponen-komponen sistem dengan fungsi yang
tidak berubah-ubah merupakan dasar dari simulasi sistem dengan
pengoperasian sistem tiruan. Pengoperasian sistem tiruan dapat
berlangsung melalui imitasi fungsi komponen ril dalam bentuk nilai
dan persamaan pada proses pengolahan data input tiruan sesuai
dengan bentuk hubungan input-output dalam operasi ril. Sebagai
contoh, fungsi truk pada suatu sistem transportasi adalah untuk
memindahkan barang dari kota A ke kota B. Imitasi fungsi truk
tersebut dapat dinyatakan dengan jumlah barang yang diangkut.
Imitasi fungsi truk dalam n hari dengan kapasitas angkut rata-rata
m ton per hari misalnya dapat dinyatakan dengan jumlah barang
yang diangkut yaitu sebanyak Q = n.m ton.
Perumusan proses dan fungsi yang tidak berubah-ubah dalam
aktivitas sistem merupakan dasar penyusunan model simbolik dan
prosedur pengoperasian sistem tiruan. Penggunaan model-model
simbolik untuk berbagai proses atapun fungsi pada pengoperasian
sistem tiruan dalam simulasi berlaku valid selama bentuk sistem
dan susunan komponen serta bentuk dari hubungan dan interaksi
dalam aktivitas sistem tidak mengalami perubahan.

8
SIMULASISISTEMPemodelandanAnalisis


b. Konsep Simulasi
Simulasi sebagai proses pengolahan data dengan penggunaan
rangkaian model-model simbolik pada pengoperasian sistem tiruan
tidak mengharuskan dan tidak mengajukan penggunaan formula
atau fungsi-fungsi dan persamaan tertentu sebagai model simbolik
penyelesaian persoalan, tetapi sebaliknya simulasi yang terdiri dari
tahapan-tahapan dan langkah-langkah pengolahan data haruslah
dilengkapi dengan model-model simbolik yang sesuai memberikan
hasil pengoperasian sistem tiruan dalam bentuk data output yang
berguna untuk penyelesaian persoalan. Simulasi juga tidak terikat
dengan penggunaan model-model sistem acuan tetapi memerlukan
pemodelan untuk menghasilkan model sistem dan model operasi
sistem yang sesuai dengan tujuan penelitian atau penyelidikan.
Sesuai dengan bentuk simulasi yang terdiri dari tahapan dan
langkah-langkah pengolahan data, aplikasi simulasi untuk setiap
persoalan haruslah berdasarkan pemodelan untuk persoalan yang
perlu diselesaikan. Simulasi bersifat terbuka dan dapat digunakan
untuk penyelesaian berbagai bentuk persoalan sistem yang sesuai
di berbagai bidang, namun kegunaannya relatip tergantung pada
kelayakan serta manfaat dari hasil simulasi yang diperoleh pada
penyelesaian persoalan yang berlatar belakang sistem.
Penyusunan model-model pada simulasi merupakan bentuk
aplikasi dari teori, prinsip, dan pendekatan sistem. Model sistem
dan model-model simbolik dari fungsi atau proses serta prosedur
pengoperasian sistem tiruan haruslah disusun sebagai perangkat
lunak untuk penyelidikan dan analisis karakteristik sistem. Untuk
itu peniruan operasi sistem ril dilakukan atas elemen-elemen yang
berkaitan dengan aktivitas sistem yaitu masukan dan komponen-
komponen sistem, hubungan dan interaksi antar komponen sistem,
aturan-aturan, disiplin dan ketentuan lainnya yang berlaku dalam
aktivitas sistem. Berdasarkan peniruan sistem dan aktivitas sistem
ril yang sesuai, hasil simulasi sistem dapat diterima dan berlaku
syah sebagai data output yang berguna menunjukkan karakteristik
operasional sistem ril.
Sesuai dengan konsep simulasi sistem tersebut di atas, solusi
untuk suatu persoalan dalam bentuk keadaan yang kurang baik
ataupun keadaan yang tidak optimal dapat disusun dalam bentuk
rancangan pengembangan sistem dan bentuk rancangan perbaikan
pengelolaan dan pengoperasian sistem. Solusi untuk mewujudkan
keadaan yang lebih baik dapat diperoleh berdasarkan hasil analisis
dan pengujian rancangan pengembangan dan perbaikan melalui
simulasi sistem seperti disajikan pada Gambar 1.5.

9
BAB1.GAMBARANUMUMSIMULASI


Sistem Nyata
Pengembangan (elemen; komponen)
Pengelolaan dan
pengoperasian
Perbaikan
Aktivitas
Operasi (data input tiruan)

Karakteristik

Penilaian

Keadaan 1 Keadaan 2 Keadaan 3


(Aktual)

Persoalan

Rancangan Perbaikan
Sistem tiruan

Solusi Perbaikan Pengoperasian


sistem tiruan

Karakteristik
operasional

Keadaan

Gambar 1.5. Model konseptual simulasi

Model konseptual simulasi pada gambar di atas menunjukkan


simulasi sebagai imitasi sistem melalui penyusunan model-model
yang diperlukan pada pengoperasian sistem maya sebagai tiruan
yang sama ataupun sebagai imitasi modifikasi dari suatu sistem ril
untuk memperoleh karakteristik operasional sistem sebagai bahan
pertimbangan pada penentuan solusi atas persoalan sistem ril.

