Professional Documents
Culture Documents
Spoiler for 1:
Spoiler for 2:
Spoiler for 3:
Spoiler for 4:
Spoiler for 5:
Spoiler for 6:
Spoiler for 7:
Spoiler for 8:
ini adalah beberapa cara mengenali simbol-simbol pada Kemasan Plastik moga info ini bisa
bermanfaat
1. Simbol Food Grade. Bergambar gelas dan garpu yang artinya wadah tersebut aman untuk digunakan untuk makanan
dan minuman.
2. Simbol Non Food Grade. Gambar garpu dan gelas dicoret. Artinya wadah tersebut tidak didesain untuk wadah
makanan, karena kandungan zat kimia di dalamnya bisa membahayakan kesehatan.
3. Simbol Microwave Save. Gambar garis bergelombang. Wadah aman untuk digunakan sebagai penghangat makanan
di dalam microwave, karena tahan suhu yang tinggi.
4. Simbol Non Microwave. Gambar garis bergelombang dicoret. Wadah tidak boleh digunakan untuk menghangatkan
makanan di dalam microwave, karena tidak tahan suhu yang tinggi atau panas.
5. Simbol Oven Save. Gambar oven (dua garis horizontal), yang artinya aman digunakan sebagai penghangat makanan
di dalam oven. Meskipun terbuat dari plastik, wadah ini tahan suhu tinggi.
6. Simbol Non Microwave. Gambar dua garis horizontal dicoret. Artinya, wadah tidak tahan suhu tinggi.
7. Simbol Grill Save. Gambar pemanggang atau grill (tiga segitiga terbalik), menandakan wadah aman digunakan untuk
suhu tinggi. Jika gambar dicoret artinya wadah tidak boleh digunakan untuk memanggang.
8. Simbol Freezer Save. Gambar bunga salju, yang menunjukkan wadah aman digunakan untuk menyimpan makanan
atau minuman dengan suhu rendah atau beku. Sebaliknya, jika gambar dicoret maka wadah tidak boleh untuk
disimpan dalam lemari pendingin.
9. Simbol Cut Save. Gambar pisau, yang berarti wadah aman digunakan sebagai alas saat Anda memotong bahan-
bahan makanan. Sebaliknya, jika gambar pisau dicoret, artinya tidak untuk wadah memotong.
10. Simbol Dishwasher Save. Gambar gelas terbalik. Wadah aman untuk dicuci dalam mesin pencuci. Namun jika
gambar gelas dicoret, artinya gelas harus dicuci manual.
Home
Tentang Majari
Berlangganan
Bergabung
Majari FAQ
Privacy Policy
Galeri
Sitemap
Archive
Links
Kontak
Majari Magazine
Search
Ask Majari
Beasiswa
Draft
Dunia Kerja
Editorial
Events
Hot News
Komik
Kuliah
Opini
Teknologi
Video
Web Picks
Simbol daur ulang yang tertera di dasar botol plastik air mineral
Manusia dalam kehidupan sehari-harinya tidak pernah jauh dari kemasan plastik, baik berupa botol maupun
tas. Selain itu limbah plastic tidak dapat tergradasi dengan mudah. Sangatlah wajar jika suatu saat bumi kita
ini tidak mampu lagi untuk menampung limbah plastik yang hari demi hari jumlahnya semakin bertambah.
Salah satu jalan keluar yang telah banyak diimplementasikan oleh sejumlah besar komunitas di dunia adalah
daur ulang (recycle).
Jika diperhatikan pada permukaan dasar botol plastik, Anda akan menyadari bahwa hampir di setiap kemasan
plastik tersebut terdapat sebuah simbol tiga panah yang membentuk segitiga. Terlepas dari ada atau tidaknya
simbol tersebut, pada kenyataanya sebagian besar plastik dapat didaur ulang. Jadi simbol itu sebenarnya untuk
apa?
Bagian yang terpenting justru bukan tiga buah panah itu tetapi justru angka kecil yang ada ditengah-tengah
ketiga panah tersebut. Angka-angka tersebut lebih dikenal sebagai sistem kode identifikasi resin dan
diperkenalkan pada tahun 1988 oleh The Society of the Plastics Industry, Inc. (SPI). Sistem kode resin ini
mengelompokkan botol dan kemasan plastik yang biasa ditemukan pada limbah rumah tangga berdasarkan
kandungan resinnya. Sistem kode ini dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan para penyedia jasa daur
ulang dan memberikan kekonsitenan dan keseragaman sistem pada manufaktur plastik yang dapat diterapkan
secara internasional.
Instansi penyedia jasa daur ulang tidak begitu saja menerima limbah plasti untuk didaur ulang. Mereka
memiliki standar yang bervariasi. Sebagai contoh, sebuah instansi membutuhkan plastik-plastik tersebut
dikelompokkan berdasarkan jenis dan dipisahkan dari bahan-bahan yang dapat didaur ulang lainnya; instansi
yang lain menerima plastik tetapi tetap terpisah dari bahan-bahan yang dapat didaur ulang lainnya; sedangkan
instansi yang lainnya tidak memiliki masalah menerima plastik dalam keadaan tercampur dengan bahan-bahan
lain.
Dan kita sebagai pengguna/pemakai barang plastik sepatutnya mengenal kode-kode ini,k arena ada kalanya
barang plastik tersebut tidak cocok bahkan di boleh digunakan untuk hal-hal tertentu. Berikut ini adalah
berbagai kode resin yang dan deskripsinya:
RESIN CODE CHARACTERISTICS AND EXAMPLES
PET transparan, jernih, dan kuat. Biasanya dipergunakan sebagai botol minuman (air mineral,
jus, soft drink, minuman olah raga) tetapi tidak untuk air hangat atau panas. Serpihan dan pelet
PET yang telah dibersihkan dan didaur ulang dapat digunakan untuk membuat serat benang
karpet, fiberfill, dan geotextile. Nickname: Polyester.
High Density Polyethylene (HDPE).
HDPE dapat digunakan untuk membuat berbagai macam tipe botol. Botol-botol yang tidak
diberi pigmen bersifat tembus cahaya, kaku, dan cocok untuk mengemas produk yang
memiliki umur pendek seperti susu. Karena HDPE memiliki ketahan kimiawi yang bagus,
plastik tipe ini dapat digunakan untuk mengemas deterjen dan bleach. Hasil daur ulangnya
dapat digunakan sebagai kemasan produk non-pangan seperti shampo, kondisioner, pipa,
ember, dll.
