You are on page 1of 4

#agak alert..

ni da dr dosko..
..
1. jelaskan masing" bentuk pemanfaatan BMN!

2. sbutkan 3 macam BLU dan persyaratan untuk menjadi BLU!

3. apa yg dmaksud dg BMN? jlaskan asas pengelolaannya!

4. jelaskan sistem dan metode dalam pengadaan brg/jasa pemborongan serta jasa konsultasi!

5. jlaskan prinsip pngadaan brg/jasa!

6. jlaskan pmeriksaan oleh BPK bserta standar pemriksaannya! sanksi apa yg dikenakan jika BPK diindikasikan melakukan
tindak pidana dlm mlaksanakan tugas!

7. jlaskan prosedur ganti rugi hingga pnyelesaiannya!

8. mnurut anda apa korelasi pengelolaan keuangan negara dgn tanggung jawab negara? jlaskan!
..
klo ga prcya abaikan.. :)

 no 1.
1. SEWA
Sewa adalah pemanfaatan barang milik negara/daerah oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dan menerima imbalan
uang tunai
2. PINJAM PAKAI
Pinjam pakai adalah penyerahan penggunaan barang antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah dan antar
pemerintah daerah dalam jangka waktu tertentu tanpa menerima imbalan dan setelah jangka waktu
tersebut berakhir diserahkan kembali kepada pengelola barang
3. KERJASAMA PEMANFAATAN
Kerjasama pemanfaatan adalah pendayagunaan barang milik negara/daerah oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu
dalam rangka peningkatan penerimaan Negara bukan pajak/pendapatan daerah dan sumber pembiayaan lainnya
4. BGS BSG
Bangun guna serah (BGS) adalah pemanfaatan barang milik negara/daerah berupa tanah oleh pihak lain dengan cara
mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya, kemudian didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam jangka
waktu tertentu yang telah disepakati, untuk selanjutnya diserahkan kembali tanah beserta bangunan dan/atau sarana
berikut fasilitasnya setelah berakhirnya jangka waktu.

Bangun serah guna (BSG) adalah pemanfaatan barang milik negara/daerah berupa tanah oleh pihak lain dengan cara
mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya, dan setelah selesai pembangunannya diserahkan untuk
didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam jangka waktu tertentu yang disepakati.

No 2
1. BLU yang kegiatannya menyediakan barang atau jasa meliputi rumah sakit, lembaga pendidikan, pelayanan lisensi,
penyiaran, dan lain-lain;
2. BLU yang kegiatannya mengelola wilayah atau kawasan meliputi otorita pengembangan wilayah dan kawasan ekonomi
terpadu (Kapet); dan
3. BLU yang kegiatannya mengelola dana khusus meliputi pengelola dana bergulir, dana UKM, penerusan pinjaman dan
tabungan pegawai.
A. Persyaratan substantif BLU, Menyediakan barang dan/atau jasa, Mengelola wilayah/kawasan tertentu, Mengelola dana
khusus
B. Persyaratan teknis BLU menteri/pimpinan lembaga merekomendasi bhw Kinerja pelayanan layak ditingkatkan melalui BLU
& Kinerja keuangan satker yang bersangkutan sehat
C. Persyaratan administratif diatur oleh Menteri Keuangan (enam dokumen)
pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja pelayanan, keuangan, dan manfaat bagi masyarakat;pola tata kelola.
rencana strategis bisnis;laporan keuangan pokok;standar pelayanan minimum; dan laporan audit terakhir atau pernyataan
bersedia untuk diaudit secara independen.
No 3
semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN atau berasal dari perolehan lainnya yang syah
• Asas fungsional, yaitu pengambilan keputusan dan pemecahan masalah-masalah di bidang pengelolaan barang milik
negara/daerah yang dilaksanakan oleh kuasa pengguna barang, pengguna barang, pengelola barang dan
gubernur/bupati/walikota sesuai fungsi, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing;
• Asas kepastian hukum, yaitu pengelolaan barang milik negara/daerah harus dilaksanakan berdasarkan hukum dan
peraturan perundangundangan;
• Asas transparansi, yaitu penyelenggaraan pengelolaan barang milik negara/daerah harus transparan terhadap hak
masyarakat dalam memperoleh informasi yang benar.
• Asas efisiensi, yaitu pengelolaan barang milik negara/daerah diarahkan agar barang milik negara/daerah digunakan sesuai
batasan-batasan standar kebutuhan yang diperlukan dalam rangka menunjang penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi
pemerintahan secara optimal;
• Asas akuntabilitas, yaitu setiap kegiatan pengelolaan barang milik negara/daerah harus dapat dipertanggungjawabkan
kepada rakyat;
• Asas kepastian nilai, yaitu pengelolaan barang milik negara/daerah harus didukung oleh adanya ketepatan jumlah dan nilai
barang dalam rangka optimalisasi pemanfaatan dan pemindahtanganan barang milik negara/daerah serta penyusunan
Neraca Pemerintah.

