Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Menurut WHO pasien low vision adalah pasien dengan penurunan fungsi
visual setelah penanganan maksimal dan/atau setelah koreksi terbaik, pada mata
terbaiknya kurang dari 6/18 sampai dengan persepsi cahaya atau dengan
gangguan lapang pandang kurang dari 10o dari titik fiksasi, keadaan ini masih
dapat diatasi dengan rehabilitasi ataupun alat bantu untuk melakukan kegiatan
sehari-hari.1,2,6
Ciri-ciri umum low vision ialah menulis dan membaca dalam jarak dekat,
mengerutkan dahi ketika melihat di bawah cahaya yang terang, Terlihat tidak
menatap lurus ke depan ketika memandang sesuatu, Kondisi mata tampak lain,
Walaupun low vision dapat terjadi pada berbagai usia, tetapi terutama
terjadi pada usia lanjut.2 hal ini sebagai akibat pertumbuhan populasi dan
pegeseran kelompok umur yang lebih tua maka jumlah penduduk yang memiliki
risiko low vision akan meningkat. Diperkirakan bahwa 13,5 juta penduduk Amerika
(>45 tahun) mengalami penurunan penglihatan dan lebih dari 2/3 berumur > 65
tahun.2,3,
1
Penyebab low vision bisa teradi secara congenital (Leber’s congenital
4,5,6
anaurosis) maupun acquired. Age-Related macular Degeneration (AMD)
terjadi pada 45% pasien low vision.2,3,5,7 Glaukoma dan retinopati diabetik
tingkat fungsi individual, objektivitas visual dan alat bantu penglihtan yang
tersedia. Penanganan low vision harus dimulai disetiap stadium saat pasien
I.2 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendiagnosis low vision dan
penatalaksanaannya.
2
BAB II
melindungi bola mata. Bola mata digerakkan oleh otot okular. Struktur lain
yang berhubungan dengan mata yaitu otot, fasia, alis mata, kelopak mata,
membranosa yang memisahkan bola mata dari lemak yaitu fascia bulbi.
Mata terbagi menjadi dua segmen yaitu segmen anterior yang transparan
dan merupakan 1/6 bagian bola mata dan segmen posterior yang
konjungtiva, kornea, sklera, iris, aquaeus humor, lensa, uvea, badan siliar,
3
Gambar 1. Anatomi mata
II.2 Fisiologi
Melihat Jauh
pada saat melalui kornea dan lensa menuju ke makula. Selama proses ini otot
Melihat Dekat
Untuk melihat obyek dekat secara terfokus, otot siliar mengerut pada saat
cahaya melalui lensa. Keadaan ini meningkatkan kekuatan lensa, dan membuat
cahaya terfokus pada makula. Sayangnya, sebagai bagian dari proses penuaan,
lensa akan mengeras dan tidak merespon secara sama terhadap otot siliar,
Ini adalah istilah yang diberikan kepada jalur syaraf yang menghubungkan
bagian belakang mata dengan visual cortex, yaitu bagian otak yang menafsirkan
4
citra cermin yang dilihat oleh retina. Cara kerjanya sangat rumit.
Bidang pandang masing-masing mata terbagi menjadi sisi nasal dan sisi temporal.
- syaraf optik yang terdiri dari urat-urat halus dari bidang nasal dan temporal;
kedua belah mata; urat-urat halus dari masing-masing retina melintas ke sisi
lainnya dan urat halus temporal berada pada sisi yang sama dan membentuk
lintasan optik (optic tract), dan radiasi optik, yang menyebar ke dalam occipital
cortex.
