You are on page 1of 30

By Stikes Surya Global

Yogyakarta 2010
Pengkajian
 Identitas Klien :
 Nama Klien : Ny. P
 Umur : 25 Tahun
 Agama : Islam
 Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
 Pendidikan : SMP
 Pekerjaan : IRT
 Alamat : Tempel, Rt 06/Rw 01 Angras manis jenawi,
Karang anyar, Sragen.
 No.RM : 291485
 Dx Medis : P1A0 dengan post SC a/i Panggul sempit
Identitas penanggung jawab :
 Nama : Tn E
 Umur : 35 Tahun
 Agama : Islam
 Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
 Pendidikan : SMK
 Pekerjaan : Buruh
 Alamat : Bogor.
 Hubungan dengan klien : Suami
Riwayat kesehatan
 Keluhan utama saat MRS
Klien kiriman dari spesialis obsgine, klien mengatakan hamil anak
pertama dengan usia 9 bulan lebih, gerakan janin masih dirasakan,
kenceng kenceng teratur belum dirasakan, air kawah dirasakan keluar
16 jam yang lalu.
 Keluhan utama saat pengkajian
Klien mengatakan nyeri pada jahitan diperut berlangsung lama dan
sering berulang apa lagi digunakan untuk bergerak skala 7.
 Riwayat kehamilan
Kehamilan ini merupakan kehamilan pertama dan persalinan dengan
cara SC, selama hamil klien rajin memeriksakan kehamilanya ke
spesialis kandungan sebanyak 4x, sudah imunisasi TT sebanyak 2x
sebelum kehamilan dan pada usia kehamilan 4 bulan. Akhirnya pada
tanggal 7 agustus 2010 ibu datang kedokter spesialis kandungan dengan
keluhan tidak kenceng – kenceng dengan G1 P0 A0 kehamilan 37
minggu, gerakan janin masih dirasakan dan air kawah sudah pecah 16
jam yang lalu.
HPMT : 16 Oktober 2009
HPL : 24 Juli 2010
Usia Kehamilan : 37 minggu
Riwayat persalinan
 Pada tanggal 7 agustus 2010 klien dilakukan tindakan SC dengan
menggunakan local anastesi oprasi SC jam 14.25 wib sampai jam 15.20 wib
lamanya 55 menit, bayi lahir jenis kelamin laki- laki dengan berat badan
3000 gram panjang badan 47 cm, lingkar dada 32, lingkar kepala 33 cm
tidak ada kelainan konginental. Dengan nilai APGAR 7 10 10
 Laktasi
Klien mengatakan ASI keluar tetapi belum lancar dan sudah diberikan
pada bayinya walaupun ASI keluar sedikit.
 Tanda Vital
TD: 110/70 MMHg N : 80X/menit
S : 36,5 ˚C RR : 20 x/ menit
 Riwayat kesehatan yang lalu
 Riwayat pengkajian Penyakit dahulu
Klien mengatakan tidak pernah dirawat karena penyakit, klien juga tidak
pernah mengidap penyakit yang parah. Klien masuk RS karena masalah
kehamilan dan ini pengalaman pertamanya. Klien hanya sakit biasa saja
seperti demam, flu batuk dan pusing kalau sakit klien berobat ke
PUSKESMAS.
 Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit
menular atau menurun. Seperti penyakit DM, Hipepatitis dan hipertensi.
GENOGRAM