Polyvinyl Chloride (PVC)
Memiliki karakter fisik yang stabil dan tahan terhadap bahan kimia, pengaruh cuaca, aliran,
dan sifat elektrik. Bahan ini paling sulit untuk didaur ulang dan biasa digunakan untuk pipa
dan kontruksi bangunan.
Low Density Polyethylene (LDPE)
Biasa dipakai untuk tempat makanan dan botol-botol yang lembek (madu, mustard). Barang-
barang dengan kode ini dapat di daur ulang dan baik untuk barang-barang yang memerlukan
fleksibilitas tetapi kuat. Barang dengan kode inibisa dibilang tidak dapat di hancurkan tetapi
tetap baik untuk tempat makanan.
Polypropylene (PP)
PP memiliki daya tahan yang baik terhadap bahan kimia, kuat, dan meiliki titik leleh yang
tinggi sehingga cocok untuk produk yang berhubungan dengan makanan dan minuman seperti
tempat menyimpan makanan, botol minum, tempat obat dan botol minum untuk bayi.
Biasanya didaur ulang menjadi casing baterai, sapu, sikat, dll.
Polystyrene (PS)
PS biasa dipakai sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai, tempat
CD, karton tempat telor, dll. Pemakaian bahan ini sangat dihindari untuk mengemas makanan
karena bahan styrine dapat masuk ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan.
Bahan Styrine berbahaya untuk otak dan sistem syaraf manusia. Bahan ini dibanyak negara
bagian di Amerika sudah melarang pemakaian tempat makanan berbahan styrofoam termasuk
negara cina.
Other
Plastik yang menggunakan kode ini terbuat dari resin yang tidak termasuk enam golongan
yang lainnya, atau terbuat dari lebih dari satu jenis resin dan digunakan dalam kombinasi
multi-layer.
Sumber:
http://www.thedailygreen.com/green-homes/latest/recycling-symbols-plastics-460321
http://www.americanchemistry.com/s_plastics/bin.asp?CID=1102&DID=4645&DOC=FILE.PDF
Gambar:
Flickr – http://farm1.static.flickr.com/5/7280217_119ca49ad7.jpg
1. Simbol Food Grade. Bergambar gelas dan garpu yang artinya wadah tersebut aman untuk digunakan untuk
makanan dan minuman.
2. Simbol Non Food Grade. Gambar garpu dan gelas dicoret. Artinya wadah tersebut tidak didesain untuk wadah
makanan, karena kandungan zat kimia di dalamnya bisa membahayakan kesehatan.
3. Simbol Microwave Save. Gambar garis bergelombang. Wadah aman untuk digunakan sebagai penghangat
makanan di dalam microwave, karena tahan suhu yang tinggi.
4. Simbol Non Microwave. Gambar garis bergelombang dicoret. Wadah tidak boleh digunakan untuk
menghangatkan makanan di dalam microwave, karena tidak tahan suhu yang tinggi atau panas.
5. Simbol Oven Save. Gambar oven (dua garis horizontal), yang artinya aman digunakan sebagai penghangat
makanan di dalam oven. Meskipun terbuat dari plastik, wadah ini tahan suhu tinggi.
6. 6. Simbol Non Microwave. Gambar dua garis horizontal dicoret. Artinya, wadah tidak tahan suhu tinggi.
7. Simbol Grill Save. Gambar pemanggang atau grill (tiga segitiga terbalik), menandakan wadah aman digunakan
untuk suhu tinggi. Jika gambar dicoret artinya wadah tidak boleh digunakan untuk memanggang.
8. Simbol Freezer Save. Gambar bunga salju, yang menunjukkan wadah aman digunakan untuk menyimpan
makanan atau minuman dengan suhu rendah atau beku. Sebaliknya, jika gambar dicoret maka wadah tidak
boleh untuk disimpan dalam lemari pendingin.
9. Simbol Cut Save. Gambar pisau, yang berarti wadah aman digunakan sebagai alas saat Anda memotong
bahan-bahan makanan. Sebaliknya, jika gambar pisau dicoret, artinya tidak untuk wadah memotong.
10. Simbol Dishwasher Save. Gambar gelas terbalik. Wadah aman untuk dicuci dalam mesin pencuci. Namun jika
gambar gelas dicoret, artinya gelas harus dicuci manual.
Banyak dari kita yang tidak mengetahui akan jenis dan tipe dari kemasan-kemasan yang terbuat dari bahan
plastik. Pada dasarnya bahwa kemasan-kemasan yang terbuat dari plastik seperti botol-botol plastik
sebenarnya telah diberi kode yang terletak dibagian bawah botol tersebut untuk keperluan keamanan. Dan
kode dan simbol berbentuk segitiga yang ada di bawah botol plastik tersebut sangat penting untuk diketahui
karena berkaitan dengan jenis bahan serta dampak pemakaiannya.
Dapat kita ketahui bersama bahwa secara internasional telah diatur kode untuk kemasan plastik. Kode ini
dikeluarkan oleh The Society of Plastic Industry pada tahun 1988 di Amerika Serikat dan diadopsi pula oleh
lembaga-lembaga yang mengembangkan sistem kode, seperti ISO (International Organization for
Standardization). Bagi kita yang belum mengetahui dan awam sangat perlu untuk diketahui, karena tanda
tersebut berkaitan dengan jenis bahan serta cara dan dampak pemanfaatannya bagi manusia.
Secara umum tanda tersebut berada di dasar, berbentuk segi tiga, di dalam segitiga akan terdapat angka, serta
nama jenis plastik di bawah segitiga, dengan contoh dan penjelasan sebagai berikut:
1. PETE/PET (Polyethylene Terephthalate)
Tanda ini biasanya tertera logo daur ulang dengan angka 1 di tengahnya serta tulisan PETE atau PET
(Polyethylene Terephthalate) di bawah segitiga. Biasa dipakai untuk botol plastik berwarna jernih, tembus
pandang/transparan seperti botol air mineral, botol minuman, botol jus, botol minyak goreng, botol kecap,
botol sambal, dan hampir semua botol minuman lainnya. Untuk pertekstilan, PET digunakan untuk bahan
serat sintetis atau lebih dikenal dengan polyester PETE/PET direkomendasikan HANYA UNTUK SEKALI
PAKAI. Penggunaan berulang kali terutama pada kondisi panas dapat menyebabkan melelehnya lapisan
polimer dan keluarnya zat karsinogenik dari bahan plastik tersebut, sehingga dapat menyebabkan kanker
untuk penggunaan jangka panjang.
