You are on page 1of 5

c  


     
    
Melahirkan memang suatu proses yang alami dan menimbulkan rasa sakit. Namun banyak
wanita yang merasakan sakit tersebut lebih parah dari seharusnya karena banyak dipengaruhi
oleh rasa panik dan stress. Hal ini disebut fear-tension-pain concept (takut-tegang-sakit), dimana
rasa takut menimbulkan ketegangan atau kepanikan yang menyebabkan otot - otot menjadi kaku
dan akhirnya menyebabkan rasa sakit (Hypno-birthing, 2006). Priest (1994) menyatakan bahwa
³Salah satu sumber kecemasan adalah kehamilan´. Kehamilan merupakan suatu periode kritis
dalam kehidupan seorang wanita. Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa ³Salah satu periode
kritis dalam kehidupan seorang wanita adalah saat ia hamil´ (Dagun, 1990). Menurut Mochtar, R
(1998:179) (dalam Anggra, 2008) ketakutan ibu menghadapi persalinan terutama primigravida,
berkaitan dengan emosi ibu yang berpengaruh pada proses persalinan. Kecemasan persalinan
pertama merupakan perasaan atau kondisi psikologis yang tidak menyenangkan dikarenakan
adanya perubahan fisiologis yang menyebabkan ketidakstabilan kondisi psikologis. Hal ini
berkaitan dengan pengalaman baru yang dialami ibu hamil serta masih terbatasnya pengetahuan
tentang kehamilan.   

Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya ³‘ berasal dari Bahasa Latin ‘



yang
berarti kaku, dan ‘ ‘ yang berarti mencekik. Menurut Freud (dalam Alwisol, 2005:28)
mengatakan bahwa kecemasan adalah fungsi ego untuk memperingatkan individu tentang
kemungkinan datangnya suatu bahaya sehingga dapat disiapkan reaksi adaptif yang sesuai..
Kecemasan berfungsi sebagai mekanisme yang melindungi ego karena kecemasan memberi
sinyal kepada kita bahwa ada bahaya dan kalau tidak dilakukan tindakan yang tepat maka bahaya
itu akan meningkat sampai ego dikalahkan. Perbedaan intensitas kecemasan tergantung pada
keseriusan ancaman dan efekivitas dari operasi-operasi keamanan yang dimiliki seseorang.
Mulai munculnya perasaan-perasaan tertekan, tidak berdaya akan muncul apabila orang tidak
siap menghadapi ancaman. Perasaan yang tidak menyenangkan tersebut umumnya menimbulkan
gejala-gejala fisiologis (seperti gemetar, berkeringat, detak jantung meningkat, dan lain-lain) dan
gejala psikologis (seperti panik, tegang, bingung, tak dapat berkonsentrasi, dan sebagainya).
Gangguan kecemasan tipe menyeluruh atau  ‘   ditandai oleh
kekhawatiran yang berlebihan tentang kehidupan sehari-hari, kejadian-kejadian tentang
kehidupan seharihari, dan konflik-konflik yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Menurut
Dagun, (1990) faktor-faktor penyebab kecemasan pada ibu hamil diantaranya adalah perubahan-
perubahan baik secara fisik maupun psikologis selama tiga trimester Menurut Dagun, (1990)
pada fase ketiga seluruh tubuh ibu hamil akan membengkak dan pertambahan berat badan
seluruhnya dapat mencapai belasan kilogram selama akhir kehamilan. Bertambahnya berat badan
ketika hamil akan menimbulkan kecemasan tentang kondisi fisik ibu hamil ketika melahirkan
nanti. Ibu hamil akan merasa cepat pusing, capek, karena pertambahan berat badannya. Hal
tersebut akan mempengaruhi proses persalinan yang membutuhkan kondisi fisik yang sehat dan
stamina yang kuat.

