You are on page 1of 4

Obat Anti-Kanker dari Nanopartikel

Kata Kunci: cisplatin, Kanker prostat, nanopartikel, obat antikanker


Ditulis oleh Abi Sofyan Ghifari pada 13-02-2011

Para peneliti dari Massachusetts Institute


of Technology (MIT) dan Brigham and Women’s Hospital menunjukkan bahwa mereka
dapat mengantarkan obat kanker cisplatin jauh lebih efektif dan aman ke dalam sel tumor
prostat dengan menggunakan enkapsulasi partikel yang hanya teraktivasi setelah
mencapai sel target.

Dengan menggunakan partikel terbaru ini para ilmuwan berhasil menghilangkan sel
tumor pada tikus percobaan dengan menggunakan hanya sepertiga dari jumlah cisplatin
konvensional yang dibutuhkan untuk mencapai hasil yang sama. Hasil studi ini
merupakan kabar baik karena dapat mengurangi efek samping dari cisplatin yang dapat
merusak ginjal dan sistem syaraf. Studi mereka dipimpin oleh Professor Stephen Lippard
dan telah diterbitkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences.

Pada tahun 2008 para peneliti telah mengetahui bahwa nanopartikel memiliki aktivitas
tertentu terhadap pertumbuhan sel kanker. Sekarang nanopartikel ini menunjukkan hasil
yang positif terhadap hewan dan besar kemungkinan akan berdampak serupa terhadap
manusia, namun hal ini masih terus dikaji lebih lanjut untuk dilakukan tes terhadap
manusia.

Cisplatin atau cis-diamindikloroplatina(II) (CDDP) merupakan jenis senyawa kompleks


berbasis logam platinum (Pt) yang biasa digunakan sebagai obat untuk berbagai macam
kanker seperti sarkoma, karsinoma (seperti kanker paru-paru dan ovarium), limfoma, dan
tumor sel. Cisplatin merupakan anggota pertama jenis obat anti-kanker yang kini juga
termasuk di dalamnya carboplatin dan oxyplatin. Obat ini digunakan oleh para dokter
untuk mengobati kanker sejak akhir tahun 1970-an karena sifatnya yang dapat mengikat-
silang (cross-linking) DNA sel kanker yang memicu kematian sel tersebut. Meskipun
obat anti-kanker ini memiliki efek samping seperti kerusakan ginjal dan mual-mual,
setengah dari penderita kanker di seluruh dunia yang melakukan kemoterapi
menggunakan obat berbasis platina ini.
Masalah lainnya dari penggunaan cisplatin ini adalah waktu hidupnya yang sangat
singkat dalam pembuluh darah. Hanya sekitar 1% dari dosis yang diberikan kepada
pasien yang mempu mencapai DNA sel target, dan lebih dari setengahnya terekskresi
setelah 1 jam pengobatan.

Untuk memperpanjang waktu sirkulasi dari cisplatin, para peneliti memutuskan untuk
membungkus cisplatin dengan senyawa yang bersifat hidrofobik (menolak air). Pertama
mereka memodifikasi obat, yang sejatinya bersifat hidrofilik (suka air), dengan dua unit
asam heksanoat – sebuah fragmen organik yang hidrofobik. Hal tersebut memungkinkan
cisplatin dapat terenkapsulasi dan baru aktif ketika telah mencapai sel target.

Dengan menggunakan pendekatan ini, lebih banyak obat yang mencapai tumor. Para
peneliti menemukan bahwa obat nanopartikel ini tersirkulasi di dalam aliran darah selama
24 jam, sekitar 5 kali lebih lama dibanding obat yang tidak terenkapsulasi nanopartikel.
Mereka juga menemukan bahwa lebih sedikit cisplatin yang terakumulasi dalam ginjal
dibandingkan dengan cisplatin konvensional. Untuk membantu nanopartikel mencapai
target, para peneliti juga melapisinya dengan molekul yang dapat berikatan dengan
PSMA (prostate specific membrane antigen), suatu protein yang banyak ditemukan pada
sel tumor prostat.

Setelah menunjukkan peningkatan waktu hidup obat nanopartikel dalam darah, para
peneliti menguji keefektifan obat dengan mengobati tikus percobaan yang telah terimplan
oleh tumor prostat manusia. Mereka menemukan bahwa ukuran sel kanker berkurang
selama 30 hari sama seperti obat konvensional, tetapi dengan dosis hanya 30% dari yang
biasanya.