Pada bagian bawah kemasan botol plastik, tertera logo daur ulang dengan angka 2 ditengahnya, serta tulisan
HDPE (high density polyethylene) di bawah segitiga. Jenis ini memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras,
buram dan lebih tahan terhadap suhu tinggi. HDPE biasa dipakai untuk botol kosmestik, botol obat, botol
minuman, botol susu yang berwarna putih susu, tupperware, galon air minum, kursi lipat, dan jerigen pelumas
dan lain-lain.
Walaupun demikian sama seperti PET, HDPE juga direkomendasikan HANYA UNTUK SEKALI
PEAKAIAN, karena pelepasan senyawa antimoni trioksida terus meningkat seiring waktu. Bahan HDPE bila
ditekan tidak kembali ke bentuk semula.
Tertulis (terkadang berwarna merah) dengan angka 3 di tengahnya, serta tulisan V di bawah segitiga. V itu
berarti PVC (polyvinyl chloride), yaitu jenis plastik yang paling sulit didaur ulang. Jenis plastik PVC ini bisa
ditemukan pada plastik pembungkus (cling wrap), untuk mainan, selang, pipa bangunan, taplak meja plastik,
botol kecap, botol sambal, botol sampo dll. PVC mengandung DEHA yang berbahaya bagi kesehatan.
Makanan yang dikemas dengan plastik berbahan dapat terkontaminasi karena DEHA lumer pada suhu -15oC.
Reaksi yang terjadi antara PVC dengan makanan yang dikemas dengan plastik ini berpotensi berbahaya untuk
ginjal, hati dan berat badan.
Logo daur ulang dengan angka 4 di tengahnya, serta tulisan LDPE di bawah segitiga. LDPE (low density
polyethylene), yaitu plastik tipe cokelat (thermoplastic/dibuat dari minyak bumi). LDPE banyak dipakai untuk
tutup plastik, kantong/tas kresek dan plastik tipis lainnya. Sifat mekanis jenis LDPE ini adalah kuat, tembus
pandang, Fleksibel dan permukaan agak berlemak, pada suhu 60 derajat sangat resisten terhadap reaksi kimia,
daya proteksi terhadap uap air tergolong baik, dapat didaur ulang serta baik untuk barang-barang yang
memerlukan fleksibelitas tapi kuat. Walaupun baik untuk tempat makanan, barang berbahan LDPE ini sulit
dihancurkan. Selain itu pada suhu di bawah 60oC sangat resisten terhadap senyawa kimia. Barang berbahan
LDPE ini sulit dihancurkan, tetapi tetap baik untuk tempat makanan karena sulit bereaksi secara kimiawi
dengan makanan yang dikemas dengan bahan ini.
5. PP (Polypropylene)
Tertera logo daur ulang dengan angka 5 di tengahnya, serta tulisan PP di bawah segitiga. Karakteristik adalah
biasa botol transparan yang tidak jernih atau berawan. Jenis ini adalah pilihan bahan plastik terbaik, terutama
untuk tempat makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, tutup botol, cup plastik, mainan
anak, botol minum dan terpenting botol minum untuk bayi. Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan daya
tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup
mengkilap. Bahan yang terbuat dari PP bila ditekan akan kembali ke bentuk semula. Carilah dengan kode
angka 5 bila membeli barang berbahan plastik untuk menyimpan kemasan berbagai makanan dan minuman.
6. PS (Polystyrene)
Tertera logo daur ulang dengan angka 6 di tengahnya, serta tulisan PS di bawah segitiga. Biasanya dipakai
sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai seperti sendok, garpu gelas, dan lain-lain.
Polystyrene merupakan polimer aromatik yang dapat mengeluarkan bahan styrene ke dalam makanan ketika
makanan tersebut bersentuhan. Bahan ini harus dihindari, karena selain berbahaya untuk kesehatan otak,
mengganggu hormon estrogen pada wanita yang berakibat pada masalah reproduksi, dan pertumbuhan dan
sistem syaraf, selain itu bahan ini sulit didaur ulang. Pun bila didaur ulang, bahan ini memerlukan proses yang
sangat panjang dan lama. Bahan ini dapat dikenali dengan kode angka 6, namun bila tidak tertera kode angka
tersebut pada kemasan plastik, bahan ini dapat dikenali dengan cara dibakar (cara terakhir dan sebaiknya
dihindari). Ketika dibakar, bahan ini akan mengeluarkan api berwarna kuning-jingga, dan meninggalkan
jelaga.Banyak negara bagian di Amerika sudah melarang pemakaian tempat makanan berbahan styrofoam
termasuk negara China.
7. OTHER
Tertera logo daur ulang dengan angka 7 di tengahnya, serta tulisan OTHER di bawah segitiga. Untuk jenis
plastik 7 Other ini terdapat 4 macam, yaitu : SAN (styrene acrylonitrile), ABS (acrylonitrile butadiene
styrene), PC (polycarbonate), dan Nylon. SAN dan ABS memiliki resistensi yang tinggi terhadap reaksi kimia
dan suhu, kekuatan, kekakuan, dan tingkat kekerasan yang telah ditingkatkan sehingga merupakan salah satu
bahan plastik yang sangat baik untuk digunakan dalam kemasan makanan ataupun minuman. Biasanya
terdapat pada mangkuk mixer, pembungkus termos, piring, alat makan, penyaring kopi, dan sikat gigi,
sedangkan ABS biasanya digunakan sebagai bahan mainan lego dan pipa.
PC atau Polycarbonate dapat ditemukan pada botol susu bayi, gelas anak batita (sippy cup), botol minum
polikarbonat, dan kaleng kemasan makanan dan minuman, termasuk kaleng susu formula. Dapat
mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol-A ke dalam makanan dan minuman yang berbahaya bagi
kesehatan sehingga dianjurkan untuk tidak digunakan sebagai tempat makanan ataupun minuman. Ironisnya
banyak botol susu yang terbuat dari PC dan sangat mungkin mengalami proses pemanasan untuk tujuan
sterilisasi dengan cara merebus, dipanaskan dengan microwave, atau dituangi air mendidih atau air panas.
