You are on page 1of 13

c  

    ‘ 



 

a    

ñ ñ


Segala puji bagi Allah Ta¶ala. Kami memujinya, memohon pertolongan dan
ampunan-Nya. Kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri dan keburukan amal
perbuatan kami. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, niscaya tidak ada yang
dapat menyesatkannya. Dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka tidak ada yang
dapat memberi petunjuk kepadanya.
Aku bersaksi bahwa tidak ada Illah yang berhak disembah secara benar
melainkan Allah Yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa
Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.
ñ  
Merupakan kewajiban sebagai ummat islam adalah mengamalkan segala apa
yang diperintahkan dan menjauhi segala apa yang dilarang Allah di dalam kitab-Nya,
Al-Qur¶an. Sebagai penyusun makalah ini, saya menghaturkan banyak terima kasih
kepada dosen mata kuliah ‘ 

 yang telah membimbing selama ini.
Rasa terimakasih juga kami persembahkan kepada rekan-rekan sekalian yang turut
membantu dalam menyelesaikan makalah. Karena sessungguhnya manusia adalah
makhluk sosial, yang tidak dapat berbuat apa-apa kecuali dengan adanya bantuan dari
orang lain.
Menyadari masih terdapat kekurangan dalam makalah ini, maka saran dan
kritik yang membangun akan disambut dengan senang hati, terurama dari pihak dosen
yang memang memiliki tugas untuk mengembangkan mata kuliah sesuai dengan
situasi dan kebutuhan mahasiswa di tempat tugasnya masing-masing.
 
 î
Makassar, Maret 2011
Penyusun,


a  
 aran 
101 204 158

 ‘   

c  
    ‘ 

 


ë  S

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i


DAFTAR ISI................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 1
A.? Latar Belakang................................................................................................. 1
B.? Rumusan Masalah............................................................................................ 2
C.? Tujuan ............................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 3


A.? Alasan Esensial ................................................................................................ 3
B.? Focus Pengembangan....................................................................................... 5
C.? Kesamaan Hak atas Pengembangan.................................................................. 9

BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 10


A.? Keseimpulan .................................................................................................... 10
B.? Saran ............................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 11

 ‘   

c  
    ‘ 

 


½ ½
ë  

A.? Latar Belakang

Hampir seluruh orang sependapat bahwa tenaga kependidikan memegang


peran dalam mencerdaskan bangsa -- pada sajian ini, g r digunakan sebagai acuan
bahasan, namun demikian berbagai kebijakan umumnya juga berlaku bagi pengawas,
penilik maupun pamong belajar. Karena itu, berbagai kebijakan kegiatan telah dan
akan terus dilakukan untuk meningkatkan: karir, mutu, penghargaan, dan
kesejahteraannya. Harapannya, mereka akan lebih mampu bekerja sebagai tenaga
rofe
onal dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

Salah satu kebijakan penting adalah dikaitkannya promosi kenaikan


pangkat/jabatan guru dengan prestasi kerja. Prestasi kerja guru tersebut, sesuai
dengan tupoksinya, berada dalam bidang kegiatannya: (1) pendidikan, (2) proses
pembelajaran, (3) pengembangan profesi dan (4) penunjang proses pembelajaran.

Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara nomor 84/1993


tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, serta Keputusan bersama
Menteri Pendidikan dan kebudayaan dan Kepala BAKN Nomor 0433/P/1993, nomor
25 tahun 1993 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya, pada prinsipnya bertujuan n  e na ar er eang a an an
rofe
onal
eg r 

Kebijakan itu di antaranya mewajibkan guru untuk melakukan keempat


kegiatan yang menjadi bidang tugasnya, dan hanya bagi mereka yang berhasil
melakukan kegiatan dengan baik diberikan angka kredit. Selanjutnya angka kredit itu
dipakai sebagai salah satu persyaratan peningkatan karir. Penggunaan angka kredit
sebagai salah satu persyaratan seleksi peningkatan karir, bertujuan memberikan
penghargaan secara lebih adil dan lebih professional terhadap kenaikan pangkat yang
merupakan pengakuan profesi, serta kemudian memberikan peningkatan
kesejahteraannya.

