Matlan - 06 - Deret Pangkat & Taylor + Fourier

MATEMATIKA LANJUT DERET
4.2. DERET PANGKAT

Deret pangkat dari (x-m) merupakan deret tak
hingga yang bentuk umumnya adalah :
∞
∑ i
C (z − m) i
= C 0 + C1 (z − m) + C 2 (z − m) 2
+ .....
i=0
( 4-1 )
C1, C2,... = konstanta disebut koefisien deret

m = konstanta disebut titik pusat
(center) deret
z = Variabel
i = Bilangan integer positip
Bila m = 0, terbentuk deret pangkat khusus

(particular) dari z
∞
∑ i C z i
= C 0 + C 1 z + C 2 z 2
+ C 3 z 2
+ .......
i=0
( 4-2 )
AGUS.R.UTOMO - DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO - UNIVERSITAS INDONESIA - JAKARTA 1

4.2.1. Konvergensi Deret

Teorema 1
Jika deret pangkat ( pers 4-1) konvergen pada
titik z = a, maka deret itu akan konvergen
untuk setiap z bila :
|z-a| < |zo–a|
Ini menunujukkan bahwa setiap z berada di

dalam lingkaran yang melewati zo di sekitar a.
Misal deret pangkat ( pers 4-1) konvergen

untuk zo, berlaku :
Cn(zo – a)n → 0 untuk n → ∞
Bila diimplemantasikan untuk z =zo, maka

deret jadi dibatasi, misal :
|Cn(zo – a)n |< M untuk setiap n = 0,1, 2.....
Sehingga dapat dibentuk

n n
n ⎛ z-a ⎞ z-a
C n (z-a) n = C n (z 0 -a) ⎜ ⎟ < M
⎝ 0 ⎠
z -a z 0 -a
Karena itu :
∞ ∞ n ∞ n
z-a z-a
∑ C n ( z - a )n = ∑ M
z0 - a
=M∑
z0 - a
n=0 n=0 n=0
( 4-3 )
Jika diasumsikan |z-a| < |zo – a|, maka dapat

dibentuk pertidaksamaan (inequality) :
z -a
< 1
z0 - a
Dengan pertidaksamaan di atas terbukti bahwa

deret (pers. 4-1 ) akan konvergen jika :
|z-a| < |zo–a|
Ruas kanan pers (4-3) adalah deret geometris

yang konvergen.
Ruas kiri pers. (4-3) juga merupakan deret yang
konvergen.

Dari teorema 1:
Untuk seluruh z di dalam lingkaran, dengan
radius R dan pusat a, berlaku :
Deret akan konvergen bila

| z-a | < R ( 4-4 )
Deret akan divergen bila

| z-a | > R
Disebut Lingkaran Konvergensi bila | z-a | = R
R disebut Radius Konvergensi
R
a
a-R a+R x
x
A. B.
Gbr. 4.1. Lingkaran dan interval konvergensi

Teorema 2 (Radius Konvergensi)

Bila terdapat urutan (squence)
n cn , n= 1, 2, .......
Akan kovergence dengan limit L dan radius R

pun akan konvergen pula, jika :
1
R= ( 4-5a )
L
Termasuk di dalamnya L = 0 ketika R = ∞
Bila sequencenya tidak konvergen tapi nilainya

terbatas, berlaku rumus Cauchy - Hadamard
1
R= ( 4-5b )
A
A adalah titik limit terbesar dari sequence.
Bila sequence tak terbatas, maka R = 0 dan

deret hanya akan konvergen pada z = a.
Teorema 3 (Produk Cauchy dari Deret Pangkat)

Produk Cauchy (Cauchy Product) dari 2 buah
deret pangkat merupakan konvergensi mutlak
setiap z di dalam lingkaran konvergen dari
masing-masing deret konvergen.
Bila jumlah masing-masing deret tersebut g(z)
dan h(z), maka Produk Cauchy berjumlah :
s(z) = g(z)h(z) ( 4-6 )
Contoh Soal :
1. Konvergensi pada sebuah pringan. Deret
geometri ∞ m
∑ z = 1 + z + z 2 + z 3 ...........
m
Konvergen mutlak ketika |z| < 1 dan

divergen ketika |z| > 1.
2. Konvergensi pada seluruh bidang terbatas.