Visual cortex kanan menerima informasi dari kedua bagian kiri bidang
pandang sedangkan visual cortex kiri menerima informasi dari bagian kanan
bidang pandang. Serabut syaraf optik dari sisi temporal bidang pandang menuju
ke cortex pada sisi yang sama, tetapi yang dari bidang nasal menyeberang pada
visual cortex di otak, yaitu melalui lateral geniculate nucleus (LGN), dan melalui
dengan warna, dimulai pada visual cortex utama. Sebagian dari informasi ini
superior colliculus dapat diterima langsung dari retina atau melalui LGN. Jalur
penglihatan dari retina ke LGN disebut jalur penglihatan periferal (peripheral visual
pathways), sedangkan jalur yang menuju ke visual cortex disebut jalur penglihatan
5
BAB III
LOW VISION
aspek yang berbeda dari kondisi-kondisi pasien dan dapat diaplikasikan pada
Disoreder. Aspek ini merujuk pada perubahan anatomi atau fisiologi organ.
warna. Skala pengukuran yang bervariasi telah dikembangkan untuk setiap fungsi
ini.8
contoh, pasien dengan sikatrik kornea pada 1 mata akan mengalami kerusakan
digambarkan dengan usaha keras yang harus dilakukan pasien untuk mencapai
6
DISORDER IMPAIRMENT DISABILITY HANDICAP
ORGAN PATIENT
EXAMPLES
Mobility
Bagan 1. Aspek-aspek Low Vision (from Fig 1-1: Flecther DC. Low Vision Rehabilitation
Ophthalmology Monographs, American Academy Of Ophthalmology, 1992, p.2)
dan lapang pandang. World Health Organization (WHO) mendifinisikan low vision
“A person with low vision is one has impairment of visual functioning even
after treatment and/or standard refractive correction, and has a visual acuity of les
then 6/18 (20/60) to light perception or a visual field of less than 10 degree from
the point of fixation, but who uses or is potentially able to use, vision for the
Dari pengertian WHO di atas tentang Low Vision dapat ditangkap hal
sebagai berikut:
• Setelah diobati dan dikoreksi dengan kacamata, masih memiliki kelainan pada
fungsi penglihatannya.
7
• Ketajaman penglihatan 6/18 (20/60) sampai persepsi cahaya.
terhadap cahaya, kelaianan persepsi warna, adaptasi gelap, motilitas mata dan
fusi.7,9
III.2 Klasifikasi
2. Severe visual impairment. Tajam penglihatan yang paling baik dapat dikoreksi
kurang dari 20/160 sampai 20/400 atau diameter lapang pandangan adalah 20°
8
atau kurang (diameter terbesar dari isopter Goldmann adalah III4e, 3/100,
objek putih)
dikoreksi kurang dari 20/400 sampai 20/1000, atau diameter lapang pndangan
4. Near total vision loss. Tajam penglihatan yang paling baik dapat dikoreksi
bagian besar yang dapat membantu dalam memahami kesulitan dan keluhan
1. Penglihatan sentral dan perifer yang kabur atau berkabut, yang khas akibat
4. Skotoma perifer, khas untuk glaukoma tahap lanjut, retinitis pigmentosa dan
Berdasarkan data tahun 2002, jumlah populasi yang buta atau mengalami
low vision karena efek dari penyakit-penyakit infeksi menurun, tetapi meningkat
9
yang disebabkan karena kondisi-kondisi yang berhubungan dengan masa hidup
yang terang
5. Kondisi mata tampak lain, misalnya terlihat berkabut atau berwarna putih pada
bagian luar.
III.4.1 Anamnesa
dibahas secara spesifik. Gejala awal dari penderita ini biasanya yang
10
4. Membaca rambu-rambu lalu-lintas, bis dan nama toko
penglihatan yang kurang dari 20/200 dan jarak pemeriksaan 1 m untuk ketajaman
11
Pemeriksaan ini menunjukkan kelainan-kelainan yang sangat bervariasi
jarak standar baca. Beberapa menggunakan 33 cm (untuk 3-D add); yang lain
menggunankan 14 inchi (35 cm, 2.86-D add) atau 40 cm (16 inchi, 2.5-D add).
