Professional Documents
Culture Documents
1. Pengertian
a. Diabetes Melitus
Diabetes melitus merupakan sekelompok kelaian heterogen
yang ditandai dengan kenaikan kadar glukosa dalam darah atau
hiperglikemia ( Smelter. 2001 : 1220 ).
Diabetes melitus adalah hiperglikemia kronik disertai
berbagai kelainan metabolic akibat gangguan hormonal, yang
menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal,
saraf, dan pembuluh darah, disertai lesi pada membrane basalis
dalam pemeriksaan dengan mikroskop electron (ed. Mansjoer.
1999 : 580).
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen
yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau
hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth, 2002).
Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul
pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya
peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan
insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).
Diabetes Melitus berasal dari kata diabetes yang berarti kencing
dan melitus dalam bahasa latin yang berarti madu atau mel
(Hartono, 1995). Penyakit ini merupakan penyakit menahun yang
timbul pada seseorang disebabkan karena adanya peningkatan
kadar gula atau glukosa darah akibat kekurangan insulin baik
absolut maupun relatif (Suyono, 2002). DM tipe II adalah DM
yang pengobatannya tidak tergantung pada insulin, umumnya
penderita orang dewasa dan biasanya gemuk serta mudah
menjadi koma (Soesirah, 1990).
Diabetes melitus adalah sekelompok kelainan ditandai oleh
kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.
(Suzanne C, Smeltzer, 1997).
Diabetes melitus adalah suatu penyakit yang ditandai dengan
menurunnya kadar gula didalam sel yang disebabkan oleh
ketidakseimbangan antara suplai insulin dengan kebutuhan
tubuh.(Polaski,1996).
Dari beberapa definisi diatas penulis menyimpulkan bahwa
diabetes melitus adalah suatu penyakit atau sindroma yang
ditandai dengan kenaikan kadar glukosa dalam darah atau
hiperglikemia, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara
suplai insulin dengan kebutuhan tubuh.
2. Klasifikasi
a. Diabetes Melitus
Menurut Smeltzer (2001) klasifikasi utama diabetes melitus adalah
:
1) Tipe I : Diabetes Melitus tergantung insulin ( insulin
dependent diabetes mellitus/IDDM).
2) Tipe II : DM tidak tergantung insulin ( non-insulin dependent
DM / NIDDM).
3) DM yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya.
4) DM Gestasional ( gestation diabetes mellitus / GDM )
Sedangkan menurut American Diabetes Association (1997) sesuai
anjuran Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) klasifikasi
DM berdasarkan etiologi adalah :
a. DM tipe I ( EDDM/DMTI) disebabkan destruksi sel B pulau
Langerjans akibat proses autoimun/idiopatik yang menjurus
ke defisiensi insulin absolute.
b. DM tipe II (NIDDM/DMTTI) disebabkan oleh kegagalan relative
sel B dan resistensi insulin dan terjadi defisiensi relative
insulin.
c. DM gestasional terjadi pada kehamilan
d. DM tipe lain :
Endokkrinopati, akromegali, sindrom ehusing,
hipertiroldisme
Penyakit eksokrin pankreas : pancreatitis, tumor /
pancreatomi, pancreatopati fibrokalkulus
Karena obat / zat kimia : tiazid, dilatin, pentamidin, asam
nikotinat
Infeksi : rubella congenital, sitomegalovirus
Penyebab imunologi : antibody anti insulin.
2. Etiologi
a. Diabetes Melitus
Dalam kemajuan – kemajuan yang telah dicapai di bidang
patologi, bio kimia dan imunologi kini diketahui bahwa diabetes
melitus adalah suatu penyakit yang mempunyai etiologi lebih
dari satu ( etiologi yang berbeda-beda ), dimana faktor genetik
dan faktor lingkungan memegang peranan besar.
Etiologi diabetes melitus dapat dibagi dalam dua golongan besar,
yaitu :
1) Faktor genetik
Bahwa faktor keturunan pada diabetes melitus ada, sudah
lama diketahui tetapi bagaimana terjadi transmisi-transmisi
dari seseorang penderita ke anggota keluarga lain belum
diketahui secara pasti.