 ‘   

c  
    ‘ 

 

B.? Rumusan Masalah
1.? Alasan-alasan mengapa harus diadakannya pengembangan keprofesian
dan karir guru?
2.? Kompetensi-kompetensi apa sajakah yang harus dimiliki seorang guru?
3.? Pengelompokan guru dalam pengembangan dan pembinaan.
C.? Tujuan
1.? Mampu memamaparkan alas an-alasan mengapa harus diadakan
pengembangan keprofesian dan karir guru.
2.? Mampu menjelaskan kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki seorang
guru.
3.? Mampu mengelompokkan guru dalam pengembangan dan pembinaan.

 ‘   

c  
    ‘ 

 


½ ½
½  S 

? la
an
en
al
Guru dan tenaga kependidikan professional menjalani proses pembinaan
dan pengembangan secara kontinyu. Kegiatan pembinaan dan pengembangan
guru menuju derajat professional ideal, termasuk dalam kerangka mengelola
kelas untuk pembelajaran yang efektif, dilakukanj atas dasar prakarsa
pemerintah, pemerintah daerah, penyelenggara satuan pendidikan, aosiasi
guru, guru secara pribadi, dan lain-lain. Secara umum kegiatan itu
dimaksudkan untuk merangsang, memelihara, meningkatkan kompetensi guru
dalam memecahkan masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran yang
berdampak pada mutu hasil belajar siswa.
Pembinaan dan pengembangan professional guru atas prakarsa institusi,
seperti pendidikan dan pelatihan, workshop, magang, studi banding, dan lain-
lain adalah penting. Namun, yang tidak kalah pentingnya adalah prakarsa
personal guru untuk menjalani proses profesionalisasi. Kegiatana P3KG
idealnya dilaksanakan dengan secara sistematis dengan menempuh tahapan-
yahapan tertentu, seperti analisis kebutuhan, perumusan tujuan dan sasaran,
mendesain program, implementasi dan deliveri program, dan evaluasi
program. Ini berarti bahwa kegiatan pembinaan dan pengembangan
kemampuan professional guru secara berkelanjutab harus dilaksanakan atas
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi sistematis.
Aktivitas-aktivitas pengembangan guru tersebut memiliki temali satu
sama lain. Pada fase perencanaan, focus perhatian terpusat pada kebutuhan
akan kegiatan pendidikan, pelatihan dan pengembangan (Diklatbang) yang
diperlukan bagi guru. Penentuan jenis kegiatan pendidikan dan pelatihan ini di
dasari atau diagnosis mengenai masalah dan tantangan yang dihadapi oleh
guru dan satuan pendidikan saat ini, serta kemungkinannya di masa depan
termasuk kemungkinan perubahan kebijakan dan strategi kerja
keorganisasian. Tujuan dan sasaran Diklatbang guru, termasuk dalam

 ‘   

c  
    ‘ 

 

kerangka peningkatan kompetensi di bidang manajemen kelas, ditetapkan
ditetapkan dengan menciptakan kondisi yang diingini, sekaligus menjadi
ukuran keberhasilan program itu. Perumusan tujuan dan sasaran ini akan
menjadi acuan dalam menentukan substansi dan pelaksanaan program, dengan
titik tekan pada upaya memenuhi kebutuhan guru dan satuan pendidikan.
Evaluasi program dimaksudkan untuk menentukan tingkat keberhasilan
Diklatbang, serta kelemahan-kelemahan selama proses penyelanggaraan. Hak
ini akan menjadi umpan balik bagi perencanaan diklatbang yang lebih efektif
dan efisien.
Pendidikan, pelatihan, dan pengembangan merupakan proses yang
ditempuh oleh guru pada saat menjalani tugas-tugas kedinasan, kegiatan ini
diorganisasikan secara beragam dan berspektrum luas dengan tujuan untuk
meningkatkan kompetensi, keterampilan, sikap, pemahaman, dan performansi
yang dibutuhkan oleh guru saat ini dan di masa mendatang, di banyak Negara,
saat ini berkembang kecenderungan-kecenderungan baru dalam diklatbang
tenaga kependidikan, terutama tenaga guru.
Kecenderungan-kecenderungan baru yang dimaksud adalah : (1)
berbasis pada program penelitian , (2) menyiapkan guru untuk menguju dan
mengases kemampuan praktis dirinya, (3) diorganisasikan dengan pendekatan
kolegilitas, (4) berfokus pada partisipasi guru dalam proses pembuatanan
keputusan mengenai isu-isu esensial di lingkungan sekolah, dan (5) membantu
guru-guru yang dipandang masih lemah pada beberapa aspek tertentu dari
kompetensinya. Dengan demikian, di lingkungan pendidikan, kegiatan ini
merujuk kepada peluang-peluan belajar (©     ) yang
didesain secara sengaja untuk membantu pertumbuhan professional guru.
Lebih spesifik, ia dimaksudkan untuk meningkatkan dan mengembangkan
kemampuan pribadi, profesionak, dan social guru, bahkan dapat dilakukan
sebagai wahana promosi.
Alasan esensial lain diperlukannya pembinaan dan pengembangan guru
adalah karakteristik tugas yang terus berkembnag seirama dengan
perkembangan Ipteks, di samping reformasi internal pendidikan itu sendiri.