Tetapi ukuran ini tidak dapat digunakan untuk mengukur jarak baca pasien low
vision.8
Pemilihan uji baca yang tepat adalah penting. Kartu bacaan dengan
ukuran-ukuran huruf yang geometrik dan dengan pencatatan ukuran symbol lebih
atas adalah The Minnesota Low Vision Reading Test (MNReadtest), dimana
12
Jenis uji baca lain adalah papper visual skills fir reading test, The Morgan
atau symbol-simbol yang besar dengan penurunan kontras. Alternative lain yaitu
Bailey-Lovie chart.8
Pendekatan lain yang lebih inovasi yaitu the SKILL card yang
sisi mempunyai huruf-huruf regular (huruf berwarna hitam dengan latar belakang
putih); sisi yang lainnya mempunyai kontras yang rendah, low luminance chart
tinggi dan sedang adaah kesulitan membaca dengan alat bantu optis untuk low
vision.7
13
Gambar. 3 Contrast Sensitivity
Chart 15
Pemeriksaan lapang
pandangan
Perimetri makular
pengukuran yang terpenting dari aspek-aspek penilaian low vision, tetapi sering
neglected (diabaikan).
dan terjadi pada 83% pasien. Terdapatnya skotoma sentral atau parasentral
apakah distorsi yang dilihat pasien berkurang pada penglihatan binokular atau
mungkin calon untuk pengunaan lensa baca mengkoreksi kedua mata daripada
Walaupun mudah digunakan, uji Amsler Grid dan perimetri lainnya tidak
sensitive untuk mendeteksi skotoma monokular yang kecil dan tidak akurat dalam
14
Tangent screen dapat memberikan hasil yang tepat jika dilakukan oleh
menggunakan intesitas stimulus yang tunggak untuk seluruh lokasi uji, seperti
perimetri kinetik, tetapi target berada pada lokasi retina yang spesifik, seperti
perimetri statik.8
dipriksa pada layar singgung dan untuk pasien glaukoma dan defisit neurologik
1. Kacamata
b. Jarak fokus
2. Kaca pembesar
a. Membaca spot
3. Teleskop
a. Melihat jauh
15
c. Lapang pandang sempit
2. Lampu penerangan
a. Kontras >>
3. Video pembesar
b. Pembesaran 140x
tidak dapat menolong dalam waktu yang lama. Alat yang sudah tersedia dari yang
kegunaan yang berbeda. Alat-alat seperti ini biasanya dipakai untuk melihat dekat,
membaca surat, membaca koran, menonton televisi dan film, membaca menu
restoran dan membaca label produk makanan ataupun minuman dan lain-lain,
16
seperti: sistem pembesaran video, mesin baca elektronik, kaca mata baca
mikroskopik, teleskopik baca, kaca mata teleskopik, teleskop tangan, kaca mata
autofokus, teknologi akses untuk internet dan komputer, lampu untuk penerangan
pembesaran/magnifiers yang terdiri dari hand magnifier dan stand magnifier. 1,9,13
b. Mengenali uang
d. Menulis
Kelebihan:
a. Mudah dibawa
c. Murah
Kekurangan:
17
Kelebihan:
b. Mudah dipakai
Kekurangan:
d. Harganya mahal
pasien yang benar. Peresepan lensa tanpa instruksi yang jelas hanya berhasil
sampai 90%.3,8
diperjelas dan pasien diberi cukup waktu dalam keadaan tenang untuk mencoba
ketrampilan yang baru mereka peroleh. Hal ini mungkin berlangsung dalam satu
sesi atau lebih karena sebagian pasien memerlukan percobaan pemakaian alat
Dokter harus terbiasa dengan alat-alat yang tersedia serta keunggulan dan
kekurangan masing-masing alat agar dapat memberi petunjuk yang sesuai bagi
18
instruktur memahami bagaimana gejala penyakit dan ketajaman penglihatan
19
Tabel. 2 Aktivitas sehari-hari yang sangat terganggu akibat penurunan penglihatan
dan saran-saran alat-alat bantu penglihatan kurang yang sesuai.
