You are on page 1of 9

INISIASI MENYUSU DINI

(IMD)

DISUSUN OLEH:
IKA
MARGARETTA HELICANOSA
RANI ALNISA
TIUR SINTHA SITUMORANG
WIWIS IRLANDA

AKADEMI KEBIDANAN SENTRA BINA YUDHISTIRA


Jl. HOS Cokroaminoto blok A, Larangan Utara, Ciledug

2009-2010
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan alhamdulilah, penulis memanjatkan puji dan syukur kehadirat


Allah SWT atas segala rahmat-Nya penulis penulis dapat meneyelesaikan makalahnya
dengan judul “INISIASI MENYUSUI DINI”
Dalam pembuatan makalah ini, kami sudah berusaha semaksimal mungkin dengan
segala kemampuan yang kami miliki. Tanpa mengurangi penghargaan dan
penghormatan penulis kepada semua pihak yang telah berjasa terhadap penyelesaian
makalah ini, secara khusus kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Ibu Neni, yang telah memberikan bimbingan dan dorongan kepada kami.
2. Orang tua, yang senantiasa memberikan bimbingan dan bantuan moril maupun
materil bagi penyelesaian makalah ini.
3. seluruh pihak yang telah membantu terselaesainya makalah ini.
Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan hiayahnya kepada semua pihak
yang turut berperan dalam penyelesaian makalah ini.
Sudah tentu, makalah yang sederhana ini terdapat kekurangan dan kelemahan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun Sangat kami dambakan demi kemajuan
kami.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah yang disusun ini dapat berguna bagi
para pembaca.

Tangerang, November 2010

Penulis
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : MENYUSUI

Sub Pokok Bahasan : INISIASI MENYUSUI DINI

Sasaran : Ibu- ibu Hamil

Target : Mahasiswa Akademi Kebidanan Sentra Bina Yudhistira

Hari/Tanggal : 10 November 2010

Waktu : 30 menit

Tempat : Lantai 1 Depan Ruang USG Puskesmas Kel. Cilandak


Timur

Penyuluh : Ika
Margaretta Helicanosa
Rani Alnisa
Tiur Sintha Situmorang
Wiwis Irlanda

I. Latar Belakang :
Dalam rangka ikut serta dalam kesejahteraan ibu dan anak dan juga ikut
menekan angka kematian ibu dan anak, kami melakukan dan mengadakan
penyuluhan di Puskesmas Kel. Cilandak Timur

II. Tujuan Instruksional Umum :


Setelah dilakukan penyuluhan di harapkan ibu-ibu dapat mengerti dan
menerapkannya di kehidupan dan lingkunganya
III. Tujuan Istruksional Khusus :
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit, diharapkan ibu-ibu
menegetahui tentang:
1. Pengertian Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
2. Manfaat Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
3. Tahapan Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

IV. Strategi Pelaksanaan :


1. Metode: Ceramah dan diskusi
2. Media : Leaflet

V. Kegiatan Penyuluhan
Waktu Penyuluhan 1. Peserta Menjawab
5 menit Pendahuluan: 2. Peserta Menyimak
1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan
penyuluhan
4. Menyebutkan topik-
topik yang akan
disampaikan
15 menit Kegiatan inti: Peserta menyimak
1. Menjelaskan tentang
pengertian IMD
2. Menjelaskan tentang
manfaat IMD bagi ibu
dan bayi
3. Menjelaskan tentang
proses IMD
4. Menjelaskan tentang
tahapan IMD
10 menit Penutup: 1. Peserta bertanya
1. Tanya jawab 2. Peserta menjawab
2. kesimpulan 3. Peserta mengerti
3. Saran materi yang
4. Salam Penutup disampaikan

VI. Kriteria Evaluasi


1. Ibu mampu menjelaskan pengertian Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
2. Ibu mengerti manfaat Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
3. Ibu mamu menyebutkan manfaat Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
4. Ibu mampu menyebutkan tahap-tahap Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