Deret Pangkat
∞
zn z 2 z3
∑n n! = 1 + z + 2! + 3! ...........
Persamaan tersebut akan konvergen mutlak

untuk setiap bidang (terbatas) z ,
z n +1
∞
( n + 1 )! z
∑n z n
=
n+1
→ 0 ; n→ ∞
n!
3. Konvergen hanya pada titik pusat
∞
∑ n !.z
n
n
= 1 + z + 2z 2
+ 6z 3
+ ...........
konvergen hanya pada titik z = 0, tetapi

divergen untuk setiap z ≠ 0, karena :
∞
(n + 1)! . z n +1
∑ m n ! . zn
= (n + 1) z → ∞ ; n → ∞
z ≠ 0 (fixed)
4. Produk Cauchy
Deret geometris 1 + z + z2 + z3 + .....
berjumlah 1/(1-z) ketika |z| < 1
2 ∞ ∞
⎛ 1 ⎞
⎜ 1− z ⎟
⎝
= ∑ z
⎠ k =0 m=0
k
∑ z m
= 1 + z + z 2
....(1 + z + z 2
)(
.... )
∞
= 1 + 2z + 3z2 + ...= ∑( n + 1) .z ; ( z < 1)

n
n =0
4.2.2 REPRESENTASI FUNGSI DENGAN DERET

PANGKAT
∞
Misalkan
∑ cnzn
adalah deret pangkat tak
n=0
tentu dengan radius R ≠ 0, konvergen.

Jumlah fungsi ini merupakan fungsi z ; f(z)
∞
f(z) = ∑cn .zn = c0 + c1 + c2z2 + c3z3 +...... ( z < R)
n=0
( 4-7 )
Teorema 1 (Kontinyuitas)
Fungsi f(z) dengan R > 0 akan kontinyu pada
z=0
lim f(z) = f(0) = c0 ( 4-8 )
z →0
Teorema 2 (Teorema identitas deret pangkat)

Misalkan terdapat 2 buah deret :
∞
∑an . zn
∞
n→0
dan ∑ n
b
n →0
. z n

Bila kedua deret identik, maka :
an = b n ( 4-9 )
untuk seluruh n = 0,1,2...........
a0 + a1z + a2z2 + ...= b0 + b1z + b2z2 + ... ( 4-10 )
Untuk |z| < R
∑n.c . z
n
n
n−1
= c1 + 2 c2 z + 3 c3 z2 +...... ( 4-11 )
Disebut sebagai deret pengembangan dari

deret pangkat tersedia.
Teorema 3 (Differensiasi)
Deret pengembangan dari deret pangkat
memiliki radius konvergensi yang sama dengan
deret asli (original) nya.
Teorema 4 (Integrasi)
Misalkan sebuah deret pangkat
∞
cn n+1 c1 2 c2 3
∑
n=0 n +1
.z = c0z + z + z +
2 3
Deret pangkat tersebut dibentuk oleh penginte-

grasian deret c + c1z + c2z2 + .... tahap demi
tahap, memiliki radius konvergensi yang sama
dengan deret originaknya.
Teorema 5 (Fungsi Analitis. Penurunan)

Deret pangkat dengan radius konvergensi R ≠ 0
merepresentasikan fungsi analitis pada setiap
titik di dalamnya hingga membentuk lingkaran
konvergensi. Penurunan fungsi ini akan diben-
tuk oleh diferensiasi deret original tahap demi
tahap ; Seluruh deret yang dibentuk memiliki
radius konvergensi yang sama dengan deret
originalnya.
bn − a n
− na n −1 = (b − a)A n ( 4-12a )
b−a
dan
An = bn - 2 + 2 abn - 3 + 3 a 2 bn - 4 +.....+ (n-1) a n - 2

( 4-12b )
∞
∆z ∑ c n ( n-1) R
n =2
n
n-2
0 ( 4-13 )
n-1 = koefisien terbesar 1, 2, 3 ..., n-1.

