You are on page 1of 12

Tugas Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi dan Anak Balita

Tentang

KEJANG

Dosen : Endeh Tresnawati, SST

Oleh :

Nuril Athira ( 09021028 )

PRODI DIII KEBIDANAN 3.2


STIKES INSAN UNGGUL SURABAYA
2010

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan
rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah
Asuhan neonatus pada bayi dan anak balita dengan judul “Perdarahan tali pusat”
dengan tepat pada waktunya.

Penulis sangat menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini tidak
mungkin dapat terselesaikan tanpa adanya bantuan dukungan serta keterlibatan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada ibu Endeh Tresnawati, SST selaku dosen yang telah
membimbing kami, dan teman-teman semester II Kebidanan Stikes Insan Unggul
Surabaya yang turut serta membantu terselesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak


terdapat kekurangan, untuk itu penulis senantiasa mengharapkann saran dan kritik
yang dapat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. AMIN.

Sidoarjo, November 2010

Penulis

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................................3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sisa potongan tali pusat menjadi sebab utama terjadinya infeksi pada bayi baru
lahir. Kondisi ini dapat dicegah dengan membiarkan tali pusat kering dan bersih. Tali
pusat dijadikan tempat koloni bakteri yang berasal dari lingkungan sekitar. Pada bayi
yang dirawat di rumah sakit bakteri Streptococcus aureus adalah bakteri yang sering
dijumpai yang berasal dari sentuhan perawat bayi yang tidak steril. Pengetahuan
tentang faktor yang menyebabkan terjadinya kolonisasi bakteri pada tali pusat sampai
saat ini belum diketahui pasti. Selain Streptococcus aerus, bakteri Escheseria colli
juga sering dijumpai berkoloni pada tali pusat.

Pemisahan yang terjadi antara pusat dan tali pusat dapat disebabkan oleh
keringnya tali pusat atau diakibatkan oleh terjadinya inflamasi karena terjadi infeksi
bakteri. Pada proses pemisahan secara normal jaringan yang tertinggal sangat sedikit,
sedangkan pemisahan yang diakibatkan oleh infeksi masih menyisakan jaringan
dalam jumlah banyak yang disertai dengan timbulnya abdomen pada kulit.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

3
 Diharapkan mahasiswa mampu mengetahui apa saja penyebab
dari perdarahan pada tali pusat.

1.2.2 Tujuan Khusus


 Diharapkan mahasiswa mengetahui terapi apa saja yang
diperlukan untuk perdarahan tali pusat dan penatalaksanaan.

1.3 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan ini terdiri dari :

LEMBAR JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
1.2.2 Tujuan khusus
1.3 Sistematika Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Definisi perdarahan tali pusat
2.2 Etiologi
2.3 Tanda dan Gejala
2.4 Pencegahan
2.5 Penatalaksanaan
2.6 Terapi
BAB III PENUTUP
3.1 Kesinpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

4
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi

Perdarahan yang terjadi pada tali pusat bisa timbul sebagai akibat dari trauma
pengikatan tali pusat yang kurang baik atau kegagalan proses pembentukkan trombus
normal. Selain itu perdarahan pada tali pusat juga bisa sebagai petunjuk adanya
penyakit pada bayi.

Perdarahan yang terjadi pada waktu bayi dalam kandungan bayi mungkin
lahir dalam keadaan renjatan. Misal: terdapat pendarahan pada antepartum yang
disebabkan oleh plasenta previa, solusio plasenta, perdarahan fetomaternal yang akut,
perdarahan feto fetal yang akutr dan sebagainya.

Perdarahan yang timbul pada waktu bayi baru lahir dapat terjadi renjatan
pada waktu lahir dalam waktu 1/2 jam – 1 jam sesudah lahir, misalnya terdapat luka
pada plasenta atau pembuluh darah janin pada waktu melakukan sectio secar,
robeknya pembuluh darah janin karena terlepasnya tali pusat dan insersi ilamen,
ruptur vasa previa, ruptur pembuluh darah janin oleh karena adanya lobus plasenta
tambahan.

