You are on page 1of 12

BAB II

Konfigurasi, Instalasi, dan Pengecekan Jaringan

Dalam pembangunan infrastruktur RT/RWnet, kita memerlukan beberapa tools


yang sifatnya utama dan penunjang. Tools yang bersifat utama adalah sebagai berikut :
1. Modem ADSL
Modem ADSL berfungsi untuk melakukan modulasi dan demodulasi dari sinyal
analog (telepon) ke sinyal digital (data) dan sebaliknya. Mengapa kita
menggunakan modem ADSL?? Karena koneksi ke internet kita menggunakan
akses telkom speedy yang menggunakan teknologi ADSL dalam penyaluran
datanya.

Gambar 1.1 Modem ADSL

2. PC Router
PC Router berfunsi selain sebagai routing device yaitu sebagai gateway ke
internet dari LAN, juga sebagai tempat bagi fitur-fitur tambahan seperti DHCP
server, proxy server, PPoE Dial Up, dan FTP server. Kita menggunakan PC router
karena kita akan melayani banyak pelanggan (lebih dari 10 client). Jika kita
menggunakan routerboard biasa atau Wireless router, jumlah client yang bisa
dilayani tidak akan terlalu banyak, karena keterbatasan komputasi dan memory.
Sedangkan jika menggunakan PC Router, kita bisa melayani client sampai tidak
ada batasan (unlimited), sehingga jika ingin melakukan perluasan jaringan, tidak
harus mengubah konfigurasi yang sudah ada.

Gambar 1.2 PC Router


3. Kabel UTP
Kabel UTP adalah kabel yang sudah sangat umum digunakan dalam
pembangunan jaringan LAN. Kabel ini menggunakan konektor tipe RJ-45 yang
memiliki kecepatan transfer sebesar 100Gbps. Kabel UTP kita gunakan untuk
menghubungkan PC Router dengan radio access point sebagai pemancarnya. Kita
juga menggunakan kabel UTP untuk mengkonfigurasikan access point karena
access point tidak dapat dikonfigurasi dengan menggunakan wireless.

Gambar 1.3 Kabel UTP

4. Hub/Switch
Hub/Switch kita gunakan pada server dan client untuk jaringan LAN wired.
Karena pada kantor dan client diperlukan jaringan wired untuk jaringan local itu
sendiri.

Gambar 1.4 Hub/Switch

5. Radio Access Point (AP)


Radio access point berfungsi sebagai pemancar (broadcaster) yang terdapat dalam
jaringan Wi-Fi. Dari sinilah client mendapatkan sinyal yang berfungsi sebagai
pengganti kabel. Sinyal ini digunakan untuk merambatkan data upstream dan
downstream. Banyak fitur tambahan yang terdapat pada suatu access point, seperti
enkripsi sebagai salah satu kunci kemanan wireless.

Gambar 1.5 Radio Access Point


6. Kabel jumper/pigtail
Kabel jumper/pigtail adalah konektor dari access point ke antenna outdoor.
Karena ukuran antenna outdoor yang besar maka tidak dimungkinkan untuk
langsung ditempelkan pada access point. Panjang kabel jumper tidak bisa terlalu
panjang (maksimal 50cm), karena akan menyebabkan loss yang besar.

Gambar 1.6 Kabel jumper/pigtail

7. Antenna Outdoor
Antenna outdoor adalah perangkat yang mengubah sinyal elektrik menjadi
gelombang elektromagnetik. Ada beberapa jenis antenna outdoor yaitu grid, omni
directional/sectoral, dan yagi. Tapi yang kami gunakan adalah antenna omni
directional karena selain sudut pancaran (beamwidth) sebesar 360˚, penguatan (gain)
cukup untuk melayani daerah yang hanya seluas RT/RW.

Gambar 1.7 Antenna Omni directional outdoor

8. USB Wifi Adapter


USB Wi-Fi adapter berfungsi sebagai penangkap sinyal yang berada pada sisi
client. USB Wi-Fi adapter akan dipasangkan dengan wajanbolic sebagai
reflektornya.