n = jumlah tahapan (term).
Deret dalam pers. (4-13) berhubungan erat
dengan penurunan kedua deret yang memper-
hitungkan titik pada R0.
Penurunan ke m fungsi f(m)(z) direpresentasi-

kan oleh :
∞
f (z) = ∑n( n-1 ) .....( n - m + 1 ) cn zn−m ( 4-14 )
(m)
n=m

4.2.3. SOLUSI PD DENGAN DERET PANGKAT

Menyelesaikan PD dengan mencari harga-harga
koefisien yang tak diketahui setelah fungsi PD
berubah bentuk menjadi deret pangkat.
Langkah-langkah peneyelesaian PD :
1. Representasikan fungsi persamaan dalam

bentuk deret pangkat x atau (x-m).
∞
y = c0 + c1x + c 2 x + c3 x + ...... =
2 3
∑ m
c x m
m =0
2. Diferensialkan (tingkat pertama) fungsi y di

atas, sehingga berbentuk :
∞
y' = c1 + 2c2 x + 3c3x + ...... = ∑ mcm x m−1
2
m=0
3. Diferensilkan kembali (tingkat kedua dst)

fungsi y tersebut.
∞
y'' = 2c2 + 6c3x + ...... = ∑ m(m − 1)cm xm−2
m=0
4. Samakan dengan nol (Nolkan) semua koefi-

sien yang tak diketahui setelah dalam bentuk
deret pangkat. Selesaikan PD.

Contoh Soal dan Penyelesaian

1. Carilah solusi dari PD berikut ini :
y’ – y = 0
Jawab :
Penyelesaian dengan pendekatan deret
pangkat.
(c1 + 2c2x + 3c3x2 + ...) – (c0+ c1x + c2x2 +
c3x3 +.....) = 0
(c1-c0) + (2c2-c1) x + (3c3-c2) x2 + ..... = 0
Samakan koefisien-koefisien persamaan

dengan nol
c1 - c 0 = 0 ; 2c2 - c1 = 0 ; 3c3 - c2 = 0
c1 = c0 ; c2 = c1/2 = c0/2! ; c3 = c2/3 = c0/3!

c0 2 z0 3
y = c0 + c0 x + x + x + ..........
2! 3!
1 2 1 3
y = c0 (1+ x + x + x + .......... = x0ez
2! 3!
2. Carilah solusi dari PD berikut ini
y” + y = 0
Jawab :
Penyelesaian dengan pendekatan deret
pangkat.
(2c2 + 3.2c3x + 4.3c4x2 + ...) + (c0+ c1x + c2x2

+ c3x3 +.....) = 0
(2c2 + c0)+(3.2c3 + c1)x +(4.3c4 + c2)x2 + ...= 0
2c2 + c0 = 0 ; 3.2c3 + c1 = 0 ; 4.3c4 + c2= 0
c2 = -( c0 /2! ) ; c3 = -(c1/3!)
c4 = -[c2/(4.3)] = -(c0 /4!)

c 0 2 c1 3 c 0 4
y = c 0 + c1 x − x − x + x + .......
2! 3! 4!

1 2 1 3 1 4
y = c 0 (1 − x + x + x − ... + ....) +
2! 3! 4!
1 1
c1 (x- x 3 + x 5 -...+......)
3! 5!
Solusi Umum : y = cos x + sin x
3. Carilah solusi dari PD berikut ini
(x+1)y’ – (x+2)y = 0
Jawab :
Penyelesaian dng pendekatan deret pangkat.
(x+1)(c1 + 2c2x + 3c3x2 +…..) -(x+2)(c0 + c1x +

c2x2 + ….. ) = 0
c1 x + 2c2x2 + 3c3x3 + 4c4x4 + 5c5x5 +..+ mcmxm

+ c1+ 2c2x + 3c3x2 + 4c4x3+ 5c5x4 + 6c5x5 +
(m+1)cm+1xm + ….c0 x - c1x2 - c2x3 - c3x4 - c4x5 –
... - cm-1xm - …2c0 -2c1x - 2c2x2 - 2c3x3 -2c4x4 -
...-2cmxm -… = 0

c1 - 2c0=0 ; 2c2 – c1 – c0=0 ………dst
mcm+ + (m+1)cm+1 – cm-1xm - 2cm = 0 ( 4-15 )
c1 = 2c0 ; ( 4-16a )
1
cm+1 = c0x + [cm+1 + (2 − m)cm ] ( 4-16b )
m +1
m = konstanta integer = 1,2……………

Rumus (4-16b) disebut Rumus Rekursi.