 riwayat kehamiln, peralinan, nifas

N Usia BBL Cara penol L/p umur H/M nifas


o kehamian lahir ong
1 37 minggu 3000 sc Dokter l 2 hari h baik
Riwayat obstetri yang lalu
•Riwayat haid
Menarche : 15 tahun Siklus :28 – 30 hari
Lama haid : 4 – 5 hari
Jumlah : pada hari pertama haid klien ganti 2 – 3 kali sehari, pembalut slalu penuh, pada
hari kedua sampai selesai ganti 2 kali dan isi setengah pembalut dan semakin hari
semakin sedikit
Konsistensi : pada hari pertama mens sering keluar darah kental dan
berwarna merah tua setelah hari itu darah yang keluar berbentuk cair
Nafsu makan : tidak berkurang
Disminorea : setiap haid hari pertama
 Riwayat perkawinan
Klien mengatakan menikah saat usia 24 tahun sampai sekarang usia
pernikahanya 1 tahun dan menikah 1 kali.
 Riwayat KB
Klien mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi dan ingin
menggunakan KB suntik, klien mengatakan merencanakan memiliki 2 orang
anak.
 Kebutuhan dasar khusus
 Aktifitas dan latihan
SMRS : Klien mengatakan bekerja sebagai ibu rumah tangga, selama hamil
klien mengurangi pekerjaan atau aktivitas dirumah, semua aktivitas dilakukan
sendiri.
MRS : Klien mengatakan belum berani turun dari tempat tidur, klien hanya
bisa miring kanan dan kiri atau setengah duduk itupun dengan bantuan
keluarga, klien mengatakan hanya bisa melakukan aktivitas ditempat tidur.
 Istirahat
SMRS :Klien mengatakan tidur 8 jam sehari, klien mengatakan tidak ada
kesulitan dalam tidur, klien biasa tidur siang kurang lebih 1 jam.
MRS :Klien mengatakan bisa tidur siang dan malam, klien mengatakan tidur 8
jam sehari.
 Eliminasi
SMRS : Klien mengatakan BAB 1-2 kali sehari dengan konsistensi lunak warna kuning dan berbau khas.
BAK 5-8 kali perhari dengan konsistensi kuning jernih dan berbau khas. Di akhir kehamilan bulan ke 8
dan 9 klien mengatakan sering kencing9-10x perhari.
MRS : Klien mengatakan setelah dilakukan SC pada hari ke-2 baru bisa BAB konsistensi lunak warna
kuning tidak disertai darah dan dilakukan diatas tempat tidur dengan menggunakan pispot, Klien
terpasang DC. DC terpasang sejak tanggal 7 agustus 2010. Urin terbuang 2000 cc perhari berwarna
kuning
 Makanan dan cairan
SMRS : klien mengatakan makan 3 kali sehari dengan porsi terdiri dari sayur, nasi,lauk dan susu ibu
hamil selalu dihabiskan. Klien mengatakan minum susu khusus ibu hamil 2 x dalam sehari, minum air
putih 8 gelas per hari.
MRS : klien mengatakan makan 3 kali sehari dengan porsi diit dari RS, hari pertama menu dengan
sumsum dan hari kedua dengan bubur dan selalu dihabiskan, minum 8 gelas air putih per hari
 Hygiene
SMRS : klien mengatakan selalu menjaga kebersihannya, mandi 2 kali sehari menggosok gigi 2 kali
sehari dan keramas 3 hari sekali dilakukan sendiri, ganti baju pagi dan sore ganti pembalut pagi dan
sore.
MRS : klien mengatakan mandi 2 kali sehari di bantu keluarga (di sibin), gosok gigi pagi dan sore hari.
Klien selalu menjaga kebersihannnya. ganti baju pagi dan sore ganti pembalut pagi dan sore.
 Persepsi diri :
Pandangan terhadap penyakitnya
 Gambaran diri : klien mengatakan pasrah dengan keadaannya tetapi senang atas kelahiran anak
pertamanya
 Ideal diri : klien ingin segera sembuh dan merawat anaknya
 Peran diri : klien mengatakan tidak bisa menjalankan aktifitasnya sehari- hari selam di RS
 Harga diri : klien tidak merasa rendah diri, klien ssenang dengan kelahiran anaknya
 Identitas diri : klien sekarang menjadi seorang ibu dengan 1 orang anak laki- laki
 Peran dan hubungan sosial selama hamil
Klien selama hamil sebagai ibu rumah tangga, klien mampu menjalani hubungan baik
dengan keluarga, tetangga, teman dan orang lain. Saat pengkajian klien hanya berbaring
di tempat tidur, hubungan klien dengan tenaga kesehatan, keluarga, teman dan orang
lain baik.
 Seksual resproduksi
Selama hamil klien mengatakan tidak mempunyai masalah dalam berhubungan dengan
suaminya.
Saat pengkajian : terpasang DC sejak tanggal 7 agustus 2010, tidak ada lesi pada alat
kelamin.
 Nilai dan kepercayaan
SMRS : klien mengatakan sebelum dan sesudah hamil melakukan ibadah sholat 5 waktu
dan Selalu berdoa