Apa yang harus kita lakukan setelah mengetahui informasi jenis plasrik tersebut?
Kita harus lebih bijak dalam memilih dan menggunakan kemasan-kemasan yang terbuat dari plastik,
khususnya plastik dengan kode 1, 3, 6, dan 7 (khususnya polycarbonate), seluruhnya memiliki bahaya secara
kimiawi. Tetapi kemasan plastik dengan kode 2, 4, 5, dan 7 (kecuali polycarbonate) bukan berarti bahwa
plastik dengan kode tersebut secara utuh aman, namun perlu dipelajari lebih jauh lagi. Bila tidak ada kode
plastik pada kemasan tersebut, atau bila tipe plastik tidak jelas (misalnya pada kode 7, di mana tidak
selamanya berupa polycarbonate), cara terbaik yang paling aman adalah menghubungi produsennya dan
menanyakan mereka tentang tipe plastik yang digunakan untuk membuat produk tersebut.
Selain itu anda juga dapat melakukan langkah-langkah seperti di bawah ini:
1. Cegah penggunaan botol susu bayi dan cangkir bayi (dengan lubang penghisapnya) berbahan polycarbonate,
cobalah pilih dan gunakan botol susu bayi berbahan kaca, polyethylene, atau polypropylene. Gunakanlah
cangkir bayi berbahan stainless steel, polypropylene, atau polyethylene. Untuk dot, gunakanlah yang berbahan
silikon, karena tidak akan mengeluarkan zat karsinogenik sebagaimana pada dot berbahan latex.
2. Jika penggunaan plastik berbahan polycarbonate tidak dapat dicegah, janganlah menyimpan air minum
ataupun makanan dalam keadaan panas.
3. Hindari penggunaan botol plastik untuk menyimpan air minum. Jika penggunaan botol plastik berbahan PET
(kode 1) dan HDPE (kode 2), tidak dapat dicegah, gunakanlah hanya sekali pakai dan segera dihabiskan karena
pelepasan senyawa antimoni trioksida terus meningkat seiring waktu. Bahan alternatif yang dapat digunakan
adalah botol stainless steel atau kaca.
4. Cegahlah memanaskan makanan yang dikemas dalam plastik, khususnya pada microwave oven, yang dapat
mengakibatkan zat kimia yang terdapat pada plastik tersebut terlepas dan bereaksi dengan makanan lebih
cepat. Hal ini pun dapat terjadi bila kemasan plastik digunakan untuk mengemas makanan berminyak atau
berlemak.
5. Bungkuslah terlebih dahulu makanan dengan daun pisang atau kertas sebelum dibungkus dengan plastik
pembungkus ketika akan dipanaskan di microwave oven.
6. Cobalah untuk menggunakan kemasan berbahan kain untuk membawa sayuran, makanan, ataupun belanjaan
dan gunakanlah kemasan berbahan stainless steel atau kaca untuk menyimpan makanan atau minuman
7. Cegah penggunaan piring dan alat makan plastik untuk masakan. Gunakanlah alat makan berbahan stainless
steel, kaca, keramik, dan kayu.
8. Terapkan, sebarkan dan ajaklah setiap orang di lingkungan rumah, kantor, sekolah, kampus, dan di manapun
untuk mengetahui informasi ini dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
9. Ajukan kepada pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan berkenaan dengan plastik ini, sebagaimana yang
telah dilakukan oleh Bupati Wakatobi, Ir Hugua, dalam rangka penyelamatan ekosistem laut di Kepulauan
Wakatobi. Sebagaimana diketahui, Kepulauan Wakatobi memiliki ekosistem terumbu karang terbanyak dan
terbaik di dunia pada saat ini.
Sumber :
http://aimyaya.com/id/kesehatan/nomor-jenis-plastik-daur-ulang/
http://kaumbiasa.com/segitiga-dibawah-botol.php
http://maulanusantara.wordpress.com/2008/07/07/waspadai-bahaya-plastik/
Tipe dan Jenis Kemasan Berbahan Plastik
Banyak dari kita yang tidak mengetahui akan jenis dan tipe dari kemasan-kemasan yang terbuat dari bahan
plastik. Pada dasarnya bahwa kemasan-kemasan yang terbuat dari plastik seperti botol-botol plastik
sebenarnya telah diberi kode yang terletak dibagian bawah botol tersebut untuk keperluan keamanan. Dan
kode dan simbol berbentuk segitiga yang ada di bawah botol plastik tersebut sangat penting untuk diketahui
karena berkaitan dengan jenis bahan serta dampak pemakaiannya.
Dapat kita ketahui bersama bahwa secara internasional telah diatur kode untuk kemasan plastik. Kode ini
dikeluarkan oleh The Society of Plastic Industry pada tahun 1988 di Amerika Serikat dan diadopsi pula oleh
lembaga-lembaga yang mengembangkan sistem kode, seperti ISO (International Organization for
Standardization). Bagi kita yang belum mengetahui dan awam sangat perlu untuk diketahui, karena tanda
tersebut berkaitan dengan jenis bahan serta cara dan dampak pemanfaatannya bagi manusia.
Secara umum tanda tersebut berada di dasar, berbentuk segi tiga, di dalam segitiga akan terdapat angka, serta
nama jenis plastik di bawah segitiga, dengan contoh dan penjelasan sebagai berikut:
1. PETE/PET (Polyethylene Terephthalate)
Tanda ini biasanya tertera logo daur ulang dengan angka 1 di tengahnya serta tulisan PETE atau PET
(Polyethylene Terephthalate) di bawah segitiga. Biasa dipakai untuk botol plastik berwarna jernih, tembus
pandang/transparan seperti botol air mineral, botol minuman, botol jus, botol minyak goreng, botol kecap,
botol sambal, dan hampir semua botol minuman lainnya. Untuk pertekstilan, PET digunakan untuk bahan
serat sintetis atau lebih dikenal dengan polyester PETE/PET direkomendasikan HANYA UNTUK SEKALI
PAKAI. Penggunaan berulang kali terutama pada kondisi panas dapat menyebabkan melelehnya lapisan
polimer dan keluarnya zat karsinogenik dari bahan plastik tersebut, sehingga dapat menyebabkan kanker
untuk penggunaan jangka panjang.
