You are on page 1of 11

Fastabikul khairat,

II. Lapis Perubahan Ekonomi

Beberapa periode dalam perjalanan NKRI sebagai sebuah bangsa dan negara, mengalami

perubahan leadership (style dalam kepemimpinan), termasuk didalamnya masalah economic

leadership. Pada masa pemerintahan Orba (orde baru), tidak dapat dipungkiri bahawasanya

praktik monopopi serta oligopoli mendominasi perjalanan perekonomian Indonesia, diduga tanpa

mempedulikan: (1) daya saing ekonomi jadi semakin rendah; (2) akses bagi sebagian besar

pelaku ekonomi jadi tertutup; dan (3) konsumen yang selalu dirugikan karena tak ada kontrol

mekanisme persaingan pasar yang biasanya menguntungkan konsumen dari harga murah serta

inovasi produk yang semakin beragam. Tiga lapis perubahan economic leadership style yang

terjadi di Indonesia sampai dengan hari ini, dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

(1) Lapis Pertama Tingkat Makro

Pada dekade tahun 1980-an, tepatnya pada masa antara tahun 1983-1988, terjadi lompatan

perubahan ekonomi ditingkat makro. Yaitu saat dilakukannya deregulasi pada bidang sektor

keuangan. Lalu perkembangan sektor perbankan dan pasar modal yang langsung terpengaruh

dimana menjadi sebuah penanda penting/petunjuk awal atas dampak dari diberlakukannya

kebijakan tersebut. Output deregulasi serta liberalisasi yang terjadi disusul oleh sektor riil dan

perdagangan berpengaruh langsung serta signifikan terhadap hidup-matinya seluruh kegiatan

perekonomian Indonesia—termasuk consumer behavior/perilaku perekonomian rumah tangga

Indonesia yang terjadi sebagai dampak langsung implementasi kebijakan dari pemerintah yang

berkuasa saat itu. Secara lebih rinci perubahan the economic leadership pada strata ekonomi

makro Indonesia saat itu dengan dikeluarkannya PP No. 20 Tahun 1994 tentang Kepemilikan
Saham dan PMA (penanam modal asing), dimana Peraturan Pemerintah ini secara bebas

memberikan sejenis keleluasaan penuh kepada pihak asing untuk dapat menerobos seluruh sudut

ruang perekonomian dalam negeri Indonesia;

(2) Lapis Kedua Tingkat Mezzo

Desentralisasi pada strata masa tersebut di Indonesia, merupakan sebuah disain manajemen

pembangunan politik-ekonomi NKRI. Dimana pada hari-hari belakangan ini masyarakat

Indonesia mengenalnya dengan nama Otda (Otonomi Daerah) sebagai anti-thesis dari konsep

sebelumnya yang didanggap padat kepentingan sentralisasi politik dalam negeri dari ‘partai kuat

tertentu’ saat itu. Desentralisasi ekonomi dianggap sebagai jawaban cerdas bagi beberapa

hipotesa yang selama masa 32 tahun sebelumnya dianggap terkubur, yaitu: (a) apakah mungkin

sentralisasi ekonomi masa sebelumnya mampu untuk mengurus beragam politik ekonomi yang

dimiliki oleh Indonesia; (b) apakah ekonomi-bisnis model yang ada selama masa sebelumnya

dapat mengurangi distorsi kesenjangan kepentingan pusat-daerah terkait dengan rumusan

kebijakan; dan (3) apakah sebaiknya model desentralisasi ini teap dikembangkan sertya

dijalankan sekalipun resiko separatisme menjadi niscaya;

