You are on page 1of 33

2

Pedosfer

Proses Terbentuknya Tanah

Klasifikasi Tanah

Jenis Tanah di Indonesia

Persebaran Tanah

Degradasi lahan
Mengklasifikasikan jenis tanah yang tersebar di Indonesia

Disusun :
Juananda Dwi Satria
Kreshna Dwi Nugroho
Indonesia adalah negara kepulauan dengan daratan yang luas dengan
jenis tanah yang berbeda-beda. Berikut ini adalah macam-macam /
jenis-jenis tanah yang ada di wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Tanah humus adalah tanah yang sangat subur terbentuk dari lapukan daun
dan batang pohon di hutan hujan tropis yang lebat.
Tanah pasir adalah tanah yang bersifat kurang baik bagi pertanian yang
terbentuk dari batuan beku serta batuan sedimen yang memiliki butir
kasar dan berkerikil.
Tanah Alluvial / Tanah Endapan

Tanah aluvial adalah tanah yang dibentuk dari lumpur sungai yang
mengendap di dataran rendah yang memiliki sifat tanah yang subur dan
cocok untuk lahan pertanian.
Tanah podzolit adalah tanah subur yang umumnya berada di
pegunungan dengan curah hujan yang tinggi dan bersuhu
rendah/dingin.
Tanah vulkanis adalah tanah yang terbentuk dari lapukan materi letusan
gunung berapi yang subur mengandung zat hara yang tinggi. Jenis
tanah vulkanik dapat dijumpai di sekitar lereng gunung berapi.
Tanah laterit adalah tanah tidak subur yang tadinya subur dan
kaya akan unsur hara, namun unsur hara tersebut hilang karena
larut dibawa oleh air hujan yang tinggi. Contoh : Kalimantan
Barat dan Lampung.
Tanah Mediteran / Tanah Kapur
Tanah mediteran adalah tanah sifatnya tidak subur yang terbentuk
dari pelapukan batuan yang kapur. Contoh : Nusa Tenggara,
Maluku, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Tanah organosol adalah jenis tanah yang kurang subur untuk bercocok
tanam yang merupakan hasil bentukan pelapukan tumbuhan rawa.
Contoh : rawa Kalimantan, Papua dan Sumatera.
SESI PERTANYAAN
Menganalisis lokasi-lokasi persebaran tanah di Indobesia

Disusun :
Adnan Faris Naufal
Tri Bayu Aji
Lampung, Jawa Tengah Kalimantan Selatan dan Sulawesi Tenggara.
Daerah Istimewa Yogyakarta, pantai barat Sumatera, dan pesisir selatan
Jawa Timur.
Tanah Alluvial / Tanah Endapan

Sepanjang pantai timur Sumatera, pantai utara Jawa, pantai barat dan
selatan Kalimantan, serta pantai selatan Papua.
Papua, pantai timur Sumatera, serta Kalimantan.
Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, Nusa Tenggara Barat, Halmahera, dan
Sulawesi Utara.
Kalimantan Barat, Jawa Barat, dan Jawa Timur
Tanah Mediteran / Tanah Kapur
Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Tengah.
Pantai timur Sumatera, Sulawesi, pantai-pantai Kalimantan, pantai
Selatan Papua, kepulauan Halmahera, dan Pulau Seram.
SESI PERTANYAAN
Memahami tentang degradasi lahan dan dampaknya

Disusun :
Dini Aprilia Norvyani
Degradasi adalah perubahan yang
mengarah kepada kerusakan di muka
bumi. Degradasi di sini artinya penurunan
kualitas maupun perusakan lahan.

Pengertian Degradasi
Penebangan hutan yang semena-mena merupakan degradasi lahan. Selain itu
tidak terkendali dan tidak terencananya penebangan hutan secara baik
merupakan bahaya ekologis yang paling besar. Kerusakan lahan atau tanah akan
berpengaruh terhadap habitat semua makhluk hidup yang ada di dalamnya dan
kerusakan habitat sangat berpengaruh terhadap kelangsungan makhluk hidup
yang disangganya. Ada beberapa faktor penyebab terjadinya degradasi yaitu:

Erosi

Pestisida

Bahan radioaktif
Pupuk kimia

Deterjen

Sampah organik (terutama dari daerah perkotaan)