Pada bagian bawah kemasan botol plastik, tertera logo daur ulang dengan angka 2 ditengahnya, serta tulisan
HDPE (high density polyethylene) di bawah segitiga. Jenis ini memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras,
buram dan lebih tahan terhadap suhu tinggi. HDPE biasa dipakai untuk botol kosmestik, botol obat, botol
minuman, botol susu yang berwarna putih susu, tupperware, galon air minum, kursi lipat, dan jerigen pelumas
dan lain-lain.
Walaupun demikian sama seperti PET, HDPE juga direkomendasikan HANYA UNTUK SEKALI
PEAKAIAN, karena pelepasan senyawa antimoni trioksida terus meningkat seiring waktu. Bahan HDPE bila
ditekan tidak kembali ke bentuk semula.
Tertulis (terkadang berwarna merah) dengan angka 3 di tengahnya, serta tulisan V di bawah segitiga. V itu
berarti PVC (polyvinyl chloride), yaitu jenis plastik yang paling sulit didaur ulang. Jenis plastik PVC ini bisa
ditemukan pada plastik pembungkus (cling wrap), untuk mainan, selang, pipa bangunan, taplak meja plastik,
botol kecap, botol sambal, botol sampo dll. PVC mengandung DEHA yang berbahaya bagi kesehatan.
Makanan yang dikemas dengan plastik berbahan dapat terkontaminasi karena DEHA lumer pada suhu -15oC.
Reaksi yang terjadi antara PVC dengan makanan yang dikemas dengan plastik ini berpotensi berbahaya untuk
ginjal, hati dan berat badan.
Logo daur ulang dengan angka 4 di tengahnya, serta tulisan LDPE di bawah segitiga. LDPE (low density
polyethylene), yaitu plastik tipe cokelat (thermoplastic/dibuat dari minyak bumi). LDPE banyak dipakai untuk
tutup plastik, kantong/tas kresek dan plastik tipis lainnya. Sifat mekanis jenis LDPE ini adalah kuat, tembus
pandang, Fleksibel dan permukaan agak berlemak, pada suhu 60 derajat sangat resisten terhadap reaksi kimia,
daya proteksi terhadap uap air tergolong baik, dapat didaur ulang serta baik untuk barang-barang yang
memerlukan fleksibelitas tapi kuat. Walaupun baik untuk tempat makanan, barang berbahan LDPE ini sulit
dihancurkan. Selain itu pada suhu di bawah 60oC sangat resisten terhadap senyawa kimia. Barang berbahan
LDPE ini sulit dihancurkan, tetapi tetap baik untuk tempat makanan karena sulit bereaksi secara kimiawi
dengan makanan yang dikemas dengan bahan ini.
5. PP (Polypropylene)
Tertera logo daur ulang dengan angka 5 di tengahnya, serta tulisan PP di bawah segitiga. Karakteristik adalah
biasa botol transparan yang tidak jernih atau berawan. Jenis ini adalah pilihan bahan plastik terbaik, terutama
untuk tempat makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, tutup botol, cup plastik, mainan
anak, botol minum dan terpenting botol minum untuk bayi. Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan daya
tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup
mengkilap. Bahan yang terbuat dari PP bila ditekan akan kembali ke bentuk semula. Carilah dengan kode
angka 5 bila membeli barang berbahan plastik untuk menyimpan kemasan berbagai makanan dan minuman.
6. PS (Polystyrene)
Tertera logo daur ulang dengan angka 6 di tengahnya, serta tulisan PS di bawah segitiga. Biasanya dipakai
sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai seperti sendok, garpu gelas, dan lain-lain.
Polystyrene merupakan polimer aromatik yang dapat mengeluarkan bahan styrene ke dalam makanan ketika
makanan tersebut bersentuhan. Bahan ini harus dihindari, karena selain berbahaya untuk kesehatan otak,
mengganggu hormon estrogen pada wanita yang berakibat pada masalah reproduksi, dan pertumbuhan dan
sistem syaraf, selain itu bahan ini sulit didaur ulang. Pun bila didaur ulang, bahan ini memerlukan proses yang
sangat panjang dan lama. Bahan ini dapat dikenali dengan kode angka 6, namun bila tidak tertera kode angka
tersebut pada kemasan plastik, bahan ini dapat dikenali dengan cara dibakar (cara terakhir dan sebaiknya
dihindari). Ketika dibakar, bahan ini akan mengeluarkan api berwarna kuning-jingga, dan meninggalkan
jelaga.Banyak negara bagian di Amerika sudah melarang pemakaian tempat makanan berbahan styrofoam
termasuk negara China.
7. OTHER
Tertera logo daur ulang dengan angka 7 di tengahnya, serta tulisan OTHER di bawah segitiga. Untuk jenis
plastik 7 Other ini terdapat 4 macam, yaitu : SAN (styrene acrylonitrile), ABS (acrylonitrile butadiene
styrene), PC (polycarbonate), dan Nylon. SAN dan ABS memiliki resistensi yang tinggi terhadap reaksi kimia
dan suhu, kekuatan, kekakuan, dan tingkat kekerasan yang telah ditingkatkan sehingga merupakan salah satu
bahan plastik yang sangat baik untuk digunakan dalam kemasan makanan ataupun minuman. Biasanya
terdapat pada mangkuk mixer, pembungkus termos, piring, alat makan, penyaring kopi, dan sikat gigi,
sedangkan ABS biasanya digunakan sebagai bahan mainan lego dan pipa.
PC atau Polycarbonate dapat ditemukan pada botol susu bayi, gelas anak batita (sippy cup), botol minum
polikarbonat, dan kaleng kemasan makanan dan minuman, termasuk kaleng susu formula. Dapat
mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol-A ke dalam makanan dan minuman yang berbahaya bagi
kesehatan sehingga dianjurkan untuk tidak digunakan sebagai tempat makanan ataupun minuman. Ironisnya
banyak botol susu yang terbuat dari PC dan sangat mungkin mengalami proses pemanasan untuk tujuan
sterilisasi dengan cara merebus, dipanaskan dengan microwave, atau dituangi air mendidih atau air panas.
Simbol ini berfungsi untuk mengingatkan konsumen untuk mendaur ulang botol gelas dan kaleng ke dalam
bank botol.
Mobius Loop dengan X% di tengah lingkaran menunjukkan bahwa persentase (x) dari kemasan atau produk
yang dibuat dari bahan daur ulang. Simbol daur ulang ini dapat dilihat terutama di kardus kemasan.