          


  
          

Kehamilan dapat dibagi menjadi 3 trimester yaitu trimester 1, trimester 2, dan trimester 3, pada
tiap trimester tersebut wanita hamil akan mengalami perubahan-perubahan fisik. Perubahan fisik
tersebut dapat menimbulkan kecemasan. Kecemasan terhadap perubahan fisik pada trimester 1
yaitu mual-mual, muntah-muntah, pusing, cepat lelah dan capek. Sedangkan perubahan
psikologisnya adalah wanita hamil mudah marah, mudah tersinggung, dan sebagainya pada
trimester 1 wanita hamil lebih cemas dan takut akan keguguran. Hal ini dikarenakan pada fase ini
perkembangan bayi belum terlihat jelas dan lemah. Pada trimester ke-2 ibu hamil biasanya sudah
bisa menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada trimester 1. Ibu hamil
pada trimester ke-2 mulai merasakan adanya gerakan janin di dalam perutnya. Apabila wanita
hamil tidak dapat merasakan gerakan-gerakan bayi dalam kandungannya maka akan muncul
kecemasana. Kecemasan ini berasal dari ketakutan ibu hamil akan berkembangnya janin yang
ada di dalam perutnya. Apakah bayi yang ada di dalam kandungannya masih hidup atau
mengalami suatu gangguan. Pada wajah ibu hamil juga akan muncul bercak kecoklatan pada
kulit hidung dan pipi. Wanita hamil yang selalu memperhatikan kecantikan wajahnya akan
merasa cemas dengan kecantikannya. Pada trimester ke-3 kecemasan akan kembali muncul
ketika akan mendekati proses persalinan. Ibu hamul akan ditakuti oleh kesakitan yang luar biasa
ketika akan melahirkan bahkan resiko kematian. Hal ini disebabkan wanita hamil sering
mendengarkan cerita-cerita, baik dari tetangga mabupun ibu-ibu yang pernah melahirkan.
Apakah ia bisa melakukan proses mengejan dengan baik agar proses persalinan berlangsung
dengan lancar. Jika wanita hamil lemah, maka akan mempersulit proses melahirkan nanti.

        

Kecemasan dapat timbul ketika individu menghadapi pengalamana-pengalaman baru. Wanita


hamil yang pertama kali hamil akan lebih merasa cemas dibandingkan dengan wanita hamil yang
sudah pernah melahirkan. Hal ini didasarkan bahwa ³Cemas dapat timbul ketika individu
menghadapi pengalaman-pengalaman baru seperti masuk sekolah, memulai pekerjaan baru, atau
melahirkan bayi´.(Stuart & Sundeen, 1993). Wanita hamil akan belajar dari pengalaman-
pengalaman emosionalnya selama menjalani kehamilan. Apabila wanita hamil merasa terancam
maka akan menimbulkan kecemasan. Kecemasan sebagai suatu emosi yang muncul dari
pengalaman subyektif individu. Tiap individu mempunyai pengalaman-pengalaman yang
berbeda sehingga antara individu yang satu dengan individu yang lainnya tidak sama dalam
menyikapi kecemasannya. Individu yang mengetahui penyebab sumber kecemasannya akan
lebih mudah untuk menghadapi kecemasan terutama pada ibu hamil.

!          

Situasi yang mengancam ibu hamil meliputi ancaman fisik, ancaman terhadap harga diri, dan
tekanan untuk melakukan sesuatu di luar kemampuan. Individu yang merasa pada suatu kondisi
yang tidak jelas akan menimbulkan cemas. Contohnya; khawatir akan kehilangan orang yang
kita cintai, perasaan-perasaan bersalah dan berdosa yang bertentangan dengan hati nurani, dan
sebagainya. Situasi kecemasan tersebut biasanya dialami oleh wanita yang menjalani kehamilan
dan persalinan. Hal ini menandakan bahwa kebutuhan akan rasa aman sangat diperlukan ketika
rasa gelisah dan rasa takut muncul pada ibu hamil. Ibu hamil akan sangat cepat mengenali diri
dan bayinya jika ia berada dalam situasi-situasi seperti keguguran atau cemas terhadap dirinya
yang mengidap penyakit berbahaya bagi calon bayi.

 c"  "   


   