Dengan rumus ini dapat dihitung c2, c3, …dst.,
dapat pula menggunakan tabel di bawah ini :
Jumlah Cm+1
m C (2-m)Cm Jumlah S+1 CS+1 = sebagai
m-1 S +1
fungsi C0
C1= 2 C0
C0 C
1 C0 C1 C0+C1 2 + 1 3
2 2 C2 = C0
2
C1 2
2 C1 0 C1 3 C3 = C0
3 3
5
3 C2-C3 4
C2
−
C3 C4 = C0
C2 -C3 24
4 4
… …. ………… ………… …… ………… …………

Solusi umum, lihat persamaan umum soal no. 1

dan tabel rekursi
3 2 2 3 5 4
y = c0 (1 + 2x + x + x + x + ....)
2 3 2
atau
y= c0 ( 1 + x ) ex
SOAL-SOAL LATIHAN (DERET PANGKAT)

Carilah solusi PD di bawah ini dengan
pendekatan deret pangkat
1. y’ = 3y 6. ( 1-x2 ) y’= y
2. y’ + 2y = 0 7. y”- y = 0
3. y’ – 2xy = 0 8. y”- y’ = 0
4. y’ – xy = 0 9. y”+ 9y = 0
5. (1-x)y’=y 10. y”+ 2y’= 0

4.3. DERET TAYLOR

4.3.1 Konsep Dasar
y z*
z
•a C
Bila f(z) berada di dalam domain D dan z = a

pada setiap titik di dalam lingkatran C, dan
sebuah lingkaran denan pusat a, maka menurut
Cauchy:
1 f (z*)
f (z) = ∫
2πi c z * − z
d(z) (4.3-1)
Z = sembarang titik di dalam lingkaran C

Z* = variabel kompleksintegrasi

Jika pada pers.(4.3-1) dikembangkan 1/(z*-z)

sebagai fungsi z-a, maka didapatkan :
1 1 1
= =
z * − z z * −a − (z − a) z−a ⎞
( z * −a ) ⎛⎜1 − ⎟
⎝ z * −a ⎠
(4.3-2)
Selanjutnya diasumasikan z* pada lignkaran

dan z di dalam lingkaran C.
z−a
Sehingga <1 (4.3-3)
z * −a
Dari persamaan deret geometris
n +1
1 − q
1 + q + q2 + ..... + qn = ; q≠1
1− q
Sehingga dapat dibuat hubungan
1 q n +1
= 1 + q + ...... + q +
n
1− q 1− q
Jika didefinisikan q =(z-a)/(z*-a), maka :

1
=
1 − [ (z − a) /(z * −a) ]
2 n
z−a ⎛ z−a ⎞ ⎛ z−a ⎞
1 + + ⎜ ⎟ + ..... + ⎜ ⎟ +
z * −a ⎝ z * −a ⎠ ⎝ z * −a ⎠
[(z − a) /(z * −a)] n +1
( z * − z ) /(z * −a)
Substitusikan ke dalam pers.(4.3-1) dan
keluarkan (z-a) dari tanda integral, sehingga :
1 f (z*) z−a f (z*)

2 π i C∫ z * − a ∫ ( z * − a )2 dz * + ....
f (z) = dz * +
2 πi C
( z − a)
n
f (z*)
+
2 πi ∫ ( z * − a )n +1 dz * + R n (z)
C
(4.3-4)
Bagian akhir dari funsi di atas adalah :
(z − a)n+1 f (z*)
Rn (z) = ∫ n+1
2πi C ( z − a ) ( z* −z )
dz* (4.3-5)

Dengan penurunan dan analitis, maka fungsi di

atas berkembang menjadi :
(z − a)
2
z −a
f (z) = f (a) + f '(a) + f ''(a) + ........
1! 2!
( z − a)
n
+ f (n) (a)
n!
( 4.3-6)
Persamaan (4.3-6) adalah rumus Taylor atau

Deret Taylor dengan pusat a.
Bentuk umum Deret Taylor adalah sebagai

berikut :
∞
f (m) (a)
∑ ( )
m
f(z) = z − a ( 4.3-7)
m=0 m!
Bila a = 0, maka deret (pers. 4.3-7) disebut

dengan Deret Maclaurin.

