You are on page 1of 5

c  c  

c
  
 
  
Oleh:

Kelompok Enam; Ratih Destarina, Eli Juniati, Puspo Dwi Nugroho

Abstrak

 
c  c   c
c

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam
usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup,
dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak asasi
yang wajib dipenuhi oleh perusahaan. K3 bertujuan untuk :

1.? ëencegah, mengurangi, bahkan menihilkan risiko kecelakaan kerja (zero accident)
2.? ëengontrol semua resiko dan potensi kecelakaan
3.? ëenghindari kerugian harta benda dan nyawa
4.? ëenghindari kerugian bagi perusahaan

Berdasarkan data dari biro pelatihan tenaga kerja penyebab kecelakaan kerja dan persentasenya
adalah sebagai berikut :

   
  
Perilaku yang tidak aman 73%
Lingkungan atau peralatan yang tidak memenuhi syarat 24%
Bencana Alam 3%

Penyebab kecelakaan yang menyebabkan keselamatan kerja diakibatkan oleh perilaku yang tidak aman
seperti:

1.? uembrono dan tidak hati - hati


2.? Tidak mematuhi peraturan
3.? Tidak mengikuti standar prosedur kerja
4.? Tidak memakai alat pelindung diri
5.? Kondisi badan yang lemah
Terdapat peraturan perundang-undangan mengenai kesehatan dan kesselamatan kerja, yang menjadi
acuan mengenai K3 yaitu:

1.? UU No. 1 Tahun 1970, Tentang Keselamatan Kerja


2.? No. 21 tahun 2003 tentang Pengesahan ILO Convention No. 81
3.? UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
4.? ëenteri Tenaga Kerja RI No. Per-05/ëEN/1996 tentang uistem ëanajemen K3

uelain itu, terdapat komponen Keamanan K3, antara lain:


1.? Keamanan Umum
2.? Keamanan Pekerja
3.? Keamanan Instalasi
4.? Keamanan Lingkungan

 
c 

Penerapan K3 yang ideal harus memenuhi utandar ëanajemen K3 (uëK3). Berdasarkan


pasal 87 ayat (1) Undang ʹ undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan ditetapkan
bahwa setiap perusahaan wajib menerapkan uistem ëanajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja yang terintergrasi dalam manajemen perusahaan. Karena sifatnya wajib maka bagi
perusahaan yang tidak menerapkan, akan dikenai sanksi mulai dari peringatan lisan sampai
pencabutan ijin (pasal 179. UU No. 13 tahun 2003). uebelum PP ditetapkan maka penerapan
uëK3 tetap berdasarkan Peraturan ëenaker No. 05 /ëen/1996 tentang penerapan uëK3.
Dalam Permen No. 05/ëen/1996 prinsip ʹ prinsip penerapannya sebagai berikut :
a. Komitmen dan Kebijakan

b. Perencanaan

c. Penerapan

d. Pengukuran, pemantauan dan evaluasi

e. Peninjuan ulang dan peningkatan

uelain itu, berdasarkan UU Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja dapat disusun kriteria
penerapan K3 yang ideal, sbb:

å? ëemenuhi syarat-syarat keselamatan kerja (seperti tertera pada Pasal 3), yang meliputi
kegiatan pencegahan, mengurangi resiko, dan melakukan penanganan terhadap kecelakaan
kerja.
å? ëenerapkan pengawasan keselamatan kerja (sesuai Pasal 6-8). Pengawasan keselamatan kerja
dilakukan oleh perusahaan sesuai UU Keselamatan Kerja.
å? ëenerapkan pembinaan keselamatan kerja (sesuai Pasal 9 dan 10). Pengurus diwajibkan
memberikan pelatihan dan pembinaan keselamatan kerja, dan hanya mempekerjakan pekerja
yang telah memahami keselamatan kerja. Hal tersebut dilakukan untuk meminimalkan resiko
kecelakaan kerja.
å? Laporan kecelakaan kerja (sesuai Pasal 11). ëisalnya: pengurus wajib memberikan laporan jika
terjadi kecelakaan kerja kepada pejabat yang ditunjuk oleh ëenteri tenaga kerja.
å? Tenaga kerja harus mengetahui hak dan kewajibannya (Pasal 12 dan 13). ëisalnya: memenuhi
persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja, menggunakan alat perlindungan diri yang
diwajibkan.
å? Pengurus keselamatan kerja harus memenuhi kewajibannya (Pasal 14). Yaitu menyediakan
secara tertulis dan menempatkan syarat-syarat keselamatan kerja di lingkungan tempat kerja,
serta menyediakan secara Cuma-Cuma alat-alat perlindungan diri.