 ‘   

c  
    ‘ 

 

Secara umum kegiatan ini dibedakan menjadi dua jenis, yaitu meotde-metode
praktis (    

© ) dan teknik-teknik presentasi
atau metode-metode simulasi (   

© ). Metode-
metode praktis terdiri dari pelatihan instruksi pekerjaan, magang, internsip
atau penugasan sementara, rotasi jabatan, perencanaan karir pribadi, pelatihan
eksekutif, asisten kepenyeliaan (pengarahan, konseling dan monitoring).
Teknik-teknik presentasi informasi dan metode-metode simulasi meliputi
metode kursus formal, pelatihan oleh diri sendiri (pengajaran berprogama,
membaca, kursus korespondensi), pelatihan oleh pihak lain (ceramah dan
kursus kelas), simulasi (©  pelatihan oleh pelatih khusus,
   , pusat-pusat asesmen), bermain peran, presentasi video,
pelatihan laboratories dan metode konferensi.

½? oc
engeangan
Seperti telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, P3KG meliputi
pembinaan kompetensi pedagogic, kompetensi kepribadian, kompetensi
social, dan kompetensi professional. Pembinaan dan pengembangan profesi
guru, dimaksud dilakukan melalui jabatan fungsional. Dengan demikian,
focus P3KG terkait dengan 4 kompetensi guru yang harus dimilikinya.
‘    kompetensi pedagogic. Kompetensi ini terdiri dari lima
subkompetensi, yaitu : memahami peserta didik secara mendalam; merancang
pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan
pembelajaran; melaksanakan pembelajaran; merancangang dan melaksanakan
evaluasi pembelajaran; dan mengembangkan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensinya. Subkompetensi memahami peserta
didik secara mendalam memiliki indicator esensial : memahami peserta didik
dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif; memahami
peserta didik dnegan memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian; dan
mengidentifikasi bekal-ajar awal peserta didik.
Subkompetensi merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan
pendidikan untuk kepentingan pembelajaran. Subkompetensi ini memiliki

 ‘   

c  
    ‘ 

 

indicator esensial; memahami landasan kependidikan; menerapkan teori
belajar dan pembelajaran; menentukan strategi pembelajaran berdasarkan
karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar,
serta menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih.
Subkompetensi melaksanakan pembelajaran memiliki indicator esensial:
menata latar ( ) pembelajaran; dan melaksanakan pembelajaran yang
kondusif.
Subkompetensi merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran
memiliki indicator esensial: merancanga dan melaksanakan evaluasi
(  ) proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan
berbagai metode; menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil belajar untuk
menentukan tingkat ketuntasan belajar (  ©  ); dan memanfaatkan
hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program pembelajaran
secara umum.
Termasuk dalam ranah ini adalah kemampuan guru mengoptimasi
potensi sumber daya kelas, baik yang berupa fiscal maupun situasional.
Kompetensi inilah yang dikenal dengan kemampuan guru dalam manajemen
kelas. Subkompetensi mengembangkan peserta didik untuk mengaktulisasikan
berbagai potensinya, memiliki indicator esensial: memfasilitasi peserta didik
untuk pengembangan berbagai indicator akademik; dan memfasilitasi peserta
didik untuk mengembangkan berbagai potensi nonakademik.