MRS : klien mengatakan selalu berdoa tetapi tidak melakukan sholat 5 waktu.
 Manejenen koping
SMRS : sebelum dan sesudah hamil klien mengatakan biasa menceritakan masalahnya
kepada orang tua dan suaminya untuk disesaikan bersama- sama
MRS : saat pengkajian klien menceritakan segala masalahnya/ keluhanya kepada ibunya
karena ibunya yang menunggu namun pertimbangn kepada suami dan buleknya.
 Kognitif dan peseptual
SMRS : sebelum dan selama hamil klien mengatakan pendengaran, penglihatan,
perasaan dan perabaan baik. Klien dapat berkomunikasi dengan baik dengan
menggunakan bahasa jawa / bahasa indonesia dalam kesehariaanya.
MRS : saat pengkajian pola kognitif dan persepsual tidak terganggu.
 Pemeriksaan fisik
 Umum
 KU : lemah kesadaran CM
 Tanda- tanda Vital :
TD: 110/70 MMHg N : 80X/menit
S : 36,5 ˚C RR : 20 x/ menit
BB : 54 kg TB : 148 cm
 Nyeri :
klien nampak sering memegangi perutnya
P : luka post SC Q : seperti disayat- sayat
R : pada kuadran bawah S:7
T : pada saat digerakkan nyeri hilangnya kurang lebih 5-6 menit
 Head to toe
 Kepala :
Inspeksi : bentuk mesocepal, rambut panjang sebahu, tidak ada bekas luka, tidak ada pembengkakan, rambut
tebal.
Palpasi: tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa
 Mata :
Inspeksi: simetri kanan kiri, isokor kanan kiri, tidak mengalami buta warna, konjungtiva tidak anemis,tidak
ikterik, tidak menggunakan kacamata.
 Hidung
Inspeksi: simetri, tidak ada sekret, tidak ada pembesaran polip, tidak ada perdarahan.
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
 Mulut
Inspeksi: mukosa bibir lembab, lidah tidak putih, tidak ada lesi, jumlah gigi lengkap atas dan bawah, gigi
bersih, tidak ada perdarahan
Palpasi: tidak ada nyeri tekan.
 Leher
Inspeksi: warna kulit sama dengan warna kulit yang lain, tidak ada lesi.
Palpasi: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan.
 Telinga
Inspeksi: simetris kanan dan kiri, dilihat dari depan dan samping
simetris,tidak menggunakan alat bantu pendengaran, tidak ada lesi, tidak
ada masa, tidak ada serumen, tidak ada perdarahan
Palpasi: tidak ada nyeri tekan,
 Dada
 Paru-paru
Inspeksi: bentuk dada normochest, tidak ada retraksi pada saat inspirasi,
pengembangan gerakan dada simetris kanan kiri
Palpasi:, vokal premitus dapat dirasakan , tidak ada nyeri tekan.
Perkusi: terdengar suara sonor.
Auskultasi: vesikuler
 Jantung
Inspeksi: ictus cordis tidak terlihat.
Palpasi: ictus cordis dapat dirasakan.
Perkusi: redup.
Auskultasi: : lupdup, reguler, tidak ada suara tambahan.
 Payudara
Inspeksi: simetris kanan dan kiri, areola menghitam, puting menonjol, ASI
keluar sedikit-sedikit
Palpasi: tidak ada masa, tidak ada nyeri tekan. 
 Abdomen
Inspeksi: terdapat luka jahitan tertutup hepavik pada perut kuadran bawah,
gerakan perut saat ekspasi terlihat,tidak acites. Kondisi luka yg tertutup kassa
tidak basah dan tidak berbau.
Auskultasi: peristaltik usus 15 x per menit.
Perkusi: tympani.
Palpasi: ada nyeri tekan, TFU 2 jari dibawah pusat simpisis.
 Integument
Inspeksi: warna kulit sawo matang, tidak ada lesi, dan tidak ada kemerahan,
infeksi tidak ada.
Palpasi: turgor kulit elastis, capilareiltime kurang dari 3 detik.
 Genetalia
Inspeksi :terpasang DC dibuang 2000 cc perhari, tidak ada udema vulva, ada
flek darah sedikit berwarna merah kehitaman, Lokea jenis rubra.
 Ekstermitas
Inspeksi:
Atas:tidak ada hematom, tak ada edema, tangan kanan terpasang infus RL 20
tpm.
Bawah : tidak ada hematom, tidak ada edema.tidak ada kelainan bawaan
Palpasi: tidak ada nyeri tekan,
Kekuatan otot
5 5
5 5
 Pemeriksaan penunjang
Tanggal 7 agustus 2010 jam 12.20 wib
 GDS 87mg/dl
 UREUM 22,8mg/dl
Hasil USG tanggal 7 agustus 2010 jam
 CREATININ 0,45mg/dl 11.30 wib
 SGOT 20U/L
 SGPT 8U/L
Tampak janin tunggal, presentasi kepala,
 HbsAg Negatif BDD:90
 Laboratorium
 WBC 12,6
PL: 72 AC: 309 ESAW: 2989
 RBC 4,34 Plasenta uteri dicorpus kiri, air ketuban
 HGB 12,0
 HCT 35,9
penuh:oligohidramnion
 MCV 82,7 Pemeriksaan panggul,
 MCHC 33,4
 PLT 181
P. Sp (23): 20 cm
 RDW 14,3 P. Crist (26): 24 cm
 PDW 16,5
 MPV 11,5
Ext (18) : 16
 P-LCR 37,8 P.tub (10): 9