Dari persamaan-persamaan di atas diketahui

bahwa pada Deret Taylor fungsi f(z) dapat
di-turunkan berdasarkan variabel bebasnya
sampai pada tingkat tak hingga.
Teorema Taylor
1. Bila f(z) terletak di dalam domain D dan
z=a adalah sembarang titik di dalam
domain D tersebut, maka f(z)
sebenarnya merupaka bentuk deret
pangkat.
2. Setiap deret pangkat dengan radius
konvergen tidak nol (Rc = 0), maka
deret pangkat tersebut adalah deret
Taylor.
4.3.2. Fungsi-fungsi Elementer Deret Taylor

a. Deret Geometris
∞
1
= ∑ zn = 1+ z + z2 + ....... ; |z|<1 (4.3-8)
1− z n=0

b. Fungsi Eksponensial
∞
zn z2
e = ∑ = 1 + z + + .......
z
(4.3-9)
n=0 n! 2!
c. Fungsi Trigonometri dan Hiperbolik
∞
z2n z2 z4
cos z = ∑ (1) = 1− +
n
− + .......
n=0 (2n)! 2! 4!
∞
z2n+1 z3 z5
sin z = ∑ (-1) =z-n
+ - + ......
n=0 (2n+1)! 3! 5!
(4.3-10)
∞
z 2n z2 z4
cosh z = ∑ (2n)!
=1+
2!
+
4!
+ ......
n=0
∞
z2n + 1 z3 z5
sinh z = ∑ ( 2n + 1 ) !
= z+ +
3! 5!
+ ......
n=0
(4.3-11)

d. Fungsi Logaritmik
z2 z3 zn
ln(1+ z) = z − + − + .... +
2 3 n
(4.3-12)
1 z2 z3 zn
− ln(1 − z) = ln = z + + + ...... +
1− z 2 3 n
(4.3-13)
(1 + z) ⎛ z3 z5 zn ⎞
ln = 2⎜ z + + + ..... + ⎟
(1 − z) ⎝ 3 5 n ⎠
(4.3-14)
Untuk seluruh persamaan di atas |z|< 1

Contoh Soal dan Penyelesaian
1. f(x) = ex , uraikan menurut deret Maclaurin

pada titik x=0
Jawab :
f(x) = ex f(0) = 1
f’(x) = ex f’(0) = 1
f’’(x) = ex f’’(0) = 1
f '(0) f ''(0)
ex = f(0) + x+ + .....
1! 2!
x x2 x3
e =1+x+ + + .............
2! 3!
2. f(x) = sin x, uraikan dengan deret Taylor

pada x = (π/4) !
Jawab :
f(x) = sin x f(π/4) = ½ √2
f’(x) = cos x f’(π/4) = ½ √2
f’’(x) = -sin x f’’(π/4) = -½ √2
f’’’(x) = sin x f’’’(π/4) = -½ √2

sin x = f(x - π/4)

π π
f '( ) f "( )
π 4 π 4 π 2
sin x = f( ) + (x- ) + (x- ) +....
4 1! 4 2! 4
1 1
2 2
1 π π
sin x = 2 + 2 (x - ) - 2 (x - ) 2 -
2 1! 4 2! 4
1 1
2 2
2 π 3 2 π n
(x - ) + ............+ (x - )
3! 4 n! 4
SOAL-SOAL LATIHAN ( DERET TAYLOR )

Uraikan dengan deret Taylor atu Maclaurin
1. cos 2x , a = 1 7. ex , a=1
2. sin x2 , a = 0 8. ex , a=0
3. cos x , a = - π/4 9. 1/(a-x) , a=1
4. sin x , a = π/2 10. 1/(a-x) , a = ½
5. cos2 x , a = 0 11. 1/z ,a=-1
6. sin2 x , a = 0 12. ex , a= π

4.4. DERET FOURIER

Bila terdefinisikan suatu fungsi (t) yang
periodik dengan harga real pada sumbu x dan
periode T serta kontinyu pada interval :
( 0,T )
dan (-T/2, T/2)
Maka fungsi tersebut dapat dituliskan dengan :

Ao ∞
f (t) = + ∑ [ A n cos n.ωo t + Bn sin n.ωo t ]
2 n =1
(4.4-1)
dengan : T
2
Ao =
T ∫ f (t) dt (4.4-2)
0
T
2
An =
T ∫ f (t) cos n.ω0 t dt (4.4-3)
0
T
2
B n = ∫ f (t) sin n.ω 0 t dt (4.4-4)
T0
n = 1, 2, 3, ............