(3) Lapis Ketiga Tingkat Mikro

Dikeluarkannya UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan

Usaha Tidak Sehat, memberikan ruang bagi para pelaku ekonomi mikro—UKM dan UMKM

termasuk BMT (baitul maal wa tamwil/berbasil syariah non-bank)—menjadi mungkin untuk

tumbuh serta berkembang. Dimana sebelumnya para pelaku ekonomi Indonesia secara distortif

hanya terpaku apda pangsa papan atas elite pengusaha tertentu yang dekat dengan

penguasa/pemerintah pusat saat itu. Perubahan dari sistem politik-ekonomi yang terjadi di

strata ini diharapkan menjadi semacam terapi mujarab bagi disain baru menuju arah persaingan
sehat yang membuat seluruh pelaku ekonomi memiliki akses serta peluang sama dalam turut

serta menjalankan roda perekonomian nasional. Diharapakan pada akhirnya meningkatkan taraf

kesejahteraan dan HDI (human development index) penduduk Indonesia;

III. Masalah Klasik Kelembagaan

Transformasi dan metamorfosa yang terjadi dalam sistem ekonomi-bisnis-industri tersebut,

ternyata sama sekali tidak menyentuh birokrasi dalam sistem pemerintahan Indonesia/seluruh

departemen teknis maupun departemen non-portofolio/non-teknis.[2] Yang diduga terlupakan

disaat eforia reformasi kemarin digulirkan oleh para pencetusnya,[3] bahwa setiap masa transisi

reformasi wajib juga membidik reformasi birokrasi yang ada pada sebuah negara/pemerintahan,

baik itu sebagai prinsipal maupun sebagai agennya. Karena pada dasarnya, sebuah jajaran

birokrasi dibentuk oleh penguasa negara dimasa pemerintahannya berkuasa. Yang dicirikan

memiliki spirit karakter embeded sebagai: (1) pemilik dari kekuasaan; (2) peminta rente; dan (3)

penjual regulasi. Sehingga biar sekalipun reformasi gergulir sangat kuat disuatu masa, namun

para birokrat dalam jajaran birokrasi pemerintahan tersebut “tetap solid memegang kendali”

pemerintahan. Jika sebuah kebijakan baru digulirkan, regulasi biasanya terpenggal ditengah jalan

karena kedodoran dalam kelembagaannya.[4] Bila sebuah penelitian dijalankan untuk

mengatahui masalah yang timbul, maka unit analisis yang biasa dipakai pemerintah masih

‘sebatas institusinya’/kementrian itu sendiri dan bukan “kebijakan” itu sendiri, sehingga

dilapangan tampak nyata bahwa strategi pengelolaan perubahan ekonomi-politik-hukum tidak

tidak pernah solid-kreatif namun tetap ‘primitif’ sebagaimana sediakala.

Terkait dengan telah terjadinya kemerosotan lingkungan hidup yang ditandai dengan terjadinya

bencana alamiah maupun akibat ulah manusia semisal: (1) banjir; (2) longsor; (2) tsunami; (3)
letusan gunung; (4) kekeringan; (5) kebakaran hutan, dan alin sebagainya yang telah menelan

sangat banyak korban jiwa serta kerugian material terasa sangat memukul seluruh bangsa

Indonesia. Dan sangat dirasakan bahwa Indonesia jauh tertinggal dibandingkan denga beberapa

negara tetangga terkait masalah manajemen SDALH (sumber daya alam dan lingkungan hidup)-

nya.

         Menurut data yang dipaparkan oleh Asia-Pacific Disaster Report 2010 yang disusun oleh

Komisi Ekonomi dan Sosial PBB untuk kawasan Asia dan Pasifik (ESCAP), sejak tahun 1980

sampai 2009 bencana alam yang teradi diseluruh wilayah Indonesia tercatat sebagai berikut: (1)

kerugian jiwa sebanyak 191.164 orang meninggal/ peringkat ke-2, lalu 17.545.000 orang

menjadi korban/peringkat ke-9; serta (2) kerugian ekonomi mencapai US$.22.582

miliar/peringkat ke-8.