Simbol daur ulang ini adalah contoh dari industri atau organisasi yang berhubungan dengan simbol-simbol
daur ulang. Ini merupakan simbol yang eksklusif milik 100% Recycled Paperboard Alliance, sebuah
organisasi perusahaan kemasan yang mempromosikan penggunaan 100% recycled paperboard di antara para
anggotanya
Simbol daur ulang ini menunjukkan bahwa kemasan atau bahan yang terbuat dari aluminium dapat didaur
ulang.
Simbol daur ulang ini menunjukkan kemasan yang dibuat dari bahan baja dapat didaur ulang.
Recycled
Produk yang sudah jadi hasil daur ulang juga memiliki simbol untuk memberikan informasi bahwa produk
tersebut hasil dari proses daur ulang. Produk baru tersebut biasanya kurang menuntut spesifikasi yang tinggi.
Mungkin saja, kertas putih yang biasa kita pakai untuk mencetak dokumen sudah menjadi tisu toilet atau tisu
makanan.
Produk-produk yang sudah melewati proses daur ulang memiliki simbol R, yang berarti hasil dari daur ulang.
Namun tidak menutup kemungkinan produk-produk tersebut dapat di daur ulang kembali.
Apa yang harus kita lakukan setelah mengetahui informasi jenis plasrik tersebut?
Kita harus lebih bijak dalam memilih dan menggunakan kemasan-kemasan yang terbuat dari plastik,
khususnya plastik dengan kode 1, 3, 6, dan 7 (khususnya polycarbonate), seluruhnya memiliki bahaya secara
kimiawi. Tetapi kemasan plastik dengan kode 2, 4, 5, dan 7 (kecuali polycarbonate) bukan berarti bahwa
plastik dengan kode tersebut secara utuh aman, namun perlu dipelajari lebih jauh lagi. Bila tidak ada kode
plastik pada kemasan tersebut, atau bila tipe plastik tidak jelas (misalnya pada kode 7, di mana tidak
selamanya berupa polycarbonate), cara terbaik yang paling aman adalah menghubungi produsennya dan
menanyakan mereka tentang tipe plastik yang digunakan untuk membuat produk tersebut.
Selain itu anda juga dapat melakukan langkah-langkah seperti di bawah ini:
1. Cegah penggunaan botol susu bayi dan cangkir bayi (dengan lubang penghisapnya) berbahan polycarbonate,
cobalah pilih dan gunakan botol susu bayi berbahan kaca, polyethylene, atau polypropylene. Gunakanlah
cangkir bayi berbahan stainless steel, polypropylene, atau polyethylene. Untuk dot, gunakanlah yang berbahan
silikon, karena tidak akan mengeluarkan zat karsinogenik sebagaimana pada dot berbahan latex.
2. Jika penggunaan plastik berbahan polycarbonate tidak dapat dicegah, janganlah menyimpan air minum
ataupun makanan dalam keadaan panas.
3. Hindari penggunaan botol plastik untuk menyimpan air minum. Jika penggunaan botol plastik berbahan PET
(kode 1) dan HDPE (kode 2), tidak dapat dicegah, gunakanlah hanya sekali pakai dan segera dihabiskan karena
pelepasan senyawa antimoni trioksida terus meningkat seiring waktu. Bahan alternatif yang dapat digunakan
adalah botol stainless steel atau kaca.
4. Cegahlah memanaskan makanan yang dikemas dalam plastik, khususnya pada microwave oven, yang dapat
mengakibatkan zat kimia yang terdapat pada plastik tersebut terlepas dan bereaksi dengan makanan lebih
cepat. Hal ini pun dapat terjadi bila kemasan plastik digunakan untuk mengemas makanan berminyak atau
berlemak.
5. Bungkuslah terlebih dahulu makanan dengan daun pisang atau kertas sebelum dibungkus dengan plastik
pembungkus ketika akan dipanaskan di microwave oven.
6. Cobalah untuk menggunakan kemasan berbahan kain untuk membawa sayuran, makanan, ataupun belanjaan
dan gunakanlah kemasan berbahan stainless steel atau kaca untuk menyimpan makanan atau minuman
7. Cegah penggunaan piring dan alat makan plastik untuk masakan. Gunakanlah alat makan berbahan stainless
steel, kaca, keramik, dan kayu.
8. Terapkan, sebarkan dan ajaklah setiap orang di lingkungan rumah, kantor, sekolah, kampus, dan di manapun
untuk mengetahui informasi ini dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
9. Ajukan kepada pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan berkenaan dengan plastik ini, sebagaimana yang
telah dilakukan oleh Bupati Wakatobi, Ir Hugua, dalam rangka penyelamatan ekosistem laut di Kepulauan
Wakatobi. Sebagaimana diketahui, Kepulauan Wakatobi memiliki ekosistem terumbu karang terbanyak dan
terbaik di dunia pada saat ini.
Sumber :
http://aimyaya.com/id/kesehatan/nomor-jenis-plastik-daur-ulang/
http://kaumbiasa.com/segitiga-dibawah-botol.php
http://maulanusantara.wordpress.com/2008/07/07/waspadai-bahaya-plastik/
SIMBOL BAHAYA
Simbol bahaya digunakan untuk pelabelan bahan-bahan berbahaya menurut Peraturan tentang Bahan
Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances)
Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances) adalah suatu aturan untuk
melindungi/menjaga bahan-bahan berbahaya dan terutama terdiri dari bidang keselamatan kerja. Arah
Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances) untuk klasifikasi, pengepakan dan
pelabelan bahan kimia adalah valid untuk semua bidang, area dan aplikasi, dan tentu saja, juga untuk
lingkungan, perlindungan konsumer dan kesehatan manusia.