  c  
  

uaat ini Pemerintah tengah melakukan revitalisasi pengawasan ketenagakerjaan. Upaya-
upaya yang sedang dilakukan diantaranya menitikberatkan pada peningkatan kualitas dan
kuantitas pengawas, penegakan hukum di bidang ketenagakerjaan, serta merumuskan dan
melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang pembinaan pengawasan
ketenagakerjaan. Revitalisasi meliputi penurunan angka kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja, menurunkan pelanggaran norma ketenagakerjaan, mengurangi pekerja anak, peningkatan
efektivitas pelaksanaan pengawasan ketenagakerjaan, peningkatan kepesertaan dan kualitas
jaminan sosial tenaga kerja dan peningkatan kualitas kondisi lingkungan kerja.
Kegiatan profesi survei pemetaan harus memenuhi standar uëK3, mengingat lingkungan
dan peralatan kerja yang digunakan, dapat menyebabkan resiko kecelakaan kerja. Baik
perusahaan maupun surveyor pemetaan memenuhi hak dan kewajiban sesuai standar
keselamatan kerja. Lingkungan kerja survey pemetaan cukup beragam, diantaranya: surveyor
tambang (termasuk tambang bawah tanah), land surveying, bathimetry, dsb.
Lingkungan kerja tambang memiliki resiko kecelakaan kerja yang cukup tinggi. Pada
gambar 1 diilustrasikan lingkungan kerja surveyor tambang.

?
Gambar 1. Lingkungan kerja surveyor tambang
Dari ilustrasi ini dapat disimpulkan resiko keselamatan kerja sbb:
å? Keterbatasan ruang gerak, menyebabkan bahaya tertabrak kendaraan bergerak
(loader, truk bawah tanah), yang menjadi salah satu penyebab kecelakaan cukup
tinggi.
å? Keterbatasan cahaya penerangan.
å? Tertimpa runtuhan bebatuan.
å? Adanya gas-gas yang berbahaya, misalnya metan. Di tambang batubara bawah tanah,
udara yang mengandung 5-15% metan dan sekurangnya 12.1% oksigen akan
meledak jika terkena percikan api.

Lingkungan kerja surveyor batimetri merupakan area perairan, baik perairan sungai
maupun lautan. Lingkup pekerjaan tersebut tentunya memiliki resiko kecelakaan kerja,
diantaranya: terjatuh, tenggelam, maupun resiko kejahatan oleh pihak lain. Pada gambar 2
diilustrasikan lingkungan kerja surveyor batimetri.

Gambar 2. Lingkungan kerja surveyor batimetri


Walaupun sudah banyak peraturan yang diterbitkan, namun pada pelaksaannya masih
banyak kekurangan dan kelemahannya karena terbatasnya personil pengawasan, sumber daya
manusia K3 serta sarana yang ada. Oleh karena itu, masih diperlukan upaya untuk
memberdayakan lembaga-lembaga K3 yang ada di masyarakat, meningkatkan sosialisasi dan
kerjasama dengan mitra sosial guna membantu pelaksanaan pengawasan norma K3.

c   
Dari pembahasan, dapat disimpulkan :
1.?uebagian besar kecelakaan kerja yang terjadi disebabkan oleh kesalahan individu pekerja
sendiri, bisa berupa kelalaian, tidak disiplin, dll
2.?utandar ëanajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (uëK3) diharapkan dapat
meminimalisir resiko kecelakaan kerja
3.?Pelaksanaan uëK3 di Indonesia masih belum maksimal

uaran
1.?ëeningkatkan kesadaran individu pekerja akan pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja
(misalnya melalui pelatihan, seminar, workshop, dll)
2.?ëemastikan pelaksanaan uëK3 memenuhi ketentuan dan prosedur yang ditetapkan
sehingga dapat tercapai hasil yang diharapkan
3.?ëelakukan pengawasan terhadap pelaksanaan uëK3 secara simultan dan memberikan sanksi
tegas untuk setiap pelanggaran
4.?Perlu kerjasama antara pemerintah, perusahaan serta masyarakat agar pelaksanaan K3
berjalan lancar

Daftar Pustaka

Pekerja tambang bawah tanah, profesi menantang bahaya


http://haxims.blogspot.com/2010/05/pekerja-tambang-bawah-tanah-profesi.html,
http://www.facebook.com/note.php?note_id=441783194750,

Ê 


 
 Ê ?
    ??Ê ??? ??  ?? !"?
UU Keselamatan Kerja Tahun 1970

You might also like