10
SIMULASISISTEMPemodelandanAnalisis


c. Operasi Sistem dan Simulasi


Prosedur pengoperasian sistem tiruan secara tidak langsung
berfungsi untuk menghadirkan sistem tiruan melalui pelaksanaan
aktivitas dan operasi imitasi. Operasi imitasi merupakan bukti dari
kehadiran sistem ril dalam bentuk maya berdasarkan pandangan
bahwa kehadiran suatu sistem ditunjukkan oleh aktivitasnya. Hal
ini merupakan dasar pensimulasian, di mana pengoperasian sistem
maya dapat dilihat dari aktivitas dan operasi maya. Berdasarkan
pendekatan sistem, aktivitas sistem dapat berlaku menunjukkan
kehadiran sistem dalam bidang tertentu.
Aktivitas dan operasi sistem tiruan pada prinsipnya dapat dan
berlaku menunjukkan kehadiran sistem tiruan dalam bentuk yang
tidak seutuhnya sama dengan bentuk ril. Berbagai faktor internal-
eksternal dan komponen-komponen sistem tidak dapat dihadirkan
secara komplit dalam operasi sistem tiruan, terutama faktor-faktor
yang tidak terindikasi. Sementara operasi sistem dengan komponen
komponen dan berbagai faktor yang lengkap akan menghadirkan
sistem kompleks dengan prosedur pengoperasian yang lebih rumit,
namun tidak menjamin peningkatan akurasi hasil simulasi.
Dalam menghadapi masalah kerumitan sistem, simulasi dapat
dibatasi dengan pertimbangan bahwa pengoperasian sistem tiruan
dengan penggunaan model-model dan prosedur yang sesuai dapat
memberikan hasil simulasi yang relatip sama dengan hasil operasi
sistem ril. Hal ini dapat diterima berdasarkan hasil verifikasi model
sistem tiruan yang digunakan, di mana verifikasi dapat dilakukan
berdasarkan pembuktian kesamaan hasil operasi sistem ril dengan
hasil simulasi atas penggunaan data input yang sama.
Model-model dan prosedur pengoperasian sistem tiruan yang
sesuai dan efektip mewakili operasi pada sistem ril dapat disusun
dengan menentukan tujuan simulasi yang spesifik dalam bidang
tertentu. Tujuan simulasi yang spesifik dalam bidang tertentu akan
menghadirkan sistem dalam bentuk operasi yang relatip sederhana
dengan jumlah komponen yang terbatas serta layak diobservasi.
Sebagai contoh, simulasi sistem antrian dapat dilakukan dengan
menentukan komponen-komponen utama yang berkaitan dengan
operasi dan pembentukan antrian yaitu laju kedatangan dan laju
pelayanan. Begitu juga pada simulasi sistem persediaan, bentuk
operasi sistem dapat ditentukan dengan jumlah komponen yang
terbatas, terutama komponen-komponen utama yang berpengaruh
besar menentukan total ongkos persediaan. Pembatasan jumlah
dan jenis komponen sistem tiruan pada kedua simulasi tersebut
dapat diterima berdasarkan verifikasi dan validasi model sistem.

11
BAB1.GAMBARANUMUMSIMULASI


d. Siklus Operasi Simulasi


Data output simulasi diperoleh sebagai hasil pengoperasian
sistem tiruan sesuai dengan urutan proses dalam aktivitas sistem
ril. Sebagai contoh pada sistem persediaan, bahan yang tersimpan
dalam gudang merupakan stok sebagai persediaan untuk melayani
permintaan. Pelayanan permintaan akan mengurangi jumlah stok
dan menurunkan persediaan. Berkurangnya stok hingga mencapai
batas persediaan aman akan memberikan sinyal untuk melakukan
pemesanan bahan. Pemesanan akan mendatangkan bahan untuk
menambah stok dan meningkatkan kembali jumlah persediaan.
Pada pengoperasian sistem persediaan tiruan, operasi imitasi
sesuai dengan bentuk hubungan dan interaksi pada sistem dapat
dihadirkan dalam bentuk model hubungan jumlah permintaan dan
jumlah penerimaan dengan jumlah persediaan, hubungan jumlah
persediaan dengan pemesanan, dan hubungan pemesanan dengan
jumlah pesanan dan jumlah penerimaan. Sesuai dengan bentuk
interaksi dalam operasi sistem ril, model-model hubungan tersebut
dapat disusun dalam bentuk urutan dan siklus sebagai berikut :

Persediaan = Stok akhir


Bahan keluar = Jumlah permintaan yang dilayani
Bahan masuk = Jumlah pesanan yang masuk
Stok akhir = Persediaan + Bahan masuk – Bahan keluar

Rangkaian model-model simbolik dari persamaan-persamaan


di atas merupakan bentuk imitasi dari rangkaian proses, interaksi
dan hubungan dalam aktivitas pengendalian persediaan sehari-hari
Rangkaian model-model simbolik tersusun sesuai dengan bentuk
rangkaian proses dalam aktivitas sistem ril yang mencakup proses
pelayanan permintaan, proses pemesanan dan proses penerimaan
pesanan. Rangkaian proses terdapat dalam siklus operasi per hari
yang diawali dengan penggunaan stok akhir pada hari sebelumnya
sebagai persediaan awal, dan penyimpanan sisa stok hasil operasi
dalam satu hari sebagai stok akhir. (Gambar 1.6)
Sesuai dengan siklus operasi pada sistem ril, model simulasi
dalam bentuk prosedur disusun dalam bentuk rangkaian model
simbolik dalam satu loop iterasi untuk pengulangan operasi sistem.
Dengan pengulangan operasi, simulasi dapat memberikan output
hasil pengoperasian sistem maya dalam satu periode sebagai hasil
dari simulasi sistem yang menunjukkan karakteristik operasional
sistem yang disimulasi.

12
SIMULASISISTEMPemodelandanAnalisis


Persediaan pada hari ke n

Masukan i=n
SAi = SF
Stok awal Stok akhir Stok awal = SAi
Masukan = Mi
Keluaran
Keluaran = Ki
SF = SAi+Mi-Ki
Stok akhir = SF

Persediaan pada hari ke n+1


i = n+1
Masukan SAi = SF
Stok awal Stok akhir Stok awal = SAi
Masukan = Mi
Keluaran Keluaran = Ki
SF = SAi+Mi-Ki
Stok akhir = SF

Persediaan pada hari ke n+2

Masukan i = n+2
SAi = SF
Stok awal Stok akhir Stok awal = SAi
Masukan = Mi
Keluaran Keluaran = Ki
SF = SAi+Mi-Ki
Stok akhir = SF

Contoh
Hari/siklus 1 2 3
Stok awal 500 350 250
Masukan 0 0 400
Keluaran 150 100 250
Stok akhir 350 250 400