Aktivitas Alat Bantu Optik Alat Bantu Non-Optik
berbelanja Kaca pembesar Cahaya, petunjuk warna
Menyusun makanan Kacamata bifokal Petunjuk warna, penyimpanan
kecil kosntan
Makan di luar Kaca pembesar Senter, lampu meja
Membedakan uang Kacamata bifocal, kaca Susun dalam kompartemen-
pembesar kompartemen
Kacamata berkekuatan tinggi, Cahaya, tulisan brkontras
kacamata bifokal, kaca tinggi, tulisan berukuran besar
pembesar, kaca pembesr
berdiri, CCTV
Menulis Kaca pembesar sedang, Cahaya, pena berujung besar,
teleskop yang dapat tinta hitam
difokuskan, CCTV
Menelpon Kaca pembesar Huruf telepon berukuran
besar, catatan dengan tulisan
tangan.
Menyebrang Teleskop Tongkat, menyakan arah
Mencari tanda taksi dan Teleskop
bis
Membaca label obat Kaca pembesar Kode warna, huruf berukuran
besar
Membaca huruf di Kaca pembesar Kode warna
kompor
Menyesuaikan Kaca pembesar Model dengan huruf
termostat berukuran besar
Menggunakan komputer Kacamata warna kontras, program
dengan huruf berukuran besar
Membaca tanda Kacamata Bergerak lebih dekat
Menonton pertandingan Teleskop Duduk dibarisan depan
olahraga
III.5 Rehabilitasi
20
III.5.3 Pelatihan orientasi dan mobilitas
a. Pelatihan kemandirian
b. O & M
III.5.4 Konseling
b. Badan psikososial
Low vision specialist/low vision care adalah optometri atau dokter spesialis
terapi dengan obat-obatan, pembedahan dan kaca mata/lensa kontak. Mereka ini
yang disebabkan oleh suatu kelainan. Visual impairment ini diminimalisasi dengan
pengobatan medis yang teratur dan pembedahan pada mata, sedang visual
disability direduksi dengan pemakaian alat bantu dan terapi latihan dan visual
dan mobilisasi (O&M), guru rehabilitasi dan asisten untuk low vision. Dokter
Terapi ini membantu pasien agar dapat hidup mandiri dan mengisi kehidupan
21
dengan aktivitas, dengan memberikan keahlian. Spesialis orientasi dan mobilisasi
dilatih dan dijaga. Guru rehabilitasi membantu pasien dengan mengasah keahlian
yang dihubungkan dengan aktifitas sehari-hari. Asisten pada pasien low vision
adalah orang yang khusus untuk melatih pasien low vision (ophthalmic medical
personal/OMP), maka OMP tidak berperan sendiri, pada tempat pelayanan primer
OMP ini sebagai asisten dokter spesialis mata di klinik maupun di kantor. 2,4,6,11
sekitar, melalui scanning dan kemudian mengikuti garis visual. Mengenali pinggir
jalan sampai lampu lalu-lintas dan membiarkan pasien untuk menyebrang dengan
sampai dapat dikenali. Seseorang melihat orang (scan) dengan tinggi 10-20 kaki
dan yang dilihat (spot) hanya sebagian, merupakan salah satu contoh spotting.
22
Tracking adalah kemampuan mengikuti pergerakan obyek lewat mata dan
mereka untuk mengenali obyek atau orang. Alat bantu penglihatan akan
Lingkungan rumah biasanya familier dan relatif statis. Orang dengan low
vision cenderung mudah untuk mengitari rumah mereka, pengaturan cahaya dan
tempat kerja (seperti dapur atau tempat laundri) menurunkan resiko trauma dari
jatuh dan kecelakaan. Kontras yang maksimal dapat membantu aktivitas sehari-
hari menjadi lebih mudah. Alat bantu perabaan, seperti tombol kompor atau
Lingkungan luar rumah cenderung kurang dikenali oleh pasien dan lebih
lingkungan. Aktivitas luar rumah menjadi perubahan yang bermakna untuk pasien
ini, maka dari itu kebanyakan pasien cenderung menarik diri dari lingkungan luar
merupakan hal yang penting untuk kehidupan sosial mereka. Anak dengan low
23
vision memerlukan bantuan untuk dilatih walau visusnya jelek atau tidak ada
visus. Kebanyakan anak-anak ini juga mengalami gangguan fisik dan mental yang
penatalaksanaan pada anak yang dicurigai menderita low vision. Diagnostik yang
tepat dan prognostik yang realistik akan menolong untuk menentukan panduan
untuk merencanakan rehabilitasi. Anak yang buta atau akan menjadi buta
sebaiknya dilatih untuk menggunakan huruf Braille dan dibantu oleh sebuah tim
yang terdiri dari ahli pediatrik, terapis dan rehabilitasi (orientasi dan mobilitas),
alat pembesar yang dapat dipegang dengan tangan (handheld magnifier) pada
masa ini biasanya dengan baik dapat diterima. CCTV yang membantu penglihatan
orang dewasa, juga pada anak sekaligus merupakan wadah untuk mendidik anak.