Contoh :
-8 8
-4 0 4 8
Interval : ( -4 , 4 ) ⎫ ⎧ 8; 0<t<4
⎬ f (t) = ⎨
( 0,8) ⎭ ⎩ -8 ; -4 < t < 0
Periode T ditentukan ; T = 8
T
2
A 0 = ∫ f (t) dt
T 0
2⎡ ⎤
4 0
= ⎢ ∫ 8 dt + ∫ −8 dt ⎥
T ⎢⎣ 0 −4 ⎥⎦
2
= ( ) .8⎡⎣(t)04 − t0−4 ⎤⎦ = 2[ 4 - ( 0+4 )] = 0
8

2 ⎡4 2π
0
2π ⎤
An = ⎢ ∫ 8 cos n t dt − ∫ 8 cos n t dt ⎥ = 0
8 ⎢⎣ 0 8 −4
8 ⎥⎦
2 ⎡4 2π
0
2π ⎤
Bn = ⎢∫ 8 sin n.t dt − ∫ 8 sin n.t dt ⎥
8 ⎢⎣ 0 8 −4
8 ⎥⎦
16
= [1 − cos πn ]
πn
Ao ∞
f (t) = + ∑ [ A n cos n.ωo t + Bn sin n.ωo t ]
2 n =1
∞
16 ⎡ π ⎤
f (t) = ∑ ⎢ (1 − cos n.π ) sin n t ⎥⎦
n =1 n.π ⎣ 4
16 ⎡ π 2 3π 2 5π ⎤
= 2 sin t + sin t + sin t + ....
π ⎢⎣ 4 3 4 5 4 ⎥⎦

4.4.1. FUNGSI DENAP DAN FUNGSI GANJIL

A. Fungsi Genap
Fungsi genap f(t) dalam Deret Fourier
merupakan fungsi cosinus, lihat pers. 4.4.-1
T
2
Bn = ∫ f (t) sin n.ω n t dt ( 4.4-5 )
T0
B. Fungsi Ganjil
Fungsi ganjil f(t) dalam Deret Fourier
merupakan fungsi sinus, lihat pers. 4.4.-1
T
2
An = ∫ f (t) cos n.ωn t dt ( 4.4-6 )
T0
4.4.2. DIFERENSIAL DAN INTEGRAL
A. Diferensial
Bila : ∞
Ao
f (t) = + ∑[ An cosn.ωo t + Bn sin n.ωo t ]
2 n=1
∞
d
f '(t) = ∑ [ An cos n.ωo t + Bn sin n.ωo t ]
n =1 dt
( 4.4-7 )
B. Integral
Ao ( t 2 − t1 ) ∞ t2
t2
∫ f (t) = + ∑ ∫ [ An cos n.ωo t + Bn sin n.ωo t ] dt

t1
2 n =1 t1
(4.4-8)
SOAL-SOAL LATIHAN
Uraikan dengan deret Fourier :
1. f(t) = 1 (-1<t<1), f(t) = 0 (1<t<3), T = 4
2. f(t) = 1 (-π/8 <t< π/8), f(t) = π/4 – 1
(-π/8 < t < 3π/8) , T = π/2.
3. ⎧0 -π < t < 0
f(t) = ⎨
⎩t 0<x<π
4. ⎧t-π 0 < t < 0

f(t) = ⎨
⎩ -t π < t < 2π
5. f(t) = |sin t| (-π < t < π)
6. f(t) = e-|t| (-π < t < π)
7. f(t) = |sin t| (-π < t < π)
8. f(t) = t3 (-π < t < π)

Matlan - 06 - Deret Pangkat & Taylor + Fourier

Uploaded by

Document Information

Original Title

Copyright

Available Formats

Share this document

Share or Embed Document

Sharing Options

Did you find this document useful?

Is this content inappropriate?