Gambar 1.6. Simulasi dengan pengulangan siklus operasi

13
BAB1.GAMBARANUMUMSIMULASI


3. Bentuk Sistem dan Simulasi


a. Imitasi Sistem
Sistem dapat didefinisikan sebagai gabungan atau himpunan
dari berbagai jenis objek selaku komponen-komponen dalam suatu
kesatuan atau perpaduan berdasarkan hubungan interaksi. Objek
atau komponen dengan fungsi yang berarti dalam aktivitas sistem
disebut Entiti. Entiti hadir dengan atribut tertentu berupa dimensi,
ciri-ciri dan karakteristik tertentu. Komponen tanpa atribut dalam
suatu sistem dapat dianggap komponen bukan-entiti.
Kehadiran suatu sistem dalam bentuk perpaduan komponen
tidak terlepas dari kehadiran komponen-komponen dalam aktivitas
sistem. Dengan kehadiran komponen sebagai entiti dengan atribut
tertentu dalam aktivitas sistem, keberadaan suatu sistem adalah
khas dalam bentuk hubungan dan fungsi. Dalam pandangan ini
kehadiran suatu sistem dapat dilihat terbatas sebagai perpaduan
dari komponen-komponen dalam bidang tertentu. Sebagai contoh,
kehadiran suatu sistem pelayanan dapat dipandang sebagai sistem
antrian yang terdiri dari komponen-komponen maya yang berkaitan
dengan terbentuknya baris antrian di depan stasiun pelayanan.
Komponen-komponen utama sistem antrian yang berkaitan dengan
terbentuknya baris antrian adalah rata-rata laju kedatangan dan
rata-rata laju pelayanan.
Kehadiran komponen sistem ril dalam bentuk karakteristik
dan fungsi dapat dinyatakan dengan nilai-nilai dan model simbolik.
Kehadiran sistem antrian yang terdiri dari satu stasiun pelayanan
tunggal misalnya dinyatakan dengan nilai s = 1 dengan fungsi dan
laju pelayanan P = 5. Nilai-nilai tersebut dapat mewakili kehadiran
dari komponen stasiun pelayanan pada sistem antrian tiruan dan
berlaku dalam analisis panjang antrian.
Nilai-nilai atribut komponen dalam interaksi antar komponen
dapat digunakan pada proses pengolahan data untuk memperoleh
data output yang menggambarkan hasil proses dan interaksi dalam
aktivitas dan operasi sistem ril. Sebagai contoh dalam operasi ril
pada suatu sistem persediaan, pelayanan permintaan sebanyak 50
yang diambil dari persediaan awal sebanyak 200 akan menyisakan
persediaan sebanyak 150. Jumlah persediaan akhir yang sama juga
diperoleh dari hasil perhitungan : 200 - 50 = 150. Berdasarkan
kesamaan nilai pada sistem ril dengan nilai hasil pengolahan data,
imitasi struktur dan fungsi serta operasi sistem ril layak dilakukan
dengan menggunakan variabel, nilai-nilai dan model-model khusus
yang sesuai dan efektip mewakili komponen, proses dan hubungan
interaksi dalam aktivitas dan operasi sistem ril.

14
SIMULASISISTEMPemodelandanAnalisis


b. Kehadiran Sistem
Sesuai dengan definisi sistem, aktivitas dan peristiwa tertentu
dapat dipandang sebagai bentuk kehadiran dari suatu sistem ril.
Dalam pandangan ini kehadiran dari berbagai komponen ril dalam
suatu perpaduan berdasarkan hubungan interaksi dapat dianggap
sebagai suatu sistem dengan dimensi yang terbatas menurut jenis
dan jumlah komponen yang terlibat dalam aktivitas sistem.
Kehadiran sistem dalam bidang aktivitas tertentu juga dapat
dilihat sebagai bentuk khas kehadiran sistem dalam suatu aspek.
Dalam hal ini kehadiran sistem dapat dibedakan dalam aspek yang
berbeda menurut bentuk dan nilai-nilai kehadiran dari komponen-
komponen sistem yang sama dalam bidang aktivitas yang berbeda.
Stok bahan baku misalnya dapat hadir dan berperan sebagai modal
kerja, sebagai persediaan dan sebagai sumber kegiatan produksi.
Berdasarkan bentuk kehadiran dan nilai-nilai dari komponen-
komponen sistem, kehadiran dari suatu sistem ril dapat disajikan
secara terbatas dalam bentuk sistem tiruan pada bidang tertentu.
Komponen-komponen sistem ril suatu perusahaan misalnya dapat
hadir sebagai komponen-komponen tiruan dari sistem persediaan,
sistem produksi, sistem keuangan dan sebagainya. (Gambar 1.7)

Sistem Perusahaan Sistem Tiruan

Persediaan Sistem Persediaan

Produksi
Keuangan

Bidang Kegiatan

Gambar 1.7. Sistem ril dan sistem tiruan

Dalam kehadiran sistem tiruan, komponen-komponen sistem


dalam suatu interaksi hadir dengan fungsi dan karakteristik yang
relatip khas sesuai dengan bidang kehadiran dan aktivitas sistem.
Berdasarkan kehadiran dari komponen-komponen sistem ril yang
sama dalam sistem-sistem tiruan yang berbeda, kehadiran sistem
ril merupakan gabungan dari sejumlah sistem tiruan sebagai sub-
sistem sub-sistem yang berhubungan dalam suatu perpaduan.