 Limbah industri anorganik (berbentuk gas, cair dan padat)
 Semakin menurunnya tingkat kesuburan tanah/ lahan untuk
budidaya pertanian karena siklus pemanfaatan lahan yang terlalu
intensif tanpa upaya penyuburan kembali (refertilization)
 Semakin banyaknya areal semak-semak belukar dan tanah gundul
bekas penebangan hutan ilegal dan peladangan bakar yang tidak
dihijaukan kembali
 Semakin banyaknya lubang-lubang bekas galian mineral tambang/
bekas galian tanah untuk pembuatan bata dan genting yang
dibiarkan tanpa upaya reklamasi.
 Wabah dan penyakit (baik bagi manusia, hewan maupun tumbuhan)
dan penyebaran organisme yang menyebabkan infeksi
Dampak Kerusakan Lahan/Tanah

Kerusakan lahan atau tanah dapat menyebabkan berbagai dampak antara


lain terjadinya erosi dan sedimentasi serta masih banyak hal yang
ditimbulkan.

Erosi mempunyai beberapa akibat buruk. Penurunan kesuburan tanah.


Kedua menurunnya produksi sehingga akan mengurangi pendapatan
petani. Erosi tanah dapat terjadi akibat adanya curah hujan yang tinggi,
vegetasi penutup lahan yang kurang. Kemiringan lereng dan tata guna
lahan yang kurang tepat. Pendangkalan sungai untuk mengalirkan juga
berkurang dan menyebabkan bahaya banjir. Pendangkalan saluran
pengairan mengakibatkan naiknya dasar saluran, mengurangi luas lahan
pertanian yang mendapat aliran irigasi.
a) Erosi tanah
1. Di wilayah erosi
 Berkurangnya kesuburan tanah
 Rusaknya struktur tanah
 Penurunan kualitas tanah
 Menurunnya produktivitas tanah jika yang tererosi adalah lahan
pertanian
2. Di wilayah limpahan erosi
 Penyumbatan saluran
 Kerusakan tanah subur
 Perusakan air bersih
 Pencemaran oleh pupuk dari tanah pertanian
b) Pencemaran tanah
Akibat pertanian : menurunnya kesuburan tanah.
Akibat industri : mencemari lingkungan
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan
tanah. Sebelum dilakukan remediasi hal yang perlu diketahui
adalah:

Jenis perusak atau pencemar (organik/ anorganik),


terdegredasi/ tidak, berbahaya atau tidak.
Berapa banyak zat perusak/ pencemar yang telah merusak/
mencemari tanah tersebut.
Perbandingan Karbon (C), Nitrogen (N), dan Fosfat (P)
Jenis tanah
Kondisi tanah (basa, kering)
Telah berapa lama zat perusak terendapkan di lokasi
tersebut.
Ada dua jenis remediasi tanah:

1. In situ (on-site)
In situ adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah
dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi),
dan bioremediasi.

2. Ex situ (off site)


Ex situ meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian
dibawa ke daerah yang aman. Dari daerah aman, tanah tersebut
dibersihkan dari zat pencemar, caranya:
 tanah tersebut disimpan di bak/ tangki yang kedap
 kemudian pembersih dipompakan ke bak/ tangki tersebut
 selanjutnya zat perusak/ pencemar dipompakan keluar dari bak
yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah.
Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.
Bioremediasi adalah proses pembersihan perusakan atau
pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur,
bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi
zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak
beracun (karbondioksida dan air).
Empat teknik dasar yang biasanya digunakan dalam bioremediasi:
1.Stimulasi aktivitas mikroorganisme asli (di lokasi tercemar) dengan
penambahan nutrient, pengaturan kondisi redoks, optimasi PH, dan
sebagainya.
2.Inokulasi (penanaman) mikroorganisme di lokasi tercemar, yaitu
mikroorganisme yang memiliki kemampuan biotransformasi khusus.
3.Penerapan immobilized enzymes.
4.Penggunaan tanaman (phyroremediation)
a) Menjaga kesuburan tanah
1. Melindungi tanah dari erosi
2. Melakukan penghijauan kembali
3. Melakukan penggiliran tanaman
4. Melakukan pemupukan dengan komposisi tepat
5. Melakukan pengairan secara tepat dan teratur
b) Meningkatkan kualitas tanah
1. Melakukan pengolahan secara khusus pada tanah
yang berkualitas buruk
2. Menanami lahan yang menurun tingkat
kesuburannya.

Usaha Pelestarian Tanah


SESI PERTANYAAN

You might also like