VII. Referensi:
• Dorland. 2003. Kamus Saku Kdokteran. ECG ; Jakarta.
• Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid I. 2001. Media Aesculapius
FK UI; Yakarta
• Supandiman, Imam. 1997. Hematologi klinik. Alumni; Bandung

LAMPIRAN : MATERI
INISIASI MENYUSUI DINI

A. PENGERTIAN
Pengertian Inisiasi Menyusui Dini (IMD) hádala bayi dengan naluri dan upaya
sendiri dapat menetek dalam waktu satu jam setelah lahir bersamaan dengan kontak dini
kulit bayi di dada ibu, bayi di biarkan setidaknya 60 menit di dada ibu sampai dia
menyusu, ini juga merupakan hal yang tidak pernah terulang dalam kehidupan bayi.

B. MANFAAT IMD
Untuk Ibu :
• Meningkatkan hubungan batin antara ibu dan bayi
• Mningkatkan hubungan khusus ibu dan bayi
• Merangsang kontraksi otot rahim sehingga mengurangi resiko
pendarahan sesudah melahirkan
• Memperbesar peluang ibu untuk memantapkan dan
melanjutkan kegiatan menyusui selama masa bayi
• Mengurangi stress ibu selama melahirkan

Untuk bayi:
• Meningkatkan hubungan antara ibu dan bayi
• Mempertahankan suhu bayi agar tetap hangat
• Menenangkan ibu dan bayi serta meregulasi pernapasan dan detak jantung
• Kolonisai bakiterial di kulit dan usus bayi dengan bakteri badan ibu yang
normal
• Mengurangi bayi menangis sehingga mengurangi stress dan tenaga yang
dipakai bayi
• Memungkinkan bayi untuk menemukan sendiri payudara ibu untuk mulai
menyusu
• Mengatur tingkat kadar gula dalam darah, dan biokima lain dalam tubuh
bayi
• Mempercepat keluarnya mekonium (kotoran bayi berwarna hijau agak
kehitaman yang pertama keluar dari bayi karena meminum air ketuban)
• Bayi akan terlatih motoriknya saat menyusu sehingga mengurangi kesulitan
menyusu.
• Membantu perkembangan persarafan bayi (nervous system)
• Memperoleh kolostrum yang sangat bermanfaat bagi system kekebalan bayi
• Mencegah terlewatnya puncak “refleks mangisap” pada bayi yang terjadi
20-30 menit setelah lahir. Jika bayi tidak disusui, refleks akan berkurang cepat,
dan hanya akan muncul kembali dalam kadar secukupnya 40 jam kemudian