  kompetensi kepribadian. Kompetensi ini terdiri dari lima
subkompetensi, yaitu kepribadian yang mantap dan stabil, dewasa, arif,
berwibawa, dan berakhlak mulia. Subkompetensi kepribadian yang mantap
dan stabil memiliki indicator esensial: bertindak sesuai dengan norma hokum;
bertindak sesuai dengan norma social; bangga sebagai guru; dan memiliki
konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma. Subkompetensi kepribadian
yang dewasa memiliki indicator esesial: menampilkan kemandirian bertindak
sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru. Subkompetensi
kepribadian yang arif memiliki indicator esensial: menampilkan tindakan

 ‘   

c  
    ‘ 

 

yang didsarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan masyarakat serta
menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.
Subkomeptensi kepribadian yang berwibawa memiliki esensial:
memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan
memiliki perilaku yang disegani. Subkompetensi akhlak mulia dan dapat
menjadi teladan memiliki indikatir esensial: bertindak sesuai dengan norma
religious (iman, taqwa, jujur, ikhlas, suka menolong), dan memiliki perilaku
yang diteladani peserta didik. Kepribadian guru akan sangat mewarnai
kinerjanya dalam mengelola kelas dan berinterkasi dengan siswa. Deskripsi
atas hal ini akan dijelaskan pada bagian tersendiri.
  kompetensi social. Kompetensi ini memiliki tiga subranah.
Pertama, mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta
didik. Subkompetensi ini memiliki indiklator esensial: berkomunikasi secara
efektif dengan peserta didik. Kedua, mampu berkomunikasi dan bergaul
secara efektif dengan sesame pendidik dan tenaga kependidikan. Ketiga,
mampu berkomunikasi dan berkomunikasi secara efektif dengan orang
tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar. Interaksi guru dengan siswa
esensinya adalah interaksi social yang meniscayakan kompetensi social. Guru
yang secara social bisa berinteraksi dengan baik kepada siswanya akan
menjadi pengelola kelas yang baik selama transformasi pembelajaran.
  kompetensi professional. Kompetensi ini terdiri dari dua ranah
subkompetensi. Pertama, subkompetensi menguasai substansi keilmuan yang
terkait dengan bidang studi memiliki indicator esensial: memahami materi ajar
yang ada dalam kurikulum sekolah; memahami struktur, konsep dan metode
keilmuan yang menaungi atau koheren dengan materi ajar; memahami
hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; dan menerapkan konsep-
konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, subkompetensi
menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki indicator esensial
menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk memperdalam
pengetahuan/materi bidang studi.

 ‘   

c  
    ‘ 

 

Keempat kompetensi (kepribadian, pedagogic, professional, dan social)
tersebut dalam praktiknya merupakan satu kesatuan yang utuh. Pemilahan
menjadi empat inti ini, semata-mata untuk kemudahan memahaminya.
Beberapa ahli mengatakan istilah kompetensi professional sebenarnya
merupakan ³payung´, karena telah mencakup semua kompetensi lainnya.
Sedangkan penguasaan materi ajar secara luas dan mendalam lebih tepat
disebut dengan pengasaan sumber bahan ajar (
©   ) atau biasa
disebut bidang studi keahlian.
Hal ini mengacu pandangan yang menyebutkan bahwa sebagai guru
yang berkompeten memiliki (1) pemahaman terhadap karakteristik peserta
didik, (2) penguasaan bidang studi, baik dari sisi keilmuan maupun
kependidikan, (3)kemampuan penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik,
dan (4) kemauan dan kemampuan mengembangkan profesionalitas dan
kepribadian secara berkelanjutan.
Kegiatan pengembangan profesi guru terkait langsung dengan tugas
utamanya. Tugas dan fungsi guru adalah : menyusun kurikulum dengan
mengacu pada rambu-rambu KTSP, membuat silabus pembelajaran/
bimbingan dan konseling, melakukan kegiatan pembelajaran/bimbingan dan
konseling, melakukan kegiatan pembelajaran/bimbingan dan konseling (yng
di dalamnya meniscayakan kemampuan pengelola kelas atau ruang-ruang
kegiatan pembelajaran berjalan), membuat alat ukur sesuai mata pelajaran
atau program bimbingan dan konseling; menilai dan mengevaluasi proses dan
hasil belajar pada mata pelajaran yang diampunya atau program bimbingan
dan konseling, menganalisis hasil penilaian pembelajaran/ bimbingan dan
konseling, melakukan perbaikan dan pengayaan atau tindak lanjut bimbingan
dan konseling dengan memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi,
merencanakan dan melaksanakan bimbingan dan konseling, membimbing
siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler pada tingkat sekolah/madrasah, serta
melaksanakan tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah sesuai
dengan jenjangnya.