15
BAB1.GAMBARANUMUMSIMULASI


c. Sistem Maya
Sistem maya merupakan imitasi dari sistem ril dalam bentuk
maya. Sistem maya hadir dalam bentuk model, variabel dan nilai.
Sebagai contoh, suatu mesin pada satu sistem ril dapat dihadirkan
dalam bentuk maya berupa variabel dan nilai. Misalnya variabel
KM digunakan untuk menyatakan kehadiran mesin dalam bentuk
kapasitas, dan nilai KM = 100 untuk menyatakan kapasitas mesin
100 ton per jam. Berbagai variabel juga dapat digunakan untuk
menyatakan berbagai elemen dan komponen sistem ril.
Kehadiran suatu sistem dalam bentuk maya dapat dinyatakan
dengan variabel dan parameter. Dengan demikian imitasi sistem ril
dalam bentuk maya dapat dihadirkan jika data mengenai properti,
karakteristik dan fungsi komponen-komponen sistem serta bentuk
hubungan dan interaksi dalam sistem tersedia untuk mendukung
representasi aktivitas sistem maya. Operasi sistem maya juga dapat
dijalankan dengan menggunakan model-model simbolik dan nilai-
nilai operasi sebagai imitasi dari proses dan operasi sistem ril.
Dengan penggunaan nilai, keberadaan dan kehadiran sistem
maya sebagai suatu bentuk perpaduan dari komponen-komponen
maya dapat ditunjukkan melalui aktivitas dan operasi sistem yang
berfungsi menghasilkan output dengan menggunakan input tiruan.
Dalam hal ini input-output dalam bentuk nilai pada pengolahan
data dapat menunjukkan adanya proses dan operasi sistem maya.
Bentuk kehadiran sistem maya dengan input-output operasi
sistem dalam bentuk nilai merupakan dasar pelaksanaan simulasi
dengan operasi dalam bentuk maya. Dengan penggunaan nilai-nilai
dan model-model simbolik, sistem maya dapat dioperasikan untuk
memperoleh nilai-nilai output sebagai gambaran dari hasil operasi
sistem dan perubahan keadaan pada sistem. Dengan menggunakan
nilai-nilai input tiruan yang sesuai mewakili nilai-nilai input pada
sistem ril, serta pengolahan data yang sesuai menirukan proses
dan operasi pada sistem ril maka data output hasil simulasi dapat
berlaku mewakili output operasi dan keadaan pada sistem ril.
Berdasarkan kegunaan dan penggunaan elemen-elemen nilai
yang sama pada sistem ril dan sistem maya maka simulasi layak
dijalankan dengan menggunakan prosedur pengoperasian sistem
maya dan data input tiruan yang sesuai mewakili input operasi
sistem ril. Simulasi dapat dilaksanakan dalam tahapan-tahapan
yang diawali dengan tahap pengamatan sistem ril berdasarkan latar
belakang dan tujuan simulasi untuk memperoleh nilai-nilai dan
model keberadaan dan dimensi sistem, kehadiran dan fungsi
sistem, serta bentuk dan input-output operasi sistem.

16
SIMULASISISTEMPemodelandanAnalisis


d. Tahapan Simulasi
Aplikasi simulasi terdiri dari tahapan-tahapan dalam bagian-
bagian atau kelompok tahapan sebagai berikut :
1) Pengamatan sistem ril dalam rangka analisis dan pemodelan
sistem, pengumpulan data operasi dan analisis data observasi
2) Penyusunan program ataupun worksheet aplikasi simulasi
dan pengadaan data input tiruan yang sesuai
3) Pengoperasian sistem maya, verifikasi model-model simulasi,
dan validasi hasil simulasi.
Tahapan-tahapan simulasi disajikan pada gambar berikut.

Latar Belakang dan Tujuan Simulasi

Pengamatan Sistem Ril

Analisis Sistem Identifikasi Input

Pemodelan Sistem Pengumpulan Data

Pemodelan Analisis dan


Operasi Sistem Uji Suai Pola Data

Penyusunan Pengadaan
Algoritma Data Tiruan

Penyusunan Analisis dan


Prosedur Pengujian

Penyusunan Pemasukan ke
Program Program

Pengoperasian Sistem Maya

Verifikasi dan Validasi

Penyajian Hasil Simulasi

Gambar 1.8. Tahapan Simulasi

17
BAB1.GAMBARANUMUMSIMULASI


4. Operasi Maya dan Simulasi


a. Bentuk Operasi Maya
Operasi sistem dalam bentuk maya umumnya diawali dengan
pengambilan input dan diakhiri dengan penyajian output hasil
pengolahan data. Operasi maya per siklus dapat diulang kembali
mulai dari awal periode atau dilanjutkan pada periode selanjutnya.
Operasi maya dalam sejumlah siklus dapat berulang dalam satu
periode yang sama atau berlanjut dalam jumlah periode yang sama
dengan jumlah siklus operasi maya. Operasi maya pada umumnya
berlangsung dalam bentuk rangkaian proses maya dengan input
maya dan output maya.
Operasi maya berlangsung dengan menggunakan data tiruan
yang dapat dibedakan atas data deterministik dan data stokastik
pada simulasi dinamik atau simulasi statik. Pengadaan data input
tiruan deterministik dilakukan dengan cara menyediakan nilai-nilai
yang pasti, sedangkan data input tiruan stokastik dapat disediakan
dengan menggunakan nilai-nilai peluang sebagai penduga. Operasi
sistem pada simulasi statik berlangsung bebas tidak terikat dengan
kemajuan waktu, sedangkan operasi sistem pada simulasi dinamik
berlangsung dalam selang waktu maya yang disesuaikan terhadap
selang waktu operasi pada sistem nyata.
Hasil simulasi sistem dalam bentuk data output merupakan
hasil operasi imitasi pada sistem maya. Dengan penggunaan nilai-
nilai input yang sama dengan nilai-nilai input pada sistem ril, data
output hasil pengoperasian sistem maya sebagai imitasi dari suatu
sistem ril pada prinsipnya adalah sama dengan nilai-nilai dari hasil
operasi sistem ril yang sama. Data output hasil simulasi sistem
maya dan data hasil operasi sistem ril adalah sama dalam bentuk
nilai-nilai yang berfungsi menunjukkan keadaan pada sistem maya
dan keadaan pada sistem ril.
Nilai-nilai sebagai besaran dan ukuran dapat berfungsi untuk
mempertemukan sistem ril dengan sistem maya. Nilai-nilai dapat
berfungsi menghadirkan sistem maya sebagai tiruan dari sistem ril
dan menunjukkan kesamaan fungsi dan karakteristik dari sistem
maya sebagai tiruan dari sistem ril. Nilai dari suatu keadaan pada
sistem ril dan nilai dari keadaan yang sama pada sistem tiruan
dalam bentuk maya dapat menunjukkan ada-tidaknya kesamaan
antara kedua sistem. Nilai-nilai hasil pengoperasian sistem juga
dapat menunjukkan perbedaan antara suatu sistem ril dengan
sistem maya tiruannya. Perbedaan dan kesamaan nilai-nilai dapat
ditunjukkan dalam bentuk sajian lainnya, terutama dalam bentuk
sajian grafis untuk kelompok nilai.