Copyright:

Available Formats

Matlan - 06 - Deret Pangkat & Taylor + Fourier

Uploaded by

Copyright:

Available Formats

MATEMATIKA LANJUT DERET

4.2. DERET PANGKAT

C1, C2,... = konstanta disebut koefisien deret

Bila m = 0, terbentuk deret pangkat khusus

AGUS.R.UTOMO - DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO - UNIVERSITAS INDONESIA - JAKARTA 1

4.2.1. Konvergensi Deret

Ini menunujukkan bahwa setiap z berada di

Misal deret pangkat ( pers 4-1) konvergen

Bila diimplemantasikan untuk z =zo, maka

|Cn(zo – a)n |< M untuk setiap n = 0,1, 2.....

Sehingga dapat dibentuk

Jika diasumsikan |z-a| < |zo – a|, maka dapat

Dengan pertidaksamaan di atas terbukti bahwa

|z-a| < |zo–a|

Ruas kanan pers (4-3) adalah deret geometris

AGUS.R.UTOMO - DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO - UNIVERSITAS INDONESIA - JAKARTA 3

Deret akan konvergen bila

Deret akan divergen bila

Disebut Lingkaran Konvergensi bila | z-a | = R

R disebut Radius Konvergensi

AGUS.R.UTOMO - DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO - UNIVERSITAS INDONESIA - JAKARTA 4

Teorema 2 (Radius Konvergensi)

Akan kovergence dengan limit L dan radius R

Termasuk di dalamnya L = 0 ketika R = ∞

Bila sequencenya tidak konvergen tapi nilainya

A adalah titik limit terbesar dari sequence.

Bila sequence tak terbatas, maka R = 0 dan

Teorema 3 (Produk Cauchy dari Deret Pangkat)

s(z) = g(z)h(z) ( 4-6 )

Konvergen mutlak ketika |z| < 1 dan

2. Konvergensi pada seluruh bidang terbatas.

Persamaan tersebut akan konvergen mutlak

konvergen hanya pada titik z = 0, tetapi

= 1 + 2z + 3z2 + ...= ∑( n + 1) .z ; ( z < 1)

4.2.2 REPRESENTASI FUNGSI DENGAN DERET

tentu dengan radius R ≠ 0, konvergen.

Teorema 2 (Teorema identitas deret pangkat)

AGUS.R.UTOMO - DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO - UNIVERSITAS INDONESIA - JAKARTA 8

Bila kedua deret identik, maka :

untuk seluruh n = 0,1,2...........

a0 + a1z + a2z2 + ...= b0 + b1z + b2z2 + ... ( 4-10 )

Untuk |z| < R

Disebut sebagai deret pengembangan dari

Deret pangkat tersebut dibentuk oleh penginte-

Teorema 5 (Fungsi Analitis. Penurunan)

An = bn - 2 + 2 abn - 3 + 3 a 2 bn - 4 +.....+ (n-1) a n - 2

n-1 = koefisien terbesar 1, 2, 3 ..., n-1.

Penurunan ke m fungsi f(m)(z) direpresentasi-

AGUS.R.UTOMO - DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO - UNIVERSITAS INDONESIA - JAKARTA 11

4.2.3. SOLUSI PD DENGAN DERET PANGKAT

1. Representasikan fungsi persamaan dalam

2. Diferensialkan (tingkat pertama) fungsi y di

3. Diferensilkan kembali (tingkat kedua dst)

4. Samakan dengan nol (Nolkan) semua koefi-

AGUS.R.UTOMO - DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO - UNIVERSITAS INDONESIA - JAKARTA 12

Contoh Soal dan Penyelesaian

(c1-c0) + (2c2-c1) x + (3c3-c2) x2 + ..... = 0

Samakan koefisien-koefisien persamaan

c1 = c0 ; c2 = c1/2 = c0/2! ; c3 = c2/3 = c0/3!

2. Carilah solusi dari PD berikut ini

(2c2 + 3.2c3x + 4.3c4x2 + ...) + (c0+ c1x + c2x2

(2c2 + c0)+(3.2c3 + c1)x +(4.3c4 + c2)x2 + ...= 0

2c2 + c0 = 0 ; 3.2c3 + c1 = 0 ; 4.3c4 + c2= 0

1 f (z) z−a f (z)