No 4

Penetapan Metoda Pemilihan Penyedia Barang Jasa Pemborongan /Jasa Lainnya :


• Metoda pemilihan Penyedia barang/jasa Pemborongan/Jasa lainnya (Prinsip :Pelelangan Umum, Pelelangan Terbatas jika
pekerjaan kompleks, Pemilihan Langsung dengan nilai s.d. Rp. 100 juta dan Penunjukan Langsung (keadaan tertentu skala
kecil dengan nilai maks Rp. 50 juta dan barang/jasa khusus spesifik dan teknologi khusus)
• Metoda pemilihan Penyedia Jasa Konsultasi: Prinsip Seleksi Umum, Seleksi Terbatas jika pekerjaan kompleks, Seleksi
Langsung dengan nilai s.d. Rp. 100 juta dan Penunjukan Langsung (keadaan darurat skala kecil dengan nilai maks Rp. 50
juta dan barang/jasa tunggal hak paten
Penetapan metoda Penyampaian Dokumen Penawaran :
• Metoda Satu sampul (pekerjaan yang sederhana) mis ATK
• Metoda dua sampul (evalusasi teknis yang lebih mendalam) misalnya pengadaan peralatan dan mesin yang tidak
sederhana
• Metoda Dua Tahap (teknologi tinggi, kompleks dan resiko tinggi misalnya kontrak terima jadi /turnkey, rancang bangun
rekayasa dan pembangkit tenaga listrik tenaga nuklir)
Penetapan metoda Evaluasi Penawaran :
• Kriteria dan Tata cara evaluasi ( hal 85 Keppres 80 Tahun 2003)
• Evaluasi penawaran untuk pengadaan barang/jasa pemborongan/Jasa lainnya dengan :
1. Sistem gugur (Evaluasi Administrasi, Teknis dan harga)
2. Sistem Nilai (Merit Point System)
-> Evaluasi Administrasi, Teknis dan harga,
3. Sistem Penilaian Biaya Selama Umur Ekonomis
(Economic Life Cycle Cost) -> Evaluasi Administrasi,
Teknis dan harga

• Evaluasi penawaran Untuk Pengadaan Jasa Konsultasi


1. Metoda Evaluasi berdasarkan Kualitas
2. Metoda Evaluasi berdasarkan Kualitas Teknis dan Biaya
3. Metode Evaluasi Pagu Anggaran
4. Metode Evaluasi Biaya terendah
5. Untuk pengadaan barang/jasa pemborongan/Jasa lainnya dengan :
1. Sistem gugur (Evaluasi Administrasi, Teknis dann harga)
2. Sistem Nilai (Merit Point System) Evaluasi Administrasi, Teknis dan harga,
3. Sistem Penilaian Biaya Selama Umur Ekonomis (Economic Life Cycle Cost) -> Evaluasi Administrasi, Teknis dan harga
NO 5

Prinsip prinsip dalam pengadaan barang/jasa

1. efisien, berarti pengadaan barang/jasa harus diusahakan dengan menggunakan dana dan daya yang terbatas untuk
mencapai sasaran yang ditetapkan dalam waktu sesingkat-singkatnya dan dapat dipertanggungjawabkan;

2. efektif, berarti pengadaan barang/jasa harus sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya sesuai dengan sasaran yang ditetapkan;
3. terbuka dan bersaing, berarti pengadaan barang/jasa harus terbuka bagi penyedia barang/jasa yang memenuhi
persyaratan dan dilakukan melalui persaingan yang sehat di antara penyedia barang/jasa yang setara dan memenuhi
syarat/kriteria tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas dan transparan;

4. transparan, berarti semua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan barang/jasa, termasuk syarat teknis
administrasi pengadaan, tata cara evaluasi, hasil evaluasi, penetapan calon penyedia barang/jasa, sifatnya terbuka bagi
peserta penyedia barang/jasa yang berminat serta bagi masyarakat luas pada umumnya;

5. adil/tidak diskriminatif, berarti memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon penyedia barang/jasa dan tidak
mengarah untuk memberi keuntungan kepada pihak tertentu, dengan cara dan atau alasan apapun;