Istilah bahan berbahaya adalah nama umum dan menurut hukum bahan kimia (kemikalia) (Chemicals Law)
§19/2 didefinisikan sebagai
• Bahan berbahaya atau formulasi menurut hukum kemikalia (Chemicals Law) §3a,
• Bahan, formulasi dan produk dapat membentuk atau melepaskan bahan atau formulasi berbahaya selama
produksi atau penggunaan,
• Bahan, formulasi dan produk bersifat mudah meledak
Berikut adalah beberapa definisi yang dapat digunakan untuk memahami tentang masalah hukum :
• Bahan/zat adalah unsur atau senyawa kimia – bagaimana terjadinya di alam atau diproduksi dengan cara
sintesis (misalnya asbes, bromin, etanol, timbal, dll)
• Formulasi adalah paduan, campuran atau larutan dari dua bahan atau lebih (misalnya cat, larutan
formaldehid dll)
• Produk adalah bahan/zat atau formulasi yang diperoleh atau terbentuk selama proses produksi. Sifat-sifat ini
lebik menentukan fungsi produk daripada komposisi kimianya
Bahan berbahaya yang didefinisikan di atas memiliki satu sifat atau lebih yang ditandai dengan simbol-simbol
bahaya
Simbol bahaya adalah piktogram dengan tanda hitam pada latar belakang oranye, kategori bahaya untuk bahan
dan formulasi ditandai dengan simbol bahaya, yang terbagi dalam
• Resiko kebakaran dan ledakan (sifat fisika-kimia)
• Resiko kesehatan (sifat toksikologi) atau
• Kombinasi dari keduanya.
Berikut ini dijelaskan simbol-simbol bahaya termasuk notasi bahaya dan huruf kode (catatan: huruf kode
bukan bagian dari simbol bahaya)
Huruf kode: E
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya „explosive“ dapat meledak dengan
pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala lain bahkan tanpa oksigen atmosferik. Ledakan
akan dipicu oleh suatu reaksi keras dari bahan. Energi tinggi dilepaskan dengan propagasi gelombang udara
yang bergerak sangat cepat. Resiko ledakan dapat ditentukan dengan metode yang diberikan dalam Law for
Explosive Substances
Di laboratorium, campuran senyawa pengoksidasi kuat dengan bahan mudah terbakar atau bahan pereduksi
dapat meledak . Sebagai contoh, asam nitrat dapat menimbulkan ledakan jika bereaksi dengan beberapa
solven seperti aseton, dietil eter, etanol, dll. Produksi atau bekerja dengan bahan mudah meledak memerlukan
pengetahuan dan pengalaman praktis maupun keselamatan khusus. Apabila bekerja dengan bahan-bahan
tersebut kuantitas harus dijaga sekecil/sedikit mungkin baik untuk penanganan maupun persediaan/cadangan.
Oxidizing (pengoksidasi)
Huruf kode: O
Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya „oxidizing“ biasanya tidak mudah terbakar.
Tetapi bila kontak dengan bahan mudah terbakar atau bahan sangat mudah terbakar mereka dapat
meningkatkan resiko kebakaran secara signifikan. Dalam berbagai hal mereka adalah bahan anorganik seperti
garam (salt-like) dengan sifat pengoksidasi kuat dan peroksida-peroksida organik.
Frase-R untuk bahan pengoksidasi : R7, R8 dan R9
Contoh bahan tersebut adalah kalium klorat dan kalium permanganat juga asam nitrat pekat.
Huruf kode:F+
Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya „extremely flammable “ merupakan likuid
yang memiliki titik nyala sangat rendah (di bawah 0o C) dan titik didih rendah dengan titik didih awal (di
bawah +35oC). Bahan amat sangat mudah terbakar berupa gas dengan udara dapat membentuk suatu
campuran bersifat mudah meledak di bawah kondisi normal.
Frase-R untuk bahan amat sangat mudah terbakar : R12
Contoh bahan dengan sifat tersebut adalah dietil eter (cairan) dan propane (gas)
Huruf kode: F
Bahan dan formulasi ditandai dengan notasi bahaya ‘highly flammable’ adalah subyek untuk self-heating dan
penyalaan di bawah kondisi atmosferik biasa, atau mereka mempunyai titik nyala rendah (di bawah +21oC).
Beberapa bahan sangat mudah terbakar menghasilkan gas yang amat sangat mudah terbakar di bawah
pengaruh kelembaban. Bahan-bahan yang dapat menjadi panas di udara pada temperatur kamar tanpa
tambahan pasokan energi dan akhirnya terbakar, juga diberi label sebagai ‘highly flammable’
Frase-R untuk bahan sangat mudah terbakar : R11
Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya aseton dan logam natrium, yang sering digunakan di
laboratorium sebagai solven dan agen pengering.
Tidak ada simbol bahaya diperlukan untuk melabeli bahan dan formulasi dengan notasi bahaya ‘flammable’.
Bahan dan formulasi likuid yang memiliki titik nyala antara +21oC dan +55oC dikategorikan sebagai bahan
mudah terbakar (flammable)
Frase-R untuk bahan mudah terbakar : R10
Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya minyak terpentin.
Pengelompokan bahan dan formulasi menurut sifat toksikologinya terdiri dari akut dan efek jangka panjang,
tidak bergantung apakah efek tersebut disebabkan oleh pengulangan, tunggal atau eksposisi jangka panjang.
Suatu parameter penting untuk menilai toksisitas akut suatu zat adalah harga LD50 nya yang ditentukan dalam
percobaan pada hewan uji. Harga LD50 merefleksikan dosis yang mematikan dalam mg per kg berat badan
yang akan menyebabkan kematian 50% dari hewan uji, antara 14 hari setelah one single administration.
Akibat desain uji orang dapat membedakan antara pengeluaran (uptake LD50 oral dan digesti melalui sistem
gastrointestinal, seta LD50 dermal untuk uptake (pengeluaran) melalui kulit).
Disamping dua hal tersebut ada juga suatu konsentrasi yang mematikan (lethal concentration) LC50
pulmonary (inhalasi) yang merefleksikan konsentrasi suatu polutan di udara (mg/L) yang akan menyebabkan
kematian 50% dari hewan uji dalam waktu antara 14 hari setelah 4 jam eksposisi.
Istilah bahan berbahaya untuk kesehatan termasuk sub-grup bahan bersifat sangat beracun (very toxic
substances), bahan beracun (toxic substances) dan bahan berbahaya (harmful substances)
Huruf kode: T+
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘very toxic’ dapat menyebabkan kerusakan
kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat rendah jika masuk ke tubuh melalui
inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.
Toxic (beracun)
Huruf kode: T
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘toxic’ dapat menyebabkan kerusakan kesehatan
akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat rendah jika masuk ke tubuh melalui inhalasi,
melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.
Harmful (berbahaya)
Huruf kode: Xn
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘harmful’ memiliki resiko merusak kesehatan
sedang jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.