Gambar 1.8 USB Wi-Fi adapter


9. Antenna Wajanbolic
Antenna wajanbolic berfungsi sebagai penangkap sinya dan sebagai penguat
(gain) sinyal yang ditangkap. Antenna wajanbolic sebenarnya adalah gabungan
dari wajanbolic dan USB Wi-Fi adapter.

Gambar 1.9 Antenna Wajanbolic

10. Kabel USB Extender


Kabel USB extender adalah kabel yang menghubungkan wajanbolic dengan computer
client. Sebenarnya USB extender ini adalah gabungan dari kabel USB dengan kabel
UTP.

Gambar 1.10 Kabel USB Extender

11. Box Outdoor


Box outdoor berfungsi untuk melindungi radio access point dari berbagai
gangguan seperti hujan dan panas, serta binatang.

Gambar 1.11 Box Outdoor


Sedangkan tools yang sifatnya tambahan adalah :
1. Lightning Surge Protector
Lightning protector berfungsi sebagai pelindung access point dari sambaran petir
yang dapat merusak.

Gambar 2.1 Lightning surge protector

2. Power over Ethernet (PoE)


Power over Ethernet adalah suatu fitur dimana sebuah access point tidak
membutuhkan power adapter untuk sumber kelistrikan. Arus listrik dapat
ditumpangkan lewat kabel UTP yang menghubungkan access point dan router.

Gambar 2.2 Power over Ethernet (PoE)

Pembangunan infrastruktur terbagi menjadi tiga tahap, yaitu konfigurasi, instalasi


dan pengecekan. Tiap tahap ini harus dijalankan berurutan karena tahap demi tahap dapat
mempengaruhi hasil yang dicapai. Berikut ini adalah apa saja yang dilakukan pada setiap
tahapan yang dilalui pada pembangunan infrastruktur RT/RWnet.

1. Tahap Konfigurasi (Network Configuration)


Pada tahap ini dilakukan pemilihan peralatan yang akan digunakan dan juga
melakukan konfigurasi dari setiap peralatan tersebut. Peralatan yang dikonfigurasi
tersebut adalah PC Router dan Radio Access Point. Pengonfigurasian ini
dimaksudkan agar semua peralatan yang digunakan dapat berjalan sesuai dengan
keinginan. Konfigurasi yang dilakukan adalah penginstalan system operasi pada
PC Router, penginstalan fitur-fitur tambahan yang ada pada router, konfigurasi
fitur-fitur tambahan tersebut. Sedangkan pada bagian access point, konfigurasi
yang dilakukan adalah menentukan mode dari AP, penentuan nama dari SSID
(Service Set Identifier), dan keamanan wirelessnya.
⇒ Konfigurasi PC Router
Pada konfigurasi PC Router, yang kita lakukan pertama kali adalah
penginstalan system operasi yang akan digunakan. Pada kerja praktek ini,
kami menggunakan system operasi yang berasal dari keluarga besar UNIX
atau yang lebih dikenal dengan Linux Debian Lenny.
Kita menggunakan Linux Debian Lenny karena selain merupakan system
operasi yang bersifat open source, Lenny juga mudah untuk dikonfigurasi
sebagai router dengan kemampuan yang lebih baik dari hanya sekedar
routerboard. Lenny juga disokong dengan repository yang lengkap dan
berada di Indonesia, yaitu di Universitas Indonesia sehingga proses
konfigurasi dapat berjalan dengan cepat karena koneksi yang tidak
memakan waktu yang lama. Hardware requirements yang dibutuhkan oleh
debian lenny adalah :
- Processor paling tidak IP IV atau lebih tinggi