Teleskop untuk melihat jarak yang jauh dapat diterima oleh anak sehingga anak
24
III.9 Anak Sekolah
Alat untuk membantu pasien low vision tersedia juga untuk anak yang
sudah sekolah. Teleskop tangan diperlukan oleh mereka untuk melihat papan
tulis. Pembesaran yang dapat dipegang dengan tangan dan yang berdiri
diperlukan untuk membaca dan menulis baik di rumah maupun di sekolah. CCTV
atau komputer dengan huruf yang besar, dapat berguna untuk memberikan
petunjuk. 4,11,13
rehabilitasi ini tergantung pada partisipasi aktif yang berkelanjutan dari si anak itu
sendiri. 6,14
III.10 Remaja
Penggunaan alat bantu low vision pada pasien remaja biasanya ditolak
alat bantu untuk penglihatan mereka agar mereka dapat “kelihatan normal”.
Komunikasi yang baik dan memahami perasaan sensitif mereka terhadap hal ini
Alat bantu untuk pasien low vision tidak akan mengurangi hambatan
penglihatan pasien, kecuali jika alat ini digunakan agar penglihatan mereka efektif.
Hal ini akan bergantung pada motivasi mereka untuk beradaptasi, tercapainya
25
kemampuan untuk memaksimalkan penglihatan mereka dengan atau tanpa alat
bantu, memanipulasi lingkungan rumah, yang tentunya dibantu oleh orang yang
ini. 5,8,11
baik jika mereka dikumpulkan dalam satu kelompok dengan remaja lain dengan
26
BAB IV
KESIMPULAN
maksimal dan/atau setelah koreksi terbaik, pada mata terbaiknya kurang dari 6/18
sampai dengan persepsi cahaya atau dengan gangguan lapang pandang kurang
dari 10o dari titik fiksasi, keadaan ini masih dapat diatasi dengan rehabilitasi
Gejala awal dari pasien low vision ini biasanya yang bersangkutan
lintas, bis dan nama toko, memilih dan mencocokkan warna baju.
seperti: penglihatan saat membaca, saat di dapur, saat menonton televisi, ada
tempat kerja, di sekolah dan lain-lain.1,6,9 Komponen yang biasanya diukur pada
pasien yang benar. Peresepan lensa tanpa instruksi yang jelas hanya berhasil
27
pada 50% kasus, sedangkan dengan instruksi angka keberhasilannya meningkat
sampai 90%.3,8
28
Daftar Pustaka
1. Faye EE. Low Vision. Duane’s Clinical Ophthamology, Volume 1, Chapter 46,
2004, p.1-46
http://kellog/umich.edu/patientcare/conditions/lowvision.html
http://www.allaboutvision.com/lowvision.html
7. Faye EE. Penglihatan Kurang. Oftalmologi Umum. Edisi 14, Bab 22, p.415-423
9. Kageyama JY, Chun MW. Video-Based Low Vision Devicecs. Duane’s Clinical
12. Chang DF. Pemeriksaan Oftalmologik. Oftalmologi Umum. Edisi 14, Bab 2,
p.52
29
14. Low Vision Rehabilitation. Available at:
http://www.drdavidnelson.com/lowvision.html
30