Professional Documents
Culture Documents
Oktober 2009
Pengantar Ilmu Tanah Dosen : - Ir. Kamir R. Brata,
Msc.
- Ir. Herman Wijaya, Msc.
Ciptadi Achmad Y.
A34080097
Proteksi Tanaman
Pupuk nitrogen seperti Urea dan NPK melakukan hal yang krusial
dalam pertanian. Biaya produksinya mahal seiring kenaikan harga
bahan bakar fosil, dan oleh karena itu, pemerintah mensubsidi harga
pupuk N ini agar harganya lebih terjangkau oleh petani. Namun karena
banyak pupuk yang disubsidi berkurang produksinya (karena bahan
bakunya seperti gas alam malah dijual ke luar negeri) dan sering dijual
secara ilegal ke luar negeri (disana pupuk N dihargai mahal), maka
para petani mengalami kesulitan. Padahal, dulu jauh sebelum revolusi
hijau, para petani tidak menggunakan pupuk nitrogen anorganik
seperti urea dan NPK, namun pertanian mereka tetap berjalan.
Alasannya adalah mereka sanggup mencukupi kebutuhan nitrogen
tanamannya dengan sumber N organik seperti pupuk kandang. Di
samping itu, dengan adanya biological nitrogen fixation (fiksasi
nitrogen secara biologis) oleh mikroba, terdapat pasokan nitrogen
tambahan dari udara, dimana nitrogen yang dihasilkan sudah dalam
bentuk anorganik sehingga siap diserap tanaman.
Sebenarnya di udara sudah terdapat unsur nitrogen yang sangat
melimpah, mengingat komposisi nitrogen di udara adalah sekitar 78%.
Artinya, apabila bisa merubah nitrogen di udara menjadi senyawa yang
mudah diserap tanaman, maka pupuk nitrogen kimiawi tidak lagi
dibutuhkan. Untuk melakukan hal ini, digunakan mikroba-mikroba yang
dapat memfiksasi N2 di udara menjadi NH3. Sebenarnya mikroba yang
bisa memfiksasi N2 menjadi NH3 ada banyak, meliputi bakteri,
aktinomiset, lumut dan alga, namun yang kerap digunakan untuk
pertanian umumnya adalah bakteri yang dapat dipilah menjadi tiga
jenis, yaitu yang simbiotik erat, simbiotik asosiatif dan non simbiotik.
Bakteri pemfiksasi N2 yang bersimbiosis erat dengan tanaman,
hidup di dalam jaringan tanaman, diantaranya adalah Rhizobium.
Bakteri ini hidup di dalam akar dan membentuk bintil. Nutrisi bakteri ini
diperoleh dari akar, namun bakteri ini memasok fitohormon dan
nitrogen untuk tanaman inangnya. Umumnya Rhizobium digunakan
sebagai pupuk hayati pendukung pertanian kedelai. Yang bakteri
lainnya yang istimewa adalah Gluconanocetobacter Diazothrophicus
Sp. yang hidup di dalam jaringan tanaman tebu di Brazil. Lingkungan
hidupnya bukan hanya di tanah (perakaran) tapi di bagian tanaman
lainnya. Diperkirakan bakteri ini memiliki peran utama dalam
penyediaan 70% kebutuhan N tanaman tebu secara biologis. Dalam
kenyataannya, pertanian tebu di Brazil sangat hemat dalam
menggunakan pupuk nitrogen kimia sintetik.
Bakteri yang bersimbiotik asosiatif dengan tanaman, dan hidup
di daerah perakaran, diantaranya adalah Azospirillum. Bakteri ini kerap
digunakan sebagai pupuk hayati karena membantu pasokan N
terutama di lahan yang kurang cocok untuk aplikasi pupuk kimia,
pemicu pertumbuhan tanaman dengan produksi fitohormon (asam
indool asetat dan asam indool butirat), meningkatkan jumlah rambut
akar, meningkatkan luas permukaan akar, meningkatkan respirasi,
meningkatkan aktivitas enzim metabolisme di daerah perakaran
sehingga pada gilirannya meningkatkan penyerapan hara pada
tanaman dan memicu pertumbuhan. Azospirilum juga sering
dikategorikan nonsimbiotik bersama Azotobacter.