DIFFERENTIAL
NEUTRO % 71,2
Vera (11) : 9
 LYMPH 20,5 Diagnosa (12 12):11
 MYD% 8,3
 NEUTRO# 9,0
Terapi/ obat
 LYMPH# 2,6 Post SC :


INXD#
CT
1,0
2’(NORMAL)
RL 20 tpm
 BT 2’(NORMAL) Metronidazol 500mg/8jam


Golongan AB Cefotaxim 1gram/12jam
GDS 87mg/dl
 UREUM 22,8mg/dl Vitamin C 200mg/12Jam


CREATININ 0,45mg/dl As traneksamat 500mg/8jam
SGOT 20U/L
 SGPT 8U/L Ketorolak 30mg/8jam
 HbsAg NegatiF
 Diangnosa Keperawatan
Data Fokus
 DS :
 Klien mengatakan nyeri seperti disayat- sayat pada jahitan berlangsung lama dan sering
berulang apa lagi digunakan untuk bergerak skala 7.
 Klien mengatakan belum berani turun dari tempat tidur, klien hanya bisa miring kanan
dan kiri atau setengah duduk itupun dengan bantuan keluarga, klien mengatakan hanya
bisa melakukan aktivitas ditempat tidur.
 Klien mengatakan mandi 2 kali sehari di bantu keluarga (di sibin), Klien selalu menjaga
kebersihannnya. ganti baju pagi dan sore ganti pembalut pagi dan sore.
 DO :
 Pada tanggal 7 agustus 2010 klien dilakukan tindakan SC dengan menggunakan local
anastesi oprasi SC jam 14.25 wib sampai jam 15.20 wib lamanya 55 menit.
 TD: 110/70 mmHg N : 80X/menit
 S : 36,5 ˚C RR : 20 x/ menit
 Pengeluaran lochea rubra sedikit sedikit berwarna merah kehitaman.
 Fundus 2jari dbawah pusat
 Tidak ada luka episiotomi
 Eliminasi tidak terganggu
 Laktasi :ASI sudah kluar sedikit - sedikit
 Nyeri :
 klien nampak sering memegangi perutnya (pariatif)
P : luka post SC Q : seperti disayat- sayat
R : pada kuadran bawah S:7
T : pada saat digerakkan nyeri hilangnya kurang lebih 5-6 menit
 Terdapat luka jahitan tertutup hepavik pada abdomen kuadran bawah.
 Terpasang DC di genetalia dibuang 2000 cc per hari
 Terpasang infus RL 20 tpm
•Analisa data
No Data fokus Etiologi Problem