‘tissue destroying substances’ meliputi sub-grup bahan korosif (corrosive substances) dan bahan iritan (irritant
substances)
Corrosive (korosif)
Huruf kode: C
Bahan dan formulasi dengan notasi ‘corrosive’ adalah merusak jaringan hidup. Jika suatu bahan merusak
kesehatan dan kulit hewan uji atau sifat ini dapat diprediksi karena karakteristik kimia bahan uji, seperti asam
(pH <2) dan basa (pH>11,5), ditandai sebagai bahan korosif.
Frase-R untuk bahan korosif : R34 dan R35.
Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya asam mineral seperti HCl dan H2SO4 maupun basa seperti
larutan NaOH (>2%).
Huruf kode : Xi
Bahan dan formulasi dengan notasi ‘irritant’ adalah tidak korosif tetapi dapat menyebabkan inflamasi jika
kontak dengan kulit atau selaput lendir.
Frase-R untuk bahan irritant : R36, R37, R38 dan R41
Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya isopropilamina, kalsium klorida dan asam dan basa encer.
Huruf kode: N
Bahan dan formulasi dengan notasi ‘dangerous for environment’ adalah dapat menyebabkan efek tiba-tiba
atau dalam sela waktu tertentu pada satu kompartemen lingkungan atau lebih (air, tanah, udara, tanaman,
mikroorganisma) dan menyebabkan gangguan ekologi
Frase-R untuk bahan berbahaya bagi lingkungan : R50, R51, R52 dan R53.
Contoh bahan yang memiliki sifat tersebut misalnya tributil timah kloroda, tetraklorometan, dan petroleum
hidrokarbon seperti pentana dan petroleum bensin.
Pendahuluan
Evaluasi limbah sangat penting untuk tujuan daur ulang atau pembuangan dengan cara yang sesuai. Penghasil
dan penyedia bahan berbahaya tersebut bertanggung jawab untuk klasifikasi dan penilaian yang benar.
Klasifikasi limbah menurut peraturan untuk bahan-bahan berbahaya (the Ordinance for Dangerous Goods)
Dasar untuk penilaian limbah menurut peraturan tentang bahan berbahaya adalah sifat-sifat bahaya seperti:
Sifat mudah terbakar (flammability/combustibility)
Sifat pengoksidasi
Toksisitas
Korosifitas
Pembentukan gas mudah terbakar jika kontak dengan air
Kontaminasi dengan bahan penyebab infeksi dan patogenik
Radiasi radioaktif
Sifat polusi air
Melepaskan debu berbahaya
Diferensiasi lanjut di antara golongan bahan berbahaya dapat dibuat melalui daftar bahan. Daftar ini tidak
hanya mengandung bahan yang terdefinisi dengan baik (misalnya gasoline, titik didih 60-100oC) tetapi juga
meringkas kategori, seperti produk petroleun, tidak dijelaskan lebih lanjut. Klasifikasi dan penilaian limbah
berbahaya dibuat menurut sifat fisiko-kimianya (padat/cair, titik didih, titik nyala, data toksisitas).
Penetapan limbah pada salah satu daftar kategori bahaya adalah sulit, jika mereka merupakan campuran
padatan atau cairan (larutan). Peraturan bahan berbahaya memberikan petunjuk bagaimana mengklasifikasi
limbah. Tetapi untuk ini perlu mengetahui konstituen dan sifat bahaya limbah. Oleh karena itu klasifikasi
limbah berbahaya biasanya merupakan tugas kimiawan. Amatir hanya dapat mengerjakan jika ada kategori
tertentu karena biasanya kasusnya untuk limbah umum atau jika bahan dapat ditentukan dengan metode uji
sederhana.
Untuk limbah transportasi jalan ada petunjuk khusus seperti peraturan bahan berbahaya untuk transportasi
jalan atau jalan kereta api (dangerous goods ordinance for road and railroad transportation), yang memerlukan
evaluasi dan klasifikasi bahan berbahaya. Jadi, limbah berbahaya harus ditentukan untuk kelas bahaya sesuai
dengan sifat bahayanya.
Klasifikasi limbah menurut organisasi kerjasama dan pengembangan ekonomi, OECD (Organization for
Economic Cooperation and Development)
Di dalam OECD ada istilah yang disebut ‘traffic light lists’ yang harus diikuti selagi transboundary
transportasi limbah. Untuk limbah yang dapat di daur ulang ada kontrol yang berorientasi pada sifat bahaya
limbah dan yang didaftar dalam 3 warna (daftar hijau, kuning dan merah)
Daftar hijau
Limbah yang dikategori ke dalam daftar hijau menurut persetujuan OECD tidak akan dikontrol. Kategori ini
terdiri dari material seperti potongan logam, baja, logam non-besi, plastic, kertas, kaca, tekstil dan kayu.
Bahan berbahaya seperti limbah kimia tidak termasuk dalam kategori ini.
Daftar kuning
Limbah ini perlu suatu kontrol terbatas dan perlu persetujuan dari negara penerima. Limbah dalam kelompok
ini antara lain abu, kotoran/endapan, debu logam non-besi, arsen, merkuri, limbah minyak, dan limbah lain
yang mengandung kurang dari 50 mg/kg polychlorinated biphenyl (PCB), polychlorinated terphenyl (PCT)
dan polybrominated biphenyl (PBB).
Daftar merah
Limbah dalam kategori ini harus dikelola sebagaimana limbah untuk tujuan pembuangan. Transportasi hanya
diijinkan jika negara penyedia maupun negara penerima telah menyetujui dan dinyatakan dalam pernyataan
tertulis. Limbah ini terutama terdiri dari limbah yang mengandung lebih dari 50 mg/kg PCB/PCT, dan yang
mengandung polyhalogenated dibenzo-p-dixon, furan, sianida, dan asbes.
Dalam TGRS 201 (Technical Directive for Hazardous Substances) diberikan pedoman untuk klasifikasi dan
pelabelan limbah untuk tujuan pembuangan. Pedoman itu juga berlaku untuk limbah-limbah yang digunakan
untuk memperoleh energi termal, tetapi tidak berlaku bagi limbah untuk mendaur ulang material. Klasifikasi
diorientasikan pada resiko yang mungkin muncul. Resiko paling tinggi yang mungkin terjadi menentukan
klasifikasi.
Sesuai aturan, tidak lebih dari satu keterangan bahaya diseleksi tiap kelompok
Tidak termasuk konstituen dalam limbah yang mengalami reaksi berbahaya antara satu dengan yang lain