Anandita Ade Putri 3308100032 Litany Mega Putri 3308100053 Anggie Idelia OH 3308100100 Udara adalah faktor penting dalam kehidupan, karena tanpa udara tidak akan terdapat kehidupan. Namun seiring meningkatnya pembangunan dan industri, kualitas udara kini mengalami perubahan. Jika perubahan ini tidak ditanggulangi, maka dapat membahayakan kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan. Pencemaran udara adalah adanya bahan-bahan atau zat-zat asing yang mengubah komposisi udara dari keadaan normalnya. Maka dalam percobaan ini akan dihitung kadar zat pencemar SOx dan Nox yang terdapat di lokasi sampling NASDEC-ITS. Tujuan praktikum adalah menghitung kadar SOx dan NOx yang terdapat di lokasi sampling NASDEC-ITS dengan koordinat S=0716’40,8” dan E=11247’52,7” pukul 12.13. Manfaat dilakukan praktikum adalah mengetahui konsentrasi pencemar udara sehingga diharapkan adanya pemantauan kualitas udara yang kontinyu. Oksida sulfur menyebar luas di udara dan terdapat dalam bentuk SO, SO2, SO3, SO4, S2O3, dan S2O7.SO2 SO2 dan SO3 merupan bentuk yang sangat penting dalam pencemaran udara. SO2 adalah gas tak berwarna, tak mudah meledak dan tak muda terbakar dengan bau belerang. Berasa pada konsentrasi 0,3 ppm dan berbau pada konsentrasi 0,5 ppm. Pembakaran sampah dan bahan bakar fosil menimbulkan >80% emisi gas ini. Oksida nitrogen terdapat dalam bentuk NO, NO2, N2O, N2O3, N2O4 dan N2O5. NO dan NO2 merupakan bentuk yang sangat penting dalam pencemaran udara. Gas ini lebih berat dari udara dan larut dalam air membentuk asam-asam nitrit dan oksida nitrogen. Terbuangnya gas NOx ke udara berasal dari transportasi, industri, pembakaran bahan bakar minyak dan pembakaran sampah. Analisis dilakukan menggunakan spektrofotometer. Diisi kuvet dengan reagen NOx (blanko). Disetting panjang gelombang 550nm dan diplotkan menjadi 0,00 A. Dimasukkan larutan penyerap NOx ke dalam kuvet. Dibaca absorbansi pada spektrofotometer. Absorbansi NOx: Blanko = 0,033 A NOx.1 = 0,043 A NOx.2 = 0,041 A Diketahui: Absorban blanko = 0,033 A Absorban NOx.1 = 0,043 A Absorban NOx.2 = 0,041 A Vol. penyerap = 20 ml t = 16,02 detik Vol. sampel = 30 ml Laju alir udara NOx (Q): QNOx = 30 ml/16,02 detik x 60 detik/1 menit x 1 L/1000 ml QNOx = 0,112 L/detik Kadar NOx = absorban x a x vol penyerap Qxt Kadar NOx.1 = 0,043 x 0,659 x 20 = 0,1686 ppm 0,112 x 30 Kadar NOx.2 = 0,041 x 0,659 x 20 = 0,1608 ppm 0,112 x 30 Kadar NOx rata-rata = 0,1686 + 0,1608 = 0,1647 ppm 2 Analisis menggunakan prinsip DHL. Dilakukan standarisasi alat electric conductivity (EC) meter dengan aquades. Setelah keluar bacaan “ready”, dicelupkan elektroda conductivity meter pada larutan sampel SOx yang ada di beaker glass. Dibaca konduktivitasnya. Konduktivitas SOx: Blanko = 10,55 µ; 28,6C SOx = 48,5 µ; 28,8C Diketahui: DHL blanko = 10,55 µ; 28,6C DHL sampel = 48,5 µ; 28,8C Vol. penyerap = 20 ml t = 5,23 detik Vol. sampel = 30 ml Laju alir udara SOx (Q): QSOx = 30 ml/5,23 detik x 60 detik/1 menit x 1 L/1000 ml QSOx = 0,344 L/detik Berdasarkan keputusan Gubernur Jawa Timur Tahun 1996: % NOx = (0,1647/0,05) x 100% = 329,4% % SOx = (56,63/220) x 100% = 25,74% dimana: Baku mutu udara gas SOx berdasarkan keputusan Gubernur Jawa Timur 1996 = 220 µg/m3 dan NOx = 0,05 ppm. Berdasarkan ISPU: Rentang: 0-50 baik Rentang: 51-100 sedang Rentang: 101-199 tidak sehat Rentang: 200-299 sangat tidak sehat Rentang: 300-lebih berbahaya Berdasarkan ISPU Keputusan Menteri Lingkungan Hidup no.45 tahun 1997, dapat ditarik kesimpulan bahwa di kawasan NASDEC-ITS kadar NOx tergolong kategori berbahaya dan kadar SOx tergolong kategori baik.