5
Perdarahan sesudah bayi dilahirkan pada waktu bayi lahir tidak
ditemukan kelainan apa-apa baru beberapa jam atau beberapa hari kemudian timbul
gejala perdarahan seperti renjatan dan sebagainya misal perdarahan tali pusat.

Perdarahan akut

Bila diduga bayilahir dengan tanda perdarahan, riwayat kehamilan dn


kelahiran harus diketahui secara lengkap demikian pila pemeriksaan tali pusat dan
plasenta. Bila pada tali pusat dan plsenta tidak ditemukan kelainan mungkin penyebab
perdarahan ialah tranfusi fetomaternal (dapat dibuktikan dengan adanya darah fetus
dalam darah ibu) atau transfusi feto fetal pada bayi kembar yang monozigot (bayi
yang satu pucat sedangkan yang lainnya pletori).

2.2 Etiologi

Perdarahan tali pusat dapat terjadi karena robekan umbilikus, robekan


pembuluh darah, serta plasenta previa dan abrupsio plasenta.

1. Robekan umbilikus normal, biasanya terjadi karena :

a) Patus precipitatus
b) Adanya trauma atau lilitan tali pusat
c) Umbilikus pendek, sehingga menyebabkan terjadinya tarikan yang berlebihan
pada saat persalinan
d) Kelalaian penolong persalinan yang dapat menyebabkan tersayatnya dinding
umbilikus atau placenta sewaktu sectio secarea

2. Robekan umbilikus abnormal, biasanya terjadi karena :

a) Adanya hematoma pada umbilikus yang kemudian hematom tersebut


pecah, namun perdarahan yang terjadi masuk kembali ke dalam placenta. Hal
ini sangat berbahaya bagi bayi dan dapat menimbulkan kematian pada bayi
b) Varises juga dapat menyebabkan perdarahan apabila varises tersebut pecah
c) Aneurisma pembuluh darah pada umbilikus dimana terjadi pelebaran
pembuluh darah setempat saja karena salah dalam proses perkembangan atau

6
terjadi kemunduran dinding pembuluh darah. Pada aneurisme pembuluh darah
menyebabkan pembuluh darah rapuh dan mudah pecah.

3. Robekan pembuluh darah abnormal

Pada kasus dengan robekan pembuluh darah umbilikus tanpa adanya


trauma, hendaknya dipikirkan kemungkinan adanya kelainan anatomik pembuluh
darah seperti :

a) Pembuluh darah aberan yang mudah pecah karena dindingnya tipis dan
tidak ada perlindungan jely wharton
b) Insersi velamentosa tali pusat, dimana pecahnya pembuluh darah
terjadi pada tempat percabangan tali pusat sampai ke membran tempat
masuknya dalam placenta tidak ada proteksi. Umbilikus dengan kelainan
insersi ini sering terdapat pada kehamilan ganda
c) Placenta multilobularis, perdarahan terjadi pembuluh darah yang
menghubungkan masing- masing lobus dengan jaringan placenta karena
bagian tersebut sangat rapuh dan mudah pecah

4. Perdarahan akibat placenta previa dan abruptio placenta

Perdarahan akibat placenta previa dan abrutio placenta dapat


membahayakan bayi. Pada kasus placenta previa cenderung menyebabkan
anemia, sedangkan pada kasus abrutio placenta lebih sering mengakibatkan
kematian intrauterin karena dapat terjadi anoreksia. Pengamatan pada placenta
dengan teliti untuk menentukan adanya perdarahan pada bayi
baru lahir, pada bayi baru lahir dengan kelainan placenta atau dengan sectio
secarea apabila diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan hemoglobin secara
berkala.

7
Gb. Plasenta Previa

Gb. Aruption plasenta

Dua jenis plasenta abruption:

 perdarahan tersembunyi - pemisahan plasenta terpusat, dan


sejumlah besar darah dikumpulkan di bawah plasenta.
 Eksternal perdarahan - pemisahan adalah sepanjang margin
plasenta, dan arus darah di bawah selaput dan melalui leher rahim.