- Harddisk Pata dengan 80 GB free Space

- Memory ( RAM ) 512 MB ato 1 GB

- Lancard = 2 buah, cukup yg prolink chipset rtl

- VGA cukup bawaan onboardnya saja

Proses penginstalan Debian Lenny sebenarnya cukup mudah karena pada setiap
langkah sudah diberi keterangan. Namun sebagai catatan, dalam proses
penginstalan diusahakan computer dalam keadaan offline, karena akan sangat
memperlambat proses penginstalan. Setelah proses penginstalan selesai dan
computer melakukan reboot, maka akan keluar tampilan awal debian lenny
seperti dibawah ini.
Gambar 3.1 Tampilan awal Debian Lenny

Setelah proses instalasi, maka kita melakukan tahap selanjutnya yaitu proses
penambahan fitur. Fitur yang kita tambahkan pada PC Router ini adalah DHCP
server, Proxy server, FTP server dengan samba, PPPoE Automatic Dial-Up, SSH
server, dan tools penunjang administrasi jaringan lainnya. Karena keterbatasan
sumber daya dan waktu, tentu saja kita tidak akan membahas bagaimana step-by-
step pengonfigurasian dari fitur-fitur ini.

⇒ Konfigurasi Access Point


Tahap selanjutnya adalah pengonfigurasian Radio Access Point yang berfungsi
sebagai pemancar dari jaringan wireless kita. Disini kita menggunakan access
point dari yang sudah biasa digunakan pada jaringan wireless yang umum. Fitur-
fitur tambahannya pun menggunakan fitur-fitur yang biasa dipakai pada hotspot.
Adapun fitur-fitur yang diberikan oleh access point adalah :
- Access Control List dengan menggunakan MAC Address Filtering
- Autentikasi client dengan menggunakan metode enkripsi TKIP/AES
- Extended Range yang akan menambah area coverage
- Penamaan SSID sesuai keinginan
- Menggunakan range frekuensi 2,4Ghz dengan menggunakan multi-channel
- Simple firewall (Parental Advisory)
Dalam proses pengonfigurasian ini, kita sangat terbantu karena menggunakan
system Graphical User Interfaces (GUI) dengan berbasis web, sehingga kita
dapat melakukan konfigurasi hanya dengan menggunakan browser, tanpa melalui
software tambahan. Setiap selesai melakukan penambahan fitur, access point
akan melakukan rebooting untuk mengaktifkan fungsinya. Karena keterbatasan
biaya dan peralatan, kami mohon maaf karena tidak dapat memperagakan
konfigurasi access point secara langsung.

Gambar 3.2 Halaman konfigurasi Access Point


2. Tahap Instalasi (Network Installation)
Pada tahap instalasi ini, kita melakukan pembangunan yang bersifat fisik seperti
crampling kabel, merakit tower, dan penyusunan peralatan. Tahap-tahap yang kami
lakukan pada bagian ini antara lain :

 Krimping kabel UTP


Kabel UTP yang akan digunakan harus di krimping terlebih dahulu dengan
konektor RJ-45 agar dapat berfungsi sebagai penghantar. Proses krimping ini
harus sesuai dengan standar yang berlaku agar dapat melakukan komunikasi
antar perangkat dengan baik.

Gambar 3.3 Krimping kabel UTP

 Peletakan server di tempat yang tepat


PC Router atau disebut juga server harus diletakkan pada tempat yang aman dan
jauh dari potensi gangguan. Ini dikarenakan server merupakan suatu komponen
yang sangat vital dalam jaringan, sehingga harus memiliki pengamanan yang
baik dan juga perawatan. Penempatan ini juga harus berdasarkan estetika pentaan
ruang yang baik agar nantinya terlihat rapi, tanpa melupakan jarak antara server
dengan access point agar tidak terlalu jauh.
Gambar 3.4 Ruangan server

 Menyambungkan kabel antara server dengan access point


Server dan access point harus disambungkan agar paket data yang melewati
server dapat dipancarkan melalui access point dengan media antenna.
Penyambungan ini menggunakan kabel UTP.