Model obat nanopartikel ini dapat diaplikasikan dengan mudah ke berbagai macam obat
anti-kanker, dan bahkan lebih dari satu jenis obat dalam satu enkapsulasi nanopartikel.
Obat ini juga dapat didesain untuk jenis kanker lain selain kanker prostat, misalnya
kanker payudara dengan menyesuaikan sel target dengan reseptor nanopartikel. Pengujian
klinis pada manusia masih membutuhkan beberapa tahapan percobaan pada hewan dan
dalam tiga tahun mendatang penemuan ini diharapkan sudah dapat digunakan oleh
manusia.

Sumber :

Massachusetts Institute of Technology. “Delivering a potent cancer drug with


nanoparticles can lessen side effects.” ScienceDaily 12 January 2011. 27 January 2011
<http://www.sciencedaily.com /releases/2011/01/110111133025.htm>.

http://en.wikipedia.org/wiki/Cisplatin

Mengapa tubuh kita membutuhkan unsur


logam?
Kata Kunci: besi, logam, tubuh
Ditulis oleh Wahyudi pada 16-01-2011

Saya mendengar bahwa tubuh kita membutuhkan sedikit


unsur logam. Akan tetapi, tubuh kita terutama terdiri dari senyawa organik. Mengapa
tubuh kita membutuhkan unsur logam?Bagaimana unsur logam bekerja dalam tubuh kita?

Jawaban:
Dr. Eiichiro Ochiai, seseorang yang sedang mempelajari kimia bioanorganik, bersedia
menjawab pertanyaan di atas. Secara singkat, ia berbicara tentang istilah umum
kebutuhan unsur logam dalam organisme dan menggambarkan kegunaan biologis unsur
logam dengan salah satu unsur logam yang paling banyak digunakan, besi (Fe). Jadi
cerita berikut ini diberi judul “Sebuah Kisah Tentang Besi” (© Eiichiro Ochiai).
Sebagai makhluk hidup, kita terdiri dari, secara kimiawi, kebanykan senyawa organik
seperti protein, asam nukleat, karbohidrat, vitamin dan sejenisnya. Senyawa organik
terdiri dari atom karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O) dan nitrogen (N). Sejumlah
senyawa organik juga bisa mengandung sulfur (S) atau fosfor (P). Itu saja; tidak ada yang
lain. Dapatkah kita hidup dengan baik hanya dengan senyawa organik? Kebanyakan
orang-orang tahu bahwa jawabannya adalah tidak. Tulang dan gigi kita terbuat dari
senyawa kalsium (Ca), yang tergolong “zat anorganik”. Darah mengandung besi (Fe),
sebuah unsur anorganik. Semua orang tahu bahwa kita membutuhkan garam (natrium
khlorida, NaCl) meski mereka tidak tahu mengapa. Bahkan, sekitar 30 unsur diketahui
sangat dibutuhkan untuk menjalankan fungsi makhluk hidup yang layak. Seperti yang
telah Anda ketahui, Hanya ada 100 unsur saja yang ada di alam ini, dan satu pertiga dari
unsur tersebut sangat penting bagi makhluk hidup. Unsur yang penting di antaranya
adalah (selain dari yang sudah disebutkan): magnesium (Mg), silikon (Si), kalium (K),
mangan (Mn), kobal (Co), tembaga (Cu), seng (Zn), molibdenum (Mo), iod (I), selenium
(Se), nikel (Ni), dan boron (B). Sebuah bidang penelitian baru kini sedang
dikembangkan, yang mempelajari peranan unsur-unsur yang berbeda ini dan peranan
senyawanya dalam sistem biologis; ilmu ini disebut “kimia bioanorganik”. Terlalu
panjang lebar bila hal ini dibahas dalam forum kali ini; sebab itu, saya memilihkan unsur
tertentu dan menggambarkan bidang ilmu yang disebut kimia bioanorganik. Bagian
pertama “Pembentukan unsur Besi” bukanlah topik yang pas dari kimia bioanorganik,
tapi ditambahkan di sini untuk memberitahu Anda tentang peranan besi yang sangat
penting.

Saya yakin setiap orang tidak asing dengan logam besi. Mobil dan mesin sebagian besar
terbuat dari besi. Besi adalah salah satu unsur yang tersedia sangat melimpah di alam dan
logam yang paling menarik, sebagai satu dari unsur krusial untuk makhluk hidup. Berikut
adalah kisah mengenai besi.

You might also like