1. Ds : Nyeri Akut Agen cidera Fisik (


•Klien mengatakan nyeri seperti luka Post Op SC)
disayat- sayat, pada jahitan
berlangsung lama dan sering berulang
apa lagi digunakan untuk bergerak
skala 7.
DO :
•Nyeri : klien nampak sering
memegangi perutnya
•P : luka post SC
•Q : seperti disayat- sayat
•R : pada kuadran bawah
•S :7
•T : pada saat digerakkan nyeri
hilangnya kurang lebih 5-6 menit
•Terdapat luka jahitan tertutup
hepavik pada abdomen kuadran
bawah.
DS : Resiko Prosedur
•Klien mengatakan nyeri pada jahitan Infeksi infasif ( luka
berlangsung lama dan sering berulang apa post Op, Efek
lagi digunakan untuk bergerak skala 7. sekunder
•Klien mengatakan mandi 2 kali sehari di pemasangan
bantu keluarga (di sibin), Klien selalu infus dan DC)
menjaga kebersihannnya. ganti baju pagi
dan sore ganti pembalut pagi dan sore.
DO :
•S : 36,5 ˚C
•Terdapat luka jahitan tertutup hepavik
pada abdomen kuadran bawah.
•Terpasang DC di genetalia dibuang 2000
cc per hari
•Terpasang infus RL 20 tpm
•Pada tanggal 7 agustus 2010 klien
dilakukan tindakan SC
•Pengeluaran lochea rubra sedikit sedikit
berwarna merah kehitaman
DS : Gangguan Ketidaknyam
•Klien mengatakan belum berani mobilitas anan nyeri
turun dari tempat tidur, klien hanya Fisik
bisa miring kanan dan kiri atau
setengah duduk itupun dengan
bantuan keluarga, klien mengatakan
hanya bisa melakukan aktivitas
ditempat tidur.
•Klien mengatakan mandi 2 kali
sehari di bantu keluarga (di sibin)
DO :
•Pada tanggal 7 agustus 2010 klien
dilakukan tindakan SC dengan
menggunakan local anastesi oprasi SC
jam 14.25 wib sampai jam 15.20 wib
lamanya 55 menit.
•Terdapat luka jahitan tertutup
hepavik pada abdomen kuadran
bawah.
•Terpasang DC di genetalia dibuang
2000 cc per hari
•Terpasang infus RL 20 tpm
Diagnosa prioritas.
1. Nyeri akut berhubungan dengan Agen cidera Fisik
( luka Post Op SC )
2. Resiko infeksi berhubungan dengan Prosedur infasif
( luka post Op, Efek sekunder pemasangan infus dan
DC)
3. Ganngguan mobilitas fisik berhubungan dengan
ketidak nyamanan nyeri
ta  Intervensi
Diagn Noc Nic Rasional Pa
ng osa ra
ga kepera f
l watan
9 Nyeri Setelah dilakukan PAIN MANAGEMENT 1. Membantu dalam evaluasi gejala nyeri,
ag akut tindakan 1.Lakukan penilaian komprehensif dari pengguanaan skala rentang membantu
us berhub keperawatan selama nyeri meliputi lokasi, karakteristik pasien dalam mengkaji tingkat nyeri dan
tu ungan 3x24 jam nyeri dapat onset / durasi, frekuensi, kualitas, memberikan alat untuk evaluasi
s dengan berkurang dengan intensitas dan factor yang menimbulkan keefektifan analgesik, meningkatkan
20 Agen kriteria hasil : nyeri control nyeri.
10 cidera PAIN CONTROL 2.Gunakan tindakan control nyeri 2. Untuk memperoleh konsep kerangka
Ja Fisik •Mengendalikan sebelum nyeri hebat kerja yang bermanfaat untuk
m ( luka factor penyebab 3.Laksanakan pemberian analgetik pada penanganan nyeri.
: Post nyeri pasien jika diperlukan 3. Untuk menurunkan nyeri hebat,
11. Op •Mampu mengenali 4.Sediakan pengurangan nyeri optimal menghilangkan nyeri dengan efektif.
00 SC ) kapan terjadinya personal dengan menentukan analgetik 4. Analgetik yang tepat dapat menurunkan
wi serangan yang tepat nyeri sesuai dengan tingkatnyeri yang di
b •Mampu 5.Evaluasi keefektifan dari tindakan rasakan
menggunakan pemberian analgetik pada pasien jika 5. Respon setiap individu thd pemberian
tindakan pencegahan diperluka analgetik berbeda, shg perlu dilakukan
•Mampu 6.Berikan informasi yang akurat untuk evaluasi.
menggunakan meningkatkan pengetahuan keluarga 6. Informasi yang cukup tentang
tindakan non dan respon dari pengalaman nyeri mekanisme nyeri memungkinkan bagi
analgetik untuk 7.Observasi tanda non verbal dari pasien melakukan intervensi efektif
mengurangi nyeri ketidaknyamanan, terutama pada untuk meminimalkan kekambuhan.
•Mampu ketidakmampuan untuk berkomunikasi 7. Meringis, menekuk salah satu bagian
menggunakan secara verbal tubuh, dan postur tubuh yang tidak
analgetik Mampu 8.Kolaborasi dengan pasien, orang lasim merupakan contoh ekspresi nyeri
mengenali gejala dari terdekat dan tenaga kesehatan untuk secara non verbal.
nyeri memilih dan melaksanakan tindakan 8. Pengurangan nyeri non farmakologi
•Mencatat control pengurangan nyeri secara non bertujuan untuk mengubah persepsi
nyeri atau berkurang klien tentang nyeri, mengubah prilaku
farmakologi.
skala 1-4 nyeri, dan memberi klien rasa
pengendalian yang lebih besar.
9 Resiko Setelah INFECTION CONTROL  
agu infeksi dilakukan 1.Observasi dan laporkan tanda dari 1.Mengetahui tanda dan gejala
stu berhu tindakan gejala infeksi seperti kemerahan, panas, infeksi
s bunga keperawatan nyeri, tumor dan adanya fungsiolaesa. 2.Mengetahui suhu pasien
201 n selama 3 x 24 2.Kaji temperature tiap 8 jam 3.Mengetahui penatalaksanaan
0 denga jam, Diharapkan 3.Catat dan laporkan nilai laboratorium yang akan diambil
Ja n pasien terhindar (leokosit, protein, serum, dan albumin). 4.Mengetahui keadaan pasien
m: Prosed dari infeksi 4.Kaji warna kulit kelembaban tekstur 5.Mencegah infeksi nosokomial
11.0 ur dengan criteria dan turgor. 6.Mencegah dehidrasi.
0 infasif hasil: 5.Gunakan strategi untuk mencegah 7.Menghemat energi
wib ( luka DIALYSIS infeksi nosokomial. 8.Mencegah infeksi berlanjut
post ACCESS 6.Tingkatkan intake cairan. 9.Menjaga kebersihan dan
Op, INTEGRITY (1105) 7.Istirahat yang adekuat. mencegah infeksi
Efek • Klien bebas dari 8.Ganti IV line sesuai degan aturan 3 hari 10.Dapat mencegah infeksi
sekun tanda dan gejala sekali 11.Mencegah terjadinya infeksi
der infeksi 9.Pastikan perawatan yang efektif pada 12.Mencegah infeksi
pemas •mendiskripsika IV line.
angan n proses 10.Berikan terapi antibiotic.
infus penularan 11.Ajari pasien dan keluarga tentang
dan penyakit faktor tanda dan gejala infeksi dan kalau terjadi
DC) yang untuk melaporkan pada perawat.
  mempengaruhi 12. Ajari pasien dan keluarga tentang
penularan serta bagaimana mencegah infeksi.
penatalaksanaan
ya
•Menunjukan
kemampuan
untuk mencegah
timbulnya
infeksi
•Menunjukan
prilaku hidup
sehat.
9   EXERCISE
agustu Ganggua Setelah dilakukan tindakan THERAPY:
s 2010 n keperawatan selama 3 x 24 jam, AMBULATION
Jam mobilitas Diharapkan pasien 1.Monitor vitalsign 1.Mengetahui status
11.00 fisik Dapat terbebas dari sesuai program. kesehatan pasien.
berhubun ketidaknyamanan dengan 2.Ajarkan pasien 2.Mengurangi nyeri
gan criteria hasil: atau tenaga 3.Mengetahui
dengan SELFCARE:ADLs kesehatan yang lain tingkat
ketidak •Klien meningkat dalam tentang teknik kenyamanan pasien.
nyamana aktivitas fisik. ambulasi. 4.Meningkatkan
n, nyeri •Mengerti tujuan dari 3.Kaji kemampuan semangat untuk
peningkatan mobilitas. klien dalam segera pulih.
•Mengungkapkan perasaan ambulasi. 5.Memotivasi pasien
dalam meningkatkan kekuatan 4.Latih pasien 6.Menurunkan nyeri
dan kemampuan berpindah. dalam pemenuhan
kebutuhan ADLs
secara mandiri
sesuai kemampuan.
5.Dampingi dan
bantu pasien saat
mobilisasi dan
bantu penuhi
kebutuhan ADLs
pasien.
6.Ajarkan pasien
bagaimana merubah
posisi dan berikan
bantuan jika
diperlukan
Implementasi dan evaluasi
a tang N implementasi evaluasi
al o
dx