18
SIMULASISISTEMPemodelandanAnalisis


b. Prosedur Pengoperasian Sistem Maya


Simulasi komputer dijalankan dengan menggunakan program
simulasi pada komputer. Program simulasi sistem berfungsi untuk
menghadirkan komponen-komponen suatu sistem maya dan untuk
mengoperasikan sistem maya yang terbentuk. Program simulasi
sistem yang tersusun dalam bentuk rangkaian perintah-perintah
dan ekspressi merupakan prosedur pengoperasian sistem maya.
Perintah-perintah program merupakan hasil penjabaran dari
model-model simbolik proses dan fungsi-fungsi dalam aktivitas dan
operasi sistem. Sedangkan ekspressi merupakan pernyataan yang
berfungsi untuk mengatur dan mengendalikan percabangan dan
sekuens eksekusi perintah-perintah program sesuai dengan urutan
operasi pada sistem ril.
Pembentukan sistem maya pada simulasi dapat terlaksana
melalui penggunaan variabel sebagai imitasi komponen sistem ril.
Nama variabel berfungsi sebagai simbol dari komponen sistem, dan
nilai variabel sebagai nilai dari komponen. Sebagai contoh, stasiun
pelayanan dengan simbol pengenal LP(n) pada simulasi sistem
antrian berfungsi sebagai komponen sistem yang memberi layanan
kepada pelanggan. Dalam hal ini stasiun pelayanan dapat hadir
dalam bentuk nilai dari variabel LP(n) yang menyatakan lamanya
waktu pelayanan pelanggan nomor n. Variabel ini dapat dituliskan
sebagai operand pada model simbolik yang menyatakan kehadiran
dari stasiun pelayanan dan lama pelayanan pelanggan nomor n.
Dengan penggunaan variabel sebagai komponen sistem maya,
operasi maya dapat disusun dalam bentuk rangkaian ekspressi dan
model-model simbolik yang menyatakan bentuk dan fungsi proses
serta hubungan input-output. Ekspressi-ekspressi pada program
dapat disusun sebagai rangkaian pernyataan yang berfungsi untuk
mengendalikan jalannya operasi maya sehingga proses pengolahan
data dapat menirukan proses dan interaksi pada sistem ril.
Program komputer khusus untuk suatu simulasi sistem dapat
disusun dengan menggunakan bahasa program tertentu, antara
lain bahasa C++ dan bahasa Visual Basic. Program simulasi juga
dapat disusun dalam bentuk worksheet aplikasi ataupun dengan
menggunakan perangkat lunak sistem simulasi seperti ProModel,
PowerSim dan lain sebagainya. Perangkat lunak sistem simulasi
berfungsi dengan mengoperasikan model sistem dan menggunakan
data input tiruan. Untuk itu diperlukan penyusunan model sistem
dan model operasi sistem, penentuan karakteristik data input serta
penyusunan ekspressi-ekspressi pengoperasian sistem maya sesuai
dengan bentuk operasi pada sistem ril yang disimulasikan.

19
BAB1.GAMBARANUMUMSIMULASI


c. Operasi Maya Sistem Diskrit


Dari segi cara pelaksanaannya, simulasi komputer termasuk
simulasi sistem diskrit sesuai dengan bentuk pengoperasian sistem
secara terputus-putus, meskipun aktivitas dan operasi pada sistem
ril berlangsung kontinu. Simulasi sistem dapat dijalankan dengan
pelaksanaan operasi diskrit sehubungan dengan ketidaklayakan
pengoperasian sistem tiruan dengan menjalankan aktivitas maya
dalam bentuk kontinu.
Pengoperasian sistem tiruan berlangsung secara diskrit sesuai
dengan proses pemasukan data, pengolahan data dan penerimaan
output hasil pengolahan data secara bertahap pada posisi waktu
atau posisi operasi maya tertentu. Meskipun proses pengolahan
data berlangsung dalam selang waktu yang relatip sangat kecil,
pengambilan dan penentuan nilai-nilai dalam simulasi sistem tetap
berlangsung secara diskrit per periode dan per siklus.
Pengoperasian sistem secara diskrit juga berkaitan dengan
pelaksanaan elemen operasi maya yang tuntas seketika melalui
eksekusi perintah program, meskipun pelaksanaannya pada sistem
ril berlangsung kontinu dalam selang waktu yang relatip lama.
Sebagai contoh, pengisian sejumlah bahan baku ke dalam tangki
persediaan pada sistem ril berlangsung kontinu dan selesai dalam
beberapa jam, namun pada simulasi dapat terlaksana dan tuntas
seketika melalui eksekusi perintah penambahan nilai variabel yang
menyatakan isi tangki. (Gambar 1.9.)

Operasi pengisian 600 m3 bahan ke dalam tangki persediaan

Sistem nyata
Start Pengisian kontinu Selesai

10.00 12.00 Waktu nyata


Operasi ril pemipaan 5 m3/menit

Sistem maya
Eksekusi diskrit 1 perintah
Vakhir = Vawal + Masukan

250 m3 + 600 m3 = 850 m3 Isi tangki


Operasi maya dalam bentuk perhitungan

Gambar 1.9. Illustrasi operasi diskrit dari operasi kontinu

20
SIMULASISISTEMPemodelandanAnalisis


d. Ruang Waktu Operasi Maya


Pengoperasian sistem maya pada simulasi dirancang dengan
penentuan panjang siklus dan selang waktu maya per siklus. Pada
simulasi statik yang tidak terikat dengan kemajuan waktu, selang
waktu per siklus operasi dianggap statis atau sama dengan nol.
Sedangkan pada simulasi dinamik, selang waktu maya per siklus
operasi dapat ditentukan menurut pembagian waktu maya, atau
pemakaian waktu maya pada sejumlah periode.
Dengan dasar pembagian waktu, sistem tiruan dioperasikan
dengan menjalankan elemen-elemen atau bagian-bagian operasi
menurut waktu terjadinya. Sedangkan dengan dasar pemakaian
waktu, operasi sistem maya dijalankan dengan pelaksanaan elemen
operasi menurut selang waktu berlangsungnya. Sebagai contoh,
operasi pengisian tangki menurut pembagian waktu dianggap telah
terlaksana dan selesai pada waktu yang ditentukan, misalnya pada
pukul 14.00 waktu maya tanpa melihat waktu start operasi dan
selang waktu pelaksanaannya. Sedangkan menurut selang waktu
pelaksanaan operasi, pengisian tangki selama 2 jam maya dapat
diperhitungkan selesai pada pukul 12.00 waktu maya jika dimulai
pada pukul 10.00 waktu maya.
Perbedaan antara pembagian waktu dengan pemakaian waktu
dapat terlihat pada contoh sistem antrian, di mana banyaknya
pelanggan yang datang dihitung menurut waktu tiba dan selang
waktu antar kedatangan pelanggan, sedangkan waktu selesainya
pelayanan dihitung menurut waktu start dan lamanya pelayanan
seperti disajikan pada Gambar 1.10. berikut.