6. akuntabel, berarti harus mencapai sasaran baik fisik, keuangan maupun manfaat bagi kelancaran pelaksanaan tugas
umum pemerintahan dan pelayanan masyarakat sesuai dengan prinsip-prinsip serta ketentuan yang berlaku dalam
pengadaan barang/jasa

No 6

Pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang dilakukan oleh BPK meliputi seluruh unsur keuangan
negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara( a. hak
negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan mengedarkan uang, dan melakukan pinjaman; b. kewajiban negara
untuk menyelenggarakan tugas layanan umum pemerintahan negara dan membayar tagihan pihak ketiga; c. Penerimaan
Negara; d. Pengeluaran Negara; e. Penerimaan Daerah; f. Pengeluaran Daerah; g. kekayaan negara/kekayaan daerah yang
dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai
dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan negara/ perusahaan daerah; h. kekayaan pihak lain
yang dikuasai oleh pemerintah dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan dan/atau kepentingan umum; i.
kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang diberikan pemerintah. ).
Standar pemeriksaan adalah patokan untuk melakukan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara
yang meliputi standar umum, standar pelaksanaan pemeriksaan, dan standar pelaporan yang wajib dipedomani oleh BPK
dan/atau pemeriksa.

Standar pemeriksaan keuangan negara sebagaimana dimaksud sekurang-kurangnya memuat hal-hal sebagai berikut:
a. Pemeriksa tidak mempunyai hubungan pertalian darah ke atas, ke bawah, atau semenda sampai dengan derajat kedua
dengan jajaran pimpinan objek pemeriksaan;
b. Pemeriksa tidak mempunyai kepentingan keuangan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan objek
pemeriksaan;
c. Pemeriksa tidak pernah bekerja atau memberikan jasa kepada objek pemeriksaan dalam kurun waktu 2 (dua) tahun
terakhir;
d. Pemeriksa tidak mempunyai hubungan kerja sama dengan objek pemeriksaan; dan
e. Pemeriksa tidak terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan objek pemeriksaan, seperti
memberikan asistensi, jasa konsultansi, pengembangan sistem, menyusun dan/atau mereview laporan keuangan objek
pemeriksaan.(Ps.31 ay.4 UU 15 Th.2006 ttg BPK)
Pemeriksa dapat melaksanakan pemeriksaan investigatif guna mengungkap adanya indikasi kerugian negara/daerah
dan/atau unsur pidana.
(1) Apabila dalam pemeriksaan ditemukan unsur pidana, BPK segera melaporkan hal tersebut kepada instansi yang
berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Tata cara penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur bersama oleh BPK dan Pemerintah.
No 7
PROSEDUR GANTI RUGI
(1). BPK menerbitkan surat keputusan penetapan batas waktu pertanggungjawaban bendahara atas kekurangan kas/barang
yang terjadi, setelah mengetahui ada kekurangan kas/barang dalam persediaan yang merugikan keuangan negara/ daerah.
(2) Bendahara dapat mengajukan keberatan atau pembelaan diri kepada BPK dalam waktu 14 (empat belas) hari kerja
setelah menerima surat keputusan.
(3) Apabila bendahara tidak mengajukan keberatan atau pembelaan dirinya ditolak, BPK menetapkan surat keputusan
pembebanan penggantian kerugian negara/daerah kepada bendahara bersangkutan.
• Pembelaan diri ditolak oleh BPK apabila bendahara tidak dapat membuktikan bahwa dirinya bebas dari kesalahan,
kelalaian, atau kealpaan.
(4) Tata cara penyelesaian ganti kerugian negara/daerah terhadap bendahara ditetapkan oleh BPK setelah berkonsultasi
dengan pemerintah.
(5) Tata cara penyelesaian ganti kerugian berlaku pula bagi pengelola perusahaan umum dan perusahaan perseroan yang
seluruh atau paling sedikit 51% (lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia, sepanjang tidak
diatur dalam undang-undang tersendiri.
PENYELESAIAN GANTI RUGI :
(1) Menteri /pimpinan lembaga/gubernur/bupati/walikota/direksi perusahaan negara dan badan-badan lain yang mengelola
keuangan negara melaporkan penyelesaian kerugian negara/daerah kepada BPK selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari
setelah diketahui terjadinya kerugian negara/daerah dimaksud.
(2) BPK memantau penyelesaian pengenaan ganti kerugian negara/daerah terhadap pegawai negeri bukan bendahara
dan/atau pejabat lain pada kementerian negara/lembaga/pemerintah daerah.

Thanks

You might also like