1 9/8/1 1 1. Mengkaji karakteristik nyeri.R/ nyeri pada luka S : klien mengatakan masih merasa nyeri
0  op diperut kuadran bawah dengan skala nyeri 7 pada luka post op sc.skala nyeri 7.
09.0 seperti disayat -sayat. O : klien bedrest, klien tampak meringis
0 2. Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam.R/ menahan sakit sambil memegangi
  klienmampu melakukannya dan merasa lebih perutnya.
nyaman. TD: 120/80 mmHg
11.30 3. Mengukur TTVR/ TD: 120/80 mmHg , S: 36,8 ˚C , S: 36,8 ˚C , N : 82 x/menit
  N : 82 x/menitRr : 22 x/menit. Rr : 22 x/menit.
  4. Menganjurkan klien untuk banyak istirahat dan A : tujuan belum teratasi
  menganjurkan keluarga untuk 1 orang saja yang P : lanjutkan intervensi
11.50 menunggu didalam.R/ keluarga yang menunggui Kaji karakteristik nyeri
  hanya 1 orang dan klien mengatakan akan segera Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam.
  beristirahat. Pantau lingkungan nyaman.
  5. Menganjurkan keluarga dan suami untuk selalu Anjurkan klien untuk istirhat cukup.
12.00 memberikan dkungan kepada klien dan Ukur TTV.
  menjelaskan bahwa rasa nyeri setelah operasi sc Kolaborasi tentang pemberian analgetik.
  itu wajar.R/ klien dan suami selalu mendampingi
  dan klien mendengarkan penjelasan dari perawat.
12.00 6. Memberikan ketrolak 1g/12jam.R/ klien mau
  disuntik obat ketrolak.
 
 
 