Walau segala hal terkait bala bantuan kemanusiaan di Idnonesia terhadap bencana yang

ditimbulkan oleh alam ini—seperti biasanya–terkesan ‘lamban dan pilih kasih’ dalam hal

prioritas lokasi penanggulangan, tak terhingga bantuan serta relawan terus mengalir deras dari

berbagai wilayah diseluruh Indonesia. Hal ini menjadi salah satu indikator positif dari modal

sosial/social capital bangsa yang masih tinggi rasa empati terhadap ses

Jangan Bilang Allah Itu Nggak Adil

Dulu pemikiranku Jodoh, Rizki dan Umur, itu pyur Tuhan yang atur, sekarang setelah beberapa

waktu aku ngerasain hidup dengan kondisi yang bermacam-macam, aku bisa ambil pelajaran

bahwa Rizki, Jodoh, Umur itu adalah kita yang atur untuk mendapat hasil yang sudah Allah

tetapkan kadar dan ketentuannya... Jadi ibaratnya kita tu dikasih peta dengan berbagai macam

opsi ... tergantung kita mo jalan kemana, banyak persimpangan yang menuntut kita memilih dan

berpikir bijak untuk ambil jalan yang mana, tentunya setiap jalan mempunyai tujuan akhir yang
berbeda...

Satu contoh, saya memilih untuk suka dugem sedang hasil yang sudah Allah tetapkan adalah

saya dapet jodoh cewek clubing bekas pakai yang ga' jelas masa depannya, saya akan boros dan

kekayaan saya akan segera habis, dan kematian saya akan diliput dimedia massa karna saya mati

di salah satu kamar hotel dalam keadaan overdosis dan tanpa berpakaian, maka itulah ketetapan

Allah yang sudah diatur jika saya memilih jalan itu

sebaliknya, jika saya memilih untuk menjadi seorang guru seumpama, sedang hasil yang Allah

tetapkan adalah saya dapet jodoh cewek baik, berpendidikan, berakhlak mulia, rizki saya akan

datang sedikit demi sedikit, namun istri saya dapat mengaturnya dengan baik sehingga dari yang

sedikit itu mampu mendidik dan membesarkan anak-anak saya hingga sukses, dan kematian saya

dihadiri ribuan orang yang memberi penghormatan terakhir pada seorang guru yang tulus

memberikan ilmunya pada banyak orang... maka itulah ketetapan Allah yang sudah diatur jika

saya memilih jalan itu

namun jika saya telah memilih untuk menjadi orang baik, namun hasil yang ada adalah saya

mendapat jodoh cewek yang ga baik, riski yang sedikit, dan akhirnya saya mati su'ul khotimah,

mungkin itu terjadi karena saya tidak berpegang teguh pada tuntunan Allah dan tidak memilih

jalan yang tepat dipersimpangan selanjutnya, sehingga pada saat saya bertemu jodoh saya itu

saya tidak bisa menjadi imam yang baik baginya yang seharusnya itu menjadi tanggung jawab

saya, bahkan saya lebih cinderung larut dalam pengaruh cewek tersebut, sehingga saya juga

ogah-ogahan bekerja, prestasi saya menurun drastis, lalu saya dipecat, dan akhirnya stress karena

banyaknya tekanan hidup sehingga lagi lagi saya salah memilih untuk bunuh diri.... tragis...

Jadi... Maha Suci Allah pemilik keadilan yang paling sempurna, sehingga manusiapun
sebenarnya bisa menentukan arah hidupnya sendiri... Jika Allah memberi ujian atau cobaan

hadapilah dengan selalu berprasangka baik sama Allah "La_ yukallifullahu nafsan illa_

wus'aha_... Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya".....

(Wallahu a'lam) ama saudaraCemburu melihat orang lain yang lebih jauh melangkah berbanding kita,

kerana terasa yang kita ini ketinggalan. Bukan ketinggalan apa, ketinggalan dalam usaha menambah

saham untuk diri sendiri sebelum dihisab di akhirat nanti.