2.3 Tanda dan Gejala

1. Perdarahan tali pusat oleh karena ikatan yang longgar.


2. Darah pada tali pusat tampak merembes
3. Dapat menyebabkan infeksi lokal
4. Pucat
5. Lemah

8
6. Reaksi terhadap rangsangan berkurang, keadaan kesadaran menurun
7. Nadi dan denyutan pembuluh darah tali pusat tidak teraba
8. Takikardi (nafascepat)
9. Bunyi jantung lemah
10. Pernafasan dangkal

2.4 Pencegahan

1. Pendarahan dapat dicegah dengan melakukan penjepitan tali pusat


dengan kuat dan pencegahan infeksi.
2. Pastikan tali pusat dan area sekelilingnya selalu bersih dan kering.

 Hal yang paling terpenting dalam membersihkan tali pusat adalah :

a) Pastikan tali pusat dan area sekelilingnya selalu bersih dan kering.
b) Selalu cuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun sebelum
membersihkan tali pusat.
c) Selama belum tali pusatnya puput, sebaiknya bayi tidak dimandikan
dengan cara dicelupkan ke dalam air. Cukup dilap saja dengan air hangat.
Alasannya, untuk menjaga tali pusat tetap kering. Bagian yang harus selalu
dibersihkan adalah pangkal tali pusat, bukan atasnya. Untuk
membersihkan pangkal ini, Anda harus sedikit mengangkat (bukan
menarik) tali pusat. Tali pusat harus dibersihkan sedikitnya dua kali dalam
sehari.
d) Tali pusat juga tidak boleh ditutup rapat dengan apapun, karena akan
membuatnya menjadi lembab. Selain memperlambat puputnya tali pusat,
juga menimbulkan resiko infeksi. Kalaupun terpaksa ditutup tutup atau

9
ikat dengan longgar pada bagian atas tali pusat dengan kain kasa steril.
Pastikan bagian pangkal tali pusat dapat terkena udara dengan leluasa.

2.5 Penatalaksanaan

a. Penanganan disesuaikan dengan penyebab dari perdarahan tali pusat yang


terjadi
b. Untuk penanganan awal, harus dilakukan tindakan pencegahan infeksi
pada tali pusat.
c. Segera lakukan inform consent dan inform choise pada keluarga pasien
untuk dilakukan rujukan.

2.6 Terapi

• Bayi dirawat dalam inkubator atau dalam ruangan yang cukup hangat
sehingga bayi dapat mempertahankan suhu tubuhnya sekitar 36 – 37 C .
• Diberikan vit K yang larutbdalam air < Vit K1 – Konakion>.

10
BAB III

PENUTUP

2.5 Kesimpulan

Setelah Menyelesaikan pembuatan makalah tentang asuhan neonatus bayi dan


balita dengan perdarahan tali pusat.dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya
perdarahan tali pusat bisa timbul karena trauma pengikatan tali pusat yang kurang
baik sehingga dapat bisa menyebabkan petunjuk adanya penyakit pada bayi bila tidak
segera di atasi akan terjadi infeksi yang membahayakan untuk bayi.

2.6 Saran

• Bagi klien

Klien harus dapat bekerja sama dengan baik dengan tenaga kesehatan
agar keberhasilan dalam asuhan neonatus bayi dan balita dapat tercapai serta
semua masalah klien dapat terpecahkan.
• Bagi pendidikan

11
Tenaga kesehatan yang berada disuatu instansi kesehatan supaya lebih
memperhatikan & memberikan bimbingan kepada calon tenaga kesehatan
pada umumnya serta supaya melengkapi buku-buku yang ada di perpustakaan
yang merupakan gudang ilmu bagi para anak didik.

DAFTAR PUSTAKA

• Nany , Vivian. 2002. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Medika

Selemba. Jakarta.

• Wahidayat, Iskandar. 1985. Ilmu kesehatan anak. FKUI.

• http//www.google.com//

12

You might also like