You are on page 1of 1

PENDAHULUAN BUKU KEMBALI KE AKAR

Setiap manusia di atas planet bumi ini memiliki sifat yang unik. Keunikan manusia itu
terbentuk juga oleh kebudayaan tempat dia dilahirkan dan tempat dia hidup. Sebuah contoh
yang memperkuat pernyataan itu adalah karakteristik manusia Suku Bunak.
Penulis mencoba mengedepankan identitas manusia Suku Bunak melalui syering
pengalaman hidup penulis dalam budaya Suku Bunak, yang tertuang di dalam buku ini.
Identitas manusia Suku Bunak dibangun di atas sebuah dasar yang kokoh yang dapat disebut
sebagai hakekat hidup manusia Suku Bunak atau filsafat hidup manusia Suku Bunak, yang
mencakup dua hal yaitu pola pemahaman tentang wujud tertinggi suku Bunak dan perayaan
ritus adat dalam kebersamaan sebagai cara menghadirkan atau membuat hidup wujud tertinggi
dalam seluruh kehidupan suku Bunak.
Wujud tertinggi yang ada dalam pola pikir suku Bunak adalah “Hot Essen” sebagai asal
atau sumber yang baik, benar dan indah. Kebaikan, kebenaran dan keindahan adalah sifat khas
“Hot Essen” itu terwahyukan kepada manusia dalam diri para penguasa adat suku Bunak yaitu
“Lal Gomo” yang menterjemahkan kebaikan, kebenaran dan keindahan “Hot Essen” itu dalam
ritus-ritus adat Suku Bunak. Perayaan ritus adat adalah jalur untuk mendapat berkat dari
penguasa abadi yaitu “Hot Essen”. Perayaan ritus-ritus adat itu selalu dalam kebersamaan,
bukan secara personal. Itu menunjukkan bahwa semakin mendalam relasi dengan “Hot Essen”
dalam ritus-ritus adat itu maka semakin mendalam juga relasi sosial yang dibangun di atas
humanitas yang kokoh. Relasi dengan wujud tertinggi dan relasi kemanusiaan bagaikan dua sisi
mata uang yang membentuk kesatuan yang utuh. Keunikan manusia suku Bunak yang dibentuk
oleh budayanya dialami penulis yang lahir, hidup dan berkembang dalam Adat Suku Bunak di
Dusun Asueman, Desa Aitoun, Kecamatan Rai Hat, Kabupaten Belu, NTT, Indonesia. Selamat
menemukan identitas manusia Suku Bunak dalam buku ini.

You might also like