Pengoperasian Sistem Antrian Tiruan

Jumlah kedatangan : 4 orang


T
Waktu tiba

Waktu
Lama
pelayanan

Jumlah pelanggan yang telah dilayani pada waktu T : 3 orang

Gambar 1.10. Pembagian dan pemakaian waktu

21
BAB1.GAMBARANUMUMSIMULASI


e. Simulasi dengan Operasi Statik


Pada simulasi statik, pengoperasian sistem maya berlangsung
secara bebas tidak terikat dengan kemajuan waktu. Hasil simulasi
yang diperoleh merupakan gambaran keberadaan dan karakteristik
sistem dalam berbagai konfigurasi atau variasi keadaan yang tidak
terikat dengan waktu.
Simulasi statik merupakan simulasi sistem maya dalam satu
periode sebagai satu siklus peristiwa atau satu segmen aktivitas.
Pengulangan simulasi statik berlaku terbatas dalam satu periode
tunggal pada posisi yang sama dan tidak bergerak. Pelaksanaan
simulasi dalam m siklus adalah statis dalam satu periode seperti
disajikan pada Gambar 1.11. berikut.

Pengulangan operasi
yang sama
DD
DD Sistem maya

Sistem nyata

A B C D E F G H I J K L M
Segmen aktivitas Waktu

Gambar 1.11. Simulasi statik atas satu segmen aktivitas

Simulasi sistem termasuk simulasi statik jika kelangsungan


operasi sistem maya tidak berkaitan dengan kemajuan waktu maya
dan kemajuan waktu maya tidak berpengaruh terhadap operasi
dan keadaan sistem. Sebagai contoh, simulasi analisis rentabilitas
proyek investasi dengan umur 10 tahun dapat dilakukan berulang-
ulang tanpa terikat dengan waktu operasi maya. Analisis proyek
dalam satu siklus berlangsung dalam satu periode operasi, di mana
satu periode operasi tidak sama dengan selang waktu 10 tahun
maya. Jika pengulangan simulasi dilakukan sebanyak 200 kali,
bukan berarti analisis rentabilitas dilakukan untuk proyek dalam
selang waktu 2000 tahun maya. Demikian juga jika umur proyek
dikurangi menjadi 5 tahun, bukan berarti simulasi berlangsung
dalam ½ siklus. Simulasi proyek dengan umur 10 tahun maupun 5
tahun sama-sama berlangsung dalam 1 siklus yang sama.

22
SIMULASISISTEMPemodelandanAnalisis


f. Simulasi dengan Operasi Dinamik


Pada simulasi dinamik, pengoperasian sistem berlangsung
berkelanjutan dalam ruang waktu maya. Operasi sistem dinamik
adalah khas tidak berulang pada periode atau pada selang waktu
yang sama. Dengan mengikuti kemajuan waktu, perubahan pada
sistem maya selalu dikaitkan dengan selang waktu ataupun posisi
waktu maya, di mana operasi maya dijalankan dalam sejumlah
periode yang berurutan menurut kemajuan waktu atau menurut
pembagian waktu maya untuk sejumlah periode seperti disajikan
pada Gambar 1.12.

Operasi berkelanjutan

D E F G H I Sistem maya

Sistem nyata

A B C D E F G H I J K L M

Aktivitas dalam 6 periode berurutan Waktu

Gambar 1.12. Simulasi dinamik dalam periode ganda

Simulasi sistem secara dinamik terikat dengan kemajuan dan


perubahan waktu karena operasi maya dijalankan dalam sejumlah
periode yang berurutan dengan selang waktu tertentu, ataupun
menurut kemajuan waktu yang menentukan urutan dan jumlah
periode. Jika pelaksanaan operasi dinamik berlangsung dalam n
periode yang berurutan, dan 1 periode operasi berlangsung dalam
m menit maya maka simulasi berlangsung dalam n(m) menit maya.
Sebagai contoh, sistem antrian maya dengan operasi dinamik
dijalankan dengan mengikuti kemajuan waktu yang menentukan
terhadap jumlah kedatangan, lama pelayanan dan panjang antrian.
Sistem maya dioperasikan dari menit ke menit dalam selang waktu
7 jam atau 420 menit maya. Dengan selang waktu 1 menit maya
per 1 kali pengecekan operasi sistem maka simulasi berlangsung
dalam 420 kali pengecekan. Jika simulasi dijalankan dalam 210
menit maya berarti pengoperasian sistem antrian dalam simulasi
berlangsung dalam 210 kali pengecekan.