Server Access Point

 Pemasangan access point pada box outdoor


Access point yang nantinya akan berada diluar bersama antenna tentunya harus
terlindungi dari semua keadaan yang menggangu seperti hujan, panas dan
binatang. Maka dari itu dibutuhkan sebuah box outdoor untuk melindungi access
point. Access point dimasukkan kedalam sebuah box outdoor dengan lubang box
berada dibawah. Lubang ini dimaksudkan sebagai jalan dari kabel dari server dan
kabel menuju antenna. Berada dibawah karena agar tidak ada air yang masuk
pada saat hujan.

Gambar 3.5 Akses point di dalam box outdoor

 Perakitan antenna wajanbolic


Di sisi client, kita menggunakan antenna wajanbolic untuk menangkap sinyal
dari server. Wajanbolic terdiri dari sebuah wajan sebagai reflector dan pipa PVC
sebagai sangkar dari USB Wi-Fi adapter. Perakitan ini membutuhkan teknik
khusus dalam penghitungan titik focus dari wajan tersebut. Titik focus ini sangat
diperlukan karena akan menghasilkan wajanbolic dengan gain yang besar apabila
kita menempatkan USB Wi-Fi adapter tepat pada titik fokusnya.
 Perakitan kabel
USB Extender
Kabel USB extender
merupakan
gabungan dari kabel
USB dan UTP. Jadi
secara kasar sebutannya
adalah kabel UTP
berkepala USB.

Gambar 3.7 USB Cable Extended

 Pemasangan antenna dan access point pada tower


Kembali ke bagian server, setelah semua persiapan telah siap, selanjutnya adalah
memasang access point dan antenna ke tower. Fungsi tower adalah membuat
tinggi antenna lebih tinggi dari halangan disekitarnya sehingga penerimaan sinyal
dapat lebih baik, berdasarkan teori LOS (Line of Sight).
Gambar 3.8 Wajanbolic yang sudah terpasang pada tower

 Penginstallan driver USB Wi-Fi adapter pada computer client


Untuk kenyamanan client, maka kami bertanggung jawab atas segala konfigurasi
pada jaringan RT/RWnet ini. Penginstallan driver ini bertujuan agar device Wi-Fi
adapter dapat dikenali oleh computer client dan dapat berjalan sebagaimana
mestinya demi kenyamanan pelanggan.

Gambar 3.9 Tampilan driver USB Wi-Fi adapter

 Penataan kabel
Tanpa melupakan norma-norma keindahan, maka merapikan kabel juga harus
dilakukan agar hasil pekerjaan terlihat Indah, Damai, Aman, Nyaman
(IDAMAN).

3. Tahap Pengecekan (Network Checking)


Setelah tahap instalasi selesai, maka yang paling akhir kita lakukan adalah tahap
pengecekan. Tahap ini sangatlah penting karena akan dibuktikan apakah infrastruktur
yang kita bangun ini sudah benar atau masih ada kekurangan disana-sini. Disini kita
menggunakan 3 metode pengecekan, yaitu :
- Mengukur kuat sinyal yang didapatkan
Kita dapat mengukur kuat sinya yang di dapatkan dengan menggunakan software
Network Stumbler. Pada network stumbler ini, kita dapat melihat noise, kuat sinyal,
dan signal-to-noise ratio.

- Melakukan pinging ke domain tertentu


Metode yang kedua adalh dengan melakukan ping (protocol ICMP) pada suatu domain
tertentu. Apabila sudah terkoneksi dengan internet, maka ping request kita akan dibalas
oleh domain tersebut dalam batas waktu yang sudah ditentukan (time to live).

- Melakukan browsing ke alamat website


Ini adalah langkah pengecekan terakhir dan menjadi penentuan apakah infrastruktur ini
sudah berjalan dengan baik. Kita melakukan checking dengan menggunakan browser
untuk membuka sebuah halaman website. Apabila browser sudah dapat membuka
halaman web dengan lancar, itu berarti infrastruktur yang kita bangun sudah berhasil
100%.

You might also like