2) Faktor non genetic
Faktor non genetic yang menyebabkan diabetes melitus antara
lain infeksi, nutrisi, stress, obat-obatan , penyakit-penyakit
endokrin ( hormonal ) dan penyakit-penyakit penkreas.
3. Patofisiologi
1) keluhan klasik
Penurunan berat badan (BB) dan rasa lemah
Banyak kencing
Banyak minum
2) Keluhan lain
Gangguan penglihatan
Gatal/bisul
Gangguan ereksi
Keputihan
5. Penatalaksanaan
1) Pengaturan makanan
6. Pemeriksaan Diagnostik
e. Elektrolit :
Kalium : Normal
1. Pengkajian
a. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah keluarga yang menderita penyakit seperti klien ?
e. Sirkulasi
i. Makanan / Cairan
j. Anoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet, penurunan berat
badan, haus, penggunaan diuretik.
k. Neurosensori : Pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan
pada otot, parestesia,gangguan penglihatan.
l. Nyeri / Kenyamanan
Abdomen tegang, nyeri (sedang / berat)
m. Pernapasan : Batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergangung
adanya infeksi / tidak)
n. Keamanan : Kulit kering, gatal, ulkus kulit.
2. Diagnosa keperawatan
3. Perencanaan
Kriteria hasil : Mual berkuarng, tidak ada muntah, nafsu makan baik, terjadi
peningkatan berat badan, tidak ada polipagi, kojungtiva ananemis, gula darah
dalam batas normal, tidak ditemukan tanda-tanda hipoglikemi.
Intervensi :
Kriteria hasil : Turgor kulit elastis, mukosa bibir lembab, tidak ada poli uri,
polipagi dan polidipsi, tanda-tanda vital dalam batas normal, kebutuhan cairan
terpenuhi, kesadaran komposmentis, serum elektrolit dalam batas normal.
Intervensi :
Rasional : memberikan hasil pengkajian yang terbaik dari status cairan yang
sedang berlangsung dan selanjutnya dlam memberikan cairan pengganti.
6) Pantau pemeriksaan lab seperti Ht, Na, Kalium, CL, BUN, creatinin,
Intervensi :
Intervensi :
Kriteria hasil : Tanda-tanda vital dalam batas normal, tidak ditemukan tanda-tanda
infeksi, leukosit dalam batas normal.
Intervensi :
2) Kaji tanda- tanda infeksi dan peradangan seperti demam, kemerahan, adanya
pus pada luka
Rasional : kadar glukosa yang tinggi dalam darah akan menjadi media terbaik
bagi pertumbuhan mikroorganisme
Kriteria hasil : Klien dapat mengetahui tentang penyakitnya serta cara pengobatan
dan perawatan, klien dapat berprilaku sehat dan berpartisipasi dalam pengobatan
Intervensi :
Rasional : mengetahui sejauh mana informasi yang telah didapat klien terkait
dengan jenis penyuluhan yang akan diberikan dan metodee penyuluhan
2) Berikan penkes tentang : pengertian, penyebab, tanda dan gejala, akibat lanjut
pengobatan dan diet yang ditentukan
4. Evaluasi
a) Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan defisiensi insulin,
anoreksia teratasi dengan tidak ditemukannya mual, muntah, polipagi.
b) Gangguan volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan diuresis osmotik, poliuri teratasi dengan tidak ditemukan adanya poliuri,
tanda-tanda dehidrasi tidak ditemukan, TTV dalam batas normal.
c) Perubahan persepsi sensori teratasi.
d) Keterbatasan aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik teratasi.
e) Resiko infeksi / penyebaran berhubungan dengan perubahan sirkulasi tidak terjadi,
adanya ulkus.
f) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi teratasi.
REFERENSI :
4. Ikram, Ainal, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes Mellitus Pada Usia
Lanjut jilid I Edisi ketiga, Jakarta : FKUI, 1996.