Merasa sedih dengan diri sendiri apabila orang lain lebih dapat menyingkap tabir dunia ini dan

meletakkan Islam di belakang tabir itu. Orang yang lebih faham tentang perlunya dakwah ini

berada on top of the list akan menggunakan setiap apa yang dilakukannya hanya untuk Islam,

sedangkan kita masih terkial-kial di sini, masih tidak tahu sangat apa target pada setiap detik

perbuatan kita. Dan ada sahaja yang kita overlook – itu sangat mengecewakan aku.

InsyaAllah sekali lagi aku ikrar pada diri ini sendiri, yang aku betul-betul ingin berlari. Aku telah

banyak sangat ketinggalan berbanding dengan orang lain. Mereka banyak ‘melabur’, banyak

pula mereka mendapat sahamnya. Saham yang hanya visible di akhirat nanti.

Kebanyakan daie-daie yang bersemangat dan muda ini, kekurangan mereka adalah pengalaman.

Dan pengalaman itulah yang sebenarnya banyak mengajar mereka dalam kerja mereka.

Mendekati orang-orang yang punyai banyak pengalaman, mendengar cerita-cerita mereka, dan

mengutip mutiara-mutiara daripada kisah-kisah mereka itu sedikit sebanyak mengurangkan gap

antara kekurangan pengalaman dan berpengalaman, walaupun ia sudah tentu tidak akan sama.

Daie perlu bijak meraih peluang untuk Islam (at the same time untuk dirinya juga untuk diri

orang-orang di sekelilingnya). Perlu senantiasa sensitif dengan keadaan mereka.Itulah… agar

mata-mata hati mereka terbuka dan nampak Islam di sebalik tabir hari dunia mereka.

InsyaAllah.nya. Siapa saja dapat meraih pahala bersedekah tanpa harus menunggu jadi orang

berharta
Buku ini menguraikan berbagai amalan yang nilainya setara dengan besarnya sedekah yang

dilakukan kaum berpunya.Berbagai cara bersedekah yang dapat kita tempuh untuk meraih pahala

Allah, disampaikan dengan bahasa yang mudah dimengerti dan mestinya tidak sulit untuk

diamalkan.

Bacaan ini membimbing untuk tidak berkecil hati jika bersedekah dengan senyuman saja. Intinya

adalah ‘fastabikul khairat’ atau berlomba-lomba untuk berbuat kebaikan

Jadi miskin mestinya tidak menghalangi seseorang untuk bersedekah. Kondisi kemiskinan juga

jangan sampai bikin kaum dhuafa merasa tak mungkin meraih kedudukan tinggi dan kemuliaan

disisi Allah.Setiap diri kita membawa potensi dan takdir yang berbeda. Kaya dan miskin harus

dipandang sebagai ujian bukan musibah. Bagi orang kaya, harta menjadi batu ujian apakah dia

mampu mensyukuri nikmat Allah sedangkan kaum dhuafa dengan kemiskinannya adalah juga

ujian dariNya apakah dia akan tetap bersabar dalam keimanannya kepada Allah.

Sedekah tanpa uang, sebuah judul yang menggelitik. Setidaknya membuka hati kaum dhuafa

agar tidak bersedih sebab kaya miskin adalah ujian.

Definisi sedekah adalah pemberian oleh seorang Muslim kepada orang lain secara spontan dan

sukarela tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentuBersedekah itu perintah Allah kepada kita

yang sedikitnya ada 43 kali diabadikan dalam Al Qur’an, dengan penekanan yang berbeda-beda.

Demikian pula dalam hadist rasulullah SAW perintah sedekah menegaskan betapa pentingnya

kedudukan sedekah didalam Islam. Harta yang disedekahi akan semakin subur dan berkembang.