 ‘   

c  
    ‘ 

 

 ? ae
aaana a a
engeangan
Semua guru dan tenaga kependidikan memiliki hak yang sama untuk
mengikuti kegiatan pembinaan dan profesi. Khusus untuk guru, program ini
berfokus pada empat kompetensi di atas. Namun demikian, kebutuhan guru
akan program pembinaan dan pengembangan profesi beragam sifatnya.
Kebutuhan yang dimaksud dikelompokkan ke dalam 5 kategori, yaitu
pemahaman tentang konteks pembelajaran, penguatan penguasaan materi,
pengembangan metode mengajar, inovasi pembelajaran, dan pengalaman
tentang teori-teori terkini. Dilihat dari sisi guru secara individual, mereka
yang akan mengikuti kegiatan pembinaan dan pengembangan ini
dikelompokkan menjadi empat kategori.
‘   , guru yang memerlukan promosi kenaikan jabatan (fungsional).

  guru yang belum mencapai standar kinerja berdasarkan penilaian
kinerja (
     ).  , guru yang bermasalah, terutama
dilihat dari dimensi social, moral, dan kepribadian.  , guru yang
memerlukan pembinaan dan pengembangan profesi secara berkelanjutan.
Kegiatan pembinaan dan pengembangan profesi dapat dilakukan oleh
institusi pemerintah, lembaga pelatihan (     
 ) nonpemerintah,
penyelenggara atau satuan pendidikan. Analisis kebutuhan, perumusan tujuan
dan sasaran, mendesain program, implementasi dan deliveri program, dan
evaluasi program pelatihan dapat ditentukan secara mandiri oleh
penyelenggara atau memodifikasi/mengadopsi program sejenis.

 ‘   

c  
    ‘ 

 


½ ½


? ae
 lan
1.? Pengembangan keprofesian dan karir guru dilakukan dalam rangka
mengelola kelas untuk pembelajaran yang lebih efektif dilakukan atas
dasar prakarsa pemerintah, pemerintah daerah, dan penyelenggara satuan
pendidikan.
2.? Kompetensi-kompetensi dasar guru :
a.? Kompetensi Pedagogik
b.? Kompetensi Kepribadian
c.? Kompetensi Sosial
3.? Dalam pengembangan dan pembinaan, guru dikelompokkan menjadi 4
kategori :
a.? Guru yang memerlukan promosi kenaikan jabatan;
b.? Guru yang belum mencapai standar kinerja berdasarkan penilaian
kinerja;
c.? Guru yang bermasalah, terutama dilihat dari dimensi social, moral, dan
kepribadian;
d.? Guru yang memerlukan pembinaan dan pengembangan secara
berkelanjutan.

½? Saran
Di Indonesia, ada ribuan guru. Namun dari sekian ribu, hanya sekian
persen yang mampu mengembangkan dirinya dalam profesi tersebut. Ada
baiknya pemerintah lebih memperhatikan pengembangan tersebut.

 ‘   

c  
    ‘ 

 


ë  S a 

Danim, Sudarwan. 2010. ‘ 



 . Bandung : CV Alfabeta

Samad, Sulaiman. 2009. ‘    . Makassar : Penerbit FIP UNM

 ‘   


You might also like