Menurut Blackburn, (1990), gejala-gejala kecemasan pada ibu hamil meliputi 3 aspek, yaitu :
gejala fisik, psikologis dan sosial. Gejala fisik meliputi telapak tangan basah, tekanan darah
meninggi, badan gemetar, denyut jantung meningkat dan keluarnya keringat dingin. Perubahan
fisik yang terjadi pada ibu hamil contohnya muncul jerawat, varises, noda juga dapat
menimbulkan kecemasan. Hal ini akan mengurangi kecantikan wajah pada ibu hamil. Perubahan
yang terjadi ketika hamil yang lain adalah mudah lelah, badan terasa tidak nyaman, tidak bisa
tidur nyenyak, sering kesulitan bernafas, dan lain-lain. Perubahan-perubahan tersebut berbeda-
beda intensitasnya pada masing-masing ibu hamil. Ada ibu hamil yang intensitas kecemasannya
lebih tinggi, adapula yang intensitas kecemasannya lebih rendah. Kecemasan merupakan reaksi
psikologis yang wajar pada ibu hamil, jika ibu hamil dapat mengatasi kecemasannya maka ia
akan dapat menikmati tahapan kehamilannya dengan lebih nyaman dan tenang. Secara
psikologis, kecemasan dapat meningkatkan kerja dari sistem syaraf yang mengatur pelepasan
hormon tertentu. Akibat pelepasan hormon tersebut, muncullah perangsangan pada organ-organ,
seperti lambung, jantung, pembuluh darah maupun fisiologis tubuh lainnya. Kecemasan yang
ditimbulkan secara psikologis juga dikarenakan ketidakmampuan individu dalam
mengidentifikasi ancaman yang datang sehingga muncul gejala-gejala seperti marah-marah,
takut, perasaan tidak menentu, serta ketidakmampuan mengendalikan pikiran buruk. Ada dua hal
yang menyebabkan kecemasan pada ibu hamil yaitu perasaan takut dan penolakan ibu terhadap
kehamilannya. Perasaan takut yang dirasakan oleh ibu hamil lebih didasarkan pada perubahan
besar yang terjadi pada tubuhnya. Penolakan ibu terhadap kehamilannya lebih didasarkan pada
calon ibu tersebut tidak menikah atau karena kesulitan ekonomi sehingga dengan hadirnya anak
dapat memberatkan ekonomi keluarga (Sastrawinata, 1983). Kecemasan dalam ruang lingkup
sosial dapat dilihat dari situasi, kondisi dan obyek tertentu misalnya individu cemas ketika
memperlihatkan diri di depan umum. Keadaan ini terutama terjadi pada individu yang pemalu,
penakut, merasa tidak tentram, dan cemas bila berkumpul dengan orang-orang yang masih asing
dengannya. Pada ibu hamil biasanya kepercayaan tradisional yang dianut dalam suatu daerah
akan berpengaruh terhadap pola pikirnya sehingga akan menimbulkan kecemasan tersendiri.
Sikap yang kurang menyenangkan di pihak orang-orang yang berarti sikap yang kurang
menyenangkan dari lingkungan juga menimbulkan efek yang mendalam bagi kondisi mental ibu
hamil. Misalnya orang tua yang tidak menghendaki kelahiran karena takut mengganggu program
pendidikan dan pekerjaan. Hasil studi tentang psikologi kehamilan membuktikan bahwa
fenomena kecemasan yang berhubungan dengan kehamilan dipengaruhi oleh beberapa faktor
yang merupakan beban ekstra yang dapat berasal dari dalam tubuh sendiri maupun dari kejadian
diluar tubuh. Menurut Notosoedirjo (1996) (dalam Mulyata, 1999) apabila ibu hamil tidak
mampu beradaptasi dengan beban ekstra tersebut, akan mengalami kecemasan. Berikut disajikan
beberapa faktor yang dikumpulkan oleh Niven (1992) (dalam Mulyata, 1999) yang mempunyai
pengaruh negatif terhadap kehamilan, sebagai berikut:

1. Stresfull life events, termasuk suami kehilangan pekerjaan, suami menganggur, masalah
perumahan, suami selingkuh, adanya anggota keluarga yang sakit keras.
2. Adanya masalah dalam kehidupan rumah tangga sehari-hari seperti masalah finansial,
hilangnya aset keluarga, kegagalan dalam business, hilangnya dukungan sosial dari pihak
tertentu.

3. Pengalaman keguguran, bayi lahir mati, bayi lahir imatur, prematur, bayi lahir cacat,
pernah mengalami kondisi yang mengancam jiwa.