23
BAB1.GAMBARANUMUMSIMULASI


5. Bentuk Nilai dan Simulasi


a. Simulasi Deterministik
Pengoperasian sistem tiruan termasuk simulasi deterministik
jika semua nilai-nilai input tiruan yang digunakan terdiri dari nilai-
nilai pasti atau menentu. Hasil simulasi sistem yang diperoleh juga
merupakan nilai pasti untuk masing-masing kombinasi nilai-nilai
input sistem. Dengan penggunaan data input deterministik, jumlah
hasil simulasi yang dapat diperoleh akan sama dengan jumlah
kombinasi dari nilai-nilai parameter dan variabel yang digunakan
seperti diberikan pada contoh berikut :
Jika nilai input A=5 dan B=7 dengan model simbolik operasi
C = A*B maka nilai C = 5x7 = 35 merupakan nilai pasti.
Selama nilai A dan nilai B serta model simbolik C = A*B tidak
berubah maka nilai C akan tetap sama tidak berubah pada
setiap ulangan simulasi operasi.
Jika nilai A terdapat pada dua level yaitu A1= 4 dan A2= 6
maka nilai C menurut nilai A terdiri dari 2 nilai pasti yaitu C1=
28 dan C2= 42
Jika nilai A terdapat pada dua level yaitu A1 = 4 dan A2 = 6,
dan nilai B terdapat pada tiga level yaitu B1 = 5, B2 = 6 dan
B3= 7 maka nilai C menurut nilai A dan nilai B terdiri dari 6
nilai pasti sesuai dengan jumlah kombinasi dari variabel A
dengan variabel B sebanyak 2 x 3 yaitu :
C1= 20, C2= 24, C3= 28, C4= 30, C5= 36, dan C6= 42
Pada contoh di atas dapat terlihat jelas bahwa hasil simulasi
deterministik tidak berubah untuk nilai-nilai masukan yang sama.
Hasil simulasi sistem tetap akan sama meskipun dengan jumlah
ulangan yang sangat besar. Pengulangan simulasi dengan nilai-
nilai input yang sama tidak akan memberikan nilai hasil simulasi
yang berubah sehingga ulangan simulasi tidak diperlukan untuk
penentuan nilai rata-rata hasil pengoperasian sistem.
Sehubungan dengan hasil simulasi deterministik yang sama
untuk nilai-nilai input yang sama maka perlunya simulasi sistem
deterministik adalah untuk memperoleh nilai hasil simulasi untuk
nilai-nilai input tertentu dari antara nilai-nilai input yang berbeda
dalam jumlah yang relatip sangat besar. Simulasi deterministik
untuk nilai-nilai input yang berbeda dapat bermanfaat menyajikan
bentuk hubungan yang pasti antara nilai-nilai input dengan nilai-
nilai output pada operasi statik yang berulang maupun operasi
dinamik yang berkelanjutan.

24
SIMULASISISTEMPemodelandanAnalisis


b. Simulasi Stokastik
Simulasi sistem termasuk simulasi stokastik jika nilai-nilai
input yang digunakan terdiri dari nilai-nilai dugaan. Data output
hasil simulasi yang diperoleh dengan penggunaan nilai-nilai input
dugaan juga termasuk nilai dugaan, meskipun simulasi dilakukan
dengan langkah-langkah yang pasti. Hasil simulasi dalam bentuk
nilai dugaan tidak dapat diubah menjadi nilai pasti.
Nilai dugaan tidak berdiri sendiri sebagai nilai tunggal tetapi
sebagai nilai anggota dari suatu kelompok nilai dengan kehadiran
berdasarkan peluang tertentu. Penggunaan nilai-nilai sebagai data
input berdasarkan peluang berkaitan dengan terdapatnya banyak
nilai-nilai sejenis yang mungkin muncul dari kelompok yang sama.
Sebagai contoh, rata-rata kecepatan angin termasuk data dugaan
pada suatu simulasi pelayaran sehubungan dengan nilainya yang
berubah dari waktu ke waktu tidak dapat dinyatakan dengan nilai
pasti. Penggunaan nilai-nilai kecepatan angin sebagai data input
pada simulasi merupakan nilai dugaan berdasarkan peluang yang
menentukan frekwensi kemunculan nilai-nilai pada operasi maya.
Penggunaan data input dugaan akan memberikan nilai hasil
simulasi dalam bentuk nilai ekspektasi yang tidak terlepas dari
peluang yang menentukan frekwensi kehadiran nilai-nilai input.
Hubungan nilai-nilai input dugaan dengan hasil simulasi sebagai
nilai ekspektasi dapat dijelaskan melalui contoh berikut :
Pada kecepatan angin rata-rata 15; 20 dan 25 km per jam,
kecepatan rata-rata perahu adalah 5; 10 dan 15 km per jam.
Kecepatan angin rata-rata 15 km/jam dapat terjadi dengan
peluang 0,5; kecepatan rata-rata 20 km/jam dengan peluang
0,3 dan kecepatan rata-rata 25 km/jam dengan peluang 0,2.
Berdasarkan nilai rata-rata dan peluang terjadinya kecepatan
angin serta hubungannya dengan kecepatan perahu maka
ekspektasi jarak tempuh perahu per jam dapat diperoleh dari
perhitungan : (0,5x5)+(0,3x10)+(0,2x15) = 8,5 km/jam.
Ekspektasi jarak tempuh perahu pada contoh di atas tidak
dapat dinyatakan dengan nilai pasti karena data input terdiri dari
nilai-nilai dugaan. Ekspektasi jarak tempuh perahu akan berubah
dengan mengikuti perubahan nilai-nilai peluang kecepatan angin
pada setiap ulangan simulasi. Sesuai dengan perubahan nilai-nilai
bilangan acak sebagai nilai peluang, data kecepatan angin dugaan
pada setiap siklus simulasi juga mengalami perubahan sehingga
dengan peningkatan jumlah ulangan simulasi akan diperoleh rata-
rata jarak tempuh perahu yang berubah dan bervariasi.

25
BAB1.GAMBARANUMUMSIMULASI


c. Nilai Input dan Kehandalan Simulasi


Penggunaan data input tiruan pada simulasi haruslah sesuai
mewakili data input sistem ril. Kesesuaian data input merupakan
persyaratan karena simulasi dengan penggunaan data yang tidak
sesuai dapat berlangsung tanpa error namun memberikan hasil
yang menyimpang. Sebagai contoh, simulasi pendistribusian air
melalui suatu pipa dapat berlangsung dengan menggunakan model
pemipaan air berdasarkan persamaan ‘volume air masuk pipa sama
dengan volume air keluar pipa per satuan waktu’. Operasi maya
pendistribusian air melalui pipa dapat berlangsung tanpa error,
tetapi hasil simulasi pemipaan air dengan debit tinggi dalam satuan
m3/detik melalui pipa yang berdiameter relatip kecil dalam satuan
mm tidaklah sesuai dan tidak menunjukkan kelayakan.
Pada contoh di atas, prosedur simulasi pengoperasian suatu
sistem maya dapat menggunakan data input operasi yang tidak
sesuai dengan data input sistem ril sehubungan dengan pengadaan
data tiruan yang terpisah di luar program simulasi. Namun model
dan prosedur pengoperasian sistem maya menjadi tidak valid dan
tidak handal jika pada penggunaan data input tiruan yang tidak
sesuai dapat memberikan hasil yang menyimpang. Sebagai contoh,
model sistem dan program simulasi penggemukan kambing dapat
dinilai tidak handal dan tidak terpercaya jika dengan penggunaan
data tiruan dari berat ransum makanan gajah dapat memberikan
hasil penggemukan kambing sebesar gajah. Hal ini menunjukkan
bahwa model sistem dan program simulasi yang digunakan tidak
valid, karena hasil maksimum dari operasi penggemukan kambing
adalah terbatas sebesar kambing, meskipun dengan menggunakan
data input ransum makanan yang cukup besar melampaui batas
maksimum konsumsi kambing.
Sistem tiruan yang tidak handal tidak dapat dijamin mampu
memberikan hasil simulasi yang terpercaya. Hal ini dapat terjadi
jika program simulasi dapat menerima dan mengolah data input
yang tidak sesuai dengan keadaan pada sistem ril. Ketidaksesuaian
keadaan ril dengan data input pada simulasi dapat terjadi dalam
berbagai hal antara lain nilai rata-rata, rentang nilai, simpangan
baku, dan pola distribusi frekwensi. Sebagai contoh, pola hujan
gerimis selama 8 jam dan pola hujan lebat selama 1 jam dengan
jumlah curah hujan yang sama dapat memberikan hasil simulasi
yang berbeda karena hujan lebat dapat menimbulkan banjir sesaat,
sementara hujan gerimis tidak akan menimbulkan genangan air.
Perbedaan pola data hujan tersebut dapat berpengaruh besar pada
simulasi, misalnya pada simulasi perancangan saluran drainase.