C. PROSES IMD
Proses IMD dilakukan setelah sesaat bayi lahir dalam keadaan sehat dan menangis,
sesudah di potong tali pusatnya dan dilap dengan kain hangat (dengan tetap
mempertahankan vernix). Bayi di biarkan telanjang dan diletakan di dada ibu yang juga
telanjang dengan posisi tengkurap yang menghadap kearah ibu, bayi sengaja dibiarkan
mencari putting susu ibunya. Proses pencarian memakan waktu bervariasi, sekitar 30-40
menit. Dalam hal ini segala tindakan atau prosedur yang membuat bayi stress atau
marasa sakit di tunda dulu, seperti menimbang, mengukur dan memandikan bayi
dilaksanakan setelah IMD selesai dilakukan. IMD dapat dilakukan pada bayi yang
dilahrkan dengan cara normal maupun opersai sesar.
IMD dapat melatih dan membiasakan bayi mengisap payudara ibu yang nantinya
berperan penting dalam mewujudkan keberhasilan pemberian ASI ekslusif selam 6
bulan pertama dan berlanjut dengan pemberian ASI sampai anak berusia 2 tahun. Yang
paling menggembirakan, IMD membantu bayi mendapatkan colostrum, sesuatu yang
sangan dibutuhkan dalam menyongsosng kehidupan dunia. Colostrum mengandug zat
antibodi, zat aktif imunitas, dan protein protektif lainya.
Meski tidak ditutupi selembar benangpun, bayi tidaka akan kedinginan, sebab tubuh
ibu akan membantu menghangatkan bayi dengan suhu yang tepat. Hal ini terlebih
diperlukan oleh bayi yang dilahirkan dengan berat lahir rendah. Detak jantung ibu
membuat bayi merasa tenang, stabil, dan tidak stress. IMD juga membantu
menigkatkan daya tahan tubuh bayi terhadap infeksi. Kuman yang pertama kali
terepapar ke tubuh bayi berasal dari ibu yang kebanyakan tidak berbahaya dan telah di
respon dengan factor protektif yang tersedia dalam ASI.
Rasa Sakit pun Hilang
Bagi ibu , sentuhan atau tekanan tangan, mulut, sundulan kepala bayi serta isapan pada
payudara merangsang produksi hormone oksitosin. Hormon ini merangsang kontraksi
rahim dan membantu keluarnya placenta secara alami, serat membantu mengurangi
perdarahan pasca persalinan. Oksitosin menstimulasi jormon-hormon lain untuk
meredam rasa sakit, membantu ibu merasa tenang, rileks dan “jatuh cinta” pada
bayinya. Ini sebuah keajaiban yang nyata. Begitu bersentuhan dengan bayinya, rasa
sakit persalinan langsung berkurang banyak. Bahkan ketika jalan lahir di jahit pasca
persalinan, ibu hanya merasa sakit yang sedikit.
Satu lagi, oksitosin juga merangsang aliran ASI dalam payudara ke mulut bayi. Ini akan
memudahkan aktivitas meyusu selanjutnya. Penelitian menunjukan kontak kulit dan
pembrian kolostrum pada awal kelahiran ini berkaitan dengan penurunan kematian pada
bayi. Satu jam pertama inisiasi menyusu dini dan pemberian ASI ekslusif selama 6
bulan telah menyelamatkan lebih dari sejuta bayi.

D. TAHAP IMD
Tangisan yang dinanti nanti itu akhirnya terdengar juga. Setelah 9 bulan di bawa-
bawa dalam perut, akhirnya ibu dapat melihat pujaan hatinya.
Setelah dilap bayi yang maíz merah dan telanjang itu lalu di letakan dia atas dada
ibunya.tanpa ada yang menuntun, bayi merangkak mencari puting susu ibunya sendiri.
Luar biasa!!!
Lalu bagaimana sebenarnya proses bayi itu bisa merangkak? Penasaran? Begini
ceritanya.
Tahap pertama disebut istirahat siaga . dalam waktu 30 menit, biasanya bayi hanya
terdiam. Tapi anda jangan menganggap poses menyusu dini gagal bila setelah 30 menit
sang bayi tetap diam.
“jangan diambil.paling tidak satu jam melekat”
Tahap kedua, bayi mulai mengelurakan suara kecapan dan gerakan menghisap pada
mulutnya. Pada menit ke 30-40 ini bayi memasukan tanganya kemulut.
Tahap berikutnya, bayi mengelurakan air liur. Namun air liur yang menetes dari
mulut bayi itu jangan di bersihkan.
“Bau yang dicium bayi. Bayi juga mencium air ketuban di tanganya yang baunya
sama dengan bau puting susunya jadi bayi mencari baunya”
Tahap keempat, bayi sudah mulai menggerakan kakinya. Kaki mungilnya
menghentak guna membantu tubuhnya bermanuver mencari putting susu.
Khusus tahap keempat, ibu juga merasakan manfaatnya. Hentakan bayi di perut
bagian rahim membantu proses usai persalinan. “hentakan itu membantu ibu
mengeluarkan ari-ari”.
Tahap kelima, pada tahap kelima bayi akan menjilat kulit ibunya. Jorok? Justru
sebaliknya sebab bakteri yang masuk lewat mulut akan menjadi bakeri baik di
pencernaan bayi. Jadi biarkan si bayi melakukan kegiatan itu.
Tahap terakhir adalah saat bayi menemukan puting susu ibunya. Bayi akan menyusu
untuk pertama kalinya. “Proses sampai bisa menyusu bervariasi”. Ada yang sampai 1
jam dan ada yang berkisar hanya sekitar 42 menit.

You might also like