4. Adanya riwayat infertilitas disertai berbagai usaha sehingga berhasil hamil. 5. Pernah
menderita penyakit jiwa

4  
  

Sumber-sumber kecemasan pada ibu hamil meliputi kecemasan realitas, kecemasan neurotik, dan
kecemasan moral. Kecemasan realitas merupakan kecemasan atau takut akan bahaya-bahaya
nyata di dunia luar seperti takut mati, trauma kelahiran, perasaan berdosa dan sebagainya.
Kecemasan realitas yang dialami oleh ibu hamil adalah ketakutan akan kesehatan bayi yang
dikandungnya, takut bayi yang dilahirkannya bernasib jelek/buruk, takut tidak diterimanya bayi
oleh suami dan keluarga, takut akan ditinggalkan suami sesudah ia menjalani prose persalinan
karena karena bentuk tubuh yang telah berubah. Hal ini dapat menyebabkan ibu hamil merasa
tidak percaya diri dalam melewati masa kehamilan dan kelahiran. Kecemasan neurotik adalah
kecemasan terhadap tidak terkendalinya naluri yang menyebabkan sesorang melakukan tindakan
yang bisa mendatangkan hukuman. Kecemasan jenis ini merupakan rasa cemas terhadap
penyakit yang dialami dan dirasakan ketika hamil. Kecemasan neurotik ini biasanya takut
melihat darah, serangga, binatang-binatang kecil atau tempat yang tinggi dan orang banyak.
Penyakit ini sejenis dengan penyakit O ‘ Kecemasan moral adalah ketakutan terhadap hati
nurani, rasa berdosa apabila individu melakukan atau berfikir untuk melakukan sesuatu yang
bertentangan dengan norma-norma. Perasaan bersalah dan berdosa yang dialami oleh ibu hamil
adalah hamil di luar nikah, pernikahan yang tidak direstui oleh keluarga dan ketiadaan
suami/keluarga pada saat hamil dan melahirkan. Hal ini muncul karena individu tersebut
melakukan hubungan yang dianggap bertentangan dengan norma-norma yang ada di dalam
masyarakat.

ü           

Faktor penentu kecemasan yang terjadi pada ibu hamil dapat dilihat dari status wanita dalam
keluarga dan komunitas misalnya pendidikan, pekerjaan, penghasilan, status sosial. Hal itu
meliputi penghasilan keluarga, tempat tinggal, pendidikan, kondisi lingkungan, sarana pelayanan
kesehatan, status gizi ibu, infeksi, penyakit kronis serta riwayat  Ibu hamil yang
memiliki tingkat pendidikan serta status sosial yang rendah tidak merasa cemas. Hal ini
dikarenakan kehamilan merupakan sesuatu yang wajar terjadi pada wanita yang produktif, tetapi
ketidaktahuan mereka akan perilaku-perilaku, informasi-informasi yang berkaitan dengan
kesehatan reproduksi akan menimbulkan kecemasan tersendiri. Cemas dapat mempengaruhi
kontraksi urine ketika melahirkan. Proses kelahiran akan berlangsung lebih lama daripada yang
normal dan kemungkinan terjadi komplikasi lebih besar karena bayi seringkali harus dilahirkan
dengan menggunakan alat. Cemas juga akan mempengaruhi kondisi anak yang sedang
mengalami pertumbuhan di dalam kandungan. Hurlock (1994) menjelaskan rasa khawatir, cemas
sering mengakibatkan banyak makan, pertambahan berat badan yang berlebihan dalam
kehamilan. Apabila tekanan yang dialami wanita mengakibatkan peningkatan kegiatan janin
yang berlebihan maka akan terjadi kekurangan berat badan dan kegelisahan sedemikian rupa
sehingga penyesuaian awal setelah melahirkan akan sangat terpengaruh. Jenis pekerjaan tertentu
juga cenderung lebih berbahaya apabila dilakukan secara terus menerus oleh ibu hamil, misalnya
bekerja di Rumah Sakit, salon kecantikan atau pabrik dapat memperbesar jumlah kelahiran cacat
atau keguguran. Hal ini didasarkan pada Hurlock, (1994) bahwa kekhawatiran akan bahaya
kimia atau bahaya lain yang dihadapi wanita hamil yang bekerja di tempat-tempat seperti Rumah
Sakit, pabrik, salon kecantikan, dan lain-lain. Kehamilan dengan kecemasan yang tinggi akan
mengakibatkan ibu hamil memiliki resiko tinggi untuk keguguran, persalinan yang lama serta
kelahiran secara prematur. Kecemasan yang tinggi ketika hamil juga dapat menyebabkan anak
yang dilahirkan menjadi hiperaktif dan sukar mengendalikan emosi. Kondisi emosional gizi yang
buruk saat hamil, rendahnya asupan gizi yang dikonsumsi ibu hamil akan dapat menyebabkan
kematian ibu hamil

You might also like