26
SIMULASISISTEMPemodelandanAnalisis


d. Verifikasi dan Validasi Simulasi


Sistem tiruan dan program simulasi dapat digunakan apabila
model sistem sesuai dengan bentuk sistem ril, dan operasi maya
sesuai dengan operasi ril. Untuk itu verifikasi model sistem perlu
dilakukan sebelum uji coba penggunaan program simulasi.
Verifikasi model sistem dilakukan berdasarkan pengecekan
kesesuaian model dengan keadaan ril, terutama dalam hal jumlah
dan jenis komponen, bentuk hubungan interaksi antar komponen,
serta input-output proses dalam operasi sistem. Ketidaksesuaian
umumnya mengakibatkan penyimpangan hasil simulasi terhadap
hasil yang seharusnya. Ketidaksesuaian model dapat terjadi dalam
berbagai hal yang disebutkan di atas. Ketidaksesuaian misalnya
terdapat pada komponen-komponen sistem maya yang tidak tepat
mewakili komponen-komponen sistem ril dengan prosedur yang
tidak efektip mengintegrasikan semua komponen-komponen sistem
sehingga mengakibatkan adanya perbedaan antara operasi sistem
maya dengan operasi sistem ril.
Selanjutnya prosedur pengoperasian sistem maya juga perlu
divalidasi karena model operasi yang digunakan pada sistem maya
kemungkinan tidak sesuai dengan bentuk operasi pada sistem ril.
Model operasi sistem maya yang berbeda dengan bentuk operasi ril
jelas tidak berlaku mewakili sistem ril. Model operasi sistem maya
tidak valid jika uji coba simulasi memberikan hasil yang berbeda
dibandingkan dengan hasil operasi sistem ril.
Prosedur pengoperasian sistem yang disusun berdasarkan
model operasi sistem yang lolos verifikasi juga perlu divalidasi.
Prosedur dalam bentuk program komputer perlu divalidasi sebelum
digunakan pada pensimulasian. Validasi program simulasi dapat
dilakukan berdasarkan hasil pengecekan kesamaan antara hasil
simulasi dengan hasil operasi ril atas penggunaan data input yang
sama. Jika pengujian ini menunjukkan bahwa hasil simulasi tidak
sesuai dengan hasil operasi sistem ril maka program simulasi yang
digunakan dianggap tidak berlaku syah dan tidak dapat digunakan
pada pensimulasian.
Program simulasi yang valid berdasarkan hasil pengujian dan
pembuktian merupakan jaminan untuk penerimaan hasil simulasi
atas penggunaan model sistem dan model operasi yang sama.
Berdasarkan validasi ini, model sistem dan program simulasi yang
disempurnakan selanjutnya dapat digunakan pada pensimulasian
dengan penggunaan data input tiruan yang bervariasi, baik untuk
penyelesaian persoalan pengelolaan sistem maupun dalam rangka
pengembangan sistem.

27
BAB1.GAMBARANUMUMSIMULASI


Rangkuman
Simulasi merupakan teknik penyelesaian persoalan sistem ril
dengan cara pengoperasian sistem imitasi untuk memperoleh data
output operasi yang menunjukkan karakteristik operasional sistem
sebagai bahan yang berguna pada penyusunan solusi persoalan.
Simulasi dapat berlaku memberikan hasil yang valid sebagai
bahan penyusunan solusi persoalan sistem ril melalui imitasi
operasi dengan penggunaan model-model dan prosedur yang sesuai
dan valid untuk penyelidikan, analisis dan evaluasi operasi sistem.
Simulasi dapat berfungsi menyelidiki karakteristik operasional
sistem melalui operasi imitasi dengan penggunaan elemen-elemen,
komponen-komponen dan input maya yang sesuai untuk mewakili
elemen-elemen, komponen-komponen dan input operasi sistem ril.

Soal-Soal Pendalaman Pemahaman


1) Simulasi efektip diaplikasikan untuk penyelesaian persoalan
sistem ril yang dapat diamati. Bagaimana bentuk penggunaan
simulasi pada penyelesaian persoalan pada suatu sistem yang
belum terwujud atau yang tidak ditemukan dalam bentuk ril?
2) Keberadaan dan kehadiran sistem dalam bentuk maya dapat
terlihat dari hasil simulasi yang berlaku mewakili operasi dan
keadaan pada sistem ril. Bagaimana jika hasil operasi sistem
ril berbeda dengan hasil operasi dari sistem maya tiruannya?
3) Sistem sebagai suatu bentuk perpaduan dari berbagai jenis
komponen melalui interaksi dapat hadir dalam bentuk yang
berbeda. Apakah bentuk-bentuk kehadiran yang berbeda dari
suatu sistem ril yang sama adalah berkaitan satu sama lain?
4) Bentuk dari sistem maya sebagai imitasi dari suatu sistem ril
dapat ditentukan melalui pemodelan yang didasari oleh suatu
kepentingan penyelesaian persoalan. Apakah bentuk sistem
maya dapat berlaku sebagai model perbaikan pada sistem ril?

28

You might also like