You are on page 1of 4

Cerita menjelang malam

: almarhum muhadi

Menjelang malam
dijalanan beraspal kau terobos semilirnya  angin
wajahmu  pucatpasi tanpa sinar matahari
gerimis menabuh kesunyian
dedaunan pun berguguran
berserakan dibahu jalan raya

sesungguhnya kau ingin berbagi cerita


pada anak istrimu yang terluka
pada orang orang yang mengelilingimu
di pembaringan
dengan mata sayu dan mulut kaku
engkau tetap diam dalam kebekuan
kecuali tak lebih untuk berontak
membelah langit  sap tujuh
yang berselimut kabut
dan mendung

di antara rasa sakit yang terus deraan tubuhmu


hujanpun berteriak keras
menenggelamkan gerimismu
yang menghilang dibalik malam
mencekam

esok
ketika matahari hampir di atas kepala
kau ternyata sudah jauh meninggalkan kita semua
kau pun tersenyum sembari melambaikan tangan
dan menghilang dibalik megamega.

Semarang, 2008

Sumber: kompas
IBU
Malam belum berganti
Tatkala mimpi kau campakan dari pembaringan
Matahari belumlah bersinar
Tatkala kehidupan telah kau hidupkan

Terik, mencengkram kepala


Tak pernah, membuatmu menyerah
Dingin, menghujam jantung
Tak sanggup, membuatmu berlutut

Kehidupan, kau jaga dengan setia


Kelelahan, kau bangkitkan dengan harapan
Kebimbangan , kau kalahkan dengan seucap do’a
Kepongahan, kau singkirkan dengan kejujuran

Tatkala semua pulang


Kau tetap seperti itu
Sepanjang waktumu, hingga menua

WANITA
Kalau kau tercipta dari rusuk lelaki
Jangan pernah menantang berkelahi
Sekali pertarungan kau kobarkan
Bersiaplah menerima kekalahan

Tatkala kau di tasbihkan menjadi bunga


Jangan lengah,tatkala kumbang menghisap kejam
Sekali kau berikan madumu
Bersabarlah parasmu,menjelang layu

Andaikan kau dijadikan rembulan


Bermimpilah jadi matahari
Agar tak terang disaat malam
Karena,kegelapan selalu menjadi sisi lelaki

Sumber :kompas
tak kan tergantikan

teruslah bahagia
saat Q disampingmu
namun janganlah bersedih
saat Q tax disampingmu

karena…tak slamanya
Q slalu hadir temanimu
ntah karna jarak dan waktu
atau takdir yang memisahkan

Q ingin…
slalu melihatmu tersnyum
meski…bila nanti
Q tlah didunia ini lagi

raga ini boleh rapuh


nyawa ini pun boleh hilang
namun…dirimu dihatiQ tk kan trgantikan
karna hanya dirimulah hal terindah yg prnah singgah dihatiku

buta

aku dah dewasa dah saat’na nentuin jalan hidup q sendiri…

tp knp selalu saja kau tuntunq…


higga q buta tak mampu berjalan d atas suratan takdir q…..

seolah percuma q hidup…q hanya bermain d atas panggung sandiwara mu…

yg mngkin kan membuat q lupa sgalanya….

sampai kini q tetap bertahan diatas keegoisan mu tnpa tau ap yg q perbuat…..

sumber: kompas
DI KUBURAN

hanya bebauan daunan busuk


dan serak batuan
sekitar samara
rumputan menggeliat
angin mengaduh;

ruh siapa yang nyasar di sana


tempurungnya tersampar di ujung sepatu

1974

SEHABIS HUJAN

sehabis hujan dideraskan badai


tinggal engahan daun-daun
urat pohon meregang dalam dingin

sungai wajahnya dalam muram

langit masih diam


aku dalam diam
ada yang memandangku
diam-diam

Perempuan itu

Aku memuja perempuan itu. Di hadapannya, jutaan katakataku lenyap terhisap ke kedalaman
matanya, ribuan warnawarnaku hilang tertelan bening matanya. Aku tak mampu melukisnya.

Aku selalu memuja perempuan itu. Di hadapanku, dialah lukisan Tuhan yang paling
sempurna. Dia yang pernah membenamkan tubuhku di rahimnya.

: Ibuku* Selamat ulang tahun yang ke-61 (8 April). Baktiku untukmu Ibu

Sumber:kompas

nama: nova
Kelas: X _SMA

You might also like