2 9-8- 2 1. Memantau tanda dan gejala infeksi,R/klien S : klien mengatakan nyeri pada
2010 masih merasa nyeri pada luka post op sc seperti luka operasi seperti di sayat-
jam di sayat- sayat klien merasakan panas pada luka sayat dan merasakan panas di
08.00 operasi. luka operasi
  2. Memberikan injeksi cefotaxim 2 x 1000mg.R/ O : tanda-tanda infeksi belum
09.00 klien mau disuntik lewat infus. terlihat klien hanya menunjukan
  3. Menganjurkan klien untuk beristirahat.R/ klien nyeri karena luka dalam keadaan
  sudah tampak mengantuk dan mengatakan kering, tidak keluar darah, tidak
11.00 akan segera tidur. ada pus atau tidak ada
  4. Menganjurkan klien untuk mengkonsumsi kemerahan di sekitar hefavik dan
makanan tinggi protein: putih telur, daging, tidak bengkak.
11.20 sayuran hijau.R/ klien mengatakan sudah A : tujuan belum tercapai.
  makan putih telur kurang lebih 2 butir/hari. P : lanjutkan intervensi.
  5. Memantau kondisi luka.R/ verban bersih dan Pantau tanda dan gejala dari
  tidak basah. infeksi
  6. Menyibin pasien dan mengganti pembalut Kolaborasi pemberian antibiotik.
  pasien.R/ klien tampak lebih bersih, nyaman,
  dan segar.
3 9-8- 3 1. Memonitor TTV sesuai S : pasien mengatakan
2010 program. R/ TD: 120/80 memberanikan diri untuk
Jam mmHg , S: 36,8 ˚C , N : 82 mobilisasi, merasakan nyeri saat
12.0 x/menit, RR : 22 x/menit. gerakan.
0 2. Mengajarkan pasien atau O : pasien tampak menahan nyeri
tenaga kesehatan yang lain dan melakukan latihan jalan sesuai
dalam ambulasi(perawat dan kemampuan.
praktikan) R/ TD: 120/80 mmHg ,
12.30 3. Mengkaji kemampuan klien S: 36,8 ˚C , N : 82 x/menit
dalam ambulasi.R/ kmampuan Rr : 22 x/menit
ambulasi terkaji A : masalah sebagian teratasi.
13.00 4. Melatih pasien dalam P : lanjutkan intervensi.
pemenuhan kebutuhan ADLs Kaji ku dan TTV.
secara mandiri sesuai Kaji kemampuan klien dalam
kemempuan,R/ klien mobilisasi.
mengatakan mau berlatih Anjurkan sedini mungkin untuk
13.30 5. Mendampingi dan membantu melakukan mobilisasi.
klien saat mobilisasi dan bantu
penuhi kebutuhan ADLs pasien.
6. Mengajarkan pasien bagaimana
latihan jalan dan berikan
bantuan jika diperlukan.
1 1 1.  Mengkaji karakteristik nyeri.R/ nyeri S : klien mengatakan masih
 10-8- pada luka op diperut kuadran bawah merasa nyeri pada luka post op
2010 dengan skala nyeri 5 seperti disayat- sc.skala nyeri 5.
Jam sayat. O : klien tampak mobilisasi,
17.00 2. Mengajarkan teknik relaksasi nafas klien tampak meringis menahan
  dalam.R/ klienmampu melakukannya sakit sambil memegangi
  dan merasa lebih nyaman. perutnya.
  3. Mengukur TTV, R/ TD: 120/80 mmHg TD: 120/80 mmHg
  ,S: 36,8 ˚C , N : 82 x/menit RR : 22 S: 36,8 ˚C , N : 82 x/menit
  x/menit. RR : 22 x/menit.
18.30 4. Menganjurkan klien untuk banyak A : tujuan sebagian teratasi
  istirahat dan menganjurkan keluarga P : lanjutkan intervensi
  untuk 1 orang saja yang menunggu Kaji karakteristik nyeri
  didalam.R/ klien sudah tampak Ajarkan teknik relaksasi nafas
  mengantuk dan akan segera tidur. dalam.
  5. Menganjurkan keluarga dan suami Pantau lingkungan nyaman.
  untuk selalu memberikan dkungan Anjurkan klien untuk istirhat
  kepada klien dan menjelaskan bahwa cukup.
  rasa nyeri setelah operasi sc itu Ukur TTV.
  wajar.R/ klien dan suami selalu Kolaborasi dengan dr. SPOG
  mendampingi dan klien tentang pemberian analgetik.
mendengarkan penjelasan dari
  perawat.
20.00 6. Memberikan asam mefenamat 3x
  500mg.R/ klien mau disuntik obat
asam mefenamat
2 10- 2 1. Memantau tanda dan gejala S : klien mengatakan nyeri pada
8- infeksi.R/klien masih merasa panas luka post op sc berkurang
201 berkurang pada luka post op menjadi skala5.
0 sc.keadaan infus dan Dc tidak O : tanda-tanda infeksi hanya
Jam menunjukan tanda dan gejala infeksi ( menunjukan nyeri karena luka
  tidak terjadi udema dan kemerahan) belum kering, tidak keluar darah,
  2. Memberikan injeksi cefotaxim tablet tidak ada pus, kemerahan dan
08. 2x 500mg. R/ klien mau disuntik tidak bengkak.
00 lewat infus. Keadaan infus dan Dc tidak
  3. Menganjurkan klien untuk menunjukan tanda dan gejala
  beristirahat.R/ klien sudah tampak infeksi ( tidak terjadi udema dan
  mengantuk dan mengatakan akan kemerahan)
09. segera tidur. A : tujuan sebagian tercapai.
00 4. Menganjurkan klien untuk P : lanjutkan intervensi.
  mengkonsumsi makanan tinggi Pantau tanda dan gejala dari
  protein: putih telur, daging, sayuran infeksi
  hijau.R/ klien mengatakan sudah Medikasi dengan teknik aseptik
  makan putih telur kurang lebih 2 Kolaborasi pemberian antibiotik.
  butir/hari.