“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah.” (Al Baqarah ayat 276).Bersedekah juga

mengajarkan kita bahwa tangan diatas lebih baik daripada tangan di bawah. Jadi program

memberi untuk sesama itu harus selalu dijadikan niat dalam diri kita.
Sedekah juga bisa menjadi obat sebagai salahsatu sarana untuk sembuh. “Obatilah orang sakit

dengan sedekah,” HR Baihaqi.Bersedekah dengan sebutir kurma pun mampu melebur kesalahan

sebagaimana air memadamkan api kata hadist Ahmad dan Al-AlbaniSedekah tanpa materi

menurut Rasulullah : “Setiap persendian manusia mempunyai kewajiban bersedekah pada setiap

hari ketika matahari terbit. Engkau berlaku adil antara dua orang adalah sedekah. Engkau

membantu seseorang dengan cara mengangkatnya naik ke atas kendaraannya atau engkau angkat

barang-barangnya ke atas kendaraan adalah sedekah, Kata-kata yang baik adalah sedekah. Setiap

langkah menuju shalat adalah sedekah. Menyingkirkan duri dari jalan adalah sedekah.” HR Al

Bukhari. Bahkan senyum adalah sedekah. Sungguh Islam tidak menghendaki sesuatu yang

memberatkan bagi umatNya asalkan kita mau memahami

Hadistnya:

‫ عن أبي ذر‬t ‫ أیضا (( أن أناسا من أصحاب رسول‬e ‫قالوا‬

‫ للنبي‬e : ‫یا رسول هللا ذهب‬

‫ ویصومون آما‬،‫ یصلون آما نصلي‬:‫أهل الدثور باألجور‬

‫ ویتصدقون بفضول‬،‫نصوم‬

‫ إن لكم بكل‬:‫ أو ليس قد جعل لكم ما تصدقون‬:‫ قال‬.‫أموالهم‬

‫ وآل تكبيرة‬،‫تسبيحة صدقة‬


‫ وأمر بالمعروف‬،‫ وآل تهليلة صدقة‬،‫ وآل تحميدة صدقة‬،‫صدقة‬

‫صدقة ونهي عن منكر‬

‫ یا رسول هللا أیأتي أحدنا‬: ‫ قالوا‬.‫صدقة وفي بضع أحدآم صدقة‬

‫شهوته ویكون له فيه ا‬

‫ أرأیتم لو وضعها في حرام أآان عليه وزر فكذلك إذا‬:‫أجر؟ قال‬

‫وضعها في الحالل آان له‬

‫أجر )) رواه مسلم‬.

Hadis riwayat al-lmam Muslim.

Daripada Abu Zarr r.a. juga, (beliau meriwayatkan):

Bahawa sebahagian sahabat Rasulullah SAW berkata kepada Nabi SAW: Wahai Rasulullah!

Orang-orang

kaya telah mendapat banyak pahala. Mereka sembahyang sebagaimana kami sembahyang,

mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa dan mereka bersedekah dengan lebihan harta

mereka.

Baginda bersabda: Bukankah Allah telah menjadikan bagi kamu sesuatu yang kamu boleh
bersedekahdengannya? Sesungguhnya dengan setiap kali tasbih itu adalah sedekah, setiap kali

takbir itu adalahsedekah, setiap kali tahmid itu adalah sedekah, setiap kali tahlil itu adalah

sedekah, menyuruh amarma'aruf itu sedekah, menegah mungkar itu sedekah dan pada kemaluan

seseorang kamupun adalahsedekah. Mereka bertanya: Ya Rasulullah! Adakah apabila salah

seorang kami melepaskansyahwatnyapun dia beroleh pahala? Baginda bersabda: Bagaimana

pandangan kamu kalau diamelepaskan syahwatnya pada tempat haram, adakah dia berdosa?

Maka demikian jugalah apabila diamelepaskannya pada tempat yang halal, dia beroleh pahala.

MAKALAH

TENTANG FASTABIKUL KHAIRAT


DI SUSUN OLEH:

SURYANI

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

2010/2011

You might also like