Professional Documents
Culture Documents
• Patogenesis
– Pembuluh darah berdilatasi dan mengalami kebocoran
• Pengaruh terhadap permukaan kecil
• pengobatan untuk memperbaiki integritas pembuluh dan mengurangi
kelebihan cairan dapat menjadi lebih efektif.
– Metabolisme sel-sel lemak diganggu dengan adanya peningkatan
besar-besaran pada jumlah dan ukuran sel-sel lemak.
• Globul-globul = sel-sel lemak yang bergabung.
• Integritas pembuluh terganggu, gangguan pada dermis dan epidermis
semakin terlihat. Awal ”kulit jeruk”
– Pemecahan pembuluh darah mikro terlihat, disertai
• akumulasi cairan
• peningkatan sintesa lemak
• penurunan laju metabolisme lemak.
Cellulite
• Saat sistem pembuangan tidak berjalan dengan
lancar, maka produk buangan tertimbun. Produk
buangan dan cairan akhirnya akan membentuk
kantung-kantung yang tidak merata seperti
parutan pada permukaan kulit.
• Pada tahap ini, hasil proses tersebut di atas
tertahan di dalam sirkulasi darah, menyebabkan
hambatan pada sistem pembuangan hasil
metabolisme lalu mengeras diantara jaringan
ikat yang sudah tidak elastis bahkan menjadi
fibrosis.
EFFECT OF CREAM,
Therapy GEL AND OiINTMENt
re am ON IN- VITRO
c
SKIN PENETRATION
Topical
OF CAFFEINE AS AN
Dosage form gel
ANTI CELLULITE
USING
oin FRANZ DIFFUSION
tme
nt CELL
In-vitro
Active ingredient : percutan penetration
Caffeine Franz Diffusion Cell
Sprague Dewley
Healing the cellulite by
Rat skin
PhysicalEvaluation As epidermis and
inhibitor phosphodiesterase of
mechanism dermis membrane
Crem, gel, ointment
caused
lipolysis
Caffeine
(in vitro percutan absorption of caffeine 9,0% )
Phosphodiesterase Inhibitor
Lipolysis induction
dipanaskan di cawan
porselen di penangas air
pada suhu 700C
campur homogenkan
metil paraben
dan
HPMC 4000
propil paraben
dilarutkan dalam
propilen glikol
dikembangkan pengadukan
dalam air
campur dan homogenkan
Basis gel
masukkan
Sediaan salep
aminofilin
Evaluasi
a. Pengamatan organoleptis
b. Pemeriksaan homogenitas
c. Pengukuran pH
d. Pengukuran viskositas
e. Pemeriksaan konsistensi
a. Pengukuran diameter globul rata-rata
b. Uji kestabilan fisik :
• Metode freeze and thaw (6 siklus)
• Uji mekanik (sentrifugasi) 5 jam
• Uji stabilitas : suhu kamar
suhu tinggi(40±2ºC) 12 minggu
suhu rendah(4-8ºC)
Uji difusi secara in vitro
• Pembuatan spektrum serapan & kurva kalibrasi
kafein/aminofilin dalam dapar fosfat pH 7,4
Kafein/aminofilin ±100,0mg + dapar fosfat pH 7,4 ad 100,0 ml
(1000 ppm)
A = kompartemen donor
B = kompartemen
reseptor
C = membran
D = O-ring
E = water jacket
F = pengaduk magnetik
G = tempat pengambilan
sampel
Kecepatan penetrasi zat aktif pada steady
state ( fluks, J, µg cm-2jam-1) dapat dihitung
dengan menggunakan rumus:
J=Q/A·t
J = D A K / h (C2 – C1)
J = kecepatan penetrasi zat aktif (µg cm-2jam-1)
Q = jumlah zat aktif yang terpenetrasi (µg)
A = luas membran (cm2)
t = waktu (jam)
D = koefisien difusi
K = koefisien partisi
h = tebal membran
(C2 – C1) = gradien konsentrasi
RESULTS
Pengamatan organoleptis
b. Pemeriksaan homogenitas
c. Pengukuran pH
d. Pengukuran viskositas
e. Pemeriksaan konsistensi
a. Pengukuran diameter globul rata-rata
b. Uji kestabilan fisik :
• Metode freeze and thaw (6 siklus)
• Uji mekanik (sentrifugasi) 5 jam
• Uji stabilitas : suhu kamar
suhu tinggi(40±2ºC) 12 minggu
suhu rendah(4-8ºC)
Tabel 7
Hasil uji difusi sediaan krim, gel, salep kafein dalam
larutan penerima dapar fosfat pH 7,4