10.0 5. Memantau kondisi luka.R/ verban
0 bersih, klien mengatakan sudah
  dibersihkan dan kondisi luka baik.
  6. Memandikan pasien dan mengganti
  pembalut pasien dan baju pasein pagi
  dan sore hariR/ klien tampak lebih
bersih nyaman, dan segar
3   3 1. Memonitor TTV sesuai S : pasien mengatakan masih
10-8- program.R/TD: 120/80 mmHg , S enggan untuk mobolisasi,
2010 : 36,8 ˚C , N : 82 x/menitRR : 22 merasakan nyeri saat gerakan.
Jam x/menit. O : pasien tampak menahan nyeri
8.00 2. Mengajarkan pasien atau tenaga dan melakukan latihan jalan
kesehatan yang lain dalam sesuai kemampuan.
ambulasi. TD: 120/80 mmHg ,
9.00 3. Mengkaji kemampuan klien S: 36,8 ˚C , N : 82 x/menit
dalam ambulasi.R/ kemampuan RR : 22 x/menit.
ambulasi terkaji A : masalah sebagian teratasi.
4. Melatih pasien dalam P : lanjutkan intervensi.
pemenuhan kebutuhan ADLs Kaji ku dan TTV.
secara mandiri sesuai Kaji kemampuan klien dalam
10.00 kemampuan mobilisasi.
5. Mendampingi dan membantu Anjurkan sedini mungkin untuk
klien saat mobilisasi dan bantu melakukan mobilisasi.
penuhi kebutuhan ADLs pasien.
6. Mengajarkan pasien bagaimana
merubah posisi dan berikan
bantuan jika diperlukan.
1 11-8- 1 1. Mengkaji karakteristik nyeri.R/ nyeri pada S : klien mengatakan masih
2010 luka op diperut kuadran bawah dengan merasa nyeri pada luka post
Jam skala nyeri 4 seperti di sayat- sayat op sc.skala nyeri 4.
18.00 2. Mengajarkan teknik relaksasi nafas O : klien tampak mobilisasi
  dalam.R/ klienmampu melakukannya dan dan klien sambil
  merasa lebih nyaman. memegangi perutnya.
  3. Mengukur TTV..R/ TD: 120/80 mmHg , S: A : tujuan tercapai
18.40 36,8 ˚C , N : 82 x/menit R : 22 x/menit. P : lanjutkan intervensi
  4. Menganjurkan klien untuk banyak untuk mempertahankan
  istirahat dan menganjurkan keluarga kondisi
  untuk 1 orang saja yang menunggu Anjurkan teknik relaksasi
  didalam.R/ klien sudah tampak nafas dalam.
20.00 mengantuk dan akan segera tidur. Anjurkan klien untuk
  5. Menganjurkan keluarga dan suami untuk istirhat cukup.
  selalu memberikan dukungan kepada Kolaborasi dengan dr.
klien dan menjelaskan bahwa rasa nyeri SPOG tentang pemberian
setelah operasi sc itu wajar. R/ klien dan analgetik.
suami selalu mendampingi dan klien
mendengarkan penjelasan dari perawat.
6. Memberikan asam mefenamat 500mg.R/
klien mau minum obat asam mefenamat
2 11-8- 2 1. Memantau tanda dan gejala S : klien mengatakan akan
2010 infeksi.R/luka tidak mengeluarkan pus, mau beristirahat dan mau
07.15 tidak gatal, tidak panas dan tidak mengkonsumi makanan yg
  bengkak. mengandung protein serta
  2. Menganjurkan klien untuk menjaga kebersihan diri.
08.00 beristirahat.R/ klien sudah tampak O : tanda-tanda infeksi tidak
  mengantuk dan mengatakan akan segera terlihat karena luka kering,
  tidur. tidak keluar darah, tidak ada
  3. Menganjurkan klien pus atau tidak ada kemerahan
08.20 untukmengkonsumsi makanan tinggi dan tidak bengkak.
  protein: putih telur, daging, sayuran A : tujuan teratasi
  hijau.R/ klien mengatakan sudah makan P : lanjutkan intervensi untuk
  putih telur kurang lebih 2 butir/hari. mempertahankan kondisi
4. Memantau kondisi luka.R/ verban bersih, Pantau tanda dan gejala dari
08.30 klien mengatakan tadi pagi sudah infeksi
  ibersihkan dan kondisi luka baik. Anjurkan klien untuk kontrol
  5. Mengajurkan pasien untuk mandi dan hingga jahitan terlepas semua
mengganti pembalut pasien dan baju Kolaborasi pemberian
  pasien pagi dan sore hari,R/ klien tampak antibiotik.
08.35 lebih bersih, nyaman, dan segar.
6. Memberiakan terapi cefodroksil 2x
500mg dan metronidasol tablet 3x 500mg
3 11-8- 3 1. Memonitor TTV sesuai S : pasien mengatakan telah
2010 program.R/ TD: 120/80 mmHg , S: berjalan, menyusui bayinya, pasien
Jam 36,8 ˚C , N : 82 x/menit.Rr : 22 merasakan nyeri saat gerakan
11.00 x/menit. dengan skala4.
  2. Mengajarkan pasien atau tenaga O : pasien tampak menahan nyeri
11.10 kesehatan yang lain dalam dan melakukan latihan jalan sesuai
  ambulasi. kemampuan
11.30 3. Mengkaji kemampuan klien dalam TD: 120/80 mmHg
  ambulasi.R/ kemampuan klien S: 36,8 ˚C , N : 82 x/menit
  untuk ambulasi terkaji R : 22 x/menit.
  4. Melatih pasien dalam pemenuhan A : masalah teratasi.
  kebutuhan ADLs secara mandiri P : Pertahankan kondisi pasien
12.00 sesuai kemempuan. Anjurkan klien untuk tetap
5. Mengajurkan keluarga beraktifitas.
mendampingi dan membantu
klien saat mobilisasi dan bantu
penuhi kebutuhan ADLs pasien.
Matur nuwun................
Thanks.......
Arigato gozaimatzu....
Jzaqilah............

You might also like